Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Dilaksanakan pada :
1 September 2020 s/d 30 September 2020
Disusun Oleh :
Ghefura Nur Kahfi (1305617021)
i
KATA PENGANTAR
2. Ibu Ratri, Ibu Murni, Ibu Sentya dan Bapak Hara sebagai pembimbing
lapangan yang telah menerima, mengajarkan dan memberi masukan se-
lama kegiatan PKL.
Dalam kegiatan ini, penulis sadar bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan karena kurangnya pengetahuan dan komunikasi. Untuk itu, penu-
lis mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar menjadi lebih baik
lagi di masa yang akan datang.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi siapa saja
yang membacanya yang dapat dijadikan sumber penelitian atau penulisan se-
lanjutnya.
Bekasi
ii
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4 Metode Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
iii
4 PENUTUP 22
4.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
4.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
Daftar Pustaka 23
LAMPIRAN 25
iv
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
Bab 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Penulisan laporan praktik kerja lapangan ini memiliki tujuan sebagai
berikut :
1.3 Manfaat
Manfaat praktik kerja lapangan ini dibagi menjadi tiga, yakni :
1. Untuk Penulis
2. Untuk Universitas
2
1.4 Metode Pelaksanaan
Metode pelakasanaan dalam kegiatan praktik kerja lapangan (PKL)
di Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah partisipasi. Partisipasi yak-
ni kegiatan keterlibatan secara sukarela oleh individu dalam perubahan yang
ditentukan sendiri. Kegiatan partisipasi dalam PKL berarti melakukan peker-
jaan apa yang dilakukan karyawan BSN serta mengamati dan mengevaluasi
prosesnya.
3
Bab 2
PELAKSANAAN PRAKTIK
KERJA LAPANGAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai profil secara umum mengenai Ko-
mite Akreditasi Nasional (KAN) yang merupakan tempat pelaksaanaan PKL
bagi penulis. KAN merupakan lembaga Non-Departemen di bawah naungan
Badan Stadardisasi Nasional (BSN) dan bertanggung jawab kepada Presiden
Republik Indonesia dengan tugas utama memberikan akreditasi kepada Lem-
baga Penilai Kesesuaian.
2.1 Profil
Dalam sub-bab ini akan diuraikan mengenai sejarah singkat, tugas dan
fungsi, visi dan misi serta struktur organisasi Badan Standardisasi Nasional
(BSN) maupun Komite Akreditasi Nasional (KAN).
2.1.1 Sejarah
Standardisasi di Indonesia dimulai sejak 1928. Saat itu dibentuk lem-
baga bidang standardisasi yang fokus pada penyusunan standar untuk bahan
bangunan, alat transportasi dilanjutkan dengan standar instalasi listrik dan
persyaratan jaringan distribusi listrik.
Pada 1951 terbentuk Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (YDNI)
yang mewakili Indonesia menjadi anggota International Electrotechnical Com-
mission (IEC) pada 1966. Kiprah YDNI berlanjut pada 1995 saat mewaki-
li Indonesia menjadi anggota International Organization for Standardization
(ISO).
Pada tahun 1973, Pemerintah menetapkan Program Pengembangan
Sistem Nasional untuk Standardisasi sebagai program prioritas. Pada tahun
1976 terbentuk Panitia Persiapan Sistem Standardisasi Nasional. Pemerin-
tah kemudian membentuk Dewan Standardisasi Nasional (DSN) pada 1984
dengan tugas pokok menetapkan kebijakan standardisasi, melaksanakan koo-
rdinasi dan membina kerjasama di bidang standardisasi nasional.
4
Pada 26 Maret 1997, pemerintah memutuskan membentuk BSN un-
tuk menggantikan fungsi DSN. Terbentuknya BSN memperkuat fungsi koo-
rdinasi kegiatan standardisasi di Indonesia, sehingga penetapan standar yang
sebelumnya bersifat sektoral di beberapa kementerian/lembaga, menjadi satu
sebagai acuan nasional.
