Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Pustakawan sekolah juga memiliki peran sentral dalam menunjang proses belajar
mengajar di Sekolah. Akan tetapi, tidak sedikit dijumpai peran tersebut belum
terlaksana secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi peran
perpustakaan sekolah di MAN 1 Makassar. Dari observasi awal, menunjukkan
bahwa ada peran yang signifikan dilakukan oleh pustakawan di sekolah ini. Data
penelitian diperoleh melalui hasil wawancara terhadap pustakawan Perpustakaan
MAN 1 Makassar, yaitu kepala perpustakaan dan teknisi perpustakaan, beberapa
pemustaka (siswa kelas 3), beberapa guru dan pegawai di sekolah ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pustakawan mempunyai peran yang besar dan
signifikan dalam meningkatkan kinerja perpustakaan MAN 1 Makassar. Selain itu
Setiap kegiatan yang dilakukan di perpustakaan MAN I Makassar masih kurang
maksimal karena adanya hambatan dari segi dana, sarana dan prasarana.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan, sebagaimana yang umum dikenal di masyarakat merupakan sebuah


lembaga yang berperan menyimpan, mengelola, dan melayankan informasi-
informasi yang dimilikinya. Perpustakaan di era informasi saat ini semakin
dituntut untuk meningkatkan layanannya, khususnya yang berkaitan dengan
diseminasi informasi yang kredibel dan akurat.

Dalam konteks pustakawan sekolah, pustakawan merupakan salah satu


unsur penting yang harus disiapkan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah
(Sitorus, 2014). Namun tidak dapat dipungkiri, masih terdapat juga sekolah yang
belum sepenuhnya menjalankannya. Padahal, sebagaimana yang diyakini bersama
bahwa pustakawan juga memiliki peran sangat penting dalam mendukung proses
belajar mengajar di sekolah. Apabila peran pustakawan sekolah dapat dijalankan
dengan baik, maka hal itu menandakan adanya peningkatan kinerja (Darmono,
2009). Sebaliknya, jika tidak sepenuhnya tercapai, maka hal tersebut juga
menandakan belum maksimalnya peran pustakawannya, dan tentu saja dapat
dijadikan sebagai pertimbangan baik untuk peningkatan selanjutnya.

Di Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Makassar, berdasarkan


observasi awal, kondisi perpustakaan sebelum sekarang ini masih kurang terkelola
dengan baik, bahkan terabaikan sehingga tingkat kunjungan siswa sangat rendah.
Akan tetapi, semenjak perpustakaan ini dikelola oleh pustakawan, kondisinya
berubah dan sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perubahan yang terjadi
terlihat dari segi pengadaan, pengolahan koleksi, dan layanan yang telah
mendukung perwujudan kinerja perpustakaan MAN 1 Makassar. Berdasarkan
informasi tersebut, yang juga merupakan latar belakang penelitian ini, maka tentu
saja menarik untuk dicari tahu peran apa yang telah dilakukan oleh pustakawan
yang ada di MAN 1 Makassar.
A. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana peran pustakawan dalam meningkatkan kinerja
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Makassar?
2) Apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam meningkatkan
kinerja Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Makassar?

B. TUJUAN
1) ) Untuk mengetahui bagaimana peran pustakawan dalam
meningkatkan kinerja Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1
Makassar.
2) Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam
meningkatkan kinerja Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1
Makassar.
BAB II PEMBAHASAN

A. Peran Pustakawan Perpustakaan MAN 1 Makassar Dalam


Meningkatkan Kinerja Perpustakaan
Memiliki perpustakaan sekolah yang ideal dan dapat dijadikan
sebagai percontohan merupakan dambaan bagi setiap sekolah. Hal itu
dikarenakan, perpustakaan ideal tentu saja mendukung penuh peran
sekolah sebagai lembaga pendidikan. Namun demikian, tidak sedikit
sekolah yang belum sanggup untuk mencapai hal tersebut. Memiliki
perpustakaan sekolah yang ideal dan dapat dijadikan sebagai percontohan
merupakan dambaan bagi setiap sekolah. Hal itu dikarenakan,
perpustakaan ideal tentu saja mendukung penuh peran sekolah sebagai
lembaga pendidikan. Namun demikian, tidak sedikit sekolah yang belum
sanggup untuk mencapai hal tersebut.
Hal yang sama pernah dialami oleh Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 1 Makassar yang mana sekolah tempat berdirinya perpustakaan ini
merupakan salah satu madrasah unggulan di kota Makassar. Bagi sekolah
madrasah ini, perpustakaan ideal adalah keinginan sekaligus salah satu
cara untuk lebih mengunggulkan eksistensi yang telah diperolehnya. Oleh
karena itu, keberadaan pustakawan yang handal di perpustakaan ini
menjadi salah satu syarat agar hal tersebut dapat terwujud.
Perpustakaan MAN 1 Makassar memiliki dua tujuan yaitu,
pertama, mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT agar senantiasa menjadi siswa yang disiplin dan memiliki budi
pekerti yang baik, dan kedua, menumbuh kembangkan minat baca
pemustaka (siswa- siswi).
Selain tujuan, perpustakaan MAN I Makassar juga memiliki visi
dan misi. Adapun visinya yaitu untuk meningkatkan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, semangat kebangsaan dan cinta tanah air, sehingga dapat
menumbuhkan manusia- manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama- sama bertanggung jawab berdasarkan sistem
pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan UU Dasar 1945.
Untuk lebih mengetahui seperti apa peran pustakawan dalam
mewujudkan kinerja perpustakaan ini, maka secara garis besar peneliti
membahas peran tersebut melalui empat indikator kinerja berikut ini:

1. Indikator Kinerja Masukan (Input)


Indikator masukan (input) mencakup tiga indikasi
utama yaitu:
a. Sumber daya Manusia
Perpustakaan MAN 1 Makassar saat
ini dikelola oleh tiga orang yaitu kepala
perpustakaan, pustakawan, dan seorang
teknisi perpustakaan pada bagian sirkulasi.
Berkat pengalaman yang lama dalam bidang
kepustakawanan, kegiatan- kegiatan dapat
dijalankan dengan baik dan lancar. Sebagai
contoh kegiatan pengadaan buku yang
sebelumnya tidak dilaksanakan dengan
proses seleksi. Namun saat ini hal-hal
tersebut telah terstruktur dengan baik.
b. Informasi
Pustakawan MAN 1 Makassar telah
berperan sebagai fasilitator dan mediato
informasi serta berperan dalam implementasi
kurikulum dengan cara mengganti semua
buku terbitan tahun 90- an sesuai dengan
kurikulum saat ini yang diterapkan
Madrasah Aliyah Negeri I Makassar melalui
pembelian dan sumbangan.
c. Kebijakan
Pustakawan MAN 1 Makassar telah
membuat kebijakan tertulis yang diterapkan
dengan cara membuat alur sirkulasi menjadi
terarah dengan menempatkan satu pengelola
yang khusus menangani peminjaman dan
pengembalian, satu pengelola yang khusus
menangani bebas pustaka dan denda
perpustakaan dan aturan tertulis yaitu tata
tertib dan peraturan perpustakaan.
2. Indikator Kinerja Keluar (Output)
Indikasi dalam indikator kinerja keluaran (output)
adalah setiap kegiatan yang ada di perpustakaan selalu
menacpai tujuan yang diinginkan oleh perpustakaan
yang bersangkutan. Dalam hal ini, pustakawan berperan
secara maksimal sehingga kegiatan yang ada di
Perpustakaan MAN 1 Makassar dapat mencapai hasil
yang diharapkan yaitu membuat pemustaka rajin
berkunjung ke perpustakaan.
3. Indikator Kinerja hasil (Income)
Indikasi dari indikator kinerja hasil (outcome)
adalah setiap kegiatan yang dilakukan harus selalu
terkait dengan visi dan misi perpustakaan. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti,
dinyatakan bahwa semua kegiatan yang ada di
perpustakaan selalu terkait dengan visi dan misi
perpustakaan MAN I Makassar.
4. Indikator Kinerja Dampak (Impact)
Indikasi dari indikator dampak (impacts) adalah
pengaruh positif yang ditimbulkan pada setiap tingkatan
indikator. indikator kinerja dampak yang diperoleh dari
ketiga indikator sebelumnya yang mencakup kegiatan
pengadaan, pengolahan dan pelayanan adalah
pustakawan telah memberikan pengaruh bagi pengelola
perpustakaan sehingga mereka termotivasi untuk
memiliki etos kerja yang baik agar pengelolaan
perpustakaan dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Sesuai dengan uraian keberhasilan indikator di atas,
maka dapat dikatakan bahwa kinerja perpustakaan
MAN I Makassar saat ini dapat dikatakan cukup baik.

B. Kendala-Kendala yang Dialami Pustakawan Dalam Meningkatkan


Kinerja Perpustakaan.
Kendala merupakan rintangan yang dapat terjadi kapan saja pada
setiap orang ketika dituntut untuk mencapai tujuan, visi dan misi
organisasinya. Hal tersebut juga telah dialami pustakawan Perpustakaan
MAN 1 Makassar. Adapun kendala-kendala yang dimaksud juga
dikategorikan berdasarkan empat indikator kinerja sebagai berikut:
1) Indikator Kinerja Masukan (Input)

a) Sunmber daya manusia


Tidak semua petugas yang ada di perpustakaan ini
memiliki kemampuan yang baik. Tentu saja dalam
usahanya mencapai sasaran yang telah ditentukan, setiap
pihak harus dibekali dengan kemampuan yang profesional
agar dalam setiap pekerjaannya tidak mendapati kesulitan
yang berat. Hal ini tentu menjadi tugas pimpinan agar
bagaimana setiap para petugasnya dalam meningkatkan
kemampuannya masing- masing.
b) Informasi
Kendala utama yang menghambat penyediaan
sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan
pemustaka di perpustakaan MAN I Makassar adalah respon
dari pihak madrasah itu sendiri. Memang hal ini sering
terjadi, di mana pihak sekolah dengan perpustakaan
terkadang tidak memiliki hubungan harmonis satu sama
lain.
c) Kebijakan
Kebijakan dibuat untuk dipatuhi demi kelancaran
setiap urusan suatu lembaga. Akan tetapi, hal ini berbeda
dengan kondisi yang ada di perpustakaan MAN 1 Makassar
di mana para pemustaka masih belum melaksanakan tata
tertib yang telah ditetapkan perpustakaan dengan sebaik-
baiknya seperti ketertiban dalam meminjam buku dan surat
kabar, serta ketertiban dalam menjaga kondisi perpustakaan
yang tidak bising.
2) Indikator Kinerja Keluar (Output)
Kendala yang dialami pustakawan dalam indikator ini yaitu
ada tiga poin :
a. Dana yang diperuntukkan bagi perpustakaan MAN 1
Makassar hanya dapat digunakan untuk membeli buku
teks pelajaran dan pendukung bahan ajar, sehingga
koleksi pengayaan yang banyak dicari pemustaka
kurang.
b. Keinginan pustakawan untuk mentransformasi kegiatan
pengolahan secara manual ke elektronik (otomasi
perpustakaan belum direspon oleh pihak madrasah.
c. Keterbatasan fasilitas utama seperti rak buku, rak penitipan
barang, AC, komputer, dan meja pegawai.
3) Indikator Kinerja Hasil (Outcome)
Pada indikator ini, kendala yang dialami pustakawan
adalah:
a. Pustakawan yang bekerja di perpustakaan MAN I
Makassar mengalami kesulitan dalam mengolah bahan
pustaka. Hal itu disebabkan, karena kurangnya
pengetahuan pengelola lainnya mengenai hal tersebut.
b. Pengelola perpustakaan bersikap kurang respon kepada
para pemustaka sehingga ada beberapa koleksi
perpustakaan yang mengalami kerusakan.
4) Indikator Kinerja Dampak (Impact)
Dampak dari semua kendala yang dialami pustakawan pada
setiap tingkatan indikator kinerja yang lainnya adalah
menghambat pustakawan dalam mencapai tujuan, visi dan misi
perpustakaan MAN I Makassar secara maksimal sehingga tidak
terjadi peningkatan kinerja yang juga mengakibatkan peran
pustakawan tidak sangat signifikan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang peran pustakawan dalam
mewujudkan kinerja perpustakaan di MAN I Makassar, maka peneliti
memperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1) Pustakawan mempunyai peran yang besar dan signifikan dalam
meningkatkan kinerja perpustakaan MAN 1 Makassar.
2) Kendala–kendala yang dialami pustakawan dalam mewujudkan
kinerja perpustakaan MAN 1 Makassar pada umumnya
diakibatkan oleh pihak madrasah yang masih belum
meluangkan perhatian besar terhadap perpustakaan, sehingga
meskipun seluruh indikator kinerja telah terpenuhi, tidak akan
terjadi peningkatan kinerja sebab, sumber daya manusia di
perpustakaan MAN I Makassar tidak seimbang, informasi yang
dibutuhkan pemustaka pun belum memadai, kebijakan yang
ada masih belum sepenuhnya dipatuhi. Selain itu Setiap
kegiatan yang dilakukan di perpustakaan MAN I Makassar
masih kurang maksimal karena adanya hambatan dari segi
dana, sarana dan prasarana.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta:


Erlangga.

Darmono. (2009). Indikator Kinerja Perpustakaan Sekolah.


http://perpustakaan- sekolah.blogspot.com/2009/05/indi kato-kinerja-
perpustakaan- sekolah.html. (15 Oktober 2014).

Ikatan Pustakawan Indonesia. (2013). Peran dalam Meningkatkan


Kompetensi Pustakawan Menuju Sertifikasi. Jakarta: Sagung Seto.

International Federation of Library Association. (2006). “Pedoman


Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO.” Official Website IFLA/UNESCO.
http://www.ifla.org/VII/s11/pubs /school-guidelines.html. (23 September 2014).

Al-Qur’an. (2012). Alqur’an dan Terjemah: New Cordova. Bandung:


Syamil Quran.

Lasa, Hs. (2008). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2007). Indikator Kinerja


Perpustakaan Berdasarkan Standar Internasional. Jakarta: PDII-LIPI.

Mahsun, M. (2011). “Indikator-indikator Kinerja.” Blog Mohamad


Mahsun. http://mohmahsun.blogspot.com/2 011/04/indikator-kinerja.html. (23
Desember 2014).

Marbun, R. (2010). Jangan Mau Di Phk Begitu Saja. Jakarta: Visi Media.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2011). Standar Nasional


Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah No 009 Tahun 2011.

Republik Indonesia. Menteri Pendidikan Nasional. (1989). Undang-


Undang No 2 Tahun 1898 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Setiawan, H. (2014). “Efektivitas Kegiatan Orientasi Perpustakaan (Studi


Eksplanatif Tentang Efektivitas Kegiatan Orientasi Perpustakaan Terhadap
Pemanfaatan Layanan Pada Perpustakaan Universitas Airlangga
Surabaya).”Official Website Universitas Airlangga.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ l nc45c602bb4full.pdf (13 Mei 2014).

Sitorus, A. (2014).“Mewujudkan Perpustakaan Ideal.” Official Website


Perpustakaan Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan.
www.bpkp.go.id/pustakabpkp/ind ex.php?p=wujud%20perpus%20ideal . (15
Oktober 2014).

Suherman. (2013). Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah: Referensi


Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Literate./

Anda mungkin juga menyukai