Anda di halaman 1dari 73

Gangguan Mental Organik (GMO)

Gangguan Mental Organik

Gangguan mental/psikiatrik akibat


disfungsi otak oleh sebab faktor patologi
organik dalam dan/atau diluar otak
Etiologi
 Primer : Langsung pada otak
 Ruda paksa
 Infeksi
 Gangguan vaskular
 Tumor

 Sekunder : Tidak langsung, melalui gangguan sistemik.


 Gangguan metabolit
 Gangguan toxin
 Gangguan hypoxia
F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER


F00.0 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER DG ONSET DINI

F00.1 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER DG ONSET LAMBAT

F00.2 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER, TIPE TAK KHAS/ TIPE CAMPURAN

F00.9 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER YTT

F01 DEMENSIA VASKULAR


F01.0 DEMENSIA VASKULAR ONSET AKUT

F01.1 DEMENSIA MULTI-INFARK

F01.2 DEMENSIA VASKULAR SUBKORTIKAL

F01.3 DEMENSIA VASAKULAR CAMPURAN KORTIKAL DAN SUBKORTIKAL

F01.8 DEMENSIA VASKULAR LAINNYA

F01.9 DEMENSIA VASKULAR YTT

F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK


F02.0 DEMENSIA PADA PENYAKIT PICK

F02.1 DEMENSIA PADA PENYAKIT CREUTZFELDT-JAKOB

F02.2 DEMENSIA PADA PENYAKIT HUNTINGTON

F02.3 DEMENSIA PADA PENYAKIT PARKINSON

F02.4 DEMENSIA PADA PENYAKIT HIV

F02.8 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDT YDK
F03 DEMENSIA YTT


TERMASUK : DEMENSIA PRASENIL ATAU SENIL YTT

PSIKOSIS PRASENIL ATAU SENIL YTT

DEMENSIA DEGENERATIF PRIMER YTT

F03.X0 TANPA GX TAMBAHAN

F03.X1 GEJALA LAIN TERUTAMA WAHAM

F03.X2 GEJALA LAIN TERUTAMA HALUSINASI

F03.X3 GEJALA LAIN TERUTAMA DEPRESI

F03.X4 GEJALA CAMPURAN

F04 SINDROMA AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT


ALKOHOL & OBAT PSIKOAKTIF LAINNYA

F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN OBAT


PSIKOAKTIF LAIN


F05.0 DELIRIUM, TAK BERTUMPANG TINDIH DG DEMENSIA

F05.1 DELIRIUM BERTUMPANG TINDIH DG DEMENSIA

F05.8 DELIRIUM LAINNYA

F05.9 DELIRIUM YTT
F06 GG MENTAL LAIN  ∆ & DISFUNGSI OTAK / PENY FISIK

F06.1 F06.3 GG F06.4 F06.5 F06.8 GG F06.9 GG


F06.0 F06.2 GG F06.6 F06.7
GG SUASANA GG GG MENTAL MENTAL
WAHAM
HALUSI PERASAA GG GG ∆& ∆&
KATATO ORGANI ANXIETA DISOSIA
NOSIS N ASTENIK KOGNITI DISFUNGS DISFUNG
NIK K LIR S TIF I OTAK /
ORGANI (MOOD/ ORGANI F SI OTAK /
ORGANI SKIZOFR ORGANI ORGANI PENY FISIK
K AFEK) K RINGAN PENY
K ENIA ORGANIK K K LAIN YDT FISIK YTT
F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN &
PERILAKU PENY, ∆ & DISFUNGSI OTAK


F07.0 GG KEPRIBADIAN ORGANIK

F07.1 SINDROMA PASCA ENSEFALITIS

F07.2 SINDROMA PASCA KONTUSIO

F07.8.GG KEPR & PERILAKU ORG  PENY, ∆ /DISFUNGSI OTAK YTT

F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK /


SIMTOMATIK YTT
Demensia

 Demensia : sindroma yang ditandai oleh


berbagai gangguan fungsi kogntif tanpa
gangguan kesadaran.
 Fungsi kognitif : intelengensia umum, ingatan,
bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi,
perhatian, konsentrasi dan kemampuan sosial.
Gambaran Klinis
 Gangguan memori
 Ganguan orientasi
 Afasia
 Apraksia
 Agnosia
 Gangguan dalam fungsi eksekutif
 Perubahan kepribadian
 Psikosis
 Gangguan lain : psikiatrik, reaksi katastropik, sindroma
sundowner
Kriteria Diagnostik

F00 DEMENTIA PADA ALZHEIMER


 Kriteria umum : Adanya gangguan ingatan dan disertai
terdapatnya sekurang-kurangnya satu gejala dari
defisit kognitif ( afasia, apraksia, agnosia atau fungsi
eksekutif yang abnormal). Defisit kognitif ini
menyebabkan ganguan dalam fungsi sosial atau
pekerjaan

 Defisit kognitif ini bukan disebabkan oleh penyebab


dimensia lainnya
 Tipe demensia yang paling sering
 Penyakit degeneratif otak yang tidak diketahui
etiologinya
 Slow progresive
 Metabolisme normal, tidak ada tanda fokal
 Terutama memberi efek pada sistem kolinergik
Onset usia :
 Dini : usia 65 tahun atau
kurang
 Lambat : > usia 65 tahun
Kriteria Diagnostik
F01 DEMENSIA VASKULAR
 Kriteria umum untuk diagnosis demensia
terpenuhi.
 Diagnosis demensia vaskular memerlukan bukti
klinis maupun laboratoris yang mendukung
penyebab vaskular dari demensia.
 Hal ini terjadi sebagai akibat dari gangguan aliran darah ke
daerah otak yang berbeda, yang mengarah ke stroke.
Kekurangan pasokan oksigen yang berkepanjangan di
daerah otak tertentu dapat menyebabkan demensia
vaskular juga.
Gejala klinis :

a) Hendaya fungsi kognitif yang tidak merata + gejala


neurologis fokal
b) Tilikan dan daya nilai relatif tetap baik

c) Onset mendadak
Demensia pada Penyakit Pick
Onset : sebelum usia 60 th

Etiologi : degenerasi lobus frontalis

Klinis : didahului perubahan sifat dan perilaku


 anti sosial
 etik moral (disinhibisi).
Lama-lama akan diikuti :
 Hendaya fungsi intelek

 Hendaya daya ingat dan bahasa


 Apatis
 Gangguan mood (eforia-dangkal)
 Fenomena extra piramidal
Diagnosis:
1. Demensia yang progresif.
2. Gambaran lobus frontalis yang menonjol.
3. Perilaku sosial yang kasar, disinhibisi dan apati atau
gelisah.
4. Manifestasi gangguan perilaku umumnya
mendahului gangguan daya ingat.
Demensia pada Penyakit HIV
 Apatis, lamban & sukar memecahkan masalah.
 Penarikan diri secara sosial.
 Psikosis atau kejang.
 Kadang2 ada gangguan neurologis
 ataksia
 hiperefleksia

Perjalanan penyakit cpt dan progresif lalu menjadi


demensia global dan dapat mengakibatkan kematian.
DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN

 Kriteria umum untuk diagnosis demensia terpenuhi


 Terdapat bukti bahwa gangguan merupakan akibat
langsung dari suatu kondisi medis seperti:
penyakit HIV, trauma kepala, penyakit Parkinson,
penyakit Huntington, penyakit Pick atau penyakit
Creutz-feldt-Jakob.
DEMENSIA YANG TIDAK TERGOLONGKAN

 Bila kriteria umum untuk diagnosis dimensia


terpenuhi, tetapi tidak mungkin di identifikasi pada
salah satu tipe tertentu.
Pemeriksaan Lengkap

1. Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neurologis


lengkap
2. Tanda vital
3. Pemeriksaan status mental
4. Mini - Mental State Examination (MMSE)
Skrining, bukan untuk diagnostik
Skor maksimum 30
24 atau kurang - suggestive of impairment
Mini-Mental State Examination
5. Pemeriksaan medikasi dan kadar obat
6. Skrining darah dan urin untuk alkohol, obat-obatan, dari logam berat.
7. Pemeriksaan fisiologis
8.Sinar -X dada
9.Elektrokardiogram (EKG)
10.Pemeriksaan neurologis
a.CT atau MRI kepala
b.SPECT
c.Pungsi lumbal
d.EEG
11.Tes neuropsikologis
Farmakoterapi untuk gangguan kognitif

1. Kolinesterase Inhibitor - ACHEI, BuCHEI (fisostigmin, rivastigmin,


donepezil, metrifonat, galantamin, huperzin, takrin, velnakrin)
2. CHEI + selegilin
CHEI + lecitin
CHEI + propentophylin
3. (CHEI) + agen nootropik + agen dengan efek yang belum
diketahui (piracetam, pyritinol, Gingko biloba dll, vitamin E)
4. Agonists muscarinik (M1, M3) dan reseptor nikotinik asetilkolon
(nikotin)
5. Agen nootropik (peningkat metabolik serebral) + Antagonis Ca
channel (nimodipin, cinnarizin)
6. agen nootropik + agen antiinflammatori (asid acetylosalisilik ,
ibuprofen, indometacin)
7. Faktor perkembangan saraf (cerebrolisin)
 Antipsikosis
 anxiolitik dan sedatif : benzodiazepin
 Antidepresan : SSRI
 Insomnia : hipnotik non-benzodiazepine
(zolpidem, zopiklon)
 Epilepsi :carbamazepin, valproic acid, Na valproate

Non farmakologis : Psikoterapi


1. Reedukasi fungsi kognitif, emosional + gangguan perilaku
2. Terapi keluarga
Gangguan Amnestik
Gangguan Amnestik
 Tanda :
 Gangguan daya ingat
 Gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan

 Tidak boleh ada:


 Gangguan kognitif seperti pada demensia
 Gangguan kesadaran dan perhatian seperti pada
delirium
Epidemiologi
 Penelitian tidak adekuat tentang insidensi atau
prevalensi
 Ada penelitian gangguan ingatan pada gangguan
spesifik seperti multiple sclerosis
 Lebih sering ditemukan pada pengguna alkohol
dan cedera kepala
Etiologi
 Struktur neuroanatomis yang terlibat :
 Struktur diensefalik
 Struktur lobus midtemporalis
 Penyebab utama:
 Kondisi medik sistemik
 Kondisi otak primer
 Peyebab yang berhubungan dengan zat
(Benzodiazepin : triazolam)
Gambaran Klinis
 Gangguan daya ingat
 Amnesia anterograd
 Amnesia retrograd
 Gejala harus menyebabkan masalah bermakna
 Orientasi terganggu
Diagnosis
 Perkembangan gangguan daya ingat
 Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan yang
bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan
 Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata
selama perjalanan suatu delirium atau demensia
 Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, atau temuan laboratorium
Pengobatan
 Primer : mengatasi kausa
 Psikoterapi
DELIRIUM
 Delirium ditandai dengan penurunan tingkat kesadaran
dan kognisi yang akut, dengan hendaya tertentu dalam
perhatian (atensi)

 Delirium bukan suatu penyakit tapi merupakan suatu


gejala
Delirium Yang
Berhubungan
Dengan Kondisi
Medis Umum

Delirium Yang Delirium Yang


Tidak Disebabkan
Tergolongkan Intoksikasi Zat
DELIRIUM

Delirium Yang
Delirium Yang
Berkaitan Dengan
Disebabkan Putus
Berbagai
Zat
Penyebab
Etiologi

 D (Drugs) - efek antikolinergik


 E (Electrolyte)
- hiper/hipoglikemia/ natremia; hipokalemia
 L (Lack of drugs, water, or food)
- pain, dehidrasi, malnutrisi
 I (Infection)
- sepsis, inf. sal.kemih, pneumonia aspirasi
 R (Reduced sensory input)
- problem mata/ telinga, neuropati
 I (Intracranial causes)
- subdural hematoma, meningitis, seizure
 U (Urinary retention/ fecal impaction)
- medikasi, konstipasi
 M (Myocardial)
- MCI, congestive heart failure, aritmia
Epidemiologi
 10-15% pasien rawat bedah umum
 15-25% pasien rawat umum
 30% pasien bedah ICU
 40-50% pasien ICCU
Diagnosis

“The Confusion Assessment Method”


(CAM)
 Riwayat penyakit
 Pemeriksaan fisik/ mental
 Laboratorium
 Tes penunjang
Kriteria diagnosis delirium berdasarkan DSM-IV dibedakan
berdasarkan etiologinya.

Tabel 1. Kriteria diagnostik untuk delirium akibat kondisi medis tertentu


A Gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk menfokuskan diri
B Perubahan fungsi kognitif (seperti defisit memori, disorientasi, gangguan
bahasa)
C Awitan yang tiba-tiba (beberapa jam atau hari), singkat dan fluktuatif
D Bukti dari anamnesa, pemeriksaan fisik, atau laboratorium yang menunjukkan
gangguan fisiologis yang berkonsekuensi pada terjadinya delirium
Sumber : Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry halaman 322
Tabel 3. Kriteria diagnostik untuk delirium akibat withdrawal
A Gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk menfokuskan
diri
B Perubahan fungsi kognitif (seperti defisit memori, disorientasi, gangguan
bahasa)
C Awitan yang tiba-tiba (beberapa jam atau hari), singkat dan fluktuatif
D Bukti dari anamnesa, pemeriksaan fisik, atau laboratorium yang
menunjukkan bahwa kriteria A dan B terjadi selama atau seketika setelah
obat dihentikan (withdrawal syndrome)
Sumber : Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry halaman 322
Tabel 4. Kriteria diagnostik untuk delirium akibat etiologi multipel
A Gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk menfokuskan
diri
B Perubahan fungsi kognitif (seperti defisit memori, disorientasi, gangguan
bahasa)
C Awitan yang tiba-tiba (beberapa jam atau hari), singkat dan fluktuatif
D Bukti dari anamnesa, pemeriksaan fisik, atau laboratorium yang
menunjukkan bahwa delirium memiliki lebih dari 1 etiologi
Sumber : Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry halaman 323
Tabel 5. Kriteria diagnostik untuk delirium yang tidak spesifik
Kategori ini digunakan apabila tidak tergolongkan pada kriteria-kriteria
delirium spesifik
1 Delirium yang diperkirakan akibat kondisi medis tertentu, atau intoksikasi
namun bukti-bukti yang didapatkan tidak cukup
2 Delirium yang disebabkan oleh suatu penyebab yang tidak tercantum
(seperti kekurangan stimulus sensorik)
Sumber : Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry halaman 323
Feature Dementia Delirium
Onset Lambat Cepat

Durasi Bulan - tahun Jam - minggu

Atensi Terjaga Berfluktiasi

Daya ingat Impaired remote memory Impaired recent and


immediate memory

Pembicaraan Kesulitan menemukan kata Incoherent (lambat/ cepat)

Siklus tidur Fragmented sleep Frequent disruption (e.g., day


n night reversal)

Thoughts Impoverished Disorganized

Awareness Unchanged Reduced

Alertness Usually normal Hypervigilant or reduced


vigilance
Tanda dan gejala

 Gejala yang mendadak atau akut


 Perjalanan yang singkat
 Berfluktuasi
 Perbaikan yang cepat jika faktor penyebab
diidentifikasi dan dihilangkan
 Gangguan kesadaran
 Gangguan kognitif
 Gangguan psikomotor
 Gangguan siklus tidur
 Gangguan emosional
 Gejala neurologis
 Stimulasi abnormal
Terdapat 2 pola stimulasi abnormal  hiperaktif yang
berhubungan dengan peningkatan kewaspadaan & hipoaktif
yang berhubungan dengan penurunan kewaspadaan
Delirium yang berhubungan dengan kecanduan zat 
hiperaktif, berhubungan dengan tanda otonom seperti
flushing, pucat, berkeringat, takikardia, dilatasi pupil, mual,
muntah, hipertermia
Pasien hipoaktif kadangkala diklasifikasikan sebagai depresi,,
atau demensia
Gejala campuran  antara hiperaktif & hipoaktif
Orientasi terganggu
• Orientasi terhadap waktu, tempat, & orang harus diperiksa.
Abnormalitas bahasa
• Pasien sering mengalami abnormalitas bahasa meliputi
komunikasi tak terarah, irrelevan / inkoheren, & gangguan
kemampuan untuk mengerti percakapan
Persepsi
• Pasien delirium sering mengalami gangguan membedakan
rangsangan sensorik
• Halusinasi terjadi pada pasien delirium terutama halusinasi
visual dan audiotorik
Mood
• Pasien delirium sering terganggu dalam pengaturan mood.
Gejala tersering  marah, mengamuk, takut yang tidak
beralasan

Abnormalitas lain  apatis, depresi & euforia. Pada beberapa


pasien, dalam sehari emosinya dapat berubah-ubah
 Gangguan tidur & bangun
Karakteristik gangguan tidur-bangun pada pasien delirium
 pasien merasa mengantuk pada siang hari, sering tidur
siang, durasi tidur pendek & sering terbangun

 Gejalaneurologis
Pasien delirium sering mengalami gejala neurologis
seperti disfasia, tremor, asterixis, inkoordinasi &
inkontinensia urin
Pemeriksaan
 Mini-MentalState Examination (MMSE) dokumentasi
gangguan kognitif
 Pemeriksaan fisik  petunjuk penyebab delirium
 Pemeriksaan laboratorium
 EEG
Terapi
1. Terapi primer :
 Etiologi multifaktorial  intervensi multipel
 Mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang
mendasari delirium
 Terapi obat hanya pada indikasi kuat
 Batasi obat yang memicu delirium atau dampak
pada kognitif
2. Terapi lingkungan fisik/sosial
3. Farmakoterapi
 Terapi lingkungan fisik/sosial:

• Observasi konsisten
• Kondisi kesehatan
• Keamanan pasien
• Stimulasi sensorik yang baik
• Perbaiki siklus tidur/bangun
• Menunjang re-orientasi
Farmakoterapi

 Farmakoterapi hanya bila strategi non-farmakologis tak


berhasil
 2 gejala delirium yang memerlukan obat :
 Psikosis : Haloperidol
 Intramuskular (2-10 mg)
 Oral (dosis 1,5 kali)
 Insomnia : Benzodiazepin
GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT
KERUSAKAN DAN DISFUNGSI OTAK DAN
PENYAKIT LAIN
Kriteria Umum

 Penyakit, disfungsi otak, atau penyakit sistemik yang


berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang
tercantum.
 Adanya hubungan waktu (minggu atau bulan) antara
perkembangan penyakit yang mendasari dengan
timbulnya sindrom mental.
 Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab
alternatif sindrom mental ini.
Halusinosis Organik

 Kriteria umum
 Halusinasi dalam segala bentuk, yang menetap atau
berulang
 Kesadaran yang jernih
 Tidak ada penurunan fungsi intelek yang bermakna
 Tidak ada gangguan afektif yang menonjol
 Tidak jelas adanya waham
Diagnosis banding: Halusinasi alkoholik, Skizofrenia
Gangguan Katatonik Organik

 Kriteria umum
 Disertai salah satu di bawah ini:
 Stupor
 Gaduh gelisah
 Keduanya silih berganti

Diagnosis banding:
Skizofrenia katatonik, stupor disosiatif, stupor YTT
Gangguan Waham Organik (Lir-
Skizofrenia)

 Kriteria umum
 Waham menetap atau berulang
 Halusinasi, gangguan proses berpikir,
fenomena katatonik tersendiri
 Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu
Diagnosis banding:Gangguan psikotik akut
dan sementara, gangguan psikotik akibat
obat, gangguan waham yang menetap,
skizofrenia
Diagnosis
 Perkembangan gangguan daya ingat
 Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan yang
bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan
 Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata
selama perjalanan suatu delirium atau demensia
 Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, atau temuan laboratorium
Gangguan Afektif Organik

 Kriteria umum
 Disertai kondisi yang sesuai dengan salah satu
diagnosis dari gangguan yang tercantum
dalam F30-F33.
 F30 Episode manik
 F31 Gangguan afektif bipolar
 F32 Episode depresif
 F33 Gangguan depresif berulang
Gangguan Cemas (Anxietas)
Organik

Ditandai oleh gambaran utama gangguan cemas


menyeluruh, gangguan panik, atau campuran keduanya,
tapi timbul akibat gangguan organik yang menyebabkan
disfungsi otak.
Gangguan Disosiatif Organik

Memenuhi persyaratan untuk salah satu gangguan


dalam gangguan disosiatif dan memenuhi kriteria
umum untuk penyebab organik.
Gangguan Astenik Organik

Labilitas atau tidak terkendalinya emosi yang nyata


dan menetap, kelelahan, atau berbagai sensasi fisik
yang tidak nyaman dan nyeri sebagai akibat
gangguan organik.
Gangguan Kognitif Ringan

Turunnya penampilan kognitif, sindrom amnestik


organik, atau delirium; dapat mendahului, menyertai,
atau mengikuti gangguan infeksi dan gangguan fisik.
Gangguan kepribadian dan perilaku akibat
penyakit, kerusakan, dan disfungsi otak

 Harus didapatkan bukti objektif (PF, pemeriksaan


neurologis, dan lab) dan/ atau riwayat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak.
 Tidak ada kesadaran berkabut atau penurunan ingatan
yang signifikan.
 Tidak ada cukup bukti untuk penyebab alternatif dari
gangguan kepribadian atau kebiasaan yang
membenarkan penempatan gangguan kepribadian
dewasa dengan kategori kebiasaan lain.
Gangguan Kepribadian Organic

A. Hrs ditemukan kriteria umum dr gang.


Kepribadian dan kebiasaan akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak

B. Sekurang-kurangnya 3 dari gejala dibawah ini


hrs ditemukan dlm waktu 6 bulan atau lebih:
 Penurunan yg konsisten dlm kemampuan
untuk mempertahankan aktivitas yg bertujuan
(goal-directed activities)
 Terjadi 1 atau lebih perubahan emosional:
 labilitas emosional (uncontrolled, unstable, and fluctuating
expression of emotion)
 kegembiraan yg dangkal dan tak beralasan (euphoria, kejenakan yg
tidak sepadan)
 iritabilitas atau cetusan amarah dan agresi yg sejenak
 apatis

 Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa mempertimbangkan


konsekwensi atau kelaziman social (mencuri, bertindak mewlampaui batas
kesopanan, atau makan secara lahap dan tidak sopan, kurang memperhatikan
kebersihan diri)
 Gangguan kognitif, dalam bentuk:
 curiga yg berlebih atau pikiran paranoid
 preokupasi yg berlebih pada satu tema yg biasanya abstrak
( agama, ttg baik dan salah)
 Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dgn nyata dgn
gambaran cirkumstansial, bicara banyak (over-
inclusiveness), alot (viscosity) and hipergraphia
 Perlaku seksual yg berubah (hiposeksual atau perubahan
selera seksual
Sindrom Pasca Kontusio

A. Hrs ditemukan kriteria umum dr gang. Kepribadian dan


kebiasaan akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak
B. Hrs ditemukan riwayat trauma kepala dengan kehilangan
kesadaran (< 4 minggu)  EEG, brain imaging, atau bukti
oculonystagmographic untuk kerusakan otak yg tidak cukup)
C. didapatkan 3 gejala dibawah ini:
 sensasi atau nyeri  pusing, dizziness, vertigo, malaise umum

dan mudah lelah atau intoleransi bising


 perubahan emosi  iritbilitas, emosi yg labil atau bebagai

macam derajat depresi dan/atau ansietas


 kesulitan konsentrasi

 insomnia

 penurunan toleransi terhadap alkohol

 preoccupation dengan gejala diatas dan ketakutan akan

kerusakan otak permanen, pemanjangan hipokondiakal,


overvalued ideas dan adoption of a sick role
Penatalaksanaan

 Apabila pasien didapati terdapat gangguan mental


organik maka yang terpenting adalah lakukan perbaikan
kondisi medis umum terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai