Anda di halaman 1dari 45

MASA DEPAN SEBAGAI ENTREPREUNER MUDA DI BIDANG PELAYANAN

KESEHATAN

LAPORAN AKHIR
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh:
Nurul Janah Komalasari
P17320117035

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
PENDAHULUAN 3
BAB I RANGKUMAN MATERI KULIAH KEWIRAUSAHAAN 4
1.1. Materi ke 1 5
1.2. Materi ke 2 6
1.3. Materi ke 3 5
1.4. Materi ke 4 6
1.5. Materi ke 5 5
1.6. Materi ke 6 6
1.7. Materi ke 7 5
1.8. Materi ke 8 6
1.9. Materi ke 9 5
1.10. Materi ke 10
1.11. Materi ke 11 5
1.12. Materi ke 12 6
1.13. Materi ke 13 5
1.14. Materi ke 14 6
BAB II ANALISIS
BAB III RENCANA BENTUK ENTREPRENEUR YANG AKAN DIBUAT
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Enterpreuner adalah suatu usaha untuk memh


BAB I
RANGKUMAN MATERI KULIAH KEWIRAUSAHAAN

1.1 Konsep Dasar Kewirausahaan (Materi 1)


1. Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan terdiri dari kata wira (berani, satria, teladan)
dan usaha (upaya pengerahan tenaga dan penggunaan segala
sumber daya), oleh karena itu dapat simpulkan bahwa
kewirausahaan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan
keberanian setiap orang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya
dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Inti dari
kewirausahaan adalah kreativitas (berpikir sesuatu yang baru) dan
juga inovasi (bertindak melakukan sesuatu yang baru).
Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil No. 961 orang yang menjalankan suatu
kewirauhaan disebut dengan wirausaha, yakni orang yang memiliki
semangat, sikap, bakat, serta usaha dengan segala kemampuan
yang dimiliki dalam berwirausaha.

2. Tahap-tahap melakukan kewirausahaan


a. Tahap memulai
- Melihat peluang usaha baru
- Memilih jenis usaha
b. Tahap melaksanakan usaha
Mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya
c. Tahap mempertahankan usaha
Melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
d. Tahap mengembangkan usaha
Memperluas usaha jika hasil yang diperoleh tergolong positif
atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan
3. Model proses kewirausahaan
Menurut Alma (2007) model proses kewirausahaan mencakup
tahap-tahap berikut:
a. Proses inovasi
- prestasi - pengalaman
- penasaran - keinginan menanggung resiko
- pendidikan
b. Proses pemicu
- ketidakpuasan - keberanian menanggung resiko
- PHK - komitmen tinggi terhadap bisnis
c. Proses pelaksanaan
- komitmen terhadap bisnis
- visi jauh kedepan
d. Proses pertumbuhan
- tim kompak - struktur dan budaya organisasi yang baik
- strategi mantap - produk unggulan

4. Tahapan membangun jiwa wirausaha

Sukses
Berlatih
Belajar Bertindak berkelanju
tan
5. Hakikat kewirausahaan
a. Suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, proses,
dan hasil bisnis untuk memulai suatu usaha dan perkembangan
usaha.
b. Suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda untuk memberikan nilai tambah dalam memenangkan
persaingan.
c. Suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan dan memberikan nilai lebih

6. Kewirausahaan dalam keperawatan


a. Pengertian Nursepreneur
Nursepreneur merupakan gabungan dari kata Nurse (perawat)
dan Enterpreneur (sifat seorang pekerja keras, optimis,
berorientasi pada keuntungan dan reward ). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Nursepreneur aalah seorang perawat yang
memiliki sifat pekerja keras serta berorientasi pada keuntungan
suatu usaha.
b. Ciri-ciri Nursepreneur
Seorang Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut:
- Pengerahan diri - Energi tingkat tinggi
- Pengasuhan diri - Toleransi atas
ketidakmenentuan
- Orinetasi pada tindakan
c. Peran dan fungsi nursepreneur
Seorang nursepreneur dapat megembangkan karir dan peran
fungsinya sebagai seorang perawat seperti:
- Menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya
- Manager spa, manager nursing center, manajer pendidikan
kesehatan swasta, manajer fisioterapi
- Penggagas ide
- Pemilik saham ataupun owner
- Melakukan penelitian-penelitian
- Terapi-terapi modalitas
- Pelatihan-pelatihan
- Konsultan
d. Keterkaitan kewirausahaan dengan profesi keperawatan
Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
menegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan
masyarakat salahsatunya adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya sehingga
diperlukan terobosan yang kreatif untuk mewujudkan tujuan
tersebut, salahsatunya dengan membangun jejaring kemitraan
di masyarakat.
e. Langkah perawat menjadi nursepreneur

PENGKAJIAN
Mengetahui masalah apa yang terjadi dengan mengkaji
kebutuhan pasar.

DIAGNOSA
Memetakan potensi yang dapat dilakukan untuk menjawab
kebutuhan pasar.

PERENCANAAN
Mulai memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.

IMPLEMENTASI
Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk
nyata.

EVALUASI
Mengetahui apakah implementasi yang dilakukan berhasil
atau tidak.

1.2 Prinsip Kewirausahaan (Materi 2)


1. Pengertian prinsip kewirausahaan
Prinsip dalam arti sempit merupakan kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir. Sedangkan menurut arti luas merupakan
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang
atau kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau
bertindak.

2. Prinsip kewirausahaan
- Berani mengambil resiko
- Menyukai tantangn
- Daya tahan yang tinggi/tidak mudah putus asa
- Visi jauh kedepan
- Berusaha memberi yang terbaik
Adapun beberapa prinsip yang berkaitan dengan kewirausahaan,
diantaranya adalah:
a. Prinsip-prinsip etika bisnist
- prinsip otonomi
- prinsip kejujuran
- prinsip keadilan
- prinsip yang saling menguntungkan
- prinsip integritas moral

b. Prinsip costumer is king


- pembeli adalah usaha penting dalam dunia usaha
- pembeli tidak tergantung pada kita, justru sebaliknya
- pembeli bukan penggganggu terhadap pekerjaan kita
- pembeli berbuat kepada kita sebagai suatu hal yang
menyenangkan
- pembeli adalah sebagian dari usaha dan kegiatan

c. Prinsip-prinsip orang sukses


- orang-orang yang sukses terus bekerja
- orang-orang yang sukses selalu berdisiplin diri
- orang-orang yang sukses hidup mandiri
- orang-orang yang sukses berpikir positif
- orang-orang yang sukses giat berpikir

d. Prinsip-prinsip kewirausahaan dalam Islam


- untuk mencapai hasil yang baik maka harus menvarinya dari
sumber yang halal, tidak menahan yang bukan haknya,
mengakui anugerah Allah padanya
- harus meyakini bahwa Allah yang telah menganugerahkan
kekuatan ilmu dan amal serta fisik yang kuat kepadanya

