Upaya perbaikan dan pengembangan kurikulum adalah suatu upaya untuk memperbaiki
mutu sumber daya manusia melalui pendidikan sebagai antisipasi perkembangan
masyarakat yang terus mengalami perubahan.
Dalam abad pengetahuan ini modus belajar dapat dilakukan melalui berbagai sumber
belajar melalui teknologi cetak, audio, audiovisual, dan komputer. Sumber-sumber
belajar tersebut berada di perpustakaan sekolah.
Pola pembelajaran di sekolah pada dasarnya terdiri atas tiga pola yaitu: (1) interaksi
antara pendidikan dengan pembelajar saja, (2) interaksi antara pembelajaran dengan
media saja, dan (3) interaksi antara pembelajaran dengan pendidikan diperkaya dengan
media. Pola pertama dikatakan sebagai pola tradisional. Peran perpustakaan terjadi pada
pembelajaran modern dengan menggunakan pola kedua dan ketiga.
Pusat sumber belajar dapat menyalurkan kegiatan pembelajaran yang bersifat adaptif
dan akomodatif terhadap eksplosi kemajuan Iptek, di samping penyaluran kegiatan
belajar para pembelajar secara menggairahkan karena terbukanya peluang untuk belajar
menurut kekhasan pribadi, khususnya keunikan gaya belajar. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan di perpustakaan.
1
PSB dalam mewujudkan tujuan dan misinya, menyalurkan kegiatan-kegiatan melalui
empat fungsi pokok, yaitu fungsi-fungsi: pengembangan sistem pembelajaran,
pelayanan media, produksi, dan administratif dapat dilakukan melalui perpustakaan
sekolah.
Kepala perpustakaan sekolah merupakan salah satu elemen yang keberadaannya sangat
penting bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, karena tugas, fungsi dan
peranan mereka sangat menunjang bagi kelancaran proses pembelajaran di sekolah. Ada
beberapa hal penting yang menjadi kendala dalam memfasilitasi peserta didik belajar
mandiri, yaitu 1) Sebagian besar sekolah belum memiliki perpustakaan yang memadai.
2)Perpustakaan belum difungsikan sebagai penyedia sumber belajar. 3) Isi buku-buku
wajib dan penunjang belum sesuai kebutuhan belajar. 4) Luas ruang, meja, kursi untuk
membaca juga belum sebanding dengan jumlah siswa, pendidik, dan tenaga
kependidikan yang ada di sekolah.
Dari uraian ringkas tersebut dapat ditarik benang merah bahwa dalam lingkungan
sekolah, kegiatan belajar perlu didukung oleh sarana yang memadai, salah satunya
adalah perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai pusat literasi informasi bagi siswa.
Perpustakaan sekolah mengemban beberapa fungsi yang amat vital. Fungsi
perpustakaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh beberapa
hal seperti pengembangan koleksi yang sesuai, organisasi dan penguatan kelembagaan
perpustakaan, pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana, serta program promosi dan
pengembangan perpustakaan. Keberadaan perpustakaan sekolah perlu ditangani secara
baik dan memadai. Untuk itu diperlukan kemauan dari berbagai pihak untuk
mengembangkannya yaitu penentu kebijakan pada tingkat departemen, tingkat daerah,
2
tingkat sekolah (kepala sekolah, guru,dan pengelola perpustakaan). Dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Sistem Pendidikan Nasional,
diperlukan perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat untuk
mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan
nasional dalam sistem pendidikan, maka perpustakaan merupakan wahana pelestarian
kekayaan budaya bangsa; dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
yang tercantum dalam UUD 1945 dan Sistem Pendidikan Nasional, perlu ditumbuhkan
budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan
sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.
Upaya perbaikan dan pengembangan kurikulum adalah suatu upaya untuk memperbaiki
mutu sumber daya manusia melalui pendidikan sebagai antisipasi perkembangan
masyarakat yang terus mengalami perubahan. Kemdiknas RI melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22, 23 dan 24 Tahun 2006 meluncurkan kurikulum baru
yang lebih menitikberatkan pada penetapan kompetensi dasar siswa dengan ukuran
terpenting prestasi siswa adalah penguasaan standar kompetensi, dan memberi
keleluasaan penuh setiap sekolah untuk mengembangkannya sesuai dengan potensi
sekolah dan daerah, yang sejalan dengan semangat otonomi daerah.
3
efektivitas program kurikulum, mendiagnosis, memperbaiki, membandingkan,
mengantisipasi kebutuhan pendidikan, serta menentukan seberapa baiknya pelaksanaan
kurikulum.
Implementasi KTSP yang baru berjalan kurang lebih selama satu tahun belum layak
dievaluasi dari segi hasil terhadap siswa, bila dilihat dari kaitannya dengan kebutuhan
masyarakat. Namun, dari segi pelaksanaan pembelajaran, dapat dilakukan melalui
kegiatan monitoring yang dilakukan baik oleh tingkat sekolah (kepala sekolah
atau guru), tingkat daerah (oleh pengawas atau tim pengembang kurikulum) maupun
tingkat pusat (tenaga ahli kurikulum dan pembelajaran).
Pada abad pengetahuan ini modus belajar dapat dilakukan melalui berbagai sumber
belajar melalui teknologi cetak, audio, audiovisual, dan komputer. Sumber-sumber
belajar tersebut berada di perpustakaan sekolah.
Pola pembelajaran di sekolah pada dasarnya terdiri atas tiga pola yaitu: (1) interaksi
antara pendidikan dengan pembelajar saja, (2) interaksi antara pembelajaran dengan
media saja, dan (3) interaksi antara pembelajaran dengan pendidikan diperkaya dengan
media. Pola pertama dikatakan sebagai pola tradisional. Peran perpustakaan terjadi pada
pembelajaran modern dengan menggunakan pola kedua dan ketiga.
Pusat sumber belajar dapat menyalurkan kegiatan pembelajaran yang bersifat adaptif
dan akomodatif terhadap kemajuan Iptek, di samping penyaluran kegiatan belajar para
pembelajar secara menggairahkan karena terbukanya peluang untuk belajar menurut
kekhasan pribadi, khususnya keunikan gaya belajar. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
di perpustakaan
Kepala perpustakaan sekolah merupakan salah satu elemen yang keberadaannya sangat
penting bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, karena tugas, fungsi, dan
4
peranan mereka sangat menunjang bagi kelancaran proses pembelajaran di sekolah. Ada
beberapa hal penting yang menjadi kendala dalam memfasilitasi peserta didik belajar
mandiri, yaitu 1) Sebagian besar sekolah belum memiliki perpustakaan yang
memadai. 2) Perpustakaan belum difungsikan sebagai penyedia sumber belajar. 3) Isi
buku-buku wajib dan penunjang belum sesuai kebutuhan belajar. 4) Luas ruang, meja,
kursi untuk membaca juga belum sebanding dengan jumlah siswa, pendidik, dan tenaga
kependidikan yang ada di sekolah.