Anda di halaman 1dari 62

PENGARUH ​ELECTRONIC WORD OF MOUTH​ TERHADAP MINAT

BERKUNJUNG KE BOGOR
(Studi Kasus Pada Akun Instagram Visit Bogor)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen Kekhususan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Sahid Jakarta

Disusun oleh:
Anggi Anugrah Putri
2018119016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA
2020
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya Yang Bertanda Tangan Di Bawah ini:


Nama : Anggi Anugrah Putri
NIM : 2018119016
Program Studi : Manajemen Pemasaran
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Menyatakan bahwa skripsi ini benar merupakan hasil penelitian saya sendiri, bukan
merupakan hasil plagiat karya orang lain. Apabila dikemudian hari pernyataan saya ini tidak
benar adanya, maka saya siap untuk dicabut segala hal dan atribut kesarjanaan saya.

Jakarta, 16 September 2020


Peneliti,

Anggi Anugrah Putri


LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG

Judul Penelitian : PENGARUH ​ELECTRONIC WORD OF MOUTH


TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KE BOGOR (STUDI
KASUS PADA AKUN INSTAGRAM VISIT BOGOR)
Nama : Anggi Anugrah Putri

NIM : 2018119016

Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

(Dr. Ir. Sihono Waluyo. M. Si)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(Susy Bhudiharty, SPd., MM)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini tepat waktu. Skripsi ini menjadi
salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana. Penulisan laporan
penelitian ini tidak dapat terwujud tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Atas dasar itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Ujang Subandi dan Ibu Trisnawati. Selaku orang tua saya yang selalu
mendukung dan mendoakan saya disetiap langkah yang saya ambil.
2. Bapak Dr. Ir. Sihono Dwi Waluyo, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing serta
memberikan petunjuk dan nasihat yang berarti bagi penulis.
3. Teman-teman saya atas dukungan dan bantuannya saya selama saya melakukan
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan.
Segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Besar
harapan penulis laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 16 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERNYATAAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iiI

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2.Perumusan Masalah 5
1.3.Tujuan Penelitian 6
1.4.Manfaat Penelitian 6
1.5.Sistematika Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. ​Viral Marketing 8

2.2. ​Word of Mouth 9

2.2.1. ​Electronic Word of Mouth 10

2.2.2. Dimensi ​electronic word of mouth 12

2.3. ​Social Network Theory 15

2.4. ​Social Media 16

2.5. Minat Berkunjung 17

2.6. Hubungan antara eWOM dengan Minat Berkunjung 17

2.7. Penelitian Terdahulu 19

2.8. Kerangka Pemikiran 20


2.9. Hipotesis Penelitian 20

BAB III METODE PENELITIAN 21

3.1. Objek Penelitian 21


3.2. Populasi dan Sampel 21
3.3. Jenis Penelitian dan Sumber Data 22
3.4. Operasional Variabel 22
3.5. Pengukuran Data 24
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas 25
3.6.1. Uji Validitas 25
3.6.2. Uji Reliabilitas 26
3.7. Teknik Analisis Data 27
3.7.1. Analisis Deskriptif 27
3.7.2. Uji Normalitas 29
3.7.3. Uji Koefisien Determinasi (​R Square​) 30
3.7.4. Analisis Regresi Linier Sederhana 30
3.8. Pengujian Hipotesis 31
3.8.1. Uji F 31
3.8.2. Uji t 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33

4.1. Hasil Penelitian 33

4.1.1. Intensitas Responden 33


4.1.2. Uji Validitas 34
4.1.3. Uji Reliabilitas 35
4.2. Pembahasan 36
4.2.1. Analisis Deskriptif 36
4.2.2. Uji Normalitas 40
4.2.3. Uji Koefisien Determinasi (​R Square​) 42
4.2.4. Analisis Regresi Linier Sederhana 43
4.3. Hipotesis 44
4.3.1. Uji F 44
4.3.2. Uji t 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1.Kesimpulan 46
5.2.Saran 47
5.2.1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya 48

DAFTAR PUSTAKA 49
DAFTAR TABEL

Tabel 2.7. Penelitian Terdahulu 19

Tabel 3.4. Operasional Variabel 23

Tabel 3.5. Desain Pengukuran Skala Likert 25

Tabel 3.7. Persentase Kategori 28

Tabel 4.1. Intensitas Responden 32

Tabel 4.2. Uji Validitas Variabel X 34

Tabel 4.3. Uji Validitas Variabel Y 35

Tabel 4.4. Uji Reliabilitas Variabel X 35

Tabel 4.5. Uji Reliabilitas Variabel Y 36

Tabel 4.6. Analisis Deskriptif Variabel X 36

Tabel 4.7. Analisis Deskriptif Variabel Y 39

Tabel 4.8. Uji Normalitas 41

Tabel 4.9. Uji Koefisien Determinasi (​R Square​) 43

Tabel 4.10. Analisis Regresi Linier Sederhana 42

Tabel 4.11. Uji F 45

Tabel 4.12. Uji t 45


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Profil Instagram Visit Bogor 3

Gambar 1.2. Ulasan dan komentar warganet 3

Gambar 1.3. Informasi dikolom komentar 4

Gambar 2.8. Kerangka Pemikiran 20

Gambar 3.7. Persentase dalam garis kontinum 29

Gambar 4.1. Garis Kontinum Variabel X 38

Gambar 4.2. Garis Kontinum Variabel Y 40

Gambar 4.3. P-Plot Uji Normalitas 42


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era teknologi seperti saat ini yang semakin modern, ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan begitu pesat. Salah satunya perkembangan dan kemajuan
pada hal teknologi informasi yaitu teknologi internet. Perubahan atau kemajuan
teknologi ini membawa dampak yang begitu besar di segala bidang, salah satunya
adalah dalam bidang perkembangan bisnis dan pemasaran. Perkembangan
teknologi dalam berkomunikasi menimbulkan semakin tingginya pengguna
internet. Hal ini didukung dengan mudahnya mengakses internet dimana saja dan
kapan saja lantaran banyaknya akses yang memungkinkan untuk mendukung
penggunaan internet. Dampak positif dari perihal berkembangnya internet adalah
pasar ​online​. Kemajuan teknologi yang sudah berkembangan sangat pesat ini
menyebabkan masyarakat menjadi dimudahkan.
​ enyebabkan tingginya pengguna media
Banyaknya pengguna ​smartphone m
sosial membuat pihak-pihak memanfaatkan sebagai tempat terbaik untuk berbagi
informasi dan promosi produk atau jasa yang mereka tawarkan. Melalui ​online
shop, s​ itus ​web, maupun dari ​reviewer atau ​influencer ​sebagai salah satu perantara
promosi dan konsumen dapat dengan mudah mengakses dan mengambil informasi
tersebut dalam satu kali klik.
Media sosial adalah sebuah istilah yang menggambarkan
bermacam-macam teknologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang ke
dalam suatu wadah, untuk saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi
pesan yang berbasis web. Dikarenakan internet selalu mengalami perkembangan,
maka berbagai macam teknologi dan fitur yang tersedia bagi pengguna pun selalu
mengalami perubahan. Perkembangan teknologi memudahkan kegiatan
masyarakat dalam melakukan bisnis, mendapatkan informasi serta memudahkan
kegiatan lainnya.
Menurut ​Caleb T. Carr dan Rebecca A. Hayes (2015) Media sosial adalah
media berbasis Internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk
berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika ataupun tertunda,
dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai dari ​user-generated
content​ dan persepsi interaksi dengan orang lain. ​Salah satu media sosial yang

1
turut menyumbangkan kecepatan dalam membagikan informasi ke khalayak
adalah Instagram. Melalui Instagram masyarakat dapat mengakses berbagai
informasi yang sedang trending ataupun informasi tertentu yang mereka inginkan.
Dengan fitur yang menarik dan ringkas dapat memudahkan penggunanya untuk
berbagi dan mendapatkan informasi.
Hal ini dilakukan juga oleh akun dengan nama Visit Bogor, akun tersebut
merupakan salah satu ​review blogger yang memanfaatkan media sosial Instagram
sebagai wadah berbagi informasi dan ​review tempat-tempat menarik yang ada di
Bogor sejak 2013. Dari tempat makan, tempat wisata, ​event maupun budaya yang
menjadi materi untuk di ​review oleh akun tersebut. Melihat antusiasnya warga
diluar Bogor maupun warga sekitar Bogor yang berkunjung, membuat akun
Instagram ini berinisiasi menjadi ​reviewer tempat-tempat menarik yang ada di
kawasan Bogor dengan harapan dapat memudahkan warga Bogor ataupun warga
diluar Bogor dalam mencari informasi dan menentukan destinasi mereka saat akan
berkunjung ke Bogor.
Pada postingan yang dibuat oleh Visit Bogor dibagi menjadi 2 jenis postingan
yang dapat menjadi bahan informasi bagi pengikutnya. Pertama, selain menjadi
​ isit Bogor pun menjadikan akun mereka sebagai media ​partner bagi
reviewer, V
usaha ataupun tempat-tempat yang ingin dipromosikan melalui akun mereka.
Sebagai media ​partner Visit Bogor bisa memposting hingga 4 unggahan promosi
per hari. Kedua, Visit Bogor merupakan akun ​review blogger yang membagikan
informasi lengkap mengenai suatu tempat yang menarik dan patut dikunjungi jika
berkunjung ke Bogor. Dan sebagai ​review blogger Visit Bogor bisa memposting 2
sampai 3 postingan ​review per hari. Maka dari itu, bagi pencari informasi, akun
Visit Bogor dapat dikatakan cukup aktif dalam memberikan informasi dan
berinteraksi di media sosial.
Sebagai ​reviewer Visit Bogor pun membebaskan pengikutnya untuk
memberikan komentar dan masukkan tambahan yang sebelumnya tidak
disebutkan dalam ​caption postingan tersebut. Sehingga memudahkan pencari
informasi dalam mendapatkan info tambahan yang dapat menjadi pertimbangan
dan mendorong minat untuk berkunjung yang sebelum akhirnya memutuskan
untuk berkunjung ke Bogor. Saat ini pengikut Visit Bogor sudah mencapai 329

2
ribu pengikut. Yang artinya terdapat 329 ribu orang yang secara aktif
meng-​update​ informasi mereka dari unggahan Visit Bogor. Berikut profilnya:

Gambar 1.1. Profil Instagram Visit Bogor

Sumber:​ Instagram, 2020

Gambar 1.2. Ulasan dan komentar warganet

Sumber: ​Instagram, 2020

3
Gambar 1.3. Informasi dikolom komentar

Sumber: ​Instagram, 2020

Bogor merupakan salah satu destinasi yang menjadi pertimbangan bagi


warganya maupun warga di daerah sekitarnya untuk dijadikan sebagai tempat
berlibur ataupun sekedar beristirahat dan singgah. ​Penatnya kota Jakarta dan kota
penyangga lainnya ini membuat trend baru bagi masyarakat untuk mencari
destinasi wisata baru di sekitar Jakarta, sebagai destinasi akhir pekan. Penat
dengan suasana ibukota menjadi alasan masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk
menjadikan Bogor sebagai destinasi wisata. Kota hujan ini memang cocok sebagai
tempat melepas penat, selain tidak terlalu jauh dari Ibukota, suasana Bogor yang
sejuk menjadi alasan Bogor menjadi destinasi utama berakhir pekan bagi warga
Jakarta. Tingginya animo masyarakat yang berakhir pekan di Bogor tentunya
dibarengi dengan terus berkembang pariwisata di Bogor setiap tahunya,
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor. Jumlah kunjungan
sepanjang 2019 mencapai ​9.160.885 wistawan angka tersebut dinyatakan
meningkat dari tahun sebelumnya. ​Dari peningkatan wisatawan ke kota Bogor,

4
wisatawan domestiklah yang masih mendominasi tempat-tempat wisata yang ada
di Bogor. Banyak yang dapat dijadikan sumber informasi untuk mencari tahu apa
saja yang menarik yang ada di Bogor, salah satu sumber yang menjadi
pertimbangan adalah media sosial. Salah satu media sosial yang menjadi pilihan
untuk dijadikan sumber informasi adalah Instagram.
Hal inilah yang menjadi perhatian penulis, meningkatya pengunjung yang
datang ke Bogor dan aktifnya pengguna media sosial saat ini mendorong ​review
blogger untuk lebih aktif dan informatif terhadap postigan-postingan mereka yang
di publikasi, dengan harapan dapat mempengaruhi minat warga Bogor dan
sekitarnya untuk berkunjung dan pada akhirnya akan berkunjung dan pada
akhirnya dapat membagikan dan memberikan ulasan serta rekomendasi kepada
warganet lainnya tentang pengalaman yang mereka rasakan. Ulasan ​online ​seperti
inilah yang saat dapat mempengaruhi minat dan keputusan masyarakat. Penting
pula adanya promosi ataupun kerjasama aktif antara pemerintah dengan ​reviewer
atau ​influencer dalam mempromosikan potensi daerahnya. Dengan promosi
tersebut diharapkan mampu melihat peluang dan potensi daerah lainnya yang
sebelumnya tidak terdeteksi potensinya oleh pemerintah pusat, dan diharapkan
dapat mendorong minat berkunjung dan mendatangkan lebih banyak wisatawan
lebih luas lagi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menarik judul penelitian yang akan
dilakukan adalah ​“​Pengaruh ​Electronic ​Word of Mouth Terhadap Minat
Berkunjung ke Bogor”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan


beberapa masalah, sebagai berikut.
1. Bagaimanakah ​electronic ​word of mouth yang diciptakan oleh akun Visit
Bogor?
2. Bagaimanakah minat berkunjung yang dilakukan ke Bogor?
3. Apakah ​electronic word of mouth dapat mempengaruhi minat berkunjung
ke Bogor?

5
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ​electronic ​word of mouth yang diciptakan oleh akun
Visit Bogor.
2. Untuk mengetahui bagaimana minat berkunjung yang dilakukan ke Bogor.
3. Untuk mengetahui pengaruh ​electronic word of mouth terhadap minat
berkunjung ke Bogor.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini akan memiliki kegunaan dan manfaat
bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Adapun manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Aspek Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
dan mengembangkan wawasan, ilmu pengetahuan dan pemahaman di
bidang pemasaran, khususnya mengenai pengaruh ​e-wom terhadap minat
berkunjung. Penelitian ini juga untuk melihat proses ​electronic ​word of
mouth​ secara nyata.
b. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan, masukan, dan
bahan pertimbangan bagi ​review blogger ataupun ​influencer lainnya d​ alam
menentukan strategi ​e-wom yang baik dan sesuai agar ​review yang
dilakukan dapat tepat sasaran. Serta diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi dalam membuat
penelitian, khususnya dengan tema ​electronic ​word of mouth ataupun minat
berkunjung.

6
1.5. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran umum mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan dengan jelas mengenai literatur, teori dan
pengertian mengenai ​electronic ​word of mouth dan minat berkunjung. Bab ini
juga berisi mengenai penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis
penelitian dan ruang lingkup penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini berisi tentang pendekatan, jenis penelitian, metode dan teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.
Hasil tersebut selanjutnya akan dianalisis oleh penulis agar ditemukan
kesimpulan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Di dalam bab ini disajikan kesimpulan atas penelitian dan hasil analisis
yang telah dilakukan oleh peneliti serta keseluruhan bab yang berada
dalam penelitian ini. Di dalam bab ini juga berisi saran yang diberikan oleh
peneliti untuk mengatasi fenomena atau masalah yang terjadi.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Viral Marketing
Jurvetson dan Draper (​et al ​2014:2​) mendefinisikan viral marketing sebagai
word-of-mouth online yang ditransmisikan dan dipromosikan melalui penggunaan
jejaring sosial. Para ahli menganggap pemasaran viral sebagai dari mulut ke mulut
yang ditingkatkan oleh jejaring sosial. Viral marketing mencakup strategi
pemasaran yang menggunakan media elektronik untuk memperoleh dukungan
rujukan dari mulut ke mulut dari satu pelanggan untuk diteruskan ke calon
pelanggan lainnya, dengan tujuan mentransmisikan informasi pemasaran yang
menguntungkan yang tersedia secara online (Dobele ​et al 2​ 014:2​). Poin kuncinya
adalah penggunaan jejaring sosial untuk mengirimkan informasi komersial dan
untuk menciptakan potensi difusi yang tersebar luas untuk setiap pesan
pemasaran, yang mengarah pada pertumbuhan eksponensial dalam penyebaran
pesan.
Komunikasi viral sebagai “strategi yang memungkinan transmisi pecan yang
lebih dipercepat, dan berkurang dengan menciptakan lingkungan untuk
mereplikasi diri, secara eksponensial meningkatkan difusi, spiritualisasi dan
dampak pecan” (Welker ​et al ​2014:2). Selain eksploitasi manfaat jejaring sosial,
poin penting lainnya adalah perlunya menawarkan insentif kepada konsumen
untuk meneruskan pesan tersebut ke jejaring sosial mereka. Insentif ini biasanya
dari potensi hiburan dari pecan pemasaran, khususnya berkenaan dengan iklan
viral, tetapi bisa juga dalam bentuk intensif material dan finansial, diskon, entri ke
undian atau hadiah lainnya. Sebagai kesimpulan, pemasaran viral sebagai aktivitas
pemasaran online dan offline yang dilakukan untuk mempengaruhi konsumen
untuk mengirimkan pesan komersial dan konten ke konsumen lain di jejaring
sosial (Petrescu dan Korgaonkar, ​et al 2014:3). Viral marketing memiliki
karakteristik berbeda seperti ​word of mouth​ yang dikemas dengan konsep berbeda.

8
2.2. ​Word of Mouth

Word of mouth merupakan percakapan pribadi konsumen ke konsumen


tentang produk atau merek, biasanya antara rekan-rekan, tanpa campur tangan
entitas komersial dan pemasaran. Mengingat karakteristik pribadi dan tingkat
kepercayaan yang diberikan oleh konsumen pada apa yang dikatakan konsumen
lain. ​Word of mouth salah satu cara paling signifikan untuk bertukar informasi
konsumsi

Word of mouth mewujudkan bentuk informal mentransmisi informasi


antara anggota dari lingkaran sosial yang sama seperti keluarga, teman, dan
konsumen berdasarkan pengalaman konsumen pribadi dengan perusahaan, merek,
dan produk​. Word of mouth merupakan komunikasi verbal tradisional antara
konsumen mewakili pendapat, sikap, dan pengalaman yang kaitannya dengan
merek, produk dan bisnis. WOM terjadi secara alami diantara konsumen sebagai
akibat dari kegiatan pemasaran, inovasi pasar, periklanan, promosi, dan secara
umum, semua jenis pengalaman yang konsumen rasakan. Biasanya WOM yang
positif adalah hasil dari pengalaman konsumen yang menyenangkan dengan
produk, merek ataupun organisasi sedangkan, WOM negatif adalah hasil dari
ketidakpuasan konsumen. WOM memiliki pengaruh yang lebih tinggi pada
konsumen dalam hal produk atau merek diferensiasi rendah dan cenderung
mengevaluasi dan membeli suatu produk karena informasi yang diterima melalui
WOM sebelumnya (Larceneux, 2014:5)

Word Of Mouth (WOM) Menurut Jalilvand dalam Honorata Ratnawati


Dwi Putranti (2015:102) WOM memiliki peran penting di dalam mempengaruhi
pembentukan sikap dan perilaku konsumen. Disebutkan juga bahwa WOM
memberikan pengaruh yang kuat terhadap pembelian dibandingkan media-media
komunikasi tradisional lainnya seperti iklan maupun pembelian rekomendasi
editorial. Penelitian yang ada belum mempertimbangkan jejaring sosial sebagai
variabel moderating mengingat jumlah pengguna jejaring sosial cukup besar
jumlahnya. ​There are another define of Traditional Word-Of-Mouth (WOM), that
Traditional WOM is a face-to-face communication between parties known to each
other, and trustwordhiness can be more easily built on familiarity; thus, the

9
information conveyed is more likely to be used in purchase decision-making,​ yang
artinya tradisional WOM adalah komunikasi tatap muka antara pihak saling
mengenal dan kepercayaan dapat lebih mudah dibangun pada keakraban, dengan
demikian informasi yang disampaikan lebih mungkin untuk digunakan dalam
pembelian pengambilan keputusan (March in Chintya Amelia Nelly Sanger ​et al
(2017:15)).
Komunikasi ​Word Of Mouth mengacu pada pertukaran komentar,
pemikiran, atau ide antara dua konsumen atau lebih, dimana mereka bukan
merupakan pemasar resmi dari perusahaan. Informasi yang didapatkan dari ​Word
Of Mouth lebih jelas dan mudah dimengerti oleh konsumen karena pesan dalam
informasi tersebut berasal langsung dari orang yang mempunyai pengalaman.
Definisi lain dari ​Word Of Mouth adalah ketika orang yang saling mengenal
​ omaniuk
secara pribadi, berkomunikasi tentang produk, merek, atau jasa (​et al R
2017).
Menurut Bickart dan Schindler ​et al (2014) komunikasi ​Word Of Mouth
biasanya terdiri dari kata-kata yang diucapkan dan dipertukarkan dengan salah
sorang teman atau kerabat dalam situasi tatap muka. Wu & Wang in Godfrey
Themba & Monica Mulala ​et al (​ 2017:16) ​on the other hand define WOM as oral
person-to-person communication between a receiver and a sender, which involves
a product, service or brand.
2.2.1. ​Electronic Word of Mouth (E-WOM)

Menurut Hennig-Thurau dalam Lin, ​et al ​(2018) “​electronic word of


mouth as any positive or negative statement made by potential, actual, or former
customers about a product or company, which is made available to a multitude of
people and institutions via the Internet.”​ ​Electronic word of mouth ​adalah
pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh pelanggan potensial, aktual, atau
pelanggan sebelumnya tentang produk atau perusahaan, yang disediakan bagi
banyak orang dan lembaga melalui internet.
Menurut Chatterjee dalam Jalilvand dan Samiei (2017), penggunaan
internet dan jejaring sosial yang meningkat juga merupakan hal yang penting
dimana saat ini ​Word of Mouth tidak hanya dilakukan perorangan namun bisa
dalam bentuk apa saja termasuk internet yang disebut dengan ​Electronic Word of

10
Mouth (eWOM). Memanfaatkan ​Electronic Word of Mouth lebih efektif
dibandingkan dengan komunikasi ​Word of Mouth di dunia ​offline,​ karena
aksesibilitas yang lebih besar dan jangkauan yang tinggi.
Komunikasi ​Electronic Word of Mouth memiliki beberapa karakteristik
yang sama dengan komunikasi ​Word of Mouth tradisional. Tidak seperti ​Word of
Mouth tradisional, komunikasi ​Electronic Word of Mouth memiliki skalabilitas
yang yang lebih luas dan dengan cepat informasi dapat tersampaikan ke sasaran.
Sedangkan ​Word of Mouth tradisional, berbagai informasi terjadi antara kelompok
kecil, orang dalam mode yang saling terhubung. Informasi di ​Word of Mouth
tradisional biasanya dipertukarkan dalam percakapan pribadi atau dialog.
Informasi dalam bentuk ​Electronic Word of Mouth tidak perlu ditukar
pada saat yang sama ketika semua komunikator hadir. Contohnya, pengguna
forum dapat membaca dan menulis komentar orang lain setelah topik pembicaraan
dibuat. Komunikasi ​Electronic Word of Mouth lebih tetap dan mudah diakses.
Sebagian besar informasi berbasis teks, gambar ataupun audio yang disajikan di
internet diarsipkan dan dengan demikian akan tersedia untuk waktu yang tidak
terbatas.
Komunikasi ​Electronic Word of Mouth lebih terukur dibandingkan ​Word
of Mouth tradisional. Format presentasi, kuantitas, dan persistensi komunikasi
Electronic Word of Mouth telah membuat mereka lebih mudah diamati. Informasi
Word of Mouth yang tersedia secara ​online jauh lebih produktif dalam jumlah
dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari kontak tradisional di dunia
offline.​ Peneliti dapat dengan mudah mengambil sejumlah besar pesan ​Electronic
Word of Mouth secara ​online dan menganalisis karakteristik mereka seperti
jumlah kata sentimental yang digunakan, posisi pesan, gaya pesan, dan sejenisnya.
Setiap konsumen yang sudah mengkonsumsi suatu produk akan
memberikan penilaian sendiri untuk produk tersebut, dan tidak bisa dipungkiri
karena berasal dari diri sendiri, setelah itu jika konsumen tersebut puas maupun
tidak puas atas konsumsi produk tersebut maka konsumen akan menceritakan
review ​produk tersebut kepada orang lain yang sama-sama mempunyai ​account ​di
media sosial, e-mail, blog maupun website yang sebelumnya sudah dibuat (Lee,
Park, & Han, ​et al 2​ 018:18).

11
Sebagai hasil dari karakteristik online-nya, konsumen sekarang memiliki
akses ke pendapat anggota lingkaran sosial mereka dan untuk tinjauan dan
pendapat online dari para ahli atau individu yang tidak dikenal. Meskipun
memberikan kerahasiaan bagi penulis dan memiliki keuntungan difusi online, itu
dapat dikenakan kontrol yang lebih komersial dan bisnis atau komunikasi
"konsumen" yang dihargai secara finansial.
Sifat dari ​Electronic Word of Mouth dimana tidak dapat melakukan
penilaian kredibilitas komunikator melalui sistem reputasi ​online​. Goldsmith dan
Horowitz ​et al (​ 2017), mengungkapkan bahwa di dunia ​online,​ ada
bermacam-macam cara dimana konsumen dapat bertukar informasi. Pengguna
internet dapat melakukan ​Electronic Word of Mouth melalui berbagai saluran
online,​ termasuk blog, mikroblog, ​email,​ situs ulasan (​review)​ konsumen, forum,
komunitas konsumen virtual, dan situs jejaring sosial.
2.2.2. Dimensi ​Electronic Word Of Mouth​ (e-WOM)
Park (​et al ​2016) mendefinisikan ada tiga faktor yang mempengaruhi
E-WOM yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Salah satu
faktornya adalah pengalaman E-WOM. (Park ​et al 2​ 016) dinyatakan paralel
dengan Media Teori Ketergantungan itu, yaitu individu yang melakukan belanja
online dengan sering merujuk ke ulasan ​online lebih bersedia untuk
menggunakan dan menyebarkan ulasan online. Ulasan pelanggan ​online telah
menjadi referensi yang digunakan untuk informasi yang dihasilkan pelanggan
dan rekomendasi yang disajikan online tentang produk oleh pelanggan (Bae &
Lee, ​et al ​2016). Ditambahkan ke definisi ini, informasi ini berisi pengalaman
pelanggan, evaluasi dan pendapat (Park ​et al 2​ 016). Konsumen yang memiliki
pengalaman dalam menggunakan ulasan online lebih bersedia untuk
mengandalkan ulasan online ketika mereka membuat keputusan untuk membeli
suatu produk.
Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler, ​et al (​ 2018) merefleksikan
​ elalui 8 dimensi, yaitu:
eWOM m
1. Platform assistance
Mengoperasionalisasikan perilaku ​eWOM b​ erdasarkan dua cara:
a. Frekuensi kunjungan konsumen pada ​opinion platform

12
b. Jumlah komentar ditulis oleh konsumen pada ​opinion platform

13
2. Venting negative feelings
Untuk mencegah orang lain mengalami masalah yang mereka miliki. Upaya
ini biasanya terdapat pada ​eWOM ​negatif, yaitu jika pelanggan mengalami
hal yang tidak menyenangkan atau negatif bagi mereka. Berbagi
pengalaman konsumsi negatif melalui publikasi komentar ​online dapat
membantu konsumen untuk mengurangi ketidakpuasan terkait dengan emosi
negatif mereka.
3. Concern for other consumers
Keinginan tulus untuk membantu teman saudara membuat lebih baik
keputusan membeli (Engel, Miniard, & Blackwell, ​et al 2018). Pada
penelitian ini ​concern for other consumers lebih kepada membantu teman
sesama forum yang tergabung karena menjadi ​followers​ visit bogor
4. Extraversion / positive self-enhancement
Motif ini mencakup fokus pada manfaat psikologis komunikator dari ​eWOM
mengintegrasikan kategori motif asli “untuk mengekspresikan perasaan
positif” dan “peningkatan diri”. Extravesrsion pada penelitian ini lebih
menekankan pada perasaan positif konsumen yang dituangkan dalam
komentar di sosial media.
5. Social benefits
Afiliasi dengan sebuah komunitas virtual dapat mewakili suatu manfaat
sosial untuk konsumen untuk alasan identifikasi dan integrasi sosial, dengan
demikian dapat diduga bahwa konsumen terlibat dalam komunikasi ​eWOM
untuk berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online (Mc William, ​et al
2018). Secara khusus, konsumen dapat menulis komentar pada ​platform,
perilaku tersebut menandakan partisipasi mereka dalam dan kehadiran
dengan komunitas virtual pengguna platform dan memungkinkan mereka
untuk menerima manfaat sosial keanggotaan komunitas.
6. Economic incentives
Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari
perilaku manusia secara umum dan dianggap oleh penerima sebagai tanda
penghargaan terhadap perilaku resipien oleh pemberi hadiah (Lawler, ​et al
2018). Dengan demikian, penerimaan penghargaan ekonomi untuk

14
komunitas ​eWOM ​dari operator ​platform ​adalah bentuk lain dari utilitas
penerimaan.

7. Helping the company

Adalah hasil dari kepuasan konsumen dengan produk dan keinginan


berikutnya untuk membantu perusahaan (Sundaram, Mitra, & Webster, ​et al
2018). Pelanggan dimotivasi untuk terlibat dalam komunikasi ​eWOM u​ ntuk
memberikan perusahaan “sesuatu sebagai imbalan” berdasarkan pengalaman
yang baik. Efek yang dimaksudkan dari kegiatan komunikatif ini adalah
bahwa perusahaan akan menjadi atau tetap sukses. Mendukung perusahaan
ini terkait dengan motif altruisme umum dan mengacu pada latar belakang
psikologis yang sama dengan kekhawatiran motif pertama ​concern for
others.
Menurut penafsiran ini, konsumen menganggap perusahaan lembaga
sosial yang layak mendapatkan dukungan (dalam bentuk komunikasi
eWOM)​ . Selain itu, motif ini juga dapat didukung oleh teori ekuitas (Oliver
& Swan, ​et al 2​ 018). Ekuitas teori menunjukkan bahwa orang menginginkan
pertukaran yang ​equitable d​ an ​fair. J​ ika konsumen merasa ia telah
menerima rasio ​output/input l​ ebih tinggi dari perusahaan, kemudian
membantu perusahaan dengan merekomendasikan penawarannya melalui
internet adalah salah satu cara rasio output/input dapat menyamakan
kedudukan.
8. Advice seeking
Dalam konteks berbasis ​web opinion platform, k​ onsumsi terjadi ketika
individu membaca ulasan produk dan komentar yang ditulis oleh orang lain,
yang juga dapat memotivasi konsumen untuk menulis komentar. Secara
khusus, dengan harapan bahwa konsumen dapat mengartikulasikan
komentar secara ​online,​ menggambarkan pengalaman mereka dengan
produk dan meminta konsumen lain untuk menyerahkan pemecahan
masalah informasi. Menulis dan/atau meminta informasi tentang konsumen
online-​ ​opinion platform ​memungkinkan kontributor untuk mendapatkan
umpan balik yang lebih spesifik dan berguna daripada hanya membaca
komentar secara ​anonym ​(mengintai).

15
Pada penelitian ini dimensi yang digunakan disesesuaikan dengan
pemaparan teori diatas adalah: ​platform assistance, venting negative feeling,
concern for other consumen, extraversion/ positive self enhachment d​ an
advice seeking​. Dari 8 indikator yang di paparkan, penulis menggunakan 5
dianataranya menyesuaikan dengan kebutuhan penulis, yang berfokus pada
manfaat yang akan didapat konsumen dari komentar dan ulasan yang ada di
platform​ Instagram visit Bogor.

2.3. ​Social Network Theory


Teori jaringan sosial dapat digunakan dalam memprediksi perilaku jaringan,
struktur, dan operasi (Schultz-Jones, ​et al 2014:9). Menjelaskan bagaimana jaringan
bekerja, menganalisis serangkaian hubungan yang kompleks dalam jaringan individu
atau organisasi, dan memandang atribut individu sebagai kurang penting daripada
mereka yang memiliki hubungan dan ikatan dengan orang lain dalam suatu jaringan
(Granovetter, ​et al ​2014:10). Seperti yang disebutkan oleh Granovetter, ikatan yang
lemah menciptakan lebih banyak kesempatan bagi individu untuk berbagi informasi,
berinteraksi, dan memperluas jaringan mereka dan mengarah ke tingkat model sosial
yang lebih besar.
Pada saat yang sama, ketika ikatan semakin kuat, individu cenderung menjadi
anggota lingkaran sosial yang lebih tergantung dan terkait, dengan lebih sedikit kontak
dengan kelompok lain. Individu lebih cenderung menghindari membuat kontak baru
dan memasuki jaringan lain yang tidak terkait. Jelas, jejaring sosial ada jauh sebelum
pengembangan komunikasi ​online dan terdiri dari anggota yang terlibat dalam
lingkaran sosial yang sama seperti keluarga, teman sebaya, rekan kerja, dan teman
sekolah. Namun demikian lingkungan ​online menciptakan peluang baru, saat ini
tingkat interaksi jaringan sosial yang terus berkembang, terutama dalam pengaturan
online​ dan komunitas virtual.
Jaringan sosial yang dipromosikan oleh media sosial, seperti Facebook dan
LinkedIn, Instagram memungkinkan pembentukan tautan yang menghubungkan
anggota keluarga, teman, dan teman sebaya. Ikatan yang kuat memiliki pengaruh yang
lebih tinggi dalam kelompok, lebih cenderung digunakan sebagai sumber informasi,
dan dianggap lebih kredibel daripada ikatan yang lemah. Selain itu, para ahli
menemukan bahwa sebagian besar individu tidak meneruskan informasi kepada orang

16
yang tidak mereka kenal, secara sosial atau secara virtual. Responden yang cukup dan
sangat terhubung lebih mungkin untuk meneruskan pesan pemasaran (Huang, ​et al
2014:11).

2.4. ​Social Media

Meluasnya penggunaan media sosial, semua informasi pemasaran


sekarang memiliki peluang untuk menyebar secara cepat secara ​online dari
konsumen ke konsumen melalui situs web seperti Facebook, YouTube, LinkedIn,
dan Twitter. Sedangkan persentase besar pengguna media sosial adalah milik
generasi muda, semakin banyak pengguna di situs tersebut adalah orang yang
lebih tua yang ingin lebih mudah terhubung dengan orang lain (Anderson, ​et al
2014:20). Media sosial meningkatkan interaksi konsumen-ke-konsumen dan
konsumen-ke-merek, meningkatkan hubungan merek, dan dapat memperpanjang
waktu pemaparan untuk pesan merek, dan secara signifikan dapat meningkatkan
potensi difusi untuk pesan pemasaran (Tuten, ​et al ​2014:20). Media sosial
membawa perubahan signifikan dalam kemampuan individu untuk
mengomunikasikan ide, pendapat, dan pengalaman mereka kepada orang lain
(Riegner, ​et al ​2014:20).
Social media marketing ​dipraktekkan untuk melibatkan pelanggan pada
lokasi ​social online d​ imana para konsumen secara alami menghabiskan waktu
(Evans & McKee, 2010). Sebagai perbandingan, ​social business ​memperhatikan
hal-hal apa saja yang dibicarakan konsumen dan mengusahakan terjadinya
percakapan antara suatu perusahaan atau brand kepada konsumen sehingga
menimbulkan keterlibatan konsumen.
Pemasar dapat mengambil manfaat dari penggunaan ​platform media sosial
yang berbeda, termasuk jaringan sosial (Facebook, Twitter, dan MySpace,
Instagram), situs web berbagi konten (YouTube, Pinterest, Flickr), dunia virtual
(Second Life), dan situs berita sosial (Digg dan del).

Amal Dev Sarma & Basav Roy Choudhury (2015) menemukan bahwa
media sosial membangun jejaring sosial yang mempengaruhi ​word of mouth pada
keputusan pembelian konsumen. Pembesaran jaringan sosial secara ​online dan
konten yang dibuat pengguna, perubahan ​word of mouth ke e-WOM yang
menyebar sangat luas. Media sosial dapat dengan mudah diakses oleh orang lain

17
untuk membawa informasi dan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
secara ​real time​. Media sosial mengubah cara pengguna membaca, mencari, dan
mempercayai konten.

2.5. Minat Berkunjung


Teori minat berkunjung di analogikan sama dengan minat pembelian, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Jalilvand dan Samiei ​et al (2015: 30) yang
menyamakan bahwa keputusan berkunjung wisatawan sama dengan keputusan
pembelian konsumen. Menurut Ferdinand, ​et al (2013:172) minat beli dapat
diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
1. Minat transaksional. Kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat referensial. Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
3. Minat preferensial. Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada suatu produk.
4. Minat eksploratif. Perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat
positif dari produk tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk, et al (2016:12), minat beli dapat diartikan
sebagai suatu sikap konsumen yang senang terhadap objek tersebut dengan cara
membayar uang atau dengan pengorbanan. Indikator-indikator dari minat beli dapat
dijelaskan dengan beberapa komponen (Schiffman dan Kanuk, et al 2013:172).
Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk.
2. Tertarik untuk mencoba.
3. Mempertimbangkan untuk membeli.
4. Ingin memiliki produk.
2.6. Hubungan antara ​Electronic Word of Mouth​ dengan minat berkunjung
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dan berdasarkan
penelitian sebelumnya bahwa ada kaitan antara hubungan setiap variabel dengan
variabel lainnya. Menurut Kotler & Keller (2016:42) promosi adalah suatu
bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang

18
berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran atas badan usaha dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada yang ditawarkan badan usaha yang
bersangkutan.
Tujuan diterapkannya ​electronic word of mouth ​dalam industri adalah
untuk memberikan nilai lebih suatu produk atau jasa kepada konsumen sehingga
diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk atau jasa tersebut secara
keseluruhan. Dan memberikan informasi lebih kepada sesama konsumen
sebelum akhirnya menggunakan atau memanfaatkan suatu produk atau jasa
tertentu.
Pada titik tertentu konsumen akan mencari informasi mengenai suatu
produk atau jasa dan mempertimbangkan untuk mencoba dan menggunakan
produk tersebut. Pada saat itulah secara sadar konsumen telah menunjukkan
minat pada suatu produk tersebut, karena pada proses mencari informasi tersebut
konsumen telah mempelajari dan mempertimbangkan keuntungan maupun
kerugian dari suatu produk sebelum akhirnya memutuskan membeli dan
menggunakan produk tersebut.
​ erupakan salah satu promosi dengan memanfaatkan
Word of mouth m
penilaian dari konsumen potensial ataupun konsumen yang pernah
menggunakan, memanfaatkan suatu produk ataupun jasa dan dibagikannya
pengalaman mereka melalui media sosial, sehingga WOM yang dilakukan
sekarang menggunakan elektronik atau bisa disebut juga eWOM. Menggunakan
media elektronik atau media sosial, merupakan salah satu cara yang cepat dan
tepat dalam menarik minat konsumen untuk menggunakan dan menikmati
manfaat produk atau jasa tersebut.
Dengan adanya ​electronic word of mouth ini memudahkan konsumen
untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan sebelum akhirnya
membuat keputusan untuk membeli, menggunakan ataupun berkunjung. Hal ini
menjadi keuntungan bagi perusahaan maupun tempat wisata dalam
mempromosikan produk ataupun jasa mereka kepada konsumen. Semakin
mudah konsumen mendapatkan informasi mengenai produk, jasa, ataupun suatu
tempat wisata maka, semakin membuka peluang pula bagi perusahaan untuk

19
mempengaruhi minat konsumen untuk menggunakan, memanfaatkan ataupun
menikmati produk, jasa, dan wisata tersebut.
2.7. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang menajdi referensi dan acuan untuk penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 2.8. sebagai berikut:
Tabel 2.7.
Penelitian Terdahulu

Judul dan
Alat
No. Penulis Tahun Hasil
Analisis
Penelitian
1 Anum Saleem Influence of Analisi Terdapat pengaruh positif
dan Abida Ellahi Electronic Word deskriptif, dan signifikan ​Electronic
of Mouth on kuantitatif word of mouth​ terhdap
Purchase minat beli.
Intention of
Fashion
Products on
Social
Networking
Websites (2017)
2 Yu Evgeniy, The Effect of Analisis Dalam hal persepsi
Kangmun Lee, eWOM on deskriptif, konsumen Rusia,
Taewoo Roh Purchase kuantitatif kredibilitas eWOM,
Intention kualitas, dan kuantitas
for untuk mobil merek Korea
Korean-brand menunjukkan dampak
Cars in Russia yang substansial pada
(2019) minat beli.
3 Hirzianto Shidqi, The Effect Of Analisis Hasil penelitian ini
Yuliati Lilik Electronic Word deskriptif, menunjukkan e-WOM
Noor, Of Mouth On kuantitatif secara signifikan dan
Kirbrandoko Online Trust positif berpengaruh
And Purchase terhadap kepercayaan
Intention Among online dan minat beli.
Millennials
Generation On
Instagram
(2019)

2.8. Kerangka Pemikiran

20
Berdasarkan pemaparan teori sebelumnya, maka penulis dapat
menggambarkan hubungan antar variabel dalam bentuk kerangka pemikiran
berikut:

Gambar 2.8
Kerangka Pemikiran
Sumber:​ Data Penulis, 2020
2.9.​ ​Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2019:99)​. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
digambarkan sebelumnya, maka peneliti mengambil hipotesis penelitian yaitu,
“Diduga bahwa ​Electronic word of mouth (X) berpengaruh signifikan terhadap
Minat Berkunjung (Y).

21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pengikut akun Instagram Visit
Bogor. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari May – Juni
2020.
3.2. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2019:126) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengikut
akun Instagram Visit Bogor.

Menurut Sugiyono (2019:128) teknik sampling adalah merupakan teknik


pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai jenis teknik sampling yang digunakan. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu 100 orang dari jumlah populasi, angka ini
didapat dari perhitungan menggunakan rumus slovin. Sebagai berikut:

N 329.000
n= 1+N e2
= 2 = 99, 97 = 100
1+(329.000)(0,10)

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

é = tingkat kesalahan dalam memilih sampel yang ditolerir

Berdasarkan jumlah pengikut terakhir akun visit Bogor yang di ambil pada
tanggal 9 Juni 2020 adalah sebanyak 329.000 pengikut. Maka sampel pada
penelitian ini menggunakan 100 orang responden.

22
3.3. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif.


Menurut Sugiyono (2019:8) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.

Sumber data yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer
Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiyono, 2019:194). Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil
kuesioner yang disebarkan kepada pengikut visit Bogor.
b. Data sekunder
Sumber sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpulan data (Sugiyono, 2019:194). Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa literatur, internet, dan referensi
lainnya.

3.4. Operasional Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:68). Variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (variabel bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi


atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2019:69). Dalam penelitian ini, variabel bebas terdiri atas alat
pengukuran dalam ​electronic word of mouth (X) yaitu: ​Platform assistance,
venting negative feeling, concern for other customers,
extraversion/Positive self-enhancement, advice seeking.
2. Variabel Dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2019:69).
Dalam penelitian ini, variabel dependennya yaitu minat berkunjung (Y)

23
yang terdiri alat pengukurannya yaitu: tertarik untuk mencari informasi
mengenai produk, tertarik untuk mencoba, mempertimbangkan untuk
membeli, ingin memiliki produk
Langkah selanjutnya adalah menentukan variabel operasional dari variabel
independen dan variabel dependen yang telah ditentukan. Variabel operasional
menjadi dasar dalam membuat kuesioner penelitian yang akan diberikan kepada
responden. Penjelasan lebih lanjut mengenai variabel operasional dapat dilihat
pada tabel 3.4. berikut ini:
Tabel 3.4. Operasional Variabel

No.
Variabel Sub variabel Indikator Skala
Item
1 Frekuensi kunjungan ke Ordinal
2 sosial media tersebut Ordinal
Platform assistance
3 Intensitas komentar yang Ordinal
4 diberikan Ordinal
Venting negative 5 Berbagi pengalaman kurang Ordinal
feeling 6 menarik di platform terkait Ordinal
7 Rasa ingin membantu teman, Ordinal
Concern for other
keluarga ataupun anggota Ordinal
customers 8
komunitas
Electronic
Mengekspresikan perasaan Ordinal
word of
9 positif terhadap objek yang
mouth​ (X) Extraversion/Positive
diulas
self enhancement
Membagikan unggahan Ordinal
10
dengan ulasan positif
Memotivasi pengguna sosial Ordinal
11 media lainnya untuk menulis
komentar
Advice seeking
Meminta bantuan untuk Ordinal
12 pemecahan masalah
informasi

24
13 Ordinal
Mencari informasi
14 Ordinal
15 Ordinal
Ketertarikan untuk mencoba
Minat 16 Ordinal
Berkunjung 17 Mempertimbangkan untuk Ordinal
(Y) 18 menggunakan Ordinal
19 Berusaha untuk memiliki, Ordinal
menggunakan dan Ordinal
20
memanfaatkan

3.5. Pengukuran Data

Menurut Sugiyono (2019:145) Skala pengukuran merupakan kesepakatan


yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval
yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2019:146) Skala likert digunakan untuk mengukur


sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Menurut Sugiyono
(2019:146) jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Penelitian ini menggunakan
skala likert dengan empat angka penilaian saja.

25
Berikut ini adalah Tabel 3.5 mengenai Desain Pengukuran Skala Likert:

Tabel 3.5. Desain Pengukuran Skala Likert

Tingkat Penilaian Nilai


Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber:​ Sugiyono (2019:147), 2020

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.1. Uji Validitas


Menurut (Sugiyono, 2015:121) Validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pernyataan dalam
mendefinisikan suatu variabel.

Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah anggota sampel
X= skor total responden
Y= skor total pernyataan masing-masing responden.
Untuk mengukur validnya suatu data penulis menggunakan aplikasi SPSS
24 agar dapat mengetahui tingkat signifikan data yang sudah dikumpulkan dan
dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Buka program SPSS 24


b. Entry data berupa tabel jawaban variabel yang akan dianalisis (setelah
melakukan pengkodean dan meng-input pada microsoft excel).

26
c. Tambahkan satu kolom untuk masing-masing jawaban responden atas
variabel pertanyaan.
d. Klik menu analyze.
e. Pilih sub-menu correlate.
f. Klik bivariate.
g. Masukkan semua variabel pertanyaan dan total dari jawaban responden
kuesioner pada item.
h. Pada correlation coefficient centang kolom pearson dan hilangkan centang
pada kolom spearman.
i. Klik OK (muncul output SPSS).

3.6.2. Uji Reliabilitas

Menurut (Sugiyono, 2015:122) reliabilitas merupakan indeks yang


menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Variabel
kuesioner dianggap reliabel jika nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha (α)
hitung semakin dekat dengan 1,0 semakin baik bila pada kisaran 0,70 bisa
diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik. Uji Reliabilitas dapat dilihat pada nilai
Cronbach Alpha. Menurut Sugiyono (2015:122) keandalan reliabilitas
menunjukkan sejauh mana data itu bebas kesalahan atau terpercaya dan oleh
karena itu memastikan pengukuran yang konsisten sepanjang waktu dan di
berbagai item dalam instrumen, jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 konstruk
pertanyaan dimensi variabel adalah reliabel.

Keterangan​:

α : Koefesien reliabilitas instrumen

k : Banyak butir pertanyaan dalam instrumen

27
∑ σi2 : Jumlah varian butir instrumen

σi2 : Varian skor total

Untuk menguji reliabilitas suatu data penulis menggunakan aplikasi SPSS 24


dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Buka program SPSS 24.


b. Masukkan data hasil kuesioner ke dalam aplikasi SPSS.
c. Pilih menu ​analyze​, kemudian pilih menu sub-menu ​scale.​
d. Pilih ​reliability analysis​.
e. Masukkan semua variabel pertanyaan kuesioner pada items.
f. Pilih menu ​alpha​.
g. Klik ​statistic​, muncul ​windows reliability analysis statistic.
h. Bagian ​descriptive​ pilih item, ​scale​, ​scale of item deleted​, dan ​correlation.​
i. Klik ​continue​.
j. Klik OK

3.7. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2019:206) Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data


yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

3.7.1. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2019:206) Statistik deskriptif yang digunakan untuk


menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari
electronic word of mouth terhadap minat berkunjung ke Bogor, maka peneliti
melakukan pengukuran dengan menggunakan kuesioner. Masing-masing pertanyaan
disertai empat kemungkinan jawaban yang harus dipilih.
Dari jawaban tersebut disusun kriteria penilaian untuk setiap pernyataan
berdasarkan persentase dengan langkah-langkah berikut: (Sugiyono, 2019:148)

28
1. Nilai kumulatif adalah jumlah dari setiap pertanyaan yang merupakan jawaban
dari 100 responden.
2. Persentase adalah nilai kumulatif pernyataan dibagi dengan nilai frekuensi
dikalikan 100%.
3. Menghitung jumlah kumulatif terbesar dan terkecil. Jumlah responden adalah 100
orang dengan nilai skala pengukuran terbesar adalah 4 (empat) dan nilai skala
pengukuran terkecil adalah 1 (satu). Sehingga diperoleh jumlah kumulatif
terbesar adalah: 100x4=400, dan jumlah kumulatif terkecil adalah: 100x1=100
4. Menentukan nilai persentase terbesar dan terkecil
a. Nilai persentase terbesar = (400 : 400) x 100% = 100%
b. Nilai persentase terkecil = (100 : 400) x 100% = 25 %
5. Menghitung nilai rentang yaitu 100% - 25% = 75% jika dibagi 4 sebagai skala
tertinggi maka nilai interval persentase sebesar 18,75%. Berikut langkah-langkah
penyajian persentasenya tersebut:
Tabel 3.7.
Persentase Kategori

Persentase Kategori Persentase


25% - 43.75% Sangat Rendah
43.76% - 62.5% Rendah
62.6% - 81.25% Tinggi
81.26% - 100% Sangat Tinggi
Sumber:​ Data Penulis, 2020
6. Kriteria untuk melihat nilai jenjang pada setiap item pernyataan adalah
ditentukan berdasarkan rumus berikut:

Perhitungan skor total untuk masing-masing indikator variabel adalah sebagai


berikut:

29
a. Skor Total = (Jumlah Responden Sangat Setuju x 4) + (Jumlah Responden
Setuju x 3) + (Jumlah Responden Tidak Setuju x 2) + (Jumlah Responden
Sangat Tidak Setuju x 1).
b. Skor Ideal = Diumpamakan seluruh responden menjawab Sangat Setuju x
Jumlah Responden / Skor total.
Untuk melihat hasil dari skor total setiap variabel, dapat dilihat pada presentase
dalam garis kontinum sebagai berikut:

Gambar 3.7.
Persentase dalam garis kontinum
Sumber:​ Data Penulis, 2020
3.7.2. Uji Normalitas

Menurut Sugiyono (2015:172) model regresi linier dapat disebut sebagai model
yang baik jika setiap instrumen dapat terdistribusi dengan ​normal. Uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya ​suatu distribusi data. Uji normalitas
membandingkan antara data yang ​dimiliki dan data berdistribusi normal yang
memiliki mean dan standar ​deviasi yang sama dengan data tersebut. ​Uji normalitas
menjadi penting karena salah satu syarat pengujian ​parametric-test adalah data harus
berdistribusi normal. (Sugiyono, 2019:208). Pengujian normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan uji ​non parametrik. Kolmogorof Smirnov (K-S) Menurut Ghozali (​et
al 2​ 017:45). ​Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas ​dengan
ketentuan:

a. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka hipotesis diterima karena
data berdistribusi secara normal.

30
b. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, maka hipotesis ditolak karena
data tidak berdistribusi secara normal.
3.7.4. Uji Koefisien Determinasi (​R Square​)
Koefisien determinasi (​R square)​ bertujuan untuk mengetahui ​seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel ​dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol sampai dengan ​satu. Semakin tinggi nilai R square,
berarti semakin baik kemampuan ​variabel independen dalam menjelaskan perilaku
variabel dependen. ​(Sunjoyo, ​et al 2017:46) Nilai R square dinyatakan dalam kuadrat
dari ​nilai koefisien korelasi ​x100% = n%, yang berarti bahwa nilai variabel ​dependen
dapat diterangkan oleh variabel independen sebesar n%, ​sedangkan sisanya (100-n)%
diterangkan oleh variabel lain. (Supardi, ​et al ​2017:46). ​Rumus untuk menghitung
nilai R square menurut Sugiyono (2015:257)​ ​adalah sebagai berikut:

3.7.3. Analisis Regresi Linier Sederhana


Regresi linier sederhana dapat digunakan untuk memprediksikan ​seberapa jauh
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel ​independen dengan satu variabel
dependen (Sugiyono, 2015:270). ​Analisis regresi linier sederhana, selain digunakan
untuk mengukur ​kekuatan hubungan antara dua variabel, juga dapat menunjukkan arah
hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen.
Analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini menggunakan ​alat statistik
software IBM SPSS Statistic Version 24 Variabel independent ​(eWOM) dapat
mempengaruhi variabel dependen (Minat berkunjung).
Sehingga persamaan umum regresi linier sederhana dalam penelitian ini adalah:

Keterangan:

Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

α : Konstanta, yaitu besarnya nilai Y ketika nilai x = 0

31
β : Arah koefisien regresi, yang menyatakan perubahan nilai Y apabila terjadi
perubahan nilai x. Bila (+) maka arah garis akan naik, dan bila (-) maka nilai
garis akan turun

X : Variabel terikat/variabel yang mempengaruhi

Dimana a dan b dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

3.8. Pengujian Hipotesis


Menurut Sugiyono (2019:99), hipotesis merupakan jawaban ​sementara dari
rumusan masalah yang ada di dalam penelitian, karena ​jawaban yang diberikan masih
hanya berdasarkan teori yang relevan, belum ​berdasarkan fakta-fakta empiris yang
diperoleh selama penelitian. ​Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah
apakah terdapat ​pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel X yaitu ​Electronic
word of mouth terhadap minat berkunjung sebagai variabel Y. Untuk menguji
hipotesis tersebut, ​dari data yang diperoleh akan dilakukan analisis dengan rumus uji
“F” dan ​uji “t”. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan secara statistik
berikut:

H0: β = 0: ​Electronic word of mouth mempunyai hubungan yang signifikan dan


berpengaruh yang signifikan terhadap minat berkunjung ke Bogor.

H1: β ≠ 0: ​Electronic word of mouth tidak mempunyai hubungan yang signifikan dan
tidak berpengaruh yang signifikan terhadap minat berkunjung ke Bogor.

3.8.1. Uji F
Uji F biasa disebut uji model atau uji Anova. Uji F dalam analisis ​regresi linier
sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel ​X (independen)
berpengaruh terhadap variabel Y (dependen). Menurut ​Ghozali (​et al ​2017:47), Uji F
digunakan untuk menunjukkan apakah variabel ​independen yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara ​simultan terhadap variabel dependen. Uji F dalam
penelitian ini menggunakan software IBM SPSS Statistic Version 24 dan data
bersumber dari output tabel Anova, kemudian dilakukan pengujian dengan

32
membandingkan antara F hitung dan F tabel. Derajat kepercayaan yang digunakan
adalah 0,05. Pengujian Uji F mempunyai kriteria hasil sebagai berikut:
a. F hitung < F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. F hitung > F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.8.2. Uji t
Selain uji F, perlu dilakukan juga uji t untuk mengetahui pengaruh secara
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Angka dari t hitung
didapat dari olahan data melalui software IBM SPSS Statistic Version 24 yang bisa
dilihat pada tabel Coefficients kolom t. Menurut Ghozali (​et al ​2017:48) uji parsial
digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis pada uji t adalah sebagai berikut:
a. t hitung < t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. t hitung > t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Intensitas Responden
Karakteristik responden membahas mengenai gambaran keseluruhan dari
responden penelitian. Data primer ini didapat dari hasil kuesioner yang disebarkan
kepada 100 responden yang merupakan pengikut Instagram Visit Bogor. Pada
penelitian ini penulis akan mendiskripsikan karakteristik responden berdasarkan
intensitas responden dalam menggunakan aplikasi Instagram.

Tabel 4.1. Intensitas Responden

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 91 dari 100 responden secara aktif
membuka sosial media media Instagram setiap hari. Dan 8 dari 100 responden
menggunakan Instagram 1 minggu sekali dan 1 dari 100 responden menggunakan
sosial media Instagram hanya 2 minggu sekali. Ini menunjukkan bahwa 91%
responden yang merupakan pengikut Instagram visit bogor merupakan pengikut aktif.

34
4.1.2.Uji Validitas
Setelah mengumpulkan dan mengolah kuesioner dari responden, kemudian
dilakukan uji validitas yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson ​product moment.​ Dimana r
hitung diperoleh dari hasil ​output,​ dan nilai tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor masing-masing dari pernyataan item yang ditujukan kepada
responden dengan total skor untuk seluruh item. Apabila nilai koefisien korelasi butir
item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari r tabel sebesar 0.196 (n=100 (n-2),
signifikasi = 5%), maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut adalah
valid. Hasil pengujian validitas tercantum pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Validitas Variabel X

Valid/Tidak
Variabel Item r Hitung r Tabel
Valid
P1 0,816 0,196 Valid
P2 0,816 0,196 Valid
Platform Assistance
P3 0,816 0,196 Valid
P4 0,726 0,196 Valid
Venting Negative P5 0,707 0,196 Valid
Feeling P6 0,732 0,196 Valid
Concern for other P7 0,761 0,196 Valid
customers P8 0,773 0,196 Valid
Extraversion/Positive P9 0,661 0,196 Valid
self enhacement P10 0,759 0,196 Valid
P11 0,734 0,196 Valid
Advice seeking
P12 0,661 0,196 Valid
Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020

35
Tabel 4.3
Validitas Variabel Y
Valid/Tida
Variabel Item r Hitung r Tabel
k Valid
P13 0,932 0,196 Valid
P14 0,704 0,196 Valid
P15 0,867 0,196 Valid
Minat P16 0,905 0,196 Valid
Berkunjung P17 0,797 0,196 Valid
P18 0,932 0,196 Valid
P19 0,881 0,196 Valid
P20 0,890 0,196 Valid
Sumber: ​Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Berdasarkan tabel uji validitas di atas, menunjukkan bahwa hasil uji validitas
variabel ​electronic word of mouth tehadap minat berkunjung sudah valid dengan
signifikan kurang dari 0,05. Dilihat dari hasil r hitung nilainya > 0,196 maka item
pernyataan tersebut valid. Sehingga setiap item dari kuesioner yang disebarkan kepada
responden berarti dimengerti dan dapat diterima oleh responden.

4.1.3. Uji Reliabilitas


Berikut adalah hasil yang didapat dari uji reliabilitas ​electronic word of mouth dan
Minat Berkunjung.
1. Reliabilitas kenyataan responden terhadap ​electronic word of mouth (X) adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Uji reliabilitas variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.904 12
Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020

Dari tabel tersebut dapet diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha untuk
uji reliabilitas variabel X adalah 0,904. Nilai tersebut menunjukkan bahwa uji
reliabilitas untuk variabel X adalah reliabel karena nilai cronbach’s alpha >
0,60.

36
2. Reliabilitas kenyataan responden terhadap Minat Berkunjung (Y) adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.5.
Uji reliabilitas variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.951 8
Sumber: ​Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Dari tabel tersebut dapet diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha untuk uji
reliabilitas variabel Y adalah 0,951. Nilai tersebut menunjukkan bahwa uji reliabilitas
untuk variabel Y adalah reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0,60.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis Deskriptif
1. Analisis Variabel ​Electronic word of mouth​ (X)
Variabel Bebas pada penelitian ini adalah ​Electronic word of mouth (X),
untuk mengukur variabel ini digunakan 12 pernyataan, pada setiap pernyataan
jumlah yang menjawab sangat setuju dikalikan 4 (SS x 4 poin), menjawab setuju
dikalikan 3 (S x 3 poin), tidak setuju dikalikan 2 point (TS x 2 poin) dan sangat
tidak setuju dikalikan 1 point (STS x 1 poin). Seluruh skor tersebut dijumlahkan
menjadi skor total dan dibuat dalam bentuk ​persentase. Berikut adalah hasil
pengolahan yang mengukur variabel ​Electronic word of mouth​ (X):
Tabel 4.6
Analisis Variabel ​Electronic word of mouth (​ X)

Skor Dalam Skor


No Pertanyaan STS TS S SS
Total % Ideal
1 Dalam 1 hari saya pasti
membuka aplikasi Instagram.
Baik untuk mencari informasi 3 12 69 272 356 89,00% 400
ataupun sekedar melihat-lihat
yang ada di beranda saya.
2 Saya aktif melihat akun visit
Bogor untuk mencari 3 12 69 272 356 89,00% 400
informasi

37
3 Saya aktif memberikan
tanggapan pada sebuah 3 12 69 272 356 89,00% 400
postigan di Instagram
4 Saya aktif memberikan
tanggapan pada postingan
15 44 87 136 282 70,50% 400
visit Bogor. Jika itu bagus
untuk ditambahkan
5 Menurut saya penting untuk
menulis ulasan ataupun
komentar dengan jujur di
platform visit Bogor, dengan
1 16 111 216 344 86,00% 400
harapan tanggapan tersebut
bisa membantu ​netizen
lainnya yang sedang mencari
informasi
6 Saya akan memberikan
komentar dan tanggapan
negatif jika memang objek 8 24 87 204 323 80,75% 400
yang di ulas tidak sesuai
dengan keadaan nyatanya
7 Menurut saya sebuah
komentar dan tanggapan yang
saya tulis dapat membantu 0 20 108 216 344 86,00% 400
orang lain dalam membuat
pertimbangan
8 Saya senang saat tanggapan,
ulasan ataupun komentar
yang saya tulis pada platform 0 14 66 284 364 91,00% 400
visit bogor dapat membantu
orang lain
9 Saya senang membagikan
pengalam saya mengenai
suatu tempat ataupun ​event 3 28 93 208 332 83,00% 400
kepada orang lain di media
sosial
10 Saat saya merasa puas dengan
suatu tempat yang ada di
Bogor yang sebelumnya
diulas di media sosial, maka 1 12 90 252 355 88,75% 400
saya akan ikut membagikan
momennya dalam sebuah
postingan dan tag kembali
akun terkait

38
11 Saya akan dengan aktif
memberikan tanggapan dan
komentar di kolom komentar
agar informasi yang 4 44 93 172 313 78,25% 400
didapatkan akan lebih banyak
dan lebih baik

12 Saat Visit Bogor membagikan


sebuah postingan saya akan
dengan aktif bertanya di
3 28 93 208 332 83,00% 400
forum dengan harapan saya
akan mendapatkan lebih
banyak informasi
Rata-rata 84,52%
Sumber:​ Hasil pengolahan data, 2020

Dari hasil pengolahan data mengenai ​electronic word of mouth diukur dengan
pernyataan yang terdapat dalam tabel di atas, diperoleh jumlah rata-rata presentase
variabel e-wom sebesar 84,52%. Untuk memperjelas pernyataan diatas, dapat dilihat
pada garis kontinum berikut ini:

Gambar 4.1.
Garis Kontinum ​Electronic word of mouth​ (X)
Sumber:​ Hasil pengolahan data, 2020
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel ​electronic word of mouth
masuk kategori sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa e-wom yang diciptakan visit
Bogor di instagramnya direspon positif oleh responden dan dapat dijadikan bahan
informasi.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Minat Berkunjung (Y) untuk mengetahui
respon dari responden dalam proses menentukan minatnya untuk berkunjung ke

39
Bogor, maka peneliti memberikan 8 pernyataan mengenai minat berkunjung. Berikut
adalah hasil pengolahan yang mengukur variabel minat berkunjung (Y):

Tabel 4.7
Analisis variabel minat berkunjung (Y)

No ST T Skor Dalam Skor


Pertanyaan S SS
. S S Total % Ideal
1 Saya senang mencari informasi
mengenai tempat-tempat yang 89,00
3 12 69 272 356 400
menarik %

2 Visit Bogor dapat memberikan


informasi mengenai tempat-tempat
menarik yang ada di Bogor 91,75
1 2 84 280 367 400
%

3 Setelah melihat berbagai informasi


mengenai Bogor, saya menjadi 92,50
tertarik untuk berkunjung ke 0 10 60 300 370 400
%
Bogor
4 Setelah melihat ​review​ dan
tanggapan yang ada di platform 91,00
visit Bogor saya menjadi tertarik 0 14 66 284 364 400
%
untuk ke tempat-tempat tersebut
5 Saya mendapatkan berbagai
informasi yang dapat menjadi 92,75
bahan pertimbangan saya untuk 0 6 69 296 371 400
%
melakukan kunjungan
6 Informasi yang ada di visit Bogor
membantu saya untuk menimbang 89,00
langkah selanjutnya yang harus 3 12 69 272 356 400
%
saya lakukan
7 Dari informasi yang ada di visit
Bogor saya tertarik untuk pergi ke 91,75
0 6 81 280 367 400
tempat tersebut %

8 Setelah melihat tanggapan,


komentar dan ulasan yang ada di 91,00
platform visit Bogor saya dapat 0 14 66 284 364 400
%
menentukan pilihan saya
Rata-rata 91,09%
Sumber:​ Hasil pengolahan data, 2020

40
41
Dari hasil pengolahan data tentang minat berkunjung diukur dengan pernyataan
yang terdapat dalam tabel di atas, diperoleh jumlah rata-rata presentase variabel minat
berkunjung sebesar 91,09%. Untuk memperjelas pernyataan diatas, dapat dilihat pada
garis kontinum berikut ini:

Gambar. 4.2.
Garis kontinum variabel minat berkunjung
Sumber:​ Hasil pengolahan data, 2020
Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa variabel minat berkunjung masuk
kategori sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa minat berkunjung ke Bogor
direspon positif oleh responden.

4.2.2. Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel memiliki
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan data yang digunakan untuk
menentukan apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas yang
dipergunakan adalah plot grafik dimana asumsi normalitasnya terpenuhi jika titik-titik
pada grafik mendekati sumbu diagonalnya.

42
Tabel 4.8

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 100
Normal Mean .0000000
a,b
Parameters​ Std. Deviation 2.82117804
Most Extreme Absolute .095
Differences Positive .088
Negative -.095
Test Statistic .950
Asymp. Sig. (2-tailed) .327​c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogrov Smirnov Test diperoleh Asymp.


Sig sebesar 0,327 lebih besar dari 0,05 berarti data tersebut terdistribusi dengan
normal. Uji normalitas lain yang dapat digunakan adalah berupa plot grafik dimana
asumsi normalitasnya terpenuhi jika titik-titik pada grafik mendekati sumbu
diagonalnya. Pada penelitian ini grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut:

43
Gambar 4.3
P-Plot Uji Normalitas
Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa penyebaran titik-titik
terjadi di sekitar dan di sepanjang garis diagonal tersebut. Hal ini berarti bahwa
data terdistribusi dengan normal.

4.2.3. Uji Koefisien Determinasi (​R Square​)


Besar pengaruh ​electronic word of mouth ​terhadap minat berkunjung secara
keseluruhan dapat ditentukan dari hasil perkalian koefisien regresi terhadap matriks
korelasi variabel sebab dengan variabel akibat seperti pada tabel berikut:

44
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi (​R Square​)
Model Summary​b
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .858​ .736 .734 2.187
a. Predictors: (Constant), e-Wom
b. Dependent Variable: Minat Berkunjung

Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020


Besarnya nilai ​R square dapat dilihat pada kolom adjusted R Square yang
menunjukan angka 0,734, sehingga dari hasil pengolahan data regresi sederhana
terhadap ​electronic word of mouth dan minat berkunjung dapat dikatakan bahwa pada
tingkat ​electronic word of mouth memiliki pengaruh terhadap minat berkunjung
sebesar 0,734. Artinya ​electronic word of mouth mempengaruhi minat berkunjung
sebesar 73,4% selebihnya (100-73,4%) = 26,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak
diteliti.
4.2.4. Analisis Regresi Linier Sederhana
Penelitian ini memakai teknik regresi linier sederhana untuk mengetahui
pengaruh ​electronic word of mouth terhadap minat berkunjung (Studi Kasus pada
Instagram Visit Bogor) Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.9:
Tabel 4.10
Analisis Regresi Linier Sederhana
Coefficients​a
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 8.105 1.290 6.282 .000
X .519 .031 .858 16.550 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai konstanta
(a) adalah sebesar 8,105 dan nilai koefisien kolerasinya (b) sebesar 0,519. Dari hasil
tersebut, dapat ditentukan persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = a + bX
Y = 8,105 + 0,519X

45
a. Nilai konstanta a dalam garis regresi adalah 8,105. Artinya jika ​electronic word of
mouth (X) bernilai nol (0) atau jika tidak ada e-wom, maka nilai konsistensi Minat
Berkunjung (Y) bernilai 8,105.
b. Nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,519. Hal ini berarti setiap penambahan 1 skala
electronic word of mouth yang diciptakan pada platform visit Bogor diprediksi
akan meningkatkan sebesar 0,519 kali atau 51,9% minat berkunjung ke Bogor.
Tanda (+) dalam persamaan regresi diatas menandakan bahwa ​electronic word of
mouth​ dan minat berkunjung memiliki hubungan yang positif.
c. Dari tabel di atas disimpulkan bahwa ​electronic word of mouth berpengaruh
signifikan terhadap minat berkunjung karena nilai signifikansi > dari 0.05 (0.000).
Regresi linier sederhana dapat digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen (Sugiyono, 2015:270). Dari hasil regresi tersebut dapat
diartikan bahwa hasil dari persamaan tersebut telah berhasil menggambarkan
hubungan variabel independen (​electronic word of mouth)​ dengan variabel
dependen (minat berkunjung), yaitu sebesar 51,9%.

4.3. Hipotesis
4.3.1.Uji F
Uji F dikenal dengan uji model atau uji Anova untuk menguji apakah model
regresi yang dibuat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Jika model
signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya jika
non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Pengujian Uji F tersebut dilakukan
dengan kriteria jika F hitung > F tabel, maka Uji F dapat diterima.

46
Tabel 4.11
Uji F
ANOVA​a
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1310.031 1 1310.031 273.902 .000​b
Residual 468.719 98 4.783
Total 1778.750 99
a. Dependent Variable: Minat Berkunjung
b. Predictors: (Constant), e-wom
Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa F hitung memiliki nilai yaitu 273,902
lebih besar dari F tabel yaitu 3,94 dengan kepercayaan 0,000 < alpha 0,05 artinya uji F
telah signifikan dan dapat diterima.

4.3.2. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah ​electronic word of mouth berpengaruh
terhadap minat berkunjung, maka dilakukan pengujian dengan uji t. Pengujian
hipotesis tersebut dilakukan melalui uji statistik uji t, dengan ketentuan terima H0 jika
t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan ketentuan tersebut, melalui pengolahan data
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12
Uji t

Coefficients​a
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.105 1.290 6.282 .000
X .519 .031 .858 16.550 .000
a. Dependent Variable: Minat Berkunjung
Sumber:​ Hasil pengolahan data SPSS, 2020
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa t hitung memiliki nilai yaitu 16,550
lebih besar dari t tabel yaitu 1,98 dengan kepercayaan 0,000 < alpha 0,05 artinya uji t
telah signifikan dan dapat diterima.

47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Pengaruh
Electronic word of mouth Terhadap Minat Berkunjung (Studi Kasus pada Instagram
visit Bogor), terhadap 100 orang responden yang diperoleh dari pengikut sosial media
Instagram visit Bogor, dapat diambil beberapa kesimpulan yang diharapkan dapat
memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:

1. Dari hasil pengolahan data mengenai ​Electronic word of mouth yang


dicipyakan visit Bogor melalui sosial medianya pada pengikut aktifnya
memperoleh persentase sebesar 84,52%. Sehingga masuk dalam kategori
“sangat setuju”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa ​Electronic word of
mouth yang diciptakan visit Bogor pada instagramnya berdampak positif atau
dinilai sangat baik bagi para pengikutnya.
2. Dari hasil pengolahan data mengenai minat berkunjung pada pengikut
Instagram visit Bogor memperoleh persentase sebesar 91,09%. Sehingga
masuk dalam kategori “sangat setuju”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
minat berkunjung yang dilakukan pengikut Instagram visit Bogor berdampak
positif atau dinilai sangat baik.
3. Dari hasil pengolahan data regresi didapat persamaan regresi sederhana yaitu:
Y = 8,105 + 0,519X dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien b
adalah 0,519 atau 51,9% yang artinya setiap penambahan 1 skala ​Electronic
word of mouth akan mempengaruhi 51,9% peningkatan pada minat
berkunjung. Mengenai pengaruh ​Electronic word of mouth terhadap minat
berkunjung pada pengikut Instagram visit Bogor, dapat disimpulkan bahwa
Electronic word of mouth 0,519 artinya strategi bundling memberikan
pengaruh terhadap minat beli sebesar 51,9% namun dapat disimpulkan pula
bahwa pengaruh yang diberikan cukup signifikan, dan selebihnya (100% -
51,9%) = 48,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

48
5.2. Saran
Adapun saran yang akan peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan mengenai pengaruh ​electronic word of mouth terhadap minat
berkunjung adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap Instagram visit Bogor,


bahwa ​electronic word of mouth yang diciptakan visit Bogor pada
instagramnya secara keseluruhan sudah baik, tetapi pada pernyataan nomor 4
yaitu, ​platform assistance dengan pernyataan “saya aktif memberikan
tanggapan pada postingan visit Bogor jika itu bagus untuk ditambahkan”
memiliki persentase paling rendah yaitu sebesar 70,50% sehingga akan lebih
baik lagi apabila visit Bogor dapat lebih aktif dan kreatif dalam penyampaian
pesan di instagramnya, karena pada beberapa unggahan, terkadang visit Bogor
tidak menambahkan dengan detail penggambaran kondisi tempat yang diulas
diharapkan dengan penyampaian yang lebih kreatif dan mudah dimengerti
dapat mempengaruhi pengikutnya agar lebih aktif memberikan tanggapan dan
komentar di instagramnya, yang tujuannya sendiri diharapkan tanggapan,
komentar dan pertanyaan dari partisipan/pengikutnya dapat membantu visit
Bogor agar lebih cermat pada saat melakukan penilaian dan akhirnya diulas
dan membantu pengikut lainnya dalam mengumpulkan informasi.
2. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap Instagram visit Bogor,
bahwa minat berkunjung yang dilakukan pengikut visit Bogor pada secara
keseluruhan sudah baik, tetapi pada pernyataan nomor 6 dengan pernyataan
“Informasi yang ada di visit Bogor membantu saya untuk menimbang langkah
selanjutnya yang harus saya lakukan” memiliki persentase paling rendah yaitu
sebesar 89,00% hal ini menandakan bahwa informasi yang diberikan visit
Bogor bukanlah sumber utama bagi pengikutnya. Akan lebih baik apabila visit
Bogor dapat mempengaruhi minat pengikutnya dan menjadikan informasi yang
visit Bogor unggah di instagramnya menjadi sumber informasi yang patut
dipertimbangkan. Hal ini dapat dilakukan juga dengan cara memberikan
tampilan yang menarik dan kreatif tanpa mengurangi keaslian dari tempat yang
diulas di halaman Instagram visit Bogor. Ataupun visit Bogor secara aktif
memberikan tanggapan balik atas komentar yang diberikan di akun

49
instagramnya. Dengan kreatif dan “​feed back”​ yang baik dan cepat diharapkan
dapat mempengaruhi ketertarikan pengikutnya untuk menjadikan Instagram
visit Bogor sebagai sumber informasi utama mereka yang dapat dipercaya.
3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap Instagram visit Bogor,
bahwa ​electronic word of mouth dapat mempengaruhi minat berkunjung
pengikutnya sebesar 51,9%. Akan lebih baik jika visit Bogor dapat
meningkatkan strategi pemasaran lainnya yang dapat memberikan pengaruh
lebih besar terhadap minat konsumen. Diharapkan ​influencer ​dapat dengan
aktif bekerjasama dengan pihak lain seperti pemerintah ataupun pengelola
tempat, ​event ​untuk dapat menggunakan pemasaran mereka dengan aktif,
dengan demekian faktor lain yang sebesar 48,1% ini dapat dikejar
kekurangannya dan diharapkan mendapatkan perhatian dari masyarakat
sehingga meningkatkan pula target dan tujuan dari pengelola maupun dari
influencer i​ tu sendiri​, khususnya Visit Bogor.
5.2.1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun saran bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini hanya berfokus pada ​electronic word of mouth dan
minat berkunjung dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan
kuantitatif saja. Akan lebih baik jika penelitian selanjutnya bisa
menggunakan teknik analisis tambahan yang lebih akurat.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti variabel
lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti yang dapat meningkatkan minat
berkunjung ke Bogor.

50
DAFTAR PUSTAKA

A.Navitha Sulthana, D. (2019). ​Influence Of Electronic Word Of Mouth eWOM On


Purchase Intention.
Anugrah, A. (2017). ​Pengaruh Strategi Bundling Terhadap Minat Beli Konsumen.
Bandung: Jurnal Universitas Telkom.
Anum Saleem, A. E. (2017). ​Influence of Electronic Word of Mouth on Purchase
Intention of Fashion Products on Social Networking Websites​. Pakistan Journal
of Commerce and Social Sciences.
Buchari, A. (2013). ​Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.​ Bandung: Alfabeta.
Erkan, I. (2016). ​The Influence of Electronic Word of Mouth in Social Media.
Fajaria, N. (2020). ​Pengaruh Daya Tarik Wisata, Aksebilitas, Harga, Fasilitas dan
Promosi Terhadap Minat Berkunjung Ke Surakarta.​ Surakarta: Jurnal IAIN.
Hirzianto Shidqi, Y. L. (2019). ​The Effect Of Electronic Word Of Mouth On Online
Trust And Purchase Intention Among Millennials Generation On Instagram.
Korimah, N. R. (2018). ​Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Minat
Berkunjung.​ Surakarta: Jurnal IAIN.
Kotler, P. d. (2016). ​Marketing Management.​ US: Pearson Education Limited.
Natasha, N. d. (2018). ​Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan
Berkunjung Ke Jawa Barat.​ Bandung: Jurnal Universitas Telkom.
Naufal, A. d. (2017). ​Pengaruh Electronic word of mouth terhadap Keputusan Minat
Beli.​ Bandung: Jurnal Universitas Telkom.
Patrescu, M. (2014). ​Viral Marketing and Social Network.​ Chennai, India: Business
Expert Press, LLC.
Sugiyono. (2019). ​Metode Penelitian Kombinasi.​ Bandung: Alfabeta.
Utami, S. P. (2020). ​Pengaruh Brand Ambassador selebriti dan eWom terhadap
Intesitas Pembelian.​ Surakarta: Jurnal UMS.
Yu Evgeniy, K. L. (2019). T​he Effect of eWOM on Purchase Intention.​ Joirnal of
Korea Trade.

51
52

Anda mungkin juga menyukai