Anda di halaman 1dari 40

Pengaruh Program Kreativitas Mahasiswa

Kewirausahaan Terhadap Peluang Usaha Bagi


Entrepreneur Binusian 2019

LAPORAN PRAKTIKUM
LAB. ANALISIS KUANTITATIF BISNIS

Oleh :

Shandro Dharmawan Soegito – 1901513511

Kelas : LS21
Ruang : A1307

Laboratory of Business Management


Bina Nusantara University
Jakarta
2016

i
Lembar Penilaian Laporan
School of Business Management
Jurusan Entrepreneurship (Management)

Matakuliah
Kd. Matakuliah : J1186/ MGMT6036
Nama Mk : Lab Analisis Kuantitatif Bisnis
Topik : Decision Analysis

Asisten
Kode Asisten : MN213 & MN211
Nama Asisten : Yu Sekiguchi & Natallya

Mahasiswa
NIM : 1901513511
NAMA : Shandro Dharmawan Soegito
Judul Laporan : Pengaruh Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan Terhadap
Peluang Usaha Entrepreneur Binusian 2019

Penilaian

Kriteria Bobot Nilai *)

Pendahuluan 20%
Landasan Teori 15%
Metode Penelitian 10%
Analisis dan Interpretasi Data 25%
Simpulan dan Saran 10%
Refrensi 10%
Sinkronisasi 10%

Total 100%

Tangerang, ……………………………

__________________________
(Korektor)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Miniskripsi ini disusun untuk melengkapi tugas ujian praktik mata kuliah Quantitative
Business Analysis Tahun Pelajaran 2017/2018, dan membahas tentang Pengaruh Program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan Terhadap Peluang Usaha Bagi Entrepreneur
Binusian 2019. Dalam penyusunan miniskripsi ini penyusun banyak menemui hambatan
dan kesulitan terutama dalam pengumpulan data dan penelitian.
Pada kesempatan ini tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
- Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., selaku Rektor Universitas Bina Nusantara.
- Yuli Eni, S.Kom, S.E, MM., selaku Kepala Laboratory of Business Management
- Adi Teguh Suprapto, selaku Dosen Teori mata kuliah Quantitative Business
Analysis
- Yu Sekiguchi, selaku Asisten Dosen Laboratory mata kuliah Quantitative
Business Analysis
- Natallya, selaku Asisten Dosen Laboratory mata kuliah Quantitative Business
Analysis
- Dan pihak yang secara langsung membantu dalam proses penelitian dan penulisan
Penyusun menyadari bahwa miniskripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penyusun membuka diri untuk kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan karya tulis dikemudian hari.
Akhir kata, semoga miniskripsi ini bermanfaat untuk semua pihak.

Tangerang, ………………………………
Penyusun,

(Shandro Dharmawan Soegito)


DAFTAR ISI
Halaman
iii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
Bab 1 . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 1
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
1.4 State Of The Art 3
Bab 2. Landasan Teori
2.1 Kewirausahaan 5
2.1.1 Motivasi 5
2.1.2 Wirausahawan/Entrepreneur 9
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Seseorang Dalam 13
Berwirausaha
2.2 Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan 14
Bab 3. Metodologi Penelitian
3.1 Profil Perusahaan 18
3.2 Metode Pengumpulan Data 19
3.3 Metode Analisis Data 20
Bab 4. Analisis dan Interpretasi Data
4.1 Hasil Pengolahan Data & Output QM 30
for Windows
4.2 Interpretasi Hasil 31
32
4.3 Pembahasan Hasil Interpretasi
32
4.4 Rangkuman Hasil Interpretasi
Bab 5. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan 33

4.2 Saran 33
Daftar Pustaka 34

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.4 State Of The Art 2
Tabel 3.3 Contoh Hasil Pengambilan Data 20
Tabel 3.3a Contoh Input Hasil Pengambilan Data 23

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data 30

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow 6
Gambar 3.3 Input Row Names 25
Gambar 3.3a Input Data 25
Gambar 3.3b Solve 26
Gambar 3.3c Result 26
Gambar 3.3d Minimax Regret 26
Gambar 3.3e Nilai Ekspektasi dari Informasi Sempurna 27
Gambar 3.3f Decision Tree Input Data 28
Gambar 3.3g DT Solve 28
Gambar 3.3h DT Result 29
Gambar 4.1 Hasil Output Decision Analysis 30
Gambar 4.1a Regret or Opportunity Loss 31
Gambar 4.1b Perfect Information 31

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bina Nusantara memiliki program yaitu PKMK (Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan) yang dimana program ini memberikan pelatihan kepada seluruh
mahasiswa Bina Nusantara untuk memulai bisnis dengan cara memberikan pelatihan,
pengawasan, dan pengontrolan terhadap program yang berkaitan.
Mahasiswa cenderung pasif terhadap program yang sedang dijalankannya.
Mahasiswa masih tidak menyadari akan pentingnya sebuah program yang sudah
diberikan oleh Bina Nusantara University termasuk program PKMK ini sebagaimana
program ini merupakan tugas untuk memenuhi nilai dari mata kuliah yang sudah
ditentukan. Mahasiswa dapat belajar dan memiliki pengalaman dalam berbisnis
diberbagai bidang sesuai kebutuhan. Selain itu mahasiswa juga mendapatkan peluang
dalam membuka usaha dimulai dari masa perkuliahan.
Dalam penyelenggaraan program PKMK ini Bina Nusantara melibatkan
mahasiswa dari berbagai jurusan sehingga para mahasiswa dapat saling bekerja sama
dalam membangun bisnisnya, serta meningkatkan kemampuan softskill dalam bekerja
dengan orang lain yang menjadi partner dalam bisnis.
Maka dari itu, miniskripsi ini dibuat berdasarkan kesadaran mahasiswa akan
pentingnya suatu program yang memiliki banyak manfaat dan membuka peluang
sebesar-besarnya bagi mahasiswa. Dengan diselenggarakannya program PKMK ini
mahasiswa diharapkan dapat menyadari bahwa untuk memulai usahanya diperlukan
campur tangan dari banyak pihak seperti Bina Nusantara University yang
memberikan dukungan berupa fasilitas-fasilitas yang ditawarkan. Sehingga
miniskripsi ini diharapapkan juga dapat menyadarkan mahasiswa dengan perannya
sebagai entrepreneur di masa yang akan datang.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah
yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1
a. Bagaimana peran PKMK dalam menjalankan programmnya ?
b. Bagaimana pengaruh program PKMK terhadap mahasiswa ?
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka makalah ini “Pengaruh
PKMK Terhadap Peluang Bisnis Entrepreneur Binusian Angkatan 2018/2019”
permasalahannya dibatasi hanya hasil penelitian dari binusian jurusan
entrepreneurship angkatan 2018/2019 mengenai masalah :
a. Penerapan PKMK di dalam bisnis yang dijalankan.
b. Faktor yang mempengaruhi jalannya PKMK.

1.3 Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian dan penyusunan karya tulis ini adalah sebagai
berikut :
 Mengetahui tingkat kesadaran mahasiswa terhadap program PKMK.
 Memotivasi para mahasiswa untuk sadar akan pentingnya program PKMK.
 Ikut serta dalam upaya mengembangkan penanaman kesadaran dalam
menjalankan program PKMK.
B. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian karya tulis ini adalah sebagai berikut :
 Menjadi wadah untuk melatih kemampuan penulis dalam menganalisis dan
menerapkan konsep=konsep ilmu selama kuliah dalam kehidupan bermasyarakat
 Menjadi bahan motivasi dan inspirasi bagi mahasiswa untuk mematangkan serta
mengupayakan usahanya.
 Menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara program untuk dapat memaksimalkan
kegiatan-kegiatannya.

1.4 State of The Art


Tabel 1.4 State of The Art
No Penulis Jurnal Keterangan
1 Robert D. Hisrich, Michael Kewirausahaan Halaman 6-11
P. Peters, Dean A. Shepherd
2 Charly Hongdiyanto Identifikasi https://journal.uc.ac.id
2
Kepemilikan
Entrepreneurial Spirit
Mahasiswa
3 Shittu, Ayodele. I. Family Background Baik tingkat efikasi
Dongwu Business School and diri dalam
& Entrepreneurial kewirausahaan atau
Centre for Enterprise, latar belakang
Innovation, and keluarga
Development yang positif (peran
(CEID), Soochow permodelan) cukup
University, untuk
P.R. China persepsi yang
diinginkan
dan layak menjadi
rencana
yang bisa diterapkan
untuk start-up
4 Rita Remeikiene, Explaining Niat kewirausahaan
Kaunas University of Entrepreneurial dipengaruhi oleh
Technology, Lithuania Intention faktor
(Rita.remeikiene@ktu.lt) of University Students: kompleks, tetapi ciri-
Grazina Startiene, The Role of ciri
Kauna University of Entrepreneurial kepribadian utama
Technology, Lithuania Education seperti
(grazina.startiene@ktu.lt) self-efficacy,
Daiva Dumciuviene, Kauna pengambilan
University of Technology, risiko, inisiatif untuk
Lithuania memulai bisnis, sikap
(daiva.dumciuviene@ktu.lt) yang menguntungkan
terhadap bisnis,
kontrol
perilaku dan

3
kebutuhan
untuk berprestasi
dapat
dikembangkan
melalui
pendidikan.
5 Leonidas A. Creativity and Lebih banyak orang
Zampetakis, Manto Entrepreneurial muda
Gotsi, Constantine intention in young yang kreatif, dan
Andriopoulos and people semakin
Vassilis Moustakis (empirial insights from tinggi niat
business kewirausahaan
school students) mereka. Peran
keluarga
dan universitas dalam
hubungan ini, dan
juga
menggarisbawahi
pengaruh potensi
dalam
kewirausahaan
Sumber : www.google.co.id

4
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan


seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar

2.1.1 Motivasi

Menjadi seorang entrepreneur sering dipandang sebagai pilihan karir yang

menantang, dimana seseorang menghadapi kehidupan sehari – hari dalam situasi

kerja yang penuh dengan rintangan kerja, kegagalan, ketidakpastian, dan frustasi

yang dihubungkan dengan proses pembentukan usaha yang dilakukan. Gilad dan

Levine (Gilad dan Levine dalam Widhari dan Suarta, 2012: 55) mengemukakan
dua teori berkanaan tentang dorongan untuk berwirausaha,”push” theory dan
“pull” theory.

Menurut push theory, setiap individu didorong untuk menjadi


wirusahawan oleh faktor-faktor eksternal yang bersifat negatif, seperti
ketidakpuasan kerja, kesulitan mendapatkan pekerjaan (bekerja pada orang lain),
gaji yang tidak memadai, atau jadwal kerja yang tidak fleksibel. Sebaliknya pull
theory berargumentasi bahwa orang tertarik untuk menjadi wirausahawan karena
hasratakan kemandirian, kebebasan, aktualisasi diri, keberhasilan, kekayaan, atau
hal lainnya yang cenderung bersifat positif.

Sardiman A.M (2011), mengatakan motivasi adalah perubahan energi


dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Basrowi (2014)
motivasi berasal dari kata motif yang berarti suatu keadaan dalam pribadi orang

5
yang mendorong individu untuk melaksanakan aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan. Motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
intrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari dalam diri dan merupakan
pendorong untuk melakukan kegiatan, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal
dan keadaan yang datang dari luar individu dan merupakan pengaruh dari orang
tua atau lingkungan.

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow intinya berkisar pada


pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow

Sumber: Matthew H. Olson & B.R. Hergenhahn (2013)

1. Kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan diri seperti sandang, pangan, papan,


serta kebutuhan biologis lainnya, seperti seks maupun berfungsinya anggota tubuh
(kesehatan).

2. Kebutuhan akan rasa aman, mencakup rasa aman dalam pengertian yang luas,
misalnya kewenangannya tidak dikurangi, tidak terancam degradasi, penghasilan
tidak berkurang dan sebagainya.

3. Kebutuhan rasa cinta, meliputi keinginan untuk berbagi kasih saying pada
sesama, diterima oleh lingkungan, dicintai orang lain dan mencintai orang lain.

4. Kebutuhan akan harga diri, misalnya kebutuhan untuk dikenali dan dihargai
dan juga rasa bangga.

6
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengekspresikan diri,

bakat, hobi, ide-ide, pikiran dan kemampuan-kemampuan. Kebutuhan manusia

menurut teori Maslow dapat dipilih menjadi dua kelompok kebutuhan, yaitu
kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer meliputi kebutuhan
dasar (fisiologis), dan kebutuhan akan rasa aman. Sedangkan kebutuhan sekunder
meliputi kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan
aktualisasi diri.

Teori motivasi juga dikembangkan oleh McClelland (dalam Daft,2011).


Dalam teori ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui motivasi
memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi ini
ada karena orang-orang memiliki dorongan kuat untuk berhasil. Mereka lebih
mengejar prestasi pribadi ketimbang imbalan terhadap keberhasilannya. Mereka
bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya.

Mc Clelland (dalam Daft,2011) menemukan bahwa mereka dengan


dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat
mereka untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik. Mereka mencari kesempatan-
kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan
jawaban-jawaban terhadap masalah. Mereka yang memiliki kebutuhan berprestasi
lebih suka pekerjaan-pekerjaan yang dimana mereka memiliki tanggung jawab
pribadi, akan memperoleh balikan dann tugas pekerjaannya memiliki resiko yang
sedang. Dalam penelitiannya, McClelland (dalam Daft,2011) menemukan bahwa
mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi paling tinggi adalah para
wirausahawan yang berhasil. Sebaliknya ia tidak menemukan adanya manajer
dengan kebutuhan prestasi yang tinggi.

Kebutuhan untuk berkuasa juga merupakan kebutuhan dari teori


McClelland, kebutuhan berkuasa adalah adanya keinginan yang kuat untuk
mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki
dampak terhadap orang lain. Orang yang ingin kekuasaannya besar adalah mereka
yang suka untuk menjadi pemimpin. Kebutuhan untuk berafiliasi adalah trori

7
ketiga milik Mc Clelland, kebutuhan ini yang paling sedikit mendapat perhatian
untuk diteliti. Orang dengan kebutuhan berafiliasi yang tinggi adalah orang yang
berusaha mendapat persahabatan.

Mereka ingin disukai orang lain dan menghindari konflik. Berdasarkan


semua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah semua kekuatan
yang memberi energy, daya, arah, dan dorongan untuk melakukan atau tidak
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, baik pemenuhan
kebutuhan atau pencapaian kepuasan.

Atkinson (2011) mengusulkan ada tiga macam dorongan mendasar dalam


diri orang yang termotivasi :

1. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), adalah dorongan dalam


diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai
tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila mereka
memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya
mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat
balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.

2. Kebutuhan kekuatan (need for power), dorongan untuk mempengaruhi orang-


orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang bermotivasi kekuasaan ingin
menimbulkan dampak dan mau memikul resiko untuk melakukan hal itu.

3. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation), dorongan untuk berhubungan


dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang bermotivasi afiliasi
bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka yang
menyenangkan.

Keseimbangan antara ketiga dorongan ini bervariasi dari orang yang satu
ke orang yang lain. Misalnya, seseorang mungkin mempunyai kebutuhan untuk
berafiliasi yang kuat, sementara orang lain mempunyai kebutuhan berprestasi
yang kuat. Selain ketiga dorongan itu, motivasi seorang individu juga sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Termasuk pada faktor internal adalah :

8
1. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri

2. Harga diri

3. Harapan pribadi;

4. Kebutuhaan

5. Keinginan;

6. Kepuasan kerja

7. Prestasi kerja yang dihasilkan.

2.1.2 Wirausahawan (Entrepreneur)

Entrepreneur adalah seorang pelopor bisnis baru atau seorang manajer


yang mencoba untuk memperbaiki suatu unit organisasi dengan memprakarsai
perubahan produk.

Menurut Cantillon, wirausaha adalah seseorang yang mampu


memindahkan atau mengkonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat
produktivitas rendah ketingkat produktivitas yang lebih tinggi. Pendapat lain dari
Suryana mendefinisikan wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik
percaya diri, 13 berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar,
kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada
masa depan.

Menurut Schumpeter, wirausahawan adalah seorang inovator yang


mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi
kombinasi baru. Kombinasi tersebut bisa dalam bentuk memperkenalkan produk
baru atau dengan kualitas baru, memperkenalkan metode atau cara produksi baru,
membuka pasar yang baru, memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan
konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya
dengan kombinasi sumber daya.

9
Oleh karena itu entrepreneurship intention berkaitan dengan minat,
kemauan, penemuan, pendayagunaan peluang-peluang yang menguntungkan dan
menjadikannya sebagai sebuah usaha. Dengan kata lain fungsi spesifik dari
entrepreneur intention adalah minat dan inovasi. Minat merupakan kemauan dan
perilaku yang menunjukkan keinginan untuk berwirausaha. Inovasi berarti cara
atau metode baru yang tidak pernah ditemukan. Melalui inovasi, para
entrepreneur akan terus melakukan ekspansi memperluas daerah pemasaran,
menambah jumlah pelanggan, dan meningkatkan penjualan dan laba.
Kewirausahaan mempunyai beberapa manfaat sosial, yaitu kewirausahaan dapat
memperkuat pertumbuhan ekonomi; meningkatkan produktivitas; menciptakan
teknologi, produk, dan jasa baru; serta mengubah dan meremajakan persaingan
pasar.

Menurut Suryana (2013) jiwa kewirausahaan adalah orang yang memiliki


ciri-ciri sebagai berikut :

1. Penuh percaya diri, yaitu penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin


dan bertanggungjawab.

2. Memiliki inisiatif, yaitu penuh energI, cekatan dalam bertindak dan aktif.

3. Memiliki motif berprestasi terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan
kedepan.

4. Memiliki jiwa kepemimpinan adalah berani tampil beda, dapat dipercaya dan
tangguh dalam bertindak.

5. Berani mengambil risiko dengan penuh pertimbangan.

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha yaitu :

1. Tahap memulai, tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakuan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang memungkin untuk membuka usaha baru.

2. Tahap melaksanakan usaha, tahap ini seorang enptrepreneur mengelola


berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencangkup aspek-aspek :
pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
10
bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.

3. Mempertahankan usaha, tahap dimana entrepreneur berdasarkan hasil yang


telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi

4. Mengembangkan usaha, tahap dimana jika hasil yang diperoleh positif,


mengalami perkembangan, dan dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi
salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Dalam berwirausaha, entrepreneur perlu memiliki kompetensi seperti


halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukung kearah
kesuksesan. Triton emukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki entrepreneur
dalam menjalankan usahanya, yaitu :

1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang entrepreneur harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubunganya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.

2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar


pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan
mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi,
mengadministrasikan, dan membukukan kegiatankegiatan usaha. Mengetahui
manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua
sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.

3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha
yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan,
pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh dan tidak setengah hati.

4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalam usaha. Oleh karena itu harus cukup waktu, cukup uang, cukup
tenaga, tempat dan mental.

11
5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakanya
secara tepat, dan mengendalikanya secara akurat.

6. Managing time efficiently, yaitu mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,


menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhanya.

7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan


atau memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan usahanya.

8. Statisfying customer by providing hight quality product, yaitu memberkepuasan


kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat dan memuaskan.

9. Knowing method to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing.


Wirausaha harus dapat mengungkapkan kekuatan (strength), kelemahan (weaks),
peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing.

10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan yang jelas
tersurat, bukan tersirat.

Wirausaha merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang tertantang


untuk menciptakan kerja, bukan mencari kerja. Memperhatikan kondisi sekarang,
pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiswa dapat memotivasi
mahasiswa untuk melakukan kegiatan wirausaha. Pengalaman yang diperoleh di
bangku kuliah khususnya melalui mata kuliah kewirausahaan diharapkan dapat
dilanjutkan setelah lulus, sehingga munculah entrepreneur baru yang berhasil
menciptakan kerja, sekaligus menyerap tenaga kerja.

Kewirausahaan adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain


dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan bersedia mengambil resiko pribadi
dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif. menggunakan potensi-
potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara
produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta
mengatur permodalan operasinya.

12
Sedangkan pengertian intensi adalah kesungguhan niat seseorang untuk
melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku tertentu. Berdasarkan
pendapat mengenai intensi dan wirausaha yang telah dikemukakan, maka intensi
berwirausaha adalah keinginan atau niat yang ada pada diri seseorang untuk
melakukan suatu tindakan wirausaha. Minat berwirausaha dapat diukur dengan:

(Bhandari, 2006)

1. Prestis sosial, merupakan suatu rasa penghargaan tersendiri yang dirasakan


seseorang bila melakukan salah satunya dengan berwirausaha untuk dilihat di
masyarakat ataupun diakui oleh lingkungan sehingga menaikkan derajatnya.

2. Tantangan pribadi, merupakan suatu tantangan untuk diri sendiri yang membuat
seseorang ingin membuktikan apakah dia mampu atau tidak melakukan suatu hal
yang mungkin belum pernah dilakukan sehingga memicu dirinya untuk belajar
dan mencoba.

3. Menjadi bos, adalah keinginan untuk menjadi bos suatu saat nanti atau
mendirikan usaha sendiri.

4. Inovasi, merupakan menciptakan sesuatu yang baru ataupun mengembangkan


sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda dari yang lainnya.

5. Kepemimpinan, merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai


tujuan organisasi.

6. Fleksibilitas, merupakan kelonggaran saat memiliki suatu usaha sendiri seperti


dari jam kerja yang bisa diatur sendiri.

7. Keuntungan, merupakan laba yang diperoleh dari usaha yang dibukanya


sendiri.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Seseorang Dalam Berwirausaha

Minat karir berwirausaha pada seseorang dibentuk melalui pengalaman


langsung atau pengalaman yang mengesankan dan hal ini akan menyediakan
kesempatan bagi individu untuk mempraktekkan, memperoleh umpan balik dan

13
mengembangkan keterampilan yang mengarah pada efikasi personal dan
pengharapan atas hasil yang memuaskan (Lent, Brown dan Hacket, dalam Farzier
dan Niehm, 2008). Faktor penting yang mempengaruhi pengembangan karir
dalam diri seseorang adalah pengaruh keluarga, pendidikan dan faktor
lingkungan.

2.2 Program Kreativitas Mahasiswa - Kewirausahaan


Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah suatu wadah yang
dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi
potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan,
dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan
kepada masyarakat luas. Program ini merupakan penerus dari Program Karya
Alternatif Mahasiswa yang dibentuk pada tahun 1997, yang lalu berganti
menjadi Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2001 demi memperluas cakupan
dan mengurangi batasan bagi mahasiswa dalam berkreasi. Pada awalnya, PKM
memiliki lima sub program, yaitu PKM-Penelitian (PKMP), PKM-Penerapan
Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada
Masyarakat (PKM-M) dan PKM-Penulisan Artikel Ilmiah (PKM-I). Finalis dari
masing-masing PKM akan dilombakan dalam Pekan Ilmiah Nasional.
Penyusunan proposal PKM cenderung menjadi aktivitas mahasiswa di
awal tahun ajaran karena tenggat waktu pengumpulan proposal ke Dikti biasanya
ditetapkan pada semester ganjil.
Contoh PKM yang telah mendapatkan apresiasi media massa yaitu:
 Es krim terong karya mahasiswa Universitas Bengkulu
 Batik bermotif kartun karya mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
 Pemanfaatan lendir bekicot sebagai salep luka bakar karya mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta
 Sanggar Anak Peduli dan Tanggap HIV/AIDS oleh mahasiswa Universitas
Diponegoro
 Toko Pupuk Online oleh Elsa Rosyidah dari Institut Pertanian Bogor
14
 Penemuan enam kupu-kupu jenis baru di Nusa Kambangan, Jawa Tengah,
oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
 Inovasi pembinaan dan pemberdayaan waria oleh mahasiswa Institut
Pertanian Bogor
 Obat nyamuk dari daun srikaya oleh mahasiswa Universitas Diponegoro.
 Kalender Edukasi Gigi oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada
 Permainan kartu bertemakan sejarah Indonesia, oleh mahasiswa Universitas
Gadjah Mada
 Pengawetan ikan asin dengan daun teh dan daun pandan oleh mahasiswa
Universitas Brawijaya
 Daur ulang limbah jeans dan plastik dan komersialisasi hasilnya, oleh
mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
 Obat obesitas dari buah naga, oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
 Kampanye ikon desa Jarum, Bayat, Klaten sebagai desa batik ramah
lingkungan, oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang
 Alat peraga biologi untuk SMP, oleh mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta
 Permen penghambat ketergantungan nikotin, oleh mahasiswa Universitas
Diponegoro
 Minuman berserat tinggi dari buah pohon siwalan, oleh mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta
 Batik histologi, batik bermotifkan jaringan tubuh makhluk hidup, oleh
mahasiswa Universitas Gadjah Mada
 Sandal kesehatan dari biji buah salak, oleh mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta
 Es krim kulit manggis, oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
 Pelatihan menulis cerita untuk siswa tunanetra, oleh Universitas Negeri
Yogyakarta
 Pupuk organik berbahan baku limbah industri pengolahan ikan, oleh
mahasiswa Universitas Brawijaya

15
 Gantungan kunci berbahan dasar tanah liat sebagai media promosi wisata
Kota Semarang, oleh mahasiswa Universitas Diponegoro
 Permainan elektronik sebagai media pembelajaran hukum, oleh mahasiswa
Universitas Diponegoro
 Permen anti hiperkolesterol dari limbah kulit pisang, oleh mahasiswa
Universitas Brawijaya
 Wadah air minum berpendingin USB, oleh mahasiswa Universitas Gadjah
Mada
 Revitalisasi pengelolaan sumber daya air di desa, oleh mahasiswa Institut
Pertanian Bogor
Program Kreativitas Mahasiswa – Kewirausahawan
PKM-K merupakan program pengembangan ketrampilan mahasiswa
dalam berwirausaha dan berorientasi pada profit. Komoditas usaha yang
dihasilkan dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah satu
modal dasar mahasiswa berwirausaha dan memasuki pasar.
Jadi, pemeran utama berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan
masyarakat, ataupun mitra lainnya.
Tujuan PKM-K adalah menghasilkan karya krea¬tif, inovatif dalam
mem¬buka pelu¬ang usaha yang berguna bagi mahasiswa setelah menyelesaikan
studi. Luaran dari kegiatan PKM-K adalah barang dan jasa komer¬sial dan artikel
Kriteria, persyaratan pengusul dan tata cara pengusulan dijelaskan sebagai
berikut:
 Peserta PKM-K adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar
mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma;
 Anggota kelompok pengusul berjumlah 3–5 orang;
 Nama-nama pengusul (ketua dan anggota) harus ditulis lengkap dan tidak
boleh disingkat;
 Bidang kegiatan diutamakan sesuai dengan bidang ilmu ketua kelompok dan
anggota dianjurkan berasal dari lintas bidang;
 Seorang mahasiswa hanya boleh mengusulkan satu judul kegiatan sebagai
ketua;

16
 Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimum sepuluh kelompok
(untuk seluruh bidang kegiatan PKM).
 Mahasiswa pengusul dapat ber¬asal dari berbagai program studi yang
berbeda atau dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu
perguruan tinggi yang sama;
 Keanggotaan setiap kelompok PKM-K disarankan berasal dari minimal dua
angkatan yang berbeda;
 Besarnya dana kegiatan per judul Rp2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu
rupiah) s.d. Rp12.500.000,- (Dua belas juta lima ratus ribu rupiah);
 Jumlah halaman maksimum yang diperkenankan untuk setiap usulan adalah
10 halaman (tidak termasuk Halaman Kulit Muka, Halaman Pengesahan,
Daftar Isi, Daftar Gambar, CV pengusul serta Surat Pernyataan Kesediaan
Mitra); dan
 Keseluruhan usulan disimpan dalam satu file format PDF dengan ukuran file
maksimum 5 MB dan diberi nama NamaKetuaPeneliti_NamaPT_PKMK.pdf,
kemudian diunggah ke SIM-LITABMAS. Hardcopy dikumpulkan di perguruan
tinggi masing-masing.

17
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Profil Perusahaan

Universitas Bina Nusantara juga dikenal dengan Binus University adalah salah
satu universitas swasta Indonesia yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. Universitas ini
bernaung di bawah lembaga pendidikan Bina Nusantara.

Universitas Bina Nusantara pada awalnya berasal dari sebuah institusi pelatihan
komputer Modern Computer Course yang didirikan pada 21 Oktober 1974 Seiring
dengan perkembangan, Modern Computer Course kemudian berkembang menjadi
Akademi Teknik Komputer (ATK) pada 1 Juli 1981. Akademi ini menawarkan
pendidikan manajemen informatika dan teknik informatika. Tiga tahun kemudian
pada 13 Juli 1984 ATK mendapatkan status terdaftar dan berubah menjadi AMIK
Jakarta. Pada 1 Juli 1985, AMIK membuka kursus di bidang komputerisasi akuntansi.
AMIK mulai menggunakan nama Bina Nusantara pada 21 September 1985.

AMIK mendapatkan penghargaan akademi komputer terbaik dari Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Maret 1986. AMIK Bina Nusantara kemudian
membentuk STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) Bina
Nusantara pada 1 Juli 1986. Institusi ini kemudian menawarkan program studi sarjana
(S1) di bidang manajemen informatika dan teknik informatika.

Pada 9 November 1987 AMIK Bina Nusantara bergabung dengan STMIK Bina
Nusantara membentuk satu institusi pendidikan yang menawarkan program studi
diploma (D3) dan strata 1 (S1). STMIK Bina Nusantara memperoleh status
disamakan untuk semua program studi pada 18 Maret 1992. STMIK Bina Nusantara
kemudian membuka program studi pascasarjana manajemen sistem informasi,
pertama di Indonesia pada 10 Mei 1993.

18
Universitas Bina Nusantara kemudian didirikan pada 8 Agustus 1996. STMIK
Bina Nusantara kemudian bergabung dengan Universitas Bina Nusantara pada 20
Desember 1998. Saat ini, Universitas Bina Nusantara memiliki program pendidikan:
Sekolah Sistem Informasi, Sekolah Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Sekolah
Bisnis dan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Sekolah Desain, Fakultas
Humaniora, Magister Teknik Informatika, Magister Manajemen Sistem Informasi,
Magister Manajemen (Sekolah Bisnis), dan Doktor Riset Manajemen.

Pada 23 Oktober 2014, Universitas Binus meluncurkan kampus terbarunya


dengan mengadakan grand launching Binus University di Alam Sutera, Serpong,
Tangerang Kampus baru ini berupa gedung 22 lantai dan menerapkan konsep green
campus, bangunan yang ramah lingkungan dengan pemakaian fasilitas-fasilitas hemat
energi. Kampus seluas 25 ribu meter persegi tersebut didesain oleh arsitek Indonesia,
yaitu Budiman. Kampus Alam Sutera memiliki empat program studi utama.
Keempatnya adalah computer science, school of design, school business and
management, serta information system.

Pada 29 April 2015, Binus dan PT. Summarecon Agung Tbk. melakukan
penandatanganan perjanjian pembangunan Kampus baru di Summarecon Bekasi.
Kampus ini direncanakan akan dibangun diatas lahan seluas 36.400 m2 di Jalan
Lingkar Bulevar Kota Summarecon Bekasi. Untuk tahap awal, pada Maret 2016
Binus akan membuka fasilitas perkuliahan online learning: BINUS UNIVERSITY
LEARNING COMMUNITY (BULC) di Kota Summarecon Bekasi, dan pada tahap
selanjutnya kampus Binus University akan beroperasi secara penuh pada tahun 2018.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, kami menggunakan metode penelitian kuantitatif.


Metode penelitian kuantitatif merupakan metode pengumpulan data yang bersifat
non-statistik, salah satunya berupa data-data dan kalimat. Dengan menggunakan
metode ini, kami mencoba memahami dan menafsirkan data yang didapat agar
memperoleh suatu kesimpulan yang logis.

19
Kami memilih pengumpulan data secara sekunder dengan memperoleh data
yang sudah ada sebelumnya pada database perusahaan atau instansi terkait
sebagai teknik pengumpulan data. Hal ini dikarenakan penggunaan teknik
pengambilan data tersebut lebih cepat dan tidak terhingga atau tidak ada batasan
dalam perolehannya, sehingga dapat memperoleh data sebanyak-banyaknya dan
lebih rinci atau detail mengenai informasi yang ingin diperoleh. Selain itu, data
juga dapat diuji ketepatan atau keakuratannya yakni dengan membandingkan data
utama dengan data pada masa atau periode tahun sebelumnya pada sumber data
yang lain.
Sumber data utama berasal dari hasil yang didapat setelah memasukan data
yang diperoleh dari database perusahaan atau instansi terkait ke dalam program
QM for Windows dengan metode pengambilan keputusan, setelah memperoleh
nilai dari perhitungan oleh program tersebut kemudian data dibandingkan kembali
dengan dengan data yang sudah ada sebelumnya yakni data pada periode atau
tahun sebelumnya pada perusahan atau instansi terkait tersebut.

3.3 Metode Analisis Data

Decision Analysis
Konsep Dasar
Sebuah situasi pengambilan keputusan mengandung beberapa komponen
keputusan itu sendiri dan kejadian sesungguhnya yang dapat terjadi di masa yang
akan datang, dikenal sebagai kondisi dasar (state of nature). Pada saat keputusan
dibuat, pengambil keputusan tidak yakin atas kondisi dasar yang akan terjadi di masa
yang akan datang dan tidak memiliki kendali atas kondisi dasar tersebut.

Untuk memudahkan analisa situasi keputusan jenis ini agar keputusan yang
terbaik dapat dihasilkan, apa yang telah disebutkan diatas diatur dalam sebuah Tabel
Hasil Pertukaran (payoff tables). Secara umum, tabel hasil pertukaran adalah alat
untuk mengorganisasi dan mengilustrasikan hasil-hasil dari berbagai keputusan yang
berbeda, berdasarkan bermacam-macam kondisi dasar dalam suatu masalah. Bentuk
tabel hasil ditunjukkan sebagai berikut:

20
Tabel 3.3 Contoh Hasil Pengambilan Data

Kondisi Dasar
Keputusan
a B
1 Hasil keputusan 1a Hasil keputusan 1b
2 Hasil keputusan 2a Hasil keputusan 2b
Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

Apabila situasi keputusan telah disusun dalam suatu payoff table, beberapa
kriteria akan tersedia untuk pengambilan keputusan tersebut. Situasi pengambilan
keputusan dapat dibedakan dalam dua kategori: situasi dimana probabilita tidak dapat
ditentukan atas kejadian di masa yang akan datang dan situasi dimana probabilita
dapat ditentukan.

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan tanpa probabilita, meliputi:

1. Maximax

Pengambil keputusan memberikan nilai paling maksimum dari hasil-hasil


yang maksimum. Pengambil keputusan mengasumsikan bahwa kondisi dasar yang
paling menguntungkan dari setiap alternatif keputusan yang terjadi.

2. Maximin

Dengan kriteria maximin, pengambil keputusan memilih keputusan yang


mencerminkan nilai maksimum dari hasil yang minimum.

3. Minimax regret

Untuk Menggunakan kriteria minimax regret, pengambil keputusan


pertama-tama memilih hasil maksimum dari setiap kondisi dasar. Kemudian
dikurangkan dengan setiap hasil dari setiap keadaan ekonomi.

4. Hurwicz

Kriteria Hurwicz mencari kompromi antara kriteria maximax dan


maximin. Prinsip kriteria keputusan ini adalah bahwa pengambil keputusan tidak

21
sepenuhnya optimis. Dengan kriteria Hurwicz, hasil keputusan dikalikan dengan
koefisien optimisme. Koefisien Optmisme didefinisikan sebagai α, terletak
diantara nol dan satu (0 ≤ α ≤ 1.0). Kriteria Hurwicz mengharuskan, untuk setiap
alternatif keputusan, hasil maksimum dikalikan dengan α dan hasil minimum
dikalikan dengan 1- α.

5. Equal likehood

Memberikan bobot yang sama untuk setiap kondisi dasar, jadi diasumsikan
bahwa setiap kondisi dasar memiliki kemungkinan yang sama untuk terjadi
(probabilitas sama).

Pengambilan Keputusan dengan Probablilita, meliputi:

1) Nilai Ekspektasi

Untuk mengaplikasikan konsep nilai ekspektasi sebagai kriteria


pengambilan keputusan, pertama-tama harus memperkirakan probabilita kejadian
untuk masing-masing kondisi dasar. Jika perkiraan ini telah dibuat, nilai
ekspektasi untuk setiap alternatif kepututsan dapat dihitung dengan mengalikan
setiap hasil dengan probabilita kejadian kemudian hasilnya dijumlahkan.
Keputusan yang terbaik adalah alternatif yang memiliki nilai ekspektasi terbesar.

2) Peluang Rugi Ekspektasi

Untuk menggunakan kriteria ini, kita mengalikan probabilita dengan


penyesalan (opportunity loss) untuk setiap hasil keputusan, bukan mengalikan
hasil keputusan dengan probabilita kejadian. Nilai penyesalan untuk setiap hasil
keputusan ditambah dengan probabilita kejadian untuk setiap kondisi dasar.
Keputusan terbaik dihasilkan dari meminimumkan penyesalan atau
meminimumkan expected value regret (opportunity loss).

3) Nilai Ekspektasi atas Informasi yang Sempurna

Untuk menghitung nilai ekspektasi atas informasi sempurna, terlebih


dahulu kita lihat keputusan di setiap kondisi dasar. Jika kita dapat memperoleh

22
informasi yang dapat meyakinkan kita kondisi dasar mana yang akan terjadi
keputusan terbaik dalam setiap kondisi dasar tersebut.

Pengambil keputusan harus memilih kriteria atau kombinasi kriteria yang


paling dapat memenuhi kebutuhannya.

Model-model Analisa Keputusan :

1. Decision Tabel

2. Decision Tree

Contoh Kasus:

Seorang pengusaha Brownis Durian ingin membeli salah satu dari tiga jenis
bangunan untuk digunakan sebagai perluasan agroindustrinya. Dia harus
memutuskan antara sebuah ruko baru, gedung bekas perkantoran atau sebuah
gudang bekas garasi bus. Kondisi ekonomi di masa mendatang akan menentukan
besar laba yang akan diperoleh pengusaha Brownis Durian tersebut. Laba yang
dihasilkan dari masing-masing keputusan dalam tiap kondisi ekonomi
diperlihatkan sebagai berikut:
Tabel 3.3a Contoh Input Data Hasil Pengambilan Data

Kondisi Dasar
KEPUTUSAN
Kondisi Ekonomi Baik Kondisi Ekonomi Buruk
(Untuk membeli)
(dalam ribuan rupiah)
Ruko baru 70000 50000
Gedung bekas perkantoran 120000 - 30000
Gudang bekas garasi bus 50000 30000
Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

Tentukan keputusan terbaik menggunakan kriteria keputusan berikut:

1. Maximax

2. Maximin

3. Minimax Regret

23
4. Hurwicz (α = 0.3)

5. Equal Likelihood

6. Asumsikan bahwa saat ini mungkin untuk memperkirakan probabilita sebesar 0.7
bahwa kondisi kompetitif asing yang baik terjadi dan probabilita sebesar 0.3
bahwa kondisi yang buruk akan terjadi. Tentukan keputusan terbaik dengan
menggunakan nilai ekspektasi dan peluang rugi ekspektasi.

7. Hitung nilai ekspektasi dari informasi sempurna

8. Buatlah diagram pohon untuk situasi keputusan ini, dengan nilai ekspektasi pada
simpul probabilita.

Decision Table

Langkah penyelesaian:

1. Pada Main Menu pilih: Module

2. Pada Module pilih: Decision Analysis

3. Pada Sub-menu pilih: File – New

4. Pilih: Decisision Table

5. Input Number of Alternatives: 3

6. Input Number of Nature States: 2

7. Input Row Names 1,2,3,4,5,...

24
Gambar 3.3 Input Row Names

Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

8. Input Data yang diminta

Gambar 3.3a Input Data

Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

9. Pada Submenu pilih : Gambar 3.3b Solve, Sumber : Modul Praktikum


Quantitative Business Analysis 2017

25
10. Result

Gambar 3.3c Result

Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

11. Untuk mendapatkan hasil Minimax Regret, klik Window – Regret or


Opportunity Loss

26
Gambar 3.3d Minimax Regret

Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

12. Untuk menghitung nilai ekspektasi dari informasi sempurna, klik Window –
Perfect Information, maka akan muncul hasilnya seperti ini.

Gambar 3.3e Nilai Ekspektasi dari Informasi Sempurna

Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

DECISISON TREE

1. Pada Sub-menu pilih: File – New

2. Pilih: Decisision Tree

3. Input Number of Branches: 9

4. Input Row Names 1,2,3,4,5,...

5. Input Data yang diminta

27
Gambar 3.3f Decision Tree Input Data

Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

6. Pada Submenu pilih : Gambar 3.3g DT Solve, Sumber : Modul Praktikum


Quantitative Business Analysis 2017

7. Result

28
Gambar 3.3h DT Result
Sumber : Modul Praktikum Quantitative Business Analysis 2017

29
BAB 4
ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA

4.1 Hasil Pengolahan Data/Output QM


 Hasil Pengumpulan Data
Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data
Kondisi Dasar
KEPUTUSAN Modal Awal Program Modal Awal Program
PKMK Berjalan Baik PKMK Berjalan Buruk
(Untuk mengaplikasikan)
(dalam ribuan rupiah)
Peluang Usaha Tinggi 12500 8500
Peluang Usaha Sedang 15000 - 5000
Peluang Usaha Rendah 8500 5000
*Ketentuan max modal awal usaha dari program PKMK Binus University & Hasil wawancara peserta
binus festifal/slme.

 Hasil Output QM for Windows

Gambar 4.1 Hasil Output Decision Analysis


Sumber : QM for Windows

Opportunity loss

30
Gambar 4.1a Regret or Opportunity Loss
Sumber : QM for Windows

Perfect information

Gambar 4.1b Perfect Information


Sumber : QM for Windows

4.2 Interpretasi Hasil


 Hipotesis :

Ho : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Program Kreativitas Mahasiswa

Kewirausahaan terhadap Peluang Usaha Entrepreneur Binusian 2019

31
Ha : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Program Kreativitas

Mahasiswa Kewirausahaan terhadap Peluang Usaha Entrepreneur Binusian 2019

 Dasar Pengambilan Keputusan :

Sig ≥ α Ho diterima

Sig < α Ho ditolak

 Keputusan :

Maximum = 11300 ; Peluang Usaha Tinggi

Maximin = 8500 ; Peluang Usaha Tinggi

Minimax = 15000 ; Peluang Usaha Sedang

 Kesimpulan :

Jadi, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap

Peluang Usaha Entrepreneur Binusian 2019 dengan nilai 15000

4.3 Pembahasan Hasil Interpretasi


Nilai Minimax menentukan interpretasi hasil dengan nilai 15000 maka
mengakibatkan Peluang Usaha Sedang atau dapat dikatakan bahwa Program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap Peluang Usaha
Entrepreneur Binusian 2019.

4.4 Interprestasi Data Rangkuman


Jadi, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tidak berpengaruh
terhadap Peluang Usaha Entrepreneur Binusian 2019 karena tingkat kesadaran mahasiswa
terhadap program tersebut masih kurang.

BAB 5
SIMPULAN dan SARAN

32
5.1 Simpulan
 Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan dapat berpengaruh baik maupun
buruk terhadap Peluang Usaha Entrepreneur Binusian 2019.
 Metode Decision Analaysis pada QM for Windows dapat memperhitungkan
seberapa besar Peluang Usaha Entrepreneur Binusian 2019.
 Terdapat peluang usaha yang sangat besar bagi Entrepreneur Binusian 2019,
namun tingkat kesadaran mahasiswa akan hal tersebut masih kurang.

5.2 Saran
 Perlunya kampanye-kampanye sosial di lingkungan kampus untuk dapat
menyuarakan dan mengingatkan mahasiswa akan perannya sebagai Entrepreneur
di masa yang akan datang.
 Diharapkan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ini dapat lebih
manambah variasi di dalam penyelanggaraan kegiatannya, seperti mengadakan
lomba-lomba.

33
DAFTAR PUSTAKA

Hisrich, D, Robert. Peters, P, Michael. Shepherd, A, Dean. (2011). Kewirausahaan. (ON-


LINE), 10 Desember 2017, halaman 6-11.

Hongdiyanto, Charly. (2002). Identifikasi Kepemilikan Entrepreneurial Spirit


Mahasiswa. (ON-LINE), https://journal.uc.ac.id, 10 Desember 2017.

I, Ayodele, Shittu. Dongwu Business School &Centre for Enterprise, Innovation, and
Development (CEID). Soochow University. P.R. China, (1999). Family Background and
Entrepreneurial. (ON-LINE). (2001). China.

Remeikiene, Rita. Startiene, Grazina. Dumciuviene, Daiva, Kauna University of


Technology. (2009). Explaining Entrepreneurial Intention of University Students: The
Role of Entrepreneurial Education. (ON-LINE). (2010). Lithuania.

Zampetakis, A, Leonidas. Gotsi, Manto. Andriopoulos, Constantine. Moustakis, Vassilis.


(2011). Creativity and Entrepreneurial intention in young people (empirial insights from
business school students). (ON-LINE). (2012).

34

Anda mungkin juga menyukai