3. Ciri-ciri wirausaha
Adapun beberapa ciri-ciri seorang wirausaha menurut Geoffrey,
sebagai berikut:
a. Percaya diri (keyakinan, ketidaktergantungan, optimis)
b. Berorientasi ke masa depan (pandangan ke depan, perspektif)
c. Berorientasi tugas & hasil (energik, inisiatif, tekad keras, tekun)
d. Pengambilan resiko (suka pada tantangan, mampu mengambil
resiko)
Kepemimpinan (dapat bergaul dengan oranglain, menanggapi saran
dan kritik, bertingkah laku sebagai pemimpin)
1.3 Jenis-jenis Wirausaha Di Bidang Kesehatan/ Keperawatan (Materi 3)
1. Home Care
Home care merupakan pelayanan kesehatan komprehensif yang
diberikan kepada individu atau keluarga di tempat tinggal mereka
yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan.
2. Konsultan Keperawatan
Konsultan merupakan seorang tenaga profesional yang
menyediakan jasa nasihat dalam bidang keahliannya. Biasanya
seorang konsultan menjalankan usaha hanya sendiri serta
berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu.
3. Terapi Komplementer
Terapi komplementer merupakan cara mengatasi penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung oengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan diluar pengobatan medis yang
konvensional. Ada 3 jenis pengobatan komplementer di Indonesia,
dainatarnya adalah:
a. Akuuntur medik
b. Terapi hiperbarik
c. Terapi herbal medik
Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seorang praktisi
komplementer, yaitu;
- SDM harus tenaga dokter, perawat, dan atau dokter gigi yang
sudah memiliki kompetensi
- Bahan yang digunakan harus yang sudah tersatandar dan dalam
bentuk sediaan farmasi
- RS yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah
mendapat izin dari depkes RI dan akan dilakukan pemantauan
terus-menerus.
4. Klinik Kesehatan Swasta
Membentuk tim riset profesional seperti:
a. Teknik perawatan luka
b. Terapi modalitas keperawatan jiwa untuk mengubah perilaku
maladaptif pasien
5. Bidang Pendidikan
Mendirikan lembaga-lembaga pelatihan ataupun konsultan yang
bergerak di bidang pendidikan seperti:
a. Lembaga pelatihan baby sitter
b. Pelatihan perawatan lansia atau anak
6. Buku Keperawatan
Mengembangkan ilmu keperawatan melalui bernagai buku sumber
yang terkait dengan keperawatan.
1.4 Strategi Kewirausahaan (Materi 4)
1. Pengertian
Strategi adalah metode atau cara yang diambil untuk membawa masa depan yang
diharapkan seperti pencapaian tujuan atau solusi masalah. Seorang nursepreneur adalah
inovasi dan keberanian untuk mengambil resiko serta bekerja keras mencapai tujuan
dengan optimis, tampil dengan gagasan baru, melawan arus pemikiran orang lain atau
kreatif. Kewirausahaan dalam bidang keperawatan akan baik untuk perawat profesional
dan perusahaan pelayanan kesehatan, karena akan menciptakan kemandirian dan
termotivasi untuk berfikir lebih produktif, kreatif, dan lebih dapat bersaing dalam
pemasarannya. Mereka akan seperti perusahaan lainnya mempunyai keinginan yang
tinggi untuk mengontrol sendiri.
Berikut adalah langkah-langkah dan strategi dalam pengembangan kewirausahaan dalam
keperawatan:
- Dalam keperawatan perlu adanya pengembangan kewirausahaan/usaha yang dapat
membantu wirausahawan untuk mendapat ide dalam pembuatan barang-barang yang
akan dijadikan produk yang akan dijual.
- Dalam proses pengembangan usaha ini jiwa seseorang/ wirausahawan harus memiliki
softskill

2. Strategi Kewirausahaan
a. Jeli melihat pasar
Jeli melihat pasar ataupun peluang untuk berbisnis bisa dilakukan dengan mulai
melakuka riset pasar untuk mengenali kondisi pasar dan menentukan produk
usaha yang tepat. Kemudian menyusu rencana usaha dengan cermat, dengan
mulai memanfaatkan atau mengumpulkan modul untuk dikembangkan dan yang
perlu direncanakan meliputi sasaran pasar yang mencegah atas atau bawah
sehingga dapat menyesuaikan dengan modal
b. Menjalin komunikasi
Dalam menjalin komunikasi yang digunakan untuk membangun partnership,
sumber daya intelektual untuk mempromosikan satu gagasan, satu produk, dengan
sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan
c. Berani berinvestasi
Sebagai pemula dalam usaha dengan dana atau model yang terbatas diharapkan
untuk berani menjual aset yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi
ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya
pertanggung jawaban untuk melunasinya.
d. Fokus dalam usahanya
Kelemahan dari para wirausahawan selama ini adalah tidak mampu mengelola
kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tak terkendali
e. Promosi
Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengebal produk yanng ditawarkan
sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang dibuat.
f. Pemasaran yang dilakukan para wirausahawan
Dapat memilih tempat yang strategis, dalam hal memproduksi barang dan
penamaan tempat perlu adanya keunikan, karena dengan keunikan suatu barang,
maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari dan semakin besar peluang
untuk mendapatkan keuntungan besar.
g. Pertimbangan untuk mengembangkan bisnis
Yakni dengan jalan waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi
wholesale.

1.5 Analisa Kewirausahaan (Materi 5)


Dahulu menjadi seorang wirausaha merupakan bakat yang dibawa
sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung dilapangan,
sedangkan saat ini kewirausahaan tekah menjadi disiplin ilmu yang
mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku dalam
menghadapi tantangan hidup untuk peroleh keuntungan. Sebelum
memulai suatu usaha perlu dilakukan analisis terlebih dahulu tentang:
– Apakah jenis usaha yang akan dirintis?
– Apakah usaha tersebut menguntungkan/tidak?
– Apakah usaha tersebut memadai?
– Apakah keuntungannya dapat diperoleh secara terus menerus?
Terdapat minimal 2 proses analisis layak atau tidaknya suatu usaha
yang akan dijalankan:
1. Studi kelayakan usaha
Studi kelayakan digunakan untuk merintis usaha baru,
mengembangkan usaha yang sudah ada, investasi (penanaman
modal). Proses studi kelayakan wirausaha terdiri dari:
a. Tahap penemuan ide/gagasan
- Bangun suatu ide kemudian mulailah mewujudkannya
- Lakukan riset untuk menentukan kemungkinan usaha yang
paling memberi peluang
b. Tahap formulasi visi & misi
c. Tahap analisis
Analisa eksternal:
- Apa yang dibutuhkan oleh pasar - Nilai tambah
- Segmentasi pasar - Masa hidup
produk/jasa
- Target pasar - Persaingan dan strategi
pesaing
Analisa internal:
- Analisis produksi
- Analisis manajemen
- Analisis keuangan

