Anda di halaman 1dari 21

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA KEGAWATDARURATAN MATERNAL


NEONATAL

Dosen Pengampu: Yan Deivita, S.Tr.Keb., M.Keb

Disusun Oleh:

Kelompok V
Aprilia Makalalag
Mutiara Pasambuna
Tariska Radini Rauf
Ghiskia Alfatiha Korompot
Chindy Rahmatia Hadia

YAYASAN PENDIDIKAN 23 MARET KOTAMOBAGU


AKADEMI KEBIDANAN BUNDA KOTAMOBAGU

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Pendokumentasian asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal neonatal”

dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb

Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Selain itu, makalah ini bertujuan

menambah wawasan tentang kondisi maternal neonatal yang beresiko

kegawatdaruratan bagi para pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Yan Deivita selaku dosen

pengampu mata kuliah askeb kegawatdaruratan maternal neonatal. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu,

saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kotamobagu, 14 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Manajemen Kebidanan (Varney, 1997)......................................................................6
B. 7 Langkah Manajemen Kebidanan.............................................................................6
C. Proses Penatalaksanaan Kebidanan............................................................................6
D. Proses manajemen kebidanan 5 langkah (Kompetensi Bidan)...............................7
E. Langkah – langkah manajemen kebidanan.............................................................7
F. SOAP...................................................................................................................14
G. Nomenklatur Kebidanan.......................................................................................16
BAB III PENUTUP.........................................................................................................20
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO kematian ibu adalah kematian seorang wanita

waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk

mengakhiri kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang

merupakan masalah yang besar dimana jumlah kematian maternal masih

Ktinggi, diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup

bahkan dibeberapa negara terhadap 100.000 kelahiran hidup. WHO

memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000

meninggal saat hamil atau bersalin (Kemenkes RI, 2016).

Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun

2015, AKI menunjukkan 305/100.000 KH dan AKB 32/1000 KH,

sedangakan menurut SDKI tahun 2012 AKI 359/100.000 KH dan AKB

40/1000 KH. Meskipun mengalami penurunan yang cukup signifikan AKI

dan AKB di Indonesia masih tergolong tertinggi di kawasan Asia

Tenggara. (Kemenkes RI, 2016)

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan AKI maupun

AKB di Indonesia, salah satunya melalui peluncuran program Expanding

Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang diluncurkan oleh

Kementrian Kesehatan pada tahun 2012. Program ini dilaksanakan di 6


provinsi dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar termasuk

Jawa Tengah. (Kemenkes RI, 2016)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai

berikut:

1. Manajemen apa yang digunakan dalam asuhan kebidanan

kegawatdaruratan maternal neonatal?

2. Bagainama proses penatalaksanaan kebidanan dalam kegawatdaruratan

maternal neonatal?

3. Apa saja langkah – langkah dalam manajemen kebidanan pada

kegawatdaruratan maternal neonatal?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui manajemen yang digunakan dalam asuhan kebidanan

kegawatdaruratan maternal neonatal

2. Mengetahui proses penatalaksanaan kebidanan dalam kegawatdarurata

maternal neonatal

3. Mengetahui langkah – langkah dalam manajemen kebidanan pada

kegawatdaruratan maternal neonatal


BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Kebidanan (Varney, 1997)

Manajemen kebidanan (varney,1997) adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk mwngorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan,

keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan

suatu keputusan yang berfokus pada klien. Itu merupakan kerangka

berpikir seorang bidan.

B. 7 Langkah Manajemen Kebidanan

1. Mengumpulkan data klien

2. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnose / masalah

3. Mengidentifikasi diagnose/masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya

4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera, melakukan tindakan,

konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya

5. Menyusun rencana asuhan

6. Implementasi asuhan sesuai dengan rencana

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan dan modifikasi asuhan

C. Proses Penatalaksanaan Kebidanan

Proses penatalaksanaan kebidanan dimulai dari:


1. Mengumpulkan data

2. Menginterpretasikan data/diagnose/masalah

3. Mengidentifikasi diagnose/maalah potensial

4. Menetapkan kebutuhan, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan

yang lain

5. Menyusun rencana

6. Pelaksanaan langsung asuhan

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan

D. Proses manajemen kebidanan 5 langkah (Kompetensi Bidan)

5 langkah (kompetensi bidan)

1. Pengumpulan data dasar

2. Diagnosis

3. Perencanaan

4. Implementasi

5. Evaluasi

E. Langkah – langkah manajemen kebidanan

1. Langkah 1 pengumpulan data klien

a. Jenis data

b. Sumber data

c. Cara pengumpulan

d. Lengkap, tepat, akurat

2. Langkah 2 interpretasi data


a. Data di interpretasi berarti identifikasi masalah

b. Rumusan masalah dan diagnose, keduanya digunakan karena

masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnose, tetapi

membutuhkan penanganan

c. Contoh :

Diagnosanya adalah wanita hamil trimester III

Masalahnya adalah ibu merasa takut terhadap proses persalinan

dan melahirkan.

d. Pada langkah ini bidan menganalisis data dasar yang didapat pada

langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis,

sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah kebidanan

e. Rumusan diagnose merupakan kesimpulan dari kondisi klien,

apakah klien dalam kondisi hamil, inpartu, nifas, bayi baru lahir?

Apakah kondisinya dalam keadaan normal? Diagnose ini

dirumuskan menggunakan nomenklatur kebidanan

f. Sedangkan masalah dirumuskan apabila bidan menemukan

kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

g. Masalah ini terjadi pada ibu tetapi belum termasuk dalam rumusan

diagnose yang ada, karena masalah tersebut membutuhkan

penanganan/intervensi bidan, maka dirumuskan setelah diagnose


h. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami

wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil

pengkajian. Masalah tersebut juga sering menyertai diagnose

3. Langkah 3 mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

a. Identifikasi iagnosa atau masalah potensial berdasarkan

diagnose/masalah yang telah diidentifikasi

b. Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam

melakukan asuhan kebidanan, mbidan dituntut untuk

mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang

ada/ sudah terjadi

c. Pada langkah antisipasif ini diharapkan bidan selalu waspada dan

bersiap mencegah diagnose/ masalah potensial ini benar-benar

tidak terjadi

d. Langkah ini, penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman,

dan langkah ini perlu dilakukan secara cepat, karena sering terjadi

dalam kondisi emergensi.

e. Dengan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial

yang akan terjadi berdasarkan diagnose/masalah yang sudah ada,

bidan dapat merumuskan tindakan apa yang perlu diberikan untuk

mencegah atau menghindari masalah / diagnose potensial yang

akan terjadi
4. Langkah 4 mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan penanganan

segera/tindakan emergensi

a. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan lainnya yang sesuai dengan kondisi klien

b. Pada saat ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik

tindakan intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter

lain, atau rujukan berdasarkan kondisi klien

c. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

penatalaksanaan kebidanan yang terjadi dalam kondisi emergensi.

Berdasarkan hasil analis data, ternyata kondisi klien membutuhkan

tindakan segera untuk menangani/mengatasi diagnose/masalah

yang terjadi

d. Pada langkah ini mungkin saja diperlukan data beru yang lebih

spesifik sehingga mengetahui penyebab langsung masalah yang

ada, sehingga diperlukan tindakan segera untuk mengetahui

penyebab masalah. Jadi tindakan segera bias juga berupa

observasi/pemeriksaan.

e. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat

dimana bidan harus bertindak segra untuk kepentingan

keselamatan jiwa ibu atau anak


f. Pada tahap ini mungkin juga klien memerlukan tindakan dari

seorang dokter, misalnya terjadi prolapse tali pusat, sehingga perlu

tindakan rujukan dengan segera

g. Demikian juga bila ditemukan tanda awal dari preeclampsia,

kelainan panggul dan lain lain maka bidan perlu melakukan

konsultasi atau kolaborasi dengan dokter

5. Langkah 5 merencanakan asuhan yang menyeluruh

a. Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh

lengkah – lengkah sebelumnya. Pada langkah ini data yang tidak

lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh

meliputi apa yang sudah teridentifikasi, apa yang diperkirakan

akan terjadi berikutnya, apa yang dibutuhkan dan apakah perlu

merujuk klien bila ada masalah.

b. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

lanjutan dari penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnose yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi, baik yang sifatnya segera

ataupun rutin

c. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat

dilengkapi dengan merumuskan tindakan yang sifatnya

mengevaluasi/memeriksa kembali. Atau perlu tindakan yang

sifatnya follow up
d. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

penanganan masalah yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien

atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga tindakan yang

bentuknya antisipasi.

e. Begitu pula tindakan rujukan yang dibutuhkan klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural

atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain asuhan terhadap

wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan

semua aspek asuhan kesehatan.

f. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak,

yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif

karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut (Informed

Consent).

g. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan

rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan

bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum

melaksanakannya, baik lisan ataupun tertulis.

h. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh

ini harus rasional dan benar-benar nyata berdasarkan pengetahuan

dan teori yang up to date serta telah dibuktikan bahwa tindakan

tersebut bermanfaat/efektif berdasarkan penelitian (Evidence

Based).

6. Langkah 6 melaksanakan perencanaan


a. Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien,

efektif dan aman.

b. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian di lakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau

anggota tim kesehatan lainnya.

c. Apabila ada tindakan yang tidak dilakukan oleh bidan tetapi

dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan yang lain, bidan tetap

memegang tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan

asuhan berikutnya.(misalnya memastikan langkah-langkah tersebut

benar-benar terlaksana, dan sesuai dengan kebutuhan klien).

d. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan

bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap

bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang

menyeluruh tersebut.

e. Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya

serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.

f. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.

7. Langkah VII evaluasi

a. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan


apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.

b. Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa

dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang

benar efektif dalam pelaksanaannya.

c. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif

sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses

penatalaksanaan ini merupakan suatu kegiatan yang

berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap

asuhan yang tidak efektif melalui pengkajian ulang (memeriksa

kondisi klien).

d. Proses avaluasi ini dilaksanakan untuk menilai apakah proses

penatalaksanaan efektif/tidak efektif serta melakukan penyesuaian

pada rencana asuhan tersebut.

F. SOAP

S: subjek data

Data yang didapatkan dari hasil pengkajian langsung kepada pasien,

keluarga Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien Data

yang tidak mempunyai parameter/ ukur Ekspresi pasien, keluhan dari

pasien
O: Objek Data

 Hasil observasi/ pengamatan langsung

 Hasil pemeriksaan fisik paisen

 Pemeriksaan lab, pemeriksaan diagnostik lain

 Data yang mempunyai paramer/ tolak ukur

 Data yang mempunyai fakta/ kenyataan

A: Analisis/ Assesment/ Analisa

 Hasil analisis dan interpretasi/ kesimpulan dari data subjektif dan

objektif

 Berisikan langkah 2,3,4 di dalam manajemen asuhan kebidanan

menurut Helen Varney

P: Planing / Perencanaan

 Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang

 Rencana disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data

 Rencana asuhan bertujuan untuk tercapainya asuhan sesuai dengan

kondosi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraannya

 Mencakup langkah 5,6,7 di dalam manajemen asuhan kebidanan

menurut Helen Varney


G. Nomenklatur Kebidanan

Nomenklatur diagnose kebidanan adalah suatu system nama yang

telah terklarifikasikan dan diakui serta disyahkan oleh profesi, digunakan

untuk menegakkan diagnose sehingga memudahkan pengammbilan

keputusannya. Dalam nomenklatur kebidanan mempunyai standar yang

harus dipenuhi. (WHO, UNPFA, UNICEF, World Bank (2000), I M P A C

(Intregrated Management of Pregnancy And Chilbirth); Dian Haryanti).

1. Persalinan normal

2. Partus normal

3. Syok

4. DJJ tidak normal

5. Abortus

6. Solusio Plasenta

7. Akut Pyelonephritis

8. Amnionitis

9. Anemia berat

10. Apendiksitis

11. Atonia uteri

12. Infeksi mammae

13. Pembengkakan mammae

14. Presentasi bokong

15. Asma bronchiale

16. Presentasi dagu ,


17. Disproporsi sevalo pelvik

18. Hipertensi kronik

19. Koaligopati

20. Presentasi ganda

21. Cystitis

22. Eclampsia

23. Kelainan ektopik

24. Encephalitis

25. Epilepsy

26. Hidramnion

27. Presentasi muka

28. Persalinan semu

29. Kematian janin

30. Hemorargik antepartum

31. Hemorargik postpartum

32. Gagal jantung

33. Intertia uteri

34. Infeksi luka

35. Invertio uteri

36. Bayi besar

37. Malaria berat dengan komplikasi

38. Malaria ringan dengan komplikasi

39. Meconium
40. Meningitis

41. Metritis

42. Migrain

43. Kehamilan mola

44. Kehamilan ganda

45. Partus macet

46. Posisi occiput posterior

47. Posisi occiput melintang

48. Kista ovarium

49. Abses pelvik

50. Peritonitis

51. Plasenta previa

52. Pneumonia

53. Pre-eklampsia ringan/berat

54. Hipertensi karena kehamilan

55. Ketuban pecah dini

56. Partus prematurus

57. Prolapsus tali pusat

58. Partus fase laten lama

59. Partus kala II lama

60. Sisa plasenta

61. Retensio plasenta

62. Rupture uteri


63. Bekas luka uteri

64. Presentasi bahu

65. Distosia bahu

66. Robekan serviks dan vagina

67. Tetanus

68. Letak lintang

69. Section saesarea


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa

pendokumentasian asuhan kebidanan pada kegawatdaruratan maternal

neonatal dapat dituliskan dalam bentuk SOAP dan mengikuti 7 langkah

Varney.
DAFTAR PUSTAKA

https://arpusda.semarangkota.go.id/uploads/data_karya_ilmiah/20210610113019-

2021-06-10data_karya_ilmiah112844.pdf

https://slideplayer.info/slide/13335188/ \

httpa://warungbidan.blogspot.com/2016/03/nomenklatur-diagnosa-

kebidanan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai