Judul:
Perencanaan dan Pembelajaran/Pelayanan Bimbingan dan Konseling Siswa Berdasarkan Pendekatan Psikologi
pada Masa Pandemi Covid-19
Disusun oleh:
Meidy Andrean – 1908015167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan......................................................................................................2
1.3. Manfaat....................................................................................................2
BAB II ANALISIS DATA DAN MASALAH.............................................3
2.1 Hasil Wawancarra.....................................................................................3
2.2 Kesimpulan Hasil Wawancara..................................................................4
2.3 Hasil Observasi.........................................................................................5
2.4 Kesimpulan Hasil Observasi.....................................................................5
2.5 Analisa Data & Masalah...........................................................................6
BAB III PERENCANAAN PEMBELAJARAN ATAU LAYANAN.......7
3.1 Teori tentang Permasalahan......................................................................7
3.2 Bentuk Layanan yang Akan Dilakukan....................................................8
BAB IV PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ATAU LAYANAN........9
4.1 Prosedur Pemberian Layanan...................................................................9
4.2 Proses Pelaksanaan.................................................................................10
BAB V PENUTUP......................................................................................13
5.1 Kesimpulan.............................................................................................13
5.2 Saran.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Absensi......................................................................................12
Lampiran 2 Penilaian Orangtua/Wali Siswa.................................................13
Lampiran 3 Dokumentasi Proses Pengambilan Data....................................14
Lampiran 4 Panduan Wawancara.................................................................15
Lampiran 5 Panduan Observasi…………………………………………….21
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang , Alhamdulillah
puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk merasakan
nikmat atas segala kesempurnaan ciptaan-Nya. Shalawat serta salam semoga Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita
selaku umatnya Aamiin.
Alhamdulillah , segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini, didalam pembuatan laporan ini penulis
mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis
menyelesaikan laporan ini terutama kepada kedua orang tua yang telah memberikan bantuan
moral maupun materi yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. Dan
juga kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan penulis yaitu Ibu Annisa
Rizky Andriany, M.Psi., Psikolog. Dan juga siswa bimbingan saya yaitu Muhammad Umar
Fathan.
Dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini penulis berharap dapat menjadi laporan yang
sesuai dengan tujuannya walaupun masih memiliki banyak kesalahan di dalamnya. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan juga saran pembaca laporan ini agar menjadi
laporan yang lebih baik. InshaAllah hal-hal yang tertera dalam laporan ini dapat menjadi
manfaat untuk para pembaca.
Meidy Andrean
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO, pandemi adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara global di seluruh dunia.
Namun, ini tidak memiliki sangkut paut dengan perubahan pada karakteristik penyakitnya, sebagaimana
dilaporkan The Guardian. Pandemi juga memiliki level yang lebih tinggi dibanding epidemi atau keadaan
ketika suatu penyakit menyebar dengan cepat di antara banyak orang dan dalam jumlah lebih banyak dibanding
yang normal terjadi. Selain itu, seperti kita ketahui bersama bahwa pandemic ini banyak berdampak negative
ke beberapa sector, salah satunya adalah sector pendidikan yang semakin kesini semakin sulit untuk mengerti
system yang diterapkan secara proporsional dan juga tervalidasi. Covid-19 merupakan penyakit dengan tingkat
penyebaran yang tergolong cepat. Penyakit ini disebabkan oleh virus Corona yang secara khusus menyerang
sistem pernafasan manusia (Rothan & Byrareddy, 2020). Pengendalian penyakit menular dapat dilakukan
dengan meminimalisir kontak antara orang yang terinfeksi dengan orang-orang yang rentan ditulari (Caley,
Philp, & McCracken, 2008). Menjaga jarak untuk mengurangi kontak fisik yang berpotensi menularkan
penyakit dikenal dengan istilah social distancing (Bell et al., 2006). Menurut Heidjrachman dan Husnah
(1997:77) pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di
dalam peningkatan penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-
persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia pendidikan
ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Notoadmodjo (2003:77), kalau pendidikan formal dalam
suatu organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi
yang bersangkutan.
Dengan begitu, pendidikan merupakan pondasi dasar dalam meraih cita-cita yang tinggi, fenomena di zaman
sekarang yang mau tidak mau , suka tidak suka kita harus menyesuaikan, menghadapi, dan beradaptasi dengan
perkembangan zaman dan permasalahan yang terjadi terutama dalam hal pendidikan. Karena itu tugas kita
semua sebagai manusia, system pendidikan yang dilakukan secara daring banyak berdampak kepada proses
psikologis, fisik atau jasmani, dan juga kebiasaan yang menjadi sebuah hal yang otomatis dalam hal belajar.
Terlebih belajar online sekarang, terjadi suatu kesenjangan atau ketidakseimbangan antara system atau
mekanisme penerapan pendidikan. Walaupun di sisi lain, kita pun harus bisa membantu dan mendorong untuk
menuju siswa yang berprestasi. Sulitnya konsentrasi, dan sulitnya untuk melakukan pekerjaan sekolah dengan
cepat itu merupakan permasalahan yang seiring dialami oleh siswa saat ini ketika belajar online. Malas dalam
belajar, sulit konsentrasi, dan lingkungan atau kebiasaan diberi atau didorong itu merupakan sebuah
permasalahan spesifik yang dialami siswa sekarang saat ini, terlebih perkembangan kanak-kanak tengah yang
masih butuh untuk dorongan , walaupun di sisi lain tanggung jawab dia sebagai siswa merupakan kewajiban
yang harus ia penuhi scara mandiri. Disinilah letak peran guru, orang tua, ataupun lingkungan yang lain dalam
membentuk anak di tingkat pendidikan, karena sejatinya anak ini memiliki potensi uniknya dalam melejitkan
dirinya sesuai versi terbaik dirinya. Menurut Adair (2007 : 192) Motivasi adalah apa yang membuat orang
melakukan sesuatu, tetapi arti yang lebih penting dari kata ini adalah bahwa motivasi adalah apa yang membuat
orang benar-benar berusaha dan mengeluarkan energi demi apa yang mereka lakukan. Definisi yang sederhana
dari kata ‘motivasi’ mungkin "membuat orang mengerjakan apa yang harus dikerjakan dengan rela dan baik.
Menurut asal katanya, konsentrasi atau concentrate (kata kerja) berarti memusatkan, dan dalam bentuk kata
bentuk kata benda, concentration artinya pemusatan. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran pada suatu hal
dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan. Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat
diamati dari beberapa tingkah lakunya ketika proses belajar mengajar. Menurut pendapat lain konsentrasi yaitu
kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi
memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk
memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Pada kenyataannya, justru banyak individu yang tidak mampu
berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah terpecahpecah dalam berbagai arus
pemikiran yang justru membuat persoalan menjadi semakin kabur dan tidak terarah. Dalam hidup ini,
sesungguhnya manusia selalu belajar. Belajar, bukan saja melibatkan penguasaan kemampuan akademik
semata, tetapi melibatkan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan kepribadian. Para ahli memberikan
definisi yang beragam pada kata “belajar”. Belajar (learning) menurut Hilgard dan Bower adalah perubahan
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya secara berulang-
ulang dalam situasi itu, di mana perubahan dalam tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan,
pengaruh obat, dan sebagainya). Sementara Morgan mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Dengan demikian,
kata kunci dari belajar adalah perubahan, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Perubahan itu ada
karena individu melakukan latihan dan pengalaman. Memang belajar adalah aktivitas yang kompleks dan tidak
bisa diamati secara instan. Ada siswa yang kelihatannya konsentrasi menyimak pelajaran, tetapi setelah diberi
pertanyaan dia tidak mengerti materi yang baru disampaikan guru. Sesungguhnya ia belum atau tidak belajar.
Para ahli psikologi mengemukakan beberapa teori belajar yang merupakan hasil eksperimentasi dan
penyelidikan ilmiah. Di sini akan dijelaskan tiga teori, yaitu teori Classical Conditioning, teori Cognitive
Learning, dan teori Social Learning.
Ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi global oleh WHO membuat pemerintah di berbagai negara
mengambil sikap tegas untuk memutus rantai penyebaran Covid19. Begitupun dengan pemerintahan di
Indonesia yang menerapkan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang salah satu isinya
yaitu pembatasan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Mulai pertengahan maret tahun 2020, kegiatan
belajar- mengajar diganti melalui system daring atau yang lebih dikenal dengan istilah daring, dan meniadakan
kegiatan pembelajaran tatap muka langsung di sekolah. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
kerumunan yang berpotensi mempercepat menyebaran virus. Tetapi, karena tidak adanya persiapan ataupun
perencanaan yang matang untuk pelaksanaan pembelajaran daring ini, kualitas pendidikan di Indonesia,
terutama untuk jenjang Sekolah Dasar hingga Menengah justru mengalami penurunan. Sebagian besar dari
tenaga pendidik maupun peserta didik masih mengalami kebingungan tentang apa yang harus mereka lakukan
untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, yang jelas mungkin sangat berbeda dengan proses
pembelajaran yang selama ini diterapkan dengan tatap muka di sekolah. Proses pembelajaran yang harus
dilakukan secara daring tentu membutuhkan dukungan perangkat seperti gawai atau smartphone, atau bisa juga
menggunakan laptop yang dapat mengakses informasi jarak jauh. Penyebab permasalahan belajar siswa itu
sendiri menjadi kurang efektif adalah dengan diberlakukan system pembelejaran online ini yang sangat
beragam macam bisa mempengaruhi perilaku dan hasrat ataupun antusiasme dalam siswa. Ruangan yang
berbeda dengan kondisi, situasi, dan lingkungan yang bisa tertuju kepada pendidikan siswa yang terkadang
sadar tidak sadar itu sangat berbeda jauh perbedaannya dengan belajar di sekolah, yang sejatinya di sekolah itu
sudah dalam setting pengkondisian dalam belajar, dan memfasilitasi atau mendukung tempat untuk focus
belajar. Namun, sebaliknya ketika siswa berada pada situasi, kondisi dan pengkonsdisian yang tidak
mendukung atau mendrong gairah, antusiasi, motivasi siswa, karena dirinya sulit terganggu dengan hal lain
yang berada aktifitas dirumah, yang menghasilkan kurangnya tingkat konsentrasi belajar siswa, dan kurangnya
motivasi internal dalam murid, dan juga penyesuaian adaptasi terhadap belajar system yang baru yaitu online.
Jadi permasalahan yang akan diangkat dalam program ini adalah siswa yang memiliki masalah dalam
motivasi belajar, konsentrasi belajar, dan terkait kedisplinan atau keteraturan dalam waktu belajar, dan juga
ekologi selama pembelajaran via daring di masa pandemi covid-19, ketidaktertarikan dan ketidaktahuan
manfaat pada siswa kepada belajar dan kesulitan untuk fokus dalam belajar. Program ini bersifat bimbingan
individual, yang mana nantinya berbentuk psikoedukasi kepada siswa yang memiliki masalah dalam dirinya
sulit untuk ada kemauan atau antusias dalam belajar, karena ketika dijelaskan atau diperintahkan gurunya
membaca buku, ia tidak membacanya dan sehingga menjadi tidak faham apa yang disampaikan gurunya
tersebut, terlebih ibunya yang mendorong dan juga kakanya yang terus membimbing siswa ini untuk tidak
malas dalam belajar, tidak mengulang pelajaran-pelajaran yang dipelajari, dan tidak menangkap apa yang
disampaikan guru, dan juga terdapat suatu aktifitas yang membuatnya merasa ngantuk atau bosan terhadap
pembelajaran system online ini. Walaupun ibunya sudah memerintahkan untuk membaca atau untuk
menumbuhkan belajar yang tinggi, tetap ia masih dalam posisi harus didorong terlebih dahulu, jadi tidak ada
inisiatif dalam dirinya, seakan akan selalu difasilitasi mengenai proses pembelajaran dan harus didampingi agar
produktif. Selain itu kurangnya kemauan belajar pada siswa yang berkaitan dengan motivasi belajar sehingga
menjadi kurang inisiatif ditambah dengan masih belum beradaptasi dengan beban belajar yang sekarang yakni
SMP dan system pembelajaran yang secara daring ini pun berpengaruh.
Maka dari itu, melalui program ini diharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas psikologis, social,
emosional, dan intelektual siswa agar menjadi siswa yang berperan aktif dalam lingkungan sekolah sesuai
dengan kemampuan atau minat bakatnya baik dalam ruang lingkup akademik maupun non akademik. Karena
kegiatan belajar secara daring ini memang merupakan suatu hal yang tergantung individu itu sendiri untuk bisa
beradaptasi atau menurunkan, sehingga hanya menjadi suatu tugas siswa yang tidak memikirkan jauh lebih
dalam mengenai urgensi sekolah. Selanjutnya, berdasarkan permasalahan yang sudah digali atau diketahui dari
hasil observasi, wawancara, dengan itu laporan ini disusun untuk membantu siswa dalam membangun dan
mendorong siswa dalam meningkatkan kemauan belajar dan meningkatkan konsentrasi saat belajar terutama di
kelas online ini , agar bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk diasah secara konsisten. Serta
pendekatan yang akan digunakan kepada klien serta peran lulusan psikologi dalam dalam mengatasi
permasalahan klien mengenai perencanaan dan pengeksekusian lalu diakhiri dengan pengelolaan emosi secara
holistic dalam memecahkan masalah klien.
1.3Manfaat
1. Untuk siswa, manfaat yang akan didapatkan untuk siswa itu sendiri in syaa Allah dari adanya
bimbingan dan konseling ini berupa perubahan secara potensial, performa, dan juga emosi yang dimana
ketiga aspek ini ditujukan demi terwujudnya pengembangan kepribadian yang dapat berpartisipasi dan
berperan di sekolah untuk menjadi siswa yang progresif dan optimalisasi.
2. Untuk Orang tua, manfaat yang didapatkan oleh orang tua ialah guna menjadi teladan bagi keluarga
untuk anak pautan hati. Dengan kesabaran, keteguhan, dan keyakinan dalam mendidik anak yang
berproses dan bertahap untuk berubah ke arah yang lebih baik lagi.
3. Untuk penulis, manfaat yang akan didapat oleh penulis sendiri melalui program yang dilakukan ini
bisa menerapkan ilmu yang dilakukan saat konseling ini yang secara kontinuitas dengan segenap
kemampuan yang bertahap dapat dipraktekan ke dalam program-program berikutnya untuk
mempunyai kompetensi psikologi yang maksimal ketika sudah lulus ataupun sebelum lulus,
sehingga bisa mempersiapkan dunia karir dari sekarang dari sisi manapun.
BAB II
ANALISA DATA DAN MASALAH
2.1 Hasil Wawancara
No. Pertanyaan Respon Anak Respon Orang Respo Kesimpulan
Tua n Wali
Kelas
1. Selama pembelajaran Ga enak, gabisa Klien lebih - Dapat
banyak disimpulkan dari
online berlangsung saat ketemu temen, dan
malesnya atau wawancara itu
ini, pasti ada suatu kalau belajar suka mageran dan bahwa anak
sulit untuk mengalami
perubahan yang dialami. tidak mengerti atau
inisiatif ketika emosi negative
Bisa ceritakan bagaimana sulit difahami. Dan dalam atau kurang
pembelajaran, stabil ketika
perasaan klien saat lebih seru ke
mungkin yang belajar daring
belajar online ini? sekolah dilakukan ini, dan juga ada
masih belum hal yang kurang
faham dimengerti.
manfaatnya,
dan tidak tahu
harus mulai
darimana.
2. Mengenai proses Suruh absen, doa Sistem Berdasarkan
pembelajaran, dari awal dengan dikirimkan pembelajarann kesimpulan,
masuk pagi sampai oleh ketua kelas. ya secara bahwa dalam
selesai jam pelajaran, itu Lalu yang lainnya daring seperti proses
apa saja yang dilakukan? mendengarkan anak-anak pembelajaran
sambil ngikutin, lalu yang lain,dan secara daring ini
yang selanjutnya menurut saya menggunakan
belajar bisa lewat juga gurunya media zoom dan
zoom atau grup udh sangat whatsapp grup
whatsapp. Melalui professional dengan urutan
whatsapp itu dikirim dalam hal dari awl masuk
foto, vn materi. Dan mengatasi hingga selesai
juga memberikan belajar media belajar.
tugas. social online
ini.
3. Masuk SD IT, apakah ada Disuruh umi buat Saaya, sangat Jadi, klien lebih
las an dan tujuan untuk masuk sekolah ini menyukai memiliki
masuk sekolah ini? sekolah ini, dorongan dari
karena luar atau factor
menurutnya yang kuat dalam
sekolahnya menjalani
bagus, murah, sekolah itu
dan berbeda adalah dari luar.
dari sekolah Artinya,
yang lainnya. kurangnya atau
akan
menurunnya
tingkat motivasi
belajar klien
seiring waktu,
jika ga punya
tujuan.
4. Selain aktifitas sekolah, Bantuin ibu di Klien dalam Klien, lebih
apakah ada aktifitas lain warung, menghafal hal menghafal condong ke
yang klien lakukan? al-qur’an sudah cukup aktifitas di
baik dan cepat. dalam rumah,
Walaupun di dan kurang suka
bidang keluar rumah.
akademiknya
kurang, tapi
ketika
menghafal
bagus dan
cepat.
5. Media yang digunakan Bisa menggunakan Biasanya klien, Jadi, disaat
selain zoom itu apa youtube lebih kepada daring seperti
biasanya? menonton ini, tidak jauh
youtube yang namanya
melalui video dari youtube,
yang WA, dll. Ketika
ditampilkan ada suatu tools
dengan grup dalam media,
whatsapp. yang tadi paling
sering
digunakan.
5. Jam berapa biasa stay di Jam setengah 7 Klien diamati Kesimpulannya
depan handphone untuk bang, fathan udah terkadang suka adalah bahwa
melakukan pelajaran? siap untuk rebahan juga klien terkadang
melakukan absen. ketika abis mudah
Jam 7 nya mulai. absen terpengaruh oleh
hal-hal di luar
dirinya yan
gmembuat
sulitnya focus
dalam belajar.
6. Fathan lebih seneng di Pernah bang, Masalah tugas, Perlunya
metode belajar auditory ngerjain tugas waktu klien atau keinginan dan
kan ya, pernah ga fathan itu mepet dengan fathan harus kemauan yang
itu dikasih tugas, yang waktunya tapi masih didukung oleh dikembangkan
harus dikumpulin jam 12 bisa dikirim. factor penguat oleh fathan
misalkan, pernah ga dan diingatkan sendiri, melalui
ngerjain tugasnya telat? tugas tugas yang
diberikan.
7. Abis istirahat kan Ngga pernah, tapi Biasanya dia Klien sudah
biasanya kita pengen pernah masih diluar suka main bola masuk ke tahap
jalan jalan dlu kemana belum masuk ke sama adek- adaptasi belajar
gitu. Pernah ga fathan kamar, masih stay di adeknya, atau daring yang
nunda-nunda dulu gitu hp. terkadang pemula, karena
ketika istirahat? ngelakuin hal masih terhambat
lain dulu, trus atau terpengaruh
udah masuk oleh factor luar.
masih di luar
ruangan sambil
dengerin vn.
8. Pelajaran di akhir itu kan Biasa aja, ga terlalu Ia lebih biasa Bahwa ia seperti
ditutup lewat doa, seneng sih. biasa saja biasa biasa saja
bagaimana perasaan ekspresinya walaupun kelas
fathan ketika setelah ketika sudah udah beres,
beres belajar secara beres belajar. tidak terlalu
daring? ingin cepat-
cepat.
9. Fathan kalau zoom dari Tergantung Klien kadang- Klien menutup
awal masuk sampe beres pelajaran yang make kadang off camera ketika
itu on cam terus kah? zoom, dan juga off cam ketika ada ada hal penting
camnya ketika yang ingin yang ingin
hanya ingin ke dilakukan itu dilakukan.
kamar mandi. penting.
10. Kalau belajar dari zoom Gatau, tergantung Pagi sampai Sekolah
itu biasanya berapa lama? pelajarannya. siang jam 12 biasanya dari
atau jam 1 an. pagi jam 7
ampai jam 12.
11. Ada temen-temen fathan Ada, dan itu Temen-temen Teman-teman
yang membuat fathan temennya ga terlalu fathan karena yang belum
bias terdorong untuk deket masih daring, berkenalan
belajar lebih baik lagi? jadi belum secara langsung
terlalu kenal akan berbeda
deket. dengan teman-
teman yang
berkenalan
secara langsung.
12. Ortu fathan pernahkah Iya pernah, pas guru Menyuruh Lebih kepada
marahin fathan ketika lagi nerangin. klien untuk memberikan
fathan lagi malas- Fathan ga buka buku baca buku dan instruksi ketika
malasan? menyimak. suatu hal itu
penting dang a
dilakukan oleh
klien.
13. Di sekolah ini kan udah Ada, di tugas. Lebih Biasanya klien Beban sekolah
agak berbeda dari SD ke banyak beban diberi tugas lebih berat dan
SMP. Menurut fathan tugasnya dan sulit. yang sangat semakin sulit
belajar di smp sekarang, berbeda dari yang diharuskan
yang berat atau padat itu biasanya, dan siswa bias
bagi fathan ada ga? menurut ortu berproses dan
juga bahwa beradaptasi
masa atau dengan kondisi
beban nya yang ada.
sekarang udah
berbeda dari
sebelumnya di
SD, mungkin
itu juga yang
membuat
fathan kaget
dan perlu
berproses.
14. Siapa tokoh panutan Lionel Messi. Klien nonton Suka bidang
fathan? Yang diidolakan. bola sering olahraga dan
sampe-sampe panutannya
malam juga adalah tokoh
mau. pemain bola,
yaitu Lionel
Messi.
15. Belajar paling efektif Hari jum’at kalau Klien lebih Belajar yang
menurut fathan itu kapan? dari hari, kalau dari suka belajar paling efektif
waktu setiap pagi pagi dan ada menurut klien
lebih efektif dan waktu belajar adalah di hari
enjoy. di pagi hari. jum’at jika
dalam harinya,
sedangkan
dalam waktu
tiap pagi.
13. Belajar paling efektif Hari jum’at kalau Klien lebih Belajar yang
menurut fathan itu kapan? dari hari, kalau dari suka belajar paling efektif
waktu setiap pagi pagi dan ada menurut klien
lebih efektif dan waktu belajar adalah di hari
enjoy. di pagi hari. jum’at jika
dalam harinya,
sedangkan
dalam waktu
tiap pagi.
16. Siapa guru yang paling Ustadzah Ria, guru Ustadzah ria Menurut klien,
fathan seneng dan suka di bahasa arab. tu, ngajarinnya ia lebih senang
sekolah? enak banget belajar dengan
dan juga ustadzah ria
professional. yaitu guru
Tahu mana bahasa arab.
yang tepat.
17. Selain, bahasa arab ada Enakan bahasa arab, Klien lebih Bahwa ia lebih
pelajaran hafalan yang walaupun ipa juga seneng dan senang belajar
fathan senengin kah? kadang-kadang cepet hafalan menghafal,
nangkep. suratnya udah walaupun ga
lumayan. semuanya yang
bisa ia hafal.
18. Dari mata pelajaran Bahasa Indonesia Ia kurang di Lebih seneng ke
umum nih, yang fathan mtk dan masih pelajaran bahasa
seneng antara IPA, MTK, agak males Indonesia.
Bahasa Indonesia, itu gitu kalau ada
yang seneng yang mana ? soal mtk.
19. Siapa guru yang paling Ustadzah Ria, guru Ustadzah ria Menurut klien,
fathan seneng dan suka di bahasa arab. tu, ngajarinnya ia lebih senang
sekolah? enak banget belajar dengan
dan juga ustadzah ria
professional. yaitu guru
Tahu mana bahasa arab.
yang tepat.
20.. Belajar menurut fathan Yang pilihan kedua, Klien lebih Lebih suka ada
lebih enak mana ketika jadi hp itu tetep suka tidak fasilitas social
mau ujian sebelumnya. harus ada dan tetep disita atau untuk terdorong
Apakah segala media dibuka dengan tidak diberi suatu hal yang
ataupun benda yang di tujuan untuk belajar punishment, menjadi focus.
fathan itu ga dari medsos. melainkan
dipergunakan dulu atau harus
dimatikan dan disita. difasilitasi
Aatau tetep ada fasilitas
itu dalam tanda kutip
dipakai untuk belajar dan
menambah referensi?
16. Siapa guru yang paling Ustadzah Ria, guru Ustadzah ria Menurut klien,
fathan seneng dan suka di bahasa arab. tu, ngajarinnya ia lebih senang
sekolah? enak banget belajar dengan
dan juga ustadzah ria
professional. yaitu guru
Tahu mana bahasa arab.
yang tepat.
BAB III
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN PELAYANAN
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi jadi siswa yang
melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan, akan tetapi dia
menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia
sudah mulai mengerjakan sebelumnya. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas, jadi siswa yang melakukan
prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam
mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan
diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan
seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya siswa
dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.
3.2Bentuk Layanan yang akan dilakukan
Adapun layanan yang dilakukan yaitu berupa konseling individu terhadap siswa smp IT Zaid Bin Tsabit
yang merupakan sekolah terbaru di bogor. Dalam konseling ini terdapat berbagai program atau step intervensi
yang saya lakukan, pertama, saya melakukan sebuah games atau ice breaking di pertemuan konseling pertama,
yaitu menguji konsentrasi klien dengan memberikan sticky note berwarna untuk dipilih olehnya dua biji lalu
diurutkan dari yang terpenting hingga tidak terpenting, ibaratnya warna itu memiliki arti masing-masing baik
itu penting maupun tidak penting, dilanjutkan dengan menonton video animasi edukasi tentang pola pikir,
motivasi, dan juga konsentrasi. Dari tontonan itu saya meminta siswa untuk mengambil makna dari tiap video
tersebut lalu disampaikan kepadaa saya, dan saya pun akan menambahkan dan menyimpulkan dengan gagasan
motivasi yang berkaitan dengan permasalahan si murid ini juga monitoring permasalahannya. Lalu dilanjutkan
dengan sesi konseling atau curhat dan juga menceritakan atau menanya hal-hal yang berkaitan dengan proses
belajar di online learning ini, siswa memperlihatkan sedikit sikap yang terbuka walaupun belum terlalu, disitu
kita saling berbincang dan saya pun memberi kesempatan kepada klien agar berbicara mengenai keresahannya,
akhirnya terbuka walaupun ya memang sikap klien yang terlalu introvert. Saat itu juga saya menjelaskan atau
sharing setelah mendengar keluhan dari siswa, mengenai adanya gangguan dari adik dan saya tambahkan
bagaimana jadi pembelajar yang efektif dengan 4 point yang saya jelaskan sambil teknik coaching, yaitu
mempertanyakan suatu hal yang murni harus dijawab dengan si klien langsung untuk menggali informasi dan
mengarah ke solusi dari diri sendiri. Di sesi terakhir nya saya memberikan worksheet kepada fathan mengenai
tiga soal, hal apa saja yang harus dirubah dan dilakukan ketika kita ingin belajar yang efektif dan efisien, juga
mencoba mengulik potensi dirinya. Adapun tugas yang saya berikan kepadanya berupa soal yang harus dijawab
dan dikumpulkan di pertemuan berikutnya, dengan tujuan dari tugas itu saya akan memberikan suatu program
lanjutan berupa study plan demi terwujudnya termanagenya waktu klien dalam membagi waktu, dan juga
memberikan reward nuku komik naruto kesukaannya, dalam rangka menumbuhkan minat bacanya terlebih
dahulu dengan membaca komik naruto. Dengan begitu study plan tadi memiliki fungsi yang berbeda isinya:
ada yg sehari membaca komik brp kali, membaca buku umum berapa kali, menghafal berapa kali, melakukan
aktifitas pengembangan diri berapa kali dan kapan. Juga saya memberikan tes Holland kepadanya agar bisa
terarah minat bakatnya ke depan sambil menjelaskan hasilnya.
BAB IV
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ATAU LAYANAN
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
KONSELING INDIVIDU
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020-2021
4.2 Prosedur Pemberi layanan
A. Komponen Layanan Konseling Individu
B. Bidang Layanan Individu
C. Topik/Tema Layanan 1.Motivasi belajar sebagai
pendorong produktifitas.
2. Mengenali dan memahami
potensi diri.
3. Menumbuhkan minat baca
atau literasi.
D. Fungsi Layanan 1.Dapat membantu klien
untuk bisa termotivasi dan
terdorong dalam semangat
belajar secara daring ini.
2.Bisa lebih tergambarkan
siapa dirinya, bagaimana
cara belajarnya, dan
lingkungan seperti apa yang
harus disesuaikan untuk
belajar efektif.
3.Menyadarkan sekaligus
memfasilitasi pentingnya
membaca untuk pola pikir.
E. Tujuan Umum Untuk memberikan dan
berkontribusi pada
permasalahan siswa saat ini
agar dapat meningkatkan
motivasi belajar dan juga
memaksimalkan waktunya
dalam hal pembelajaran
F. Tujuan Khusus 1. Untuk meningkatkan
motivasi belajar pada
siswa di tengah
pandemic agar bisa
mendapatkan prestasi
yang baik sesuai potensi
dirinya.
2. Membuat atau
mendorong nya dulu
agar tumbuh minat baca
kepada literasi. Dan juga
lebih bisa intens dalam
menyimak penjelasan
guru.
3. Mengenali, memahami,
dan bisa mengasah
potensi yang sudah
disadari dan
tergambarkan baik itu
secara genetic maupun
lingkungan.
G. Sasaran Layanan Siswa SMP kelas 1
H. Materi 1. Motivasi Belajar
2. Potensi Diri
3. Teori Prokrastinasi
4. Literasi
I. Waktu 530 Menit
J. Sumber/Materi 1. Doni, M. (2015).
Identifikasi penyebab
rendahnya motivasi
belajar siswa di SMA
Negeri 4 Batanghari.
Jambi: Fakultas
Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Jambi.
2. Holland, J. 1997.
Making Vocational
Choices : A Theory
Of Vocational
Personalities and
Work Environments
3rd edition. Florida :
Psychological
Assessment
Resources, Inc.
3. Burka, J. B & Yuen,
L. M. 2008.
Procrastination.
Cambridge: Da Capo
Press.
4. Antasari, Indah
Wijaya. (2017).
Implementasi
Gerakan Literasi
Sekolah Terhadap
Pembiasaan di MI
Muhammadiyah
Gantapa Sumbang
Banyumas. Jurnal
Paramita. Vol. 9,
No.1, Hal: 13-26.
K. Metode/Teknik 1. Mengadakan
program ice
breaking berupa uji
focus dengan
memberikan sticky
note dapat dipilih
lalu ada clue “abang
berkata” sampai
pada level yang
lebih susah, dan
mengurutkan yang
lebih penting
pengibaratan nya.
2. Menampilkan video
edukasi berupa
motivasi belajar dan
kefokusan.
3. Memberikan
konseling individu
berupa sharing time
dan juga pemberian
worksheet mengena
tugas keresahan di
daring.
4. Memberikan buku
komik naruto yang
dijadwalkan baca
per harinya juga
diselingi membaca
buku yang lain.
5. Memberikan tes
Holland
L. Media/Alat 1. Laptop
2. Handphone
3. Sticky Note
4. Buku Komik Naruto
M Pelaksanaan 1. Mengawali pertemuan
dengan salam dan juga
. Tahap Awal/Pendahuluan
sapaan
2. Meminta izin
klien untuk
melaksanakan
pelayanan
konseling.
3. Melakukan pendekatan
dengan saya.
(mengawali apakah
tidak, bagaimana
kondisi kesehatan
memberikan candaan
agar tercipta
keakraban)
4. Menjelaskan tujuan
juga menjelaskan
5. Menanyakan kesediaan
juga kesiapan klien
untuk mengikuti
layanan konseling ini.
Tahap Inti 1. Konselor mendekatkan
dengan menanyakan
mengenai kegiatan
persekolahannya,
pelajaran kesukaan,
hobi dan juga perasaan
klien mengenai
pembelajaran online
jalani.
2. Konselor membantu
kesulitannya dalam
mengerjakan tugas
sekolah dan
dalam menyelesaikan
tugas klien.
3. Konselor mendengarkan
menunjukan sikap
judgement. Kemudian
memberikan klien
bersalah yang
berlebihan. Tapi
menerimanya dengan
baik.
4. Konselor menampilkan
megambil insight
sekaligus diterapkan
dengan dibuktikan.
Konselor memberikan
yang nantinya
diselesaikan bareng-
bareng. Konselor
kesukaannya agar
jadwl keseharian,
dilakukan selama
konseling berlangsung
menanyakan kepada
merasakan manfaat
klien dapatkan,.
2. Konselor memberikan
evaluasi hasil kegiatan
3. Konselor memberikan
Konselor mengakhiri
menyesuaikan
penggunaan bahasa
juga pembawaanya
merasa nyaman.
2. Konselor harus
menahan emosi jika
atau mengatakan
diinginkan oleh
harus menyikapinya
bahkan melakukan
diinginkan lagi.
Konselor menyikapinya
layanan berlangsung.
Evaluasi Hasil Jika klien tidak mau
membahas apa yang
dibicarakan oleh
konselor maka konselor
tidak dengan mudah
mengganti topik
mengikuti klien. Akan
tetapi menanyakan
tentang alasannya agar
tindakan tersebut jelas,
tetapi dengan tidak
terlalu memaksa klien.
2. Konselor tidak langsung
membantu mengerjakan
mengarahkan klien
untuk mengerjakan
semampunya terlebih
pengetahuannya barulah
tidak dapat
menyelesaikan tugasnya
mengerkakan tugansya.
pertolongan jika
memang ia sudah
berusaha memecahkan
caranya.
3. Konselor sebaiknya
tidak terlalu
memaksakan klien
keinginannya dapat
didiskusikan lagi
bagaimana jalan
menjalankan kegiatan
dengan baik.
mendengarkan atau
perhatiannya terlaihkan
sedang menerangkan
pembahasan konselor.
Alangkah baiknya
janjinya. Saat
juga punishment,
konselor harus
sudah menentukan
perjanjian awal.
Begitupun dengan
punishment , konselor
ditentukan sebelumnya
akan menyebabkan
layanan konseling.
Di hari pertama pertemuan yaitu pada tanggal 22 Juni 2021 hari Selasa pada pukul
tiga sore. Sebelumnya saya sudah mengkonfirmasi kepada orangtua klien bahwa klien ada di
rumah atau tidak. Setelah medapat kabar tentang klien yang berada di rumah, saya
menentukan janji ketemu dengan orangtua klien yaitu pada pukul tiga sore. Setibanya saya di
rumah klien dengan menggunakan motor, saya mengucapkan salam dan disambut hangat
dengan orangtua klien, bahkan klien yang membukakan pintu rumah. Dapat dilihat keadaan
penampilan klien saat itu terlihat santai dengan menggunakan setelan kaos ijo dan celana
panjang training biru dengan mata mengantuk karena baru bangun. Salamnya dibalas oleh
klien dan juga orangtua klien yaitu ibu klien. Ketika saya datang ia baru bangun dan langsung
mengaca ke kaca, lalu duduk di bangku warung nasi. Rumahnya menyatu dengan warung
nasi padang, jadi ayahnya waktu itu sedang duduk sambil menunggu orang membeli, dan
saya pun duduk di warung pertama-tama. Saya dipersilahkan duduk dan ibu klien meminta
klien untuk mengambilkan saya minuman. Klien sempat menanyakan apa yang saya hendak
minum, dan saya hanya menjawab pertanyaanya denga meminta air mineral saja. Kemudian
klien dating kearahs saya dengan membawakan segelas air mineral dingin yang
diletakkannya di sebelah saya, lalu ia juga mengambilkan dua peles kue kering untuk saya.
Saya memulai perkenalan mulai dari nama sampai tujuan saya ke rumah klien. Klien
tampak santai dan juga tidak ada ekspresi atau perilaku yang menunjukan kalau ia tidak
nyaman dan tidak menginginkan berada di posisi itu. Saya memberikan informed consent ke
ibunya tapi sebelumnya menyampaikan tujuannya dulu dan mengobrol santai. Lalu, saya
mulai mengobservasi klien saat ia sedang belajar mengerjakan remedialnya dan juga ibunya
memberikan sebuah keluhan-keluhan mengenai belajar secara daring ini, permulaan kita
masih belum terbuka, dan ia pun masih malu-malu dan berbicara sedikit, disitu saya
membangun kedekatan dengan mencari tahu apa yang disukainya dan juga disenanginya, tapi
lebih lama mengobrol dengan ayahnya dan ibunya diluar saat itu, jadi saya hanya
mengobservasinya tidak terlalu lama, tapi melihat sedikit gambaran belajar yang dia lakukan
saat itu. Lalu saya diarahkan ke ruang tamu untuk melihat atau memantau observasi klien
dalam belajar, karena ruangannya di dalam dekat warung itu ke dalam lagi menyatu dengan
warung, dan saya disitu menjelaskan maksud, dsb sekaligus meminta waktu buat wawancaara
pertemuan berikutnya kepadanya.
4.2.2Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua kami dilaksanakan keesokan harinya yaitu pada tanggal 24 Juni 2021
hari kamis pada pukul 1 siang Saya masih mengendarai motor ke rumah klien yang tidak jauh
dari rumah saya. Saya memasuki rumah klien, ayahnya lah yang menerima saya waktu itu di
depan talase. Di dalam saya dipersilakan duduk di tempat kemarin yaitu di ruang tengah
klien. Disana terdapat ibu klien yang sedang menonton televisi. Saya melihat klien sedang
mengambilkan saya air mineral. Dari prilaku tersebut dapat saya lihat bahwa klien melakukan
prilaku yang kemarin ia lakukan tetapi tanpa ada permintaan dari orangtuanya. Ia
memberikan saya segelas air mineral dingin dan juga mendekatkan dua peles kue kering di
sebelah gelas. Kemudian saya memulai dengan menanyakan kabar klien pada hari itu juga
aktivitas yang dilakukannya. saat jam satu untuk menemui saya sesuai dengan janji kemarin.
Dan saya mulai wawancara dengan klien yang diarahkan ke tempat belajarnya, karena di
tempat luar ruangan belajarnya sangat bising, jadi saya disuruh ibunya untuk wawancara di
kamar. Setelah wawancara klien, saya mencoba menggali informasi itu melalui ibunya juga
secara tidak terstruktur dan juga ayahnya yang secara spontan mengatakan permasalahan
anaknya, namun saat diwawncara klien masih memberikan jawaban jawaban yang singkat
mungkin karena tipenya yang tidak bisa langsung bergaul dengan orang baru dan susah untuk
terbuka, disitu klien masih menjawab apa adanya dan sealangkadarnya, walaupun jawaban
tersebut saya coba probing dan paraphrasing. Disitu klien melihatkan sebuah sikap yang
sesuai dengan dirinya atau menjawab ketika ditanya, tidak berbicara ketika tidak ditanya,
sebuah fenomena yang bagi saya itu adalah sebuah tantangan yang berat ketika dihadapi
sebuah kasus seperti itu, seperti biasanya saya mencoba untuk mengobrol santai dan juga
mencari tahu kesukaannya, saat itulah ia member tahu ketika ditanya hobi apa, termyata dia
hobi badminton, yang memiliki kesamaan dengan saya juga. Jadi, kita mengobrol dengan
saling membicarakan badminton lalu diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan tujuan dan maksud kedatangan saya kesana, waalaupun mungkin klien masih bingung
dengan apa yang akan saya lakukan dan tujuannya, tapi klien mencoba untuk mau terbuka
sedikit sedikit.Yang waktu itu kita membaha badminton yang merupakan hobby kita
bersamaan, dengan begitu klien lebih sedikit untuk mau mendengar dan tidak hanya sekedar
mengikuti saya tapi mau lebih menyimak dan memahami program yang saya lakukan.
4.3.3Pertemuan Ketiga
Dipertemuan ketiga pada 25 Juni 2021, saya datang pada jam delapan pagi. Dan pada
saat itu klien tengah berada dalam kegiatan sekolahnya yang diadakan secara Zoom. Saya
memasuki rumah klien dan duduk tidak jauh dari klien, kurang lebih dua meter. Orangtua
klien memberikan saya segelas air putih dan menaruhnya di meja. Saya mulai mengeluarkan
ponsel saya untuk menyimpan foto kegiatan klien pada hari itu sebagai bentuk dokumentasi.
Kemudian saya juga melakukan observasi berdasarkan indikator yang sudah saya buat
sebelumnya. Saya mencatat poin-poin yang saya lihat dari klien saat menjalankan observasi.
Observasi yang dilakukan hari itu memakan waktu selama 60 menit dengan adanya jeda
observasi dilihat dari kebutuhan observasi. Setelah melakukan observasi di hari ketiga itu,
saya menutup pertemuan dengan berbincang dengan klien mengenai kesehariannya. Sharing
tentang kesulitan yang ia rasakan pada hari itu. Saya juga memberikan ia kesempatan untuk
memikirkan terlebih dahulu apa penyebab dan juga cara mengatasi masalahnya tersebut agar
tercipta pemikiran yang kritis. Setelah itu barulah saya menimpali jawaban klien dan
memberinya nasihat juga berupa solusi yang dapat membantunya untuk menyelesaikan atau
mengurangi kesulitannya tersebut. Saya mengakhiri pertemuan dan juga menemui ibu dari
klien untuk memberikan daily report.
4.2.4Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat ini saya memulai untuk melaksanakan intervensi program konseling
individu yang diseelenggarakan kurang lebih 120 menit dari jam 13.00-15.00 WIB,
tempatnya di kamar klien waktu itu yang sudah siap dalam kegiatan yang akan
dilakukan. Dimana pada hari itu, kita mengawali dengan terus mencoba mengajak
bercanda dan tidak terlalu serius, tapi setelah itu kita sesuai dengan apa yang sudah
direncakana, yaitu diawali dengan pembukaan, ice breaking games konsentrasi, yaitu
memberikan pilihan warna sticky note kepadanya untuk nanti saaat games, lalu saya
memberikan clue untuk dituruti perintahnya oleh dia, kalau tidak focus maka dia akan
salah dalam menuruti apa yang saya perintahkan, yaitu warna ijo ibarat hp oren ibarat
buku, cluenya adalah ketika saya berbicara “jika abang berkata angkat hp, maka fathan
aangkat warna ijo” jika abang berkata angkat buku , maka angkat warna oren”, kalau ga
pake jika jangan diangkat. Sudah beres, baru sesi video animasi edukasi yang
ditampilkan di laptop, dan fathan disuruh untuk mengambil kesimpulan atau insight dari
film itu. Lalu saya sharing + memberi tahu maksud dan makna yang berkaitan dengan
belajar, setelah beres baru mengadakan konseling individu, yaitu ia bebas untuk
bercerita atau bertanya seputar permasalahan belajar daring, nah ternyata permaslahan
yang paling ia resahkan adalah diganggu adenya ketika belajar dan juga tidak focus
ketika hanya grup vn, kebanding zoom yang masih cukup faham, yang terakhir saya
memberikan worksheet atau tugas terkait coaching solusi dari permasalahna yang ia
hadapi.
Saya melakukan konseling terakhir dengan mengadakan tes Holland kepada klien
melalui laptop yang saya bawa, dan juga berbincang bincang dulu duduk di korsi
dengan ayahnya dan ibunya lalu disiapkan minuman es kuwut sambil disuruh makan.
Kemudian, saya memulai aktifitas itu menuju ruang tamunya yang ada ade-ade dan
kakamya pada saat itu sedang memperhatikan kita. Tes dimulai dengan diawali dari
klien lalu setelah itu saya menjelaskan hasil tesnya, lalu setelah beres kakanya pun
ingin, dan disitu saya sekalian sharing ke mereka berdua terkait minat bakat dan gaya
belajar. Lalu, saya sampaikan kepadaya terkait reward berupa komik kesukaannya yang
nantinya tujuan saya agar ia tumbuh minat bacanya terlebih dahulu dan disuruh untuk
membuat jadwal list baca buku umum maupun komik, maupun menghafal, sehingga ia
bisa produktif dalam keseharaiannya. Dan terakhir, saya pamitan dengan ortunya
sekaligus mengucapkan terimakasih dan dokumentasi dengan berfoto.
Dalam menjalankan pelayanan , konselor masih banyak kekurangan baik dari segi
waktu, performance, optimal, dan maksimal. Sehingga terasa bahwa yang dilakukan
masih belum sepenuhnya maksimal, dan masih ada perbaikan yang harus ditingkatkan
kembali, guna mencapai kegiatan yang tercipta lebih baik lagi dan terasa dampaknya
kepada sasaran.
Dalam perubahan yang diamati, cukup ada perubahan dari klien sendiri mengenai
keterbukaan , dan juga antusiasme untuk mencari tahu hal yang baru dan juga proses
pembelajarannya, dimana ia mengerjakan semuanya remedialnya, dan juga sudah
mengikuti tes minat bakat, sudah mau membca buku walaupun komik.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan merupakan proses penting dlam mencapai apa yang kita inginkan, tapi
pendidikan itu sebenarnya tidak hanya didapatkan di bangku sekolah, namun di luar
sekolah pun kita mendapat suatu pendidikan yang perlu kita maksimalkan dan sadarkan
bersama agar kita bisa bertumbuh dan berkualitas, coba lihat betapa banyak orang yang
ingin berpendidikan tinggi tapi tidak terapati, maka dari itu kita sebagai pelajar ataupun
mahasiswa harus giat belajar dan membuka fikiran kita secara benar dan
tepat,bahwasanay kita memiliki peran dan tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Saran
5.1.1 Sekolah
1. Sekolah sebaiknya dapat memberikan fasilitas guru bimbingan konseling di masa
pademi ini lebih dari satu kali pertemuan dalam seminggu. Sehingga siswa dapat
mengikuti bimbingan dari guru BK untuk membantu dalam memberi solusi dari
masalah yang didapatkan.
2. Sekolah sebaiknya menggerakan program membaca serentak kepada seluruh siswa
didiknya agar terbiasa dan tidak melupakan kegiatan literasi.
5.1.2 Siswa
1. Siswa sebaiknya menjaga jam tidur tetap dibawah jam dua belas malam untuk
memberikan efek kesehatan bagi pertumbuhan siswa, dan memberikan konsentrasi
lebih untuk beraktifitas di pagi hari. Cara menerapkannya adalah dengan metode
pembiasaan. Atau metode Three Day Habit. Selama tiga hari menerapkan beberapa
perubahan dalam pola makan atau tidur atau kebiasaan yang ingin diubah secara
konsisten selama tiga hari, dan hari ke empat dan selanjutnya siswa akan
mendapatkan efek yaitu mulai dapat terbiasa dengan kebiasaannya tersebut.
2. Siswa sebaiknya mengurangi jam bermain di luar rumah dikarenakan masih masa
pandemi covid 19 yang mana siswa jarang memakai masker jika berada di luar. Hal
tersebut dapat membuat siswa rentan terpapar virus atau penyakit yang akan
mempengaruhi persekolahannya juga. Baiknya siswa tetap menggunakan masker
walaupun ingin main dekat rumah.
5.1.3 Orangtua
1. Orangtua sebaiknya memantau pola tidur siswa agar tidak tidur sampai larut malam
bahkan sampai pagi. Hal tersebut sangat berpengaruh dengan kesehatan anaknya dan
juga berpengaruh pada semangat belajar di pagi hari. Sesekali orangtua ke kamar
klien untuk cek keadaannya apakah ia sudah tidur apa belum, jika belum tidur, ajaklah
klien berbicara tentang pentingnya menjaga kualitas tidur dan instruksikan klien untuk
tidur dan mematikan ponselnya.
2. Orangtua juga sebaiknya memberi edukasi kesehatan dan mencontohkan kepada klien
dalam menjaga prokes di luar rumah. Dengan menggunakan masker saat berada di
luar rumah, maka kesehatan akan lebih terjaga.
Adair, John. 2007. Cara Menumbuhkan Pemimpin 7 Prinsip Kunci Pengembangan Kepemimpinan Yang
Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Schunk, Daleh H., (2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sarafino, E. P., Timothy W. Smith. 2011. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions, 7th edition.
Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc
Hаmzаh B. Uno, 2007. Tеori Motivаsi dаn Pеngukurаnnyа Аnаlisis di Bidаng Pеndidikаn. Bumi Аksаrа:
Jаkаrtа
Burka, J. B & Yuen, L. M. 2008. Procrastination. Cambridge: Da Capo Press
Chaturvedi, M. K. and Bassin, J. K. Assessing The Water Quality Index of Water Treatment Plant, and Bore
Wells, in Delhi, India. Environ Monit Assess, 163: 449–453. 2011.
Burka, J. B & Yuen, L. M. 2008. Procrastination. Cambridge: Da Capo Press.
Antasari, Indah Wijaya. (2017). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Pembiasaan di MI
Muhammadiyah Gantapa Sumbang Banyumas. Jurnal Paramita. Vol. 9, No.1, Hal: 13-26.
40
Lampiran 2
Informed Consent
41
Lampiran 3
Dokumentasi proses pengambilan data
42
43
44