Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.

”S” G2 P1001 Ab000


USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU DENGAN INPARTU KALA II FASE
AKTIF DI BPM SITI RUGAYAH, Amd.Keb KABUPATEN MALANG

2 Oktober 2021

Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan I Semester V

Disusun Oleh :
NAMA : LISA LESTARI
NIM : BOB0191784

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya, Asuhan
Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.S Usia 29 Tahun G2
P1002Ab000 Usia Kehamilan 39-40 Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterin Di
Bpm Siti Rugayah, Amd.Keb Kabupaten Malang”.
Asuhan Kebidanan ini berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa/
masalah, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan kebutuhan segera,
intervensi, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan.
Penulis dalam hal ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. dr. Muljo Hadi Sungkono, Sp.OG (K), Selaku Pembimbing Yayasan Kendedes
Malang
2. drg. Suharwati, Selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang
3. dr. Endah Puspitorini, MsclH, DTMPH, selaku PLH Ketua STIKes Kendedes
Malang
4. Lilik Winarsih, SST., M.Keb, Selaku ketua program Studi Diploma III Kebidanan
5. Ulfa Nur Hidayati,SKM,. M.Kes Selaku Pembimbing Akademik
6. Miftakhul Maghfirah, SST., M.Keb Selaku Instruktur Klinik Praktik Klinik
Kebidanan 1
7. Siti Rugayah, Amd.Keb Selaku pembimbing Klinik Praktik Klinik Kebidanan I
Demikian, semoga asuhan kebidanan ini bisa memberikan manfaat bagi diri kami
sendiri dan pihak lain yang menggunakan.

Malang, 2 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar ............................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ...............................................................1
1.2.1 Tujuan Umum...........................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus .........................................................1
1.3 Manfaat .............................................................................2
1.4 Metodologi Penulisan .......................................................3
1.5 Sistematika Penulisan........................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Persalinan Normal.............................................5
2.2 Konsep Manajemen Varney..............................................21
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ..........................................................................31
3.2 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah ..................................38
3.3 Antisipasi Masalah Potensial..............................................39
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ..........................................39
3.5 Intervensi ............................................................................40
3.6 Implementasi ......................................................................41
3.7 Evaluasi ..............................................................................42
BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................47
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................48
5.2 Saran ..................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................51
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18
jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan
kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk
melahirkan bayi.( Elisabeth siwi walyani, dkk. 2015 : 5 )
Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu ( 28 persen),
anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai
negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan;
proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen. Walaupun
seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan,
namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan
mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan.(WHO).

Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan salah satu kompetensi utama
bidan.. oleh karena itu bidan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional
dan berkualitas dengan pengawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tanggap terhadap
masalah, maupun memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.

Sehingga, berdasarkan penjabaran diatas , penulis ingin melakukan “asuhan


kebidanan pada Ny. “S” G2 P1001 Ab000 dengan persalinan normal di BPM Siti
Rugayah,Amd.Keb Kabupaten Malang.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “S” G2 P1001 Ab000 usia kehamilan 39-
40 minggu janin tunggal hidup intrauterin kala I fase aktif normal di BPM Siti
Rugayah,Amd.Keb Kabupaten Malang diharapkan mahasiswa dapat memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif dan sesuai dengan standar kebidanan yang
berlaku.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal diharapkan:
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian terhadap ibu bersalin.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan pada
ibu bersalin normal.
1.2.2.3 Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah potensial yang timbul dari
masalah atau diagnosa pada ibu bersalin.
1.2.2.4 Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu bersalin.
1.2.2.5 Mahasiswa mampu melakukan suatu perencanaan pada ibu bersalin.
1.2.2.6 Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang
tepat.
1.2.2.7 Mahasiswa dapat mengevaluasi semua tindakan yang sudah dilakukan.
1.2.2.8 Mahasiswa mampu mendokumentasi asuhan kebidanan secara baik dan
menyeluruh.
1.3 Manfaat
1.3.1 Mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan konseling pada ibu bersalin dan mampu memberikan
pelayanan khususnya bayi baru lahir sesuai dengan kebutuhan klien.
1.3.2 Keluarga klien
Dapat mengetahui keadaan ibu dan kesejahteraan bayinya dan mengetahui jika
terjadi kelainan atau komplikasi yang menyertai persalinannya.
1.3.3 Tenaga kesehatan
Lebih dapat meningkatka pelayanan kesehatan sehingga mampu meningkatkan
derajad kesehatan masyarakan secara umum terutama pada ibu bersalin untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien maupun
keluarganya.
1.4.2 Observasi
Yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang dilakukan klien.
1.4.3 Praktek langsung
Yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan pada klien secara langsung.
1.4.4 Dokumentasi status
Yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data, pendokumentasian mengenai klien
di puskesmas.
1.4.5 Studi kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang diangkat pada buku atau literatus
yang ada.
1.5 Sistematika Penulis
Penyusun asuhan kebidanan ini terbagi menjadi 5 bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan metodologi penulis dan sistematika penulis.
BAB II TINJAUAN TEORI
Isi berupa cuplikan/ rujukan teori, konsep yang memiliki relevensi dengan asuhan
kebidanan yang diberikan beserta konsep teori manajemen kebidanan sesuai
dengan kasus yang dihadapi.
BAB III TINJAUAN KASUS ( Dalam Bentuk Tulisan )
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa/ masalah, identifikasi
masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi,
evaluasi dan catatan perkembangan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai perbedaan yang terjadi
pada tinjauan teori dan tinjauan kasus.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan Normal


2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi
teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja
dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.
( Elisabeth siwi walyani, dkk. 2015 : 5 )
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir
( Sondakh Jenny, 2013 hal 2
Persalinan atau partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
( Dainty Maternity, dkk. 2016 : 8 )
2.1.2 Sebab Mulainya Persalinan
1. Teori penurunan progesterone
Kadar progesterone akan mulai menurun pada kira-kira 1-2 minggu sebelum
persalinan dimulai
Terjadinya kontraksi otot polos uterus pada persalinan akan menyebabkan rasa
nyeri yang hebat yang belum diketahui pasti penyebabnya, tetapi terdapat beberapa
kemungkinan yaitu :
a. Hipoksia pada miometrium yang sedang berkontraksi
b. Adanya penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus bagian bawah otot-otot
yang saling bertautan.
c. Peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran serviks, yaitu
pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya berupa
muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas
d. Peritoneum yang berada diatas fundus mengalami peregangan
2. Teori keregangan
Ukuran uterus yang makin membesar dan mengalami penegangan akan
mengakibatkan otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin dapat
menjadi factor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenta yang pada akhirnya
membuat plasenta mengalami degenerasi. Ketika uterus berkontraksi dan
menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion
akan melebarkan saluran serviks.
3. Teori oksitosin interna
Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin. Adanya perubahan
keseimbangan antara estrogen dan progesterone dapat mengubah tingkat
sensitivitas otot Rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang
disebut Braxton Hicks. Penurunan kadar progesterone karena usia kehamilan yang
sudah tua akan mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat.
Tanda-tanda dimulainya proses persalinan :
1. Terjadinya his persalinan
Sifat his persalinan adalah:
a. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
b. Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar
c. Makin beraktivitas ( jalan), kekuatan akan makin bertambah
2. Pengeluaran lender dengan darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks yang
akan menimbulkan:
a. Pendataran dan pembukaan
b. Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas
c. Terjadi perdarahan karena kapile pembuluh darah pecah
3. Pengeluaran cairan
Akan terjadi pecah ketuban. Sebagian besar, keadaan ini terjadi menjelang
pembukaan lengkap. Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan
akan berlagsung kurang dari 24 jam.
4. Hasil-hasil yang didapatkan pada pemeriksaan dalam
a. Perlunakan serviks
b. Pendataran servik
c. Pembukaan serviks.
( Sondakh, 2013; Hal 2-3 )
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
1. Penumpang ( Passenger )
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi letak sikap, dan
posisi janin; sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak besar
dan luasnya.
2. Jalan lahir ( Passage )
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang
panggul. Sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak lunak adalah
segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul , vagina,
dan introitus vagina.
3. Kekuatan ( Power )
Factor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu:
a. Kekuatan primer ( kontraksi involunter )
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke
uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain frekuensi, durasi, dan
intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks menipis dan
berdilatasi sehingga janin turun.
b. Kekuatan sekunder ( kontraksi volunteer )
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
mendorong keluar isi kejalan lahir sehingga menimbulkan tekanan
intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah
kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak memengaruhi
dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup
penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari uterus dan vagina.
4. Posisi ibu ( psychology response )
Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Perubahan
posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi
rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak ( contoh posisi berdiri,
berjalan, duduk, dan jongkok ) memberi sejumlah keuntungan, salah satunya adalah
memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin. Selain itu, posisi
dianggap dapat mengurangi kejadian penekanan tali pusat.
5. Respons Psikologi
Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:
a. Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan
b. Dukungan kakek-nenek ( saudara dekat ) selama persalinan
c. Saudara kandung bayi selama persalinan
( Sondakh, 2013; Hal 4-5 )
2.1.4 Tahapan Persalinan
1. Kala I ( kala pembukaan )
Kala I di mulai saat persalinan mulai pembukaan nol sampai pembukaan lengkap
(10 cm). proses ini terdiri dari 2 fase :
a. Fase laten berlangsung selama 8 jam, servis membuka sampai 3 cm.
b. Fase aktif berlangsung selama 7 jam, servis membuka 4 cm sampai 10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering, di bagi dalam 3 fase :
1) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4cm.
2) Fase delatrasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4cm menjadi 9cm.
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2
jam pembukaan 9cm menjadi lengkap yaitu 10cm.
Pada primigravida, kala I berlangsung kurang lebih 12 jam, sedangkan pada
multigravida kurang lebih 8 jam.
2. Kala II (kala pengeluaran janin)
Gejala utama kala II adalah :
a. His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik.
b. Menjelang lahir kala I, ketuban pecah di tandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap di ikuti keinginan
mengejar akibat tertekannya fleksusfranken house.
d. Kedua kekuatan HIS dan mengejar lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi kepala pembuka pintu, subocciput bertindak sebagai hipomoglion
kemudian secara berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka,
serta kepala seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruh diikuti putar paksi luar yaitu penyesuaian kepala pada
punggung.
f. Kepala di pegang sama occiput dan di bawa dagu, kemudian di tarik dengan
menggunakan cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan keatas untuk
melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
g. Lamanya kala II untuk primigrafida 1,5-2 jam dan multigrafida 1,5-1 jam.
3. Kala III ( pelepasan plasenta )
Kala III di mulai setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit. Cara melahirkan plasenta yaitu dengan menggunakan teknik dorsokranial.
Proses lepasnya plasenta dapat di perkirakan dengan melihat tanda-tanda pelepasan
plasenta:
a. Uterus menjadi bundar.
b. Uterus ke dorong ke atas karena plasenta di lepas ke sekmen bawah rahim.\
c. Tali pusat bertambah panjang.
d. Terjadi semburan darah tiba-tiba.
Pengeluaran selaput ketuban. Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-
kadang masih ada bagian plasenta yang tertinggal. Bagian yang tertinggal tersebut dapat
di keluarkan dengan cara : menaik pelan-pelan, memutar atau memilihnya seprti tali,
memutar padat lem dan manual atau digital. Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa
secara teliti setelah di lahirkan apakah setiap bagian plasenta lengkap atau tidak.
Mungkin plasenta yang di periksa yaitu permukaan maternal yang memiliki 6-20
kkortiledon, permukaan vetal, dan apakan terdapat tanda-tanda plasenta subsenturia. Jika
plasenta tidak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat pendarahan dan
infeksi. Kala III terdiri dari dua fase:
1. Fase pelepasan plasenta
a. Schultze
Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Cara ini merupakan cara yang
paling sering terjadi 80%. Bagian yang lepas terlebih dulu adalah bagian tengah,
lalu terjadi retroplasental hemotoma yang menolak plasenta mula-mula bagian
tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada
sebelum plasenta lahir dan berjumlah banyak setelah plasenta lahir.
b. Duncan
Berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir
20%. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Pengeluarannya juga
serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
1. Fase pengeluaran plasenta
a. Kustner
Dengan meletakan tangan disertai tekanan di atas simfisis, tali pusat ditegangkan,
maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam atau maju berarti sudah
lepas
b. Klein
Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat kembali berarti belum
lepas, diam atau turun berarti lepas. ( cara ini tidak digunakan lagi).
c. Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta
belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas
( Sondakh. 2013 : 6-7 )

4. kala IV (Kala pengawasan/observasi/pemulihan)


kala IV di mulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Kala ini terutama
bertujuan untuk melakukan observasi karena pendarahan postpartum paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama pendarahan harus ditakar sebai-baiknya.
Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan
plasenta dan robekan pada selviks dan perineum. Rata-rata jumlah pendarahan yang
dikatakan normal adalah 250cc, biasanya 100-300cc. jika pendarahan lebih dari 500cc,
maka sudah dianggap abnormal dengan demikian harus dicari penyebabnya. Penting untuk
diingat : jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan plasenta lahir.
Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang terlebih dahulu dan
perhatikanlah 7 pokokpenting berikut:
a. kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan palpasi. Jika perlu
lakukan masase dan berikan uterotanika, seperti methergin, atau ermetrin dan oksitosin.
b. Pendarahan: ada atau tidaknya, banyak atau biasa.
c. Kandung kemih: harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan berkemih dan kalau tidak
bisa, lakukan kateter.
d. Luka-luka: jahitannya baik atau tidak, ada pendarahan atau tidak.
e. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.
f. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernafasan, dan masalah lain.
g. Bayi dalam keadaan baik.
(Sondakh,2013:5-8)
2.1.5 Mekanisme Persalinan
1. Engagement: presenting part janin berada setinggi spina iskiadika ibu
Terjadi ketika presenting part janin sudah masuk jauh kedalam pelvis sehingga
tingginya sudah setinggi spina iskiadiva pelvis ibu
a. Diameter biparietal kepala sudah melewati pintu atas panggul
b. Janin yang sudah engaged menunjukkan bahwa pintu atas panggul cukup luas
untuk dilewati oleh tubuh janin karena bagian janin yang paling lebar sudah
melewati bagian pelvis yang paling sempit
2. Desensus: gerakan janin kebawah
a. Gerakan turunnya janin atau desensus ini ditentukan ketika diameter biparietal
melintasi spina iskiadika dan bergerak masuk pintu atas pinggul
b. Gerakan desensus terjadi secara hilang timbul bersamaan dengan kontraksi dan
disebabkan oleh beberapa kekuatan yaitu: tekanan langsung pada janin karena
fundus uteri yang berkontraksi, tekanan dari cairan amnion, tekanan akibat
manuver valsava pada otot abdomen, dan pelurusan serta ekstensi bagian badan
janin
c. Desensus lengkap baru selesai sesudah kepala janin melewati serviks yang
terbuka dan menekan lantai vagina sebelah posterior
3. Fleksi: gerakan kepala janin yang menunduk ke depan sehingga dagunya merapat
ke dada
Terjadi selama gerakan desensus dan disebabkan oleh resitensi kepala janin yang
mengenai dasar panggul
a. Gabungan tekanan dari uterus dan kontraksi otot abdomen bersama resistensi ini
akan memaksa kepala janin menekuk ke depan sehingga bagian dagu merapat
pada dada
b. Keadaan ini memugkinkan diameter kepala janin yang paling kecil bergerak
turun melewati pelvis
c. Gerakan fleksi menyebabkan perubahan diameter presenting part dari
oksipitofrontal (pangkal hidung hingga ubun-ubun belakang) menjadi
suboksipitobregmatika (ubun-ubun belakang hingga suboksiput) dalam posisi
oksipito anterior (u2k. depan)
d. Pada posisi oksipitoposterior (u2k.belakang) akan terjadi gerakan fleksi yang
tidak lengkap sehingga diameter presenting partnya menjadi lebih besar dan
persalinannya lebih lama
4. Rotasi Interna: gerakan rotasi kepala yang memudahkan pelintasan kepala melewati
spina iskiadika
Mengacu kepada gerakan rotasi kepala untuk melewati spina iskiadika
a. Kepala janin secara khas memasuki pelvis dengan diameter anteroposterior
kepala dalam posisi melintang (dari kanan ke kiri) karena pintu bawah panggul
yang paling lebar terdapat pada diameter dari kanan ke kiri; kedua bahu janin
harus pula melewati pintu bawah panggul
b. Jika bagian kepala tetap berada dalam posisi melintang, maka kedua bahu terlalu
lebar untuk dapat melewati pintu bawah panggul
c. Selanjutnya, kepala akan mengalami rotasi sekitar 45 derajat ketika menemui
rintangan yang ditimbulkan oleh dasar panggul
d. Sebagai akibatnya, diameter anteroposterior kepala berada dalam bidang
anteroposterior pelvis (dari depan ke belakang) sehingga menempatkan bagian
terbesar kedua bahu segaris dengan bagian terlebar pintu atas panggul
e. Gerakan ini juga akan membuat tubuh janin segaris dalam posisi yang optimal
untuk melanjutkan gerakan desensus bersama dengan bagian kepala janin yang
paling lebar pada diameter pintu bawah panggul yang paling lebar karena pintu
bawah panggul yang paling lebar terdapat pada diameter anteroposterior
f. Pada saat ini, muka janin biasanya menghadap bagian posterior tubuh ibu dan
bagian belakang kepala janin menghadap bagian anterior tubuh ibu
5. Ekstensi: oksiput dilahirkan lewat gerakan ekstensi; kepala janin akan mendongak
(ekstensi); dan bagian kepala, muka, serta dagu dilahirkan. Terjadi setelah rotasi
interna selesai
a. Ketika kepala sudah melewati pelvis, oksiput akan terlihat pada introitus vagina
tetapi bagian posterior leher masih tertahan oleh simfisis pubis (arkus pubis)
b. Gerakan desensus lebih lanjut akan terhalang untuk sementara waktu; ukuran
kedua bahu janin terlalu lebar untuk dapat melewati pelvis atau berada di bawah
arkus pubis dalam posisi ini
c. Dengan bagian belakang leher berada pada arkus pubis, struktur ini berungsi
sebagai sumbu putaran
d. Resistensi ke arah atas yang ditimbulkan oleh dasar panggul akan menyebabkan
ekstensi kepala
e. Ketika terjadi ekstensi, maka bagian dahi, hidung, mulut dan dagu akan
dilahirkan secara berurutan
6. Rotasi Eksterna: kepala janin melakukan gerakan rotasi dari posisi anteroposterior
kembali ke posisi diagonal atau melintang
Yang juga disebut restitusi mengacu kepadaa gerakan rotasi eksterna bagian kepala
dan selanjutnya rotasi kedua bahu ke dalam posisi anteroposterior di dalam pelvis
a. Sesudah kepala dilahirkan, bagian badan janin harus melakukan rotasi sehingga
bagian muka yang tadinya pada saat selesainya gerakan ekstensi menghadap ke
bawah akan berputar menghadap salah satu permukaan paha ibu sebelah dalam
b. Kepala bayi akan melakukan gerakan rotasi sekitar 45 derajat untuk kembali
kepada posisi lebih awal saat terjadi desensus dengan diameter anteroposterior
kepala berada dalam posisi melintang (kanan ke kiri)
c. Gerakan ini diperlukan karena kedua bahu yang sebelumnya berputar agar dapat
melewati pintu atas panggul harus berputar kembali agar ukurannya sesuai
dengan ukuran pintu bawah panggul sehingga dapat melewatinya untuk
kemudian berada di bawah arkus pubis
d. Bahu depan (yang letaknya paling dekat dengan bagian anterior tubuh ibu) akan
dilahirkan pertama dan kelahiran bahu depan ini mungkin terjadi dengan bantuan
fleksi kepala bayi ke bawah
e. Sesudah bahu depan dilahirkan diperlukan sedikit fleksi keatas untuk melahirkan
bahu belakang
f. Selama menjalani gerakan dalam proses kelahiran ini,bayi yang berat badannya
lebih dari 4,5 kg lebih besar kemungkinannya untuk mengalami distosia bahu di
bandingkan bayi yang beratnya lebih rendah; hal ini terjadi karena kedua bahu
akan terhenti pada pintu bawah panggul akibat tidak adanya cukup ruangan bagi
kedua bau tersebut untuk melewatinya
7. Ekspulsi: kelahiran bagian tubuh janin lainnya
Mengacu kepada kelahiran bagian tubuh bayi yang lain dan peristiwa ini menandai
akhir dari kala dua persalinan.
(Lockhart, 2014; 52)
2.1.6 Kebutuhan Dasar Ibu bersalin
1. Asuhan Fisik Dan Psikologis
Setiap ibu bersalin pasti akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas
terutama pada ibu yang pertama kali mengalami persalinan. Perasaan takut akan
meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi mudah lelah
akibatnya akan menghambat proses persalinan. Bidan adalah orang yang
diharapkan untuk mendampingi persalinan yang dapat diandalkan, serta mampu
memberikan dukungan, bimbingan, dan pertolongan persalinan. Jika bidan tersebut
sibuk ia harus memastikan bahwa ada seseorang pendukung selain bidan yang hadir
memantau ibu yang sedang dalam proses bersalin. Dukungan yang dapat diberikan
yaitu dari orang-orang terdekat pasien seperti suami, keluarga ataupun teman,
pendamping tersebut sebaiknya sudah terlibat sejak kelas-kelas antenatal, agar
dapat membuat laporan kemajuan ibu secara terus menerus memonitor kemajuan
persalinan.
a. Selama bersama pasien bidan harus berkonsentrasi mendengarkan dan
melakukan observasi.
b. Membuat kontak fisik seperti mencuci muka pasien, menggosok punggung,
memegang tangan pasien dan lain-lain.
c. Menempatkan pasien dalam keadaan tenang
(Elisabeth Siwi Walyani,2014:27-28)
Asuhan fisik dan fisiologis berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses
persalinan, hal ini juga untuk menghindari ibu dari infeksi. Berikut asuhan yang
diberikan:
a. Menjaga kebersihan diri
b. Berendam
c. Perawatan mulut
d. Pengipasan
1) Menjaga kebersihan diri
Yaitu menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluanya sesudah BAK atau BAB
dan menjaga tetap bersih dan kering. Hal ini dapat menimbulkan kenyamanan
dan relaksasi serta menurunkan risiko infeksi. Contohnya mandi dibak atau
shower dapat menjadi sangat menyenangkan dan santai juga dapat menyahatkan,
tetapi bila fasilitas tidak memungkinkan mandi ditempat tidur bisa dijadikan
alternative untuk tetap mandi.
2) Berendam
Pada kala I beberapa wanita memilih untuk menggunakan kolam hanya untuk
berendam dan beberapa wanita memilih untuk melahirkan didalam air. Beberapa
wanita merasa lebih rileks selama berada didalam air, berendam dapat menjadi
tindakan pendukung dan kenyamanan yang paling menenangkan. Bak yang
digunakan adalah bak yang cukup dalam agar air dapat merendam abdomenya,
hal ini memberikan suatu bentuk hidoiterapi dan kegembiraan yang akan
meredakan nyeri dan membantu kontraksi terhadap bersalin.
3) Perawatan mulut
Perawatan yang diberikan:
Menggosok gigi, ibu bersalin harus diingatkan untuk membawa sikat gigi dan
pasta gigi saat kerumah sakit atau rumah bersalin untuk digunakan selama
persalinan.
a) Mencuci mulut dengan pemberian produk pencuci mulut sebagai tindakan
untuk menyegarkan nafas.
b) Peberian gliserin untuk menghindari terjadinya kekeringan pada bibir dapat
digunakan gliserin dengan cara mengusapnya.
4) Pengipasan
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak mengeluarkan
keringat, bahkan pada ruangan persalinan dengan control suhu terbaikpun
merekapun akan mengeluarkan keringat pada beberapa waktu tertentu. Tempat
persalinan yang tidak menggunakan pendingin akan menyebabkan perasaan
tidak nyaman untuk wanita tersebut.untuk itu gunakan kipas atau bila tidak ada
kipas gunakan kertas atau lap yang dapat digunakan sebagai pengganti kipas.
2. Kehadiran seorang pendamping
Menurut hodneet 2002 dalam chapman 2003 mengungkapkan bahwa ada bebarapa
keuntungan dalam dukungan yang berkesinambungan bagi ibu bersalin yaitu:
a. Berkurangnya kebutuhan analgesic farmakologis dan lebih sedikit epidural
b. Berkurangnya kelahiran instrumental
c. Pembedaha caesar untuk membantu kelahiran menjadi berkurang
d. Skor apgar > 7
e. Berkurangnya trauma perinatal
( Maternity dkk,2016 )
Hasil penelitian (HCT) telah menunjukan efektifnya dukungan fisik, emosional, dan
psikologis selama persalinan. Dalam Cochrane database suatu kajian ulang sistematik
dari 14 percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran
seorang pendamping selama terus-menerus mengakibatkan:
a. Kelahiran dengan tindakan (forcep, vacuum, sc) menjadi berkurang
b. Apgar skor < 7 lebih sedikit, hasil kelahiran bertambah baik
c. Bersifat sayang ibu
d. Lamanya persalinan menjadi semakin pendek
e. Kepuasan ibu semakin besar dalam pengalaman melahirkan.
(Elisabeth Siwi Walyani,2014:28)
3. Pengurangan rasa sakit
Pendekatan untuk mengurangi rasa sakit menurut Varney Midwifery :
a. Seseorang yang dapat mendukung persalinan
b. Pengaturan posisi
c. Relaksasi dan latihan pernafasan
d. Istirahat dan privasi
e. Penjelasan mengenai proses atau kemajuan dan prosedur
f. Asuhan tubuh
g. Sentuhan dan massase
h. Penerimaan atas sikap dan perilaku
Beberapa wanita akan berteriak pada puncak kontraksi dan adapula yang berusaha
untuk diam ada juga yang menangis. Sebagai bidan yang dapat dilakukan adalah
menyemangati bukan memarahinya.
i. Pijatan ganda pada pinggul
j. Penekanan pada lutut
k. Kompres hangat dan dingin
l. Berendam
m. Pengeluaran suara
n. Pemusatan perhatian
o. Music
(Elisabeth Siwi Walyani,2014:31-32)
4. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman
Informasi yang dapat diberikan:
a. Penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan
b. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan
c. Pengurangan rasa takut dan menurunkan nyeri akibat ketegangan darai rasa takut.
5. Makanan dan cairan
Makanan padat tidak dianjurkan selama persalinan aktif karena makanan padat lebih
lama tinggal didalam lambung daripada cairan dan pencernaan menjadi sangat lambat
selama persalinan.. pada kondisi tertentu kombinasi dari stress, kontraksi dan obat-
obatan tertentu mungkin akan menyebabkan mual. Bersamaan dengan factor inii
lambung yang penuh dan mual dapat menyebabkan muntah sehingga beresiko terhadap
respirasi kedalam paru-paru. Disisi lain cairan sangat perlu untuk mencegah dehidrasi
banyak anjurkan pasien untuk minum air putih saat proses persalinan bila pasien
mengalami mual maka larutan laktat 5% secara IV dianjurkan untuk diberikan.
6. Aktivitas dan positioning
Kemungkinan posisi yang nyaman bagi ibu adalaha posisi yang biasanya dilakukan bila
ibu itu tidur, meletakan bantal dibawah abdomen dan diantara lutut. Selain itu
menggosok punggung dan mengusap keringat dapat memberikan rasa yang nyaman
pada ibu. Jangan biarkan ibu berbaring terlentang jika tetap melakukan hal itu maka
dapat menyebabkan sindrom hipotensi supinasi..
7. Kontrol rasa nyaeri
Metode persalinan secara alami dirancang untuk mengurangi ketakutan dan mengontrol
rasa sakit yang terjadi saat persalinan, menggunakan latihan peregangan otot dan teknik
relaksasi merupakan metode untuk menyiapkan ibu untuk melahirkan, teknik relaksasi
digunakan untuk memberikan rasa nyaman pada ibu. Terdapat beberaoa jenis relaksasi
yaitu relaksisi progresif, relaksasi terkendali dan mengeluarkan nafas.
8. Menjaga privasi dan mencegah pejanan
Menjaga privasi dan mencegah pejanan merupakan upaya untuk menghormati martabat
pasien. Karena menjaga privasi berpengaruh terhadap rasa nyaman oleh karena itu cara
terbaik adalah menanyakan keinginan klien tentang hal tersebut.
9. Mengajarkan dan memandu
Bidan harus mengajarkan, memandu, dan menerangkan hal-hal yang rumit pada pasien.
Untuk mengajarkan seluruh proses fisik dan persalinan dan melahirkan selama beberapa
jam saat pasien dalam proses persalinan adalah masalah yang sulit, hal tersebut dapat
dilakukan dengan detail, tetapi ada aspek-aspek penting yang dapat dijelaskan secara
sederhana dan singkat hal ini harus sesuai dengan tahap persalinan yang sedang
dihadapi pasien.
10. Menjaga kebersihan dan kondisi kering
Kebersihan dan kondisi kering dapat meningkatkan rasa nyaman dan relaksasi serta
menurunkan resiko infeksi. Keringat, cairan amnion, darah dan veses dapat membuat
wanita bersalin merasa sangat tidak nyaman dan kotor. Perawatan perineum dan
mempertahankan kondisi kering akan menambah perasaan nyaman dan sejahtera, hal ini
dapat dilakukan dengan mengganti pakaian yang dikenakan jika basah, mengganti
perlak jika sudah basah dan sering mengganti pembalut.
11. Eliminasi
Kandung kemih harus dikosongkon secara berkala sepanjang proses persalinan. Catatan
yang jelas mengenai jumlah dan waktu berkemih harus disertakan. Bila ibu tidak
mampu berkemih dan kandung kemihnya menjadi distensi, turunnya kepala janin ke
pelvis dapat terganggu. Kandung kemih yang penuh dapat dipalpasi tepatnya di bawah
pubis.
(Sondakh,2013:14-16)
2.2 Konsep Manajemen Varney Pada Persalinan
I. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Nama :Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya terjadinya kekeliruan.
b. Umur : umur ibu menjadi faktor predisposisi dilakukan suatu tindakan.
c. Agama : sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental dan spiritual
terhadap ibu bersalin.
d. Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual mempengaruhi sikap saat
konseling dan health education.
e. Pekerjaan : Yang ditanyakan pekerjaan suami dan ibu itu sendiri.
Menanyakan pekerjaan itu untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan
social ekonomi penderita itu agar nasehat kita sesuai.
f. Alamat : selain sebagai data distribusi lokasi pasien, data ini juga memberi
gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi
persalinan.
2. Alasan Datang
Merupakan alasan yang menyebabkan ibu datang ke sarana kesehatan
3. Keluhan Utama
Merupakan keadaan yang dirasakan ibu saat ini yang menyebabkan ibu datang ke
fasilitas kesehatan seperti : keluar cairan ketuban bercampur darah, merasa
kenceng- kenceng, dan lain sebagainya.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang dan yang Lalu
Meliputi riwayat penyakit yang pernah dialami, penyakit yang sedang di derita
dan mendapat pengobatan yang seang atau pernah dilakukan, penting dilakukan
untuk mengerahui kemungkinan penyakit yang menyertai dan mempengaruhi
proses persalinan, misalnya penyakit keturunan seperti jantung, diabetes,
hipertensi, asma, dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis B, dan HIV/AIDS
(Sulistyowati, 2011).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi riwayat penyakit yang pernah dialami keluarga, penyakit yang sedang di
derita dan mendapat pengobatan yang seang atau pernah dilakukan,penting
dilakukan untuk mengerahui kemungkinan penyakit yang menyertai dan
mempengaruhi proses persalinan, misalnya penyakit keturunan seperti jantung,
diabetes, hipertensi, asma, dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis B, dan
HIV/AIDS (Sulistyowati, 2011).
6. Riwayat haid
Untuk mengetahui diagnose lamanya kehamilan dan untuk mengetahui janin yang
yang di kandung sudah aterm atau belum.
a. Menarche adalah terjadinya haid yang pertama kali, menarch terjadi pada usia
pubertas yaitu sekitar 13 – 16 tahun (Sulistyowati, 2011).
b. Siklus haid setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal adalah 28
hari,tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari dan panjang siklus haid yang biasa
pada manusia adalah diantara 21 – 32 hari (Sulistyowati, 2011).
c. Lamanya haid biasanya antara 3– 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah
sedikit – sedikit dan ada yang sampai 7 – 8 hari, pada wanita biasanya lama
haid tetap (Sulistyowati, 2011). Banyaknya darah yang keluar dan
konsistensinya encer. jumlah perdarahan ± 50 cc/ hari atau 1 -2 tella perhari.
(Sulistyowati, 2011).
d. Warna darah pada hari – hari pertama yaitu merah segar kemudian menjadi
kecoklatan dan darah berhenti.
e. Keputihan biasanya terjadi pada saat menjelang menstruasi dan warnanya putih
jernih, tidak bau dan tidak gatal.
f. Disminorre dapat terjadi pada saat menstruasi dan setelah menstruasi
(Prawirohardjo, 2014).
g. Hari pertama haid terakhir ditanyakan untuk mengetahui usia kehamilan dan
tafsiran persalinan. (Prawirohardjo, 2014).
7. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan Ibu menikah berapa kali, lamanya umur pertama kali menikah
a. Jika menikah ≥ 4 tahun dan belum hamil bisa menyebabkan pre-eklmpsia,
persalinan tidak lancar
b. Lama menikah ≥ 2 tahun dan punya 1 anak mamiliki bahaya perdarahan
setelah lahir karena kondisi ibu masih lemah, bisa juga bayi lahir prematur,
dan BBLR
c. Umur pertama menikah <18 tahun panggul belum cukup pertumbuhannya
sehingga jika hamil terjadi resiko.
d. Jika hamil >35 tahun bahaya bisa terjadi hipertensi,pre-eklmpsi, KPD
persalinan tidak lancar, macet (Prawirohardjo, 2014).
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Berapa kali hamil, anak lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan premature,
persalinan dengan tindakan, jenis kelahiran plasenta, riwayat perdarahan yang
lalu, menyusui atau tidak, imunisasi bayinya, masalah lain yang ditemui, tidak ada
komplikasi. Kemudian tidak ada kelainan abnormal pada kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan ibu pada saat kehamilannya, apakahibu periksa secara
teratur atau tidak.
10.Riwayat Kb
Untuk mengetahui apakah ibu cocok menggunakan kb yang dipilih sesuai dengan
keadaan dan umur ibu, mulai kapan menggunakan KB dan kapan lepasnya.
11.Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui kesenjangan perbedaan jauh tidaknya kebiasaan antara
dirumah dan dirumah sakit sehingga menimbulkan masalah.
a. Nutrisi : untuk mengetahui pola dan porsi makan ibu apakah menurun atau
tetap.
b. Istirahat : Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil
juga di anjurkan tudur siang
c. Aktivitas : untuk mengetahui apa saja yang dilakukan ibu.
d. Eliminasi : untuk mengetahui output ibu, seberapa yang keluar apakah
seimbang dengan yang masuk.
e. Personal hygiene : untuk mengetahui tingkat kebersihan pada dirinya.
12.Riwayat psikososial dan budaya
a. Psikososial : untuk mengetahui apakah ibu menerima kehamilannya
dan tindakan medis yang akan dilakukan, selain itu juga untuk mengetahui
siapa saja yang nantinya merawat bayinya dan ibunya dirumah. Unruk
mengetahui hubungan ibu dengan lingkungan sekitar.
b. Budaya : untuk mengetahui kebiasaan ibu dan kepercayaan yang dijalani
ibu dan keluarga dan meluruskan apabila ada kebiasaan ibu yang kurang
baik dalam medis.
13.Pola Spiritual : untuk mengetahui kebiasaan ibu dan keluarga dalam beribadah,
untuk memudahkan petugas kesehatan dalam pendekatan terapeutik.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik secara umum
Keadaan umum : Baik
Kesdaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
- TD : Tekanan systole yang biasa pada orang dewasa rata – rata 100–
140 mmHg dan diastole 70 – 90 mmHg (Christina, 1996)
- Nadi : 60-100x/menit (Manuaba, 2002)
- RR : 16-24x/menit (Manuaba, 2002)
- Suhu : 36 – 37,2° C (Sarwono, 2006)
TB : Normal > 145 cm, bila kurang dari 145 cm kemungkinan memiliki
panggul sempit.
BB : Pada umumnya selama kehamilan TM II dan III penambahan berat
badan ± 0,5 kg perminggu. Pertambahan > 0,5 kg perminggu pada TM III harus
diwaspadai mengalami preeklampsi. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB
yang normal sekitar 9-13,5 kg.
LILA : normal ≥ 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi
ibu yang kurang baik / buruk sehingga ia berisiko untuk melahirkan BBL
(Depkes RI, 2002).
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala: apakah tampak benjolan normal/tidak.
b. Wajah: ibu tampak cepas/tidak, muka pucat/tidak, odema/tidak, terdapat
cloasma gravidarum/ tidak.
c. Mata: simetris/tidak, konjungtiva anemi/tidak, klera kuning/tidak.
d. Mulut dan gigi: Bibir pucat/tidak, ada stomatitits/ tidak, ada karies gigi/tidak.
e. Telinga: simetris/tidak, bersih/tidak, pendengaran baik/tidak.
f. Leher: ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak, ada pembesaran kelenjar
limfe/tidak dan ada bendungan vena jugularis/tidak.
g. Dada: paru-paru terdengar weezing dan ronchi/tidak.
h. Payudara:Simetris/tidak, putting susu menonjol/tidak, ada benjolan
abnormal/tidak, hiperpigmentasi/tidak, ada keluar kolostrum atau tidak.
i. Perut: ada luka bekas operasi/tidak, tampak strie gravidarum/tidak, Apakah
pembesaran pada perut sesuai UK/tidak.
 Leopold I: Untuk mengetahui TFU, bagian janin yang ada di
fundus serta untuk menghitung TBJ
 Leopold II : Untuk menentukan bagian kanan perut ibu teraba
apa dan bagian kanan terabah apa.
 Leopold III : Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah
dan apakah bagian bawah janin ini sudah masuk
PAP atau belum.
 Leopold IV : Menentukan seberapa jauh masuknya bagian
bawah bila sudah masuk PAP.
Terdengar DJJ/tidak.
i. Genetalia: Bersih/tidak, ada varises/ tidak, oedema/ tidak, ada cadwik/ tidak
j. Anus: ada hemoroid/ tidak
k. Ekstremitas:
Ektermitas atas: simetris/tidak, odema/tidak, varises/tidak, pucat pada kuku
jari/tidak.
Ekstermitas bawah: simetris/tidak, odema/tidak, varises/tidak, pucat pada
kuku jari/tidak.
Ada refleks patella/tidak
II. Identifikasi Masalah/ Diagnosa
DX: Ny.”S” Umu 29 Tahun G2 P1001 Ab000 UK 38 – 39 Minggu Janin Tunggal, Hidup,
Intrauterin dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif.
Ds : - Ibu mengatakan hamil yang kedua, dengan adanya gerakan janin.
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya pada tanggal 22-12-2020 dan
akan melahirkan pada tanggal 29-9-2021.
Do: - Inspeksi : Adanya pembesaran pada perut dan terdapat striae, dan payudara
membesar.
-Palpasi :
Leopold I : TFU : 3 jari dibawah px (28 cm) teraba bulat, lunak tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Teraba keras, datar, memanjang seperti papan sebelah kana
ibu (PUKA) dan pada bagian kiri janin teraba teraba bagian
kecil.
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala) sudah masuk PAP.
Leopold IV : sudah teraba 2/5 bagian.
Gerakan janin: ( + )
Asukultasi : DJJ : 130 x/menit
VT : v/v : lendir bercampur darah,  : 6 cm, effiscement : 75 %,
ketuban : (+), bagian terendah : kepala, bagian terdahulu :
UUK, penurunan kepala : hodge II, molase : 0, di sekitar
bagian terendah tidak teraba bagian kecil janin.
III. Identifikasi Masalah Potensial
Masalah apa yang mungkin terjadi pada saat persalinan. Dalam persalinan normal tidak
ada masalah potensial yang terjadi.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Menetukan tindakan apa yang harus segera diambil untuk mengantisipasi adanya
masalah potensial.
V. Intervensi
Dx : Ny.”S” Umur 29 Tahun G2 P1001 Ab000 UK 38 – 39 Minggu Janin Tunggal, Hidup,
Intrauterin dengan Inpartu Kala 1 Fase Laten.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan maka proses persalinan dapat berjalan
lancar dan normal.
Kriteria hasil :- Ibu mengerti tentang keadaannya dan perubahan yang terjadi pada
waktu hamil
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda Vital :
 TD : 100/ 70 - 130/90 mmHg
 Nadi : 60 – 100 x/menit
 RR : 16 – 24 x / menit
 Suhu : 36,5 – 37,5 ° C
- His : ≥ 3.10.’41’’

- Fase aktif berjalan : < 8 jam,

- Pembukaan : Setiap 1 cm / jam

Intervensi :

1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.


R / agar ibu dan keluarganya mengetahui tentang kondisinya dan janin.
2. Observasi DJJ, nadi dan kontraksi setiap 30 menit.
R / dengan mengobservasi maka dapat memantau kondisi ibu dan janin.
3. Observasi suhu ibu setiap 2 jam.
R / untuk mengetahui jika terjadi peningkatan suhu mendadak atau diduga adanya
infeksi.
4. Lakukan pemeriksaan TD dan pembukaan setiap 4 jam.
R / mengetahui adanya kemajuan dalam persalinan dan menghindari terjadinya
infeksi.
5. Pastikan kandung kemih kosong.
R / untuk menghindari sulitnya penurunan kepala bayi.
6. Pemberian nutrisi yang cukup
R / sebagai sumber tenaga dalam menjalani proses persalinan.
7. Anjurkan ibu miring ke kiri
R / menghindari terjadiya penekanan vena cava inferior, sehingga pasokan oksigen
tidak mengalami penurunan dan bayi tidak mengalami hipoksia.
8. Ajarkan cara meneran yang baik
R / untuk memperlancar proses persalinan
9. Anjurkan ibu untuk jalan jalan disekitar puskesmas.
R/ untuk mempercepat penurunan kepala, sehingga persalinan segera dimulai.
VI. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi
VII.Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.S G2 P1001 Ab000 USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU
DENGAN INPARTU FASE AKTIF KALA II
DI BPM SITI RUGAYAH,AMD,keb PAKIS MALANG

I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Jumaat, 01 Oktober 2021
Jam : 20.15 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Klien: Ny.S Nama Suami : Tn.I
Usia : 29 Tahun Usia : 37 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan: - Penghasilan :-
Alamat : Jambon
2. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya karena sudah merasa kenceng-kenceng
dan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak 19.00 WIB dan keluar lendir
bercampur darah
4. Riwayat Kesahatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti darah
tinggi, kencing manis asma, tidak menderita penyakit kritis seperti jantung
ginjal, kanker, tidak menderita penyakit-penyakit menular seperti penyakit
kuning, batuk lebih dari 2 minggu, HIV/AIDS.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak ssedang menderita penyakit menurun seperti darah
tinggi, kencing manis asma, tidak menderita penyakit kronis seperti jantung
ginjal, kanker, tidak menderita penyakit-penyakit menular seperti penyakit
kuning, batuk lebih dari 2 minggu, HIV/AIDS.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga suami dan keluarganya, tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, kencing manis,
asma tidak menderita penyakit kronis seperti jantung, ginjal, kanker, tidak
menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, batuk lebih dari 2
minggu, HIV/AIDS.
7. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Lama : 5-7 hari
Siklus : 28 hari
Jumlah darah Haid: 2 - 3kali/ hari ganti pembalut
Disminorhea :-
Flour albus :-
HPHT : 22-12-2020
TP : 29-9-2021
8. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama Menikah : 10 Tahun
Usia pertama menikah : 23 Tahun
Jumlah anak : 2 (dua)
Usia anak terkecil : 10 hari
9. Riwayat Kemahilan persalinan dan nifas yang lalu.
Ibu mengatakan tidak pernah abortus
Masala
Kehamilan Persalinan Anak Nifas h
Lain
Hidu
Hami U Penolon Penyuli Se M/ har menyusu
Cara BB p
l ke K g t x H i i
umur
39-
Sponta 380
1 40 Bidan - L H 15 th 40 6 bln
n 0
mg
39-
Sponta 400
2 40 Bidan - P H 10 th 40 6 bln
n 0
mg
10. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
a. Riwayat Antenatal
Trimester I
Ibu mengatakan mengalami mual. Ibu memeriksakan kehamilanya 1
kali di bidan, pada kunjungan pertama vitamin B6 sebagai pencegahan
komplikasi seperti mual- mual muntah yang berlebihan dan mendapat
asam folat sebagai asupan nutrisi ibu. Ibu juga mendapatkan
penyuluhan gizi ibu hamil pada usia kehamilan 9 minggu.
Trimester II
Ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan 2x pada saat usisa
kehamilannya 20 minggu dan usia kehamilan 28 minggu. Ibu
mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah. Ibu sudah bisa
merasakan gerakan janinnya. Ibu tidak mempunyai keluhan
Trimester III
Ibu mengeluh nyeri pinggang dan nyeri punggung dan nyeri perut
perut bagian bawah. Ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali.
Yang pertama saat usia 32 minggu. Periksa kedua usia 36 minggu dan
yang ketiga saat usia kehamilan 38 minggu. Ibu mengatakan gerakan
janin sering kurang lebih 10x/ 2 jam.
11. Riwayat KB
Ibu mengatakan terakhir menggunakan KB suntik 3 bulan
12. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Kehamilan Sebelum Hamil Sesudah Hamil
- Makan 3x /hari,
- Makan 3x /hari komposisi: nasi 1 – 1.5
Komposisi : nasi 1,5 centong ditambah lauk
centong ditambah daging daging atau ikan sepotong,
atau ikan sepotong dan sayur hijau dengan 1
sayuran hijau 1 mangkuk mangkuk sedang.
Nutrisi
sedang - Minum 8 – 10 gelas
- Minum 7 – 8 gelas /hari. /hari.
- Ibu tidak minum susu. - Minum susu hamil 1
- Tidak ada pantangan dan gelas /hari
alergi pada makanan. - Tidak ada pantangan dan
alergi pada makanan.
- Tidur siang kurang lebih
- Tidur siang kurang lebih
1,5 jam / hari
2 jam / hari.
- Tidur malam 5 – 6 jam
Istirahat - Tidur malam 7 – 8 jam
/hari.
/hari.
- Tidak ada keluhan
- Tidak ada keluhan apaun.
apapun.
- BAB 1x /hari, - BAB 1x /hari,
konsistensi lembek warna konsistensi lembek warna
kuning bau khas. kuning bau khas.
- BAK 4 – 5 x /hari. - BAK 6 – 8 x /hari.
Eliminasi
Warnanya kuning jernih, Warnanya kuning jernih,
bau khas. bau khas.
- Tidak ada kealainan dan - Tidak ada kealainan dan
keluhan keluhan
Personal hayjiene - Ibu mandi 2x sehari, - Ibu mandi 2x sehari,
gosok gigi tiap mandi, gosok gigi tiap mandi,
ganti baju dan celana ganti baju dan celana
dalam tiap selesai mandi dalam, keramas 3x
atau terasa basah dan seminggu.
kotor, keramas 3x
seminggu.
- Ibu melakukan aktifitas - Ibu melakukan aktifitas
rumah tangga seperti rumah tangga seperti
memasak, mencuci, memasak, mencuci,
Aktifitas
menyapu, dan tidak menyapu, dan tidak
melakukan aktifitas melakukan aktifitas
berlebihan. berlebihan.
- Ibu tidak merokok, tidak - Ibu tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat – mengkonsumsi obat –
obatan terlarang, tidak obatan terlarang, tidak
Pola kehidupan tidak sehat
meminum minuman meminum minuman
beralkohol, dan tidak beralkohol, dan tidak
minum jamu. minum jamu.
- Ibu menonton TV - Ibu menonton TV
Rekreasi Selama masa luang atau Selama masa luang atau
istirahat. istirahat.

13. Riwayat Psikososial Budaya Dan Spiritual


a). Psikologis
Ibu dan suami beserta keluarga mengharakan kelahiran anaknya.
b). Sosial
Ibu tinggal dengan suami dan anaknya. Hubungan diantara mereka harmonis
dilihat pada saat itu dating ke BPM ditemani suami dan anaknya. Ibu
mengatakan dengan masyarakat sekitar baik
c). Budaya
Ibu mengatakan dalam keluarga masih menganut adat Jawa dan tidak ada
budaya yang mebahayakan kesehatan.
d). Spiritual
Ibu beragama islam dan selalu sholat lima waktu.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,5o c
- Pernapasan : 23 x/menit
- Tinggi Badan : 161 cm
- Berat Badan : 63 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a). Inspeksi
Kepala : Bersih, kulit tidak berketombe dan rambut berwarna hitam.
Wajah : tidak oedema, tidak pucat, wajah ibu tampak meringis menahan
sakit sambil memegangi perutnya.
Mata : Simetris, sklira putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
Telinga : Bersih, semitris, tidak ada serumen
Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak caries gigi
Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe maupun
vena jugulalis.
Dada : Payudara simetris, hiperpigmentasi areola mammae, puting
susu menonjol.
Abdomen : Membesar dengan arah memanjang, terdapat linea, tidak ada
bekas luka operasi.
Genetalia Tidak Odema, Tidak ada varises, terdapat pengeluaran lendir
bercampur darah.
Anus : bersih tidak hemoroid
Ekstermitas :
Atas : simetris tidak tampak oedema
Bawah : simetris, tidak tampak oedema, tidak varises
b). Palpasi :
Kepala : Tidak terdapat benjolan abnormal
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar teroid, kelenjar linfe,
dan vena jugularis
Payudara : Tidak teraba adanya benjolan abnormal, tidak adanya nyeri
tekan, asi belum keluar abdomen
Abdomen :
Leopold I : TFU 33 cm, teraba, keras, lunak, tidak melenting ( bokong )
Leopold II : Bagian kiri ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan (
punggung ), bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil janin ( ekstermitas)
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat keras melenting
( kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
HIS : Kuat, teratur, frekuansi 3.30”10
Ekstermitas :
Atas : simetri, tidak teraba benjolan abnormal
Bawah : simetris, tidak odema
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi dan whezing
Abdomen : DJJ +frekuensi 134 X/menit, teratur, terdengar dibagian
bawah pusat sebelah kiri ibu
d. Perkusi
Reflek patella : +/+
3. Taksiran berat badan janin
( TFU -12) x 155 = BB janin dalam gr
(33-12) x 155 = 3255 gr
4. Pemeriksaan Dalam
V-V : Lendir bercmpur darah, pembukaan 5 cm, effisment 50 %, ketuban (-),
bagian terendah : UUK, Bagian terdahulu kepala, hodge III, tidak ada bagian
terkecil disekitar bagian terendah, molase O.

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : Ny.S usia 29 tahun G2 P1001 Ab000 UK 39-40 minggu janin tunggal hidup
intrauterin dengan impartu kala I fase aktif
Ds : Ibu mengatakan hamil anak ke 2 tidak pernah keguguran, perut kenceng-
kenceng sejak jam 18.00 WIB dan mengeluarkan lendir bercampur darah dari alat
kelamin.
Do :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 120/80
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernafasan : 22 x/menit
TB : 161 cm

Leopold I : TFU 2 jari di bawah pusat ( 33 cm) teraba bulat lunak dan
tidak melenting (Bokong)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu terasa keras, datar memanjang
seperti papan (punggung) sebelah kanan perut ibu terasa
bagian-bagian kecil janin (ekstermitas)
Leopold III : bagian terbawah perut teraba bulat, keras,melenting
(Kepala), tidak bisa digoyangkan
Lapold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP
DJJ : 134 x / menit
Pemeriksaaan dalam : tampak lendiir bercampur darah , 5 cm, eff 50%, ketuban
(-) jernih, bagian terdahulu kepala, bagian terendah UKK, molase 0.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


- Pendarahan pasca perabaan (HPP)
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Mencari penyebab pendarahan.
- Menghentikan pendarahan.
- Kombinasi dengan tenaga yang keutuhan yang berat.
- Tindakan rujukan segera

V. INTERVENSI
Dx : NY.S usia 29 tahun G2 P1001 Ab000 UK 39-40 minggu janin tunggal hidup
intrauterin dengan inpartu kala I fase aktif.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan di harapkan persalinan bisa berjalan
aman dan lancar serta bayi lahir dengan selamat
Kriteria hasil
- Tanda – tanda vital dalam bahasa normal
Tekanan darah : Normal (90/60 mmHg -130/80 mmHg TD suhu (120/80 mmHg)
Nadi : Normal (60-90 x/menit) Nadi ibu ( 87 x/menit)
Pernafasan : Normal (16-24 x/menit) Pernafasan Ibu (22 x/menit)
Suhu : Normal (36,5oc - 37,5oc) Suhu Ibu (36,5 oc)
DJJ : Normal (120-160 x/menit) DJJ (134 x/menit)
His kuat 3.30’10”
Intervensi
1. Beritahu kondisi ibu dan janinnya
R/ibu agar mengerti kandungannya sehingga lebih kooperatif.
2. Lakukan informed consent
R/ informed consent adalah langkah awal sebelum tindakan.
3. Observasi DJJ. His, nadi setiap 30 menit sekali
R/deteksi dari adanya komplikasi kemajuan persalinan.
4. Anjurkan ibu untuk miring kiri
R/tidur terlentang menambah penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat
menimbukan terganggunya sirkulasi oksigen dari ibu ke janin
5. Berikan asupan nutrisi
R/menambah tenaga ibu dan mencegah terjadinya dehidrasi
6. Anjukan ibu teknik reaksasi dengan cara bernafas panjang saat kontraksi
R/agar ibu lebih rileks.
7. Siapkan alat, persiapan diri dan bimbingan keluarga tentang kemajuan persalinan.
Ajari ibu cara meneran dengan baik dan benar.
R/untuk mamastikan jalannya persalinan.
8. Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan proseur aturan persalinan normal.
R/untuk mamastikan jalannya persalinan.
9. Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan prosedur asuhan persalinan normal
R/selama tindakan menolong persalinan dapat berjalan sesai dengan prosedur tanpa
danya komplikasi

VI. IMPLEMENTASI
Hari / Tanggal : Jumaat, 1 Oktober 2021
Jam : 20.30 WIB
Dx : Ny. S usia 29 tahun G2 P1001 Ab000 UK 39-40 minggu janin tunggal hidup
intrauterin dengan inpartu kala I fase aktif.
Implementasi :
1. Memberi tahu pada ibu dan keluarga kondisi janin dan ibu dalam keadaan
baik
2. Melakukan informed consent
3. Mengkonsumsi DJJ, his nadi tiap 30 menit sekali
4. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri untuk mempercepat penurunan kepala
5. Memberi ibu susu untuk menambah energy.
6. Mengajari ibu cara mengurangi rasa sakit dengan cara bernafas panjang saat
kontaksi.
7. Melakukan pemeriksaan dalam jika ibu sudah ada tanda seperti dorongan
iingin meneran, adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva vagina
membuka
8. Menyiapkan peralatan partus set, menyiapkan diri melakukan pertolongan
dengan APD, memberitahu keluarga kemajuan persalinan dan mengajukan ibu
cara meneran yang benar. Jika sudah pemukaan lengkap ibu merasa kenceng –
kenceng pada saat mengejan dagunya ditempelkan di dada, tarik nafas
panjang sekali. Mengejan seperti ingin BAB dan lepas nafas dengan pelan-
pelan. Ibu boleh meneran saat kenceng-kenceng
9. Mengisi lembar partograf
10. Melakukan tindakan pertolongan persalinan normal sesuai prosedur dengan
baik dan benar

VII. EVALUASI
Hari / Tanggal : Jumaat, 1 Oktober 2021
Jam : 20.40 WIB
1. Ibu mengerti tentang kondisinya dan janin
2. Kemajuan persalinan berlangsung normal pada saat dilakukan obervasi
3. Ibu sudah miring kanan kiri
4. Ibu sudah mengikuti cara mengejan yang benar
5. Alat partus set sudah disiapkan dan penolong sudah memakai APD
6. Akan dilakukan pertolongan persalinan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Kala II
Hari / Tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2021
Jam : 00.30 WIB
S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan lama. Ibu merasa ingin BAB dan
ingin meneran.
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,6o c
Pernafasan : 23 x/menit
Pemeriksaan darah
V/V : Lendir bercampur darah
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : jernih
Eff : 100 %
Bg.terdahulu : kepala
Bg. Terendah : UUK
Penuruan : Hodge I
Molase :O
DJJ : 148 x/menit
Perineum menonjol vulva vagina membuka, adanya tekanan pada anus
A : NY. “S” Umur 29 tahun G2 P1001 Ab000 hamil 39-40 minggu dengan inpartu kala II
1.Diagnosa Kebidanan
Data Subjektif:
Ibu mengatakan berumur 29 tahun
Ibu mengtakan ini kehamilan kedua
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan HPHT tanggal 22-12-2020
Data Objektif:
 Inspeksi
Tekanan pada anus,perineum menonjol,vulva membuka
 Auskultasi
DJJ :148x/ menit
Irama :Teratur
 Palpasi
His :4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
Sifat :kuat dan teratur
Pepnurunan kepala :2/5 bagian
2.Diagnosa Masalah
Tidak ada

P :
1. Mencuci tangan ( gosok telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari,gerakan
mengunci, kedua jempol, kuku-kuku jari)
2. Menggunkan sarung tangan steril
3. Membuka partus set.
4. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
5. Membimbing ibu meneran saat ada kontraksi dan istirahat minum saat tidak ada
kontraksi
6. Mengobservasi DJJ setiap ada konstraksi
7. Menyiapkan handuk kering diatas perut ibu, apabila kepala tampak 5-6 cm di depan
vulva, lindungi perineum dengan satu tangan menahan bayi agar tidak defleksi dan
membantu lahirnya kepala
8. Mengelurakan bayi dan mengecek lilitan tali pusat.
9. Menunggu bayi putar paksi luar.
10. Melakukan sanggah susur mulai badan sampai kaki bayi
11. Bayi lahir pukul 00.45 WIB. Jenis kelamin laki-laki warna kulit kemerahan segera
menangis.
12. mengeringkan muka tubuh dengan handuk bersih dan kering kecuali telapak tangan
dan kaki.
13. Memastikan tidak ada janin kedua
14. Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin di paha sebelah kanan
15. Melakukan pemotongan tali pusat, klem kurang lebih 2-3 cm dari pusar bayi, plurut,
klem dan potong.
16. Melakukan IMD ( Inisiasi menyusu Dini) kurang lebih 1 jam ( skin to skin)
17. Menyelimuti bayi dan memasang topi bayi.
CATATAN PERKEMBANGAN
Kala III
Hari / Tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2021
Jam : 00.50 WIB
S : Ibu mengatakan merasa mulas
O : Tampak tali pusat memanjang di depan vulva, tampak semburan darah tiba-tiba, bentuk
perut globuler, TFU setinggi pusat
A : Ny. “S” Umur 29 tahun G2 P1001 Ab000 dengan inpartu kala III
P :
1. Menentukakn fundus uteri
2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha atas bagian luar.
3. Melakukan manajemen aktif kala III.
4. Melakukan perenggangan tali pusat terkendali.
5. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan , plasenta lahir pukul 00.50 WIB
6. Menentukan kelengkapan plasenta
7. Melakukan masase fundus uteri (segera setelah plasenta lahir, 15 kali )
8. Melakukan pemeriksaan plasenta, plasenta lahir spontan, lengkap utuh
9. Melakukan pemeriksaan pada perineum dan intoitus vagina akibat laeserasi jalan lahir.
Terjadi laserasi derajad 2.
CATATAN PERKEMBANGAN
Kala IV
Hari / Tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2021
Jam : 00.55 WIB
S : Ibu mengatakan sudah lega telah melahirkan anaknya dengan selamat.
O :
Jam TD Suhu Nadi TFU Kontr Kandunga Pendaraha
aksi n Kemih n
00.55 110/70 36,6oC 82 x/m 2Jr↓pst Baik Kosong 100 cc
01.10 100/70 82 x/m 2Jr↓pst Baik Kosong -
01.25 110/80 82 x/m 2Jr↓pst Baik Kosong -
01.40 120/80 82 x/m 3Jr↓pst Baik Kosong 50 cc
02.10 120/70 36,7oC 82 x/m 3Jr↓pst Baik Kosong 25 cc
02.40 120/80 82 x/m 3Jr↓pst Baik Kosong 20 cc

Dilakukan penjahitan perineum pada laserasi derajat 2


A : Ny. S usia 29 tahun G2 P1001 Ab000 dengan inpartu kala IV
P :
1. Memastikan uterus berkonstraksi dengan baik
2. Membiarkan bayi melakukan skin to skin dengan ibu
3. Melanjutkan pemantauan konstraksi dan mencegah terjadinya perdarahan
4. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
5. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan baik
6. Mendekontaminasi semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, lalu
cuci dan bilas peralatan
7. Membuang bahan yang terakontaminasi ketempat sampah yang sesuai.
8. Membersihkan ibu dengan air DTT
9. Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI
10. Melengkapi partograf.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada tanggal 1 Oktober 2021 Ny “S” datang ke BPM dengan keluhan perunya kencang-
kencang keluar lendir darah. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan yaitu pembukaan 5
cm, setelah beberapa jam ibu merasa kencang-kencang semakin kuat dan ingin meneran. Pada
pukul 00.30 WIB pembukaan sudah lengkap (10 cm). Ibu melahirka bayi keduanya dengan cara
normal, berjenis kelamin laki-laki, BBL: 3700 gram, tidak memiliki cacat bawaan.

Dari kasus di atas Ny. “S“ saat menjalani persalinan sehingga merasakan rasa sakit yang
sangat hebat dan cara mengejan yang masih belum sempurna dan emosi yang tidak terkontrol.
Namun semua itu dapat teratasi dengan memberikan asuhan kebidanan pada saat persalinan,
yaitu dengan memberikan bimbingan dan perhatian seperti cara mengejan yang benar, cara
mengendalikan emosi disaat sakit, dan semangat bagi ibu bersalin. Sehingga Ny ”S“ dapat
melahirkan anak ketiganya secara normal, tanpa perdarahan yang banyak dan melahirkan bayi
dengan selamat. Sebagai tenaga kesehatan proses persalinan harus di lakukan secara hati–hati
dan selalu waspada terhadap kemungkinan–kemungkinan yang terjadi dalam persalinan yang
tidak normal. Sehingga dapat menurunkan angka kematian bagi ibu dan bayi.

Menurut Prawirohardjo, 2014, persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi


(janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Sehingga perlu
belajar dalam meneran yang baik saat sedang berkontraksi pada pembukaan lengkap.

Dalam proses menolong lahirnya bayi sesuai dengan teori, maka tidak ada kesenjangan
anatara teori dan praktik dilapangan. Setelah bayi lahir bayi langsung diletakkan diatas perut ibu
yang ada handuk bersih dan kering. Begitu juga dengan perawatan bayi baru lahir, sesuai dengan
teori yang ada, maka tidak terdapat kesenjangan anatar teori dan praktik.
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Persalinan merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan pada
masa persalinan perlu dilakukan dengan sebaik – baiknya agar proses persalinan dapat
berjalan dengan lancar. Dan penanganan harus segera dilakukan jika masalah timbul
pada waktu persalinan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan dapat disimpukan:

1. Pada pengkajian data, asuhan yang diberikan sudah komprehensif, untuk dapat
menegakkan diagnose, dalam hal ini tidak ada kesulitan karena baik klien dan
keluarga klien kooperatif dengan petugas kesehatan.
2. Pada identifikasi masalah / diagnose asuhan yang diberikan sudah sesuai dan
komprehensif.
3. Pada identifikasi masalah potensial, pada kasus ini tidak ada masalah – masalah
potensial.
4. Pada identifikasi kebutuhan segera, dalam kasus ini tidak diadakan kebutuhan segera
karena tidak terjadi masalah potensial.
5. Pada intervensi dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan sudah dilakukan secara
komprehensif.
6. Pada implementasi / penatalaksanaan, asuhan yang diberikan sudah dilakukan secara
komprehensif dan sesuai dengan keadaan pasien.
7. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
8. Pada pendokumentasian sudah dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
5.2 Saran

1. Bagi tenaga kesehatan


Diharapkan dapat memberikan asuhan yang lebih baik dalam menangani masalah
persalinan sehingga dapat menjadi tenaga kesehatan yang berkualitas.

2. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikn asuhan
kebidanan pada persalinan.

3. Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat lebih mengerti tentang segala masalah dan tanda – tanda
terjadinya persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Siwi Walyani, Elisabeth, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir,
Yogyakarta : Pustakabarupress
Saputra, Lyndon, dkk. 2014. Masa Persalinan Fisiologis Dan Patologis, Tangerang Selatan :
Binarupa Aksara

Sondakh, Jenny, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir, Jakarta :
Erlangga

Maternity, Dainty, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan, Tangerang Selatan : Binarupa
Aksara

Anda mungkin juga menyukai