2. Analisis SWOT
a. Strength (Kekuatan)
- lokasi strategis - pelayanan konsisten
- harga terjangkau - saingan sedikit
- tidak butuh biaya banyak
b. Weakness (Kekurangan)
- promosi masih kurang - budaya kerja belum
tercipta
- jaringan usaha masih kurang - brand/merk belum dikenal
c. Opportunities (Peluang)
- di dukung pemerintah - di dukung oleh tenaga ahli
- di dukung oleh minat masyarakat - bahan baku mudah
diperoleh
d. Threat (Ancaman)
- adanya pesaing
- dll

1.6 Faktor Kewirausahaan (Materi 6)


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kewirausahaan, diantaranya
adalah:
1. Faktor pendukung/pendorong kewirausahaan
a. Faktor kepemimpinan
Kesuksesan sebuah wirausaha terletak pada dinamika dan
efektifitas kepemimpinan. Terdapat dua pendekatan utama
kepemimpinan (Alma, 2016) yaitu:
1) Pendekatan Sifat: dapat dilihat dari sifat kepribadiannya,
yakni pendidikan umum yang luas, kematangan mental, sifat
ingin tahu yang tinggi, kemampuan analisis, memiliki daya
ingat yang kuat, integratif, terampil berkomunikasi, terampil
mendidik, rasional dan objektif, pragmatisme, mampu
menetapkan skala prioritas, pantai mengatur waktu, rendah
hati, berani, kemampuan mendengar.
2) Pendekatan Perilaku:Exploitative authoritative, benevolent
authoritative, consultative, partisipatif.

2. Faktor penyebab kegagalan berwirausaha


a. Tidak kompeten dalam hal managerial
b. Kurang berpengalaman
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan
d. Gagal dalam perencanaan
e. Lokasi yang kurang strategis/memadai
f. Kurangnya pengawasan dan evaluasi
g. Kurang sungguh-sungguh
h. Mengabaikan tanggung jawab

3. Faktor penyebab keberhasilan wirausaha


a. Mempunyai visi & misi, ambisi, impian
b. Kemampuan dan kemauan
c. Tekad yang kuat dan kerja keras
d. Kesempatan dan peluang
e. Mandiri tetapi bisa bekerjasama dengan oranglain
f. Bermanfaat bagi oranglain
g. Berpikir sebagai wirausaha yang sukses
h. Merubah kebiasaan negatif menjadi positif

1.7 Karakter kewirausahaan (Materi 7)


1. Pengertian
Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber,
mengelola sehingga peluanng itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu
menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama.
Karakteristik kewirausahaan menurut David (1996) karakterisktik yang dimiliki oleh
seorang wirausaha memnuhi syarat-syarat keunggulan bersaing bagi suatu
perusahaan/organisasi, seperti inovatif, kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan
berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan yang dibuat, integritas, daya
juang, dan kode etik niscaya mewujudkan efektifitas perusahaan/organisasi.
2. Karakter Seorang Wirausaha
a. Memiliki Rasa Percaya Diri
Memiliki Kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain.
b. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seorang wirausaha harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari tugas yang
dibebankannya.
c. Berani Menanggung Risiko
Berani menanggung resiko berhubungan dengan sikap keinginan untuk bertanggung
jawab. Para wirausahawan siap menanggung resiko atas segala tindakan yang
diambilnya. Dalam bertindak, wirausahawan akan memikirkan tindakannya secara
matang, sehingga risiko yang akan muncul akibat tindakannya dapat diperkirakan.
d. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-
anak buahnya atau pegawainya. Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang
wirausaha bila ia tidak bisa memimpin, baik memimpin diri sendiri maupun
memimpin orang lain.

e. Keorisinalan
Sifat Orisinal tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinal berarti tidak hanya
mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinal,
ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
f. Berorientasi ke Masa Depan
Seseorang wirausaha harus-lah mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia
lakukan dan apa yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, seorang wirausaha akan
menyusun perencanaan dan strategi yang matang agar jelas langkah- langkah yang
akan dilaksanakan.
g. Jujur dan Tekun
Untuk menjadi seorang wirausaha juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur
terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan pegawai-pegawainya.
Tekun dalam mencari ide-ide baru yang lebih kreatif dari ide-ide yang sudah ada
dan tekun dalam merintis usahanya yang baru akan mulai berkembang.
h. Memiliki Kreativitas Tinggi
Kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada. Rahasia
kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada
penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang
yang dihadapi setiap hari.
i. Selalu Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang
bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang digelutinya
Seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan
memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan usahanya.
Berani menanggung resiko, selalu bekerja keras, dan tidak takut menghadapi
peluang-peluang yang ada.
Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya,
wirausaha sehebat apapun pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen
terhadap usaha dan pekerjaannya.

j. Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan dan masyarakat.
k. Mandiri atau Tidak Ketergantungan pada Orang Lain
Seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal baru :
1) Mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya.
2) Mengembangkan teknologi baru.
3) Menemukan pengetahuan baru.
4) Menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien.
5) Memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada.
6) Menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan konsumen.
l. Memiliki Kemampuan Manajerial
kemampuan untuk memanajerial atau mengurus usaha yang sedang digelutinya.
Seorang wirausaha harus memiliki :
1) Kemampuan perencanaan usaha.
2) Mengorganisasikan usaha.
3) Memvisualisasikan usaha.
4) Mengelola usaha dan sumber daya manusia.
5) Mengontrol usaha.
6) Mampu mengintegrasikan operasi perusahaannya.
Kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha
m. Disiplin
Dalam melakukan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan
yang tinggi. Arti kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha
terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh,
yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya.

n. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau
realita sebagai landasan berfikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan
maupun tindakan atau perbuatannya.
o. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat dalam berwirausaha
karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive).
p. Memiliki Mimpi
Tidak ada wirausahawan yang tidak mempunyai mimpi, dan akan lebih sukses lagi
bila mempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk
mewujudkan impiannya
q. Memiliki Ketegasan
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh
semangat, dan tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu
diperhitungkan. Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam
kesuksesan bisnisnya.
r. Memiliki Determination (Ketetapan Hati/ Kebulatan Tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang
tinggi.
Tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan, walaupun
dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
s. Mempunyai Dedication (Pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap
bisnisnya agar kesuksesan akan selalu menghampirinya. Wirausahawan di dalam
melaksanakan pekerjaanya tidak mengenal lelah.
t. Dapat mengendalikan emosi
Seorang wirausaha harus dapat mengendalikan dirinya dari amarah. Tetap tenang
menghadapi segala masalah untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
1.8 Spirit Kewirausahaan (Materi 8)
1. Pengertian
Spirit ialah semangat, membara atau rasa antuisme yang tinggi (KBBI, 2016).
Menurut Leighten, Semangat wirausaha adalah suatu kemampuan sekelompok
orang untuk bekerja bersama-sama dengan giat dan konsekuen guna mencapai
tujuan yang hendak dicapai.
2. Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Figur bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong itu
sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
b. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
c. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat bisa
muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
d. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin
miskin selamaya.
e. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas
untuk semangat menjadi wirausahawan.
f. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.
3. Faktor yang dapat menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:
a. Evolusi produk
Peubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang memunculkan
sebuah peluang baru.
b. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan
begitu seterusnya.
c. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang berbeda.
d. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan menciptakan
produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
e. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya akan
mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi kebutuhan akan
produk yang berbeda di setiap tempat.
4. Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik
a. Sikap “saya takut gagal”
b. Sikap yang keliru tentang kegagalan
c. Tidak siap mengalami kegagalan
d. Sikap berhenti mencoba
5. Faktor Semangat Kewirausahaan
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha:
a. Peluang usaha atau bisnisnya.
b. Minat dalam usaha atau bisnisnya.
c. Modalnya, apakah sudah tersedia atau belum.
d. Realisnya, apakah dari keluarga, teman yang sudah menekuni usaha yang
sama, atau usaha yang akan dikembangkan ada relevansinya dengan usaha
tersebut.
2) Faktor-Faktor yang Meningkatkan Semangat Wirausaha
a. Keinginan meniru figur seseorang yang sukses
Meniru orang sukses bukan hanya sekedar mencari tahu resep sukses
mereka, tetapi juga meniru semangat dan kerja keras mereka.
b. Rasa suka terhadap tantangan.
Tantangan dalam hidup bukan merupakan hal yang harus dihindari, tetapi
justru harus dihadapi dengan cerdas dan selalu berfikir positif.
c. Keinginan untuk tetap bertahan hidup
Karena keinginan untuk bertahan hiduplah maka kita harus selalu mengasah
kemampuan berfikir untuk mengembangkan hal-hal baru.
d. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi, dari yang
dijalan
Manusia merupakan sosok yang memiliki kecerdasaan dan perasaan. Maka
selain bertahan hidup, secara naluri manusia juga berkeinginan dan
berusaha untuk membuat hidup lebih nyaman dan lebih baik.
e. Kegagalan yang dialami dalam meniti karir pekerjaan
Kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda. Kita harus belajar dari
kegagagalan kita sehingga muncul semagat baru untuk lebih berhasil.
f. Adanya cita-cita untuk menjadi pengusaha.
Cita-cita tersebut merupakan harapan seseorang di masa yang akan datang,
untuk mewujudkan cita-cita menjadi pengusaha, maka kita harus terus
belajar dan berani berusaha.
3) Faktor yang menentukan keberhasilan dan mengembangkan semangat
Wirausaha.
a. Kemampuan merumuskan tujuan usaha.
b. Pemahaman tentang hakikat dan makna berwirausaha.
c. Sikap, kemauan, serta tindakan-tindakannya.
d. Keberanian untuk mengambil inisiatif dan inovatif.
e. Kecakapan dalam mengelola usahanya.
f. Kreativitas dan percaya diri.
g. Pengalaman dan pendidikannya.
6. Prinsip Spirit Wirausaha
a. Prinsip D – Do’a
Dalam sehari kita diajarkan untuk berdoa minimal 5 waktu. Setiap niat,
ucapan dan gerakan dalam shalat menganut unsur do’a. Dan, janganlah pernah
kita bosan meminta dan bermunajat kepada Allah, karena hanya Allah yang
patut disembah dan hanya kepada Allah kita meminta pertolongan. Selain itu,
Allah telah berjanji dalam firman-Nya yang mengatakan bahwa Allah akan
menjamin setiap permohonan dan munajat yang dilakukan hamba-Nya yang
ditujukan atau dimintakan kepada Allah SWT dengan bersungguh-sungguh dan
sebaik-baiknya permohonan. Jadi pada prinsipnya dalam berusaha dan berikhtiar
harus senantiasa di iringi dengan do'a.
b. Prinsip U – Usaha
Rahasia sukses itu harus menghadirkan usaha yang paling hebat. Tidak asal-
asalan usaha. Jika masih berusaha dengan pekerjaan yang minim, maka jangan
terlalu berharap. Kita akan mendapatkan sesuai dengan usaha kita.
c. Prinsip I – Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik
material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya dalam usaha mendapatkan
yang terbaik, agar tujuan hidupnya selamat sejahtera di dunia dan di akhirat.
d. Prinsip T –Tawakal
Pengertian Tawakal adalah Sikap berserah diri kepada Allah setelah berusaha
semaksimal mungkin. Orang yang mempunyai sikap tawakal akan senantiasa
bersyukur jika mendapatkan suatu keberhasilan dari usahanya. Sementara itu,
jika mengalami kegagalan orang yang mempunyai sifat tawakal akan senantiasa
merasa ikhlas menerima keadaan tersebut tanpa merasa putus asa dan larut
dalam kesedihan karena ia menyadari bahwa segala keputusan allah pastilah
terbaik. Dengan bertawakal kita memperteguh kepercayaan kepada Allah
tentang apa saja yang telah dijanjikannya.
1.9 Etika Wirausaha(Materi 9)
1. Pengertian
Etika berasal dari bahasa Yunani ( Ethos) yang berarti kebiasaan. Dalam ilmu
filsafat etika merupakan suatu ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang
buruk sebagai pedoman sikap dan perilaku manusia yang berkaitan dengan norma.
Etika bisnis (Zimmer dalam Sinaga, 2016) adalah suatu kode etik mengenai
perilaku pengusaha yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma, yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan, suatu komitmen untuk
melakukan apa yang benar dan menghindari yang tidak benar. Etika bisnis sangat
penting dilakukan untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan. Pemilik
kepentingan disini adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan
berpengaruh terhadap suatu perusahaan. Pemilik kepentingan dibagi 2: internal yaitu
investor, karyawan, managemen, dan pimpinan perusahaan. Ekternal yaitu pelanggan,
asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum dan kelompok
khusus.
Ada 3 tingkatan Norma Etika dalan Bisnis (Zimmerer) :
a. Hukum (The Law) berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan
yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, tetapi hukum hanya
mengatur standar perilaku minimum.
b. Kebijakan dan Prosedur memberikan arahan bagi setiap orang yang ada di sebuah
organisasi/ perusahaan dalam mengambil keputusan sehari-hari, dalam hal ini
karyawan bekerja sesuai kebijakan dan prosedur perusahaan/ organisasi.
c. Moral sikap mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan sekolah.
Yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan, pelatihan dan pengalaman
dimana ketika hal ini dapat membentuk etika perilaku yang baik dari setiap
individu.

2. Faktor-faktor yang mepengaruhi Etika (Bovee)


a. Cultural Difference : perbedaan kebiasaan ditiap daerah. Di indonesia yang terdiri
dari berbagai budaya dari tiap daerah pastilah bebeda-beda kebiasaannya, hal ini
dapat mempengaruhi etika seseorang
b. Knowledge : Pengetahuan akan etika, pengetahuan akan etika yang baik sangat
penting karena untuk menjadikan etika yang baik sebagai perilaku haruslah
ditunjang pengetahuan yang baik pula mengenai bagaimana etika yang baik itu.
c. Organizational Behavior : Iklim yang berlaku di organisasi, sebuah organisasi
dalam mempengaruhi etika tergantung bagaimana orang2 di dalamnya, apakah
beretika baik/ buruk.

3. Prinsip- prinsip Etika perilaku bisnis/ wirausaha (Michael josepheson dikutip oleh
zimmerer dalam sinaga 2016)
a. Kejujuran yaitu penuh kepercayaan, bersikap terus terang tidak curang dalam segala
hal, tidak berbohong.
b. Integritas yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan yang terhormat tulus berani
dan penuhkeyakinan, tidak bermuka dua, dan dapat dipercaya.
c. Memelihara Janji yaitu selalu menepati janji, penuh komitmen, dapat dipercaya,
dan patuh.
d. Kesetiaan yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara,
tidak menggunakan informasi rahasia, mennjaga atau melindungi kemampuan
untuk membuat keputusan profesional dan menghindari hal angtidak pantas serta
konflik kepentingan.
e. Kewajaran/keadilan yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitment, persamaan perlakuan individual dan toleran
terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil
keuntungan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak
pantas serta konflik kepentingan.
f. Suka membantu orang lain yaitu saling membantu dalam segala hal, berbaik hati,
mempunyai rasa belas kasihan, tolong menolong, kebersamaan, dan menghindari
segala sesuatu yang membhayakan orang lain.
g. Hormat kepada orang lain yaitu menghormati martabat oranglain, kebebasan dan
hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak
merendahkan martabat orang lain.
h. Bertanggung jawab yaitu selalu menaati hukum/ aturan, penuh kesadaran sosial,
dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
i. Mengejar keunggulan dalam segala hal baik dalam pertemuan personal maupun
pertanggungjawaban professional, tekun, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat
kompetensi yang tinggi
j. Dapat dipertanggung jawabkan, yaitu menerima tanggungjawab atas keputusan dan
konsekuensi serta selalu memberi contoh teladan bagi setiap orang.

4. Cara-cara mempertahankan standar etika:


a. Ciptakan kepercayaan perusahaan, kepercayaan perusahaan dalam menetapkan
nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik
kepentingan
b. Kembangkan kodeetik, kode etik merupakan suatu catatan tingkah laku dan prinsip-
prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan
c. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten, seorang manager perusahaan harus
mengambil tindakan apabila ada yang melanggar etika, jjika karyawan mengetahui
bahwa yang melanggar etika tidak dihukum maka kode etik menjadi tidak berarti
apa-apa
d. Lindungi hak perorangan dengan kekuatan prinsip moral dan nilainya merupakan
jaminan terbaik untuk menghindari penyimpangan etika
e. Adakan pelatihan etika, pelatihan etika merupakan alat untuk meningkatkan
kesadaran karyawan mengenai etika
f. Lakukan audit etika secara periodik untuk mengevaluasi efektifitas system etika,
agar semua etika karyawan maupun pimpinan perusahaan tetap terjaga dan ternilai
baik, dan jika ada yang beretika menyimpang/buruk maka dengan adanya audit ini
akan terungkapdan tertangani.
g. Pertahankan standar tinggi tentang tingkahlaku, tidak hanya aturan. Standar tinggi
untuk tingkah laku penting untuk menekankan etika dalam sebuah
organisasi/perusahaan
h. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan, seorang
atasan/pimpinan haruslah mencontohkan yang baik bagi karyawannya dan atasan
juga harus menaruh kepercayaan dengan pengawasan kepada pada karyawannya.
i. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah, hal ini berguna untuk
menginformasikan barang/ jasa yang kita hasilkan dan menerima aspirasi untuk
perbaikan perusahaan
j. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika, karyawan harus diberi
kesempatan untuk memberikan tanggapan/umpan balik bagaimana standar etik
yang dipertahankan oleh perusahaan.
1.10 Tanggung Jawab Wirausaha (Materi 10)
1. Pengertian
Tanggung jawab merupkan kewajiban menanggung segala sesuatunya (KBBI,
2016). Wirausaha merupakan orang yang pandai mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, memasarkan, serta mengatur pemodalan operasinya
(KBBI, 2016). Tanggung jawab seorangwirausaha sering dikenal sebagai tanggung
jawab secara sosial perusahaan/ corporate social respondibility (CSR).
Indikator orang yang bertanggung jawab :
a. Berdisplin
b. Penuh komitmen
c. Bersunggung-sungguh
d. Jujur
e. Berdedikasi tinggi
f. Konsisten
Menurut zimmerer dalam Sinaga (2016) terdapat tiga bentuk pertanggung jawaban
perusahaan, yaitu :
a. Tanggung jawab terhadap lingkungan
Sebuah perusahaan harus memperhatikan, melestarikan dan menjaga
lingkungan yang ada disekitar wilayah perusahaan seperti tidak membuang
limbah sembarangan, berusaha mendaur ulang limbah yang dapat merusak
lingkungan dan menjalin komunikasi yang baik dengan kelompok masyarakat
yang ada dilingkungan sekitarnya. Tanggung jawab perusahaan terhadap
masyarakat misalnya seperti menyediakan pekerjaan dan menciptakan
kesehatan, serta kontribusi masyarakat yang ada disekitar lokasi perusahaan
tersebut (Sinaga, 2016)
b. Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut ebert dalam sinaga (2016), tanggung jawab terhadap karyawan
meliputi penerimaan karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi dan
kompensasi. Menurut Zimmerer, tanggung jawab terhadap karyawan dapat
dilakukan dengan cara :
a) Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
b) Meminta kontribusi kepada karyawan
c) Memberikan umpan balik positif maupun negatif
d) Selalu menekankan tentang kepercayaan pada karyawan
e) Terbuka mengenai harapan karyawan
f) Memberikan imbalan yang sesuai kepada karyawan yang bekerja dengan
baik
g) Memberikan kepercayaan pada karyawan
c. Tanggung jawab terhadap pelanggan
Menurut Ebert dalam Sinaga (2016), terdapat dua kategori mengenai tanggung
jawab sosial perusahaan terhadappelanggan yaitu:
a) Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
b) Memberikan harga produk dan jasa yang adil/ sesuai dan wajar
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh tiap perusahaan guna melindungi hak-hak
pelanggan menurut Ebert terdapat 4 hak pelanggan, yaitu:
a) Hak mendapatkan produk yang aman
b) Hak mendapatkan informasi segala aspek produk yaitu konsumen berhak
mengetahui informasi mengenai barang atau jasa yang akan digunakan secara
jelas.
c) Hak untuk didengar yaitu konsumen diperkenankan untuk menyalurkan
keluhan produk dan jasa yang digunakan karena komunikasi dua arah harus
terbentuk.
d) Hak untuk memilih apa yang akan dibeli atau sesuai dengan keperluan
konsumen (Sinaga, 2016)
1.11 Strategi Pemasaran (Materi 11)
1. Pengertian
Strategi merupakan ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu (KBBI, 2016).
Pemasaran merupakan proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang
dagangan. Pemasaran sebagai sebuah proses sosial dan manajerial di mana individu-
individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk atau value
dengan pihak lainnya (Ibid) (KBBI,2016).
Strategi pemasaran adalah rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar,
baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, yang didasarkan pada riset
pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi dan perencanaan penjualan, serta
distribusi (KBBI,2016).
2. Pelaksanaan Strategi Pemasaran
a. Product (produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar dan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Strategi produk dalam hal ini adalah
menetapkan cara dan penyediaaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju,
sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui
peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.
Menurut Ratih (2015), untuk merencanakan penawaran produk, pemasar perlu
memahami tingkatan produk, yaitu sebagai berikut:
1. Produk Utama (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan
2. Produk Genetik (genetic product), yaitu produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi produk yang paling dasar
3. Produk Harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan
disepakati untuk debeli.
4. Produk Pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk yang
dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk
pesaing.
5. Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangakan untuk suatu produk dimasa mendatang.
b. Price (harga)
Harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar
konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan.
Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga
merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk atau jasa yang ditawarkan.
Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang
ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut diatas.
Penentuan harga yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengan tujuan
perusahaan. Menurut Kasmir, 2006 tujuan penentuan harga oleh suatu
perusahaan secara umum adalah sebagai berikut :
1) Untuk bertahan hidup : tujuannya adalah agar produk atau jasa yang
ditawarkan laku dipasaran dengan harga murah, tetapi masih dalam kondisi
yang menguntungkan.
2) Untuk memaksimalkan laba : penentuan harga bertujuan agar penjualan
meningkat sehingga laba menjadi maksimal.
3) Untuk memperbesar market share : untuk memperluas atau memperbesar
jumlah pelanggan.
4) Mutu produk : bisanya harga ditentukan setinggi mungkin karena masih ada
anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya lebih
tinggi disbanding harga pesaing.
5) Karena pesaing : penentuan harga dengan melihat harga pesaing bertujuan
agar harga yang ditawarkan lebih konpetitif dibandingkan harga yang
ditawarkan pesaing.
c. Place (tempat)
Tujuan dari strategi pemilihan lokasi adalah untuk memaksimalkan
keuntungan yang diperoleh oleh organisasi dan meminimalisir biaya yang timbul
dari kegiatan usahanya. Pemilihan lokasi yang salah akan mempengaruhi
pemaksimalan keuntungan organisasi.
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawrkan perusahaan yang bersangkutan (Ratih, 2005).
Ada 3 (tiga) tujuan dari promosi yang dilakukan perusahaan menurut Muh.
Nasri Triady 2012 :
1. Informing, yaitu memberitahukan informasi selengkap-lengkapnya kepada
calon pembeli tentang barang yang ditawarkan, siapa penjualnya, siapa
pembuatnya, dimana memperolehnya, harganya dan sebagainya.
2. Persuading yaitu membujuk calon konsumen agar mau mebeli barang atau
jasa yang ditawarkan.
3. Reminding yaitu mengingatkan konsumen tentang adanya barang tertentu,
yang dibuat dan dijual perusahaan tertentu, ditempat tertentu dengan harga
yang tertentu pula.
f. Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama dalam kegiatan
pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa
jumlahnya, bagaimana daya belinya, di mana tempat konsumennya, dan berapa
permintaannya. Semua ini merupakan informasi penting bagi pemasaran produk
baru.
1.12 Konsep Nursing Center (Materi 12)
1. Pengertian
NC merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian
keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal.
NC selalu diupayakan untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang
utuh sehingga NC memiliki karakteristik tertentu (Suharyati),
Nursing Center merupakan lembaga pengelolaan terpadu dari gagasan profesional
ilmu keperawatan yang berada ditengah-tengah masyarakat, memadukan pelayanan
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan penelitian keperawatan dalam satu tempat
melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal.
2. Tujuan Khusus NC 
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan evidence
based
b. Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
upaya kesehatan
c. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat
d. Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik
e. Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan kualitas
layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan
f. Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat
g. Meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di Puskesmas
3. Kriteria NC  yang baik 
a. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan kebutuhan belajar