Misi
Untuk mewujudkan Visi BSN tersebut di atas serta menyelarask-
an dengan salah satu misi pembangunan nasional, diperlukan tindakan nyata
sesuai dengan tugas dan fungsi BSN, maka misi BSN sebagai berikut :
5
Gambar 2.1: Struktur Organisasi BSN
6
standardisasi dan penilaian kesesuaian.
pada gambar (2.2) terlihat bahwa KAN dipimpin oleh sekretaris jenderal
dan memiliki 2 divisi, yakni Direktorat Akreditasi Laboratorium dan Lem-
baga Inspeksi serta Direktorat Sistem Akreditasi dan Harmonisasi. Penulis
ditempatkan di divisi Direktorat Sistem Akreditasi dan Harmonisasi yang ber-
tugas menyiapkan kebijakan sistem, pembinaa, pelatihan, pelaksanaan akre-
ditasi serta evaluasi sitem dan pelatihan.
7
2.3 Program pelaksanaan PKL
Pada divisi Direktorat Sistem dan Harmonisasi Akreditasi di KAN, pe-
nulis melakukan updating web KAN untuk dan pengelolaan sumber daya ma-
nusia (SDM).
8
Bab 3
STUDI KASUS/ANALISA
PEKERJAAN
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pekerjaan yang dilakukan sela-
ma PKL. Apa saja yang dikerjakan, kendala yang dihadapi serta solusi yang
diterapkan. Pekerjaan yang dilakukan penulis merupakan sebuah proyek yang
digunakan untuk menyambut Asia Pacific Accreditation Cooperatio (APAC)
yang dilakukan pada November 2020. Kegiatan ini merupakan kerjasama in-
ternasional yang dibagun antara KAN dengan pihak asosiasi akreditasi dunia.
9
Gambar 3.1: Laman web KAN
10
3.1.3 Pengelolaan web KAN-MIS
Web KAN-MIS merupakan database KAN secara online. Web ini ber-
sifat rahasia dan hanya dibuka oleh para pegawai dan personil KAN. Untuk
menyambut APAC nanti, web KAN-MIS diharapkan segera rampung agar
mendapat penilaian yang bagus. Data-data yang akan di input ke dalamnya
berasal dari database SDM yang dibuat sebelumnya.
3. Tidak melakukan pekerjaan di saat hujan dan siang hari karena padawa
tersebut merupakan waktu kemacetan di internet. Selain itu, melakukan
pekerjaan di luar hari kerja (sabtu-minggu).
3.3 Pengembangan
PKL merupakan kegiatan mengasah dan menerapkan kemampuan serta
ilmu yang di dapat dalam proses pembelajaran. Selain pekerjaan yang telah
ditentukan pihak instansi, diperlukan juga pengembangan. Hal ini dilakukan
agar kegiatan ini tidak menjadi sia-sia. Penulis melakukan pengembangan
pekerjaan terhadap produksi sertifikat dan lampiran yang diproduksi.
11
3.3.1 Pendahuluan
Proses produksi tidak terlepas dari kehidupan manusia. Salah satu
proses produksi yang sering dijumpai yakni produksi sertifkat. KAN adalah
satu-satunya lembaga pemerintah yang mengeluarkan sertifikat mengenai uji
kelayakan standar. Selain mengeluarkan sertifikat, KAN juga mengeluarkan
lampiran mengenai hal-hal yang layak diuji. Sertifikat dan lampiran ini digu-
nakan pihak penyelenggara sebagai bahan pertanggung-jawaban kepada para
konsumen mereka.
Sama halnya seperti perusahaan yang dikeluarkan sertifikat oleh
KAN. KAN juga memiliki tanggung-jawab dalam meproduksi sertifikat dan
lampiran tersebut. Proses produksi tersebut diharapkan berjalan lancar dan
tidak menemukan kesalahan. Sertifikat dan lampiran diproduksi sesuai dengan
pengajuan pihak klien serta peraturan yang ada (seperti Konsil, APAC, dan
voting).
Sertifikat dan lampiran yang diuji mengandung beberapa informasi,
yakni nama, alamat laboratorium, no. akreditasi, jenis bahan yang di-uji,
no.telepon, ttd pihak perusahaan, alamat email, masa berlaku, dan beberapa
informasi lainnya. Dari banyaknya informasi yang tercantum, penulis mela-
kukan analisis terhadap kesalahan internal yang dibuat. Hal ini digunakan
untuk melihat seberapa telitinya pembuatan sertifikat dan lampiran.
Kegiatan proses produksi yang terus menerus akan menimbulkan bebe-
rapa variasi karena berbagai faktor. Oleh karena itu dibutuhkan alat Statistic
Process Control (SPC) untuk melihat adanya variasi dalam proses. Dalam pe-
nulisan ini, metode SPC yang dipakai adalah grafik kendali X̄ −R(berdasarkan
nilai rata-rata dan range) dan Cumulative Sum(CUSUM).
Dalam tulisan in, penulis akan membahas apakah kesalahan produksi
sertifikat dan lampiran yang diproduksi oleh KAN sudah berada dalam ken-
dali? Sehinnga tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kesalahan proses
produksi sertifkat dan lampiran terhadap batas kendali pada grafik kendali
X̄ − R dan CUSUM. Tulisan ini supaya bermanfaat untuk acuan KAN dalam
mengendalikan produksi sertifikat dan lampiran agar dapat mengurangi biaya
produksi. Selain itu, juga dapat memberi manfaat untuk penulis lain yang
akan membandingkan grafik kendali X̄ − R dan CUSUM.
12
Grafik Kendali
Grafik kendali adalah salah satu alat pengendalian kualitas yang
paling umum dipakai. Grafik kendali digunakan untuk memonitor apakah
suatu proses dalam keadaan terkendali atau tidak, sehingga dapat dilakukan
pemecahan masalah atau langkah-langkah untuk perbaikan kualitas. Jenis
data yang dapat digunakan dalam grafik kendali yakni ukuran subgrup, n > 1,
dan ukuran set sampel(jumlah subgrup), m ≥ 20.
Grafik kendali bekerja dengan menetapkan batas-batas kendali dan
nilai tengah. Pada umumnya, grafik kendali memakai batas kendali 3-σ sebagai
berikut.
Suatu proses dikatakan terkendali jika jika data tidak keluar dari
batas – batas pengedali dan tidak menunjukan pola tertentu. Secara umum
grafik kendali dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:
13
maka µ
b dapat diduga dengan
m
1 X
b = x̄¯ =
µ x̄i (3.1)
m i=1
dan
14
U SL−X̄ X̄−LSL
Cpu = 3σ
Cpl = 3σ
dengan :
Ci : CUSUM ke-i
x̄i : sampel ke-i
µ0 : nilai target
15
dengan :
K = kσ (3.4)
3.3.3 Pembahasan
Pengumpulan Data
Data diambil dari KAN pada tanggal 14 April 2020 s/d 11 September
2020. Data ini merupakan data sekunder dan dapat dilihat dalam tabel pada
lampiran. Pada data tersebut terdapat m= 71 set sampel yang dilihat dari
jumlah tanggal produksi. Dan ukuran subgrup, yaitu n= 6 yang dilihat dari
beberapa kategori kesalahan berikut:
16
1. Revisi, mencakup kesalahan pada jenis bahan yang diuji dan halaman
3. Masa berlaku
5. No.Akreditasi
Pengolahan Data
Metode yang digunakan dalam penentuan grafik kendali adalah me-
tode statistical proses control (SPC) dengan menggunakan grafik kendali X
bar, R dan CUSUM. Grafik kendali X̄ − R dan CUSUM digunakan dalam me-
tode ini dikarenakan dapat memonitor dan mengevaluasi apakah suatu proses
berada dalam pengendalian kualitas. Melalui grafik kendali X̄ − R dan CU-
SUM kita dapat melihat apakah kesalahan produksi sertifikat dan lampiran
berada dalam batas kontrol.
Pada tabel (3.1) di atas menunjukkan nilai rata-rata (Mean), standar error
(Std.error ), nilai median (Median), standar deviasi (Std. Dev), nilai varians
(Variance), Skewness, Kurtosis, jangkauan Range, nilai minimum (Min), nilai
maksimum (Max), total nilai data (Sum), dan jumlah pengukuran (Count) =
71 sampel. Dari tabel (3.1) terlihat nilai Skewness bernilai positif maknanya
17
distribusi data “miring ke kiri dari distribusi normal” artinya ada frekuensi
nilai yang tinggi di sebelah kiri titik tengah distribusi normal. Kurtosis berni-
lai positif maknanya distribusi data “meruncing” artinya ada satu nilai yang
mendominasi.
Nilai tabulasi untuk grafik kendali X̄ dapat dilihat dalam tabel (4.2).
Sedangkan nilai tabulasi range(R) dapat dilihat dalam tabel (4.3)
18
Gambar 3.3: Grafik Kendali X̄
of control pada titik 3 ,5, 11, 18, 29, 38, 40, 52, dan 56. Data out of control
adalah data yang keluar dari batas yang telah ditetapkan. Data out of control
pada R menunjukkan bahwa grafik kendali X̄ juga tidak terkendali.
Gambar (3.3) adalah grafik pengendali X̄ menggunakan program R.
Pada grafik tersebut terlihat data fluktuatif yang berarti kesalahan produk-
si berbeda tiap harinya. Grafik tersebut juga tidak terlihat membentuk pola
khusus yang menandakan terjadinya kesalahan musiman. Terdapat 6 data out
of control pada titik 3 ,5, 18, 38, 40, dan 52.
R̄ 1.113
σ
b= = = 2.82
d2 2.534
σ 2.82
σx̄ = √ = √ = 1.151
b
n 6
dan
kemudian dihitung batas atas dan bawah untuk grafik kendali CUSUM
U CL = H = hσx̄ = 4(1.151) ≈ 5
LCL = −H ≈ −5
19
Gambar 3.4: Grafik Kendali CUSUM
dapat diduga dengan µb0 = x̄¯ = 0.254. Kemudian, akan ditentukan nilai-nilai
untuk plot Ci + dan Ci − seperti pada tabel (4.4).
Gambar (3.4) adalah grafik kendali CUSUM menggunakan program
R. Pada grafik tersebut terlihat bahwa terdapat 10 nilai Ci + dan 8 nilai Ci −
yang out of control. Hal ini menandakan terdapat gap yang besar terhadap ke-
salahan yang dilakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesaalhan produksi
sertifikat dan lampiran tidak terkendali secara statistik.
20
Gambar 3.5: Grafik Kapabilitas Proses
(3.5) adalah keslahan terkecil, yakni 0. Selain itu, dalam gambar (3.5) terli-
hat bahwa 2 interval data melewati batas USL, tetapi nilainya sangat kecil hal
ini berarti data out of control hanyalah sedikit.
21
Bab 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah salah satu instansi yang
tepat untuk dirujuk sebagai tempat praktik kerja lapangan (PKL) maupun
pengembangan ilmu dan profesionalisme. Hal ini dikarenakan ramahnya para
pekerja dan banyak ilmu yang di dapatkan yang tidak dipelajari di kampus.
Salah satu ilmu yang didapat yakni, keterampilan pengelolaan laman web.
Selama pelaksanaan PKL disana, penulis tidak dianggap seperti ma-
hasiswa PKL, tetapi sebagai karyawan. Sehingga, penulis dijadikan sebagai
rekan kerja dan diberi pekerjaan penuh bukan hanya sekadar membantu tugas
mereka. Selain itu, kami juga diajak untuk melaksanakan rapat oleh seluruh
anggota KAN (dapat dilihat dalam gambar (4.1).
Berdasarkan uraian pembahasan terhadap pengendalian kesalahan
dalam proses produksi sertfikat dan lampiran di KAN di atas, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan. Berdasarkan Statistik deskriptif nilai Skewness
bernilai positif maknanya distribusi data “miring ke kiri dari distribusi normal”
artinya ada frekuensi nilai yang tinggi di sebelah kiri titik tengah distribusi
normal. Kurtosis bernilai positif maknanya distribusi data “meruncing” arti-
nya ada satu nilai yang mendominasi.
Dilihat berdasarakan grafik kendali. batasan pengawasan menggunakan
grafik kendali belum terlaksana dengan baik(tidak sesuai yang ditargetkan).
Hal ini dibuktikan dengan adanya data out of control pada grafik X̄ − R dan
yang lebih spesifik CUSUM. Selain itu, terdapat juga sinyal-sinyal bahwa data
akan textitout of control yang ditunjukkan oleh titik kuning di akhir-akhir
grafik.
Jika dilihat dari nilai kapabilitas proses, baik yang didapat dengan program
R maupun perhitungan manual menggunakan 3 −σ, yakni Cp = 0.793, Cpl =
0.192 dan Cpk = 0.192. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan produksi sertfi-
kat masih kurang baik. Tetapi, produksi sertfikat dan lampiran dapat dikatak-
an baik. Kenapa? karena makin buruk kesalahan maka semakin baik kualitas
produksi. Sehingga walaupun banyak kesalahan dan kesalahan memiliki vari-
abilitas tinggi, tetapi produksi tidak berjalan merugi.
22
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari penulis, yakni membangun ker-
jasama antara pihak UNJ, terutama prodi Matematika, dengan instansi agar
memudahkan mahasiswa mencari dan tempat praktik kerja lapangan (PKL).
Sedangkan berdasarkan uraian pembahasan terhadap pengendalian
kesalahan dalam proses produksi sertfikat dan lampiran di KAN maka penulis
memberi saran yakni, meningkatakan ketelitian karena kesalahan yang dibuat
murni dari human error. Mengubah cara membuat atau menerapkan metode
lain untuk memproduksi sertifikat dan lampiran. Di industri 4.0, penulis me-
nyarankan pembuatan aplikasi agar pembuatan sertifikat dan lampiran dapat
otomatis terbuat dan meminimalisir kesalahan yang terjadi.
23
Bibliografi
[Faisal] Faisal, Muhamad. Asmoro, Wiratno Argo. Sugiantoro, Edy. 2017. ”Pe-
ningkatan Kualitas Monitoring Proses Produksi Alumunium Foil : Evaluasi
Kinerja Furnace dengan Computation Fluid Dynamics dan Kualitas Pro-
ses dengan Statistical Process Control (SPC-EWMA, CUSUM)”, Jurnal
Simetris Vol.08 No. 02 . 449-456.
[Helena] R.S, Helena Sisilia. Tannady, Hendy. 2017. ”Process Capability Pro-
cess Analysis pada NUT ”, Jurnal Teknik Industri, Vol.12, No.2. 137-142
24
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Foto Rapat Anggota KAN
25
LAMPIRAN 2 : Code R dalam membuat grafik kendali
26
LAMPIRAN 3 : Nilai-nilai A2 , , , untuk membuat grafik kendali
27
LAMPIRAN 4 : Data Sampel
28
Jenis kesalahan yang terjadi Persen-
Tanggal Jumlah
Re- A- Masa No. tase
Gan- Nama
vi- la- Ber- Akre- Ke-
da Lab
si mat laku ditasi salahan
18/06/’20 4 0 0 0 0 0 0 0.000
19/06/’20 16 0 0 1 0 0 0 6.250
22/06/’20 4 0 0 0 0 0 0 0.000
23/06/’20 14 0 0 0 0 0 0 0.000
24/06/’20 4 0 0 0 0 0 0 0.000
25/06/’20 12 4 0 0 2 0 0 50.000
28/06/’20 7 1 0 1 0 0 0 28.571
29/06/’20 34 3 0 0 0 0 2 14.706
30/06/’20 4 0 0 0 0 0 0 0.000
02/07/’20 21 1 0 0 0 0 1 9.524
03/07/’20 7 1 0 0 0 0 0 14.286
06/07/’20 3 1 0 0 0 0 0 33.333
08/07/’20 3 1 0 0 0 0 0 33.333
10/07/’20 3 0 0 0 0 0 0 0.000
14/07/’20 56 1 0 0 0 1 0 3.571
15/07/’20 2 1 0 0 0 0 0 50.000
16/07/’20 5 2 0 0 0 0 1 60.000
20/07/’20 4 1 0 1 0 0 1 75.000
22/07/’20 26 1 0 0 0 0 1 7.692
23/07/’20 14 0 0 0 0 0 5 35.714
24/07/’20 4 2 0 0 0 0 0 50.000
27/07/’20 9 0 0 0 1 0 1 22.222
28/07/’20 7 0 0 0 0 0 0 0.000
04/08/’20 38 0 0 0 3 0 0 7.895
07/08/’20 1 0 0 0 0 0 0 0.000
12/08/’20 19 0 0 0 0 0 0 0.000
23/08/’20 70 2 0 0 0 0 0 2.857
26/08/’20 3 0 0 0 0 0 0 0.000
27/08/’20 4 0 0 0 0 0 0 0.000
28/08/’20 26 0 0 0 0 0 0 0.000
31/08/’20 3 0 0 0 0 0 0 0.000
01/09/’20 5 0 0 0 0 0 0 0.000
02/09/’20 6 0 0 0 0 0 0 0.000
03/09/’20 4 1 0 0 0 0 0 25.000
