Anda di halaman 1dari 20

KEWIRAUSAHAAN

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN


(Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kewirausahaan)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. VIRGINIA A. WUISAN (7114 4011 7093)
2. VINDA S. TUMELAP (7114 4011 7094)
3. VERONIKA S.M.S MENTANG (7114 4011 7095)
4. PATRISIA M. PINANGKAAN (7114 4011 7069)
5. BOY M. SARDI (7114 4011 6007)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
TINGKAT III.B SEMESTER VI
2020
PRAKATA

Puji syukur kehadirat TUHAN YANG MAHA KUASA karena atas berkat
dan karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis mampu dalam menyusun
makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan berbagai
sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada penulisan ini.
Penulis mengakui penulis bahwa adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan penulisan ini yang telah
selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam
penulisan ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan
yang penulis miliki. Di mana penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki penulisan ini di masa mendatang. Sehingga semoga kedepannya
dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Manado, 21 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kewirausahaan
B. Konsep Keperawatan
C. Konsep Nursepreneurs
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal


potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta
mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan
merupakankemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu
terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa
bisnis terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya
inovasi selain perubahan dan keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan
adanya celah antara apa yang ada dan apa yang seharunya ada, dan antara apa
yang diinginkan oleh masyarakat dengan apa yang sudah ditawarkan ataupun
dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).

Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa dicapai
melalui kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep
kewirausahaan sosial. Konsep kewirausahaan sosial telah menjadi konsep yang
popular di berbagai Negara. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep
kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan
sosial. Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan bersama sehingga
penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak.

Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menghabiskan banyak sumber daya


untuk menangani masalah sosial dan bekerjasama dengan berbagai Negara asing
di seluruh dunia. Tetapi ternyata hal ini tidaklah cukup, oleh karena itu
dibutuhkan individu-individu atau lembaga- lembaga yang dapat melihat peluang
dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk menyeleaikan permasalahan-
permasalahan sosial tersebut. Hal inilah yang pada akhirnya melahirkan individu
atau lembaga yang disebut sebagai wirausaha sosial. Dimana tujuan
kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang lebih
baik ata positif dan memecahkan masala sosial untuk kepentingan masyarakat.

Nursepreneur adalah perawat pengusaha yang bekerja secara mandiri


dalam memberikanpelayanan keperawatan meliputi perawatan langsung,
pendidikan, penelitian, administratife atau konsultasi dalam menciptakan bisnis/
usahanya. Perawat tersebut sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham,
atau owner yang mampu menggaji karyawannya, meskipun dalam pelaksanaan
teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana. Ketika seorang
perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba
memperebutkan kesempatan kerja yang semakin sempit, seorang nursepreneur
justru berpikir untuk menciptakan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara
ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi sesamanya

B. Tujuan

1.  Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan mengaplikasikan kewirausahaan dalam


keperawatan

2.  Tujuan Khusus

a.   Untuk mengetahui konsep kewirausahaan

b.   Untuk mengetahui konsep keperawatan

c.   Untuk mengetahui konsep nursepreneurs


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kewirausahaan

Seorang wirausaha adalah seseorang yang dapat menciptakan sesuatu hal


dan mengolah bahan baku baru. Sejalan dengan pendapat Joseph Schumpeter
(Buchari Alma, 2013: 24), “Entrepreneur as the person who destroys the existing
economic order by introducing new products and services, by creating new forms
of organization, or by exploiting new raw material”. Artinya Wirausaha adalah
orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang
dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru.

Kata Entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata


kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan.
Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya
memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: wira:
utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif
(Kementrian Pendidikan Nasional, 2010).

Menurut Zimmerer dkk (2008) wirausaha adalah seseorang yang


menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi
mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang
yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan.

Jadi, kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif,
kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang
yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya.
Tujuan Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan


membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang,
cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.

