Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN

PRODUK KREDIT SINERGI BUKOPIN (KSB)

KELOMPOK : ANIT A KUSNUL KHOTIMAH BAMBANG BUDIONO DINI AYU ARSYANTI FADHYAL MUBDIARTO IMBANG YUATMOKO K. R. LEVIANDI PRALEGA PADMAPUTRA YULIANA KURNIA DEWI

MANAGEMENT DEVELOPMENT PROGRAM 2 PT. BANK BUKOPIN Tbk.

KERJASAMA :

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

I.

Profil Bank Bukopin Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen

UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on-line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama Swamitra, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro. Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan. II. Peran UMKM Sebagai salah satu sektor usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disebut dengan UMKM, diharapkan turut aktif dalam kegiatan investasi guna mendorong sektor produktif. Setidaknya terdapat tiga indikator yang menunjukkan peran penting UMKM dalam perekonomian. Pertama, jumlah usahanya yang banyak dan ada dalam setiap sektor ekonomi. Data BPS tahun 2007 mencatat bahwa jumlah UMKM mencapai 99,99% dari total unit usaha di Indonesia. Kedua, UMKM mempunyai potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor UMKM menyerap 97,3% dari total angkatan kerja yang bekerja. Dari setiap rupiah investasi di UMKM dapat menciptakan lebih banyak tenaga kerja dibandingkan 2

dengan investasi yang sama di usaha besar. Ketiga, UMKM memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan nasional. UMKM mampu menyumbang 53,6% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sejalan dengan potensi pasar yang ada tersebut, Bank Bukopin telah menjadikan dirinya sebagai bank fokus merupakan pilihan yang logis dan strategis dengan pertimbangan bahwa competitive advantage terdapat di segmen UMKM yang digeluti sejak lama, jaringan distribusi/cabang yang cukup banyak,sertacustomer base yang luas merupakan asetuntuk pengembangan retail banking bagi Bank Bukopin. III. Visi Bank Bukopin Menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan. IV. Misi Bank Bukopin Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, turut berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi, serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan.

Analisis struktur Industri


Barriers to entry Economic of scale Nilai ekonomis dari Bank Bukopin sangat tinggi, karena kebutuhan akan produk-produk bank masih cukup tinggi. Product differentiation Differensiasi produknya cukup beragam. Brand identification Saat ini Bukopin merupakan salah satu bank swasta nasional menengah yang dikenal fokus di sektor UMKM dan koperasi. Switching cost Ada, tapi relatif kecil untuk konsumen pindah ke produk lain. Experience & learning effect Pengalaman sangat dibutuhkan dalam industri ini, karena merupakan salah satu syrat untuk bisa bertahan dalam persaingan bisnis ini sendiri.

Barriers to exit One time cost of exit 2

Biaya yang dikeluarkan untuk memberhentikan usaha cukup besar, mengingat banyaknya jumlah pekerja yang dimiliki serta pengaruhnya terhadap perbankan nasional. Emotional barriers Hambatan emosional perusahaan cukup besar sebab Bukopin merupakan bank yang cukup dikenal luas oleh publik. Government & social restriction Tidak tekanan terhadap perusahaan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Rivalry among competitor Number of equality balanced competitors Jumlah kompetitor yang bergerak dalam bidang yang sama cukup banyak. Relative industry growth Perkembangan dalam bisnis ini cukup pesat dikarenakan kebutuhan akan layanan perbankan masih cukup banyak yang belum disentuh oleh masyarakat. Product features Fitur produk Bank Bukopin lebih banyak fokus terhadap kebutuhan sektor UMKM dan koperasi. Diversity of competitors Perbedaan produk Bukopin dengan kompetitor tidak terlalu banyak berbeda karena, sifat bisnis ini cukup seragam karena sangat regulated oleh pemerintah. Power of buyers Number of important buyer Pelanggan penting bagi Bank Bukopin adalah sektor-sektor UMKM dan koperasi. Availability of subtitutes for industry product Ketersediaan barang subtitusi ada namun, relatif sulit untuk dijangkau konsumen. Buyer switching cost Biaya pindah produk bagi konsumen untuk pindah relatif kecil dan hampir tidak ada karena konsumen tidak harus mengeluarkan biaya tertentu untuk pindah ke produk lain. Industry threat Ancaman dari kompetitor cukup tinggi karena, banyak kompetitor berbisnis dengan produk yang sejenis. Buyers profitability Keuntungan yang diperoleh pembeli adalah semkain banyaknya pilihan terhadap barang yang mereka ingin beli begitu juga dengan harganya. 2

Analisis persaingan SEGMENTASI, TARGET, dan POSISI SEGMENTASI Wilayah Seluruh wilayah Indonesia Usia 21-55 tahun Jumlah 93 juta jiwa Siklus Hidup usia produktif Potensi Pasar 99% dari total unit usaha di Indonesia Psikorafis Golongan usaha mikro yang membutuhkan dana dcepat dan murah TARGET Usia produktif yang telah memiliki usaha mikro dan membutuhkan modal kerja baru POSISI Produk Kredit untuk usaha mikro Manfaat Meningkatkan modal kerja usaha dan debitur Penggunaan Modal kerja Pesaing BRI, BTPN, Danamon, Bank Umum Syariah, BPR, BPR Syariah, KSP Katagori Harga PROGRAM PEMASARAN Product Manfaat Merek Price Penetapan Harga Place Saluran Disribusi Promotion Strategi Promosi SASARAN DAN TUJUAN YANG INGIN DICAPAI 1. PENINGKATAN MARKET SHARE 2. PENINGKATAN PENJUALAN 3. PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN 4. PENINGKATAN BRAND IMAGE 5. PENINGKATAN PROFIT Kekuatan

Tujuan Pemasaran Adapun tujuan dari pemasaran kredit ini adalah 1. Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan usaha bagi masyarakat kecil secara mandiri. 2. untuk membantu pengusaha mikro mengembangkan usahanya. 3. Meningkatkan pendapatan bank bukopin dari sisi kredit bunga 4. Meningkatkan volume nasabah 5. Meningkatkan posisi Bank Bukopin sebagai market leader 6. Memperluas penguasaan pasar

SWOT Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan produk yang akan dipasarkan Bank Bukopin yaitu dengan melihat kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) .

Strength 1. proses kredit yang cepat dan mudah sesuai dengan kebutuhan 2. penggunaan pinjaman bebas memilih sesuai dengan kebutuhan 3. bebas memilih batas waktu pinjaman 4. suku bunga kredit tetap selama masa kontrak weakness 1. Produk kredit SINERGI BUKOPIN merupakan produk baru yang belum dikenal masyarakat luas, butuh waktu untuk mengenalkan kepada calon debitur

Opportunities 1. kesempatan mendapatkan calon debitur yang banyak dengan kekuatan produk kredit SINERGI BUKOPIN 2

2. Peningkatan profit Threat 1. Bank lain akan mengikuti konsep produk yang sama seperti Kredit SINERGI BUKOPIN Bukopin

Bauran Pemasaran

Proses Product Bank bukopin memiliki sebuah konsep terobosan pada produk yang menyasar segmen micro banking, hal ini dilakukan untuk memperluas pasar dari produk bukopin dan memberi solusi bagi masyarakat kecil untuk menjadi lebih mandiri dan sejahtera serta memberikan kesempatan kerja. Produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat adalah produk kredit bernama SINERGI BUKOPIN, yaitu produk dari bank bukopin berupa pemberian kredit kepada calon debitur dimana segmen pasarnya adalah usaha mikro dan kecil. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dalam pengembangan usaha mikro bagi masyarakat kecil. KREDIT SINERGI BUKOPIN adalah fasilitas kredit sampai dengan 25 juta yang diberikan oleh Bank Bukopin kepada calon debitur untuk segmen mikro dalam bentuk kredit modal kerja dengan jangka waktu dengan jangka waktu kredit maksimal sampai dengan 3 tahun. Keunggulan 1. Proses lebih cepat dengan persyaratan mudah. 2. Suku bunga bersaing dengan jangka waktu hingga 3 tahun. 3. Plafond hingga maksimal Rp.25 juta. 4. Tanpa Agunan Persyaratan Umum 2

1. Warga Negara Indonesia (WNI). 2. Provisi 1% dari maksimal kredit 3. Minimal umur 21 tahun 4. Mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan fotokopi : a. Kartu keluarga (KK) dan KTP suami isteri. b. Surat Nikah (bagi yang telah menikah). c. Surat ijin usaha (SIUP) atau surat keterangan kelurahan/ kecamatan. Price untuk strategi pricing menggunakan strategi Follow The Leader Pricing, yaitu bukopin menentukan plafond tidak berdasarkan intern bukopin, tapi mengikuti pemberian plafond di market banking. Karena dalam produk kredit ini bukopin tidak menitik beratkan pada pemberian plafond yang ekstrim yaitu terlalu memikat nasabah dengan pemberian kredit dengan plafond yang terlalu besar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko wanprestasi. Place untuk strategi placing ini, agar debitur mudah menjangkau atau mendapatkan kredit dengan mudah, oleh karena itu sesusai segment yang bukopin lakukan yaitu segmen mikro, maka bukopin menggunakan channel yaitu Kantor cabang, kantor cabang pembantu, swamitra yang tersebar di seluruh Indonesia. Promotion dalam rangka memperkenalkan serta meningkatkan volume debitur, maka Bukopin menggunakan teknik Promosi Above the line dan Below The line. Adapun Pada Above the Line bukopin menggunakan brosur sebagai media iklan yang menarik. Brosur ini tersedia pada stand atau outlet-outlet, Kantor cabang, Kantor cabang pembantu. Hal ini juga dibantu oleh customer service untuk membantu mempromosikan program kredit ini. Untuk teknik below the line bukopin menggunakan cara mengundang para calon debitur dalam suatu forum yang membahas mengenai usaha mikro. Hal ini dapat menarik minat calon debitur untuk menggunakan produk kredit mikro dalam pengembangan usahanya. People Unsur People dalam perusahaan yang bergerak dalam penyediaan produk dan jasa, maka akan menjadi sangat penting bahkan menjadi ujung tombak dari pemberian nilai nasabah kepada Bank tersebut, dan nantinya akan membentuk image dari bank tersebut apakah akan menjadi positif atau negatif.

Untuk menarik minat nasabah tersebut Bank Bukopin mengandalkan Account Officer (AO )dengan membekali Hardskill dan Softskill. Hardskill yang dibekalikepada AO sesuai standard kompetensi jabatan dari Bank Bukopin, untuk softskill maka AO diberikan kemampuan komunikasi yang baik, persuasif dan informatif Selain AO maka Customer Service juga diberikan kemampuan softskill untuk menarik minat nasabah juga. Dengan memperlakukan nasabah dengan sebaik mungkin maka akan memberikan nilai positif terhadap Bank Bukopin. Process Adapun tahapan-tahapan yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut : Hari Pertama, Calon Debitur bertemu dengan Marketing kredit dan menyampaikan surat permohonan kredit. Hari Kedua, Survey bank ditempat usaha rumah tinggal calon debitur. Pada saat itu sampaikan segala seluk beluk usaha calon debitur agar bank paham terhaadap bisnis calon debitur. Kecepatan persetujuan kredit juga tergantung keyakinan Marketing Kredit, apakah bisnis calon debitur

terhadap usahanya prospektif dan menguntungkan. Lalu petugas bank akan mengambil foto usaha dan jaminan. Lalu Marketing kredit membuat report kunjungan dan menyerahkan report tersebut kepada petugas Analis Kredit disertai copy dokumen usaha yang calon debitur serahkan. Selanjutnya Analis Kredit akan memeriksa dokumen-dokumen calon debitur, apakah sudah sesuai dan membuat nota analisa kredit mengenai usaha calon debitur. Segala hal yang petugas tidak paham, akan ditanyakan kembali kepada Marketing kredit. Apabila dokumen calon debitur lengkap dan Analis kredit yakin akan usaha dari si calon debitur, selanjutnya Nota Analisa Kredit disampaikan kepada Komite untuk disidangkan apakah kredit calon debitur layak diberikan. Hari Ketiga, Kepala Cabang, Manager Kredit, Analis Kredit dan Marketing Kredit melakukan komite kredit. Disini merupakan pembahasan untuk kredit calon debitur, tentunya dengan berdasarkan pada ketentuan prinsip 5 C. Apabila hasil komite kredit disetujui, selanjutnya Analis Kredit akan membuat surat persetujuan kredit yang ditandatangani Kepala Cabang. Selanjutnya Marketing akan menyampaikan surat tersebut kepada calon debitur. Hari Keempat, Apabila calon debitur setuju dan sanggup memenuhi syarat-syarat yang ada pada surat persetujuan kredit maka hari itu dapat segera mengadakan pengikatan kredit antara calon debitur, bank dan notaris. Selanjutnya Notaris akan memberikan surat keterangan kepada bank bahwa telah dilakukan pengikatan kredit. Saat itu juga calon debitur berubah statusnya menjadi debitur PT. Bank Bukopin, Tbk. Lalu petugas marketing membuat memo pencairan kredit yang ditujukan kepada bagian operasional. Apabila bagian operasional tidak menemukan kekurangan 2

yang ada pada syarat pencairan kredit maka proses pencairan dapat dilakukan. Biasanya debitur akan ditelpon kembali oleh petugas bank, setelah uangnya masuk ke rekening anda. Hari Ke Lima, debitur dapat datang ke bank Bukopin cukup dengan waktu kurang dari 10 Menit dana debitur segera tercairkan. v Physical Evidence physical Evidence dari produk kredit Kredit Sinergi Bukopin ini berupa kartu ATM dan buku tabungan, karena setiap debitur diwajibkan untuk membuka tbaungan siaga yang tujuan utamanya sebagai sarana untuk membayar angsuran

Daftar Pustaka
Bank Bukopin. 2011. www.bukopin.co.id. Diakses pada 26 Juli 2011. Prihanto, Tri Joko. 2010. Strategi Pengembangan Bisnis Mikro PT Bank Bukopin Tbk. Tesis. Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai