Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN, KARAKTERISTIK DAN NILAI-NILAI

KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :

FIRLIAN ADI NUGROHO (202002011)

NITA SAFITRI (202002012)

ASSYIFA AULIA SAPUTRI (202002013)

YANUARITA SANTI (202002014)

EKA MISWARI NUR RIYANTI (202002015)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIJAYA MULYA SURAKARTA

2023
A. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan dan mengelola suatu

yang baru melalui proses kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber

daya untuk mencari peluang sukses memecahkan persoalan dan menemukan peluang

untuk memperbaiki kehidupan atau usaha. Orang-orang yang melakukan aktivitas

wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur menurut buku prinsip-prinsip

dasar kewirausahaan, inti dari kewirausahaan kewirausahaan adalah kemampuan

untuk menciptakan suatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak

inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Adapun

beberapa definisi kewirausahaan menurut para ahli antara lain :

1. Raymond W.Y Kao (1995)

Kewirausahaan merupakan suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang

baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada

(inovasi). Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah

bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan

proses penciptaa.

2. Maggil (1991)

Wirausaha melakukan suatu proses yang disebut dengan ‘creative

destruction’ terhadap keseimbangan pasar. Inovasi yang diciptakan oleh

wirausaha akan menghancurkan keseimbangan yang terdapat pada pasar untuk

kemudian menciptakan keseimbangan baru dengan keuntungan-keuntungan atas

inovasi tersebut.

3. Faisal Afif (2001)

Wirausaha pada hakikatnya bukan saja semata-mata masuk dalam wilayah

bisnis/ekonomi, namun telah meluas ke bidang public (nonbisnis) seperti politik


dan pemerintah. Alasannya, karena secara kontekstual dunia entrepreneur berisi

wilayah tak bertuan yang belum pernah dijamah, asing dan pola dinamikanya

belum memiliki keteraturan.

4. Harvey Leibenstein (1968,1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk

menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum

terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi

produksinya belum diketahui sepenuhnya.

B. Tahapan Umum Kewirausahaan

Tahapan Umum KewirausahaanBerikut tahapan umum kewirausahaan dengan

penjelasannya.Tahap awal. Kewirausahaan dimulai ketika seseorang berniat untuk

memulai bisnis dengan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Pertama,

mencari kemungkinan peluang bisnis baru, baik itu memulai bisnis baru, melakukan

akuisisi, atau membuat franchise. Kedua, pilih jenis bisnis, misalnya pertanian,

industri, manufaktur, atau jasa.Tahap pengembangan bisnis. Pada tahap ini,

pengusaha mengelola semua aspek terkait bisnis, termasuk keuangan, sumber daya

manusia, kepemilikan, organisasi, dan sebagainya.Menjaga usaha. Wirausahawan

menganalisis hasil yang telah dicapai serta kemajuan yang akan dibuat sesuai dengan

keadaan.Pengembangan bisnis.

C. Modal Kewirausaan

Merujuk buku Kewirausahaan (2018), modal kewirausahaan secara garis besar

dibedakan sebagai berikut.

1. Modal Intelektual Wujud dari modal intelektual adalah ide atau gagasan

yang disertai pengetahuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab.


2. Modal Sosial dan Moral Modal ini membentuk citra yang didasarkan pada

kejujuran dan kepercayaan.

3. Modal Mental Modal mental merupakan keberanian dalam menghadapi

risiko yang dilandaskan agama. Bentuk modal mental diwujudkan dalam

menghadapi tantangan

4. Modal Material Modal intelektual, sosial, dan moral yang terbentuk dengan

baik akan membentuk modal material dengan sendirinya.

D. Tujuan Kewirausahaan

Menurut Kamil (2012),adapun tujuan kewirausahaan adalah:

1. Mewujudkan gagasan inovatif dari seseorang dalam bidang

usaha.Menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dalam bidang usaha.

2. Mengganti tatanan ekonomi dengan mengenalkan produk, layanan,

penciptaan pengelolaan, menggali bahan-bahan mentah baru dalam usaha.

3. Suatu proses untuk mengerjakan sesuatu yang baru.

4. Menciptakan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah-masalah

dalam bidang usaha.

5. Mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam

memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang dalam bidang usaha.

6. Menemukan cara-cara berpikir yangbaru dan melakukannya dalam bidang

usaha.

E. Ruang Lingkup Kewirausahaan

Ruang Lingkup KewirausahaanRuang lingkup kewirausahaan menjadi

pengaruh besar bagi negara berkembang, seperti negara Indonesia misalnya. Jumlah

pengangguran di Indonesia telah meningkat dari hari ke hari, ditambah dengan adanya

pandemi virus Covid-19 yang mengakibatkan para pengusaha kecil dan semisalnya
diharuskan menutup usaha nya sementara. Wirausahawan atau pengusaha dapat

menjadi solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran. Seorang pengusaha pasti

membutuhkan sebuah tim agar usahanya mencapai tujuan yang di inginkan. Adapun

ruang lingkup kewirausahaan yaitu :

1. Lapangan Agraris

Ruang lingkup kewirausahaan ini dapat didefinisikan sebagai yang terutama terkait

dengan pemasaran dan produksi berbagai produk pertanian. Ruang lingkup

kewirausahaan ini juga terkait dengan input pertanian. Contoh area di mana

pengusaha pertanian mengaitkan diri mereka sendiri termasuk susu, kehutanan, dan

hortikultura. Ini juga meliputi produksi, pemasaran input dan output pertanian.

2. Lapangan Perikanan

Dilansir situs Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut Kementrian Kelatuan dan

Perikanan, dari total luas wilayah Indonesia, luas laut Indonesia 3,25 juta km2 dan

2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Dengan luasnya wilayah laut yang

ada, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar.

3. Lapangan Peternakan

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan pemeliharaan hewan untuk

mendapatkan manfaatnya. Ruang lingkup kewirausahaan dalam sektor produksi

ternak terorganisir dan komersial ini didukung dengan baik. Dalam penyediaan

produk dan layanan hewan oleh perusahaan swasta dan kebijakan pemerintah.

4. Lapangan Pertambangan dan Energi

Dapat dilakukan disektor minyak dan gas, listrik, serta petambangan dan logam.

Yang bertujuan untuk membantu pemanfaatan energi agar dapat digunakan

manusia sesuai kebutuhan. Juga penyedia layanan untuk sektor-sektor tersebut, dan
secara ideal ditempatkan untuk membantu perusahaan energi, utilitas dan sumber

daya untuk memanfaatkan perkembangan industri global.

5. Lapangan Pemberi Jasa

a. Sebagai pedagang perantara

b. Sebagai pemberi kredit atau perbankan

c. Sebagai pengusaha angkutan

d. Sebagai pengusaha hotel dan restoran

6. Lapangan Perindustrian dan Kerajinan

Lapangan perindustrian  dapat didefinisikan sebagai yang biasanya peduli dengan

kegiatan manufaktur yang bertujuan mengembangkan produk baru di sektor

industri. Ruang lingkup kewirausahaan ini bahkan dapat memulai bisnis baru yang

secara langsung dikaitkan dengan suatu industri (mulai dari pabrik). Lapangan

kerajinan adalah program yang berupaya memberdayakan individu berpenghasilan

rendah melalui pemrograman kreatif dan interaktif. Ini juga untuk mendapat

manfaat dari dukungan dalam belajar menerapkan bakat mereka pada upaya

kewirausahaan.

7. Lapangan Perdagangan

Ruang lingkup perdagangan terutama berurusan dengan berbagai kegiatan yang

berhubungan dengan pemasaran, branding dan pertukaran barang dan jasa.

Perdagangan yang tepat adalah untuk menciptakan dan mengembangkan ide-ide

baru untuk membuat perdagangan lebih efektif. Dan dengan demikian bertujuan

untuk meningkatkan penjualan. Ini juga melihat masalah sosial yang mengganggu

masyarakat dan termotivasi untuk membuat kondisi masyarakat lebih baik.

Meskipun mereka menjalankan bisnis mereka sendiri, mereka tidak hanya harus
mendapatkan untung tetapi usaha dan bisnis mereka harus meningkatkan

masyarakat dan lingkungan.

F. Karakteristik Kewirausahaan

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) mengemukakan

delapan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut :

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-

usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan

selalu mawas diri.

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat,

artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun yang

terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk

memperoleh kesuksesan.

4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik

dengan segera.

5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan

jauh ke depan.

7. Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber

daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada uang.


G. Nilai-Nilai Kewirausahaan

1. Percaya Diri

Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat

relative, dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai,

melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri

mrmiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis,

berencana, efektif, dan efesien. Kepercayaan diri juga sellu ditunjukkan oleh

ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.

2. Berorientasi Pada Tugas dan Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu

mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan

ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif.

3. Keberanian Mengambil Risiko

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai

utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan

sukar memulai atau berinisiatif. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai

usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan

daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu wirausaha kurang

menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah

akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang

tinggikemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetpi dengan kegagalan yang

sangat tinggi.

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,

kepeloporan, dan keteladanan. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan

inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang di hasilkannya dengan

lebih cepat, lebih dulu, dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk

dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi

maupun pemasaran.

5. Berorientasi ke Masa Depan

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan

pandangan ke masa depan, selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan

keberhasilan.

6. Keorisinilan

Nilai inovtif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan

seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan

adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 7) dengan ciri-

ciri:

a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara

tersebut cukup baik.

b. Selalu menuangkan imajinasi dlam pekerjaannya.

c. Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.

H. Motif Berprestasi Kewirausahaan

Motif berpretasi kewirausahaan terletak pada kemauan dan kemampuan untuk

melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien. Victor Vroom (1964) mempunyai

sebuah teori yang disebut teori harapan. Ia mengemukakan bahwa kecenderungan

yang kuat untuk bertindak dalam suatu arah bergantung pada kekuatan harapan yang
akan dihasilkan dari tindakannya dan ketertarikan lain yang dihasilkan bagi

seseorang.
I. Ciri-Ciri Umum Kewirausahaan

1. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi

Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan

usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha

melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat

dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi merupakan hal yang justru

membedakanantara hasil karyanya sebagai wirausaha dengan orang lain yang

tidak memiliki jiwa kewirausahaan.

2. Memiliki Perspektif ke Depan

Arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan.

Perspektif seorang wirausaha akan dapat membuktikan apakah ia berhasil atau

tidak.

3. Memiliki Kreatifitas Tinggi

seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inivasi yang lebih

nonwirausaha. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah

terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu membuat hasil inovasinya menjadi

permintaan.

4. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi

inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jiak impian dan tujuan hidup

merupakan fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan

sebagai pilar-pilar yang menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja

tidak cukup. Impian harus senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti

sehingga bangunan hidup dan bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun,

entah badai kesulitan ataupun tantangan.


5. Memiliki Komitmen terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdahap tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang

wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja

keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian

disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai

kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nakhoda, tidak jelas arah yang

akan dituju. Sering kali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan. Namun,

seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam

pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala sesuatu

yang telah dirintisnya.

6. Memiliki Tanggung Jawab

Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak terlepas dati tuntutan tanggung

jawan. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan

sehingga mampu melahirkan taggung jawab. Indicator orang yang

bertanggung jawab adalah berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh,

jujur, berdedikasi tinggi, dan konsisten.

7. Memiliki Kemandirian

Orang yang mandiri adalah orang tidak suka mengandalkan orang lain namun

justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.

Intinya adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur

oleh orang lain.

8. Memiliki Keberanian Menghadapi Risiko

Seorang wirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang

dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan.

Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan


kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan

proporsional terhadap risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan

dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Inilah

factor penentu yang membedakan wirausaha dengan manajer. Wirausaha akan

lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, sedangkan

manajer dibutuhkan dalam mengatur perusahaan. Inti dari tugas manajer

adalah berani mengambil dan membuat keputusan untuk meraih sukses dalam

mengelola sumber daya, sedangkan inti kewirausahaan adalah berani

mengambil risiko untuk meraih peluang.

9. Selalu Mencari Peluang

Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persperktif atau

dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga harus mampu

melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang

membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi

perusahaan. Semakin tinggi kemampuan seorang wirausaha dalam

mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk

mengolah peluang menjadi sumber daya produktif. Seorang wirausaha

senantiasa belajar, belajar dan belajar.

Anda mungkin juga menyukai