Tujuan Kewirausahaan yaitu:

1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitaS


2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, andal, dan
unggul.
4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan
yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat
Manfaat Kewirausahaan
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih
baik. Menurut Zimmerer dkk (2008) manfaat kewirausahaan yaitu:
1. Peluang untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri. Memiliki usaha atau
perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para
wirausaha untuk mencapai apa yang penting baginya.
2. Peluang untuk Melakukan Perubahan. Semakin banyak bisnis yang
memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk
melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.
Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak
pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya
alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk
mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah
ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih
baik.
3. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya. Banyak orang menyadari
bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka, kurang
menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi
seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara
bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-
bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan
aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan
oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha
atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka,
kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Peluang untuk Meraih Keuntungan. Walaupun pada tahap awal uang
bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan
merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri,
kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan
diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang
termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan
wirausahawan generasi pertama.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya. Pengusaha atau pemilik usaha
kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan
dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling
merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan
dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan
setia selam bertahun-tahun.Peran penting yang dimainkan dalam sistem
bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki
dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional
adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Peluang untuk melakukan sesuatu yg Anda sukai. Hal yang didasarkan
oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan
usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewirausahawan
yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka
tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau
kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa
mereka melakukannya.

Entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya tidak lepas dari modal. Modal


tidak selamanya identik dengan uang ataupun barang (tangible). Sebuah ide sudah
termasuk modal yang luar biasa karena ide merupakan modal utama yang akan
membentuk dan mendukung modal lainnya. Beberapa modal yang termasuk ke
dalam modal tidak berwujud (intangible) antara lain :
1. Modal Intelektual. Modal Intelektual didefinisikan sebagai kombinasi dari
sumberdaya-sumberdaya intangible dan kegiatan-kegiatan yang
membolehkan organisasi mentransformasi sebuah bundelan material,
keuangan dan sumberdaya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk
menciptakan stakeholder value (Cut Zurnali , 2008).
2. Modal Sosial dan Moral. Modal sosial dan moral yang dapat disebut
sebagai suatu integritas merupakan suatu hal penting yang membentuk
sebuah citra terhadap kepribadian Anda sebagai seorang wirausaha. Pada
saat menjalankan bisnis, ada etika wirausaha yang tidak boleh Anda
langgar.
3. Modal Mental. Mental wirausaha harus ditaman sejak dini. Karena modal
mental merupakan kesiapan sejak dini kemudian diwujudkan dalam
bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.

Faktor-faktor Pendorong Keberhasilan Wirausaha


Menurut Suryana (2014:108), keberhasilan dalam kewirausahaan
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut:
1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi
banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki
kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan
akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak
dilengkapi dengan kemampuan.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak meiliki tekad yang
kuat, tetapi memiliki keamauan untuk bekerja keras dan orang yang suka
bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan
menjadi wirausaha yang sukses.
3. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada
solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang
itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang
kepada kita.
B. Konsep Keperawatan
Bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan
fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan
yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari
suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang
mencakup berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan dengan
berbagai disiplin ilmu lain. Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu
membantu individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit bahkan
membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk
membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
masyarakat (Budiono, 2016).
Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan adalah memberikan
pelayanan kepada individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu seni,
sikap dan kemampuan intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya dengan
hasrat dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit maupun yang
sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui intelegensi,
kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan kepada
kliennya. Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang
dirangkum dalam 3 pola yaitu kebutuhan, fisik, sosial dan emosional pasien;
kubungan interpersonal antara perawat dan pasien dan unsur biasa dari perawatan
pasien yang menyangkut lingkungan fisik (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus
menciptakaan atau memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan
bahwa bila reaksi perawat terhadap klien bersikap bermusuhan atau negative
maka keseluruhan lingkungan klien akan terpengaruh menjadi menjadi negatif
juga. Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana emosional klien.
Suasana emosional klien akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya. Kekebalan
tubuh akan mempengaruhi penyembuhannya. Suasana emosional perawat dapat
terpengaruh oleh kondisi keuangan perawat. Perawat-perawat yang kurang cerdas
secara finansial cenderung lebih emosional, reaktif dan menyalahkan lingkungan.
Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya sendiri belum terpenuhi secara
optimal, tidak punya tabungan, tidak adanya asset yang dimiliki, sering bertengkar
tentang masalah-masalah kecil yang sebenarnya mempertengkarkan gaji, honor,
komisi atau sejenisnya. Akibatnya energinya akan ditransfer pada lingkungan dan
pada kliennya (Iyus & Mardhiyah, 2010).
John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan  antara
kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau
orientasi kepribadian pada manusia antara lain (Iyus & Mardhiyah, 2010):
1. Tipe realistic. Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan
kegiatan sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti
ini tidak hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan
dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang
cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe intelektual/investigative. Menyukai hal-hal yang teoritis dan
konseptual, cenderung pemikir daripada  pelaku tindakan, senang
menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan
sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian,
seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3. Tipe sosial. Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia
menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan
ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang
dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu
guru/pengajar, konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe konvensional. Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas
urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai,
yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.
5. Tipe usaha/enterprising. Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau
komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain,
mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe
ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi
iklan.
6. Tipe artistic. Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai
struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia
mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman,
dekorator, penari, dan penulis.
Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland,
saat ini dibutuhkan perawat yang memiliki kepribadian Tipe usaha/enterprising.
Perawat tipe ini cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang
baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan,
dan mempromosikan produk atau gagasan. Dengan perawat tipe ini ia akan lebih
mandiri secara finansial, klien akan sehat dan terpenuhi kebutuhan dasarnya (Iyus
& Mardhiyah, 2010).
C. Konsep Nursepreneurs
Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan le Mone (1997),
membahas tentang pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat, meliputi:
spesialis perawat klinis, praktisi perawat, perawat anestesi, bidan perawat,
pendidik perawat, administrator perawat, peneliti perawat, wirausaha perawat.
Perawat pengusaha adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar sarjana, yang
dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan penelitian, menyediakan
pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau konsultan untuk lembaga,
lembaga politik atau bisnis (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Secara konseptual nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari
peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola
klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi,
manager Nursing Center, manager balai kesehatan swasta, pemilik massage dan
refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain
sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal,
penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya
(Iyus & Mardhiyah, 2010).
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu nurse dan
entrepreneur. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri
memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh 
John G. Burch dalam http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur. Entreprenuer
memiliki sifat berhasrat mencapai prestasi; seorang pekerja keras; ingin bekerja
untuk dirinya; mencapai kualitas; berorientasi kepada reward dan kesempurnaan;
optimis; berorganisasi dan berorientasi kepada keuntungan. Secara konseptual
nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut (Iyus & Mardhiyah, 2010) :
1. Pengerahan diri: pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman
bekerja untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan diri: antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak
seorang pun memilikinya.
3. Orientasi pada tindakan : hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi tingkat tinggi : mampu bekerja dalam waktu lama secara
emosional, mental dan fisik.
5. Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi
resiko.
Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse
intrapreneur. Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang
menjalankan wirausaha-nya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis
keperawatan. Sebaliknya seorang perawat intrapreneur adalah seorang perawat
yang menjalankan bisnis dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah
ada. Menjadi seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat
melangkah menjadi entrepreneur (Iyus & Madhiyah, 2010).
Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain
(Ricky, 2012):
1. Pengkajian. Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat
dalam praktek klinis serta mengkaji kebutuhan pasar (klien/masyarakat).
2. Diagnosa. Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah
menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui
kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan
potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan
potensi itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan. Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki,
maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk
kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap
ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi. Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action.
Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini
merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja
merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun
tidak semua orang berani take action.
5. Evaluasi. Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan
tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah
implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia
bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep
yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa
lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi
bisa dilakukan.
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
entrepreneurship tidak membicarakan antara penjual dan pembeli, tetapi lebih ke
arah pengembangan kreativitas dalam membuka peluang baru untuk menciptakan
lapangan kerja sendiri, menjual dan mengembangkan ide- ide baru. Perawat juga
bisa menjadi seorang pengusaha, tidak mesti dari profesi lain. Baik sebagai nurse
intrapreneur maupun nurse entrepreneur. Perawat tidak harus tergantung pada
pemerintah jika ingin sukses. Kesuksesan itu bukan dilihat dari apakah seseorang
itu pegawai negeri apa bukan. Kesuksesan itu adalah suatu bentuk usaha yang
datang dari diri sendiri, walaupun saat berusaha banyak rintangan/ bahkan
kegagalan yang datang tetapi itu semua dapat diatasi/ mendapat solusi. Dengan
adanya rintangan/ kegagalan seseorang dapat lebih kuat dan disinilah seseorang
harus berusaha lebih daripada sebelumnya, yang didasari oleh belajar dari
pengalaman sebelumnya.
Selain usaha, perawat yang akan membangun/ mencoba suatu usaha juga
harus memiliki pengetahuan, skill  dan keterampilan serta tidak lupa berdoa
kepada TUHAN YESUS. Perawat harus bersikap profesional dan menerapkan
prinsip etik keperawatan yaitu dengan otonomi, berbuat baik kepada pasien, harus
bersikap adil kepada pasien, dapat menjaga rahasia pasien, menepati janji, tidak
merugikan pasien, jujur terhadap pasien serta bertanggung jawab.
Banyak sekali usaha yang dapat dibangun/ dicoba oleh perawat yang terkait
dengan profesinya. Tetapi itu semua tergantung pada kemauan dan keyakinan dari
perawat itu sendiri yang akan membuka suatu usaha. Karena, suatu usaha yang di
bangun/ dibuka tidak langsung sukses begitu saja. Sebagai pengusaha, kita harus
dapat bersabar dan try and try serta jangan putus asa dan mudah menyerah. Sikap
optimis dan percaya diri harus ada pada seorang pengusaha. Usaha yang dapat
dibangun oleh perawat antara lain mendirikan praktik mandiri (home care),
mendirikan praktik bersama dengan profesi lain (kolaborasi), membuka jasa
