Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN BENCANA II

“ Analisis Penerapan Crisis Center Saat COVID ”

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 6

1. Dayang Nurlela (20176523014)


2. Indah Muliyati (20176523034)
3. Mariana Wulandari (20176523098)
4. Nindy Oktaviani (20176523101)
5. Reski Pujianti (20176523088)
6. Suci Muslika Anggitari (20176523104)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PRODI DIV KEPERAWATAN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021

VISI DAN MISI


DIPLOMA IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK


VISI

"Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Bermutu dan


Mampu Bersaing di Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI

1. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Berbasis 


Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Tinggi Kesehatan yang
Mandiri, Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama dalam Pengelolaan Program Pendidikan
Tinggi Kesehatan di Tingkat Nasional Maupun Regional

LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH MANAJEMEN BENCANA II

“ANALISI PENERAPAN CRISIS CENTER SAAT COVID”

Mata Kuliah : Manajemen Bencana II

2
Prodi : DIV Keperawatan Pontianak

Semester :7 (Tujuh)

Telah disetujui

Pontianak, Oktober 2020

Disahkan Oleh :

Dosen Penanggung Jawab

Vitria Wuri Handayani, MMB

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada saya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah MANAJEMEN BENCANA II diberi judul
“ANALISIS PENERAPAN CRISIS CENTER SAAT COVID”. Adapun
makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin

3
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah MANAJEMEN


BENCANA IIyang diberi judul “ANALISIS PENERAPAN CRISIS
CENTER SAAT COVID” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda
kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Pontianak, 28 September
2020

Penyusun
KELOMPOK

4
DAFTAR ISI

VISI DAN MISI.....................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................v

BAB I......................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI................................................................................................3

A. Definisi Crisis Center..............................................................................3

B. Konsep Crisis Center...............................................................................4

C. Penerapan Crisis Center Di Indonesia.....................................................8

BAB III.................................................................................................................12

PENUTUP............................................................................................................12

A. Kesimpulan..................................................................................................12

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

5
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan dan berada pada
wilayah ring of fire mempunyau potensi bencana yang sangat tinggi dan juga
sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kejadian bencana cenderung terus
menigkat baik dari segi intensitas, frekuensi, magnitude maupun sebarannya.
Bencana alam merupakan salah satu bentuk krisis lingkungan yang dipicu
oleh banyak sebab, baik yang terjadi secara mendadak maupun yang sudah
dapat diprediksi akan terjadi.

Seringkali bencana alam yang satu dapat memicu bencana alam yang
lain atau bahkan menjadi situasi krisis yang lain. Oleh karena itu tahapan yang
terstruktur dalam penanganan bencana memegang peranan penting. Pada tiap
fase manajemen bencana, penyiapan data sumber daya yang akurat dari semua
komponen yang terlibat dalam kebencanaan sangat dibutuhkan. Setiap daerah
memiliki risiko dan karakteristik bencana yang berbeda, tetapi pola
penanganan bencana harus tetap sama, sehigga diperlukan sebuah pedoman
penanganan bencana.

Penanganan yang dilakukan selama ini belum didasarkan pada


langkah-langkah yang sistematis dan terstruktur pada tiap fase, sehingga
seringkali terjadi tumpang tindih dan bahkan terdapat langkah upaya yang
menjadi prioritas penting tidak tertangani. Terlebih lagi jika bencana dengan
skala besar terjadi, sitem penanganan darurat daerah akan menjadi lumpuh
sehingga membutuhkan eskalasi dalam proses penanganannya. Dengan
membangun sebuah pusat krisis (crisis center) yang menjadi pusat informasi

1
dan komando saat bencana terjadi, sehingga penanganan bencana dapat
dilakukan secara cepat, tepat, dan responsif.

.Misalnya seperti saat ini Indonesia dan Dunia sedang mengalami


pandemic COVID-19 yang membutuhkan pertolongan segera, tetapi tidak
semua masyarakat yang terkena pandemic dapat di tolong segera, ada kriteria
dalam pemilihan pasien yang di golongkan dalam keadaan gawat tapi tidak
darurat, ada juga yang di golongkan dalam keadaan gawat darurat yang
membutuhkan pertolongan segera. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam
2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi
coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian crisis center ?
2. Apa tujuan dan konsep dari crisis center?
3. Bagaimana penerapan crisis center di Indonesia?

Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami tentang crisis centre.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengetian dari crisis center.
b. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dari crisis centre.
c. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penerapan crisis center di
Indonesia.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Definisi Crisis Center

Krisis adalah kejadian yang tidak diduga walaupun kita dapat


mengamati atau melihat adanya tanda-tanda sebelum terjadinya krisis
baik yang terjadi secara mendadak maupun yang sudah dapat diprediksi
akan terjadi. Krisis dalam keadaan yang sangat membahayakan dapat
menimbulkan dampak besar bagi semua orang. Crisis center sangat
diperlukan dalam penangan suatu masalah krisis atau bencana yang
tengah terjadi, sehingga dengan membangun sebuah pusat krisis (crisis
center) yang menjadi pusat informasi dan komando saat bencana terjadi,
penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan
responsif.Krisis dapat meliputi:

1. Wabah
2. Bencana alam
3. Teknologi
4. Manajemen yang buruk
5. Terorisme
6. Peperangan
7. Kelangkaan.

3
B. KonsepCrisis Center

1. Situasi Krisis

Menurut Djamaluddin Ancok, Profesor manajemen dan psikologi


Universitas Gadjah Mada menjelaskan, jika dipandang melalui
kacamata bisnis, krisis akan menimbulkan hal-hal berikut.

a) Intensitas masalah akan semakin besar.


b) Masalah bisa saja disoroti oleh publik.
c) Masalah akan mengganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
d) Masalah akan mengganggu nama baik dan citra perusahaan.
e) Masalah dapat merusak sistem kerja perusahaan secara keseluruhan.
f) Masalah akan mempengaruhi pola sosial masyarakat.
g) Pemerintah dapat melakukan intervensi.

Krisis sejatinya adalah katalis bagi semua orang terutama perusahaan


untuk menjadi lebih baik. Misalnya saja di saat krisis virus Corona saat
ini. Hal ini tentu memicu perusahaan untuk melakukan transformasi
digital dan mempercepat perubahan industri. Seperti belajar dan bekerja
di rumah yang akan menjadi kebiasaan setelah virus corona mereda.

2. Analisis Tahapan Krisis

Tahapan krisis terbagi menjadi tiga tahapan yaitu prodromal atau


gejala krisis, kedua akut, ketiga kronis, dan yang terakhir adalah
penyembuhan. Berikut poin lengkapnya.

3. Prodromal atau Gejala Krisis

Pada tahap ini segala kejadian atau sinyal krisis sudah mulai
nampak namun perusahaan tetap melakukan aktivitas seperti biasa. JIka
perusahaan tidak bisa menangkap sinyal ini dengan tidak menerapkan

4
manajemen krisis, maka akan memiliki dampak besar pada tahapan
berikutnya. 

Contoh ketika saat itu virus Corona sudah menyebar di berbagai


negara namun Indonesia belum berdampak. Hal itu menjadi sinyal bagi
perusahaan untuk mempersiapkan strategi apabila virus itu memasuki
Indonesia agar pada tahapan selanjutnya, perusahaan bisa bertahan.

a) Akut

Pada tahap ini sebenarnya krisis belum begitu kentara namun


sudah mulai dirasakan pelan-pelan oleh perusahaan. Pada tahap ini
terlahir juga istilah the point of no return artinya perusahaan tidak
memiliki kesempatan untuk kembali memperbaiki keadaan apabila
sinyal pada proses prodromal tidak diindahkan dengan melakukan
manajemen krisis yang baik.

Contoh yaitu ketika sudah ada orang yang terjangkit Corona,


perusahaan tetap menjalankan perusahaannya seperti biasa dan
menyiapkan skenario untuk melakukan alternatif pekerjaan misalnya
saja work from home.

b) Kronis

Pada tahap ini sudah muncul intervensi pemerintah dan


mempengaruhi seluruh proses bisnis secara keseluruhan karena
perusahaan sudah berdampak terhadap krisis. Pada tahap ini lah
perusahaan menerapkan kebijakan strategis agar bisnis tetap bisa
berjalan.

5
Contohnya, Ketika suatu saat nanti Jakarta dan Indonesia benar-
benar lockdown sehingga dapat mempengaruhi aktivitas bisnis
secara keseluruhan seperti supply chain  dan juga kegiatan ekspor
atau impor.

c) Penyembuhan

Tahap terakhir dari krisis. Perusahaan akan mulai berbenah dan


mengatur kembali cara kerja dan tatanan sumber daya manusia.
Namun pada masa ini perusahaan juga mulai beradaptasi dengan
kondisi semua apabila perusahaan mengalami krisis yang cukup
panjang.

4. Perencanaan Manajemen Krisis

Dalam merancang manajemen krisis, Perusahaan harus


melakukan dalam tiga langkah strategis sesuai dengan situasi krisis
yang sedang berjalan yaitu:

a) Pre-crisis

Pada fase ini menitikberatkan pada pencegahan dan persiapan.


Perusahaan harus merancang strategi dengan mengidentifikasi
ancaman krisis dan peluangnya. Perusahaan juga harus mampu
menganalisis SWOT perusahaan dalam menghadapi krisis. Persiapan
strategi juga dibuat dalam jangka panjang.

Setelah melakukan analisis, perusahaan perlu menerapkan program-


program strategis dalam menghadapi krisis misalnya; pengurangan
karyawan, kerja dari rumah, atau menyediakan fasilitas kesehatan bagi
karyawan.

6
b) Crisis Response

Pada tahap ini perusahaan perlu membuat kebijakan terhadap arah


bisnis. Perusahaan juga harus menentukan tools  yang digunakan untuk
merespon krisis. Salah satu dalam melakukan crisis response adalah
memberdayakan sistem informasi seperti software HR untuk
memudahkan work from home  atau software akuntansi untuk
pemantauan dan pendistribusian laporan keuangan secara remote.

c) Post-Crisis

Hal ini terjadi ketika krisis sudah selesai. Perusahaan harus


berkomitmen terhadap proses penanggulangan krisis yang terjadi.
Perusahaan juga mengevaluasi apakah cara kerja  yang digunakan
selama krisis efektif atau tidak sehingga jika terjadi krisis lagi
perusahaan dapat lebih mempersiapkan diri menjadi lebih baik.

7
C. Penerapan Crisis Center Di Indonesia

1. Crisis center depok

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok resmi


membentuk crisis center penanganan virus corona.

Crisis center tersebut terletak di lantai 5 Gedung Balaikota Depok,


Jawa Barat.

Ruangan crisis center tersebut diisi oleh banyak komputer dan


perangkat informatika lain, dengan menayangkan aneka grafik
mengenai perkembangan isu virus corona di Depok."Untuk
pendataan masuk, kemudian pendataan secara mapping. Hari ini
kami mulai tetapkan berdasarkan wilayah terjadinya penyebaran,"
ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok, Sidik
Mulyono kepada wartawan, Kamis (5/3/2020)."Contoh kemarin, kita
ada tiga wilayah penyebaran. Pertama di rumah sakit swasta tempat
pasien pertama dirawat, saya lupa tanggalnya. Kemudian di rumah
sakit yang sama, tanggal 27 Februari 2020. Lalu, rumah pasien," ia
menjelaskan. Sidik mengatakan, himpunan data semacam itu
kemudian akan dipetakan untuk memudahkan langkah Pemerintah
Kota Depok memantau orang-orang yang kemungkinan terpapar
virus corona. Dalam pemetaan tersebut, data seluruh orang yang
kemungkinan berinteraksi dengan pasien akan dipilah, mana yang
kontak langsung dan tidak. Setelahnya, langkah-langkah penanganan
akan disusun. Sebab, dalam tim penanganan dan pencegahan virus
corona, terdapat beberapa orang tenaga ahli kedokteran.

8
"Targetnya adalah kita mengeliminasi semua ODP (orang dengan
pemantauan) yang punya indikasi itu," jelas Sidik. Crisis center ini
juga terintegrasi dengan layanan call center/hotline buat warga
melaporkan segala hal soal virus corona. Laporan ini penting sebagai
pasokan data sebelum Pemkot Depok menyusun langkah strategis
penanganan kemungkinan meluasnya infeksi virus corona. Sidik
menggaransi bahwa layanan hotline terkait virus corona yang dapat
dihubungi warga di nomor 112 dan 119 bebas biaya telepon. "Kami
melakukan sosialisasi nomor telepon hotline yang dapat dihubungi
apabila terdapat kegawatdaruratan virus corona, tanpa berbayar di
112 dan 119," kata Sidik. "Di sini, semua info masyarakat masuk dari
sana," ia menambahkan. Sidik mempersilakan warga Depok yang
khawatir terhadap kesehatan dirinya terpapar virus corona segera
menghubungi hotline ini. Menurut dia, khawatir terhadap kesehatan
diri sendiri dari virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 jauh lebih
baik, supaya dapat segera dilaporkan ke hotlinedan langsung didata.
Jika tidak, maka kemungkinan penyebaran infeksi virus corona justru
tak terpantau dan akan membahayakan warga yang lebih banyak ke
depannya.

"Termasuk masyarakat yang khawatir karena ia baru dari luar negeri


atau orang yang kemarin merasa bertemu dengan orang yang punya
indikasi virus corona," jelas Sidik.

"Nanti ada screening by phone, ditanya seperti apa. Kalau hasil


screening bisa ditingkatkan jadi ODP (orang dengan pemantauan),
maka akan di-monitoring," tambah dia.

9
Hingga saat ini, Sidik mengklaim bahwa hotline ini telah menerima
sejumlah laporan dari warga Depok yang resah akan kesehatannya.
Seluruh laporan itu, menurut dia, tidak mengkhawatirkan. Namun,
Sidik ogah membeberkan datanya karena bukan wewenang dia.
"Petugas call center kami 3 shift, 24 jam. Satu shift 4 orang plus 1
supervisor. Dokter jaga di 119 itu semua kami layanannya 24 jam,"
tutup Sidik. Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir
Effendy mengatakan pemerintah berencana membentuk crisis center
untuk menyikapi dua WNI yang positif terjangkit virus corona.
Kedua WNI tersebut merupakan warga Depok, Jawa Barat, dan kini
tengah menjalani perawatan di RSPI sulianti Saroso, Jakarta Utara.
"Ada ada. Ya ini mau rapat ini sedang mau kita bahas," kata
Muhadjir di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (2/3). Namun dia tak
menjelaskan dimana lokasi rapat pembahasan pembentukan crisis
center tersebut, termasuk siapa saja pihak-pihak yang terlibat
pembahasan. Muhadjir mengimbau agar masyarakat Indonesia tak
terlalu panik dalam menyikapi dua WNI yang positif terjangkit virus
corona. Akan tetapi di sisi lain dia meminta seluruh masyarakat tetap
harus waspada tinggi. "Masyarakat jangan terlalu panik, bahwa
waspada tinggi iya," ujarnya.
"Kuncinya satu kan sebetulnya, daya tahan tubuh aja. Kalau daya
tubuhnya bagus, prima, itu virus tak akan mengena. Karena juga
nggak ada obatnya, jadi cara ngobatinnya gitu, mereka yang terpapar
dipulihkan daya tahannya ya nanti virusnya akan kalah," kata dia.
Lebih jauh Muhadjir menyatakan pemerintah juga akan berkoordinasi
dengan pemerintah daerah untuk memperbanyak rumah sakit rujukan
dalam menangani virus corona. "Kita akan segera koordinasikan
masing-masing daerah," kata dia

10
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut dua WNI, yakni
seorang ibu berusia 64 tahun, dan putrinya 31 tahun, positif virus
corona setelah kontak langsung dengan seorang WN Jepang yang
tinggal di Malaysia. Mereka kontak dengan berdansa saat WN Jepang
tersebut berkunjung ke rumah ibu dan anak itu di Depok, Jawa Barat.
Kedua WNI warga Depok itu kini dirawat di RSPI Sulianto Suroso,
Jakarta Utara. RSPI Sulianti Saroso dipilih karena memiliki
spesialisasi infeksi penyakit menular. Rumah sakit itu juga memiliki
perawatan ruang isolasi yang lengkap. Selain dua pasien positif
corona, RSPI juga merawat dua pasien di ruang isolasi. Namun
mereka diketahui negatif virus corona usai tes spesimen oleh
Balitbangkes. 

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Krisis adalah kejadian yang tidak diduga walaupun kita dapat


mengamati atau melihat adanya tanda-tanda sebelum terjadinya
krisis baik yang terjadi secara mendadak maupun yang sudah dapat
diprediksi akan terjadi. Krisis sejatinya adalah katalis bagi semua
orang terutama perusahaan untuk menjadi lebih baik. Misalnya saja
di saat krisis virus Corona saat ini. Hal ini tentu memicu perusahaan
untuk melakukan transformasi digital dan mempercepat perubahan
industri. Seperti belajar dan bekerja di rumah yang akan menjadi
kebiasaan setelah virus corona mereda. Tahapan krisis terbagi
menjadi tiga tahapan yaitu prodromal atau gejala krisis, kedua akut,
ketiga kronis, dan yang terakhir adalah penyembuhan. Dalam
merancang manajemen krisis, Perusahaan harus melakukan dalam
tiga langkah strategis sesuai dengan situasi krisis yang sedang
berjalan yaitu: Pre-crisis, Crisis respone, Post crisis.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-
makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus buat
kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hafidh.2020.Manajemen Krisis Perusahaan di Tengah Wabah. [Internet]


https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-manajemen-krisis-perusahaan-di-tengah-
wabah/ . Diakses pada tanggal 2 Oktober 2020.

Anindita,Kanya.2020.Panduan Manajemen Krisis Di Tengah Pandemi


Corona. [Internet] https://www.hashmicro.com/id/blog/panduan-manajemen-
krisis/ . Diakses pada tanggal 2 Oktober 2020.

Panuju, Redi. 2002. Krisis Public Relations. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Putra, I Gusti Ngurah. 1999. Manajemen Hubungan Masyarakat,


Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atmajaya

13

Anda mungkin juga menyukai