07/09/’20 8 1 0 0 0 0 0 12.500
08/09/’20 4 1 0 0 0 0 0 25.000
09/09/’20 9 0 0 0 0 0 1 11.111
10/09/’20 8 0 0 0 0 0 0 0.000
11/09/’20 6 0 0 0 0 0 0 0.000
29
No. Subgrup X̄ No. Subgrup X̄
1 0.333 37 0.000
2 0.167 38 1.000
3 0.833 39 0.333
4 0.167 40 0.833
5 1.667 41 0.000
6 0.167 42 0.333
7 0.167 43 0.167
8 0.000 44 0.167
9 0.667 45 0.167
10 0.000 46 0.000
11 0.667 47 0.333
12 0.000 48 0.167
13 0.000 49 0.500
14 0.000 50 0.500
15 0.667 51 0.333
16 0.167 52 0.833
17 0.333 53 0.333
18 1.000 54 0.333
19 0.000 55 0.000
20 0.000 56 0.500
21 0.167 57 0.000
22 0.000 58 0.000
23 0.167 59 0.333
24 0.000 60 0.000
25 0.500 61 0.000
26 0.500 62 0.000
27 0.333 63 0.000
28 0.000 64 0.000
29 0.500 65 0.000
30 0.167 66 0.167
31 0.000 67 0.167
32 0.667 68 0.167
33 0.000 69 0.167
34 0.167 70 0.000
35 0.000 71 0.000
36 0.000
30
No. Subgrup R No. Subgrup R
1 2.000 37 0.000
2 1.000 38 4.000
3 5.000 39 1.000
4 1.000 40 3.000
5 4.000 41 0.000
6 1.000 42 1.000
7 1.000 43 1.000
8 0.000 44 1.000
9 2.000 45 1.000
10 0.000 46 0.000
11 4.000 47 1.000
12 0.000 48 1.000
13 0.000 49 2.000
14 0.000 50 1.000
15 1.000 51 1.000
16 1.000 52 5.000
17 2.000 53 2.000
18 5.000 54 1.000
19 0.000 55 0.000
20 0.000 56 3.000
21 1.000 57 0.000
22 0.000 58 0.000
23 1.000 59 2.000
24 0.000 60 0.000
25 2.000 61 0.000
26 2.000 62 0.000
27 1.000 63 0.000
28 0.000 64 0.000
29 3.000 65 0.000
30 1.000 66 1.000
31 0.000 67 1.000
32 2.000 68 1.000
33 0.000 69 1.000
34 1.000 70 0.000
35 0.000 71 0.000
36 0.000
31
No. Subgrup Ci+ Ci− No. Subgrup Ci+ Ci−
1 0.000 0.000 37 0.000 -3.642
2 0.000 0.000 38 3.664 0.000
3 2.734 0.000 39 3.609 0.000
4 1.750 0.000 40 6.344 0.000
5 9.133 0.000 41 4.430 -0.914
6 8.149 0.000 42 4.375 0.000
7 7.164 0.000 43 3.390 0.000
8 5.250 -0.914 44 2.406 0.000
9 7.055 0.000 45 1.421 0.000
10 5.140 -0.914 46 0.000 -0.914
11 6.945 0.000 47 0.000 0.000
12 5.031 -0.914 48 0.000 0.000
13 3.116 -1.829 49 0.875 0.000
14 1.202 -2.743 50 1.750 0.000
15 3.007 0.000 51 1.695 0.000
16 2.022 0.000 52 4.430 0.000
17 1.968 0.000 53 4.375 0.000
18 5.632 0.000 54 4.320 0.000
19 3.718 -0.914 55 2.406 -0.914
20 1.803 -1.829 56 3.281 0.000
21 0.819 -1.813 57 1.367 -0.914
22 0.000 -2.727 58 0.000 -1.829
23 0.000 -2.712 59 0.000 -0.883
24 0.000 -3.626 60 0.000 -1.798
25 0.875 -1.751 61 0.000 -2.712
26 1.750 0.000 62 0.000 -3.626
27 1.695 0.000 63 0.000 -4.540
28 0.000 -0.914 64 0.000 -5.455
29 0.875 0.000 65 0.000 -6.369
30 0.000 0.000 66 0.000 -6.353
31 0.000 -0.914 67 0.000 -6.338
32 1.805 0.000 68 0.000 -6.322
33 0.000 -0.914 69 0.000 -6.307
34 0.000 -0.899 70 0.000 -7.221
35 0.000 -1.813 71 0.000 -8.135
36 0.000 -2.727
Tabel 4.4: Nilai Tabulasi CUSUM
32