Anda di halaman 1dari 30

GENERAL BANKING SYARIAH

LEVEL 1

MANAJEMEN RISIKO
MRPS General Banking 1

Agenda
1. Pengantar
2. Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko
3. Risiko Inheren & KPMR dalam Profil Risiko
4. The Bank for International Settlements (BIS)
5. Penutup
MRPS General Banking 1

Manajemen risiko perbankan 


???
MRPS General Banking 1

Manajemen
risiko
perbankan ..!!!
MRPS General Banking 1

Identifikasi  kenali & pahami … !!!


Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko

A. Latar Belakang

1. Pada dasarnya, bisnis perbankan merupakan bisnis yg mengandung


risiko  operasional = mengandung risiko
2. High risk = high return
3. Krisis finansial  perlunya penerapan manajemen risiko secara
konsisten
4. Penguatan sistem perbankan melalui perubahan regulasi & pengawasan
5. Kesadaran masyarakat perbankan  risk awareness
6. Penerapan risk & risk management culture pada perbankan
konvensional & syariah
7. PBI No.11/19/PBI/2009 (19/06/2009) ttg Sertifikasi MR Perbankan Bagi
Pejabat Bank Umum (dan perubahannya)
8. PBI Nomor 13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko

B. Pengertian dlm Syariah

1. Pengertian manajemen risiko dalam Islam  ketidakpastian merupakan


sunatullah dlm kegiatan usaha (incl. perbankan)
2. QS Luqman:34  “Dan tidak seorangpun yg dapat mengetahui dgn
pasti apa-apa yg diusahakannya esok”
3. QS Al-Hasyr:18  “Hai orang-orang yg beriman, bertakwalah kamu kpd
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yg telah
diperbuatnya utk hari esok, dan bertakwalah kpd Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan”
4. Kewajiban muslim:
a. Mengamankan setiap tindakannya
b. Melakukan mitigasi setiap risiko yg akan diambil
c. Risiko (ketidakpastian) sebanding dgn hasil yg diperoleh
d. Risiko slalu menyertai tiap ekspektasi return/imbal hasil
Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko
B. Pengertian dlm Syariah (lanjutan)

5. Hadist  Salah seorang sahabat Rasulullah meninggalkan untanya


tanpa diikat pada sesuatu, seperti pohon, tonggak dll, lalu ditinggalkan.
Rasulullah bertanya: “Mengapa tidak kamu ikatkan? Orang itu
menjawab: “Saya telah bertawakal kpd Allah”. Rasulullah Saw tidak
menyetujui cara berpikir orang itu, lalu bersabda: “Ikatlah dulu lalu
bertawakalah”.
6. HR Al-Baihaqi  Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Abbas bin Abdul
Muthallib jika menyerahkan harta sbg mudharabah, ia mensyaratkan
kpd mudharib (pengelola) nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak
menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan
itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika
persyaratan yg ditetapkan Abbas itu didengan Rasulullah, beliau
membenarkan.
Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko

B. Pengertian dlm Syariah (lanjutan)

7. Dlm Islam mitigasi risiko berupa regulasi (batasan-batasan) dan juga


pembangunan kompetensi personal dari setiap pemangku risiko. HR
Bukhari  Rasulullah Saw bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan,
tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya:
“Bagaimana maksud amanat disia-siakan?” Nabi menjawab:”Jika urusan
diserahkan bukan kpd ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu”.
8. Membangun sistem manajemen risiko tidak sekedar membentuk proses
bisnis yg aman, tetapi juga membangun kompetensi pemangku risiko
shg menjadi profesional yg ahli di bidangnya.
Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko
C. Pengertian dlm Regulasi

1. BI  risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa


(events) tertentu.
2. Risiko dlm konteks perbankan  suatu kejadian potensial, baik yg dapat
diperkirakan (expected) maupun yg tidak dapat diperkirakan
(unexpected) yg berdampak negative thdp pendapatan dan permodalan
bank.
3. Risiko  juga dapat dianggap sbg kendala/penghambat pencapaian
suatu tujuan.
4. Risiko  adalah kemungkinan yg berpotensi memberikan dampak
negatif kpd sasaran yg ingin dicapai.
5. Bank syariah menghadapi risiko kecurangan  disebabkan oleh pihak
internal maupun eksternal. Berakibat kpd laba-rugi bank.
Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko
C. Pengertian dlm Regulasi (lanjutan)

6. BI  terdapat 10 jenis risiko pada bank syariah:


a. Risiko Kredit
b. Risiko Pasar
c. Risiko Operasional
d. Risiko Likuiditas
e. Risiko Kepatuhan
f. Risiko Hukum
g. Risiko Reputasi
h. Risiko Strategis
i. Risiko Imbal Hasil
j. Risiko Investasi
7. Bank syariah perlu mengelola risiko secara integratif  karena suatu
produk/aktivitas bank mengandung satu atau lebih dari satu jenis risiko.
Latar Belakang & Pengertian Manajemen Risiko
C. Pengertian dlm Regulasi (lanjutan)

8. BI  Pengertian Manajemen Risiko:


Pada hakekatnya, merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yg
digunakan utk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko yg timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
9. Manajemen risiko  merupakan upaya mengelola risiko agar peluang
mendapatkan keuntungan sesuai risiko dapat diwujudkan secara
berkelanjutan:
a. Kecukupan prosedur & metodologi
b. Kegiatan bank dapat terkendali
c. Batas/limit yg dapat diterima
d. Memberikan keuntungan bagi bank sesuai tingkat risiko yg dapat
diterima
10. Skala & kompleksitas usaha bank yg berbeda  tidak ada satu sistem
manajemen risiko yg universal utk seluruh bank.
Risiko Inheren & KPMR dlm Profil Risiko
A. Risiko Inheren

Adalah risiko yg secara alamiah melekat pada aktivitas perbankan tertentu.


Risiko inheren dlm perbankan syariah:
1. Risiko Kredit (Pembiayaan)  adalah risiko akibat kegagalan debitur
dan/atau pihak lain dlm memenuhi kewajiban kpd bank.
2. Risiko Pasar  adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
adminintratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa
perubahan nilai dari asset yg dapat diperdagangkan atau disewakan,
meliputi:
a. Risiko benchmark rate (posisi trading book)
b. Risiko nilai tukar (posisi trading book & banking book)
c. Risiko komoditas (posisi trading book dan banking book)
d. Risiko ekuitas (posisi trading book)
Risiko Inheren & KPMR dlm Profil Risiko
A. Risiko Inheren (lanjutan)

3. Risiko Operasional  adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau


tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
system dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yg memengaruhi
operasional bank.
4. Risiko Likuiditas  adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk
memenuhi kewajiban yg jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan/atau dari asset likuid yg berkualitas tinggi yg dapat diagunkan
tanpa mengganggu sktivitas & kondisi keuangan bank.
5. Risiko Kepatuhan  adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yg
berlaku.
6. Risiko Hukum  adalah risiko akibat tuntutan hokum dan/atau
kelemahan aspek yuridis.
Risiko Inheren & KPMR dlm Profil Risiko
A. Risiko Inheren (lanjutan)

7. Risiko Strategis  akibat ketidaktepatan dlm pengambilan dan/atau


pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dlm
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8. Risiko Reputasi  akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholders
yg bersumber dari persepsi negatif thdp bank.
9. Risiko Imbal Hasil  atau rate of return risk adalah risiko akibat
perubahan tingkat imbal hasil yg dibayarkan oleh bank kpd nasabah
karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yg diterima bank dari
penyaluran dana yg dapat memengaruhi perilaku nasabah dana pihak
ketiga bank.
10. Risiko Investasi  atau equity investment risk adalah risiko akibat bank
ikut menanggung kerugian nasabah yg dibiayai dlm pembiayaan bagi
hasil berbasis profit and loss sharing.
Risiko Inheren & KPMR dlm Profil Risiko
B. Profil Risiko

1. Penilaian risiko mencakup penilaian terhadap risiko inheren dan


penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko.
2. Penilaian risiko meliputi  sistem pengendalian risiko (risk control
system), baik untuk bank secara individu maupun untuk bank secara
konsolidasi.
3. Profil risiko meliputi kedelapan jenis risiko bank dimana utk perbankan
syariah ditambahkan dengan dua jenis risiko lagi yg memang spesifik
syariah.
Risiko Inheren & KPMR dlm Profil Risiko
C. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR)

KPMR meliputi:
1. Tata kelola risiko (risk governance) yg mencakup pengawasan aktif
(management oversight) Dekom dan Direksi, serta risk appetite.
2. Kerangka manajemen risiko (risk management framework) yg meliputi
kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
3. Kecukupan proses manajemen risiko yg terdiri atas proses:
a. Identifikasi
b. Pengukuran atau penilaian
c. Pemantauan, dan
d. Pengendalian atau mitigasi risiko, serta
e. Sistem pengendalian internal yg menyeluruh
Risiko Inheren & KPMR dlm Profil Risiko
D. Laporan Profil Risiko

1. Bank wajib menyampaikan laporan profil risiko baik secara individual


maupun konsolidasi kpd BI secara triwulanan utk posisi bln Maret, Juni,
September, Desember. Paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah
akhir bulan laporan.
2. Laporan disampaikan BUS kpd BI wajib memuat substansi yg sama dgn
laporan yg disampaikan oleh SatKer Manajemen Risiko kpd Direktur
Utama & Komite Manajemen Risiko.
3. Laporan tsb mencakup penilaian penilaian tingkat risiko inheren dan
tingkat KPMR serta peringkat profil risiko.
4. Peringkat risiko inheren terdiri atas:
a. Low (1)
b. Low to moderate (2)
c. Moderate (3)
d. Moderate to high (4)
e. High (5)
The Bank for International Settlements (BIS)
A. Organisasi

1. Didirikan tahun 1930 di Basel (Swiss)  lembaga keuangan tertua di


dunia merupakan organisasi kerjasama bank sentral Negara-Negara
maju.
2. Berdiri utk tujuan reparasi pembayaran setelah Perang Dunia 1  saat
ini focus thdp stabilitas moneter dan keuangan
3. Salah satu komite penting  Komite Basel (bidang pengawasan
perbankn)
4. Basel committee mengeluarkan beberapa ketentuan yg menjadi
referensi perbankan internasional, yaitu:
a. Basel 1
b. Basel 2
c. Basel 3
The Bank for International Settlements (BIS)
B. Basel 1

1. Berpandangan bhw penyediaan MODAL yg cukup dlm rangka


pengelolaan risiko pada industri perbankan
2. Penerbitan paper berjudul “International Convergence of Capital
Standards” tahun 1988  mengatur kerangka utk mengukur standar
minimal & kecukupan modal yg harus dijaga oleh industri perbankan.
Kerangka tsb memiliki dua tujuan:
a. Memperkuat kesehatan (soundness)
b. Stabilitas system perbankan internasional
Standar ini memiliki kerangka yg sangat adil & konsisten bagi perbankan
yg dapat diaplikasikan seluruh bank dari berbagai Negara  guna
mengurangi tingkat persaingan yg tidak seimbang di antara perbankan
internasional
The Bank for International Settlements (BIS)
B. Basel 1 (lanjutan)

3. Basel Committee juga menetapkan standar rasio modal berdasarakan


Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)  8% (dgn komponen modal
inti 4%)
4. Komponen modal terdiri atas:
a. Tier-1 capital (modal inti), mencakup:
1) Modal saham (common stock)
2) Cadangan tujuan (disclosed reserves)
b. Tier-2 capital (modal pelengkap), meng-cover:
1) Cadangan umum (undisclosed reserves)
2) Cadangan revaluasi asset
3) Cadangan umum kredit macet (general provisions/loan loss
reserves)
4) Instrumen modal hybrid
5) Utang subordinasi (subordinated debt)
The Bank for International Settlements (BIS)
B. Basel 1 (lanjutan)

5. Basel 1  ditujukan utk menilai kecukupan modal thdp RISIKO KREDIT


(risiko lainnya dan risiko suku bunga, investasi surat berharga harus
disupervisi oleh supervisor)
C. Market Risk Amendment (MRA)

1. Komite Basel memandang Basel 1 tidak cukup hanya meng-cover risiko


kredit  harus juga masuk RISIKO PASAR
2. Tahun 1996  penerbitan dokumen berjudul “Amendment To The
Capital Accord To Incorporate Market Risks”, modal bank harus cukup
meng-cover risiko kredit & risiko pasar
3. Risiko Pasar meliputi:
a. Risiko suku bunga (interest rate risk) pada trading book
b. Risiko saham (equity risk) pada trading book
c. Risiko nilai tukar (foreign exchange risk)
d. Risiko komoditas (commodity risk)
The Bank for International Settlements (BIS)
C. Market Risk Amendment (MRA), lanjutan

4. Modal harus tersedia cukup (eligible capital) min 8% utk:


a. Risiko kredit  termasuk risiko kredit counterparty (transaksi
derivatif pada banking book & trading book)
b. Risiko pasar (trading book)
5. Komponen modal (eligible capital):
a. Tier-1 captal (modal inti) & Tier-2 (modal pelengkap)
b. Tier-3 capital (modal pelengkap tambahan)  hanya utk menyerap
risiko pasar (pada trading book):
1) Dibatasi s.d. 250% dari tier-1 capital
2) Tier-2 capital dapat digunakan utk menggantikan maksimal
250% tier-3 capital
3) Tier-1 capital minimal separuh (50%a0 dari eligible capital
(jumlah tier-1 & tier-2)
4) Jumlah tier-2 & tier-3 tidak boleh melebihi tier-1
The Bank for International Settlements (BIS)
D. Basel 2

1. Basel committee menegaskan kembali  pentingnya tujuan pengaturan


modal minimum bagi bank yg aktif secara internasional
2. Pemberian insentif kpd bank yg mengadopsi pendekatan yg lebih
sensitif thdp risiko
3. Mempublikasikan dokumen baru berjudul “International Convergence
of Capital Measurement and Capital Standards” pada 2004
4. Mengatur rasio modal minimum 8% utk meng-cover:
a. Risiko kredit
b. Risiko pasar
c. Risiko operasional
d. ATMR 12,5 x modal utk ketiga risiko di atas
The Bank for International Settlements (BIS)
D. Basel 2 (lanjutan)

5. Tier-2 capital dibatasi 100% dari tier-1


6. Basel 2 terdiri atas 3 (tiga) Pilar:
a. Pilar 1: mengatur kalkulasi kebutuhan modal minimum (minimum
capital requirement) utk risiko kredit, risiko pasar & risiko
operasional
b. Pilar 2: mengatur peranan pengawas (supervisory review)
c. Pilar 3: mengatur persyaratan pengungkapan informasi yg material
(disclosure)
7. Definisi regulatory capital masih sama dgn Basel 1
8. Pilar 1, dapat menggunakan:
a. Pendekatan standar (standardised approach)
b. Pendekatan yg lebih sensitif (Internal Rating Based Approach –
IRBA)  Foundation & Advance
The Bank for International Settlements (BIS)
D. Basel 2 (lanjutan)

9. Risiko operasional  dapat menggunakan pendekatan:


a. Basic Indicator Approach  yg paling sederhana
b. Standardised Approach  pendekatan standar
c. Advanced Measurement Approaches (AMA)  pendekatan yg
paling sensitif
10. Jika bank memilih AMA  harus mampu menunjukkan kpd supervisor
bhw bank dapat memenuhi:
a. Standar umum
b. Standar kualitatif
c. Standar kuantitatif
11. Risiko pasar  bank dapat menggunakan:
a. Standardised approach
b. Internal model approach
c. VaR model  value at risk
The Bank for International Settlements (BIS)
E. Basel 3

1.Krisis subprime mortgage meltdown di USA tahun 2006:


a. Menimbulkan Credit crunch
b. Meningkatkan risiko likuiditas
2. Basel committee  mengatur kembali pentingnya risiko LIKUIDITAS dan
juga memitigasi:
a. Risiko siklus
b. Risiko ekspansi kredit yg berlebihan (excessive credit growth)
3. Pengaturan yg mensyaratkan bank:
a. Penyediaan cadangan modal minimum (minimum capital
conservation)
b. Cadangan countercyclical (countercyclical buffer)
4. Publikasi dokumen judul “A Global Regulatory Framework for more
Resilient Banks and Banking Systems” tahun 2010 (efektif 1 Januari
2019)
The Bank for International Settlements (BIS)
E. Basel 3 (lanjutan)

5. Mewajibkan bank utk memelihara:


a. Modal ekuitas min (common equity tier-1 – CET1)= 4,5%
b. Cadangan modal minimum (capital conservation)  rasio
tergantung besarnya modal ekuitas di atas
c. Jika bank memiliki CET1 4,5%  bank harus menyediakan
Minimum Capital Conservation Ratio (MCCR) = 100% dari
pendapatan (earnings) bank
d. Saat CET1 bank melebihi 7%  bank tidak perlu lagi memelihara
MCCR
e. Selain MCCR bank juga harus memelihara cadangan modal
countercyclical (countercyclical buffer)  dlm rangka menghadapi
memburuknya perekonomian (economy downturn)  dipicu
excessive credit growth yg juga memperhitungkan perubahan
lingkungan makro
The Bank for International Settlements (BIS)
E. Basel 3 (lanjutan)
Calibration of the Capital Framework
Capital requirements and buffers (all numbers in percent)
Common Equity Tier-1 Capital Total Capital
(after deductions)
Minimum 4,5 6,0 8,0

Conservation 2,5
buffer
Minimun plus 7,0 8,5 10,5
conservation
buffer
Countercyclica 0 – 2,5
l buffer range

Anda mungkin juga menyukai