GENERAL BANKING SYARIAH

LEVEL 1

HUKUM PERBANKAN
Tujuan

Setelah mengikuti sesi mata pembelajaran ini, peserta

diharapkan dapat:
• memahami pengantar hukum perbankan
• memahami tentang subyek hukum
• memahami tentang hukum perjanjian
• memahami tentang pengikatan jaminan dan eksekusi
jaminan

© Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia 2

Agenda

OVERVIEW HUKUM PERBANKAN

SUBYEK HUKUM

HUKUM PERJANJIAN

PENGIKATAN JAMINAN & EKSEKUSI

JAMINAN

3
OVERVIEW HUKUM PERBANKAN

4
Overview Hukum Perbankan

DASAR HUKUM
PERBANKAN

UU NO.7 TAHUN 1992 UU No. 21 Tahun 2011

UU No. 23 tahun 1999 Peraturan Bank
Tentang Perbankan Tentang OJK
ttg BI sebagaimana Indonesia (PBI) dan Peraturan Per UU yang
sebagaimana diubah
diubah terakhir dgn UU Surat Edaran Bank dan Aturan terkait lainnya
dengan UU No.10
No. 6 tahun 2009 Indonesia (SEBI) Pelaksanaannya
tahun 1998

5
 UUUU
Perbankan
Perbankan
21/2008
21/2008 UUBIBI
UU
KPTBank
KPT Bank 7/92&&
7/92 23/99-
23/99-
dll
dll 10/98
10/98 6/2009
6/2009
UUOJK
UU OJK
PBI&&SEBI
PBI SEBI 21/11
21/11

UUHT
UU HT PeraturanPer-
Peraturan Per- KUHPidan
KUHPidan
4/1996
4/1996 UUygygterkait
terkaitdg
dg aa
UU
KegiatanUsaha
Kegiatan Usaha
Perbankan
Perbankan
UUFiduasia
Fiduasia
UU
42/1999
Indonesia
Indonesia
KUHPerdata
42/1999

UUKoperasi
Koperasi UU TPPU
UU 8/10
17/2012
17/2012
UU PPT
UUPT
PT UUTipikor
Tipikor 9/13
UU UU UU ITE
40/2007 20/2001
20/2001
40/2007 11/2008
Peraturan dan Lembaga Perbankan Syariah

• Undang Undang 21/2008 tentang Perbankan Syariah

• Fatwa Dewan Syariah Nasional
• Dewan Pengawas Syariah
• PBI
• POJK

© Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia 7

Bentuk Hukum dan Modal Bank
BENTUK HUKUM
(Psl 21 ayat 1 UU MODAL BANK
Perbankan)

Perseroan
Terbatas
Modal disetor
untuk mendirikan
Bank ditetapkan
Koperasi

Perusahaan
Daerah

8
Pendirian dan Kepemilikan

Bank Hanya Dapat Kepemilikan

Didirikan dan/ atau
Dimiliki oleh BPR/S

warga negara Indonesia Kepemilikan BPR/S oleh

dan/atau badan hukum Warga Negara Asing ???
Indonesia; atau

warga negara Indonesia

dan/atau badan hukum
Indonesia dengan
warga negara asing
dan/atau badan hukum
asing secara kemitraan.

9
Kegiatan Usaha
DPK
(Giro, Tab, Dep)

DP II
Sumber
(obli, Saham,
Dana
MM, BI)
DP I
(Saham, Cad,
Laba)
Kegiatan Usaha
Bank
Produktif &
Kredit
Konsumtif

Primary
Penggunaan Reserve (GWM) &
Dana Secondary
(kewajiban)
(SBI, SDBI,
SBN)
Penempatan
(SBI,SBN,SDBI,
dll)
10
Pengertian Risiko

Suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak

diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian/
kehancuran apabila tidak diantisipasi serta tidak
dikelola sebagaimana mestinya

Sebaliknya, risiko yang dikelola dengan baik akan

memberikan ruang pada terciptanya peluang untuk
memperoleh suatu hasil/ keuntungan yang lebih besar

11
Risiko Bank
1. RISIKO KREDIT : DEBITUR TIDAK MEMBAYAR KEWAJIBANNYA

2. RISIKO PASAR : PERUBAHAN SUKU BUNGA/ NILAI TUKAR

3. RISIKO LIKUIDITAS : BANK TIDAK MAMPU MEMENUHI KEWAJIBAN YANG TELAH JATUH
TEMPO

4. RISIKO OPERASIONAL : TIDAK BERFUNGSINYA PROSES INTERNAL, KESALAHAN MANUSIA,

KEGAGALAN SISTEM ATAU ADANYA PROBLEM EKSTERNAL YANG
MEMPENGARUHI OPERASIONAL BANK

5. RISIKO HUKUM : KELEMAHAN ASPEK YURIDIS YANG MENYEBABKAN ADANYA

TUNTUTAN HUKUM

6. RISIKO REPUTASI : PUBLIKASI/ PERSEPSI NEGATIF TERHADAP BANK

7. RISIKO STRATEGIK : AKIBAT DARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS YANG TIDAK

TEPAT/ KURANG RESPONSIF TERHADAP PERUBAHAN

8. RISIKO KEPATUHAN : TIDAK MEMATUHI / MELAKSANAKAN PERATURAN/ PERUNDANG –

UNDANGAN YANG BERLAKU

12
Legal Risk
Contoh risiko hukum
yang terjadi sebagai
akibat:

1. Peraturan yang belum / tidak

ada, tidak jelas atau kabur
sehingga ditafsirkan sendiri
padahal belum tentu benar

2. Tidak dipenuhinya Syarat

Sahnya Perjanjian

3. Pengikatan Agunan yang tidak

sempurna
13
Sanksi bagi Pegawai Bank

Sanksi bagi
Pegawai Bank
Sanksi Pidana :
Penjara, pencabutan hak-hak
tertentu

Sanksi Perdata
Pembayaran denda, ganti rugi,
penyitaan asset

Sanksi Administrasi
Pemberhentian jabatan, pemecatan,
teguran

14
Sanksi bagi Pegawai Bank
3. Mengubah, mengaburkan,
menyembunyikan,
menghapus,atau
2. Menghilangkan atau
menghilangkan adanya suatu
tidak memasukkan
pencatatan dalam
atau menyebabkan
pembukuan…., atau dengan
tidak dilakukannya
sengaja mengubah,
pencatatan dalam
mengaburkan, menghilangkan,
pembukuan…….;.
menyembunyikan atau
merusak catatan pembukuan
tersebut
1. Membuat atau
menyebabkan adanya
pencatatan palsu dalam Diancam dengan
pembukuan atau dalam pidana penjara
laporan, maupun dalam Sanksi bagi sekurang-kurangnya 5
dokumen atau laporan Pegawai Bank (Psl (lima) tahun dan
kegiatan usaha, laporan 49 UU paling lama 15 (lima
transaksi atau rekening Perbankan) belas) tahun SERTA
suatu ban denda sekurang-
Anggota dekom,
kurangnya Rp 10 M dan
direksi, atau
paling banyak Rp 200 M
pegawai bank
yang dengan
sengaja :

15
Sanksi bagi Pegawai Bank
A. meminta, atau menerima,
mengizinkan atau menyetujui
untuk menerima suatu
imbalan, komisi, uang
tambahan, pelayanan, uang
atau barang berharga untuk
keuntungan pribadinya,
atau keluarganya dalam
rangka mendapatkan atau
berusaha mendapatkan bagi
orang lain dalam memperoleh
uang muka, bank garansi atau
fasilitas kredit dari bank atau
dalam rangka pembelian atau
pendiskontoan oleh bank atas
surat-surat wesel, surat
promes, cek dan kertas dagang
atau bukti kewajiban lainnya
ataupun dalam rangka
memberikan persetujuan bagi
orang lain untuk melaksanakan
penarikan dana yang melebihi
batas kreditnya pada bank ;
Tidak melaksanakan
langkah-langkah yang
diperlukan untuk
memastikan ketaatan
bank terhadap ketentuan
dalam undang-undang ini
dan ketentuan
peraturan perundang-
undangan lainnya yang Diancam dengan pidana
berlaku bagi bank, penjara sekurang-
kurangnya 3 tahun dan
paling lama 8 tahun
SERTA denda Rp 5 M -
Rp 100 M
Anggota dewan
komisaris, direksi
atau pegawai bank
yang dengan
sengaja :
16
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
1. BENTUK DAN STATUS LPS :
 LPS dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan.
 LPS merupakan lembaga yang independen, transparan, dan
akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
 LPS bertanggung jawab kepada Presiden

2. FUNGSI LPS :
 Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
 Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannya
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
3. KEPESERTAAN :
• Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara RI wajib
menjadi peserta Penjaminan
• Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum (termasuk kantor
cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan
kegiatan perbankan dalam wilayah RI) dan Bank Perkreditan Rakyat, baik
bank konvensional maupun bank berdasarkan prinsip syariah
• Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan
kegiatan perbankan di luar wilayah RI tidak termasuk dalam Penjaminan

4. KEWAJIBAN BANK PESERTA :

• Membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1 % dari modal disetor bank.
Membayar premi penjaminan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Setiap
periode penjaminan membayar premi sebesar 0,1 % dari rata-rata saldo
bulanan total simpanan dalam setiap periode (termasuk simpanan yang
berasal dari bank lain)
Kerahasiaan Bank

Definisi Rahasia Bank :

Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

keuangan dan hal-hal lain dari nasabah bank yang menurut
kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan (Pasal 1 UU
Perbankan)
Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan Simpanan
Nasabah
 Kepentingan Kerahasiaan Bank
• Kepentingan perpajakan

• Penyelesaian piutang Bank yang sudah

diserahkan kepada Badan Urusan Piutang Harus memperoleh
Negara & Lelang / Panitia Urusan Piutang Negara izin tertulis dari BI
• Kepentingan peradilan dalam perkara pidana

• Kepentingan peradilan dalam perkara perdata

antara Bank dengan Nasabah
• Tukar menukar informasi antar Bank
Tidak memerlukan
• Permintaan atau persetujuan tertulis dari izin tertulis dari BI
nasabah penyimpan
• Permintaan ahli waris yang sah dari nasabah
penyimpan yang meninggal dunia
Pengecualian terhadap Kerahasiaan Bank

Kerahasiaan bank tidak berlaku untuk

Kepentingan penyidikan/ peradilan dalam perkara
Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan
Kepentingan penyidikan oleh KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) dalam perkara Tindak
Pidana Korupsi
Sanksi Membuka Rahasia Bank terkait UU Perbankan

SANKSI
Barang siapa tanpa membawa izin tertulis dari Bank Indonesia
dengan sengaja memaksa Bank untuk memberikan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanan diancam dengan
pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 4
tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 100.000.000.000,00
dan paling banyak Rp 200.000.000.000,00

Komisaris, Direksi atau pegawai Bank atau pihak terafiliasi yg

dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan
diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun
dan paling lama 4 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp
4.000.000.000,00 dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00

22
Sanksi Membuka Rahasia Bank terkait UU TPPU

Direksi, komisaris, pengurus atau pegawai pihak pelapor

yg memberitahukan kepada pengguna jasa atau orang
lain baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan
cara apapun mengenai laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan yang sedang disusun atau telah
disampaikan kepada PPATK dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 tahun dan pidana
denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00.

(PPATK = Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan)

23
SUBYEK HUKUM

24
Subyek Hukum

SUBYEK HUKUM
BADAN HUKUM Yang BADAM
BADAN HUKUM
ORANG melakukan Kegiatan HUKUM SUI LAINNYA
Usaha GENERIS

YAYASAN
DASAR PERUSA-
PERUSA- (UU NO 16
HUKUM : HAAN PERUS-A
PERSEROAN HAAN KOPERA- TAHUN 2001
BUKU
PERSERO Sbgmn HAAN PARTAI
PERTAMA TERBATAS UMUM SI
AN TELAH DAERAH POLITIK,
KITAB (UU NO 40 (UU NO 17 DIPERBAHA BI, LPS, ORGANISASI
UNDANG- TAHUN (UU NO (UU NO 5 LPEI MASYARAKAT,
(UU NO TAHUN RUI
UNDANG 2007) 19 TAHUN DENGAN UU TAHUN BHMN, DLL
19 TAHUN 2012)
HUKUM 2003) NO 28 1962)
2003) TAHUN
PERDATA
2004)

25
Jenis Badan Hukum

Badan • Badan Negara : Pemda

Hukum
• Lembaga Pemerintah : Departemen
Publik

• Perjan : fokus pada pengabdian masyarakat

BUMN • Perum : fokus pelayanan umum dan laba
• Persero: fokus laba sebesar-besarnya

Badan • Perseroan Terbatas (PT)

Hukum • Koperasi
Privat • Yayasan

26
Badan Usaha Bukan Badan Hukum

Persekutuan Perdata

Persekutuan Firma

BADAN USAHA
BUKAN Persekutuan Komanditer
BADAN
HUKUM
Perusahaan
Dagang/Usaha Dagang

PT yang belum disahkan

Menkumham
27
Subyek Hukum: Orang

KEDUDUKAN
• SESEORANG MEMILIKI KEDUDUKAN SEBAGAI SUBJEK HUKUM SEMENJAK
SUBYEK YANG BERSANGKUTAN LAHIR.
HUKUM

• ORANG SEBAGAI SUBJEK HUKUM DINYATAKAN CAKAP MELAKSANAKAN

CAKAP HAK DAN KEWAJIBAN HUKUMNYA SETELAH USIANYA DIANGGAP CUKUP
(DEWASA).

• UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN : 21 TAHUN

• UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK : 18 TAHUN
KRITERIA • UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK: 18
DEWASA TAHUN
• KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA : 21 TAHUN ATAU YANG BERSANGKUTAN
SUDAH MENIKAH ATAU PERNAH MENIKAH

28
Subyek Hukum: Orang
Ketentuan yang wajib diperhatikan dalam melakukan
Perbuatan Hukum: UNTUK SESEORANG YANG SUDAH MENIKAH,

• Pelaksanaan Hak dan Kewajiban yang Menyangkut

MEMERLUKAN
Harta Bersama (Harta yang Diperoleh Setelah
PERSETUJUAN
Kawin) Hanya Sah Dilakukan Bilamana Telah
PASANGAN
Mendapat Persetujuan dari Pasangannya

TIDAK
• Persetujuan Tidak Diperlukan Bilamana Pasangan
MEMERLUKAN
Tersebut Telah Menandatangani Perjanjian Pisah
PERSETUJUAN
Harta Sebelum Melakukan Perkawinan
PASANGAN

29
Subyek Hukum: Perseroan Terbatas

PENDIRIAN
KEGIATAN • BADAN HUKUM YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN PERJANJIAN,
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DENGAN MODAL DASAR YANG
USAHA & SELURUHNYA TERBAGI DALAM SAHAM DAN MEMENUHI PERSYARATAN
MODAL YANG DITETAPKAN DALAM UNDANG-UNDANG
DASAR

STATUS • STATUS SEBAGAI SUBJEK HUKUM BERBENTUK BADAN HUKUM TIMBUL

SUBYEK TERHITUNG SEMENJAK TANGGAL DISAHKAN AKTA PENDIRIANNYA OLEH
MENTERI YANG MEMBAWAHI BIDANG HUKUM
HUKUM

• TERDIRI DARI PERSEROAN TERTUTUP (PEMEGANG SAHAM DAN

STATUS MODAL DISETOR SESUAI KETENTUAN UU NO 40/2007 TENTANG
PERSEROAN TERBATAS) DAN PERSEROAN TERBATAS
PERSEROAN TERBUKA/PUBLIK (PEMEGANG SAHAM DAN MODAL DISETOR
SESUAI KETENTUAN UU NO 8/1995 TENTANG PASAR MODAL)

30
Subyek Hukum: Perseroan Terbatas

• PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YANG MENYANGKUT NAMA, MAKSUD

PERUBAHAN DAN TUJUAN, KEGIATAN USAHA, JANGKA WAKTU, MODAL DASAR,
PENGURANGAN MODAL DITEMPATKAN/DISETOR, STATUS PT
ANGGARAN (TERBUKA/TERTUTUP) HARUS DENGAN PERSETUJUAN MENTERI.
DASAR PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DI LUAR HAL DI ATAS CUKUP
DILAKUKAN DENGAN PEMBERITAHUAN KE MENTERI SAJA

YANG • DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN HUKUMNYA DIWAKILI

MEWAKILI OLEH DIREKSI, DENGAN MEMPERHATIKAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DAN ANGGARAN DASAR
PERSEROAN

31
Subyek Hukum: Perseroan Terbatas
Ketentuan yang wajib diperhatikan dalam melakukan perbuatan hukum:
1. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERBUATAN • JIKA SUATU PERBUATAN HUKUM DILAKUKAN SEBELUM ADANYA

HUKUM PERSETUJUAN MENTERI HUKUM DAN HAM TERHADAP AKTA
PENDIRIAN PERSEROAN (MISAL DALAM MENANDATANGANI
SEBELUM PT PERJANJIAN): PERJANJIAN TERSEBUT HARUS IKUT DITANDATANGANI
DISAHKAN OLEH SELURUH PENDIRI. RISIKO YANG TIMBUL JUGA MENJADI
MENKUMHAM BEBAN MEREKA SEBAGAI PEMEGANG SAHAM

MENJAMINKAN • BILAMANA PERSEROAN AKAN MENJAMINKAN SEBAGIAN BESAR ATAU

SEBAGIAN ATAU SELURUH ASSET PERUSAHAAN: PERBUATAN HUKUM TERSEBUT
SELURUH ASSET HARUS TERLEBIH DAHULU DISETUJUI OLEH PEMEGANG SAHAM

32
Subyek Hukum: Perseroan Terbatas
Ketentuan yang wajib diperhatikan dalam melakukan perbuatan hukum:
2. KETENTUAN ANGGARAN DASAR

PERSETUJUAN • PENANDATANGAN PERJANJIAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK

DARI DEWAN FINANSIAL HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN TERLEBIH DAHULU DARI
KOMISARIS DEWAN KOMISARIS

KEWENANGA • WEWENANG PENANDATANGANAN PERJANJIAN HARUS SESUAI DENGAN

N UNTUK KETENTUAN ANGGARAN DASAR : DIDASARI KEPUTUSAN RAPAT
DIREKSI DAN KEJELASAN ANGGOTA DIREKSI YANG DAPAT MEWAKILI
TANDA- PERSEROAN: KEWENANGAN DIREKTUR UTAMA DAPAT SENDIRI
TANGAN MENANDATANGANI PERJANJIAN ATAU HARUS BERSAMA DENGAN
PERJANJIAN ANGGOTA DIREKSI YANG LAIN, DLL.

33
Subyek Hukum: Perseroan Terbatas
Ketentuan yang wajib diperhatikan dalam melakukan perbuatan hukum:
2. KETENTUAN PERJANJIAN TERDAHULU YANG MENGIKAT

• BAGI PERSEROAN YANG TELAH MENDAPATKAN

PERSETUJUAN FASILITAS KREDIT SEBELUM MENDAPATKAN
EXISTING PINJAMAN DARI KREDITUR BARU, DIWAJIBKAN
KREDITUR MENDAPATKAN PERSETUJUAN TERLEBIH DAHULU
DARI EXISTING LENDER (KREDITUR)

34
Subyek Hukum: Perseroan Terbatas
Ketentuan yang wajib diperhatikan dalam melakukan perbuatan hukum:
2. KETENTUAN INTERNAL

• MISAL UNTUK PERSEROAN TERBATAS :

WEWENANG
TANDA • WEWENANG PENANDATANGANAN DOKUMEN
TANGAN HUKUM OLEH PEJABAT DIBAWAH DIREKSI
DOKUMEN HARUS SESUAI DENGAN KETENTUAN
HUKUM INTERNAL PERSEROAN (MISAL : DIATUR
DALAM SURAT KEPUTUSAN DIREKSI)

35
Subyek Hukum: Perusahaan Perseroan

BENTUK • BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG BERBENTUK

PERSEROAN PERSEROAN TERBATAS YANG MODALNYA TERBAGI DALAM
SAHAM YANG SELURUH ATAU PALING SEDIKIT 51 %
& MODAL SAHAMNYA DIMILIKI OLEH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DASAR YANG TUJUAN UTAMANYA MENGEJAR KEUNTUNGAN

STATUS • STATUS SEBAGAI SUBJEK HUKUM BERBENTUK BADAN

HUKUM TIMBUL TERHITUNG SEMENJAK TANGGAL DISETUJUI
SUBYEK AKTA PENDIRIANNYA OLEH MENTERI YANG MEMBAWAHI
HUKUM BIDANG HUKUM

KEWENANGAN • DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN HUKUMNYA

DIWAKILI OLEH DIREKSI, DENGAN MEMPERHATIKAN
MEWAKILI KETENTUAN ANGGARAN DASAR DAN PERATURAN PERUNDANG-
PERSEROAN UNDANGAN YANG BERLAKU.

36
Subyek Hukum: Perusahaan Perseroan

• KETENTUAN YANG BERLAKU SAMA UNTUK

KETENTUAN PERSEROAN TERBATAS
YANG WAJIB
DIPERHATI • KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YG TERKAIT
KAN DALAM DGN PERUSAHAAN PERSEROAN
MELAKUKAN • KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN ATAU
PERBUATAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN PEMEGANG SAHAM
HUKUM: DAN/ATAU DEPARTEMEN TEKNIS YANG MENJADI
PEMBINANYA

37
Subyek Hukum: Perusahaan Umum

• BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG SELURUH MODALNYA DIMILIKI

NEGARA DAN TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM, YANG BERTUJUAN UNTUK
PERMODALAN KEMANFAATAN UMUM BERUPA PENYEDIAAN BARANG DAN/ATAU JASA
& TUJUAN YANG BERMUTU TINGGI DAN SEKALIGUS MENGEJAR KEUNTUNGAN
BERDASARKAN PRINSIP PENGELOLAAN PERUSAHAAN

STATUS • STATUS SEBAGAI SUBJEK HUKUM BERBENTUK BADAN HUKUM TIMBUL

SUBYEK TERHITUNG SEMENJAK TANGGAL DISETUJUI AKTA PENDIRIANNYA OLEH
MENTERI YANG MEMBAWAHI BIDANG HUKUM
HUKUM

• DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN

KEWENANGAN
HUKUMNYA DIWAKILI OLEH DIREKSI, DENGAN
MEWAKILI
PERUSAHAAN MEMPERHATIKAN KETENTUAN ANGGARAN DASAR DAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU

38
Subyek Hukum: Perusahaan Umum

KETENTUAN • WEWENANG DAN KETENTUAN BERTINDAK

YANG WAJIB PENGURUS DALAM MELAKUKAN PERBUATAN
DIPERHATI HUKUM MISALNYA MEWAKILI PERUM
KAN DALAM MENANDATANGANI PERJANJIAN DENGAN PIHAK
MELAKUKAN LAIN
PERBUATAN • KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
HUKUM: DITETAPKAN UNTUK PERUM TERSEBUT

39
Subyek Hukum: Koperasi

• BADAN USAHA YANG BERANGGOTAKAN ORANG-SEORANG

ANGGOTA & ATAU BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN MELANDASKAN
KEGIATANNYA BERDASARKAN PRINSIP KOPERASI SEKALIGUS
KEGIATAN SEBAGAI GERAKAN EKONOMI RAKYAT YANG BERDASAR ASAS
KEKELUARGAAN

• STATUS SEBAGAI SUBJEK HUKUM BERBENTUK BADAN

STATUS HUKUM TIMBUL TERHITUNG SEMENJAK TANGGAL DISAHKAN
SUBYEK AKTA PENDIRIANNYA OLEH PEMERINTAH (DALAM HAL INI
HUKUM MENTERI YANG BIDANG TUGASNYA MEMBAWAHI BIDANG
KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL)

KEWENANGAN • DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN HUKUMNYA

DIWAKILI OLEH PENGURUS, DENGAN MEMPERHATIKAN
MEWAKILI KETENTUAN ANGGARAN DASAR DAN PERATURAN PERUNDANG-
KOPERASI UNDANGAN YANG BERLAKU

40
Subyek Hukum: Koperasi

KETENTUAN
YANG WAJIB
DIPERHATI- • WEWENANG DAN KETENTUAN BERTINDAK
KAN DALAM PENGURUS DALAM MEWAKILI KOPERASI
MELAKUKAN MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
PERBUATAN
HUKUM:

41
Subyek Hukum: Yayasan

• BADAN HUKUM YANG TERDIRI DARI KEKAYAAN YANG

TUJUAN DIPISAHKAN DAN DIPERUNTUKKAN UNTUK MENCAPAI
PENDIRIAN TUJUAH TERTENTU DI BIDANG SOSIAL, KEAGAMAAN DAN
KEMANUSIAAN, YANG TIDAK MEMPUNYAI ANGGOTA

STATUS • STATUS SEBAGAI SUBJEK HUKUM BERBENTUK BADAN

HUKUM TIMBUL TERHITUNG SEMENJAK TANGGAL DISAHKAN
SUBYEK AKTA PENDIRIANNYA OLEH MENTERI YANG MEMBAWAHI
HUKUM BIDANG HUKUM

KEWENANGAN • DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN HUKUMNYA

DIWAKILI OLEH PENGURUS, DENGAN MEMPERHATIKAN
MEWAKILI KETENTUAN ANGGARAN DASAR DAN PERATURAN PERUNDANG-
YAYASAN UNDANGAN YANG BERLAKU

42
Subyek Hukum: Yayasan

KETENTUAN
YANG WAJIB
DIPERHATI - • WEWENANG DAN KETENTUAN BERTINDAK
KAN DALAM PENGURUS DALAM MEWAKILI YAYASAN
MELAKUKAN MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
PERBUATAN
HUKUM:

43
Subyek Hukum: Perusahaan Daerah
• BADAN HUKUM YANG MODALNYA BAIK SELURUH MAUPUN
TUJUAN SEBAGIAN MERUPAKAN KEKAYAAN DAERAH YANG
DIPISAHKAN DAN DIDIRIKAN UNTUK MEMBERIKAN JASA
PENDIRIAN TERTENTU, MENYELENGGARAKAN KEMANFAATAN UMUM
ATAU UNTUK MEMUPUK PENDAPATAN

STATUS • STATUS SEBAGAI SUBJEK HUKUM BERBENTUK BADAN

SUBYEK HUKUM TIMBUL TERHITUNG SEMENJAK TANGGAL BERLAKU
HUKUM PERATURAN DAERAHNYA

KEWENANGAN • DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN HUKUMNYA

MEWAKILI DIWAKILI OLEH PENGURUSNYA, DENGAN MEMPERHATIKAN
YAYASAN KETENTUAN PERATURAN PENDIRIANNYA

44
Subyek Hukum: Perusahaan Daerah

KETENTUAN
YANG WAJIB
DIPERHATI
• WEWENANG DAN KETENTUAN BERTINDAK DIREKSI
KAN DALAM
DALAM MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
MELAKUKAN
PERBUATAN
HUKUM:

45
Berakhirnya Status sebagai Subyek Hukum

PERUSAHAAN UMUM :
PERUSAHAAN DAERAH : DIBUBARKAN
DIBUBARKAN DENGAN PEMERINTAH DENGAN
PERATURAN DAERAH PERATURAN
PEMERINTAH

PERSEROAN
TERBATAS/PERUSAHAAN
PERSEROAN : YAYASAN : JANGKA
DIBUBARKAN PEMEGANG WAKTU BERAKHIR,
SAHAM, BERAKHIR TUJUAN TIDAK TERCAPAI,
JANGKA WAKTUNYA, DIPUTUS PENGADILAN
DICABUT IJINNYA ATAU
DIPUTUS PAILIT.

BERAKHIR
PERORANGAN : STATUS KOPERASI : DIBUBARKAN
BERDASARKAN
MENINGGAL DUNIA ATAU
DIPUTUS DIBAWAH SEBAGAI KEPUTUSAN RAPAT
UMUM ANGGOTA ATAU
PENGAMPUAN.
SUBYEK KEPUTUSAN
PEMERINTAH
HUKUM

46
Status Hukum Badan Usaha Berbentuk Firma
dan Persekutuan Komanditer
Badan usaha berbentuk firma dan persekutuan komanditer bukan badan
hukum melainkan persekutuan perdata yang bentuk usahanya tersebut didasari
perjanjian di antara para sekutu
TANGGUNG
JAWAB • OLEH KARENA PERBUATAN HUKUM FIRMA DILAKUKAN
MERATA OLEH SELURU SEKUTU, TANGGUNG JAWAB ATAS BADAN
PADA USAHA DIBEBANKAN SECARA MERATA KEPADA SETIAP
SEKUTU
SELURUH
SEKUTU

TANGGUNG • WALAUPUN PERBUATAN HUKUM PERSEKUTUAN

JAWAB TIDAK KOMANDITER DILAKUKAN OLEH SEKUTU YANG MENJABAT
DIBEBANKAN SEBAGAI SEKUTU AKTIF, TANGGUNG JAWAB ATAS BADAN
SECARA USAHA TIDAK DIBEBANKAN SECARA MERATA TETAPI
BERDASARKAN KESEPAKATAN DALAM AKTA PENDIRIAN
MERATA
47
HUKUM PERJANJIAN KREDIT

48
Perjanjian

Perjanjian: suatu peristiwa dimana

seseorang/ satu pihak berjanji kepada orang/
pihak lain atau di mana dua orang itu/ para
pihak saling berjanji untuk melaksanakan
suatu hal

Dari peristiwa tersebut timbul hubungan

hukum antara dua orang/ para pihak, yang
disebut perikatan

49
Perjanjian

PERJANJIAN MENGANDUNG SUATU

ASAS KEBEBASAN MEMBUAT
SISTEM PERJANJIAN. UU MENYATAKAN : “SEMUA
TERBUKA PERJANJIAN YANG DIBUAT SECARA SAH
BERLAKU SEBAGAI UNDANG-UNDANG
BAGI MEREKA YANG MEMBUATNYA”

PERJANJIAN

PERJANJIAN SAH DAN MENGIKAT

AZAS APABILA SUDAH TERCAPAI KESEPAKATAN
KONSENSUALITAS MENGENAI HAL-HAL YANG POKOK DARI
PERJANJIAN ITU

50
 Syarat Sahnya Perjanjian
KATA SEPAKAT
PARA PIHAK SEPAKAT
Jika syarat subjektif tidak dipenuhi, TERHADAP HAL YANG
DIPERJANJIKAN TANPA
salah satu pihak dapat mengajukan ADANYA PAKSAAN,
permohonan pembatalan perjanjian KEKHILAFAN DAN PENIPUAN
SYARAT
ke pengadilan SUBJEKTIF
CAKAP
PARA PIHAK SESUAI
KETENTUAN HUKUM
BERWENANG UNTUK
MEMBUAT KESEPAKATAN
SYARAT SAHNYA
PERJANJIAN

OBJEK YANG JELAS

OBJEK YANG DISEPAKATI JELAS

SYARAT
Jika syarat obyektif tidak dipenuhi, OBJEKTIF
CAUSA YANG HALAL
perjanjian batal demi hukum
KESEPAKATAN TIDAK
BERTENTANGAN DENGAN
KETENTUAN HUKUM,
KEPATUTAN DAN KETERTIBAN
UMUM 51
Pelaksanaan Perjanjian

PERJANJIAN UNTUK
MEMBERIKAN/MENYERAHKAN
SESUATU

PELAKSANAAN PERJANJIAN UNTUK PRESTASI

PERJANJIAN
BERBUAT SESUATU

PERJANJIAN UNTUK
TIDAK BERBUAT SESUATU

52
 Tidak Melaksanakan Perjanjian (Wanprestasi)

TIDAK TDK MELAKUKAN APA YG

MELAKSANAKAN DISANGGUPI AKAN
PERJANJIAN DILAKUKAN
PEMENUHAN
MELAKSANAKAN APA YG KEWAJIBAN,
DIJANJIKAN TETAPI TDK MEMBAYAR BUNGA
SEBAGAIMANA DAN GANTI RUGI,
DIJANJIKAN PEMBATALAN
WANPRESTASI PERJANJIAN,
MELAKUKAN APA YG PERALIHAN RESIKO
DIJANJIKAN TETAPI DAN ATAU
TERLAMBAT MEMBAYAR BIAYA
PERKARA (JIKA ADA)
MELAKUKAN SESUATU YG
MENURUT PERJANJIAN
TDK BOLEH DILAKUKAN

53
Pembelaan Pihak yang Diklaim Wanprestasi

KEADAAN MEMAKSA
(OVERMACHT/ FORCE
MAJEURE)

PEMBELAAN EXCEPTIO NON

PIHAK YG ADIMPLETI CONTRACTUS
DIKLAIM (diperkenankan tdk menepati janji krn
pihak lain tidak menepati kewajiban
WANPRESTASI utamanya)

PELEPASAN HAK UNTUK

MENUNTUT
(RECHTSVERWERKING)

54
Bentuk Perjanjian dan Kekuatan Pembuktiannya

BENTUK
PERJANJIAN

2. PERJANJIAN YANG
1. AKTA OTENTIK DILEGALISASI
PERJANJIAN YANG DIBUAT DAN PERJANJIAN YANG ISINYA DIBUAT PARA
DITANDATANGANI DIHADAPAN NOTARIS. PIHAK, NAMUN DITANDATANGANI
DIHADAPAN NOTARIS.

AKTA OTENTIK MEMILIKI KEKUATAN JIKA DIJADIKAN ALAT BUKTI DI

PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA.
SEMUA YANG DISEPAKATI DALAM
PERJANJIAN DIANGGAP BENAR DAN
BILAMANA DIJADIKAN ALAT BUKTI
DI PENGADILAN, HAKIM TIDAK
MEMERLUKAN BUKTI YANG LAIN
PENGADILAN, YANG DIANGGAP
BENAR HANYA SEBATAS PARA PIHAK
YANG MENANDATANGANI
PERJANJIAN SAJA. ISI PERJANJIAN
JIKA DISANGKAL MEMERLUKAN
BUKTI PENDUKUNG YANG LAIN
55
Bentuk Perjanjian dan Kekuatan Pembuktiannya

BENTUK
PERJANJIAN

3. PERJANJIAN DI
WAARMEKING
PERJANJIAN YANG DIBUAT DAN
DITANDATANGANI OLEH PARA PIHAK
SERTA DICATATKAN KANTOR NOTARIS.
4. PERJANJIAN DI BAWAH
TANGAN
PERJANJIAN YANG DIBUAT DAN
DITANDATANGANI OLEH PARA PIHAK

PENCATATAN HANYA UNTUK

KEPERLUAN ADMINISTRATIF
SEMATA, TIDAK BERDAMPAK KEKUATAN PEMBUKTIANNYA SAMA
APAPUN. ISI PERJANJIAN JIKA DENGAN AKTA YANG DI-
DISANGKAL MEMERLUKAN BUKTI WAARMERKING
PENDUKUNG YANG LAIN
56
Bentuk Perjanjian dan Kekuatan Pembuktiannya

BENTUK
PERJANJIAN

5. SIDE LETTER
PERJANJIAN YANG DIBUAT OLEH SALAH SATU
PIHAK DALAM BENTUK SURAT UNTUK
KEMUDIAN DIKIRIMKAN KE PIHAK YANG
LAINNYA UNTUK DISEPAKATI (DI-COUNTER
SIGN)

KEKUATAN PEMBUKTIANNYA SAMA DENGAN

PERJANJIAN DI BAWAH TANGAN

57
Macam Perjanjian Kredit

MACAM PERJANJIAN KREDIT

PERJANJIAN PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN

KREDIT BILATERAL SINDIKASI KREDIT CLUB DEAL

PERJANJIAN ANTARA BEBERAPA

PERJANJIAN ANTARA BANK DGN SATU DEBITUR YANG
BEBERAPA BANK DGN SATU DIATUR DALAM PERJANJIAN
PERJANJIAN ANTARA SATU
DEBITUR YANG DIATUR DALAM KREDIT YANG BERBEDA
BANK DGN DEBITURNYA
SEBUAH PERJANJIAN YANG (MASING-MASING BANK
SAMA MEMBUAT PERJANJIAN SENDIRI
DGN DEBITUR)

58
BEBERAPA CONTOH PERMASALAHAN YANG
TERKAIT DENGAN KLAUSULA BAKU
PERJANJIAN KREDIT

59
 TANGGAL DAN NOMOR PERJANJIAN

DAPAT DIGOLONGKAN SEBAGAI SYARAT SUBJEKTIF

SAHNYA PERJANJIAN. JIKA TERBUKTI TIDAK TERPENUHI
UNSUR-UNSURNYA, SALAH SATU PIHAK DAPAT
MEMINTAKAN PEMBATALAN PERJANJIAN

PEMBUKAAN RESIKO TIMBUL PADA PERJANJIAN YANG

DITANDATANGANI DIBAWAH TANGAN SECARA
PERJANJIAN SIRKULAIR. SALAH SATU PIHAK (BACA : DEBITUR)
DAPAT MENGKLAIM BAHWA PERJANJIAN TIDAK
DITANDATANGANI PADA TANGGAL PERJANJIAN
SEHINGGA PIHAK TERSEBUT DAPAT MEMINTA
PEMBATALAN PERJANJIAN

SEBUAH PUTUSAN PENGADILAN JAKARTA SELATAN

MENGABULKAN PERMOHONAN DEBITUR MENGENAI
PEMBATALAN PERJANJIAN BERDASARKAN SEBUAH
COPY BUKTI BERUPA PERPANJANGAN PERJANJIAN
KREDIT YANG BELUM DITANDATANGANI SECARA
LENGKAP OLEH PARA PIHAK 60
 KOMPARISI PARA PIHAK

DIGOLONGKAN SEBAGAI SYARAT SUBYEKTIF SAHNYA

PERJANJIAN. JIKA TERBUKTI TIDAK TERPENUHI UNSUR-
UNSURNYA, SALAH SATU PIHAK DAPAT MENGAJUKAN
PERMINTAAN PEMBATALAN PERJANJIAN
PEMBUKAAN
PERJANJIAN
RESIKO TIMBUL JIKA SALAH SATU PIHAK (BACA : DEBITUR ATAU
PIHAK TERAFILIASINYA) MENGKLAIM BAHWA :
1. PERJANJIAN TIDAK DITANDATANGANI OLEH PIHAK YANG
BERWENANG SESUAI KETENTUAN HUKUM/ ANGGARAN
DASAR SEHINGGA PERJANJIAN MENJADI TDK MEMENUHI
SYARAT; ATAU,
2. PIHAK YANG MENANDATANGANI PERJANJIAN TIDAK ATAU
BELUM MENDAPAT PERSETUJUAN SESUAI KETENTUAN
HUKUM/ANGGARAN DASAR SEHINGGA PERJANJIAN TDK
MEMENUHI SYARAT; ATAU,
3. PIHAK YANG MEMBERI PERSETUJUAN MENYANGKAL
PERSETUJUANNYA

MAJELIS HAKIM PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT MENOLAK

PERMOHONA PAILIT YANG DIAJUKAN SEBUAH BANK KARENA
PERJANJIAN KREDIT PARA PIHAK TDK DITANDATANGANI OLEH
PIHAK YANG BERWENANG MEWAKILI DEBITUR/TERMOHON 61
PAILIT
 JANGKA WAKTU KREDIT

JANGKA WAKTU KREDIT MERUPAKAN SYARAT OBJEKTIF PERJANJIAN BERISI KESEPAKATAN

PARA PIHAK TENTANG LIMIT WAKTU BAGI DEBITUR DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN-
KEWAJIBANNYA SERTA PENGEMBALIAN KREDIT YANG DITERIMANYA. JUGA DIATUR DI PASAL
INI TTG PERPANJANGAN DAN TATA CARA PERPANJANGAN PERJANJIAN KREDIT

DALAM BEBERAPA KASUS DI PENGADILAN, TERUNGKAP TIMBULNYA

PERMASALAHAN JANGKA WAKTU KREDIT TERUTAMA UNTUK FASILITAS
KREDIT INVESTASI YANG JANGKA WAKTUNYA PANJANG. HAL INI TERKAIT
DENGAN TINDAKAN BANK YANG MENAGIH PENGEMBALIAN KREDIT SEBELUM
TANGGAL JATUH TEMPO PERJANJIAN DENGAN ALASAN DEBITUR WANPRESTASI

DALAM SEBUAH PERKARA PAILIT YANG DIMOHONKAN SEBUAH BANK, MAJELIS

HAKIM PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT MENOLAK PERMOHONAN PAILIT
YANG DIAJUKAN BANK KARENA PERBEDAAN ANTARA TANGGAL JATUH TEMPO
PERJANJIAN DENGAN TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN UTANG 62
 KELALAIAN

1. MERUPAKAN KLAUSULA YANG MEMUAT KETENTUAN-KETENTUAN YANG BILAMANA UNSUR-UNSURNYA

TERPENUHI MENJADI DASAR BAGI BANK UNTUK MENYATAKAN DEBITUR LALAI DAN MENYATAKAN JATUH
TEMPO PERJANJIAN SERTA SELURUH KEWAJIBAN DEBITUR.
2. KONDISI-KONDISI YANG UMUMNYA DIATUR DALAM KLAUSULA KELALAIAN INI ANTARA LAIN : KELALAIAN
MEMENUHI KEWAJIBAN PEMBAYARAN BUNGA, DENDA, BIAYA DAN UTANG POKOK ATAU CICILAN UTANG
POKOK, PENGGUNAAN PINJAMAN TDK SESUAI KETENTUAN PERJANJIAN, PERNYATAAN DAN JAMINAN DEBITUR
TERBUKTI KEMUDIAN TIDAK BENAR, KELALAIAN UNTUK MEMENUHI AFFIRMATIVE COVENANTS, KELALAIAN
KARENA MELAKUKAN NEGATIVE COVENANTS, PENGIKATAN JAMINAN TIDAK SEMPURNA, NILAI JAMINAN
BERKURANG DAN DEBITUR ATAU PENJAMINNYA TIDAK DAPAT MEMENUHI RATIO YG TELAH DITETAPKAN,
PERIZINAN USAHA DEBITUR DICABUT, DEBITUR DINYATAKAN PAILIT ATAU MEMBUBARKAN DIRI, KEKAYAAN
DEBITUR ATAU PENJAMINNYA DISITA,DLL

BANK SANGAT BERHATI-HATI SEBELUM MENYATAKAN DEBITUR LALAI DAN PERJANJIAN JATUH
TEMPO. BANK TDK AKAN LANGSUNG MENYATAKAN DEBITUR LALAI DAN PERJANJIAN JATUH TEMPO.
BANK PERTAMA-TAMA AKAN MELAKUKAN NEGOSIASI-NEGOSIASI DGN DEBITUR. JIKA GAGAL
DILANJUTKAN DGN PENGIRIMAN SURAT-SURAT TEGURAN, BAIK OLEH INTERNAL BANK (SOMASI)
MAUPUN MELALUI PENGADILAN NEGERI (AANMANING). BAHKAN ADA YANG DIATUR DALAM
PERJANJIAN MENGENAI TOLERANSI-TOLERANSI WAKTU YANG DIBERIKAN KEPADA DEBITUR BILA
TERBUKTI LALAI. MISAL 15 HARI KALENDER UNTUK MEMENUHI AFFIRMATIVE COVENATS DAN 30
HARI KALENDER UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN PEMBAYARAN BUNGA
63
PENGIKATAN JAMINAN DAN
EKSEKUSI JAMINAN

64
JAMINAN DAN AGUNAN

PERBEDAAN

JAMINAN KREDIT AGUNAN

adalah keyakinan atas

kemampuan & kesanggupan
debitor untuk melunasi
kreditnya meliputi : adalah bagian dari jaminan
kredit dan dibedakan AGUNAN
1.Carakter
POKOK dan AGUNAN
2.Capacity
3.Capital
TAMBAHAN
4.Condition
5.Collateral (Agunan)
Pengikatan Agunan

PENGIKATAN AGUNAN

HAK PENANGGUNGAN
GADAI FIDUCIA TANGGUNGAN
HIPOTIK HUTANG

66
GADAI
SIFAT :
1. Barang dikuasai pemegang gadai
2. Obyek benda bergerak
3. Pemegang gadai berhak menjual sendiri barang yang digadaikan.
4. Mempunyai hak preferens
5. Accesoir (Asesoir)

PROSES TERJADINYA GADAI:

PERJANJIAN PERJANJIAN PENYERAHAN

POKOK GADAI BENDA

.
FIDUSIA
SIFAT :
1. Barang tetap dikuasai pemilik
2. Mempunyai kekuatan eksekutorial
3. Mempunyai hak Preference
4. Wajib didaftarkan
5. Asesoir

PROSES TERJADINYA FIDUSIA:

DIDAFTARKAN
DIBUAT PERJANJIAN
DIKANTOR SERTIFIKAT JAMINAN
PERJANJIAN KREDIT FIDUCIA SECARA
PENDAFTARAN FIDUCIA
NOTARIEL
FIDUCIA

.
HAK TANGGUNGAN

SIFAT:

• Dapat dibebani lebih dari 1 HT

• Merupakan Hak yang didahulukan (Preference)
• Mempunyai kekuatan Eksekutorial

.
Pengikatan Hak Tanggungan

Inti dari PK adalah bahwa

PERJANJIAN Debitur berjanji untuk
PERJANJIAN KREDIT
POKOK meminjam sejumlah uang
pada Kreditur dan kreditur
berjanji untuk
SKMHT
DIBUAT: memberikan pinjaman
(SURAT KUASA MEMBEBANI
HAK TANGGUNGAN) NOTARIS/ PPAT sejumlah uang pada
Debitur. Dalam PK ini
diatur dan disepakati
APHT
jumlah pinjaman, besar
(AKTA PEMBEBANAN HAK DIBUAT: PPAT
TANGGUNGAN) bunga, biaya administrasi,
jangka waktu, besar
angsuran, tanggal
SHT
pembayaran setiap
SERTIFIKAT HAK DITERBITKAN BPN bulannya dan tanggal jatuh
TANGGUNGAN
tempo
70
SKMHT
(Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan)
SKMHT  Dibuat oleh Notaris atau PPAT
Beberapa persyaratan SKMHT:
• tidak memuat kuasa substitusi
• mencantumkan secara tegas obyek HT, jumlah utang, nama & identitas
kreditor serta debitor (jika debitor bukan pemberi HT)

Masa berlaku SKMHT :

• 1 bulan utk tanah yg sudah terdaftar (sudah bersertifikat)  APHT
• 3 bulan utk tanah yg belum bersertifikat  APHT
• s/d hapusnya Perjanjian Pokok bagi SKMHT yg menjamin jenis usaha kecil a.l.:
Kredit kpd nasabah usaha kecil, KPR, kredit dgn plafon =< Rp. 50 juta (Kupedes).
(Peraturan Meneg. Agraria No.4/1996)

.
APHT (Akta Pembebanan Hak Tanggungan)
• APHT  Dibuat oleh PPAT

• Wajib mencantumkan :
• Nama dan Identitas pemegang & pemberi HT
• Domisili Para Pihak
• Penunjukan secara tegas utang/utangs yg dijamin
• Nilai tanggungan
• Uraian yg jelas mengenai obyek HT

• APHT wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan (Badan Pertanahan

Nasional/BPN)
• Paling lambat 7 hari setelah APHT ditanda tangani, PPAT wajib
mengirimkan akta tsb & warkat lain yg diperlukan ke Kantor Pertanahan
• HT lahir pada hari tanggal buku tanah HT yaitu hari ke 7 setelah
penerimaan secara lengkap surats yg diperlukan.(Jika hari ke 7 jatuh pada
hari libur, maka pada hari kerja berikutnya)
.
COVERNOTE NOTARIS

• Setelah perjanjian dan Akta2 ditandatangani, Notaris akan

mengeluarkan covernote yang merupakan “surat sakti” yang
menjadi dasar/pegangan bank untuk mencairkan kredit si Debitur.
inti dari covernote adalah bahwa Notaris memberi keterangan
bahwa antara Debitur dan Bank telah dilakukan
penandatangan akta2 tersebut dan proses penyelesaian
akta berikut pendaftarannya di BPN sedang berjalan dan
akan selesai dalam waktu tertentu yang secepatnya akan
diserahkan pada pihak bank selaku kreditur. Dengan demikian
pencairan kredit tidak perlu menunggu semua proses pembuatan
akta dan pendaftarannya selesai tetapi cukup dengan jaminan
covernote yg dibuat Notaris
EKSEKUSI HT

Dokumen:
1. Surat Perjanjian Kredit
2. SKMHT
3. APHT
4. SHT
5. Sertifikat Tanah Objek
Hak Tanggungan

.
Hipotik

• Hipotik yg diatur dlm buku II KUH Perdata masih

berlaku tetapi tidak untuk jaminan atas tanah, untuk
tanah Hak Tanggungan
• Hipotik dibebankan atas kapal laut dgn bobot 20 M3
(UU Pelayaran No. 21/1992)
• Hipotik dibebankan atas kapal terbang
(UU Penerbangan No. 15/2001)

.
PERSONAL/ CORPORATE GUARANTEE

• Dasar hukum 1820 sd 1850 KUHPerdata

• Pihak ketiga mengikatkan diri untuk memenuhi
perikatan si berutang manakala tidak memenuhinya
• Bentuk: Personal/ Corporate/ Bank Guarantee
• Merupakan Persetujuan di mana pihak III guna
kepentingan Kreditor mengikatkan diri utk memenuhi
kewajiban debitor apabila debitor ybs wanprestasi
• Tujuan : utk melindungi kreditor/bank & bersifat umum
(dapat mengakibatkan seluruh hatrta kekayaan
penanggung menjadi jaminan dr utang debitor ybs)

.
HAK ISTIMEWA PENANGGUNG
• Hak utk menuntut agar benda-benda debitor terlebih dahulu disita/
dijual
• Hak utk membagi utang
• Hak utk mengajukan eksepsi
• Hak utk dibebaskan sbg penanggung dikarenakan salahnya kreditor

• Hak-hak tersebut HAPUS apabila:

- dilepaskan oleh penanggung
- penanggung mengikatkan diri dgn debitor secara tanggung
menanggung
- debitor pailit
- Penanggungan itu diperintahkan oleh hakim
.