konseling keperawatan, membuka jasa terapi, membuka jasa fisioterapi, menjadi
seorang penulis, membuka jasa penyewaan alat medis, dan sebagainya.
Untuk penguraiannya adalah: praktik mandiri yang dilakukan oleh perawat
(home care), ini adalah bentuk layanan perawatan kesehatan di rumah, misalnya
perawatan luka pada pasien diabetes mellitus dan sebagainya. Maksud dari
mendirikan praktik bersama adalah perawat bisa berkerjasama dengan dokter,
bidan, apoteker atau tenaga kesehatan lain dalam menjalankan suatu usaha dan
praktik ini lebih lengkap daripada praktik mandiri. Perawat bisa membuka
konseling dirumah, tetapi perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas
sebagai konselor agar bisa membantu dan memotivasi pasien sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi pasien. Jasa terapi yang dibuka adalah jenis terapi
komplementer, artinya terapai yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit
dan berguna untuk memperbaiki system kekebalan tubuh (system imun) supaya
sisttem imum mampu merangsang penyembuhan penyakit di dalam tubuh. Jasa
fisioterapi yang dilakukan oleh perawata adalah suatu cara atau bentuk pelayanan
kesehatan untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan tenaga
alam. Perawat bisa saja menjadi seorang penulis, yaitu dengan menunangkan
gagasan, pengetahuan serta pengalam- pengalam yang dialami kedalam sebuah
buku, dan tulisannya tersebut berkaitan dengan kesehatan. Perawata juga bisa
mebuka jasa penyewaan alat medis seperti glukometri, tabungan oksigen, kursi
roda atau alat medis lainnya. 
Jadi banyak sekali usaha yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
membangun usahanya sendiri. Jika perawat merupakan pegawai negeri, tidak
menutup kemungkinan perawat juga bisa membangun usaha sendiri. Dengan
adanya usaha sendiri kita dapat menciptakan lapangan kerja sendiri untuk orang
lain, dan ini merupakan salah satu lading pahala karena membantu orang lain.
Kebanyakan orang yang mendirikan usaha sendiri lebih sukses daripada orang
yang tida mempunyai usaha sendiri, karena orang yang mempunyai usaha sendiri
bisa memdapatkan keuntungan setiap hari, sedangkan bagi orang yang tidak
mempunyai usaha sendiri hanya menunggu waktu gajian yaitu sebulan sekali.
Usaha yang dibangun oleh perawat tidak harus yang berkaitan dengan
keperawatan/ kesehatan, tetapi bisa juga tentang bidang yang yang minati/ disukai
(hobi) perawat atau yang lainnya. Misalnya perawat mempunyai hobi masak,
perawat bisa buka usaha catering atau warung nasi/ kafe, atau perawat mempunyai
hobi memancing, perawat bisa buka usaha menjual alat- alat pancing dan lain
sebagainya. Jadi perawat tidak perlu pusing memikirkan usaha apa yang bisa ia
buka.
Di negara- negara maju, kebanyak orang tidak lagi bergantung pada
pemerintah, tetapi orang- orang disana kebanyakan membuka usaha sendiri, demi
mencapai sebuah keberhasilan. Dengan adanya usaha sendiri, dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi orang lain sehingga dapat memperbaiki perekonomian.
Dan kita sebagai orang Indonesia, yang masih dikategorikan kedalam negara
berkembang, bisa mengikuti jejak negara- negara maju, misalnya korea dan lain
sebagainya untuk membuka usaha sekaligus lapangan kerja untuk orang lain
supaya negara kita maju dalam semua bidang terutama dalam bidang
perekonomian. Jadi buat perawat yang berada di seluruh Indonesia, mari kita buka
usaha milik kita sendiri agar kita melangkah kea rah yang lebih maju karena kalau
bukan kita, siapa lagi.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Kata kunci dari
kewirausahaan adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri;
memanfaatkan peluang-peluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang
inovatif dan mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah).
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-
psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan masyarakat. Enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia antara
lain: tipe realistik, tipe intelektual, tipe sosial, tipe konvesional, tipe usaha dan tipe
artistik.
Nursepreneur (perawat pengusaha) adalah seorang perawat, biasanya
dengan gelar sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan
penelitian, menyediakan pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau
konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau bisnis. Secara konseptual
nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut pengerahan diri, pengasuhan diri,
orientasi pada tindakan, energi tingkat tinggi dan toleransi atas ketidakmenentuan.
Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
B.     Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kepada mahasiswa ataupun pembaca tentang kewirausahaan terutama
dalam bidang keperawatan. Sehingga dapat mengaplikasikannya sewaktu
membangun usaha sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma. (2013). Kewirausahaan.Bandung: Alfabeta.
Budiono. 2016. Konsep dasar Keperawatan. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Hanggara, M.W. 2016. Kewirausahaan. Waringin Timur: Akademi Keperawatan.
Hisrich, R.D., Peters, M.P & Sheperd, D.A. 2008. Entrepreneurship. Mc Graw
Hill International Edition.
Iyus, Y & Mardhiyah, A. 2010. Spririt and Sofrkill of Nursing Entrepreneur.
Bandung: Rafika Aditama.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Konsep Dasar Kewirausahaan.
Kementrian Pendidikan Nasional
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Ricky. 2012. Perawat Pengusaha (Nurse Preneurs).
http://rotikanricky.blogspot.com/2012/12/perawat-pengusaha-
nursepreneurs. Diakses tanggal 3 Maret 2019 pukul 15.15.
Yusuf, N. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta: Modul PTKPNF
Depdiknas.
https://nursepreneur.blogspot.com/2017/02/konsep-dan-wawasan-
nursepreneurship. Diakses tanggal 3 Maret 2019 15.00.

Anda mungkin juga menyukai