mahasiswa/peserta latihan secara terpadu 
b. Memberikan arahan pengkajian
c. Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan
d. Memberikan arahan implementasi
e. Memfasilitasi evaluasi
f. Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini pendidikan
keperawatan komunitas)
g. Representasi kerangka kerja penelitian untuk pengembangan teori maupun praktik
4. Sasaran Pelayanan NC 
a. Sasaran kegiatan merupakan konsep yang jelas tentang siapa atau apa yang
dilakukan untuk mencapai tujuan
b. Sasaran utama adalah peserta didik/pelatihan keperawatan dan klien(individu,
keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat umum) dari semua umur
c. Sedangkan kegiatan yang dilakukan NC adalah kegiatan pelayanan, pendidikan
atau pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan.
5. Sumber Kesulitan
a. Sumber kesulitan merupakan bentuk penyimpangan nyata dari kondisi dan
tingkatan yang diharapkan
b. Pelaksanaan NC diperkirakan akan mengalami berbagai kesulitan/hambatan baik
dari segi sumber, manajemen, maupun metoda dan marketing  dengan komitmen
yang kuat dan dukungan dari semua pihak kesulitan akan dapat dikurangi
bahkan dihilangkan
c. Untuk dapat komitmen yang kuat diperlukan kesadaran dari semua perawat baik
dosen maupun pengelola serta pelaksana keperawatan bahwa keperawatan
merupakan tanggungjawab bersama
6. Tahap Pengembangan  NC 
a. Mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:
1) Initial /persiapan
Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentangkonsep
NC ke semua pihak terkait untuk memperoleh komitmendan dukungan. 
2) Beginning /awal
Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai
faktor  pendukung pelaksanaan NC baik perangkat keras maupun perangkat lunak
sesuai dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan, dan penelitian keperawatan
3) Working /kerja
Dimulai sesuai kesiapan sumber dan kebutuhan yang ada  thn I biasanya
kegiatan difokuskan kepada pelayanan dan pendidikan
Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan
pendidikan berlangsung
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dasar dari hasil pendataan/survei mawas
diri yang dilakukan oleh masyarakat didampingi oleh staf Puskesmas,
mahasiswa/peserta pelatihan dan dosen
4) Terminal
Dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai hasil tahap kerja yang telah
dilakukan
Evaluasi dan modifikasi dilakukan baik terhadap perencanaan maupun proses
pelaksanaan hasil yangdidapat. Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama
oleh semua pihak yangterkait (Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda
serta sektor lainnya)
5) Adoption 
NC yang telah berlangsung beberapa waktu yang telah dievaluasi serta dianggap
bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan dikembangkan di daerah
lain. Pada tahap ini NC yang lama dapat melakukan fungsi pendampingan dan
bimbingan bagi NC yang baru memasukitahap persiapan dan awal
7. Jenis pelayanan NC 
a. Dalam gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di Puskesmas,yang
mencakup:
1) Direct care
2) Konseling Kesehatan
3) Health education
b. Pelayanan di luar gedung mencakup:
1) Pengumpulan data komunitas dan keluarga (evidence based )
2) Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
3) Health education 
4) Pelatihan-pelatihan kesehatan (kader kesehatan, guru UKS, tenaga kerja)
5) Pelayanan kesehatan kelompok khusus (gerontik, usia sekolah, tenaga kerja, pra
sekolah)
6) Pelayanan keperawatan keluarga:follow up care keluarga dengan risikotinggi
dan pelayanan keperawatan pada keluarga rawan
8. Kegiatan NC
1)   Kegiatan Pendidikan
1) Bimbingan praktek mahasiswa keperawatan
2) Pelaksanaan ujian kasus mahasiswa
3) Bimbingan teknis perencanaan kegiatan Puskesmas
4) Pelatihan-pelatihan kesehatan dan keperawatan
2)   Kegiatan Penelitian
5) Penelitian kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus yang dijumpai di NC 
6) Penelitian mengenai manajemen kesehatan dan asuhan keperawatan
7) Bimbingan kegiatan penelitian bagi mahasiswa, tenaga Puskesmas, dan dosen
3)   Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan
8) Layanan penyediaan data kesehatan masyarakat
9) Layanan pengelolaan data kesehatan masyarakat (pengolahan dan analisis data)
10) Penyebaran informasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah
11) Penyebarn informasi kesehatan melalui media massa
12) Pembuatan leaflet, brosur, dan CD yang berkaitan dengan promosi kesehatan
9. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan NC 
1) Faktor pendukung
a) Komitmen pengambilan kebijakan baik di Institusi Pendidikan maupunDinas
Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota sehingga memperlancar dana,fasilitas dan
Puskesmas baik untuk pelatihan perawat, penyediaan sarana dan prasarana
(ruangan, CHN kit, alat transportasi, family folder dll). 
b) Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah dan
DPRD, organisasi profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait) yangdirasakan
sangat mendukung pelaksanaan NC
2) Faktor penghambat
Masih adanya persepsi yang keliru baik dari masyarakat luas, profesi
kesehatanlain maupun anggota profesi keperawatan tentang profesi keperawatan
dan lingkupkerjanya. Hal ini terjadi karena perubahan keperawatan dari vokasi
menjadi profesiyang relatif baru
1.13 Home care (Materi 13)
1. Pengertian
Home care merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari pelayanan
keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat untuk individu, keluarga, masyarakat
untuk mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan (Sherwen,
1991).
Home care merupakan bentuk pelayanan yang komprehensif bertujuan
memandirikan klien dan keluarga, diberikan ditempat tinggal klien dengan
melibatkan klien dan keluarga. Dikelola oleh suatu unit baik aspek administrasi
maupun aspek pelayanan dengan tenaga profesional maupun non-profesional
Perpaduan perawat kesehatan masyarakat dan keterampilan teknis yang terpilih
dari perawat spesialis yang terdiri dari kumpulan perawat komunitas : perawat
gerontologi, psikiatri, ibu dan anak, kesehatan masyarakat dan medikal bedah. (ANA,
1992).
2. Landasan hukum Home Care
a. Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :
1) Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai dengan hukum
2) Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
3) Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
4) Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum
b. Landasan Hukum :
1) UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2) PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
3) UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4) UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5) Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6) Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas
7) Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
8) SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat
9) PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10) Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
c. Skill dasar yang harus dikuasai Perawat Home Care SK Dirjen Dirjen YAN
MED NO HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23 tindakan keperawatan
mandiri :
1) vital sign
2)   memasang nasogastric tube
3) memasang selang susu besar
4) memasang cateter
5) penggantian tube pernafasan
6) merawat luka dekubitus
7) Suction
8) memasang peralatan O2
9) penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10) Pemasangan infus maupun obat
11) Pengambilan preparat
12) Pemberian huknah/laksatif
13) Kebersihan diri
14) Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15) Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostik
16) Penkes
17) Konseling kasus terminal
18) konsultasi/telepon
19) Fasilitasi ke dokter rujukan
20) Menyiapkan menu makanan
21) Membersihkan Tempat tidur pasien
22) Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23) Fasilitasi perbaikan sarana klien
3. Lingkup Pelayanan Home Care
a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
d. Pelayanan informasi dan rujukan
e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
f. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
g. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
4. Isu dan Legal Aspek
a. Risiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang
tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga
karena kesalahan informasi dari perawat
5. Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah
a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed
consent)
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan
dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam
menerima pelayanan
6. Tahapan mekanisme pelayanan Home Care :
a. Proses penerimaan kasus
1) Home care menerima pasien dari rumah sakit, Puskesmas, sarana lain,
keluarga
2) Pimpinan home care menunjuk manejer kasus untuk mengelola kasus
3) Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
b. Proses pelayanan home care
1) Persiapan
a) Pastikan identitas pasien
b) Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
c) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
d) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
e) Siapkan file asuhan keperawatan
f) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
2) Pelaksanaan
a) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
b) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
c) Lengkapi data hasil pengkajian dasar Pasien
d) Membuat rencana pelayanan
e) Lakukan perawatan langsung
f) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
g) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan
h) Dokumentasikan kegiatan
3) Monitoring dan evaluasi
a) Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
b) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
c) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
4) Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
a) Tercapai sesuai tujuan
b) Kondisi pasien stabil
c) Program rehabilitasi tercapai secara maximal
d) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
e) Pasien di rujuk
f) Pasien menolak pelayanan lanjutan
g) Pasien meninggal dunia

1.14 Aplikasi Kewirausahaan Dalam Bidang Kesehatan Dan Keperawatan (Materi


14)
Cara menjadi Health Enterpreneur di era industri 4.0
a. Pahami teknologi lintas generasi
- Usia sekarang 54 – 72 adalah perawat senior/ baby boomers, produk
menggunakan television/ radio
- Usia sekarang 38 – 53 adalah perawat produktif/ generation x, produk
menggunakan personal computer
- Usia sekarang 21 – 37 adalah perawat selfy/ milenials, produk menggunakan
tablet/smart phone (internationality, online system, cepat efisien, experiences)
- Usia sekarang ˂20 adalah mahasiswa perawat/ gen z, produk menggunakan 3D
printing /google glass/ driverless car.
b. Kenali masalah etik perawat akibat teknologi
Masalah yang timbul akibat adanya smartphone on patient care
- Selfy saat operasi
- Selfy di ruang intensive
- Selfy di ruang UGD
- Selfy di unit forensik
c. Buat strategi dan step pertama setelah wisuda
- Antri lamaran ke rs
- Kontak teman yang sudah bekerja
- Ujiom dulu
- Kuliah lagi
- Langsung transfer ke orang tua
d. Pahami perubahan peran perawat
Di era 4.0 sekarang perawat lebih ke perawat arsip dan banyak teknologi seperti
robot perawat yang bisa menemani dan melayani pasien.
e. Adaptasi revolusi sekolah tinggi di era 4.0
Diera 4.0 dituntut untuk menghasilkan inovasi baru dengan jiwa enterpreneurship
f. Aplikasikan information processing theory
Social media sudah bagai tumpukan sampah, mahasiswa wajib menyeleksi mana
informasi yang akan menghasilkan uang.
g. Change paradigm to be healthy preneur
Mahasiswa setelah lulus harus mampu menemukan temuan baru dan buka lapangan
kerja.
h. Today, innovation in health
i. Special soft skill for nurses
Tenaga kesehatan harus paham teknologi lintas generasi yang dapat menimbulkan
masalah etik sehingga perlu strategi dan langkah yang tepat bagi alumni setelah wisuda.
Di era 4.0 sekolah tinggi perlu adaptasi dengan cara membekali mahasiswa melalui
aplikasikan information processing theory dimana input yang masuk sangat menentukan
produk yang dihasilkan.
Penting sekali untuk merubah paradigma berpikir untuk menjadi seorang health
enterpreneur, banyaknya inovasi bidang kesehatan mengharuskan kita memiliki soft skill
khusus agar tetap dinamis, produktif, dan religius.
Menjadi seorang health enterpreneur harus memiliki sifat:
1. Selektif
2. Kompeten
3. Resiliens atau fleksibel
4. Inovatif
5. Dinamis
6. Sabar

BAB II
ANALISA
BAB III
RENCANA ENTREPREUNER
Rencana entrepreuner yang saya akan buat yaitu kost-kostan.
a. Kebutuhan pasar : banyak masyarakat seperti mahasiswa yang membutuhkan kost-
kostan di daerah kampus mereka ketika mereka sedang kuliah. Saya akan membuat kost-
kostan setiap kamarnya ada yang menggunakan ac dan tidak lalu setiap kamar memiliki
(kasur, lemari, meja kecil, kamar mandi dengan water heater) lalu ada dapur yang sudah
dilengkapi dengan peralatannya, wifi, lalu aja jemuran dan parkiran yang luas sehingga
mobil bisa masuk, dan terdapat penjaga kosannya. Agar orang yang tinggal dikosan saya
merasa nyaman.
b. Segmentasi pasar : Mahasiswa atau masyarakat umum baik laki-laki maupun perempuan
c. Target pasar : Mahasiswa/i dan masyarkat umum yang merantau
d. Nilai tambah : Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh mahasiswa dengan harga
yang terjangkau serta memperbolehkan mahasiswa yang ingin menyewa kosan perhari.
e. Masa hidup : masa hidup usaha ini akan lama, karena mahasiswa membutuhkan kost-
kostan ketika mereka kuliah dan jauh dari rumah.
f. Persaingan dan strategi persaingan : persaingan cukup tinggi karena banyak entrepreuner
lain membuka usaha dengan mebuka kost-kostan yang sama dan memiliki fasilitas tidak
sama seperti saya. Namun, biasanya mereka mematok harga yang jauh lebih mahal dari
harga kosan yang saya yang dengan fasilitas cukup lengkap. Saya akan mempromosikan
kosan saya melalui media sosial.media cetak dan media viusal.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Faktor Penghambat
1. belum berpengalaman dalam bidang usaha ini, baik dalam kemampuan teknik,
memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, dan mengelola sumber daya
manusia untuk mengelola kost-kostan
2. kurang dalam hal pengawasan baik itu dari fasilitas maupun pengawasan secara
management keuangan dll.
3. Lokasi sudah strategis, namun sebagian warga ada yang tidak setuju dengan adanya
kost-kostan
B. Faktor Penguat
1. Mempunyai cita-cita/impian, visi misi, dan ambisi untuk mengembangkan usaha ini
dan membantu masyarakat atau mahasiswa yang sedang merantau dan
membutuhkan tempat tinggal sementara
2. Mempunyai kemampuan dan kemauan dalam membuka usaha ini
3. Tekad yang kuat dan kerja keras dalam mengembangkan usaha ini
4. Adanya dukungan dari keluarga, sahabat, dan saudara.
5. Cukupnya modal untuk membuka usaha ini dengan baik
6. Mempunyai mental yang cukup dalam membuka usaha ini dan siap menerima
segala resiko yaang ada
7. Bermanfaat bagi orang yang sedang merantau dan memerlukan tempat tinggal
sementara serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
8. Mandiri dan tetap bisa bekerja sama dengan pengusaha lain seperti membuka
laundryan dan catering
9. Berpikir sebagai pengusaha sukses yang bisa mensejahterakan orang lain
10. Kesempatan dalam membuka usaha ini yaitu adanya dukungan dari pemerintah
daerah dan didukung oleh peminat yang membutuhkan tempat tinggal dan peluang
ini digunakan karena lokasi usaha yang cukup strategis bagi para mahasiswa dan
masyrakat umumnya yang sedang membutuhkan tempat tinggal sementara,

DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, Dearlina. 2016. Kewirausahaan : Pedoman untuk kalangan praktisidan
mahasiswa. Yogyakarta:Ekuilibria.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Tanggung Jawab.
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Tanggung%20jawab. Diakses pada 1 maret
2020
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Wirausaha.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/wirausaha. Diakses pada 1 maret 2020.
Ratih Hurriati. 2015. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
ALVABETA.
Philip Kotler A.B Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran Di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Sofyan Assauri. 2011. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Basu Swastha. 1993. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty.
Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
BPFE.
Heizer, et al. 2006. Manajemen Produksi. Jakarta : Salemba Empat.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja gravindo Prasada.
Muh. Nasri Triady.2012. “ Analisis Pengaruh Strategi Bauran Promosi terhadap
Peningkatan Volume Penjualan Pada Produk Jasa”, Skripsi Sarjana Ekonomi.
Makassar : Universitas Hasanuddin.
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai