Anda di halaman 1dari 66

TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN DAN ALOKASI BIAYA CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY (CSR) DAN PENCITRAAN PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IV MEDAN

OLEH:

ROZANAH MAZAYA SIREGAR


172102006

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada


Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirahhim

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“Perhitungan dan Alokasi Biaya Corporate Social Responsibility (CSR) dan

Pencitraan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan” untuk memenuhi salah

satu persyaratan penyelesaian pendidikan pada program Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penulisan Tugas Akhir penulis menyadari terdapat kendala

dan kesulitan yang dialami. Namun, dengan bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak maka kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga penulisan Tugas

Akhir ini berjalan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak, CA, selaku Ketua Program Studi Diploma

III Akuntansi Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III

Akuntansi Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM., Ak, selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan saran – saran serta petunjuk dan bimbingan kepada Penulis.

Universitas Sumatera Utara


5. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menguji Tugas Akhir ini.

6. Kedua Orang Tua tercinta H. Rabiul Ikhwan Siregar dan Hj. Pinta Hidayati

Dalimunthe yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan bimbingan baik

moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

dengan baik, dan kepada saudara saya tersayang Kakak Tara Humayrah

Siregar, SH serta Adik Hazhiyah Anzili Ni’mah Siregar, juga saudara-saudara

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, Terimakasih banyak atas segala

hal baik yang telah diberikan.

7. Sahabat – sahabat seperjuangan Naomi, Wini, Asha, Ayu, Vivi, Dinda, Tria,

terimakasih atas semua bantuan, kerjasama, semangat serta doa yang telah

diberikan selama masa perkuliahan hingga Tugas Akhir ini selesai. Juga

untuk rekan mahasiswa yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu disini,

Terima Kasih untuk semuanya.

8. Para Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu penulis dalam memberikan ilmu dan sarana

prasarana dalam proses pembelajaran penulis.

9. Bapak Pimpinan dan seluruh Pegawai/Staff PT. Perkebunan Nusantara IV

Medan Bagian Akuntansi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian serta membantu penulis dalam pengambilan data.

10. Dan untuk teman – teman diluar kampus Diana, Ayu Hazura, Dila, Ayu, dan

Yuni, Terima Kasih atas dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan.

ii

Universitas Sumatera Utara


Penulis mengharapkan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua

pembaca, dan semoga segala hal baik serta bantuan yang penulis terima selama

menyelesaikan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan

memperoleh Ridha-Nya. Aamiin Aamiin YaRabbal ‘Alamin.

Medan, Juni 2020


Penulis

Rozanah Mazaya Siregar


172102006

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
1.3.1 Tujuan Penelitian 4
1.3.2 Manfaat Penelitian 4
1.4 Rencana Penulisan 5
1.4.1 Jadwal Survey/Observasi 5
1.4.2 Rencana Isi 6

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN


2.1 Sejarah Ringkas 7
2.2 Maksud dan Tujuan Perusahaan 8
2.3 Logo dan Makna Logo Perusahaan 9
2.4 Visi, Misi, Budaya Perusahaan, dan Tata Nilai PT. 10
Perkebunan Nusantara IV Medan
2.4.1 Visi Perusahaan 10
2.4.2 Misi Perusahaan 10
2.5 Struktrur Organisasi 11
2.6 Job Description 12
2.7 Jaringan Usaha 19
2.8 Analisa Kinerja dan Prospek Usaha 19
2.9 Rencana Kegiatan Kerja 23

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) 28
3.2 Fungsi Corporate Social Responsibility (CSR) 30
3.3 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) 33
3.4 Unsur Corporate Social Responsibility (CSR) 34
3.5 Prinsip Tanggung Jawab Sosial 37
3.6 Mengukur Keberhasilan Corporate Social 45
Responsibility (CSR)
3.7 Program Corporate Social Responsibility (CSR) pada 46
PTPN IV Medan
3.8 Perhitungan Biaya Corporate Social Responsibility 49
(CSR) pada PTPN IV Medan
3.9 Alokasi Biaya Corporate Social Responsibility (CSR) 50

iv

Universitas Sumatera Utara


pada PTPN IV Medan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan 55
4.2 Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kantor PTPN IV Medan 7

2.2 Logo Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan 9

2.3 Struktur Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan 11

3.1 Carrol’s CRS Pyramids 29

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir 5

3.1 Analisa Kepentingan dan Peran dalam Penerapan 35

Tanggung Jawab Sosial

3.2 Daftar Biaya Corporate Social Responsibility PTPN IV 49

Medan

3.3 Alokasi Biaya CSR Program Kemitraan pada PTPN IV 50

Medan

3.4 Alokasi Biaya CSR Program Bina Lingkungan pada PTPN 52

IV Medan

3.5 Alokasi Biaya CSR Program Pengembangan dan 53

Pembanggunan Sarana dan Prasarana pada PTPN IV

Medan

vii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembentukan suatu perusahaan, membutuhkan beberapa komponen

perencanaan usaha yang penting untuk perusahaan dan juga etika bisnisnya. Salah

satu komponen perencanaan bisnis penting untuk perusahaan adalah rencana

operasional dan manajemen yang dibuat untuk menjelaskan bagaimana usaha

akan berjalan dan berkelanjutan. Prosedur penugasan antar divisi dalam

perusahaan, kebutuhan anggaran dan pengeluaran yang berkaitan dengan

operasional perusahaan, serta bermacam tugas dan tanggung jawab tim

manajemen merupakan rencana operasional yang akan berfokus pada kebutuhan

logistik perusahaan. Etika bisnis dapat dilihat dari bagaimana perusahaan mampu

bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, mensejahterakan masyarakat

sekitar dan juga tanggung jawab kesejahteraan sosial termasuk karyawannya.

Banyak pihak berusaha melaksanakan apa yang disebut dengan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dalam konteks peraturan tersebut disebut dengan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) semenjak berlakunya Undang-

Undang Perseroan Terbatas (UU PT) No.40 Tahun 2007 khususnya dalam upaya

penerapan Pasal 74.

Good Corporate Governance, sebuah wujud yang mengembangkan bentuk

tanggung jawab yang merupakan pengertian CSR. Konsep daripada pelaksanaan

CSR, dalam hal tersebut adalah lebih meluas dan juga secara global. Suatu bentuk

tanggung jawab yang berkembang sebagai wujud dari sebuah pada dasarnya

Universitas Sumatera Utara


2

merupakan pengertian CSR. Pada sisi ini, CSR dilihat sebagai aplikasi dari

keberadaan korporat sebagai salah satu elemen sosial perusahaan yang merupakan

tanggung jawab dalam beretika bisnis. Dalam hal ini, pelaksanaan CSR mengacu

pada konsep yang lebih luas dan global. Budimanta (2002) mendefinisikan bahwa

Corporate Social Responsibility atau TJS perusahaan merupakan suatu komitmen

perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama

dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat disekelilingnya dan

lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu

dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan.

Perusahaan didirikan dalam sebuah lingkungan sosial karenanya ia tidak

hanya dilihat dalam hal keuntungannya saja tetapi juga dalam tindakan dan

kepedulian sosialnya. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan

ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, kekeluarga

karyawan tersebut, berikut komunitas – komunitas (lokal) dan masyarakat secara

keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan (WBCSD, 2002).

Melihat sejarah TJS dunia yang terbagi atas beberapa fase yang bermula di

Amerika Serikat pada tahun 1900, konsep TJS pada saat ini merupakan kegiatan

produksi langsung maupun secara tidak langsung, yang akan membawa dampak

yang lebih baik maupun yang lebih buruk, bagi kondisi lingkungan dan sosial

ekonomi disekitar perusahan tersebut beroperasi, yang merupakan bentuk baru

dari TJS yaitu bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Tidak hanya

itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders saja, melainkan para

Universitas Sumatera Utara


3

pihak diluar pada pemegang saham yang terkait dan berkepentingan terhadap

eksistensi perusahaan yaitu stakeholders.

Terdapat 10 komponen CSR berdasarkan standar Bank Dunia yang jika

diupayakan pemenuhannya, maka perusahaan dapat membangun citra positifnya.

Komponen CST tersebut meliputi (1) perlindungan lingkungan; (2) jaminan kerja;

(3) Hak Asasi Manusia; (4) interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan

masyarakat; (5) standar usaha; (6) pasar; (7) pengembangan ekonomi dan badan

usaha; (8) perlindungan kesehatan; (9) kepemimpinan dan pendidikan; dan (10)

bantuan bencana kemanusiaan. Tidak hanya citra positif yang didapat oleh

perusahaan dengan adanya program CSR, pada masyarakat maupun lingkungan

yang merasakan program CSR, juga mendapatkan dampak positifnya.

Landasan teori kali ini adalah Perusahaan Perkebunan di Indonesia.

Indonesia memiliki 14 Perusahaan Perkebunan Milik Negara, 3 diantaranya

berada di Sumatera Utara, yaitu PTPN II, PTPN III, dan PTPN IV. Adapun

masing – masing perusahaan ini memiliki perthitungan dan alokasi biaya

Corporate Social Responsibility yang berbeda – beda.

Hal yang menjadi ketertarikan penulis adalah adanya kontribusi dan

tanggung jawab perusahaan untuk pembangunan infrastruktur dan sosial di

lingkungan perusahaan berada, yang merupakan dampak positif bagi kemajuan

perekonomian dan sosial masyarakat setempat. Berdasarkan uraian diatas, penulis

mengangkat judul Tugas Akhir yaitu “Perhitungan dan Alokasi Biaya

Corporate Social Responsibility dan Pencitraan pada PT. Perkebunan

Nusantara IV Medan”.

Universitas Sumatera Utara


4

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan hal yang dikemukakan diatas, maka yang diangkat sebagai

permasalahan pada penelitian ini adalah: “Bagaimanakah perhitungan dan alokasi

biaya Corporate Social Responsibility (CSR) dan pencitraan pada PT. Perkebunan

Nusantara IV Medan tahun 2015 – 2018?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perhitungan dan

alokasi biaya Corporate Social Responsibility (CSR) dan pencitraan pada PT.

Perkebunan Nusantara IV Medan tahun 2015 – 2018.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

• Untuk menambah wawasan peneliti berkaitan dengan alokasi dana dan

bentuk dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).

• Mendapatkan pengalaman tentang kegiatan nyata dalam aktivitas

perusahaan berkaitan dengan pelaporan Biaya Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap laporan keuangan.

• Sarana untuk memperdalam kreatifitas dan keterampilan peneliti

berkaitan dengan mata kuliah Akuntansi Bidang Khusus.

b. Bagi Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

Sebagai bahan masukan bagi kantor PT. Perkebunan Nusantara IV

Medan khususnya bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Universitas Sumatera Utara


5

(PKBL) yang dapat dipakai sebagai bahan evaluasi untuk membantu

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan Corporate Social

Responsibility (CSR).

c. Bagi Pembaca

Memberi pemahaman yang jelas dan terarah tentang perhitungan

dan alokasi biaya Corporate Social Responsibility (CSR) dan bisa

dijadikan informasi tambahan dalam pembuatan tugas akhir selanjutnya.

1.4 Rencana Penulisan

1.4.1 Jadwal Survey/Observasi

Penyusunan tugas akhir ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Untuk

lebih jelasnya berikut penulis lampirkan dalam bentuk jadwal penelitian:

Tabel 1.1
Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
April Mei Juni
No Kegiatan
II IV I II III IV I II III

1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul Tugas Akhir

3. Penunjukan Dosen Pembimbing

4. Permohonan Izin

5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir

7. Bimbingan Tugas Akhir

8. Penyelesaian Tugas Akhir

Universitas Sumatera Utara


6

1.4.2 Rencana Isi

Adapun rencana isi dari penulisan bab ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat peneletian, dan rencana

penulisan.

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

Pada bab ini menjelaskan tentang sejarah ringkas hingga rencana

usaha.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang perhitungan dan

alokasi biaya Corporate Social Responsibility (CSR) dan

pencitraan pada PT. Perkebunan Nusantara IV

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran

mengenai pembahasan pada tugas akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

2.1 Sejarah Ringkas

Sumber: www.bidikkasusnews.com

Gambar 2.1
Kantor PTPN IV Medan

Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan adalah Perusahaan yang

bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan

dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal

dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan

komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang

dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 30 Unit Usaha

yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan 1 Unit Usaha yang mengelola

budidaya Teh dan 1 Unit Kebun Plasma Kelapa Sawit, serta 1 Unit Usaha

Perbengkelan (PMT Dolok Ilir) yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten

Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu,

Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal.

Universitas Sumatera Utara


8

PT Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan 3 (tiga)

perusahaan yaitu, PT Perkebunan VI (Persero), PT Perkebunan VII (Persero), dan

PT Perkebunan VIII (Persero).

Riwayat PTPN IV Medan dapat disajikan menjadi beberapa tahap singkat

yaitu :

1. Peleburan Perusahaan ( 1996-2000 )

2. Perencanaan Strategis ( 2001 – 2005 )

3. Pembentukan Direktorat ( 2006 – 2010 )

4. Restruturisasi ( 2011 – 2015 )

5. Perubahan Nama Perusahaan

Pada tahun 2016 PTPN IV melakukan restrukturisasi organisasi pada bagian

kantor pusat yang semula terdiri atas 19 bagian menjadi 14 bagian.

2.2 Maksud dan Tujuan Perusahaan

Maksud dan Tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang Agro

Bisnis dan Agro Industri serta optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Perseroan

untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing

kuat, untuk mendapatkan atau mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai

Perseroan dengan menerapkan prinsip – prinsip Perseroan Terbatas.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat

melaksanakan usaha utama sebagai berikut:

a) Pengusahaan budidaya tanaman ;

b) Produksi ;

c) Perdagangan;

Universitas Sumatera Utara


9

d) Pengembangan usaha bidang Perkebunan, Agro Wisata, Agro Bisnis, Agro

Industri, dan Agro Forestry.

2.3 Logo dan Makna Logo Perusahaan

Sumber: www.ptpn4.co.id

Gambar 2.2
Logo Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

Makna dari logo PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

Makna logo PTPN IV Medan, yaitu bentuk pohon sebagai gambaran dari

pohon/buah/apapun yang mendekati bentuk tumbuhan, digambarkan dengan tiga

pelepah di atas, mengartikan unit perkebunan antara lain Perkebunan Kelapa

Sawit, dan Perkebunan Teh, juga dua pelepah di bawah mengartikan wadah, yaitu

yang mengelola unit perkebunan diatasnya dalam hal ini yaitu PTPN IV.

Bentuk logo mengarah ke atas berarti ketajaman fokus usaha dalam

mencapai tujuan demi kesejahteraan bersama yang berlandaskan ke Tuhanan

Yang Maha Esa.

Universitas Sumatera Utara


10

2.4 Visi, Misi, Budaya Perusahaan, dan Tata Nilai PT. Perkebunan

Nusantara IV Medan

2.4.1 Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan unggul dalam usaha agroindustri yang terintegrasi.


2.4.2 Misi Perusahaan
• Menjalankan usaha dengan prinsip – prinsip usaha terbaik, inovatif,
dan berdaya saing tinggi.
• Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit dan teh.
• Mengintegrasikan usaha agroindustri hulu, hilir dan produk baru,
pendukung agroindustri dan pendayagunaan aset dengan preferensi
pada teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan
lingkungan.
PTPN IV menempatkan implementasi tata nilai perusahaan “PRIMA”
(Profitability, Responsbility, Integrity, Market Ahead, Accountability) sebagai
salah satu faktor penting untuk mendukung pencapain visi, misi dan tujuan
perusahaan. Tata nilai PTPN IV tercantum di Code of Conduct Pedoman Perilaku
Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Tahun 2016.
Tata Nilai dan Aktualisasi Tata Nilai PTPN IV
TATA NILAI
• Profitability ( Mengutamakan Profit )
• Responsbility ( Bertanggungjawab terhadap stakeholder )
• Integrity ( Integritas )
• Market Ahead ( Selalu yang terdepan )
• Accountability ( Terpercaya )
PERILAKU UTAMA PELAKU BISNIS
• Achievement (Semangat untuk bekerja lebih baik dan melampaui
sasaran kerja yang ditetapkan).
• Self Confidence (Keberanian untuk melakukan sesuatu dan bertanggung
jawab penuh sesuai dengan posisi dan kewenangannya).

Universitas Sumatera Utara


11

• Consistent (Mampu mengambil keputusan dan bertindak selaras dengan


arah strategis perusahaan secara terus menerus, tanpa intervensi dari
pihak lain).
• Focus (Mampu menyesuaikan perilaku dengan kebutuhan, prioritas dan
tujuan organisasi, bertindak untuk mendukung pencapaian tujuan
perusahaan).
SOSIALISASI DAN INTERNALISASI TATA NILAI DAN BUDAYA
Sosialisasi dan internalisasi tata nilai dan budaya perusahaan
dilakukan melalui berbagai media komunikasi yang dimiliki PTPN IV,
melalui portal perusahaan, situs perusahaan, pemasangan banner, majalah
internal perusahaan.
2.5 Struktur Organisasi

Sumber : Laporan Tahunan PTPN IV 2018


Gambar 2.3
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

Universitas Sumatera Utara


12

2.6 Job Description

1. Rapat Umum Pemegang Saham

RUPS merupakan representasi kekuasaan Pemegang Saham dalam

membuat keputusan tetap didasarkan pada kepentingan usaha Perusahaan

dalam jangka panjang.

2. Dewan Komisaris

Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perseroan

maupun usaha perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan

nasihat kepada Direksi, termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan RKAP

serta ketentuan dasar Anggaran dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham, sehingga jalannya Perseroan menjadi efektif sesuai dengan harapan

Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya. Dewan Komisaris juga

mempunyai kewajiban membentuk Komite Audit dan Komite Lain, jika

diperlukan.

3. Direksi

Menyusun prospek dan rencana ke depan melalui analisis dan kajian

berbagai faktor yang berpengaruh, baik faktor internal maupun faktor

eksternal perusahaan. Direksi juga melaksanakan program dalam rangka

mendukung pembangunan Integrated Talent Management System (ITMS).

4. Komite Audit

Dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam

membantu tugas dan fungsi dewan Komisaris dalam memastikan efektivitas

Universitas Sumatera Utara


13

sistem pengendalian internal dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor

eksternal dan auditor internal.

5. Bagian PKBL

• Menyusun Rencana Jangka Panjang (RJP) Bagian PKBL Perusahaan

melalui identifikasi aspek – aspek yang terkait untuk mendukung sasaran

organisasi.

• Memastikan pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)

untuk setiap urusan di Bagian PKBL Perusahaan maupun Rencana Kerja

Operasional (RKO) di unit usaha selaras dengan sasaran tahunan

organisasi.

• Merencanakan dan memastikan kinerja karyawan bagian PKBL

perusahaan selaras dengan target yang ditetapkan melalui pengembangan,

pelatihan dan pembinaan yang berlanjut.

6. Bagian SDM

• Merencanakan dan memastikan pengelolaan dan peningkatan kapabilitas

sumber daya manusia dalam organisasi berjalan selaras dengan strategi

dan kebijakan perusahaan untuk mendukung pencapaian sasaran yang

ditetapkan.

• Merencanakan & menetapkan desain organisasi, atribut organisasi,

kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan.

• Merencanakan & memastikan pengelolaan hubungan industrial baik

dengan pihak internal maupun pihak eksternal organisasi sesuai dengan

peraturan perundangan dan kebijakan yang berlaku untuk memastikan

Universitas Sumatera Utara


14

keselarasan dalam mendukung kelancaran kegiatan operasional di setiap

Bagian, Kebun/Pabrik maupun unit lainnya.

7. Bagian Akuntansi

• Merencanakan dan memastikan pengelolaan akuntansi dan sistem

informasi perusahaan terlaksana sesuai kebijakan & prosedur yang ada

untuk mendukung tercapainya sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

• Mengelola pembukuan sesuai dengan kebijakan & standar akuntansi yang

telah ditetapkan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan untuk

mendukung tercapainya sasaran organisasi.

• Memastikan permintaan kebutuhan dan pembelian barang maupun jasa

untuk aktivitas operasional Akuntansi sesuai dengan persyaratan dan

kebijakan yang telah ditetapkan.

8. Bagian Keuangan

• Merencanakan dan memastikan pengelolaan keuangan terlaksana sesuai

kebijakan & prosedur yang ada untuk mendukung tercapainya sasaran

perusahaan yang telah ditetapkan.

• Mengelola kas sesuai dengan kebijakan & prosedur yang telah ditetapkan

sebagai dasar pembiayaan perusahaan dan pengawasan keuangan

perusahaan untuk mendukung tercapainya sasaran organisasi.

• Mengelola pajak dan asuransi sesuai dengan kebijakan & prosedur yang

telah ditetapkan sebagai dasar penerapan peraturan perpajakan dan

asuransi untuk mendukung tercapainya sasaran organisasi.

Universitas Sumatera Utara


15

9. Bagian Pemasaran

• Merencanakan dan memastikan pengelolaan pemasaran terlaksana sesuai

kebijakan & prosedur yang ada untuk mendukung tercapainya sasaran

perusahaan yang telah ditetapkan.

• Mengelola pengembangan pasar sesuai kebijakan & prosedur yang ada

sebagai dasar terciptanya pengembangan pasar yang tepat untuk

mendukung tercapainya sasaran organisasi.

• Mengelola distribusi penjualan produk sesuai kebijakan & prosedur yang

ada sebagai dasar pengelolaan distribusi penjualan produk untuk

mendukung tercapainya sasaran organisasi.

10. Bagian Logistik

• Merencanakan dan memastikan pengelolaan logistik terlaksana sesuai

kebijakan & prosedur yang ada untuk mendukung tercapainya sasaran

perusahaan yang telah ditetapkan.

• Mengelola prosedur dan tata kelola logistik ( di semua bidang ) sesuai

dengan kebijakan & prosedur yang ada sebagai dasar terciptanya prosedur

dan tata kelola logistik yang baik untuk mendukung tercapainya sasaran

perusahaan.

• Mengelola laporan monitoring pengadaan barang dan jasa kepada direksi

sesuai dengan kebijakan & prosedur yang telah ditetapkan untuk

mendukung tercapainya sasaran perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


16

11. Bagian Pengolahan

• Merencanakan dan memastikan mutu dan hasil pengolahan produksi

tanaman sawit maupun teh terlaksana sesuai kebijakan & prosedur yang

ada untuk mendukung tercapainya sasaran perusahaan yang telah

ditetapkan.

• Merencanakan dan memastikan standar maupun norma pengolahan kelapa

sawit (sortasi, penyimpanan hasil olahan, pemurnian air, rendemen, dsb)

terlaksana diseluruh pabrik.

• Merencanakan dan memastikan standar maupun norma pengolahan

produksi teh (sortasi basah, fermentasi, penggulungan, dsb) terlaksana di

seluruh Pabrik.

12. Bagian Perencanaan Strategis

• Mengevaluasi dan memastikan pelaksanaan pengelolaan perencanaan

perusahaan, Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) dan manajemen

risiko berjalan secara berkelanjutan sesuai dengan standar yang ditetapkan

dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV.

• Mengevaluasi pengawasan dan implementasi sistem Manajemen

Perkebunan Nusantara IV.

• Mengevaluasi dan memastikan tindak lanjut perbaikan terhadap

penyempurnaan pelaksanaan Sistem Manajemen Perkebunan di seluruh

unit kerja.

Universitas Sumatera Utara


17

13. Bagian Tanaman

• Merencanakan dan memastikan pengelolaan yang terkait dengan bidang

tanaman, eksploitasi maupun investasi berjalan sesuai kebijakan &

prosedur yang ada untuk mendukung tercapainya sasaran perusahaan yang

telah ditetapkan.

• Merencanakan dan memastikan standar maupun norma yang terkait

dengan bidang tanaman, ekploitasi maupun investasi (investasi tanaman,

pemupukan, benih, panen, dan sebagainya) terlaksana di seluruh Kebun.

• Merencanakan dan memastikan skema hubungan dan standar kemitraan

untuk kebun plasma di Seluruh Kebun selaras dengan kebijakan

perusahaan dan regulasi yang berlaku.

14. Bagian Teknik

• Merencanakan dan memastikan utilisasi mesin maupun prasarana

pendukung di Pabrik terlaksana sesuai kebijakan & prosedur yang ada

dalam mendukung tercapainya sasaran perusahaan.

• Merencanakan dan memastikan standar maupun norma utilisasi dan

instalasi mesin pabrik (boiler, lori, conveyor, sterilizer, dsb) terlaksana di

seluruh Pabrik.

• Merencanakan dan memastikan standar maupun norma pengelolaan

prasarana mendukung (rumah, jembatan, jalan, alat, dsb) terlaksana di

seluruh Pabrik.

Universitas Sumatera Utara


18

15. Bagian Umum

• Merencanakan dan memastikan pengelolaan kerumahtanggaan dan

transportasi di perusahaan berjalan untuk melayani dan mendukung

kegiatan perusahaan.

• Merancang manajemen dokumentasi informasi (information record

management).

• Merencanakan prosedur dan tata kelola hubungan eksternal sesuai dengan

prosedur & kebijakan guna tercapainya sasaran perusahaan.

16. Sekertaris Perusahaan

Merencanakan dan memastikan pengelolaan Sekretaris Perusahaan,

GCG, serta pengelolaan kantor perwakilan Jakarta berjalan sesuai dengan

standar dan norma yang ditetapkan.

17. Bagian S.P.I

• Mereview dan memastikan persiapan, perencanaan dan pelaksanaan

program dan kegiatan pengawasan yang tercantum Program Kerja Audit

Tahunan (PKAT).

• Memantau tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan intern & eksternal.

• Merumuskan ruang lingkup dan prioritas audit/evaluasi dalam rangka

pelaksanaan pengawasan yang sesuai dengan Internal Audit Charter untuk

mengoptimalkan pencapaian Visi & Misi Organisasi.

Universitas Sumatera Utara


19

18. Bagian Hukum dan Pertanahan

• Memberikan kebijakan dalam pengelolaan pekerjaan mengenai Hukum

dan Pertanahan sesuai kebijakan dan prosedur yang ada untuk mendukung

tercapainya sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

• Merencanakan program kerja dalam bidang perizinan dan pertahanan,

keamanan, dan hukum sesuai target perusahaan.

• Menentukan dan memutuskan kebijakan terhadap pekerjaan dalam bidang

perizinan dan pertahanan, keamanan, dan hukum sesuai aturan berlaku.

2.7 Jaringan Usaha

Total areal konsesi yang diusahakan PT Perkebunan Nusantara IV

mencapai 175.735 ha. Berbagai kegiatan dilakukan oleh PTPN IV di areal

tersebut, karena pada dasarnya mereka melakukan usaha perkebunan juga

pengolahan dengan komoditas kelapa sawit dan teh. Salah satu kegiatannya adalah

pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri.

Dari total areal tersebut, terdapat juga Tanaman Baru Luncuran 431,92 Ha,

Tanaman Ulang 2.713,00 Ha, Kebun Benih Kakao 48,00 Ha dan Areal lain - lain

36.552,48 Ha. Produk yang dihasilkan antara lain Minyak Sawit (Crude Palm

Oil), Inti Sawit (Palm Kernel), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Meal

(PKM), dan Teh Jadi.

2.8 Analisa Kinerja dan Prospek Usaha

Kelapa Sawit

Areal konsesi PTPN IV secara keseluruhan seluas 175.735 ha, sekitar 96%

diantaranya adalah areal kelapa sawit. Areal Tanaman Menghasilkan (TM) kelapa

Universitas Sumatera Utara


20

sawit tercatat seluas 116.322 ha. Komposisi umur tanaman kelapa sawit saat ini

berada pada posisi terbaik, 57% merupakan tanaman mudaremaja. Dengan kondisi

tersebut, PTPN IV optimis dapat menghasilkan produksi dan produktivitas yang

lebih semakin meningkat pada tahun 2019 dan tahun-tahun berikutnya.

Pada tahun 2018 realisasi produksi TBS Kebun Sendiri meningkat 2,50%

dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sedangkan produktivitas TBS

mencapai 20,90 ton per ha, tumbuh 2,61% dibandingkan periode yang sama pada

tahun 2017.

Beberapa hal yang menjadi catatan evaluasi bagi Perusahaan adalah

jumlah Berat Rerata Tandan (BRT) masih berada dibawah target. Secara

komposisi, tanaman remaja merupakan penyumbang terbesar tidak tercapainya

BRT. Namun, jumlah tandan per pokok secara keseluruhan di atas target. Salah

satu penyebab teknis tidak tercapainya BRT pada tahun 2018 adalah restan TBS,

baik di lapangan maupun di PKS. Restan disebabkan kinerja pengangkutan TBS

belum optimal, dan kondisi jalan yang rusak dan hujan, sehingga mobil angkutan

TBS tidak dapat masuk secara maksimal untuk melakukan koleksi dan

pengangkutan buah.

Beberapa upaya yang dilakukan Perusahaan dalam meningkatkan kinerja

produksi TBS di antaranya: Konsisten dalam pelaksanaan sistem panen 8 kapvel

dan criteria matang panen 5 brondolan segar di piringan; Minimalisasi losses

brondolan di blok dengan memperbaiki tarif premi brondolan; Meminimalisasi

terjadinya restan di lapangan dengan melakukan evaluasi kinerja vendor;

Meningkatkan pengamanan TBS di blok dan di perjalanan ke PKS. Selain dengan

Universitas Sumatera Utara


21

pengamanan internal, PTPN IV juga bekerja sama dengan provider security dalam

upaya meningkatan pengamanan.

Membaiknya kinerja produksi ternyata tidak diiringi dengan stabilnya

harga CPO. Harga CPO sepanjang tahun 2018 kurang menggembirakan, dan

semakin tertekan akibat berkurangnya pasar ekspor serta terjadinya over supply

CPO di Indonesia. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat sustain dan bertahan,

Perusahaan menjalankan program efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya

operasional. Beberapa hal yang dilakukan antara lain, melaksanakan inventaris

pokok dengan menggunakan drone. Pelaksanaan inventaris pokok dengan

menggunakan drone ini mampu meningkatkan akurasi perhitungan jumlah pokok,

sehingga potensi tanaman dapat dihitung secara lebih cermat. Perhitungan jumlah

pokok yang akurat ini seterusnya akan berpengaruh langsung pada pengeluaran

biaya pemeliharaan, terutama biaya pemupukan dan tunasan.

Selain untuk menghitung tegakan pokok, drone yang dilengkapi dengan

kamera tetracam juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi serangan ganoderma

sehingga kondisi kesehatan tanaman kelapa sawit dapat diketahui sejak dini (early

warning). Tanaman yang telah terserang ganoderma tidak perlu dipupuk lagi

karena hanya akan menciptakan pemborosan biaya.

Perusahaan juga melaksanakan sistem pembayaran premi panen otomatis

melalui aplikasi SAPERP. Pelaksanaan premi otomatis akan meningkatkan

efisiensi dan efektivitas serta meningkatkan akurasi perhitungan premi panen.

Universitas Sumatera Utara


22

Teh

Selama sepuluh tahun terakhir komoditas teh yang dikelola perusahaan

masih merugi. Hal ini terkait dengan produksi dan produktivitas tanaman yang

masih rendah. Produksi teh tahun 2018 berada di bawah tahun 2017 akibat

tanaman teh masih dalam proses recovery dan rehabilitasi. Nilai blok layak petik

masih di bawah 60% dan komponen nilai bias produksi seperti hama penyakit dan

gulma masih menjadi factor penghambat. Kesehatan tanaman (klorofil dan fito

hormon) dan homogenitas masih di bawah standar. Perkebunan teh akan

mengalami peningkatan produktivitas dan keuntungan yang cukup signifikan

setelah program recovery tanaman telah mencapai 100%.

Program recovery melalui analisa blok menjadi tantangan yang perlu

digali, karena Kebun Teh PTPN IV ini merupakan yang paling baik topografinya

karena rata. Kebun Teh PTPN IV juga memiliki bibit dengan klon 100%, dan di

dalamnya terdapat klon unggul teh seri Gambung 82% dengan kandungan

folipenolnya paling tinggi di dunia.

Program jangka pendek recovery dirancang dengan melakukan perbaikan

blok untuk menggali potensi kebun PTPN IV mulai dari (1) nilai produksi (hama

penyakit dan pemetikan), (2) memperbaiki kandungan klorofil dan fitohormon, (3)

memperbaiki homoginitas blok, (4) meningkatkan produksi DTB per hektar.

Program jangka panjang dilakukan dengan recovery tanaman teh, dan

mempersiapkan pabrik untuk mengolah DTB hasil dari perbaikan blok. Melalui

berbagai perbaikan yang tengah dilaksanakan, PTPN IV optimis bahwa produksi

dan produktivitas Daun Teh Basah (DTB) dan Daun Teh Kering (DTK) akan

Universitas Sumatera Utara


23

semakin meningkat, yang akan bermuara pada peningkatan kinerja keuangan

secara signifikan.

2.9 Rencana Kegiatan Kerja

Untuk merumuskan strategi pencapaian target tahun 2018, telah dilakukan

pemetaan (mapping) kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.

PTPN IV merupakan perusahaan dengan indikator keuangan yang sehat,

profitable, dan solvable, yang masih memiliki potensi pengembangan usaha.

Berdasarkan indikator operasional, selama kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2013,

produktivitas PTPN IV berada di bawah standar industri, dengan ratarata

produktivitas selama lima tahun terakhir 19,45 ton per hektar. Beberapa biaya

berada di atas standar industri, menunjukkan bahwa PTPN IV akan dapat lebih

unggul ke depannya.

Berdasarkan kajian internal, dan hasil pemetaan yang dilakukan bekerja

sama dengan provider keamanan dari swasta, diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan hasil assesment, rendahnya produktivitas disebabkan

beberapa hal yaitu :

• Sebagian tanaman sawit terinfeksi dan mati karena penyakit Ganoderma

sehingga jumlah tegakan pokok sawit sudah tidak standar. Salah satu

penyebabnya adalah pembangunan kebun sejak 1911, sehingga saat ini tanaman

sawit sebagian memasuki generasi ketiga yang rentan dengan penyakit

Ganoderma.

Universitas Sumatera Utara


24

• Berdasarkan assesment bekerjasama dengan provider pengaman swasta,

terdapat pencurian TBS di beberapa kebun yang masif, terstruktur, dan

terkoordinasi yang menyebabkan turunnya hasil produksi.

• Infrastuktur jalan, dengan kondisi sekitar 30 persen rusak sedang dan 30

persen rusak berat juga mengakibatkan terhambatnya pengiriman hasil

produksi.

• Terdapat 16.525 ha kebun pengembangan (14,19% dari total Tanaman

Menghasilkan) dengan produktivitas TBS rata-rata selama 5 (lima) tahun

sebesar 10,77 ton per hektar mengakibatkan penurunan produktivitas secara

total.

• Masih adanya TM Muda yang kurang prima sehingga perlu dilakukan

perbaikan kultur teknis tanaman agar lebih prima dalam menghasilkan berat

tandan dan jumlah tandan.

• Hasil produktivitas CPO masih di bawah standar, hal ini disebabkan adanya

stagnasi pabrik.

Berdasarkan hasil pemetaan tersebut, strategi dan program kerja

pencapaian target 2018 dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan 2018. PTPN IV melakukan strategi perbaikan, penataan beberapa

aspek, dan pembenahan sistem dan prosedur untuk meningkatkan produktivitas,

pengendalian biaya dengan efektif dan efisien, serta perbaikan dalam Budaya

Kerja agar dapat lebih menghasilkan operasional yang lebih unggul.

Strategi yang dilakukan adalah :

Universitas Sumatera Utara


25

• Sistem Pengamanan Terpadu: menggunakan teknologi sebagai preventive

action dan evidence as a tool bekerja sama institusi pengamanan profesional

dan penegak hukum di Sumatera Utara dengan melaksanakan Sosialisasi

penerapan Undang-Undang Perkebunan No.39 Tahun 2014 di kalangan

penegak hukum dan masyarakat, melakukan pengamanan terpadu, dan

penangkapan pelaku pencurian oleh Polda Sumatera Utara, telah dilaksanakan

di beberapa kebun.

• Perbaikan on farm (kultur teknis) dan off farm (Revitalisasi PKS).

• Memfungsikan Program PKBL dan CSR sebagai pagar sosial.

• Perbaikan insfrastruktur jalan dan penyediaan alat angkut panen.

• Penggunaan Drone untuk presisi perhitungan jumlah tegakan, dan luas serta

pengawasan operasional.

• Penataan SDM sesuai dengan kapabilitas dan kapasitas karyawan untuk

mengoptimalkan produktivitas dan mengoptimalkan biaya.

• Melaksanakan penataan organisasi dengan lebih memfokuskan pada

peningkatan produktivitas.

• Cost effectiveness (pelaksanaan cost leadership secara konsisten).

• Pemanfaatan IT (dengan SAP-ERP).

• Penyempurnaan sistem dan prosedur, disertai penerapan reward dan

punishment secara konsisten.

• Dan lain-lain yang sudah dijabarkan diatas.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

PEMBAHASAN

TJS meliputi ketiga faktor dan pada dasarnya dimaksudkan untuk:

• Melindungi/mengutamakan kepetingan umum,

• Menganut kebijakan “Do no harm policy” (tidak merugikan pihak lain),

• Tidak melakukan kegiatan yang hanya sekedar bagi – bagi uang tapi

melakukan kegiatan yang bertanggung jawab ,

• Diharapkan dapat melebihi persyaratan yang telah ditetapkan (beyond

compliance).

Terdapat berbagai versi ruang lingkup Corporate Social Responsibility

(CSR). ISO 26000 merupakan panduan tanggung jawab sosial yang banyak

dirujuk oleh perusahaan dan Global Reporting Initiative (GRI) tentang panduan

pelaporan keberlanjutan. ISO 26000 adalah Standard Guidance on Social

Responsibility yang merupakan panduan, akan tetapi tidak ditujukan untuk

standardisasi kegiatan maupun sertfikasi seperti ISO – ISO yang lain.

Tidak hanya diperuntukkan untuk perusahaan, ISO 26000 juga untuk

seluruh jenis organisasi yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba maupun

tidak. Oleh sebab itu, dalam ISO 26000 tidak dipergunakan istilah CSR,

melainkan SR (Social Responsibility), karena standar panduan ini dimaksudkan

untuk semua jenis organisasi. ISO 26000 diluncurkan secara resmi pada 1

November 2010 oleh lembaga International Organization for Standardization

(ISO). Terdapat 7 ruang lingkup SR (tanggung jawab sosial) yang dapat juga

mengacu pada panduan pembuatan laporan kegiatan tanggung jawab sosial

26

Universitas Sumatera Utara


27

perusahaan, yakni governance, hak asasi manusia, praktek tenaga-kerja,

lingkungan, praktik bisnis yang jujur, konsumen, pelibatan dan pengembangan

komunitas. Sustainability reporting atau laporan berkelanjutan merupakan

penyebutan dari panduan yang telah disediakan oleh GRI. Karena mencakup

semua aspek keberlanjutan, GRI disukai banyak perusahaan di dunia. Ekonomi,

lingkungan dan sosial, dengan indikator yang cukup lengkap adalah semua aspek

keberlanjutan.

Dari aspek ekonomi, menurut GRI, kinerja keuangan serta biaya-biaya

yang dikeluarkan untuk para tenaga kerja dan pemasok juga termasuk hal yang

harus dilaporkan. Pada aspek lingkungan sendiri yaitu, keberagaman hayati;

penggunaan bahan baku, air, dan energi; dampak dari produk dan jasa yang

dihasilkan; serta jumlah sampah yang dihasilkan dan penggunaan emisi.

Sementara itu pada aspek sosial, HAM, masyarakat, tanggung jawab produk, dan

praktik tenaga kerja merupakan 4 hal yang utama. Dalam merencanakan CSR,

perusahaan dapat menggunakan apa yang telah disarankan GRI. Pasal 66 UU PT

No. 40 Tahun 2007 mewajibkan perusahaan untuk membuat laporan atas kegiatan

TJSL-nya.

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Workshop Kajian Penerapan Pasal

74 UU PT Nomor 40 Tahun 2007 dan kaitannya dengan Pelaksanaan Program

Bina Lingkungan (PKBL) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

dikemukakan bahwa peraturan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, pada

awalnya hanya mengikat Badan Usaha Milik Negara dengan aktivitas sosial yang

Universitas Sumatera Utara


28

lebih dikenal dengan istilah Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan (PKBL).

3.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Social Responsibility of the Businessman merupakan tulisan yang

diperkenalkan untuk pertama kalinya pada tahun 1953. Penggagas CSR dengan

tujuan mengeleminasi keresahan dunia bisnis adalah Howard Rothmann Browen.

CSR adalah bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan dalam operasi bisnis

yang mereka integrasikan.

CSR merupakan sebuah tindakan perusahaan dalam bentuk pertanggung

jawaban mereka terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan di tempat

perusahaan tersebut beroperasi (Clutterbuck et al. 1992). Apakah penerapan CSR

hanya sekedar maximizing profit bagi kepentingan owner, atau penerapan CSR

juga harus meliputi kepentingan masyarakat sekitar, masih menjadi bahan

perdebatan mengenai bentuk pertanggung jawaban perusahaan di dalam

penerapan CSR.

Carrol (1991) mengartikan CSR dengan responsibility approach yang

terdiri dari economic responsibility, legal responsibility, ethical responsibility,

dan philanthropic responsibility. CSR pyramids merupakan gambaran CSR dalam

empat dimensi yang dibuat oleh Carrol.

Universitas Sumatera Utara


29

Gambar 3.1
Carrol’s CSR Pyramids

Tujuan utama sebuah perusahaan membuat CSR menurut Carrol adalah

untuk mendapatkan hasil keuntungan dari barang dan jasa yang dihasilkannya.

Cara perusahaan agar mendapat keuntungan tersebut adalah dengan mempunyai

nilai tambah ekonomi yang nantinya akan sebagai prasyarat agar perusahaan dapat

terus bertahan (survive) dan berkembang (economic responsibilities). Namun,

perlu diperhatikan juga bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab kepada para

pemangku kepentingan. Cara perusahaan melakukan pengoperasian dengan

mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah (legal responsibilities)

adalah hal lain yang hendaknya diperhatikan. Guna menghindari timbulnya

penyalahgunaan oleh perusahaan, maka ditetapkanlah peraturan tersebut.

Menjalankan praktek bisnis yang baik dan adil adalah hal yang harus dilaksanakan

oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus menjalankan berbagai kegiatan

yang tidak memberikan dampak kerusakan (ethical responsibilities). Perusahaan

harus dapat memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekitarnya dengan

Universitas Sumatera Utara


30

cara terus berusaha menjadi perusahaan yang baik dan memberikan kontribusi

bagi lingkungan sekitar.

Konsep governance yang banyak dikembangkan pada saat ini memberikan

pemahaman bahwa negara tidak lagi memiliki peran dominan dalam

penyelenggaraan berbagai urusan pembangunan dan kemasyarakatan. Tiga pilar

institusi yang berperan dalam konsep governance adalah pemerintah, swasta, dan

masyarakat yang memiliki posisi seimbang sesuai fungsi dan kewajibannya

masing – masing. Pada pola hubungan governance seperti inilah Corporate Social

Responsibility (CSR) akan diletakkan dan dijelaskan dalam suatu sistem

pemerintahan. Dalam menjalankan aktivitasnya, sebuah perusahaan atau swasta

harus melaksanakan kewajiban sosialnya yang mungkin memberikan dampak dari

ekspansi bisnis yang mengganggu keseimbangan lingkungan dan sosial

kemasyarakatannya di sekitar wilayah tersebut adalah pengertian lain dari CSR.

CSR diterapkan dan diimplementasikan tergantung pada konsep governance di

wilayah tersebut dijalankan.

3.2 Fungsi Corporate Social Responsibility (CSR)

Secara umum fungsi Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk

tanggung jawab perusahaan terhadap berbagai pihak yang terlibat dengan

perusahaan maupun terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung atas

aktivitas perusahaan. Jika dijabarkan lebih lanjut, terdapat beberapa fungsi CSR

bagi perusahaan, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


31

1. Social Licence To Operate ( Izin Sosial Beroperasi )

Masyarakat merupakan salah satu faktor bagi perusahaan yang dapat

membuat perusahaan itu dapat berkembang atau tidak. Masyarakat yang

bertempat tinggal disekitar perusahaan tersebut akan mendapatkan manfaat dan

keuntungan dari perusahaan yang bersangkutan dengan adanya CSR. Dengan

adanya dampak baik yang ditimbulkan, maka perusahaan tersebut juga

mendapatkan loyal masyarakat. Apabila keadaannya sudah seperti ini, maka

program ataupun kegiatan yang akan dijalankan oleh perusahaan akan jauh lebih

mudah.

2. Memperkecil Resiko Bisnis Perusahaan

Resiko bisnis seperti adanya kerusuhan bisa diatasi dengan mudah yaitu

dengan adanya CSR yang membuat hubungan antara perusahaan dengan pihak

yang terlibat semakin menjadi lebih baik lagi. Apabila keadaannya seperti itu,

maka hal yang lebih bermanfaat untuk masyarakat ataupun perusahaan bisa

didapatkan dari penggunaan biaya pengalihan resiko.

3. Dapat Melebarkan Akses Sumber Daya

Bisa bersaing dan juga memudahkan perusahaan untuk mendapatkan

sumber daya yang diperlukan merupakan bentuk pengelolaan CSR yang baik yang

akan menjadi keunggulan perusahaan itu sendiri.

4. Memudahkan Akses Menuju Market

Dengan adanya program CSR, perusahaan bisa mendapatkan market yang

lebih besar lagi karena adanya peluang yang baik dari pengeluaran seluruh

investasi dan biaya. Dapat membangun loyalitas konsumen serta bisa menembus

Universitas Sumatera Utara


32

pangsa pasar yang baru juga merupakan keuntungan yang bisa didapatkan. Nama

atau brand perusahaan dapat menjadi lebih terkenal dan dikagumi oleh

masyarakat luas dikarenakan adanya CSR.

5. Memperkecil Biaya Pengeluaran

Penerapan konsep daur ulang dalam perusahaan pada program CSR akan

membuat limbah yang dihasilkan berkurang. Dengan seperti itu perusahaan bisa

mengurangi biaya untuk produksi.

6. Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder

Membantu atau memudahkan komunikasi dengan stakeholder merupakan

manfaat yang didapatkan dari adanya pelaksanaan program CSR. Hal tersebut

juga akan membuat kepercayaan stakeholder kepada perusahaan yang

bersangkutan menjadi bertambah.

7. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator

Pemerintah sebagai regulator yang memiliki tanggung jawab besar

terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakatnya dapat diringankan

bebannya oleh perusahaan. Perusahaan dapat meringankan beban pemerintah

dengan melakukan program CSR.

8. Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan

Dapat berkontribusi besar kepada stakeholder, masyarakat sekitar, dan

lingkungannya adalah reputasi sebuah perusahaan yang baik. Keadaan seperti ini

tentunya dapat menambah kebanggaan tersendiri bagi karyawan yang berdampak

pada peningkatan etos kerja dan produktivitas mereka.

Universitas Sumatera Utara


33

9. Memperbesar Peluang Mendapatkan Penghargaan

Kontribusi yang besar bagi masyarakat luas dan lingkungan sekitar yang

diberikan perusahaan melalui program CSR berpeluang lebih besar untuk

mendapatkan sebuah penghargaan. Hal ini tentunya menjadi suatu kebanggaan

bagi perusahaan itu sendiri.

3.3 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Terdapat beberapa manfaat jika sebuah perusahaan memiliki program CSR

yaitu:

A. Bagi Perusahaan

1. Di mata masyarakat, citra perusahaan meningkat.

2. kerja sama antar perusahaan menjadi berkembang.

3. Perusahaan yang menjalankan program CSR dengan yang tidak, tampak

berbeda.

4. brand perusahaan di mata masyarakat menjadi lebih kuat.

5. Perusahaan mendapatkan inovasi.

B. Bagi Masyarakat

1. Kesejahteraan masyarakat & kelestarian lingkungan meningkat.

2. Bagi anak yang tidak mampu, perusahaan memberikan beasiswa.

3. Fasilitas umum lebih dipelihara.

4. Perusahaan membangun fasilitas yang sifatnya sosial untuk masyarakat

yang berada di sekitar perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


34

3.4 Unsur Corporate Social Responsibility (CSR)

Pada dasarnya CSR ini juga ialah wujud pertanggung jawaban perusahaan

terhadap stakeholder, sehingga hal ini dibagi menjadi 3 unsur, yaitu:

• Diwujudkan dalam tindakan sosial yang berupa sikap peduli terhadap

lingkungan di sekitar perusahaan sesuai peraturan yang berlaku.

• Memiliki komitmen untuk melakukan usaha secara etis dan legal serta

berperan dalam meningkatkan ekonomi karyawan.

• Memiliki komitmen untuk pembangunan ekonomi secara luas dan

berkesinambungan.

Sukarela untuk berbuat lebih daripada yang diwajibkan (beyond

compliance) merupakan harapan dari adanya pengembangan konsep TJS.

Perusahaan tidak boleh melakukan program TJS hanya karena ingin mencapai

batas ataupun karena ada kewajiban yang dilakukan secara paksa. Pada saat ini,

kita membutuhkan fokusnya aturan bagi operasional perusahaan yang harus

ditegakkan (akuntabilitas/tanggung gugat), dikarenakan banyak pihak yang

mungkin belum memahami TJS sebagai etika dalam berbisnis. Agar banyak

perusahaan yang mengikuti peraturan dan membuat Tanggung Jawab Sosial

sebagai etika dalam berbisnis, maka dibutuhkan pengawasan oleh pemerintah.

Tidak hanya pemerintah, unsur masyarakat madani lain juga dibutuhkan, sehingga

perusahaan tidak hanya sekedar memenuhi kewajiban tapi juga betul – betul

bertanggung jawab.

Perlu ditekankan, sebelum lebih lanjut dalam menjabarkannya, bahwa

dalam melaksanakan prinsip TJS, masyarakat juga dibutuhkan untuk bertanggung

Universitas Sumatera Utara


35

jawab. Berikut ini ringkasan analisa kepentingan dan peran beberapa pihak dalam

penerapan (TJS).

Tabel 3.1
Kepentingan dan peran para pemangku kepentingan

Pihak Kepentingan Peran dalam TJS


• Lancarnya usaha. • Patuh kepada hukum yang
• Mendapatkan benefit. berlaku.
• Terjaganya citra perusahaan. • Perduli kepada lingkungan
• Terjaganya kepercayaan dari sekitar.
investor. • Membuat strategi baru dalam
pengembangan Tanggung Jawab
Perusahaan
Sosial.
(manajemen)
• Meninjau para orang yang
bekerja diperusahaan tersebut
untuk melaksanakan TJS.
• Menjadi perusahaan yang
mempelopori pihak lain agar
melaksanakan.
• Mendapatkan gaji. • secara individu, karyawan juga
• Aman dan nyamannya turut serta bertanggung jawab.
lingkungan pekerjaan. • Mensukseskan program
Perusahaan
• Terjaminnya kelangsungan Tanggung Jawab Sosial dengan
(karyawan)
dalam bekerja cara berperan aktif dan menjaga
• Terciptanya peluang untuk citra perusahaan di tempat
mengembangkan diri. bekerja.
• Pendapatan daerah menjadi • Antara perusahaan &
meningkat. masyarakat, pemerintah daerah
• Kesejahteraan masyarakat juga berperan sebagai
meningkat. mediator/pengatur.
• Membaiknya citra daerah • Kepentingan umum dilindungi
tersebut. agar perangkat hukum dapat
Pemerintah
daerah • Terjaganya stabilitas dikembangkan.
keamanan & tidak terjadi • Menciptakan mekanisme kerja
konflik di daerah tersebut. sama yang jelas.
• Terjaganya aturan (nasional • Hukum & aturan yang ada
dan daerah) yang dipatuhi. ditegakkan.
• Peraturan yang ada diterapkan
secara adil & merata.
• Kehadiran perusahaan tidak • Mematuhi hukum
Masyarakat
merugikan atau • Membangun hubungan yang
di sekitar
membahayakan (lingkungan sehat dengan perusahaan
perusahaan
sosial & lingkungan hidup) (misalnya punya program yang

Universitas Sumatera Utara


36

• Kehadiran perusahaan punya jelas untuk pembangunan


dampak positif. masyarakat/desa; tidak takut
untuk menolak program yang
dirasa kurang/tidak tepat sasaran
& tetap kritis).
• Meminta dukungan dari pihak
lain berdasarkan kebutuhan,
bukan berdasarkan keinginan.
• Mengembangkan aksi bersama
dalam mengelola kegiatan TJS
perusahaan.
• Mengutamakan partisipasi
semua pihak dalam masyarakat,
termasuk kelompok
terpinggirkan.
• Memantau kinerja program TJS
perusahaan (termasuk dampak
terhadap lingkungan).
• Lancarnya kegiatan • Menaati peraturan hukum.
pengusahaan. • Melaksanakan tanggung jawab,
• Terjaganya nama baik maksudnya bukan menyerahkan
perusahaan. tanggung jawab sepenuhnya ke
• Terjaganya kepercayaan perusahaan induk.
Kontraktor
perusahaan ‘induk’. • Membangun inovasi tanggung
jawab sosial secara mandiri.
• Menyorong perusahaan induk
untuk melakukan penerapan
tanggung jawab sosial.
• Kestabilan dan ketahanan • Mengikuti ketetapan standar
relasi bisnis yang lama. mutu yang telah ditentukan
• Ketepatan waktu dalam urusan perusahaan.
Pemasok pembayaran. • Bertanggung jawab atas bidang
sosial, ekonomi,serta
lingkungan dalam melaksanakan
usaha.
• lancarnya proses kemajuan • Memberikan fasilitas bagi
kehidupan masyarakat. hubungan perusahaan dan
• Aktivitas perusahaan masyarakat.
menimbulkan dampak positif. • Untuk menhindari pelanggaran
aturan, LSM ikut melakukan
LSM
pengawasan terhadap prakter
kerja perusahaan.
• Dalam melakukan tanggung
jawab sosial nya, perusahaan
mendapat masukan dari LSM.

Universitas Sumatera Utara


37

• Dalam melakukan tanggung


jawab sosial, perusahaan
mendapat bantuan teknis dari
LSM.
• Mendapatkan jasa atau barang • Memperoleh jasa atau produk
dengan kualitas yang bagus. dari perusahaan yang memiliki
• Aktivitas perusahaan tanggung jawab.
Konsumen memberikan dampak positif. • Perusahaan yang tidak
bertanggung jawab, diberi
tekanan atau dorongan dari
konsumen.
• Investasi yang mereka lakukan • Bukan hanya untuk memperoleh
medapatkan keuntungan. keuntungan, tetapi pemegang
saham harus ikut bertanggung
jawab dari dampak yang
ditimbulkan akibat investasi-
Pemegang
nya.
Saham
• Menghindari investasi yang
dapat menimbulkan kerusakan
linkungan, dan melakukan
investasi yang berlandaskan
wawasan lingkungan.
Sumber: Buku Bukan Hanya Laba

3.5 Prinsip Tanggung Jawab Sosial

Berdasarkan acuan yang ada dan peristiwa yang pernah terjadi, terdapat

prinsip yang penting dalam pengembangan tanggung jawab sosial

diidentifikasi, yaitu:

➢ Tanggung Gugat

Pelaksanaan TJS dilakukan seharusnya agar para pihak

bertanggung gugat atas rencana kegiatannya dengan menggunakan standar

dan tolak ukur yang jelas dan menyebarkan informasi secara transparan

kepada pihak lain atas dampak dari kegiatan yang dilaksanakan. Untuk

mendiskusikan tata kelola yang baik (GCG), yang berkaitan dengan dunia

Universitas Sumatera Utara


38

pemerintahan & swasta, salah satu konsep penting yang perlu dibahas

adalah tanggung gugat.

Berikut beberapa masalah dalam pelaksanaan prinsip akuntabilitas:

(1) Dalam operasinya, tidak ada tanggung gugat dari perusahaan,

(2) Pihak manakah yang dapat menentukan sudah bertanggung gugat kah

sebuah perusahaan? Standar apakah yang dipakai untuk

mementukannya?,

(3) Kepada siapakah perusahaan harus bertanggung gugat? Apakah kepada

pemegang saham, masyarakat, pemerintah nasional, atau pemerintah

daerah?,

(4) Jika terjadi ketidakseimbangan dalam penerapan prinsip tanggung

gugat; apakah pihak lain perlu bertanggung gugat? Atau hanya

perusahaan saja yang dituntut agar bertanggung gugat? .

Berikut cara penerapan prinsip tanggung gugat:

• Dilaksanakannya secara partisipatif pemantuan Tanggung Jawab Sosial.

• Keterlibatan pihak independen.

• Satu standar untuk perusahaan induk dan kontraktor.

• Penyebaran infromasi tentang TJS.

• Akuntabilitas dalam penyebaran informasi.

• Mendorong pihak lain untuk turut bertanggung gugat.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip tanggung gugat:

• Terdapat pihak yang merugi.

• Terganggunya operasional perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


39

• Menurunnya kepercayaan pihak lain terhadap perusahaan seperti

investor dan/atau masyarakat.

• Sulitnya bertanggung gugat dari pihak lain hingga menyebabkan

kesusahan perusahaan untuk beroperasi lebih baik.

➢ Transaparansi/keterbukaan

Dalam melaksanakan TJS, perusahaan ( dan pihak lain ) harus

menyediakan informasi yang benar dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Perusahaan harus

mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang

disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang

penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan

pemangku kepentingan lainnya (Pedoman GCG Indonesia, 2006).

Berikut cara penerapan prinsip transparansi:

• Laporan tahunan dibuat dan disebarkan.

• Pengembangan mekanisme checks and balances.

• Dilakukannya secara bersamaan penyebaran informasi kepada

masyarakat dengan beberapa jalur.

• Penyebaran informasi dalam bentuk yang tepat.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip transparansi:

• checks and balances yang diharapkan tidak terjadi.

• Mengabaikan kewajiban.

• Isu yang tidak jelas atau menyudutkan.

• Program tidak sampai kepada kelompok sasaran.

Universitas Sumatera Utara


40

➢ Perilaku Etis

Perilaku etis adalah perilaku yang menjunjung tinggi integritas,

kesetaraan antar pihak, keadilan, salinng percaya, dan kejujuran. Seorang

staf perusahaan dengan sesamanya juga harus berperilaku etis dalam

beriteraksi maupun dengan pihak lain.

Berikut cara penerapan prinsip berperilaku etis:

• Mempelajari dan memahami kebiasaan setempat.

• Memberi contoh di lingkungan perusahaan.

• Melahirkan relasi yang lebih dekat dengan masyarakat.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip berperilaku etis:

• Perusahaan dipandang negatif.

• Tuntutan terhadap perusahaan.

• Hubungan tidak setara dan tidak harmonis.

➢ Mematuhi Peraturan yang Berlaku

Perusahaan juga pihak lain harus tunduk dan mengikuti hukum

yang ada serta bertanggung jawab dalam menjalankan operasi dan kegiatan

Tanggung Jawab Sosial nya.

Berikut cara penerapan prinsip:

• Mendukung penegakan hukum.

• Menyebarkan informasi tentang aturan.

• Membangun opini publik.

• Memberikan penghargaan pada upaya patuh aturan.

Universitas Sumatera Utara


41

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip patuh pada aturan:

• Terjadi ketidakadilan.

• Hukum rimba akan berlaku.

➢ Mengikuti Norma dan Konvensi Internasional

Selain mematuhi aturan hukum yang ada, perusahaan dan pihak

lain juga harus mengayomi pedoman dan prinsip yang sudah diakui secara

internasional, yaitu dengan memperhatikan konvensi internasional nya

dalam menjalankan kegiatan dan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial.

Berikut cara penerapan prinsip:

• Penyesuaian berdasarkan skala operasi.

• Inovatif dan kreatif dalam melaksanakan TJS.

• Kerjasama dalam menerapkan konvensi.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip mengikuti konvensi

internasional:

• Terjadinya ketidakadilan.

• Tidak berbuat sama sekali.

• Lingkungan hidup & lingkungan sosial terkena dampak negatif.

➢ Hak Azasi Manusia

Dalam setiap perencanaan serta aktivitas perusahaan maupun pihak

lain, perihal hak azasi manusia merupakan hal penting yang harus

diperhatikan dan dihargai.

Universitas Sumatera Utara


42

Berikut cara penerapan prinsip:

• Di lingkungan perusahaan, perlu dilakukan musyawarah serta

penyebaran informasi mengenai hak azasi manusia.

• Mendukung pihak lain (terutama masyarakat) dalam memperolah

HAMnya.

• Melakukan dialog multipihak tentang penerapan HAM.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip penghargaan terhadap Hak

Azasi Manusia:

• Kontak sosial.

• Sorotan negatif.

• Tuntutan atas pelanggaran.

➢ Menghargai dan Memperhatikan Kepentingan Pihak Lain

Dalam setiap rencana dan kegiatan semua pihak perlu menyadari,

menghargai dan memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain, tidak hanya

pihak yang sering berinteraksi dengan perusahaan, tetapi juga pihak yang

tidak memiliki hubungan langsung.

Berikut cara penerapan prinsip:

• Analisa para pemangku kepentingan (stakeholder analysis).

• Pelibatan (wakil dari) semua kelompok.

• Perhatian khusus bagi kelompok yang paling lemah.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip:

• Munculnya kecemburuan sosial di tengah – tengah masyarakat.

• Timbul masalah seperti:

Universitas Sumatera Utara


43

Akan muncul perasaan dirugikan, serta kemungkinan merebaknya

masalah baru dari kelompok – kelompok kepentingan, jika kelompok

tersebut tidak diperhatikan secara merata.

➢ Inklusif, Melibatkan Banyak Pihak Dalam Pelaksanaan TJS

Mengikutsertakan pihak – pihak yang dirasa akan mendapatkan

akibat maupun manfaat dari aktivitas, merupakan pendekatan multipihak

yang dilakukan pada setiap perencanaan serta kegiatan yang dilakukan.

Berikut cara penerapan prinsip:

• Mengikutsertakan pihak - pihak lain, bahkan sejak masa perencanaan.

• Merencanakan secara tepat tahap – tahap yang akan dilaksanakan.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip inklusif dan partisipasi:

• Tidak tepatnya sasaran yang sudah di rencanakan.

• Tidak ada rasa memiliki program.

• Karena tidak tepatnya sebuah perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan

yang di harapkan tidak tercapai.

• Karena adanya ketidakterlibatan sebuah kelompok, maka timbul

tuntutan atau permintaan baru dari kelompok tersebut.

➢ Adaptif

Menyesuaikan metode kerja dan kegiatan dengan keadaan baru

yang dilakukan dengan pendekatan adaptif, dilaksanakan karena perbedaan

kondisi serta situasi wilayah yang terus berubah. Hanya cara pendekatan

yang dipakai untuk menuju tujuan saja yang berubah untuk disesuaikan. Hal

Universitas Sumatera Utara


44

ini terjadi dikarenakan situasi dan kondisi yang terus menerus berubah,

tetapi tujuannya akan tetap sama.

Berikut cara penerapan prinsip:

• Perencanaan adaptif.

• Mekanisme pendanaan fleksibel.

• Penantauan proses.

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip adaptif:

• Pelaksanaan sebuah program tidak dilaksanakan karena tidak sesuai

dengan sasaran.

• Keadaan yang berubah menyebabkan ketidaksesuaian, sehingga timbul

keraguan dari para staf dalam pelaksanaan kegiatan.

• Dikarenakan perencanaan kerja dianggap tidak relevan, maka pihak lain

tidak lagi berkenan menjalin kerjasama.

➢ Profesional

Aktivitas/perencanaan tanggung jawab sosial dilakukan oleh

karyawan/pekerja yang memiiliki kualifikasi, keterampilan atau keahlian di

sektor yang berhubungan.

Berikut cara penerapan prinsip:

• Posisi bagi sektor tanggung jawab sosial.

• Penyusunan regu kerja yang meliputi sektor – sektor yang benar.

• Pihak lain juga dilibatkan.

• Peningkatan sumberdaya manusia berkaitan dengan TJS.

Universitas Sumatera Utara


45

Berikut dampak jika tidak diterapkannya prinsip profesional:

• Sifat pelaksana yang menangani pekerjaan di sektor ini, serta latar

belakang pendidikan merupakan hal dasar bagi tanggung jawab sosial.

• Dibutuhkannya kerja tim dikarenakan tanggung jawab sosial bukan

sekedar bidang sosial tapi juga harus mengikutkan bidang lingkungan.

3.6 Mengukur Keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR)

CSR yang berhasil adalah CSR yang:

1. Mampu meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak

positif dari produk, jasa, proses produksi dan operasi bisnis serta

keputusan perusahaan.

2. Memiliki dampak yang lebih besar dan lebih luas terhadap

pengembangan berkelanjutan (aspek ekonomi, sosial dan lingkungan

hidup).

3. Sesuai karakteristik organisasi, pemangku kepentingan, dan masyarakat

setempat serta kearifan lokal.

4. Teritentegrasi dalam kebijakan, budaya, strategi, dan operasi perusahaan.

5. Memenuhi hukum dan perundang – undangan yang berlaku.

6. Melibatkan pemangku kepentingan yang terkena dampak pada setiap

tahapannya.

7. Mampu mendorong organisasi lain dalam lingkaran pengaruhnya (sphere

of influence) untuk juga beperilaku bertanggung jawab sosial.

8. Merupakan proses perbaikan terus-menerus (continues improvement).

Universitas Sumatera Utara


46

3.7 Program Corporate Social Responsibility (CSR) pada PTPN IV Medan

PTPN IV merupakan perusahaan yang bersentuhan langsung dengan para

stakeholder. Dikatakan begitu, karena perusahaan bergerak di bidang perkebunan,

hingga membuat aktivitas bisnis perusahaan terutama berada disekitar kebun.

Sebagai wujud TJS perusahaan kepada Pemangku Kepentingan di sekitar wilayah

operasionalnya, PTPN IV melaksanakan program tanggung jawab sosial, yang

berdampak positif terhadap masyarakat untuk mendukung terciptanya

pembangunan berkelanjutan. Perseroan menyadari program tanggung jawab sosial

perusahaan juga merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan

keberlanjutan perusahaan. Ruang lingkup tanggung jawab sosial yang

dilaksanakan PTPN IV meliputi:

A. Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan hidup.

PTPN IV melaksanakan beberapa kegiatan tanggung jawab sosial dan

lingkungan terkait lingkungan hidup meliputi program pengelolaan energi dan

air, pengelolaan limbah B3, pengelolaan gangguan sumber tidak bergerak,

pengendalian emisi dan pencemaran udara, sertifikasi bidang lingkungan, dan

biaya lingkungan.

Sepanjang tahun 2018, PTPN IV mengeluarkan dana dan investasi

lingkungan sebesar Rp 6,46 miliar.

B. Tanggung jawab sosial terhadap ketenagakerjaan, kesehatan, dan

keselamatan kerja.

Kegiatan yang dilakukan adalah keselamatan dan kesehatan kerja,

pencegahan narkoba, tingkat kecelakaan kerja, kesehatan lingkungan,

Universitas Sumatera Utara


47

kesetaraan gender dan kesempatan kerja, pelatihan dan pengembangan, tingkat

turnover karyawan, remunerasi, mekanisme pengaduan masalah

ketenagakerjaan, dan biaya yang dikeluarkan.

Selama tahun 2018, PTPN IV mengeluarkan biaya sebesar Rp

6.459.648.000 untuk program ketenagakerjaan dan K3, antara lain meliputi

biaya remunerasi, sistem jaminan sosial, K3, sertifikasi SMK3, pendidikan dan

pelatihan SDM.

C. Tanggung jawab sosial terhadap pengembangan sosial dan

kemasyarakatan.

Kebijakan perusahaan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap pengembangan sosial dan kemasyarakatan adalah melalui program

bina lingkungan sesuai dengan UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN serta

program pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana lainnya

implementasi dari UU No.40 Tahun 2007. Kebijakan program kemitraan dan

bina lingkungan sebagai berikut:

1. Program Kemitraan

Program kemitraan dilaksanakan melalui pemberian pinjaman lunak

kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi Dana tersebut

dimasukkan untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap

dalam rangka meningkatkan produksi dan pemasaran. Dana pembinaan

kemitraan juga diberikan dalam bentuk membiayai pendidikan, pelatihan,

pemagangan, pemasaran, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut

peningkatan produktivitas mitra binaan.

Universitas Sumatera Utara


48

2. Program Bina Lingkungan

Program BL diberikan dalam bentuk penyaluran langsung bantuan

kepada masyarakat. Wujud bantuan meliputi bantuan bencana alam,

pendidikan dan pelatihan, peningkatan masyarakat kesehatan, pengembangan

prasarana umum, pembangunan sarana ibadah, dan pelestarian

alam/lingkungan.

3. Program Pengembangan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Selain Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Perseroan juga

menyalurkan program CSR untuk memberdayakan masyarakat melalui

bantuan pembangunan sarana dan prasarana sosial kepada masyarakat sekitar

perkebunan.

D. Tanggung jawab sosial kepada konsumen.

Untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan kepada pelanggan, program

kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2018 diantaranya adalah memonitor

persediaan barang digudang untuk mendukung rencana penjualan, dan

melakukan monitoring penerimaan hasil penjualan dan melakukan penagihan

sesuai jadwal, serta mengatur alat pengangkutan sesuai jadwal pengiriman

yang ditetapkan.

Kegiatan lainnya yaitu memberikan informasi produk, memberikan

kepastian jaminan kualitas pada konsumen, mengukur kepuasan pelanggan dan

loyalitas pelanggan, memberikan pelayanan pengaduan dan klaim pelanggan,

melakukan aktivitas untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, melakukan

kegiatan promosi.

Universitas Sumatera Utara


49

Pada tahun 2018, PTPN IV telah mengeluarkan biaya tanggung jawab

sosial kepada konsumen sebesar Rp 929,71 juta .

3.8 Perhitungan Biaya Corporate Social Responsibility (CSR) Tahun 2015 -

2018 pada PTPN IV Medan

Perhitungan biaya Corporate Social Responsibility (CSR) terkait

pengembangan sosial & kemasyarakatan pada PT. Perkebunan Nusantara IV

Medan mengacu pada Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor SE-

02/MBU/Wk/2012 tanggal 23 Februari 2012 tentang pedoman akuntansi program

kemitraan dan bina lingkungan revisi tahun 2012 sebagai pengganti pedoman

akuntansi program kemitraan dan bina lingkungan BUMN berdasarkan surat

edaran Menteri BUMN No. SE-04/MBU.S/2007 tanggal 17 Juli 2007.

Tabel 3.2
Daftar Biaya Corporate Social Responsibility PTPN IV Medan
Program CSR Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Program
4.975.000.000 14.765.000.000 10.765.000.000 11.120.447.078
Kemitraan
Program Bina
5.053.972.287 5.061.956.494 10.550.169.111 23.580.000.000
Lingkungan
Program
Pengembangan
dan
10.619.000.000 1.560.093.228 - 4.230.000.000
Pembangunan
Sarana dan
Prasaran
Sumber: Annual Report PTPN IV Medan

Dari tabel diatas diketahui ketentuan sumber dana PKBL adalah

sebagai berikut:

1. Efektif tanggal 3 Juli 2015, sesuai dengan PERMEN BUMN No. PER-

09/MBU/07/2015 tanggal 3 Juli 2015 sumber dana PKBL bersumber dari

Universitas Sumatera Utara


50

penyisihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam RUPS

maksimum sebesar 4% dari laba pajak tahun sebelumnya.

2. Anggaran yang diperhitungkan sebagai biaya pada BUMN.

3. Saldo dana PKBL yang teralokasi sampai dengan akhir tahun

sebelumnya.

4. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau

jasa giro dari dana Program Kemitraan.

5. Hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan yang masih tersisa dari dana tahun

sebelumnya.

6. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada.

7. Sumber lain yang sah.

3.9 Alokasi Biaya Corporate Social Responsibility (CSR) Tahun 2015 – 2018

pada PTPN IV Medan

Tabel 3.3
Alokasi Biaya CSR Program Kemitraan pada PTPN IV Medan
Program Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kemitraan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Sektor
360.000.000 725.000.000 415.000.000 925.000.000
Industri
Sektor
2.580.000.000 8.075.000.000 5.985.000.000 4.705.000.000
Perdagangan
Sektor 60.000.000
205.000.000 445.000.000 85.000.000
Pertanian
Sektor
315.000.000 1.050.000.000 630.000.000 1.295.000.000
Peternakan
Sektor 375.000.000
485.000.000 1.055.000.000 305.000.000
Perkebunan
Sektor
170.000.000 365.000.000 40.000.000 545.000.000
Perikanan
Sektor Jasa 860.000.000 3.050.000.000 3.305.000.000 2.610.000.000
Sektor - - - 100.000.000

Universitas Sumatera Utara


51

Usaha
Industri
Kreatif
Dana
Pembinaan - - - 505.447.078
Kreatif
Jumlah 4.975.000.000 14.675.000.000 10.765.000.000 11.120.447.078

Sumber: Annual Report PTPN IV Medan

Pada tahun 2018, rincian alokasi bentuk pembinaan Program Kemitraan

sebagai berikut :

• Mengikutsertakan mitra binaanya ke ajang Pameran Produk Kreatif Usaha

Kecil Menengah Binaan BUMN, atau Indonesia Creative Product Festival

(ICPF) 2018, yang berlangsung di Gedung Putra World Trade Center

(PWTC) Kuala Lumpur, Malaysia, 13-15 April 2018.

• Promosi dan pemasaran produk usaha snack, kerajinan bordir, mukenah, dan

kopi sakura di Pameran Pekan Raya Sumatera Utara.

• Pelaksanaan study visit UKM Mitra Binaan Unit PKBL PTPN IV di DIY

Jawa Tengah, yang diikuti oleh 12 Mitra Binaan.

• Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan di LPP Kampus Medan, yang diikuti

oleh 10 Mitra Binaan.

• Pelaksanaan kegiatan Festival Budaya dan Oleh-Oleh Tabagsel Tahun 2018

“Kebangkitan Budaya dan Oleh-oleh Tabagsel Menjangkau Nusantara dan

Dunia” di Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan.

• PTPN IV telah menyalurkan dana kemitraan kepada Kelompok Usaha,

diantaranya kelompok usaha peternak.

Universitas Sumatera Utara


52

Tabel 3.4
Alokasi Biaya CSR Program Bina Lingkungan pada PTPN IV Medan
Program Bina Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Lingkungan (Rp) (Rp) (Rp)
Pendidikan / Pelatihan 308.040.000 195.000.000 503.491.000
Peningkatan Kesehatan 401.443.000 27.500.000 53.000.000
Pengembangan Sarana
2.592.489.306 1.921.084.273 4.560.972.016
dan Prasarana Umum
Sarana Ibadah 1.025.381.981 985.530.988 1.761.838.907
Pelestarian Alam 160.350.000 - 148.478.600
Pengentas Kemiskinan 541.810.000 1.819.431.174 3.010.418.000
Peningkatan Kapasitas
24.458.000 24.109.500 -
Mitra Binaan
Korban Bencana Alam - 89.300.000 511.970.588
Jumlah 5.053.972.287 5.061.956.495 10.550.169.111
Sumber: Annual Report PTPN IV Medan

Pada tahun 2018, rincian alokasi Program Bina Lingkungan sebagai berikut:

• Pemberian beasiswa kepada siswa-siswi di sekitar wilayah unit kebun PTPN

IV yang kurang mampu, mulai Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah

Atas.

• PTPN IV membuka program bimbingan belajar gratis masuk SNMPTN di

sekitar wilayah unit kebun PTPN IV.

• Pemberian beasiswa program DIII di LPP Yogyakarta kepada masyarakat

kurang mampu di sekitar unit kebun PTPN IV.

• Memberikan kontribusi melalui program kegiatan sosialisasi pencegahan dan

penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang (narkoba) yang ditujukan

kepada masyarakat di wilayah sekitar unit kebun PTPN IV.

• Pelaksanaan program penaburan benih ikan di wilayah sekitar unit kebun

PTPN IV.

• Pemberian bantuan untuk pembangunan balai ekonomi desa di Desa Sambeng

Kecamatan Borobudur, Magelang.

Universitas Sumatera Utara


53

• Realisasi Program Gerakan Nasional Peduli Lingkungan Pekerja Rentan (GN

Lingkaran) di sekitar wilayah kerja PTPN IV.

• Pemberian bantuan penanaman bibit pohon mangrove di pesisir bibir pantai

Unit Kebun Batang Laping PTPN IV.

• Pemberian bantuan air bersih di Desa Pare-Pare Hilir Kecamatan Marbou,

Kabupaten Labura.

Tabel 3.5
Alokasi Biaya CSR Program Pengembangan dan Pembangunan Sarana dan
Prasarana pada PTPN IV Medan
Program Pengembangan dan Tahun 2015 Tahun 2016
Pembangunan Sarana dan Prasarana (Rp) (Rp)
Pembangunan Jalanan 4.862.000.000 647.631.748
Perbaikan Jembatan 917.000.000 -
Pembuatan Parit 1.915.000.000 -
Pembuatan Bendungan 71.000.000 912.461.480
Lainnya 2.854.000.000 -
Jumlah 10.619.000.000 1.560.093.228
Sumber: Annual Report PTPN IV Medan

Pada tahun 2018, realisasi penyaluran dana CSR mencapai Rp 4,23 miliar.

Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN IV pada

tahun 2018 antara lain:

• Pembangunan Jembatan Beton Gelagar Besi Baja di Desa Titi Merah,

Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara.

• Pembuatan Parit Beton di Nagori Pina Ratus, Kecamatan Jorlang Hataran,

Kabupaten Simalungun.

• Pengerasan Jalan menggunakan Batu Pitrun di Dusun III dan IV, Desa Huta

Bagasan, Kecamatan BP. Mandoge, Kabupaten Asahan.

• Pembuatan Lening Parit di Nagori Jaya I, Kecamatan Bandar Huluan,

Kabupaten Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


54

• Peningkatan Pengerasan Jalan Huta Ujung Kapal menuju Persawahan Huta

Ujung Kapal di Nagori Mancuk, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten

Simalungun.

• Program Mudik Gratis BUMN tahun 2018 yang berlokasi di Kantor Direksi

PT.Perkebunan Nusantara IV, Medan, Sumatera Utara.

• PTPN IV menggelar bakti sosial donor darah dan pemeriksaan gratis, bekerja

sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan dan PT Kalbe

Farma.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilakukan melalui investasi pada

divisi litbang, dan pada beberapa kasus, kegiatan ini terbukti mampu memberikan

dampak perubahan sosial positif. Memang pemerintah punya keterbatasan

menyediakan dana litbang, tetapi di lain pihak, perusahaan mempunyai sumber

dana investasi tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR)

yang dapat memberikan kontribusi pada litbang. Melalui kegiatan litbang, inovasi

teknologi dapat diciptakan. Inovasi ini juga dapat menciptakan perubahan maka

perusahaan sebaiknya mulai memikirkan cara berinvestasi pada litbang dalam

strategi CSR-nya.

Untuk mengukur keberhasilan CSR pada PT. Perkebunan Nusantara IV

Medan, penulis mengacu pada konsep keberhasilan CSR seperti yang dipaparkan

diatas. Berdasarkan pembahasan dan uraian pada bab – bab sebelumnya dapat

disimpulkan hal – hal sebagai berikut:

1. Perhitungan CSR pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan menggunakan

pedoman akuntansi yang jelas dan sesuai dengan peraturan, surat edaran, dan

undang – undang yang ada.

2. PT. Perkebunan Nusantara IV Medan sudah berhasil dalam pelaksanaan CSR

yang terbukti banyak mendapat penghargaan dan juga sertifikat.

3. Sebagai wujud tanggung jawab sosial Perusahaan kepada Pemangku

Kepentingan di sekitar wilayah operasionalnya, PTPN IV melaksanakan

55

Universitas Sumatera Utara


56

program tanggung jawab sosial, yang berdampak positif terhadap masyarakat

untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan.

4.2 Saran

Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, penulis mencoba memberikan

saran – saran bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) harus lebih

aktif lagi dalam usahanya mengumpulkan informasi , pendapat dan saran

masyarakat, dan stakeholder mengenai citranya yang dapat digunakan

sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kemajuan perusahaan.

2. PT. Perkebunan Nusantara IV Medan seharusnya menyediakan laporan

berkelanjutan yang terbaru pada web PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

agar setiap orang dapat mengaksesnya.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

(https://www.jurnal.id/id/blog/2017-6-komponen-perencanaan-bisnis-
penting-untuk-perusahaan/27 april/14.33)

(https://www.jurnal.id/id/blog/etika-bisnis-dan-tanggungjawab-sosial-
perusahaan/29 April/13.48)

(https://bangazul.com/definisi-tanggungjawab-sosial-atau-corporate-social-
responsibility/29 April/14.10)

(http://ciptakanide.blogspot.com/2014/10/pengertian-tanggung-jawab-
sosial.html/29 April/14.51 )

(https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fstatic.aqa.org.u
k%2Fassets%2Fimage%2F0018%2F306711%2F00159767-FA00136323/10
Mei/17.32)

(https://guruakuntansi.co.id/csr-corporate-social-responsibility/11 Mei/15.14)

(https://sahabatnesia.com/pengertian-manfaat-fungsi-contoh-csr-adalah/12
Mei/12.38)

(http://www.ptpn.co.id/22 April/22.01)

Radyati, Maria R. Nindita. 2014. Suistanable Business dan Corporate Social


Responsibility (CSR) First Edition. Jakarta Pusat: CECT Trisakti University
Indonesia.

Wati, Lela Nurlaela. 2019. Model Corporate Social Responsibility (CSR). Jawa
Timur: Myria Publisher. Cetakan Pertama.

Said, Achmad Lamo. 2018. Corporate Social Responsibility dalam Perspektif


Goverance. Yogyakarta: Deepublish. Edisi 1.

Limberg, Godwin dkk. 2009. Bukan hanya laba: Prinsip-prinsip bagi


perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. Bogor Barat: CIFOR.

57

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai