BERKUNJUNG KE BOGOR
(Studi Kasus Pada Akun Instagram Visit Bogor)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen Kekhususan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Sahid Jakarta
Disusun oleh:
Anggi Anugrah Putri
2018119016
Menyatakan bahwa skripsi ini benar merupakan hasil penelitian saya sendiri, bukan
merupakan hasil plagiat karya orang lain. Apabila dikemudian hari pernyataan saya ini tidak
benar adanya, maka saya siap untuk dicabut segala hal dan atribut kesarjanaan saya.
NIM : 2018119016
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini tepat waktu. Skripsi ini menjadi
salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana. Penulisan laporan
penelitian ini tidak dapat terwujud tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Atas dasar itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Ujang Subandi dan Ibu Trisnawati. Selaku orang tua saya yang selalu
mendukung dan mendoakan saya disetiap langkah yang saya ambil.
2. Bapak Dr. Ir. Sihono Dwi Waluyo, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing serta
memberikan petunjuk dan nasihat yang berarti bagi penulis.
3. Teman-teman saya atas dukungan dan bantuannya saya selama saya melakukan
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan.
Segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Besar
harapan penulis laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2.Perumusan Masalah 5
1.3.Tujuan Penelitian 6
1.4.Manfaat Penelitian 6
1.5.Sistematika Penelitian 7
5.1.Kesimpulan 46
5.2.Saran 47
5.2.1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya 48
DAFTAR PUSTAKA 49
DAFTAR TABEL
1
turut menyumbangkan kecepatan dalam membagikan informasi ke khalayak
adalah Instagram. Melalui Instagram masyarakat dapat mengakses berbagai
informasi yang sedang trending ataupun informasi tertentu yang mereka inginkan.
Dengan fitur yang menarik dan ringkas dapat memudahkan penggunanya untuk
berbagi dan mendapatkan informasi.
Hal ini dilakukan juga oleh akun dengan nama Visit Bogor, akun tersebut
merupakan salah satu review blogger yang memanfaatkan media sosial Instagram
sebagai wadah berbagi informasi dan review tempat-tempat menarik yang ada di
Bogor sejak 2013. Dari tempat makan, tempat wisata, event maupun budaya yang
menjadi materi untuk di review oleh akun tersebut. Melihat antusiasnya warga
diluar Bogor maupun warga sekitar Bogor yang berkunjung, membuat akun
Instagram ini berinisiasi menjadi reviewer tempat-tempat menarik yang ada di
kawasan Bogor dengan harapan dapat memudahkan warga Bogor ataupun warga
diluar Bogor dalam mencari informasi dan menentukan destinasi mereka saat akan
berkunjung ke Bogor.
Pada postingan yang dibuat oleh Visit Bogor dibagi menjadi 2 jenis postingan
yang dapat menjadi bahan informasi bagi pengikutnya. Pertama, selain menjadi
isit Bogor pun menjadikan akun mereka sebagai media partner bagi
reviewer, V
usaha ataupun tempat-tempat yang ingin dipromosikan melalui akun mereka.
Sebagai media partner Visit Bogor bisa memposting hingga 4 unggahan promosi
per hari. Kedua, Visit Bogor merupakan akun review blogger yang membagikan
informasi lengkap mengenai suatu tempat yang menarik dan patut dikunjungi jika
berkunjung ke Bogor. Dan sebagai review blogger Visit Bogor bisa memposting 2
sampai 3 postingan review per hari. Maka dari itu, bagi pencari informasi, akun
Visit Bogor dapat dikatakan cukup aktif dalam memberikan informasi dan
berinteraksi di media sosial.
Sebagai reviewer Visit Bogor pun membebaskan pengikutnya untuk
memberikan komentar dan masukkan tambahan yang sebelumnya tidak
disebutkan dalam caption postingan tersebut. Sehingga memudahkan pencari
informasi dalam mendapatkan info tambahan yang dapat menjadi pertimbangan
dan mendorong minat untuk berkunjung yang sebelum akhirnya memutuskan
untuk berkunjung ke Bogor. Saat ini pengikut Visit Bogor sudah mencapai 329
2
ribu pengikut. Yang artinya terdapat 329 ribu orang yang secara aktif
meng-update informasi mereka dari unggahan Visit Bogor. Berikut profilnya:
3
Gambar 1.3. Informasi dikolom komentar
4
wisatawan domestiklah yang masih mendominasi tempat-tempat wisata yang ada
di Bogor. Banyak yang dapat dijadikan sumber informasi untuk mencari tahu apa
saja yang menarik yang ada di Bogor, salah satu sumber yang menjadi
pertimbangan adalah media sosial. Salah satu media sosial yang menjadi pilihan
untuk dijadikan sumber informasi adalah Instagram.
Hal inilah yang menjadi perhatian penulis, meningkatya pengunjung yang
datang ke Bogor dan aktifnya pengguna media sosial saat ini mendorong review
blogger untuk lebih aktif dan informatif terhadap postigan-postingan mereka yang
di publikasi, dengan harapan dapat mempengaruhi minat warga Bogor dan
sekitarnya untuk berkunjung dan pada akhirnya akan berkunjung dan pada
akhirnya dapat membagikan dan memberikan ulasan serta rekomendasi kepada
warganet lainnya tentang pengalaman yang mereka rasakan. Ulasan online seperti
inilah yang saat dapat mempengaruhi minat dan keputusan masyarakat. Penting
pula adanya promosi ataupun kerjasama aktif antara pemerintah dengan reviewer
atau influencer dalam mempromosikan potensi daerahnya. Dengan promosi
tersebut diharapkan mampu melihat peluang dan potensi daerah lainnya yang
sebelumnya tidak terdeteksi potensinya oleh pemerintah pusat, dan diharapkan
dapat mendorong minat berkunjung dan mendatangkan lebih banyak wisatawan
lebih luas lagi.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menarik judul penelitian yang akan
dilakukan adalah “Pengaruh Electronic Word of Mouth Terhadap Minat
Berkunjung ke Bogor”
5
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui electronic word of mouth yang diciptakan oleh akun
Visit Bogor.
2. Untuk mengetahui bagaimana minat berkunjung yang dilakukan ke Bogor.
3. Untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth terhadap minat
berkunjung ke Bogor.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini akan memiliki kegunaan dan manfaat
bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Adapun manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Aspek Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
dan mengembangkan wawasan, ilmu pengetahuan dan pemahaman di
bidang pemasaran, khususnya mengenai pengaruh e-wom terhadap minat
berkunjung. Penelitian ini juga untuk melihat proses electronic word of
mouth secara nyata.
b. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan, masukan, dan
bahan pertimbangan bagi review blogger ataupun influencer lainnya d alam
menentukan strategi e-wom yang baik dan sesuai agar review yang
dilakukan dapat tepat sasaran. Serta diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi dalam membuat
penelitian, khususnya dengan tema electronic word of mouth ataupun minat
berkunjung.
6
1.5. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran umum mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan dengan jelas mengenai literatur, teori dan
pengertian mengenai electronic word of mouth dan minat berkunjung. Bab ini
juga berisi mengenai penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis
penelitian dan ruang lingkup penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini berisi tentang pendekatan, jenis penelitian, metode dan teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.
Hasil tersebut selanjutnya akan dianalisis oleh penulis agar ditemukan
kesimpulan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Di dalam bab ini disajikan kesimpulan atas penelitian dan hasil analisis
yang telah dilakukan oleh peneliti serta keseluruhan bab yang berada
dalam penelitian ini. Di dalam bab ini juga berisi saran yang diberikan oleh
peneliti untuk mengatasi fenomena atau masalah yang terjadi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Viral Marketing
Jurvetson dan Draper (et al 2014:2) mendefinisikan viral marketing sebagai
word-of-mouth online yang ditransmisikan dan dipromosikan melalui penggunaan
jejaring sosial. Para ahli menganggap pemasaran viral sebagai dari mulut ke mulut
yang ditingkatkan oleh jejaring sosial. Viral marketing mencakup strategi
pemasaran yang menggunakan media elektronik untuk memperoleh dukungan
rujukan dari mulut ke mulut dari satu pelanggan untuk diteruskan ke calon
pelanggan lainnya, dengan tujuan mentransmisikan informasi pemasaran yang
menguntungkan yang tersedia secara online (Dobele et al 2 014:2). Poin kuncinya
adalah penggunaan jejaring sosial untuk mengirimkan informasi komersial dan
untuk menciptakan potensi difusi yang tersebar luas untuk setiap pesan
pemasaran, yang mengarah pada pertumbuhan eksponensial dalam penyebaran
pesan.
Komunikasi viral sebagai “strategi yang memungkinan transmisi pecan yang
lebih dipercepat, dan berkurang dengan menciptakan lingkungan untuk
mereplikasi diri, secara eksponensial meningkatkan difusi, spiritualisasi dan
dampak pecan” (Welker et al 2014:2). Selain eksploitasi manfaat jejaring sosial,
poin penting lainnya adalah perlunya menawarkan insentif kepada konsumen
untuk meneruskan pesan tersebut ke jejaring sosial mereka. Insentif ini biasanya
dari potensi hiburan dari pecan pemasaran, khususnya berkenaan dengan iklan
viral, tetapi bisa juga dalam bentuk intensif material dan finansial, diskon, entri ke
undian atau hadiah lainnya. Sebagai kesimpulan, pemasaran viral sebagai aktivitas
pemasaran online dan offline yang dilakukan untuk mempengaruhi konsumen
untuk mengirimkan pesan komersial dan konten ke konsumen lain di jejaring
sosial (Petrescu dan Korgaonkar, et al 2014:3). Viral marketing memiliki
karakteristik berbeda seperti word of mouth yang dikemas dengan konsep berbeda.
8
2.2. Word of Mouth
9
information conveyed is more likely to be used in purchase decision-making, yang
artinya tradisional WOM adalah komunikasi tatap muka antara pihak saling
mengenal dan kepercayaan dapat lebih mudah dibangun pada keakraban, dengan
demikian informasi yang disampaikan lebih mungkin untuk digunakan dalam
pembelian pengambilan keputusan (March in Chintya Amelia Nelly Sanger et al
(2017:15)).
Komunikasi Word Of Mouth mengacu pada pertukaran komentar,
pemikiran, atau ide antara dua konsumen atau lebih, dimana mereka bukan
merupakan pemasar resmi dari perusahaan. Informasi yang didapatkan dari Word
Of Mouth lebih jelas dan mudah dimengerti oleh konsumen karena pesan dalam
informasi tersebut berasal langsung dari orang yang mempunyai pengalaman.
Definisi lain dari Word Of Mouth adalah ketika orang yang saling mengenal
omaniuk
secara pribadi, berkomunikasi tentang produk, merek, atau jasa (et al R
2017).
Menurut Bickart dan Schindler et al (2014) komunikasi Word Of Mouth
biasanya terdiri dari kata-kata yang diucapkan dan dipertukarkan dengan salah
sorang teman atau kerabat dalam situasi tatap muka. Wu & Wang in Godfrey
Themba & Monica Mulala et al ( 2017:16) on the other hand define WOM as oral
person-to-person communication between a receiver and a sender, which involves
a product, service or brand.
2.2.1. Electronic Word of Mouth (E-WOM)
10
Mouth (eWOM). Memanfaatkan Electronic Word of Mouth lebih efektif
dibandingkan dengan komunikasi Word of Mouth di dunia offline, karena
aksesibilitas yang lebih besar dan jangkauan yang tinggi.
Komunikasi Electronic Word of Mouth memiliki beberapa karakteristik
yang sama dengan komunikasi Word of Mouth tradisional. Tidak seperti Word of
Mouth tradisional, komunikasi Electronic Word of Mouth memiliki skalabilitas
yang yang lebih luas dan dengan cepat informasi dapat tersampaikan ke sasaran.
Sedangkan Word of Mouth tradisional, berbagai informasi terjadi antara kelompok
kecil, orang dalam mode yang saling terhubung. Informasi di Word of Mouth
tradisional biasanya dipertukarkan dalam percakapan pribadi atau dialog.
Informasi dalam bentuk Electronic Word of Mouth tidak perlu ditukar
pada saat yang sama ketika semua komunikator hadir. Contohnya, pengguna
forum dapat membaca dan menulis komentar orang lain setelah topik pembicaraan
dibuat. Komunikasi Electronic Word of Mouth lebih tetap dan mudah diakses.
Sebagian besar informasi berbasis teks, gambar ataupun audio yang disajikan di
internet diarsipkan dan dengan demikian akan tersedia untuk waktu yang tidak
terbatas.
Komunikasi Electronic Word of Mouth lebih terukur dibandingkan Word
of Mouth tradisional. Format presentasi, kuantitas, dan persistensi komunikasi
Electronic Word of Mouth telah membuat mereka lebih mudah diamati. Informasi
Word of Mouth yang tersedia secara online jauh lebih produktif dalam jumlah
dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari kontak tradisional di dunia
offline. Peneliti dapat dengan mudah mengambil sejumlah besar pesan Electronic
Word of Mouth secara online dan menganalisis karakteristik mereka seperti
jumlah kata sentimental yang digunakan, posisi pesan, gaya pesan, dan sejenisnya.
Setiap konsumen yang sudah mengkonsumsi suatu produk akan
memberikan penilaian sendiri untuk produk tersebut, dan tidak bisa dipungkiri
karena berasal dari diri sendiri, setelah itu jika konsumen tersebut puas maupun
tidak puas atas konsumsi produk tersebut maka konsumen akan menceritakan
review produk tersebut kepada orang lain yang sama-sama mempunyai account di
media sosial, e-mail, blog maupun website yang sebelumnya sudah dibuat (Lee,
Park, & Han, et al 2 018:18).
11
Sebagai hasil dari karakteristik online-nya, konsumen sekarang memiliki
akses ke pendapat anggota lingkaran sosial mereka dan untuk tinjauan dan
pendapat online dari para ahli atau individu yang tidak dikenal. Meskipun
memberikan kerahasiaan bagi penulis dan memiliki keuntungan difusi online, itu
dapat dikenakan kontrol yang lebih komersial dan bisnis atau komunikasi
"konsumen" yang dihargai secara finansial.
Sifat dari Electronic Word of Mouth dimana tidak dapat melakukan
penilaian kredibilitas komunikator melalui sistem reputasi online. Goldsmith dan
Horowitz et al ( 2017), mengungkapkan bahwa di dunia online, ada
bermacam-macam cara dimana konsumen dapat bertukar informasi. Pengguna
internet dapat melakukan Electronic Word of Mouth melalui berbagai saluran
online, termasuk blog, mikroblog, email, situs ulasan (review) konsumen, forum,
komunitas konsumen virtual, dan situs jejaring sosial.
2.2.2. Dimensi Electronic Word Of Mouth (e-WOM)
Park (et al 2016) mendefinisikan ada tiga faktor yang mempengaruhi
E-WOM yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Salah satu
faktornya adalah pengalaman E-WOM. (Park et al 2 016) dinyatakan paralel
dengan Media Teori Ketergantungan itu, yaitu individu yang melakukan belanja
online dengan sering merujuk ke ulasan online lebih bersedia untuk
menggunakan dan menyebarkan ulasan online. Ulasan pelanggan online telah
menjadi referensi yang digunakan untuk informasi yang dihasilkan pelanggan
dan rekomendasi yang disajikan online tentang produk oleh pelanggan (Bae &
Lee, et al 2016). Ditambahkan ke definisi ini, informasi ini berisi pengalaman
pelanggan, evaluasi dan pendapat (Park et al 2 016). Konsumen yang memiliki
pengalaman dalam menggunakan ulasan online lebih bersedia untuk
mengandalkan ulasan online ketika mereka membuat keputusan untuk membeli
suatu produk.
Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler, et al ( 2018) merefleksikan
elalui 8 dimensi, yaitu:
eWOM m
1. Platform assistance
Mengoperasionalisasikan perilaku eWOM b erdasarkan dua cara:
a. Frekuensi kunjungan konsumen pada opinion platform
12
b. Jumlah komentar ditulis oleh konsumen pada opinion platform
13
2. Venting negative feelings
Untuk mencegah orang lain mengalami masalah yang mereka miliki. Upaya
ini biasanya terdapat pada eWOM negatif, yaitu jika pelanggan mengalami
hal yang tidak menyenangkan atau negatif bagi mereka. Berbagi
pengalaman konsumsi negatif melalui publikasi komentar online dapat
membantu konsumen untuk mengurangi ketidakpuasan terkait dengan emosi
negatif mereka.
3. Concern for other consumers
Keinginan tulus untuk membantu teman saudara membuat lebih baik
keputusan membeli (Engel, Miniard, & Blackwell, et al 2018). Pada
penelitian ini concern for other consumers lebih kepada membantu teman
sesama forum yang tergabung karena menjadi followers visit bogor
4. Extraversion / positive self-enhancement
Motif ini mencakup fokus pada manfaat psikologis komunikator dari eWOM
mengintegrasikan kategori motif asli “untuk mengekspresikan perasaan
positif” dan “peningkatan diri”. Extravesrsion pada penelitian ini lebih
menekankan pada perasaan positif konsumen yang dituangkan dalam
komentar di sosial media.
5. Social benefits
Afiliasi dengan sebuah komunitas virtual dapat mewakili suatu manfaat
sosial untuk konsumen untuk alasan identifikasi dan integrasi sosial, dengan
demikian dapat diduga bahwa konsumen terlibat dalam komunikasi eWOM
untuk berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online (Mc William, et al
2018). Secara khusus, konsumen dapat menulis komentar pada platform,
perilaku tersebut menandakan partisipasi mereka dalam dan kehadiran
dengan komunitas virtual pengguna platform dan memungkinkan mereka
untuk menerima manfaat sosial keanggotaan komunitas.
6. Economic incentives
Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari
perilaku manusia secara umum dan dianggap oleh penerima sebagai tanda
penghargaan terhadap perilaku resipien oleh pemberi hadiah (Lawler, et al
2018). Dengan demikian, penerimaan penghargaan ekonomi untuk
14
komunitas eWOM dari operator platform adalah bentuk lain dari utilitas
penerimaan.
15
Pada penelitian ini dimensi yang digunakan disesesuaikan dengan
pemaparan teori diatas adalah: platform assistance, venting negative feeling,
concern for other consumen, extraversion/ positive self enhachment d an
advice seeking. Dari 8 indikator yang di paparkan, penulis menggunakan 5
dianataranya menyesuaikan dengan kebutuhan penulis, yang berfokus pada
manfaat yang akan didapat konsumen dari komentar dan ulasan yang ada di
platform Instagram visit Bogor.
16
yang tidak mereka kenal, secara sosial atau secara virtual. Responden yang cukup dan
sangat terhubung lebih mungkin untuk meneruskan pesan pemasaran (Huang, et al
2014:11).
Amal Dev Sarma & Basav Roy Choudhury (2015) menemukan bahwa
media sosial membangun jejaring sosial yang mempengaruhi word of mouth pada
keputusan pembelian konsumen. Pembesaran jaringan sosial secara online dan
konten yang dibuat pengguna, perubahan word of mouth ke e-WOM yang
menyebar sangat luas. Media sosial dapat dengan mudah diakses oleh orang lain
17
untuk membawa informasi dan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
secara real time. Media sosial mengubah cara pengguna membaca, mencari, dan
mempercayai konten.
18
berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran atas badan usaha dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada yang ditawarkan badan usaha yang
bersangkutan.
Tujuan diterapkannya electronic word of mouth dalam industri adalah
untuk memberikan nilai lebih suatu produk atau jasa kepada konsumen sehingga
diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk atau jasa tersebut secara
keseluruhan. Dan memberikan informasi lebih kepada sesama konsumen
sebelum akhirnya menggunakan atau memanfaatkan suatu produk atau jasa
tertentu.
Pada titik tertentu konsumen akan mencari informasi mengenai suatu
produk atau jasa dan mempertimbangkan untuk mencoba dan menggunakan
produk tersebut. Pada saat itulah secara sadar konsumen telah menunjukkan
minat pada suatu produk tersebut, karena pada proses mencari informasi tersebut
konsumen telah mempelajari dan mempertimbangkan keuntungan maupun
kerugian dari suatu produk sebelum akhirnya memutuskan membeli dan
menggunakan produk tersebut.
erupakan salah satu promosi dengan memanfaatkan
Word of mouth m
penilaian dari konsumen potensial ataupun konsumen yang pernah
menggunakan, memanfaatkan suatu produk ataupun jasa dan dibagikannya
pengalaman mereka melalui media sosial, sehingga WOM yang dilakukan
sekarang menggunakan elektronik atau bisa disebut juga eWOM. Menggunakan
media elektronik atau media sosial, merupakan salah satu cara yang cepat dan
tepat dalam menarik minat konsumen untuk menggunakan dan menikmati
manfaat produk atau jasa tersebut.
Dengan adanya electronic word of mouth ini memudahkan konsumen
untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan sebelum akhirnya
membuat keputusan untuk membeli, menggunakan ataupun berkunjung. Hal ini
menjadi keuntungan bagi perusahaan maupun tempat wisata dalam
mempromosikan produk ataupun jasa mereka kepada konsumen. Semakin
mudah konsumen mendapatkan informasi mengenai produk, jasa, ataupun suatu
tempat wisata maka, semakin membuka peluang pula bagi perusahaan untuk
19
mempengaruhi minat konsumen untuk menggunakan, memanfaatkan ataupun
menikmati produk, jasa, dan wisata tersebut.
2.7. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang menajdi referensi dan acuan untuk penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 2.8. sebagai berikut:
Tabel 2.7.
Penelitian Terdahulu
Judul dan
Alat
No. Penulis Tahun Hasil
Analisis
Penelitian
1 Anum Saleem Influence of Analisi Terdapat pengaruh positif
dan Abida Ellahi Electronic Word deskriptif, dan signifikan Electronic
of Mouth on kuantitatif word of mouth terhdap
Purchase minat beli.
Intention of
Fashion
Products on
Social
Networking
Websites (2017)
2 Yu Evgeniy, The Effect of Analisis Dalam hal persepsi
Kangmun Lee, eWOM on deskriptif, konsumen Rusia,
Taewoo Roh Purchase kuantitatif kredibilitas eWOM,
Intention kualitas, dan kuantitas
for untuk mobil merek Korea
Korean-brand menunjukkan dampak
Cars in Russia yang substansial pada
(2019) minat beli.
3 Hirzianto Shidqi, The Effect Of Analisis Hasil penelitian ini
Yuliati Lilik Electronic Word deskriptif, menunjukkan e-WOM
Noor, Of Mouth On kuantitatif secara signifikan dan
Kirbrandoko Online Trust positif berpengaruh
And Purchase terhadap kepercayaan
Intention Among online dan minat beli.
Millennials
Generation On
Instagram
(2019)
20
Berdasarkan pemaparan teori sebelumnya, maka penulis dapat
menggambarkan hubungan antar variabel dalam bentuk kerangka pemikiran
berikut:
Gambar 2.8
Kerangka Pemikiran
Sumber: Data Penulis, 2020
2.9. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2019:99). Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
digambarkan sebelumnya, maka peneliti mengambil hipotesis penelitian yaitu,
“Diduga bahwa Electronic word of mouth (X) berpengaruh signifikan terhadap
Minat Berkunjung (Y).
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pengikut akun Instagram Visit
Bogor. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari May – Juni
2020.
3.2. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2019:126) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengikut
akun Instagram Visit Bogor.
N 329.000
n= 1+N e2
= 2 = 99, 97 = 100
1+(329.000)(0,10)
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
Berdasarkan jumlah pengikut terakhir akun visit Bogor yang di ambil pada
tanggal 9 Juni 2020 adalah sebanyak 329.000 pengikut. Maka sampel pada
penelitian ini menggunakan 100 orang responden.
22
3.3. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiyono, 2019:194). Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil
kuesioner yang disebarkan kepada pengikut visit Bogor.
b. Data sekunder
Sumber sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpulan data (Sugiyono, 2019:194). Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa literatur, internet, dan referensi
lainnya.
Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:68). Variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
23
yang terdiri alat pengukurannya yaitu: tertarik untuk mencari informasi
mengenai produk, tertarik untuk mencoba, mempertimbangkan untuk
membeli, ingin memiliki produk
Langkah selanjutnya adalah menentukan variabel operasional dari variabel
independen dan variabel dependen yang telah ditentukan. Variabel operasional
menjadi dasar dalam membuat kuesioner penelitian yang akan diberikan kepada
responden. Penjelasan lebih lanjut mengenai variabel operasional dapat dilihat
pada tabel 3.4. berikut ini:
Tabel 3.4. Operasional Variabel
No.
Variabel Sub variabel Indikator Skala
Item
1 Frekuensi kunjungan ke Ordinal
2 sosial media tersebut Ordinal
Platform assistance
3 Intensitas komentar yang Ordinal
4 diberikan Ordinal
Venting negative 5 Berbagi pengalaman kurang Ordinal
feeling 6 menarik di platform terkait Ordinal
7 Rasa ingin membantu teman, Ordinal
Concern for other
keluarga ataupun anggota Ordinal
customers 8
komunitas
Electronic
Mengekspresikan perasaan Ordinal
word of
9 positif terhadap objek yang
mouth (X) Extraversion/Positive
diulas
self enhancement
Membagikan unggahan Ordinal
10
dengan ulasan positif
Memotivasi pengguna sosial Ordinal
11 media lainnya untuk menulis
komentar
Advice seeking
Meminta bantuan untuk Ordinal
12 pemecahan masalah
informasi
24
13 Ordinal
Mencari informasi
14 Ordinal
15 Ordinal
Ketertarikan untuk mencoba
Minat 16 Ordinal
Berkunjung 17 Mempertimbangkan untuk Ordinal
(Y) 18 menggunakan Ordinal
19 Berusaha untuk memiliki, Ordinal
menggunakan dan Ordinal
20
memanfaatkan
25
Berikut ini adalah Tabel 3.5 mengenai Desain Pengukuran Skala Likert:
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah anggota sampel
X= skor total responden
Y= skor total pernyataan masing-masing responden.
Untuk mengukur validnya suatu data penulis menggunakan aplikasi SPSS
24 agar dapat mengetahui tingkat signifikan data yang sudah dikumpulkan dan
dengan cara-cara sebagai berikut:
26
c. Tambahkan satu kolom untuk masing-masing jawaban responden atas
variabel pertanyaan.
d. Klik menu analyze.
e. Pilih sub-menu correlate.
f. Klik bivariate.
g. Masukkan semua variabel pertanyaan dan total dari jawaban responden
kuesioner pada item.
h. Pada correlation coefficient centang kolom pearson dan hilangkan centang
pada kolom spearman.
i. Klik OK (muncul output SPSS).
Keterangan:
27
∑ σi2 : Jumlah varian butir instrumen
28
1. Nilai kumulatif adalah jumlah dari setiap pertanyaan yang merupakan jawaban
dari 100 responden.
2. Persentase adalah nilai kumulatif pernyataan dibagi dengan nilai frekuensi
dikalikan 100%.
3. Menghitung jumlah kumulatif terbesar dan terkecil. Jumlah responden adalah 100
orang dengan nilai skala pengukuran terbesar adalah 4 (empat) dan nilai skala
pengukuran terkecil adalah 1 (satu). Sehingga diperoleh jumlah kumulatif
terbesar adalah: 100x4=400, dan jumlah kumulatif terkecil adalah: 100x1=100
4. Menentukan nilai persentase terbesar dan terkecil
a. Nilai persentase terbesar = (400 : 400) x 100% = 100%
b. Nilai persentase terkecil = (100 : 400) x 100% = 25 %
5. Menghitung nilai rentang yaitu 100% - 25% = 75% jika dibagi 4 sebagai skala
tertinggi maka nilai interval persentase sebesar 18,75%. Berikut langkah-langkah
penyajian persentasenya tersebut:
Tabel 3.7.
Persentase Kategori
29
a. Skor Total = (Jumlah Responden Sangat Setuju x 4) + (Jumlah Responden
Setuju x 3) + (Jumlah Responden Tidak Setuju x 2) + (Jumlah Responden
Sangat Tidak Setuju x 1).
b. Skor Ideal = Diumpamakan seluruh responden menjawab Sangat Setuju x
Jumlah Responden / Skor total.
Untuk melihat hasil dari skor total setiap variabel, dapat dilihat pada presentase
dalam garis kontinum sebagai berikut:
Gambar 3.7.
Persentase dalam garis kontinum
Sumber: Data Penulis, 2020
3.7.2. Uji Normalitas
Menurut Sugiyono (2015:172) model regresi linier dapat disebut sebagai model
yang baik jika setiap instrumen dapat terdistribusi dengan normal. Uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas
membandingkan antara data yang dimiliki dan data berdistribusi normal yang
memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data tersebut. Uji normalitas
menjadi penting karena salah satu syarat pengujian parametric-test adalah data harus
berdistribusi normal. (Sugiyono, 2019:208). Pengujian normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan uji non parametrik. Kolmogorof Smirnov (K-S) Menurut Ghozali (et
al 2 017:45). Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dengan
ketentuan:
a. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka hipotesis diterima karena
data berdistribusi secara normal.
30
b. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, maka hipotesis ditolak karena
data tidak berdistribusi secara normal.
3.7.4. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi (R square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Semakin tinggi nilai R square,
berarti semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku
variabel dependen. (Sunjoyo, et al 2017:46) Nilai R square dinyatakan dalam kuadrat
dari nilai koefisien korelasi x100% = n%, yang berarti bahwa nilai variabel dependen
dapat diterangkan oleh variabel independen sebesar n%, sedangkan sisanya (100-n)%
diterangkan oleh variabel lain. (Supardi, et al 2017:46). Rumus untuk menghitung
nilai R square menurut Sugiyono (2015:257) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
31
β : Arah koefisien regresi, yang menyatakan perubahan nilai Y apabila terjadi
perubahan nilai x. Bila (+) maka arah garis akan naik, dan bila (-) maka nilai
garis akan turun
H1: β ≠ 0: Electronic word of mouth tidak mempunyai hubungan yang signifikan dan
tidak berpengaruh yang signifikan terhadap minat berkunjung ke Bogor.
3.8.1. Uji F
Uji F biasa disebut uji model atau uji Anova. Uji F dalam analisis regresi linier
sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel X (independen)
berpengaruh terhadap variabel Y (dependen). Menurut Ghozali (et al 2017:47), Uji F
digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji F dalam
penelitian ini menggunakan software IBM SPSS Statistic Version 24 dan data
bersumber dari output tabel Anova, kemudian dilakukan pengujian dengan
32
membandingkan antara F hitung dan F tabel. Derajat kepercayaan yang digunakan
adalah 0,05. Pengujian Uji F mempunyai kriteria hasil sebagai berikut:
a. F hitung < F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. F hitung > F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
3.8.2. Uji t
Selain uji F, perlu dilakukan juga uji t untuk mengetahui pengaruh secara
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Angka dari t hitung
didapat dari olahan data melalui software IBM SPSS Statistic Version 24 yang bisa
dilihat pada tabel Coefficients kolom t. Menurut Ghozali (et al 2017:48) uji parsial
digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis pada uji t adalah sebagai berikut:
a. t hitung < t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. t hitung > t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 91 dari 100 responden secara aktif
membuka sosial media media Instagram setiap hari. Dan 8 dari 100 responden
menggunakan Instagram 1 minggu sekali dan 1 dari 100 responden menggunakan
sosial media Instagram hanya 2 minggu sekali. Ini menunjukkan bahwa 91%
responden yang merupakan pengikut Instagram visit bogor merupakan pengikut aktif.
34
4.1.2.Uji Validitas
Setelah mengumpulkan dan mengolah kuesioner dari responden, kemudian
dilakukan uji validitas yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment. Dimana r
hitung diperoleh dari hasil output, dan nilai tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor masing-masing dari pernyataan item yang ditujukan kepada
responden dengan total skor untuk seluruh item. Apabila nilai koefisien korelasi butir
item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari r tabel sebesar 0.196 (n=100 (n-2),
signifikasi = 5%), maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut adalah
valid. Hasil pengujian validitas tercantum pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Validitas Variabel X
Valid/Tidak
Variabel Item r Hitung r Tabel
Valid
P1 0,816 0,196 Valid
P2 0,816 0,196 Valid
Platform Assistance
P3 0,816 0,196 Valid
P4 0,726 0,196 Valid
Venting Negative P5 0,707 0,196 Valid
Feeling P6 0,732 0,196 Valid
Concern for other P7 0,761 0,196 Valid
customers P8 0,773 0,196 Valid
Extraversion/Positive P9 0,661 0,196 Valid
self enhacement P10 0,759 0,196 Valid
P11 0,734 0,196 Valid
Advice seeking
P12 0,661 0,196 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2020
35
Tabel 4.3
Validitas Variabel Y
Valid/Tida
Variabel Item r Hitung r Tabel
k Valid
P13 0,932 0,196 Valid
P14 0,704 0,196 Valid
P15 0,867 0,196 Valid
Minat P16 0,905 0,196 Valid
Berkunjung P17 0,797 0,196 Valid
P18 0,932 0,196 Valid
P19 0,881 0,196 Valid
P20 0,890 0,196 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Berdasarkan tabel uji validitas di atas, menunjukkan bahwa hasil uji validitas
variabel electronic word of mouth tehadap minat berkunjung sudah valid dengan
signifikan kurang dari 0,05. Dilihat dari hasil r hitung nilainya > 0,196 maka item
pernyataan tersebut valid. Sehingga setiap item dari kuesioner yang disebarkan kepada
responden berarti dimengerti dan dapat diterima oleh responden.
Reliability Statistics
Dari tabel tersebut dapet diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha untuk
uji reliabilitas variabel X adalah 0,904. Nilai tersebut menunjukkan bahwa uji
reliabilitas untuk variabel X adalah reliabel karena nilai cronbach’s alpha >
0,60.
36
2. Reliabilitas kenyataan responden terhadap Minat Berkunjung (Y) adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Uji reliabilitas variabel Y
Reliability Statistics
4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis Deskriptif
1. Analisis Variabel Electronic word of mouth (X)
Variabel Bebas pada penelitian ini adalah Electronic word of mouth (X),
untuk mengukur variabel ini digunakan 12 pernyataan, pada setiap pernyataan
jumlah yang menjawab sangat setuju dikalikan 4 (SS x 4 poin), menjawab setuju
dikalikan 3 (S x 3 poin), tidak setuju dikalikan 2 point (TS x 2 poin) dan sangat
tidak setuju dikalikan 1 point (STS x 1 poin). Seluruh skor tersebut dijumlahkan
menjadi skor total dan dibuat dalam bentuk persentase. Berikut adalah hasil
pengolahan yang mengukur variabel Electronic word of mouth (X):
Tabel 4.6
Analisis Variabel Electronic word of mouth ( X)
37
3 Saya aktif memberikan
tanggapan pada sebuah 3 12 69 272 356 89,00% 400
postigan di Instagram
4 Saya aktif memberikan
tanggapan pada postingan
15 44 87 136 282 70,50% 400
visit Bogor. Jika itu bagus
untuk ditambahkan
5 Menurut saya penting untuk
menulis ulasan ataupun
komentar dengan jujur di
platform visit Bogor, dengan
1 16 111 216 344 86,00% 400
harapan tanggapan tersebut
bisa membantu netizen
lainnya yang sedang mencari
informasi
6 Saya akan memberikan
komentar dan tanggapan
negatif jika memang objek 8 24 87 204 323 80,75% 400
yang di ulas tidak sesuai
dengan keadaan nyatanya
7 Menurut saya sebuah
komentar dan tanggapan yang
saya tulis dapat membantu 0 20 108 216 344 86,00% 400
orang lain dalam membuat
pertimbangan
8 Saya senang saat tanggapan,
ulasan ataupun komentar
yang saya tulis pada platform 0 14 66 284 364 91,00% 400
visit bogor dapat membantu
orang lain
9 Saya senang membagikan
pengalam saya mengenai
suatu tempat ataupun event 3 28 93 208 332 83,00% 400
kepada orang lain di media
sosial
10 Saat saya merasa puas dengan
suatu tempat yang ada di
Bogor yang sebelumnya
diulas di media sosial, maka 1 12 90 252 355 88,75% 400
saya akan ikut membagikan
momennya dalam sebuah
postingan dan tag kembali
akun terkait
38
11 Saya akan dengan aktif
memberikan tanggapan dan
komentar di kolom komentar
agar informasi yang 4 44 93 172 313 78,25% 400
didapatkan akan lebih banyak
dan lebih baik
Dari hasil pengolahan data mengenai electronic word of mouth diukur dengan
pernyataan yang terdapat dalam tabel di atas, diperoleh jumlah rata-rata presentase
variabel e-wom sebesar 84,52%. Untuk memperjelas pernyataan diatas, dapat dilihat
pada garis kontinum berikut ini:
Gambar 4.1.
Garis Kontinum Electronic word of mouth (X)
Sumber: Hasil pengolahan data, 2020
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel electronic word of mouth
masuk kategori sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa e-wom yang diciptakan visit
Bogor di instagramnya direspon positif oleh responden dan dapat dijadikan bahan
informasi.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Minat Berkunjung (Y) untuk mengetahui
respon dari responden dalam proses menentukan minatnya untuk berkunjung ke
39
Bogor, maka peneliti memberikan 8 pernyataan mengenai minat berkunjung. Berikut
adalah hasil pengolahan yang mengukur variabel minat berkunjung (Y):
Tabel 4.7
Analisis variabel minat berkunjung (Y)
40
41
Dari hasil pengolahan data tentang minat berkunjung diukur dengan pernyataan
yang terdapat dalam tabel di atas, diperoleh jumlah rata-rata presentase variabel minat
berkunjung sebesar 91,09%. Untuk memperjelas pernyataan diatas, dapat dilihat pada
garis kontinum berikut ini:
Gambar. 4.2.
Garis kontinum variabel minat berkunjung
Sumber: Hasil pengolahan data, 2020
Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa variabel minat berkunjung masuk
kategori sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa minat berkunjung ke Bogor
direspon positif oleh responden.
42
Tabel 4.8
Uji Normalitas
43
Gambar 4.3
P-Plot Uji Normalitas
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa penyebaran titik-titik
terjadi di sekitar dan di sepanjang garis diagonal tersebut. Hal ini berarti bahwa
data terdistribusi dengan normal.
44
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .858 .736 .734 2.187
a. Predictors: (Constant), e-Wom
b. Dependent Variable: Minat Berkunjung
Y = a + bX
Y = 8,105 + 0,519X
45
a. Nilai konstanta a dalam garis regresi adalah 8,105. Artinya jika electronic word of
mouth (X) bernilai nol (0) atau jika tidak ada e-wom, maka nilai konsistensi Minat
Berkunjung (Y) bernilai 8,105.
b. Nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,519. Hal ini berarti setiap penambahan 1 skala
electronic word of mouth yang diciptakan pada platform visit Bogor diprediksi
akan meningkatkan sebesar 0,519 kali atau 51,9% minat berkunjung ke Bogor.
Tanda (+) dalam persamaan regresi diatas menandakan bahwa electronic word of
mouth dan minat berkunjung memiliki hubungan yang positif.
c. Dari tabel di atas disimpulkan bahwa electronic word of mouth berpengaruh
signifikan terhadap minat berkunjung karena nilai signifikansi > dari 0.05 (0.000).
Regresi linier sederhana dapat digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen (Sugiyono, 2015:270). Dari hasil regresi tersebut dapat
diartikan bahwa hasil dari persamaan tersebut telah berhasil menggambarkan
hubungan variabel independen (electronic word of mouth) dengan variabel
dependen (minat berkunjung), yaitu sebesar 51,9%.
4.3. Hipotesis
4.3.1.Uji F
Uji F dikenal dengan uji model atau uji Anova untuk menguji apakah model
regresi yang dibuat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Jika model
signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya jika
non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Pengujian Uji F tersebut dilakukan
dengan kriteria jika F hitung > F tabel, maka Uji F dapat diterima.
46
Tabel 4.11
Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1310.031 1 1310.031 273.902 .000b
Residual 468.719 98 4.783
Total 1778.750 99
a. Dependent Variable: Minat Berkunjung
b. Predictors: (Constant), e-wom
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa F hitung memiliki nilai yaitu 273,902
lebih besar dari F tabel yaitu 3,94 dengan kepercayaan 0,000 < alpha 0,05 artinya uji F
telah signifikan dan dapat diterima.
4.3.2. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah electronic word of mouth berpengaruh
terhadap minat berkunjung, maka dilakukan pengujian dengan uji t. Pengujian
hipotesis tersebut dilakukan melalui uji statistik uji t, dengan ketentuan terima H0 jika
t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan ketentuan tersebut, melalui pengolahan data
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.105 1.290 6.282 .000
X .519 .031 .858 16.550 .000
a. Dependent Variable: Minat Berkunjung
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa t hitung memiliki nilai yaitu 16,550
lebih besar dari t tabel yaitu 1,98 dengan kepercayaan 0,000 < alpha 0,05 artinya uji t
telah signifikan dan dapat diterima.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Pengaruh
Electronic word of mouth Terhadap Minat Berkunjung (Studi Kasus pada Instagram
visit Bogor), terhadap 100 orang responden yang diperoleh dari pengikut sosial media
Instagram visit Bogor, dapat diambil beberapa kesimpulan yang diharapkan dapat
memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:
48
5.2. Saran
Adapun saran yang akan peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan mengenai pengaruh electronic word of mouth terhadap minat
berkunjung adalah sebagai berikut:
49
instagramnya. Dengan kreatif dan “feed back” yang baik dan cepat diharapkan
dapat mempengaruhi ketertarikan pengikutnya untuk menjadikan Instagram
visit Bogor sebagai sumber informasi utama mereka yang dapat dipercaya.
3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap Instagram visit Bogor,
bahwa electronic word of mouth dapat mempengaruhi minat berkunjung
pengikutnya sebesar 51,9%. Akan lebih baik jika visit Bogor dapat
meningkatkan strategi pemasaran lainnya yang dapat memberikan pengaruh
lebih besar terhadap minat konsumen. Diharapkan influencer dapat dengan
aktif bekerjasama dengan pihak lain seperti pemerintah ataupun pengelola
tempat, event untuk dapat menggunakan pemasaran mereka dengan aktif,
dengan demekian faktor lain yang sebesar 48,1% ini dapat dikejar
kekurangannya dan diharapkan mendapatkan perhatian dari masyarakat
sehingga meningkatkan pula target dan tujuan dari pengelola maupun dari
influencer i tu sendiri, khususnya Visit Bogor.
5.2.1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun saran bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini hanya berfokus pada electronic word of mouth dan
minat berkunjung dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan
kuantitatif saja. Akan lebih baik jika penelitian selanjutnya bisa
menggunakan teknik analisis tambahan yang lebih akurat.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti variabel
lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti yang dapat meningkatkan minat
berkunjung ke Bogor.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
52