Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DALAM


KEBIDANAN
Dosen Pengampu : Wilda Yunita, SST.M.K.M

Maimunah R, SST. M. Kes

DISUSUN OLEH :

1.AMELIA PUTRI 2015401001

2.GUSNI ARINDA 2015401003

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES FLORA MEDAN

T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Dasar
Kewirausahaan Dalam Kebidanan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan di Stikes flora Medan.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan dorongan
dari berbagi pihak, untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya.

Tak ada gading yang tak retak, tentunya tulisan ini masih memiliki kekurangan, untuk
itu penyusun menerima kritik dan saran. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi
segala usaha kita Aamiin.

Medan, 04 Oktober 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan adalah sebuah mindset (pola pikir) dan method (metode). Keduanya

dapat berdiri sendiri maupun bersama-sama. Sebagai mindset , kewirausahaan mewakili

pola pikir, asumsi dasar, nilai atau yang mendasari pemikiran kita. Ia adalah ‘sesuatu’

yang berbeda diantara stimulus dan respon. Ia adalah pembeda antara seorang individu

dengan individu lainnya. Mindset adalah hal yang berpotensi mewarnai pemikiran-pemikiran

dan tindakan-tindakan kita. Mindset wirausaha dalam hal ini adalah pola pikir positif,

pantang menyerah, selalu berusaha melihat peluang.

Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai
wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian menjual,
mulai menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai pelaku usaha mandiri
dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen
usaha. Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu
sebagai manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan
berdasarkan visi yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai kemampuan
personal selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu
memberikan pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen
pelayanan secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur.
Menjadi profesi bidan yang unggul di bidang kewirausahaan atau interprenuership
dalam bentuk praktek mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya
kewirausahaan yang bergerak dibidang kesehatan sangat membantu dalam pengembangan
pembangunan yang mana pada masa sekarang ini.

Bidan yang berwirausaha dengan cara membuka praktek mandiri dirumahnya,


seharusnya berusaha untuk mendongkrak inovasi yang baru terhadap manajemen usaha.
Dimulai dari modal yang ia punya, alat-alat kesehatan, susunan ruangan, manajemen
keuangan, dan lain-lain. Agar laba yang diharapkan dapat terwujud tanpa mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kewirausahaan dalam praktek kebidanan?


2. Apa saja yang harus diperhatikan bagi seorang bidan dalam menjalankan usahanya?
3. Bagaimana contoh kewirausahaan dalam kebidanan?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi kewirausahaan dalam praktek kebidanan.


2. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bagi seorang bidan dalam
menjalankan usahanya.
3. Untuk mengetahui contoh kewirausahaan dalam kebidanan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wirausahawan
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007:18).
John J.Kao (1993) mendefinisikan berkewirausahaan sebagai usaha untuk
menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan resiko
yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi
manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk
menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik.
Menurut Robert D. Hisrich et al. (2005) adalah proses dinamis atas penciptaan
tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil resiko
utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu, dan atau komitmen karier atau penyediaan
nilai untuk berbagai barang dan jasa. Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru
atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan
penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber daya.
Menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja baru, teknologi,
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar”.
Menurut Heri Wibowo (Buku Kewirausahaan, Heri Wibowo : 2011), kewirausahaan
adalah sebuah mindset  (pola pikir) dan method (metode). Keduanya dapat berdiri sendiri
maupun bersama-sama.
Sebagai mindset, kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai atau yang
mendasari pemikiran kita. Ia adalah ‘sesuatu’ yang berbeda diantara stimulus dan respon.
Ia adalah pembeda antara seorang individu dengan individu lainnya. Mindset adalah hal
yang berpotensi mewarnai pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan kita. Mindset
wirausaha dalam hal ini adalah pola pikir positif, pantang menyerah, selalu berusaha
melihat peluang.
Selanjutnya, sebagai metode (method), tentu saja aktivitas wira usaha memiliki
langkah/cara/strategi tertentu untuk dapat sukses (tidak terlalu mudah gagal). Dari sekian
banyak kasus, tentunya ditemukan formula/rumus ideal bagaimana cara memulai aktivitas
wirausaha dengan baik, dalam arti berpeluang mendapatkan profit sekaligus memiliki
sedikit peluang untuk bangkrut. Metoda dalam hal ini bagaimana aktivitas kewirausahaan
ini dijalankan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan
keuntungan bagi pengelolanya. Secara umum metode ini juga dapat dibagi dua yaitu
business content (jenis bisnisnya/produk/barang), dan business context (yaitu perrangkat
bisnisnya, mulai dari manajemen keuangannya, pemasaran, sdm, dan lain-lain).
Dari definisi-definisi di atas, bila dihubungkan dengan praktik Kebidanan, maka
penulis menyimpulkan bahwa  kewirausahaan dalam praktek kebidanan adalah
sebuah mindset dan method  yang harus dikuasai seorang Bidan sebagai wirausahawan
dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek profesional (Bidan Praktek
Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis
kreativitas dan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat
untuk kemajuan/keberhasilan praktek profesional kebidanannya.

B. Manfaat Kewirausahaan
Thomas W. Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah
sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
2. Memberi peluang melakukan perubahan
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
4. Memiliki peluang untu meraih keuntungan seoptimal mungkin
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa
senang dalam mengerjakannya

C. Fungsi Kewirausahaan
Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai berikut:
1. Fungsi pokok wirausaha, yaitu:
a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang tujuan dan
sasaran perusahaan.
b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan
c. Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani
d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya
e. Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar)
f. Memilih dan menetapkan kriteria pegawai/karyawan dan memotivasinya
g. Mengendalikan secara efektif dan efisien
h. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru
i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta
mengolahnya menjadi barang atau jasa yang menarik
j. Memasarkan barang dan atau jasa yang menarik
k. Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan
sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.
2. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:
a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan
peluang usaha.
b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.
c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun merusak
lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.
d. Meluangkan dan peduli atas CSR (Corporate Social Responsibility) . Setiap
pengusaha harus peduli dan turut serta bertanggung jawab terhadap lingkungan
sosial di sekitarnya.

D. Prinsip-prinsip Kewirausahaan

Dari prinsip-prinsip entrepreneurship yang diungkapkan oleh Dhidiek D. Machyudin,


Khafidlul Ulum dan Leonardus Saiman, maka prinsip-prinsip berwirausaha dapat
disempurnakan menjadi 14 prinsip, antara lain:
1. mulailah dan jangan takut gagal;
2. penuh semangat;
3. kreatif dan inovatif;
4. sabar, tekun, tabah;
5. optimis;
6. membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan;
7. bertindak dengan penuh perhitungan;
8. pantang menyerah;
9. ambisius;
10. peka terhadap pasar;
11. berbisnis dengan standar etika;
12. mandiri;
13. jujur; dan
14. peduli terhadap lingkungan merupakan modal penting dalam mencapai kunci sukses
berwirausaha.

E. Pola Pikir Wirausahawan

Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai


berikut:
1. Memiliki Locus of Control internal
Menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya.
2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar
hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang
ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat
ini sudah banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil justru
diserbu pelanggannya. Begitu pula dengan pendirian sebuah BPS maupun Klinik
bersalin, tidak harus di tempat yang ramai.
3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang Bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa bekerja
sama dengan bidan lain maupun dokter spesialis kebidanan dan anak sehingga
bersinergi.
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal.
Sebagai contoh: Dalam menjalankan praktek sebagai penolong persalinan
seorang bidan bukan hanya menolong persalinan saja tetapi juga menawarkan jasa
lain satu paket dengan jasa persalinan dengan tarif tertentu. Misalnya:
Paket A :`Tarif 1.000.000 dengan layanan sebagai berikut: persalinan normal 2
hari+biaya mecuci ari-ari+biaya mengurus akte lahir bayi+ biaya pijat ibu dan bayi.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Bidan selaku wirausahawan selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Bidan
dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa mampu membaca trend jaman.
6. Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa
artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini
adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.

7. Perseverance
Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan
mewujudkannya.
8. Resilience (ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika
dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki
setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu
memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerambab
oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis
Secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan
bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.
10. Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri
adalah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi bahkan mengkritik diri sendiri. Ini
adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi
yang optimal.

F. Kewirausahaan dan Pengembangan Diri

1. Kewirausahaan dan Softskill

Softskill, dalam konteks dunia pendidikan sering kali dibedakan dengan hardskill.
Hardskill sering diidentikkan dengan kemampuan/keterampilan atau kapabilitas yang
didapatkan dari pembelajaran pada bidang ilmu tertentu. Sedangkan softskill lebih
merupakan karakter/keahlian umum dalam hubungan interpersonal, kepemimpinan,
keterampialn berkomunikasi, kemampuan mengorganisasi, kesediaan menerima kritik
dan lan-lain yang cenderung bersifat generalis dan melekat dengan hardskill apapun.
Artinya, hardskill lebih bersifat spesifik (berbasis ilmu pengetahuan), dan softskill
lebih umum dan generalis.

Soft Skill yang dibutuhkan dalam bekerja:


 Inisiatif
 Integritas
 Berpikir kritis
 Kemauan belajar
 Komitmen
 Motivasi
 Bersemangat
 Dapat diandalkan
 Komunikasi lisan
 Kreatif
 Kemampuan analitis
 Dapat mengatasi stress
 Manajemen diri
 Menyelesaikan persoalan
 Dapat meringkas
 Berkooperasi
 Fleksibel
 Kerja dalam tim
 Mandiri
 Mau mendengarkan
 Tangguh
 Berargumentasi logis
 Manajemen waktu
 Kewirausahaan dan Berpikir Apresiatif
Berpikir apresiatif adalah upaya menghargai apa yang ada pada diri kita,
mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kita lalui. Kita diajak untuk lebih fokus
pada apa yang terbaik dari manusia.
Salah satu cara melatih diri kita agar mampu berpikir apresiatif adalah dengan
mencoba praktik berwirausaha. Mencoba berwirausaha adalah suatu aktivitas
pembelajaran yang luar bisa. Begitu terjun, kita akan dihadapkan pada sejumlah
tantangan yang menuntut pemikiran kreatif dan inovatif serta positif. Aktivitas ini,
lambat laun, jika ditekuni dengan serius, secara perlahan-lahan akan dapat mendorong
kita untuk memiliki pemikiran yang apresiatif.

2. Kewirausahaan dan Penentuan Tujuan

Sangat penting bagi seorang wirausaha menetapkan sebuah tujuan. Salah satu
alasan mengapa banyak orang yang tidak mencapai tujuan-tujuannya adalah karena
mereka tidak pernah menuliskan tujuan-tujuan mereka tersebut.
Sering kita lihat, bidan-bidan yang sukses dengan BPS maupun klinik  bersalinnya
menuliskan  visi dan misi yang akan dicapai pada dinding praktek mereka.

G. Kewirausahaan, Kreativitas dan Inovasi

Usaha Bidan Praktek Swasta /  klinik bersalin yang sukses dan berhasil dalam waktu
yang cukup lama, biasanya dimulai dengan kreativitas dan inovasi dari pengelolanya.
Perbedaan kreativitas dan Inovatif :
Kreatif:
o Menciptakan sesuatu  yang berbeda dari yang lain
o Menghubungkan ide-ide/hal-hal yang tadinya tidak berhubungan
Inovatif:
o Menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada
o Pembaruan/menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda

H. Kewirausahaan Dan Networking


Berikut dikemukakan  2 pengertian tentang networking atau jejaring yaitu :
Networking adalah seni dan praktek untuk menghadiri peristiwa sosial dan berhubungan
atau melakukan kontak dengan orang-orang yang memiliki kemungkinan membantu
usaha atau  bisnis (Atomic Dog Publishing, 2006).
Definisi ini diambil dari pengalaman dunia usaha atau sektor komersial. Sedangkan
definisi yang berikut lebih dilihat dari pengalaman dalam bidang sosial dimana jejaring
dapat juga diartikan sebagai  suatu proses dimana dua atau lebih individu atau organisasi
bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama (Pratomo, 2010).
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat
berupa :  Promosi dan pemasaran pelayanan bidan secara  getok tular untuk menjaring
klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien yang merasa puas
dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat menjadi sumber informasi untuk
menyebarkan informasi tersebut kepada klien lain maupun calon klien lain terutama yang
mengalami ketidakpuasan untuk pindah ke pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2.
Promosi dan pemasaran pelayanan bidan melalui jejaring   media sosial. Bidan yang up
to date(mahir dan tidak ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak gatek dapat
sharing informasi dan pengalaman dan berkomunikasi dengan  klien atau calon klien
menggunakan media sosial misalnya FB, Twitter dsb.
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat
berupa :  Promosi dan pemasaran pelayanan bidan secara  getok tular untuk menjaring
klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien yang merasa puas
dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat menjadi sumber informasi untuk
menyebarkan informasi tersebut kepada klien lain maupun calon klien lain terutama yang
mengalami ketidakpuasan untuk pindah ke pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2.
Promosi dan pemasaran pelayanan bidan melalui jejaring   media sosial. Bidan yang up
to date(mahir dan tidak ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak gatek dapat
sharing informasi dan pengalaman dan berkomunikasi dengan  klien atau calon klien
menggunakan media sosial misalnya FB, Twitter dsb.

I. Bidan Praktek Swasta


Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang
yang memiliki keahlian atau berprofesi sebagai seorang bidan. Kadangkala usaha praktek
bidan yang mereka jalankan bisa menghasilkan pendapatan yang lebih dibandingkan
dengan gaji bulanan mereka. 
Beberapa jasa usaha ini adalah persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu dan anak
(KIA) yang meliputi pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan balita tahap awal.
Besarnya tarif biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah mereka tinggal dan
kesenioritasan yang mencangkup keahlian bidan tersebut.
Untuk bidan praktek swasta di daerah pedesaan tarif yang ditetapkan untuk
persalinan sebesar 450.000 sampai 500.000 rupiah. Untuk imuninasi (dalam bentuk
paket) ditetapkan tarif seharga 10.000 rupiah. Pemeriksaan kehamilan berkisar antara
17.000 (sudah termasuk pemberian vitamin plus kalsium) dan 25.000 rupiah jika terdapat
keluhan seperti batuk dan pilek.
Harga pemeriksaan balita tahap awal sebesar 15.000-20.000 rupiah mencangkup
tumbuh kembang balita, gerak motorik dan sensorik apakah sesuai dengan umur balita
atau tidak, BB/TB dan pengobatan sementara jika ada keluhan. Namun jika dalam 3 hari
tidak ada perubahan akan dilakukan rujukan ke dokter umum ataupun spesialis.
Pelayanannya-pun semakin hari semakin inovatif. Ada bidan yang memberikan
tambahan pelayanan dengan menjemput pasien yang akan melahirkan. Tidak hanya
sebatas itu, si pasienpun diantar pulang setelah proses persalinan.
1. Persalinan.
Pengguna layanan jasa praktek bidan swasta ini adalah ibu hamil, anak balita,
wanita usia subur, pasangan usia subur dan wanita-wanita yang mengalami masa
menopause. Layanan yang paling sering dibutuhkan adalah partus atau persalinan.
Untuk pasien persalinan, pertama-tama biasanya dilakukan anamnesa atau
pertanyaan seputar nama dan umur pasien, kapan mulai dirasakan kencang-kencang,
kapan mens terakhir dan pemeriksaan BB/TB. Setelah itu dilakukan pemeriksaan
umum seperti pemeriksaan tensi, suhu, nadi dan dilihat keadaan umum ibu tersebut
apakah dalam kondisi baik atau tidak.
Kemudian dilakukan analisa lengkap dan pemeriksaan obstetri terhadap
kandungan tersebut lalu berlanjut ke pemeriksaan dalam. Dan jika memang dirasa
kehlahiran akan terjadi dilakukan pemeriksaan sekitar 4 jam sekali jika pembukaan
sudah diatas 4. Pemeriksaan sebelumnya juga harus dilakukan untuk pendeteksian
faktor resiko apakah termasuk kehamilan normal atau yang berisiko sehingga dapat
dilakukan penanganan untuk mengantisipasi.
2. Peralatan & Ruang Praktek.
Usaha ini sebenarnya memerlukan peralatan pendukung yang cukup banyak.
Peralatan yang digunakan dalam praktek bidan swasta meliputi alat tensi, timbangan
injak, timbangan bayi, metlin, dopler, lineks, stetoskop, HB set, partus set, perlak,
scoop, sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu, peralatan yang tak kalah
pentingnya yang harus dimiliki adalah meja ginekologi, lampu sorot, sterilisator,
kateter, tutup rambut, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali pusar, haeting set,
box bayi, inkubator, kamar VK atau kamar persalinan dan kamar biasa serta harus
dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
Untuk ruangan praktek, disarankan minimal mempunyai 4 ruang (kamar). Satu
ruang difungsikan sebagai kamar VK (kamar bersalin), satu ruang lagi untuk
perawatan dan 2 buah ruang untuk dijadikan kamar ibu hamil setelah bersalin. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah kelengkapan peralatan yang menunjang
untuk persalinan dan pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut
dan kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.
3. Kendala.
Kendala yang dirasakan dalam usaha praktek bidan swasta ini biasanya hanya
seputar masalah teknis persalinan. Salah satu contohnya adalah anjuran untuk belum
saatnya mengejan tapi ternyata pasien tidak mengindahkannya dan tetap mengejan.
Tentu hal ini sangat merepotkan apabila bidan tidak terbiasa menangani hal seperti
itu.
Selain kendala diatas, untuk jasa praktek bidan swasta yang berada di wilayah
pedesaan, kendala yang sering dirasakan adalah apabila ibu hamil tinggal di daerah
pegunungan dan jalan menuju daerah tersebut sulit dijangkau. dan hal ini memang
sering terjadi, mengingat rata-rata kondisi jalan daerah pedesaan tidak sebagus dan
semudah di kota.Untuk jam praktek, mereka bisa dibilang 24 jam penuh nonstop.
Salah satu penyebabnya adalah proses persalinan yang sering tidak bisa
diperkirakan. Ini merupakan resiko jika mereka benar-benar terjun di usaha ini.

J. Program Pelayanan Bidan Praktek swasta

1. Tempat praktek
Bidan praktek swasta ini akan didirikan di Rawa Belut Samping jembatan
layang. Selain itu, letak yang strategis yaitu dekat tempat perbelanjaan, sehingga
lalu lintas ini cukup ramai dilalui oleh masyarakat termasuk juga transportasi
umum.
Tempat untuk praktik bidan terpisah dari ruangan keluarga terdiri dari:
 Ruang Tunggu
 Ruang pemeriksaan
 Ruang persalinan
 Ruang rawat inap
 Ruang pencegahan dan pengendalian infeksi.

2. Waktu pelayanan
Untuk jam praktek dimulai dari 08.00-11.00 WIB dan pada pukul 15.30 –
21.00 WIB setiap harinya. Sedangkan untuk pelayanan bersalin 24 jam.

3. Pelayanan Yang Diberikan Dan Tarif Pelayanan


No Jenis pelayanan Tarif
1. Pelayanan ANC
          Pemeriksaan ANC Rp. 37.000,00
          Imunisasi TT Rp. 23.000,00
          Pemeriksaan penunjang :
1.      Pemeriksaan Hb Rp. 20.000,00
2.      Pemeriksaan Protein Urine Rp. 20.000,00
3.      Pemeriksaan Urine Reduksi Rp. 20.000,00
2. Pelayanan Persalinan
a.       Persalinan Normal Rp. 1.020.000,00
3. Pelayanan Nifas
a.       Breast Care Rp. 20.000,00
b.      Kunjungan Nifas Rp. 25.000,00
4. Pelayanan Imunisasi
a.       HB0 Rp. 35.000,00
b.      BCG Rp. 50.000,00
c.       DPT Rp.30.000,00
d.      Hepatitis B Rp.30.000,00
e.       POLIO Rp.30.000,00
f.       CAMPAK Rp.50.000,00
g.      PENTABIO Rp. 70.000,00
1.      DPT
2.      Hib
3.      Hepatitis B
h.      Invantrik Rp.350.000,00
i.        Pediacel Rp.500,000,00
6. Pelayanan KB
a.       Pil Rp. 20.000,00
b.      Suntik 3 bulan Rp. 32.000,00
c.       Suntik 1 bulan Rp. 22.000,00
d.      Implan
1.      Pemasangan Implan Rp. 220.000,00
2.      Up Implan Rp. 120.000,00
e.       IUD
1.      Pemasangan IUD Rp. 350.000,00
2.      Kontrol IUD Rp. 25.000,00
3.      UP IUD Rp. 170.000,00
f.       Kondom Rp. 25.000,00

4. Tenaga Kerja

No Tenaga Kerja Jumlah Pendidikan


1. Bidan 1 D4 Kebidanan
2. Asisten Bidan 2 D3 Kebidanan
3. Pembantu 1 Minimal SMP
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan dalam praktek kebidanan adalah sebuah mindset dan method  yang


harus dikuasai seorang Bidan sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau
mengelola sebuah usaha praktek profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik
Bersalin) dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi
yang dapat memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk kemajuan
atau keberhasilan praktek profesional kebidanannya.
Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai
berikut: Memiliki Locus of Control internal, Memiliki toleransi untuk ambiguitas,
Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya, Konsistensi untuk
selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal, Dorongan yang kuat
untuk peluang dan kesempatan, Rasa urgenitas yang tinggi,Perseverance, Resilience
(ketahanan), Optimis, Rasa humor tentang diri sendiri
Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang
yang memiliki keahlian atau berprofesi sebagai seorang bidan. Kadangkala usaha
praktek bidan yang mereka jalankan bisa menghasilkan pendapatan yang lebih
dibandingkan dengan gaji bulanan mereka. 
Beberapa jasa usaha ini adalah persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu dan anak
(KIA) yang meliputi pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan balita tahap awal.
Besarnya tarif biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah mereka tinggal dan
kesenioritasan yang mencangkup keahlian bidan tersebut.

B. Saran
Diharapkan dengan makalah ini memberikan informasi tentang pengetahuan
berwirausaha dan mendorong para bidan yang ingin berwirausaha agar lebih
meningkatkan dan memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip kewirausahaan
sehingga usaha yang dijalani dapat bermanfaat bagi orang banyak pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai