Anda di halaman 1dari 15

CASE METHOD

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH

Kelompok 1

Azikha Candya Sabitah (5213342007)


Annisaa’ Balqis (5213342026)
Miftahul Khairat Julia (5213142019)
Najla Mudhiah Sari (5213342005)

KELAS : Pend. Tata Boga A Reguler


DOSEN PENGAMPU : Suri Handyani Damanik S.Psi.,M.Psi
MATA KULIAH : Psikologi Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyusun tugas Case Method ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Tugas Case Method ini telah kami buat berdasarkan beberapa
buku yang telah kami baca dan saya juga mendapat bantuan dari beberapa pihak untuk
menyelesaikan Case Method ini. Banyak hambatan serta rintangan yang kami alami dalam
menyelesaikan tugas Case Method ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar besarnya pada semua pihak yang telah membantu kami dalam
mengerjakan tugas ini.

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar di dalam tugas kami
ini .Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga tugas yang kami buat ini dapat
memberikan manfaat dan pembelajaran di dalam mata kuliah ” Psikologi Pendidikan ”

Medan , Maret 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Rasionalisasi Permasalahan Case Method..................................................................1

B. Tujuan CaseMethod.....................................................................................................1

C. Manfaat CaseMethod...................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................3

BAB III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BELAJAR DIMASA PANDEMI...................4

A. Permasalahan umum....................................................................................................4

B. Identifikasi permasalahan yang sudah dibahas............................................................4

BAB IV SOLUSI DAN PEMBAHASAN................................................................................6

1. Hambatan Dan Harapan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh
Yayasan Tunas Pelita.............................................................................................................6

2. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Di Yayasan Tunas


Pelita.......................................................................................................................................7

3. Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 Di


Yayasan Tunas Pelita.............................................................................................................8

BAB V PENUTUP...................................................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................................10

iii
B. Saran..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Permasalahan Case Method


Awal tahun 2020 dunia dibuat kaget dengan keberadaan suatu varian virus baru bernama
Corona. Penyakitnya disebut sebagai COVID-19, sebagai virus yang menyerang China, yang
ditemukan pada bulan November 2019 tepatnya di kota Wuhan. Corona yang semula
dianggap virus biasa. Prediksi kemudian salah, dan virus ini dapat membunuh manusia
sekaligus menyebar sangat cepat. Gejala yang muncul menyerupai flu, masuk angin, batuk,
dan demam. Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti terkait penyebab virus corona,
namun diketahui bahwa virus ini disebarkan oleh hewan. Virus ini juga mampu ditularkan
dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk menularkan dan ditularkan manusia. Insiden
kemudian meluas di Wuhan dan banyak korban, serta menyebar ke provinsi lain di China
(Altuntas & Gok, 2021). Virus ini luar biasa, hanya dalam waktu singkat, virus ini sudah
merenggut ribuan nyawa bukan hanya di China tetapi juga di berbagai negara di dunia seperti
Italia, Iran, Korea Selatan, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan negara lainnya
termasuk Indonesia (Wong dkk., 2020).

B. Tujuan CaseMethod

1. Memiliki kemamapuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

2. Meningkatkan pemahaman tentang sistem nilai, persepsi, dan sikap mahasiswa terkait
dengan situasi/kasus.

3.Menguatkan kinerja kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah

1
C. Manfaat CaseMethod

1. Mampu memecahkan suatu masalah.

2. Mampu berpikir tentang situasi dan dapat memilih Tindakan yang harus dilakukan.

3. Mengaplikasikan teori ke dalam kenteks nyata.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Siswa banyak yang mengalami kejenuhan dan kebosanan belajar secara daring
sehingga terkadang menjawab soal secara asal- asalan. Konsentrasi dan motivasi anak belajar
di rumah dan di sekolah tentu akan berbeda. Hambatannya adalah HP yang dipakai untuk
mengumpul tugas adalah HP milik orang tuanya, maka siswa baru dapat mengumpulkan
tugasnya setelah orang tuanya pulang bekerja. Bahkan ada beberapa anak yang tidak bisa
mengumpulkan tugasnya. Foto tugas yang dikirim ke WA juga terkadang tidak jelas,
sehingga menyulitkan guru untuk mengoreksi.

Tekanan psikologis anak-anak tidak bisa bermain sambil belajar dan belajar sambil
bermain, mudah bosan, cepet marah, padahal pada anak usia sekolah sangat membutuhkan
pendampingan dalam belajar. Bagi orangtua, seperti kita ketahui di curhatan sosial media
banyak orang tua mengeluh dengan sistem pembelajaran daring saat ini, di mana para orang
tua mengeluh tidak bisa mengajari anak nya sehingga terciptanya konflik antara orang tua
dan anak dalam proses belajar.

3
BAB III
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BELAJAR DIMASA PANDEMI

A. Permasalahan umum
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pandemi COVID19.
Salah satunya kebijakan tersebut adalah larangan orang untuk berkumpul dan beraktivitas di
luar rumah mereka, dan anjuran untuk tetap tinggal di dalam rumah. Tetap tinggal di rumah,
beribadah di rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah adalah bunyi kebijakan tersebut.
Hal ini dikarenakan virus berbahaya ini dapat ditularkan kepada orang lain melalui berbagai
macam kontak fisik, mulai dari sentuhan dan droplet melalui udara sehingga salah satu
konsekuensinya maka individu harus tetap berusaha menjaga jarak sosial satu dengan yang
lain (physical distancing) (Nasruddin & Haq, 2020).

B. Identifikasi permasalahan yang sudah dibahas


Kebijakan social distancing sekaligus physical distancing dianggap dapat mereduksi
penyebaran COVID-19. Seiring dengan kebijakan itu, pemerintah mendorong semua elemen
pendidikan agar dapat mengaktifkan kelas secara daring meskipun secara fisik sekolah telah
tutup sementara. Penutupan sekolah kemudian menjadi salah satu langkah mitigasi yang
dianggap paling efektif untuk mereduksi penyebaran virus pada anak-anak. Solusi yang
diberikan yakni dengan memberlakukan proses pembelajaran di dalam rumah dengan
memanfaatkan berbagai macam fasilitas pendukung yang mendukung proses tersebut
(Herliandry, Nurhasanah, Suban, & Kuswanto, 2020).

Interaksi antara siswa maupun guru memang terjadi dan berlangsung secara virtual.
Interaksi dapat terjadi dengan menggunakan perangkat teknologi modern seperti komputer,
laptop, maupun telepon genggam. Siswa saat ini bisa menggunakan berbagai aplikasi
pembelajaran jarak jauh yang telah disediakan pemerintah secara gratis atau yang disediakan
pihak swasta dengan berbayar. Pembelajaran jarak jauh seperti ini tentu dibutuhkan oleh
semua siswa mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Fakta ini tidak hanya terjadi
di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Situasi dan kondisi mungkin tidak kondusif,
namun kegiatan belajar dapat dilakukan di mana saja. Apalagi saat ini telah banyak tersedia
peralatan teknologi yang dapat menunjang kegiatan tersebut sehingga semua orang dapat
4
melakukan berbagai hal, kapan pun, dan di dilakukan mana saja. Jadi tidak ada lagi batasan
waktu dan lokasi geografis.

5
BAB IV
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. Hambatan Dan Harapan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19


Oleh Yayasan Tunas Pelita
Hal yang menjadi kendala atau hambatan pertama adalah kondisi orang tua siswa yang
lebih banyak menggunakan aplikasi WhatsApps (WA). Kendala yang kedua adalah kesulitan
mencari jaringan internet dan gawai telepon pintar yang lebih sering dibawa orang tua yang
bekerja. Aplikasi WA juga lebih mudah karena anak-anak banyak menggunakannya. Kendala
ketiga adalah kesulitan sinyal. Berdasarkan hasil wawancara lebih lanjut, dengan guru yang
menggunakan pembelajaran dengan model daring, menyatakan bahwa model daring tersebut
sangat tidak cocok untuk para peserta didik. Zoom Meeting hanya sesekali dilaksanakan
karena mengingat tidak semua siswa dapat mengaksesnya terlebih ada beberapa siswa yang
terkendala sinyal. Pembelajaran daring dalam pelaksanaannya memiliki hambatan.

Hambatan pertama, ada beberapa anak yang tidak memiliki gawai (HP). Hambatan yang
kedua adalah memiliki HP tetapi terkendala fasilitas HP dan koneksi internet, terhambat
dalam pengiriman tugas karena susah sinyal. Bahkan data lebih lanjut menjelaskan bahwa
untuk beberapa siswa tidak punya HP sendiri, sehingga harus meminjam. Hambatan yang
ketiga adalah orang tua memiliki HP tetapi orang tua bekerja seharian di luar rumah sehingga
orang tua hanya dapat mendampingi ketika malam hari. Hambatan yang keempat adalah
keterbatasan koneksi internet, beberapa siswa tidak mempunyai HP dan jaringan internet
tidak baik. Hambatan kelima, tidak semua anak memiliki fasilitas HP dan ada beberapa orang
tua yang tidak paham dengan teknologi. Hal ini menyebabkan orang tua sulit untuk
mendampingi dan memfasilitasi anak.

Kasus seperti ini sangat menghambat dan guru harus mengulang-ulang pemberitahuan.
Hambatan keenam adalah informasi tidak selalu langsung diterima wali karena keterbatasan
quota internet. Sebagai contoh, misalnya hari ini ada tugas, namun 5 hari kemudian baru bisa
membuka WA. Bahkan pada awal pembelajaran daring siswa belum bisa membuka file WA
web karena belum memiliki memiliki pengetahuan mengenai aplikasi tersebut. Hambatan

6
Ketujuh adalah fitur HP yang terbatas, kendala pada sinyal dan kuota internet. Kendala yang
utama adalah secara teknis tidak semua wali murid memiliki fasilitas HP Android.

Selain itu, siswa banyak yang mengalami kejenuhan dan kebosanan belajar secara daring
sehingga terkadang menjawab soal secara asal- asalan. Konsentrasi dan motivasi anak belajar
di rumah dan di sekolah tentu akan berbeda. Hambatan kedelapan adalah HP yang dipakai
untuk mengumpul tugas adalah HP milik orang tuanya, maka siswa baru dapat
mengumpulkan tugasnya setelah orang tuanya pulang bekerja. Bahkan ada beberapa anak
yang tidak bisa mengumpulkan tugasnya. Foto tugas yang dikirim ke WA juga terkadang
tidak jelas, sehingga menyulitkan guru untuk mengoreksi. Hambatan kesembilan adalah
dalam pemantauan kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi karena tidak bisa bertatap
muka dengan tutor maupun teman.

Hambatannya adalah jika siswa terlambat memberi respon tugas, sementara guru harus
segera merekap skornya. Hambatan pertama berkaitan dengan respon tugas yang diberikan
ini adalah ketidaktepatan waktu dalam pengumpulan tugas. Siswa bisa mengumpulkan tugas
ketika orang tua sudah ada di rumah. Hambatan kedua, pemantauan kejujuran siswa dalam
mengerjakan evaluasi. Hambatan ketiga, ketika melaksanakan teleconference melalui zoom
kadang terkendala sinyal yang tidak lancar. Diskusi melalui Google Classroom terkadang
orang tua yang aktif ikut serta, bukan siswanya sendiri. Hambatan kempat, sinyal atau
jaringan menjadi kendala dalam pengumpulan tugas. Hambatan kelima, tidak bisa memantau
proses secara langsung. Hal ini menyebabkan esensi dari pembelajaran yang mengedepankan
proses tidak dapat teramati oleh guru.

2. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Di Yayasan


Tunas Pelita
Awal tahun 2020 dunia dibuat kaget dengan keberadaan suatu varian virus baru bernama
Corona. Penyakitnya disebut sebagai COVID-19, sebagai virus yang menyerang Cina, yang
ditemukan pada bulan November 2019 tepatnya di kota Wuhan. Corona yang semula
dianggap virus biasa. Prediksi kemudian salah, dan virus ini dapat membunuh manusia
sekaligus menyebar sangat cepat. Gejala yang muncul menyerupai flu, masuk angin, batuk,
dan demam. Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti terkait penyebab virus corona,
namun diketahui bahwa virus ini disebarkan oleh hewan. Virus ini juga mampu ditularkan
dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk menularkan dan ditularkan manusia. Insiden
7
kemudian meluas di Wuhan dan banyak korban, serta menyebar ke provinsi lain di Cina
(Altuntas & Gok, 2021). Virus ini luar biasa, hanya dalam waktu singkat, virus ini sudah
merenggut ribuan nyawa bukan hanya di Cina tetapi juga di berbagai negara di dunia seperti
Italia, Iran, Korea Selatan, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan negara lainnya
termasuk Indonesia (Wong dkk., 2020).

Kebijakan social distancing sekaligus physical distancing dianggap dapat mereduksi


penyebaran COVID-19. Seiring dengan kebijakan itu, pemerintah mendorong semua elemen
pendidikan agar dapat mengaktifkan kelas secara daring meskipun secara fisik sekolah telah
tutup sementara. Penutupan sekolah kemudian menjadi salah satu langkah mitigasi yang
dianggap paling efektif untuk mereduksi penyebaran virus pada anak-anak. Solusi yang
diberikan yakni dengan memberlakukan proses pembelajaran di dalam rumah dengan
memanfaatkan berbagai macam fasilitas pendukung yang mendukung proses tersebut
(Herliandry, Nurhasanah, Suban, & Kuswanto, 2020).

Interaksi antara siswa maupun guru memang terjadi dan berlangsung secara virtual.
Interaksi dapat terjadi dengan menggunakan perangkat teknologi modern seperti komputer,
laptop, maupun telepon genggam. Siswa saat ini bisa menggunakan berbagai aplikasi
pembelajaran jarak jauh yang telah disediakan pemerintah secara gratis atau yang disediakan
pihak swasta dengan berbayar. Pembelajaran jarak jauh seperti ini tentu dibutuhkan oleh
semua siswa mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Fakta ini tidak hanya terjadi
di Indonesia, namun juga di seluruh dunia.

3. Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 Di


Yayasan Tunas Pelita
Pada pembelajaran daring ini menjadi hal yang menantang bagi pendidik dan peserta
didik dan mengakibatkan adanya tekanan psikologis baik yang dirasakan pendidik, peserta
didik bahkan orang tua peserta didik. Salah satu tekanan yang di rasakan pendidik adalah
bagaimana cara kita sebagai guru mampu menciptakan perangkat pembelajaran yang menarik
dan tujuan pembelajaran tersampaikan ke peserta didik, dengan suasana pembelajaran yang
nyaman bagi semua pihak walaupun menggunakan daring. Dan pastinya guru harus
menguasai tekhnologi agar pembelajaran jarak jauh tetap berjalan dengan efektf disaat
pandemi seperti ini.

8
Bagi peserta didik mengakibatkan beberapa tekanan psikologis anak-anak tidak bisa
bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain, mudah bosan, cepet marah, padahal pada
anak usia sekolah sangat membutuhkan pendampingan dalam belajar. Bagi orangtua, seperti
kita ketahui di curhatan sosial media banyak orang tua mengeluh dengan sistem pembelajaran
daring saat ini, di mana para orang tua mengeluh tidak bisa mengajari anak nya sehingga
terciptanya konflik antara orang tua dan anak dalam proses belajar.

Melihat hal tersebut maka di sarankan bagi pendidik Yayasan Tunas


Pelita hal hal yang dapat di lakukan adalah :

1. Menjadi guru yang menyenangkan yang selalu di rindukan oleh peserta didik

2. Menggunakan metode bermain dalam pembelajaran dengan bahan bahan yang ada
di sekitar rumah dan mudah di dapatkan.

3. Manajemen waktu saat melakukan pertemuan daring dengan peserta didik karena
berkaitan dengan sinyal dan tentunya kuota serta kesibukan orang tua saat
pendampingan.

4. Pengaturan bermain gadget pada anak sehingga anak tidak kecanduan dalam
menggunakan gadget

5. Orang tua tidak memforsiran anak dalam mengerjakan tugas tugas dari guru. Biarkan
anak berkreatif dengan sendirinya.

6. Orang tua dan guru membahas tentang perkembangan peserta didik  dan apa saja
kendala yang di hadapi dalam pembelajaran daring serta perkembangan peserta didik
minimal 1 minggu sekali

9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hambatannya orang tua harus menambah waktu untuk mendampingi anak-anak.
Sedangkan dari segi guru, guru menjadi melek teknologi dan dituntut untuk belajar banyak
hal khususnya pembelajaran berbasis daring. Sistem pembelajaran daring dapat dijadikan
sebagai model dalam melakukan pembelajaran selanjutnya.

B. Saran
Tidak hanya dari guru saja siswa pun juga bisa mencari sumber belajar dan bertanya
kepada orang tua atau orang terdekat jika tidak mengerti dengan materi yang sudah diberikan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A., & Sa’adah, N. (2020, Desember). DAMPAK PANDEMI COVID-19
TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI INDONESIA. Jurnal
Psikologi, olume 13 , 214-225.

Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh
Guru Sekolah Dasar. (2020, September). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.
10, 282-289.

Budiwibowo, S. (2012). KAJIAN FILSAFAT ILMU DAN FILSAFAT PENDIDIKAN


TENTANG RELATIVISME KULTURAL DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
MORAL. Vol 2(No ), 10-20.

Utomo, D. K., Soegeng, A., Purnamasari, I., & Amaruddin, H. (2021). Pemecahan Masalah
Kesulitan Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 Kelas IV SD. Jurnal Mimbar
PGSD Undiksha, 1-9 .

11

Anda mungkin juga menyukai