Anda di halaman 1dari 22

0

Analisis Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Performa Perbankan


Syariah di Indonesia

Makalah Perbankan Syariah

Oleh :
Dheo Twin Stine Riyanmeila
NIM. 43119120055

Pembimbing
Dr. Sudjono, M.Acc.

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2022
1

TUGAS BESAR KE 2 (TB 2) #20 April 2022


KODE MATA KULIAH: W312100014 (2B7313EL)
MATA KULIAH: PERBANKAN SYARIAH

BAGIAN A - DIISI MAHASISWA


Nama / NIM : Kode Mata Kuliah
Dheo Twin Stine Riyanmeila / 43119120055
W312100014
(2B7313EL)

Nama Dosen: Jenis Asesmen


Dr. Sudjono, M.Acc. Menyusun Makalah

Tidak Ada Perpanjangan atau Pengumpulan yang Batas Akhir Pengumpulan


Boleh Terlambat Selasa, 17 Mei 2022
Batas Akhir Penyerahan Jenis Tugas :
Selasa, 17 Mei 2022 Menyusun makalah dengan topik (pilih salah satu):
1. Hambatan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Sertakan link bukti upload di 2. Fenomena Pandemi Covid-19 terhadap Perbankan Syariah
https://www.scribd.com/upload- 3. Kendala dan Solusi Bagi Hasil pada Perbankan Syariah
document 4.
Pernyataan:
Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca dan setuju
untuk mematuhi peraturan UMB tentang plagiarisme dan penjiplakan dan kebijakan dan prosedur di
Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan sehingga tidak ada unsur plagiarisme
atau penjiplakan akademik.

Dheo Twin Stine ............................ .............................. ............................


Tanda tangan:
2

BAGIAN B - DIISI DOSEN PENGAMPU


Capaian Pembelajaran (CPMK)
1. Mampu mengidentifikasi Pembiayaan Murabahah (CPMK-4)
2. Mampu mengidentifikasi Pembiayaan Ijarah dan IMBT (CPMK-4)
3. Mampu mengidentifikasi Pembiayaan Istishna (CPMK-4)
4. Mampu mengidentifikasi Pembiayaan Musyarakah (CPMK-4)
5. Mampu mengidentifikasi Pembiayaan Qardh (CPMK-4)
6. Mampu mengidentifikasi Transaksi Zakat dan transaksi produk berbasis imbalan (CPMK-4)
7. Mampu menilai Manajemen Risiko Bank Syariah (CPMK-5)

Pernyataan:
Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca dan setuju
untuk mematuhi peraturan Universitas tentang plagiarisme dan penjiplakan dan kebijakan dan prosedur
di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan sehingga tidak ada unsur
plagiarisme atau penjiplakan akademik.

Komponen Penilaian Nilai Nilai Diberikan


Maksimal
PENILAIAN MAKALAH:
1. Sistematika (10%) 1. N x 10%
2. Ketepatan Isi Makalah (45%) 2. N x 45%
3. Ketepatan Kesimpulan dan saran (45%) 3. N x 45%

Total 100% Nilai


Maksimal
100%
Tanda tangan Tanggal Total Total Nilai

Apakah ada penambahan Pengurangan keterlambatan Pengurangan: Nilai Akhir:


waktu? pengumpulan:
Kesepakatan pengumpulan: Pengurangan
TIDAK YA 5 Poin dari
Total Nilai

Ya / Tidak
Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
3

ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID 19 TERHADAP PERFORMA


PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Besar 2 Mata Kuliah Perbankan Syariah


Program Studi S1 Manajemen

Oleh :
Dheo Twin Stine Riyanmeila
NIM. 43119120055

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2022
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat, dan
karunia Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perbankan Syariah dengan judul “Analisis Dampak
Pandemi Covid 19 Terhadap Performa Perbankan Syariah di Indonesia”. Melalui pembuatan tugas
ini saya diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang Fenomena Pandemi Covid 19 terhadap
Perbankan Syariah.
Dalam menyelesaikan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Harapan saya semoga makalah ini dapat memberi manfaat positif bagi para pembaca. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepannya.

Jakarta, 17 Mei 2022

Penyusun
5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 4
DAFTAR ISI 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 6
1.2 Batasan Masalah 7
1.3 Rumusan Masalah 7
1.4 Tujuan 8
1.5 Manfaat 8
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory 9
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu 12
2.3 Hipotesis 13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penerapan 14
3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek 16
3.3 Pembahasan 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 19
4.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA
6

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid 19 merupakan salah satu fenemona besar di bidang kesehatan yang
terjadi sejak tahun 2019 hingga saat ini, yang mana telah terjadi di seluruh dunia.
Pandemi tersebut diakibatkan oleh virus yang menyerang ssstem pernapasan makhluk
hidup terutama manusia. Virus Corona tersebut teridentifikasi pertama kali dari China,
yang kemudian tersebar secara cepat menuju negara-negara sekitar hingga
menimbulkan status pandemi di tahun 2019. Fenomena pandemi Covid 19 tersebut
telah memberikan dampak cukup besar terhadap perekonomian global, yakni berupa
krisis ekonomi hingga kondisi resesi. Hal tersebut juga dialami oleh Negara Indonesia
yang menempati urutan ke-19 sebagai negara yang memiliki kasus Covid 19 terbanyak
berdasarkan situs WHO pada 14 Februari 2021. Kondisi pandemi Covid 19 tersebut
secara tidak langsung membatasi aktivitas masyarakat sehari-hari. Karena, adanya
pembatasan sosial melalui berbagai kebijakan pemerintah untuk menurunkan tingkat
penyebaran kasus serta pemberian subsidi dari pemerintah untuk masyarakat yang
membutuhkan. Yang mana, hal tersebut mengakibatkan anggaran pemerintah semakin
membengkak, terganggunya pergerakan ekonomi masyarakat, hingga berdampak
terhadap stabilitas perekonomian secara global.
Pandemi Covid 19 yang terjadi sejak tahun 2019 hingga saat ini, telah memberikan
dampak yang cukup besar dan beragam terhadap aktivitas suatu negara, salah satunya
terhadap bidang perbankan syariah di Indonesia. Perbankan syariah merupakan
lembaga keuangan yang bergerak di bidang kegiatan usaha yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah. Lembaga keuangan tersebut memiliki berbagai produk
penghimpunan dana, penyaluran dana, hingga produk jasa perbankan syariah.
Lembaga perbankan syariah menjadi salah satu sektor yang mengalami dampak dari
pandemi Covid 19, karena sektor tersebut berhubungan langsung dengan aktivitas
ekonomi atau keuangan masyarakat. Maka dari itu, perbankan syariah diharapkan
dapat segera beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid 19, agar tetap dapat
memenuhi keperluan masyarakat.
7

Berdasarkan hasil penelitian Alfira (2021), dampak pandemi Covid 19 tidak hanya
berdampak pada kesehatan masyarakat, namun juga berdampak pada perekonomian
Indonesia khususnya pada lembaga keuangan syariah di pasar modal syariah yaitu
indeks saham gabungan (IHSG) dan melemahnya nilai tukar rupiah. Pergerakan IHSG
di Bursa Efek Jakarta dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Dari sisi
internal, pandemi Covid 19 dan kebijakan social distancing (WFH dan PSBB) di
dalam negeri telah mempengaruhi dinamika pasar saham ditunjukkan dengan
pergerakan indeks IHSG di BEJ. Dari sisi eksternal, pandemi Covid 19 di China dan
Spanyol mempengaruhi dinamika pasar saham di Indonesia. Selain itu, pandemi Covid
19 juga berdampak terhadap adanya pemangkasan pembiayaan secara konservatif.
Oleh karena itu, diperlukan analisa terkait berbagai dampak yang dapat ditimbulkan
oleh pandemi Covid 19 terhadap performa perbankan Syariah di Indonesia. Karena,
dengan begitu dapat diketahui berbagai strategi khusus untuk menghadapi
permasalahan ekonomi akibat pandemi Covid 19.

1.2. Batasan Masalah


Makalah dengan judul “Analisis Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Performa
Perbankan Syariah di Indonesia” ini akan membahas terkait berbagai dampak yang
dihasilkan dari pandemi Covid 19 sejak tahun 2019 hingga saat ini, khususnya pada
sektor ekonomi yang mana berkaitan dengan lembaga keuangan Perbankan Syariah di
Negara Indonesia.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, dapat diketahui rumusan masalah
yang akan dianalisis dalam makalah ini terkait “Apa saja dampak pandemi Covid 19
terhadap performa lembaga keuangan Perbankan Syariah di Indonesia?”
8

1.4. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk meberikan informasi mengenai analisis
dampak pandemi Covid 19 terhadap performa lembaga keuangan perbankan syariah
di Indonesia, agar dapat digunakan sebagai dasar penyusunan strategi khusus untuk
menghadapi permasalahan ekonomi akibat pandemi Covid 19 oleh lembaga perbankan
syariah di Indonesia.

1.5. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui berbagai dampak pandemi
Covid 19 terhadap performa lembaga keuangan perbankan syariah di Indonesia serta
mengetahui langkah apa saja yang perlu dilakukan oleh lembaga keuangan perbankan
syariah di Indonesia untuk menghadapi kondisi pandemi Covid 19 yang masih
berlangsung hingga sat ini.
9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory

Penyusunan teori secara sistematis dalam suatu makalah diantaranya terdiri


atas Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory. Grand theory merupakan
teori-teori yang bersifat makro yang merupakan dasar dari berbagai teori lainnya yang
berada di tingkatan bawah grand theory. Teori jenis ini bersifat makro karena berkaitan
dengan struktur serta berbagai hal yang berada pada tingkatan makro atau bersifat lebih
luas. Middle theory merupakan teori yang berada pada tingkatan menengah, yang mana
lebih focus terhadap berbagai hal yang bersifat makro maupun mikro. Sedangkan,
operational theory merupakan teori yang berada pada tingkatan mikro, yang mana
dapat diterapkan secara langsung dalam konseptualitas yang ada. Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa, dalam makalah ini yang menjadi grand
theory adalah definisi dan jenis dampak, middle theory meliputi teori sikap, sedangkan
operational theory meliputi upaya mewujudkan performa ekonomi yang konsisten.
a. Grand Theory
Dampak menurut Waralah Rd Cristo ( 2008 : 12 ) merupakan suatu hal yang
terjadi akibat sesuatu hal lain yang dilakukan, yang mana dapat bersifat positif
maupu negatif, serta merupaka pengaruh kuat yang dapat menghasilkan akibat
baik negatif maupun positif. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
dampak merupakan benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif
maupun negatif. Sehingga, dapat diketahui bahwa dampak merupakan pengaruh,
akibat, maupun imbas baik yag bersifat psitif maupun negatif dari suatu tindakan
yang dilakukan pada waktu sebelumya. Dampak dapat terjadi dalam berbagai
bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi. Dampak ekonomi menurut Stynes
(2013), merupakan pengaruh yang kuat terhadap kegiatan ekonomi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa indikator dampak ekonomi
menurut Stynes (2013), diataranya adalah sebagai berikut :
1) Direct effect (efek langsung)
Merupakan pengaruh yang dapat langsung dilihat dari koefisien jalur dari
variabel eksogen ke variabel endogen. Selain itu, juga merupakan segala
10

bentuk perubahan sehubugan dengan aktivitas yang telah dilakukan atau


terjadi. Misalnya, penurunan jumlah wisatawan yang menginap di hotel-hotel
akan langsung menghasilkan penurunan penjualan di sektor perhotelan.
Penurunan penjualan tersebut berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran
upah dan gaji karyawan, pajak, dan pemenuhan kebutuhan barang dan jasa.
Hal tersebut merupakan effek langsung (direct effect) dari belanja wisatawan
itu.
2) Indirect effect (efek tidak langsung)
Merupakan pengaruh yang dapat dilihat melalui satu atau lebih variabel
perantara. Perubahan beberapa variabel perantara dapat menimbulkan
dampak tidak langsung. Misalnya, perubahan penjualan, lapangan kerja, dan
penghasilan dalam industri linen (sprei, selimut, bed-cover, handuk, taplak
dan lain-lain) adalah salah satu dari efek tidak langsung (indirect effect) dari
perubahan penjualan hotel. Usaha-usaha pemasok barang dan jasa kepada
perusahaan linen merupakan babak lain dari efek tidak langsung, yang
akhirnya tidak terlepas dari keterkaitan hotel dengan banyak sektor ekonomi
lainnya di daerah itu sampai pada beberapa tingkat.
3) Induced effect (efek yang di induksi)
Merupakan jenis perubahan dalam kegiatan ekonomi yang terjadi karena
hasil induksi dari aktivitas yang dilakukan, baik aktivitas yang menghasilkan
dampak langsung maupun dampak tidak langsung. Misalnya, karyawan hotel
dan industri linen, yang ditunjang langsung atau tidak langsung oleh adanya
pariwisata, membelanjakan uang mereka di daerah setempat untuk
perumahan, makanan, angkutan dan serangkaian kebutuhan barang dan jasa
untuk rumah tangga. Maka penjualan, penghasilan dan lapangan kerja yang
dihasilkan oleh belanja rumah tangga dari tambahan upah, gaji atau
penghasilan pemilik merupakan Efek Induksi (induced effects).
b. Middle Theory
Yang menjadi middle theory dalam makalah ini adalah theory of attitude atau
teori sikap, yang mana merupakan proses evaluasi yang dilakukan oleh individu
terhadap suatu objek, dimana objek tujuan dapat berupa benda, orang, atau
11

informasi. Teori sikap dan perilaku (Theory of Attitudes and Behavior) yang
dikembangkan oleh Triandis (1980), menyatakan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh sikap yang terkait dengan apa yang orang-orang ingin lakukan
serta terdiri dari keyakinan tentang konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-
aturan sosial yang terkait dengan apa yang mereka pikirkan akan mereka, dan
kebiasaan yang terkait dengan apa yang mereka biasa lakukan. Teori sikap dan
perilaku yang dikembangkan oleh Triandis (1971) dipandang sebagai teori yang
dapat mendasari untuk menjelaskan keahlian, pengalaman, kompetensi,
independensi dan profesionalisme auditor. Teori tersebut menyatakan bahwa
perilaku ditentukan oleh sikap, aturan-aturan sosial, dan kebiasaan.
c. Operational Theory
Yang menjadi operational theory dalam makalah ini adalah upaya yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan performa ekonomi yang konsisten. Utuk
mewujudkan hal tersebut, OJK, dan seluruh pemangku kepentingan di sektor
keuangan terus memantau perkembangan pandemi di Indonesia dan menyiapkan
langkah mitigasi terhadap risiko yang dapat muncul dan berkembang. OJK
memperkirakan bahwa stabilitas sistem keuangan sepanjang tahun 2021 masih
dapat terjaga dengan baik, di tengah masih berlanjutnya pandemi dan perubahan
yang terus terjadi baik di sektor keuangan dan perokonomian baik di lingkup
domestik maupun internasional. Kinerja intermediasi jasa keuangan juga masih
berada dalam tren menurun sepanjang tahun 2020 dan diperkirakan akan mulai
meningkat meskipun terbatas di semester pertama tahun 2021. Di lain pihak,
lembaga jasa keuangan mulai meningkatkan pencadangan untuk memitigasi
kenaikan risiko kredit. Selain itu, dana yang dihimpun oleh Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) cenderung meningkat sedangkan hasil investasi di surat berharga
cenderung menurun seiring tren penurunan suku bunga yang diikuti penurunan
suku bunga pasar secara bertahap. Hal ini tentunya memberikan tekanan terhadap
profitabilitas lembaga jasa keuangan secara keseluruhan, termasuk salah satunya
adalah perbankan syariah.
Di sepanjang paruh kedua di tahun 2020, pandemi Covid 19 masih menjadi
faktor utama yang menaungi kondisi perekonomian domestik. Ketidakpastian
12

terkait resolusi pandemi menyebabkan aktivitas perekonomian menurun. OJK


menilai ketahanan industri perbankan sampai dengan akhir tahun 2020 tetap
terjaga, di tengah terus berlanjutnya pandemi dan kinerja perekonomian yang
lebih rendah dari estimasi awal. Seiring dengan peningkatan Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (CKPN), profitabilitas industri perbankan terkontraksi cukup
dalam. Masih berlanjutnya pandemi di sepanjang paruh kedua tahun 2020
menyebabkan keyakinan pelaku usaha turun, sehingga berdampak pada
tertahannya permintaan kredit. Pemulihan pertumbuhan kredit ke depan sangat
ditentukan oleh pemulihan perekonomian.
Di sisi lain, peningkatan giro tidak lepas dari dana stimulus Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN) yang disalurkan oleh Pemerintah, antara lain melalui
Bank BUMN dan BPD sejak bulan Juni 2020. Kenaikan likuiditas di tengah
rendahnya permintaan kredit terefleksi juga dalam penurunan suku bunga
perbankan. Penurunan suku bunga kredit lebih didorong oleh penurunan harga
pokok dana, namun penurunan suku bunga kredit masih lebih lambat dari
penurunan suku bunga dana yang telah turun secara signifikan sampai pada titik
yang terendah. Kedua hal tersebut merupaka beberapa upaya yang dilakukan
pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional, salah satunya dalam
bidang perbankan Syariah di Indonesia. Dengan begitu, kredit diperkirakan akan
berangsur pulih seiring meningkatnya optimisme dan mulai bergeraknya sektor
manufaktur dan meningkatnya daya beli masyarakat.

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu


Suatu penelitian membutuhkan pembahasan singkat atau ulasan terkait
penelitian- penelitian terdahulu denga tema yang sama. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya pengulangan objek yang sama atau adanya anggapan plagiasi
terhadap karya tertentu. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang memiliki
tema yang sama dengan makalah ini, diantaranya adalah :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Iswahyuni degan judul “Analisis Dampak Covid
19 Terhadap Perbankan Syariah” pada tahun 2021. Hasil penelitian ini
13

menyatakan bahwa pandemi Covid 19 berpegaruh negatif terhadap perekonomian


dan sektor perbankan syariah di Indonesia.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Jayanti degan judul “Dampak Keuangan
Bank Syariah di Masa Pandemi Covid 19” pada tahun 2021. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa Covid 19 dapat memberikan sebuah dampak yang signifikan
terhadap sebuah perkembangan ekonomi, yag mana hal ini sejalan degan sebagian
besar kantor-kantor perbankan syariah di Indonesia berada di zona merah.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Gama Putra, Lilis Laome, Achmad Choiruddin,
dan Heri Kuswanto degan judul “COVID-19 Pandemic’s Impact on Return on
Asset and Financing of Islamic Commercial Banks: Evidence from Indonesia”
pada tahun 2021. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pandemi COVID-19
telah secara signifikanberdampak pada ROA sebesar 0,26 (setara dengan
penurunan ROA sekitar 1,30 persen).

2.3. Hipotesis
Hipotesis awal dari makalah analisa dampak pandemi Covid 19 terdahap
performa perbankan syariah di Indonesia ini adalah pandemi Covid 19 berpengaruh
negatif terhadap performa perbankan syariah di awal pandemi Covid 19 sekitar tahun
2019, serta menunjukkan peningkatan performa yang membaik seiring dengan
berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun penyelenggara jasa keuangan
(perbankan syariah) untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional.
14

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Penerapan
Pandemi Covid 19 yang terjadi sejak tahun 2019 hingga saat ini, telah
memberikan dampak yang cukup besar dan beragam terhadap aktivitas suatu negara,
salah satunya terhadap bidang perekonomian nasional dan perbankan syariah di
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperirakan akan mengalami
keterpurukan hingga minus 0,4 di tahun 2020 menurut Komite Stabilitas Sektor
Keuangan (KSSK). Hingga berimbas terhadap tingkat investasi yang menurun drastic.
Kegiatan ekspor dan impor juga diprediksikan akan mengalami penurunan yang
semakin tajam. Selain itu, sektor UMKM dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga
terancam semakin melemah. Pandemi Covid 19 tersebut diperkirakan juga akan
melemahkan sektor perbankan di Indonesia. Menurut J.P Morgan, terdapat tiga risiko
yang membayangi industri perbankan dalam masa pandemi Covid 19 yaitu penyaluran
kredit, penurunan kualitas asset, dan pengetatan margin bunga bersih.
a. Penyaluran kredit (pembiayaan)
Dalam hal pembiayan, bank syariah maupun bank konvensional akan mengalami
kondisi yang sama. Baik bank syariah maupun bank konvensional akan sama-
sama mengalami pelambatan penyaluran kredit atau pembiayaan.
b. Penurunan kualitas aset
Dalam hal ini, baik bank syariah maupun bank konvensional akan sedikit terbantu
dengan adanya POJK No.11/POJK.03/2020. Yang mana, peraturan tersebut akan
membantu bank syariah maupun bank konvensional terutama dalam pencadangan
penyisihan penghapusan aktiva produktif. Bank syariah diprediksi akan memiliki
keunggulan dibandingkan dengan bank konvensional.
c. Pengetatan margin bunga bersih
Resikoini timbul, karena perbankan syariah menggunakan sistem bagi hasil, yang
mana dengan sistem bagi hasil, kondisi neraca perbankan syariah pada masa krisis
pandemi Covid 19 ini akan cenderung elastis. Karena, besarnya biaya pembayaran
bagi hasil juga akan ikut menurun dengan penurunan pendapatan yang diperoleh
bank syariah.
15

Saat perbankan nasional diprediksi akan mengalami depresi akibat pandemi


Covid 19, perbankan syariah memiliki kelebihan dengan konsep bagi hasilnya untuk
bisa satu level lebih kokoh dalam menghadapi krisis. Keunggulan disaat masa-masa sulit
ini tentunya menjadi peluang yang bagus untuk penguatan market share bank syariah.
Berdasarkan tiga resiko yang disampaikan oleh JP Morgan tersebut, perbankan syariah
diharapkan dapat lebih baik dalam menentukan strategi di tengah pandemi Covid 19.
Salah satunya degan melakukan ekspansi yang terukur ke segmen digital. Contohnya
adalah system kerja Work From Home (WFH) selama masa pandemi Covid 19 yang
dapat dijadikan sebagai momentum bank syariah untuk melatih pegawainya menjadi
marketing digital yang handal. Keahlian pegawai bank syariah dalam marketing digital
akan menjadi diferensiasi. Hal ini juga harus diimbangi dengan produk-produk digital
yang yang menarik bagi para customer. Apabila bank syariah bisa mengoptimalkan
potensi pegawainya untuk melakukan pemasaran 4.0 serta didukung dengan produk-
produk digital perbankan syariah yang handal, maka bukan tidak mungkin akan terjadi
penambahan Market Share yang signifikan terhadap perbankan syariah di Indonesia.
Pandemi Covid 19 telah terjadi sejak tahun 2019 hingga saat ini yakni tahun
2022, yang mana saat ini kasus Covid 19 cenderung melandai dibandingkan jumlah
kasus pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut sedikit banyak dipegaruhi leh
berbagai kebijakan pemerintah dalam meminimalisirkan dampak-dampak Covid 19
salah satunya dalam sektor perindustrian perbankan. Pemerintah melalui otoritas jasa
keuangan telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk memberikan sebuah stimulus
kepada perekonomian nasional negara, salah satunya adalah kebijakan pada tahun 2020
penerbitan dari POJK No.11/PJOK.03/2020. Kebijakan ini merupakan stimulus, yang
mana hanya di dasarkan pada sebuah ketepatan dalam pembayaran-pembayaran pokok
serta juga margin. Kebijakan ini merupakan langkah dalam menjaga sebuah kestabillitas
sistem-sistem keuangan terutama terhadap sektor perbankan akibat pelemahan ekonomi
dari pandemi yang ada. Selain itu, terdapat kebijakan tentang industry perbankan yang
telah di keluarkan oleh otoritas dalam waktu PSBB yakni SP 26/DHMS/OJK/IV/2020.
Kebijakan tersebut berisikan instruksi kepada lembaga-lembaga jasa keuangan agar
dapat bekerja sesuai dengan jumlah karyawan yang minimum dan tidak terlepas dengan
protokol-protokol kesehatan di sebuah tempat kerja. Kebijakan ini diterbitkan untuk
16

mengurangi kemungkinan adaya penularan virus Covid 19 di lokasi kerja. Penerapan


kebijakan-kebijakan tersebut secara akurat, merupakan langkah penting yang perlu
dilakukan sebagai upaya penyelamatan perekonomian oleh pemerintahan. Karena,
penerapan kebijakan tersebut akan berdampak pada masyarakat dan juga perusahaan
serta lain sebagainya karena hal tersebut berhubungan dengan sebuah kesejahtraan.

3.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek


Berdasarkan penjelasan terkait penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa,
dampak yang dirasakan oleh perbankan syariah di Indonesia diantaranya adalah
sebuah kewajiban dalam menjalankan secara maksimal protokol-protokol kesehatan,
yang mana mengakibatkan berbagai aktivitas dilakukan secara terbatas dan cenderung
kurang optimal. Perbankan syariah juga harus dapat memberikan keringanan-
keringanan kepada debitur untuk menunda sebuah pembayaran, yang mana hal
tersebut telah diatur oleh PJOK Nomor 11/POJK.03/202015 . Dan dengan adanya
protokol-protokol kesehatan tentu bisa menghambat sebuah kegiatan-kegiatan bisnis
bank syariah akan tetapi demi sebuah tujuan kemanusiaan dengan selalu menjaga
kesehatan maka hal tersebut perlu untuk dilaksanakan.
Dan berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa sedikit banyak
dampak pandemi Covid 19 telah terjadi, salah satunya dalam bidang perbankan
syariah. Karena, pemerintah telah menerbitkan beberapa kebijakan untuk mencegah
maupun menanggulangi dampak yang mungkin atau telah terjadi. Kebijakan itu
diantaranya adalah POJK No.11/PJOK.03/2020 (kebijakan stimulus yang dasarkan
pada sebuah ketepatan dalam pembayaran-pembayaran pokok serta juga margin) dan
SP 26/DHMS/OJK/IV/2020 (kebijakan tentang instruksi kepada lembaga-lembaga
jasa keuangan agar dapat bekerja sesuai dengan jumlah karyawan yang minimum dan
tidak terlepas dengan protokol-protokol kesehatan di sebuah tempat kerja). Yang
mana, melalui kedua contoh kebijakan pemerintah tersebut dapat diketahui bahwa
pemerintah mengantisipasi terhambatnya aktivitas perekonomian dengan memberikan
berbagai stimulus berupa bantuan langsung tunai hingga kemudahan dalam
pembayaran kredit. Selain itu, pemerintah juga menciptakan budaya baru melalui
peraturan yang berkaitan dengan sikap individu dalam lingkungan masyarakat.
17

Kebijakan tersebut berupa protokol-protokol kesehatan yang perlu dilakukan selama


beraktivitas diluar rumah. Diantaranya adalah pembatasan waktu kerja di kantor
dengan menerapkan system WFH (Work From Home), penggunaan masker dan
handsanitizer, dan lain sebagainya. Yang mana, kebijakan tersebut secara tidak
langsung telah membentuk budaya baru di lingkungan masyarakat, yakni penggunaan
teknologi secara optimal untuk berbagai aktivitas, salah satunya adalah perekonomian.

3.3 Pembahasan
Berdasarkan penelitian terdahulu terkait dampak pandemi Covid 19 terhadap
performa perbakan Syariah di Indonesia, terdapat beberapa dampak yang timbul di
bidang pereknomian, yakni diantaranya adalah :
a. Pertumbuhan ekonomi indonesia diprediksikan mencapai minus 0,4 menurut
Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). Kondisi tersebut akan berimbas
pada menurunnya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan 3,2 persen hingga
1,2 persen. Lebih dari itu, investasi pun akan merosot tajam hingga mencapai
minus 4%.
b. Penurunan dalam sektor ekspor dan impor. Kegiatan Ekspor diperkirakan
terkoreksi lebih dalam, mengingat sudah satu tahun belakangan ini
pertumbuhannya negatif. Begitu juga dengan impor juga akan tetap negatif
pertumbuhannya.
c. Sektor UMKM Sektor UMKM adalah sektor yang juga terpukul. Selama kondisi
pandemi Covid 19 ini, UMKM terpukul lebih dahulu, karena ketiadaan kegiatan
di luar rumah oleh seluruh masyarakat.
d. Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah hingga Rp20.000 per dolar AS akibat
wabah COVID-19.
Sedangkan, dampak pandemi Covid 19 terhadap perbankan syariah di Indonesia
meliputi :
a. Adanya sebuah kewajiban dalam menjalankan secara maksimal protokol-
protokol kesehatan, yang mana mengakibatkan berbagai aktivitas dilakukan
secara terbatas dan cenderung kurang optimal.
18

b. Perbankan syariah juga harus dapat memberikan keringanan-keringanan kepada


debitur untuk menunda sebuah pembayaran, yang mana hal tersebut telah diatur
oleh PJOK Nomor 11/POJK.03/202015 .
c. Adanya protokol-protokol kesehatan tentu bisa menghambat sebuah kegiatan-
kegiatan bisnis bank syariah akan tetapi demi sebuah tujuan kemanusiaan
dengan selalu menjaga kesehatan maka hal tersebut perlu untuk dilaksanakan.
Untuk mengatasi berbagai dampak pandemi Covid 19, pada 1 April 2020
pemerintah meerbitkan Perppu tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan, dimana diputuskan pemerintah menambah belanja dan pembiayaan
anggaran untuk menangani dampak Covid 19, yaitu sebesar Rp 405,1 triliun. Yang
mana, anggaran tersebut difokuskan kepada sektor kesehatan, farmasi, perlindungan
sosial, dukungan dunia usaha, pelaku UMKM, hingga program kartu prakerja. Selain
itu, berbagai kebijakan seperti POJK No.11/PJOK.03/2020 (kebijakan stimulus yang
dasarkan pada sebuah ketepatan dalam pembayaran-pembayaran pokok serta juga
margin) dan SP 26/DHMS/OJK/IV/2020 (kebijakan tentang instruksi kepada lembaga-
lembaga jasa keuangan agar dapat bekerja sesuai dengan jumlah karyawan yang
minimum dan tidak terlepas dengan protokol-protokol kesehatan di sebuah tempat
kerja) diterapkan untuk mendukung program pemerintah dalam memulihkan kondisi
perekonomian nasional.
19

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pandemi Covid 19
merupakan salah satu fenemona besar di bidang kesehatan yang terjadi sejak tahun
2019 hingga saat ini, yang mana telah memberikan dampak cukup besar terhadap
perekonomian global, salah satunya terhadap bidang perbankan syariah di Indonesia.
Dampak yang teradi pada sektor perbankan syariah di Indonesia diantaranya meliputi
:
a. Pelambatan penyaluran kredit oleh perbankan syariah.
b. Penurunan kualitas aset.
c. Pengetatan margin bunga bersih, yang mana kondisi neraca perbankan syariah
pada masa krisis pandemi Covid 19 ini akan cenderung elastis. Karena, besarnya
biaya pembayaran bagi hasil juga akan ikut menurun dengan penurunan
pendapatan yang diperoleh bank syariah.
d. Adanya sebuah kewajiban dalam menjalankan secara maksimal protokol-protokol
kesehatan, yang mana mengakibatkan berbagai aktivitas dilakukan secara terbatas
dan cenderung kurang optimal.
e. Perbankan syariah juga harus dapat memberikan keringanan-keringanan kepada
debitur untuk menunda sebuah pembayaran, yang mana hal tersebut telah diatur
oleh PJOK Nomor 11/POJK.03/202015 .
f. Adanya protokol-protokol kesehatan tentu bisa menghambat sebuah kegiatan-
kegiatan bisnis bank syariah akan tetapi demi sebuah tujuan kemanusiaan dengan
selalu menjaga kesehatan maka hal tersebut perlu untuk dilaksanakan.

4.2. Saran
Dengan situasi yang ada, yakni di saat pandemi Covid 19 yang masih
berlangsung, diharapkan pemerintah untuk dapat lebih responsif dengan perubahan
yang ada, dan kemudian dapat menuangkannya dalam bentuk kebijakan baru untuk
mempermudah masyarakat dalam memahami situasi yang ada dan menyesuaikan diri
untuk itu. Selain itu, untuk pihak perbankan syariah diharapkan dapat secara periodik
melakukan analisa dampak fenomena pandemi Covid 19 terhadap keberlangsungan
20

aktivitas perbankan, sehingga kemudian dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
menyusun strategi khusus dalam menghadapi pandemi Covid 19. Sedangkan, untuk
seluruh masyarakat diharapkan dapat mematuhi berbagai kebijakan pemerintah serta
mudah dalam menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi secara
dinamis akibat pandemi Covid 19.
21

DAFTAR PUSTAKA

Iswahyuni. (2021). Analisis Dampak Covid 19 Terhadap Perbankan Syariah. Jurnal Widya Balina,
Volume 6 No.1. Halaman 42-58.

Dewi Jayanti. (2021). Dampak Keuangan Bank Syariah di Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Al-
Bayan: Hukum dan Ekonomi Islam, Volume 2 No.2. Halaman 17-31.

Aisy Ammar, Imam Baihaqi, dan Dewie Saktia. (2021). COVID-19 dari Perspektif Keuangan,
Sumber Daya Manusia, dan Pemasaran terhadap Kinerja Operasional UMKM Makanan dan
Minuman di Surabaya. Jurnal Teknik ITS. Volume 10 No.2. Halaman 112-118.

Gama Putra, Lilis Laome, Achmad Choiruddin, dan Heri Kuswanto. (2021). COVID-19
Pandemic’s Impact on Return on Asset and Financing of Islamic Commercial Banks: Evidence
from Indonesia. Jurnal Sustainability. Halaman 1-13.

Mempercepat Pemulihan, Menjaga Stabilitas (2021). OJK Financial Stability Review No. 05 /
2021. Retrieved May 17, 2022, from https://www.ojk.go.id/id/data-dan-statistik/financial-
stability-review/Documents/Mempercepat%20Pemulihan,%20Menjaga%20Stabilitas.pdf

Latenrilawa, Ruslan (2013). Dampak Ekonomi Apa Yang Diperoleh Dari Pariwisata. Retrieved
May 17, 2022, from https://ruslanabdullah61.wordpress.com/2013/10/16/dampak-ekonomi-apa-
yang-diperoleh-dari-pariwisata/

Direct Effect Pengaruh Secara Langsung Indirect Effect Pengaruh Secara Tidak Langsung (2022).
123dok 2022. Retrieved May 17, 2022, from https://text-id.123dok.com/document/wq2neo3rq-
direct-effect-pengaruh-secara-langsung-indirect-effect-pengaruh-secara-tidak-langsung.html

Anda mungkin juga menyukai