Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Pasorangi Kab. Bantaeng
Pekerjaan :
Tgl Pemeriksaan : 18 Desember 2011
Rumah Sakit : Wahidin Sudirohusodo

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri pada mata kiri

Anamnesis Terpimpin: Dialami sejak + 10 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Tiga hari sebelum timbulnyeri pasien telah menjalani operasi katarak di RSUD
Bantaeng. Nyeri muncul tiba-tiba, mata merah (+), air mata berlebih (+), kotoran
mata berlebih (+). Riawayat keluar darah dari bekas luka operasi (+).
Telah mendapatkan perawatan dan diberi obat : C. LFX, C. Tobroson, P. Prednison,
dan C. Tropin sebelum di rujuk ke RSWS. Riwayat Hipertensi (+), Riwayat Diabetes
Mellitus (+), berobat tidak teratur. Riw. Mencuci muka dengan air sumur setiap hari
setelah operasi katarak.

1|Page
Pemeriksaan Oftalmologi
1. Inspeksi

No. Pemeriksaan OD OS
1. Palpebra Edema (-) Edema (-)
2. App. Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
3. Silia Sekret (-) Sekret (+++) warna
kuning kehijauan.
4. Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Inj. Konjungtiva (+)
Inj. Perikornea (+)
5. Bola Mata Normal Normal
6. Kornea Jernih Melting, seluruh
permukaan kornea
7. Bilik Mata Depan Normal Dangkal
8. Iris Coklat, Kripte (+) Sulit dievaluasi
9. Pupil Bulat, Sentral Sulit dievaluasi
10. Lensa Keruh Sulit dievaluasi
11. Mekanisme Muskular Kesegala Arah Kesegala Arah
ODS
OD
OS

2|Page
2. Palpasi
No. Pemeriksaan OD OS
1. Tensi Okuler Tn Tn-2
2. Nyeri Tekan - -
3. Massa Tumor - -
4 Glandula pre-aurikel - -

3. Tonometri : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

4. Visus
VOD : 3/60
VOS : 0
5. Cmpus visual : Tidak dilakukan pemeriksaan
6. Color sense : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Light sense : Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Penyinaran Oblik
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Inj. Konjungtiva (+)
Inj. Perikornea (+)
Kornea Jernih Melting, seluruh permukaan
kornea
Bilik Mata Depan Normal Dangkal
Iris Coklat, Kripte (+) Sulit dievaluasi
Pupil Bulat, Sentral Sulit dievaluasi
Lensa Keruh Sulit dievaluasi

9. Tes florosensi : Tidak dilakukan Pemeriksaan


10. Funduskopi : Tidak dilakukan Pemeriksaan

11. Slit Lamp :

3|Page
SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), Kornea jernih, BMD normal, Iris Coklat,
Kripte (+), Pupil bulat, sentral, Lensa keruh. NO3NC3C4
SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), Injeksi Konjungtiva (+), Injeksi
Periokorneal (+), Kornea melting (+) hampir seluruh permukaan
kornea, BMD dangkal, Detail lain sulit dievaluasi.

C. HASIL LABORATORIUM
18 – 12 2011
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Ureum 45 10 – 50 Mg/dl
Kreatinin 0,8 L (<1,3), P (<1,1) /L
SGOT 24 < 38 /L
SGPT 50 < 41 /L
HBSag Negatif Negatif -
Anti HCV Negatif Negatif -

20 – 12 – 2011
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
GD2PP 338 < 200 Mg/dl
Kolesterol Total 318 200 mg/dl
Koleseterol HDL 46 L (>55), P (>65) mg/dl
Kolesterol LDL 193 < 130 mg/dl
Trigliserida 114 200 mg/dl

24 – 12 2011
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
GDP 249 110 Mg/dl

D. RESUME
Seorang laki-laki berumur 65 tahun masuk Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
dengan keluhan nyeri pada mata kiri, Dialami sejak + 10 hari yang lalu sebelum

4|Page
masuk rumah sakit. Tiga hari sebelum timbul nyeri pasien telah menjalani operasi
katarak di RSUD Bantaeng. Nyeri muncul tiba-tiba, mata merah (+), lakrimasi (+),
sekret (+). Riawayat keluar darah dari bekas luka operasi (+).
Telah mendapatkan perawatan dan diberi obat : C. LFX, C. Tobroson, P. Prednison,
dan C. Tropin sebelum di rujuk ke RSWS. Riwayat Hipertensi (+), Riwayat Diabetes
Mellitus (+), berobat tidak teratur. Riwayat mencuci muka dengan air sumur setiap
hari setelah operasi katarak. VOD : 3/60, VOS : 0. SLOD : Konjungtiva hiperemis
(-), Kornea jernih, BMD normal, Iris Coklat, Kripte (+), Pupil bulat, sentral, Lensa
keruh. NO3NC3C4. SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), Injeksi Konjungtiva (+),
Injeksi Periokorneal (+), Kornea melting (+) hampir seluruh permukaan kornea,
BMD dangkal, detail lain sulit dievaluasi.

E. DIAGNOSIS

OD KATARAK SENIL IMATUR


OS ENDOFTHALMITIS

F. TERAPI

Bilas Bethadin : RL 1:4 IVFD RL 20 tpm


C. LFX 4 x 1 tts OS Dexametashon 1 amp/ 8 am/ IV
Vitreus tap + Injeksi Antibiotik intravitreal
Konsul Bagian Penyakit dalam :
Novorapid 8 – 8 – 8
Simvastatin 25 mg 0 – 0 – 1
Lanzoprazole 30 mg 0 – 0 – 1

G. DISKUSI
Endoftalmitis supuratif adalah peradangan supuratif jaringan intraocular yang
di dalam hal ini mencakup abses badan kaca bila endoftalmitis berlanjut, sehingga

5|Page
terjadi peradangan pada ketiga lapis dinding bola mata (Retina, Koroid dan Sklera)
dan badan kaca maka keadaan ini disebut sebagai panoftalmitis.
Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur. Kuman dan jamur
ini masuk ke dalam bola mata melalui trauma perforasi bola mata atau melalui darah
pada keadaan septikmia, sehingga dikatakan endoftalmitis ini eksogen atau endogen.
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau tindakan
pembedahan yang membuka bola mata yang disertai dengan infeksi sekunder.
Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur, ataupun parasit yang
berasal dari sumber infeksi didalam tubuh.
Bakteri yang sering merupakan penyebab ialah Stafilococcus, Sterptococcus,
Pneumococcus, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus subtilis. Jamur yang sering
mengakibatkan Endoftalmitis supuratif ialah Actinomyces, Aspergillus,
Phycomycetes, Sporotrichium dan Coccididides.
Keluhan berupa kemunduran tajam penglihatan yang disertai dengan rasa
sakit merupakan keluhan yang menonjol pada endoftalmitis. Terdapat edem
palpebra, konjungtiva kemotik dengan kekeruhan kornea yang ringan.
Terdapat kekeruhan di dalam bilik mata yang berupa flare ataupun hipopion.
Badan kaca keruh dan sering terdapat abses di dalam badan kaca. Kekeruhan di
dalam badan kaca akan memberikan refleks berwarna putih pada pupil sehingga
gambaran seperti retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma terutama pada anak-
anak. Badan kaca merupakan tempat peradangan walaupun tempat masuk trauma
dari depan.
Pada endoftalmitis bila telah terdapat hipopion maka keadaan Endoftalmitis
sudah berlanjut sehingga prognosisnya sudah buruk. Endoftalmitis memerlukan
diagnosis dini yang cepat untuk menghindari keadaan yang biasanya berakhir dengan
kebutaan. Endoftalmitis yang disebabkan kuman yang kurang virulen tidak terlihat
satu minggu sampai beberapa minggu sesudah trauma atau pembedahan. Demikian
pula infeksi jamur dapat terlihat sesudah beberapa hari atau minggu. Endoftalmitis
akibat jamur berjalan lambat, tidak sakit dan dengan gejala di bagian luar bola mata
yang enteng.

6|Page
Dari Anamnesis pada pasien ini kita dapatkan bahwa pasien mengeluhkan
nyeri pada mata kiri, Dialami sejak + 10 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Tiga hari sebelum timbul nyeri pasien telah menjalani operasi katarak di RSUD
Bantaeng. Nyeri muncul tiba-tiba, mata merah (+), lakrimasi (+), sekret (+).
Riawayat keluar darah dari bekas luka operasi (+).
Telah mendapatkan perawatan dan diberi obat : C. LFX, C. Tobroson, P.
Prednison, dan C. Tropin sebelum di rujuk ke RSWS. Riwayat Hipertensi (+),
Riwayat Diabetes Mellitus (+), berobat tidak teratur. Riwayat mencuci muka dengan
air sumur setiap hari setelah operasi katarak. Berdasarakan informasi ini sangat besar
kemungkinan pasien mengalami endophtalmitis pasca operasi.
Pada pemeriksaan Slit Lamp didapatkan SLOD : Konjungtiva hiperemis (-),
Kornea jernih, BMD normal, Iris Coklat, Kripte (+), Pupil bulat, sentral, Lensa
keruh. NO3NC3C4. SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), Injeksi Konjungtiva (+),
Injeksi Periokorneal (+), Kornea melting (+) hampir seluruh permukaan kornea,
BMD dangkal, detail lain sulit dievaluasi. Pemeriksaan Slit Lamp ini juga
memperkuat diagnosis mengarah ke Endopthalmitis Post Operatif.
Pada Kasus ini diberikan Bilas Bethadin : RL 1:4 IVFD RL 20
tpm, C. LFX 4 x 1 tts OS, Dexametashon 1 amp/ 8 am/ IV, Vitreus tap + Injeksi
Antibiotik intravitreal. Sedangkan dari Konsul Bagian Penyakit dalam diberikan
Novorapid 8 – 8 – 8, Simvastatin 25 mg 0 – 0 – 1, Lanzoprazole 30 mg 0 – 0 – 1.

BAB I
ANATOMI BOLA MATA

7|Page
A. STRUKTUR & FUNGSI
Mata memiliki struktur sebagai berikut:
1. Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih
dan relatif kuat.
2. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan
bagian luar sclera
3. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus
dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
4. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
5. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang
kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke
mata dengan cara merubah ukuran pupil.
6. Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan
vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
7. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola
mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
8. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari
retina ke otak.
9. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan
kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi
lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
10. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan
retina (mengisi segmen posterior mata).

Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup,
seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka
cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka
cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit.
Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.

8|Page
Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan
cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier
akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata
memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa
menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan dengan pertambahan usia, lensa
menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga
kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini
disebut presbiopia.

Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang
paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung
saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran
tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.

Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian


serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah
yang berada tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak
bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:


 Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
 Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur
mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan tersebut
membantu menjaga bentuk bola mata.
Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
 Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris
 Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.

9|Page
Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati
pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang
terletak ujung iris.

B. OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH


Otot Penggerak Bola Mata
Otot ini menggerakan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata
tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak
bola mata terdiri enam otot yaitu:
1. Muskulus oblik inferior memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan
memiliki aksi sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi.
2. Muskulus oblik superior memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi
sekunder berupa depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi.
3. Muskulus rektus inferior memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada
abduksi, dan memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan
aduksi dalam depresi.
4. Muskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi.
5. Muskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi.

10 | P a g e
6. Muskulus rektus superior memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan
aksi sekunder berupa intorsi dalam aduksi serta aduksi dalam elevasi.
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf
kranial tertentu.
Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
 Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
 Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
 Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang
otot pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
C. STRUKTUR PELINDUNG
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas
ke segala arah.
Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan
bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka
sehingga cahaya masih bisa masuk.
 Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air
mata.
 Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata
secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin,
debu dan cahaya yang sangat terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh
permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan
kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi
kering, terluka dan tidak tembus cahaya.
Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga
membungkus permukaan mata.

11 | P a g e
 Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan
berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier
(penghalang).
 Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang
mencegah penguapan air mata.
 Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer.
Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis;
setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat
hidung.
Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan
membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya
akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga
lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
 Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram
(tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut
kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan
kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
 Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam  merupakan lapisan yang
berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama
untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi
(pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang
berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris
bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris
berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur
sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi

12 | P a g e
mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan
mengatur cembung pipihnya lensa.
 Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan
dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang
memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka
terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata
terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang
disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi
vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu
dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi
bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian
dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi.
Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar
dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata
mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam mata.1

BAB II
ENDOPHTALMITIS

13 | P a g e
A. DEFENISI
Endoftalmitis supuratif adalah peradangan supuratif jaringan intraocular yang
di dalam hal ini mencakup abses badan kaca bila endoftalmitis berlanjut, sehingga
terjadi peradangan pada ketiga lapis dinding bola mata (Retina, Koroid dan Sklera)
dan badan kaca maka keadaan ini disebut sebagai panoftalmitis.

B. PENYEBAB
Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur. Kuman dan jamur
ini masuk ke dalam bola mata melalui trauma perforasi bola mata atau melalui darah
pada keadaan septikmia, sehingga dikatakan endoftalmitis ini eksogen atau endogen.
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau tindakan
pembedahan yang membuka bola mata yang disertai dengan infeksi sekunder.
Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur, ataupun parasit yang
berasal dari sumber infeksi didalam tubuh.
Bakteri yang sering merupakan penyebab ialah Stafilococcus, Sterptococcus,
Pneumococcus, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus subtilis. Jamur yang sering
mengakibatkan Endoftalmitis supuratif ialah Actinomyces, Aspergillus,
Phycomycetes, Sporotrichium dan Coccididides.2

C. PEMBAGIAN ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis dapat dibagi dalam enam kategori yaitu :
1. Endoftalmitis akut setelah operasi katarak.
Merupakan bentuk endoftalmitis yang paling sering terjadi, dan hampir
seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri. Tanda-tanda infeksi dapat terlihat
dalam 6 minggu setelah operasi; akan tetapi 75-80% dari kasus yang ada akan
menunjukkan tanda-tanda infeksi pada minggu pertama post operasi.
Sekitar 56-90% dari bakteri yang menyebabkan endoftalmitis akut adalah
bakteri gram-positif, yang mana bakteri yang paling sering menyebabkan adalah
Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus. 7-29%
dari kasus Endoftalmitis disebabkan oleh Bakteri gram-negatif, yang mana

14 | P a g e
Proteus aeruginoza dan Haemophilus dilaporkan bakteri paling sering menjadi
penyebab endoftalmitis.
2. Kronik Pseudo- endoftalmitis ;
Kronik Pseudo- endoftalmitis biasanya berkembang setelah 1 bulan pasca
operasi, atau dari referensi lainnya sekitar 6 minggu pasca operasi. Biasanya,
pasien mengeluhkan mata merah dari ringan sampai sedang, penurunan
ketajaman visus, dan photofobia yang berat.
3. Endoftalmitis setelah filtrasi operasi anti-glaucoma;
4. Endoftalmitis post-trauma
Setelah trauma tembus pada mata, angka kejadian endoftalmitis akan
meningkat sekitar 20%, utamanya jika pada luka tersebut diikuti dengan adanya
benda asing di intraokuler. Dapat ditemukan gambaran klinis luka perforasi,
perkembangan infeksi sangat cepat. Tanda-tanda infeksi biasanya berkembang
segera setelah terjadinya luka, tetapi biasanya diikuti reaksi post traumatik pada
kerusakan jaringan mata.
5. Endoftalmitis endogen ;
6. Endoftalmitis fungi ;3

Fungal endophthalmit3
D. GAMBARAN KLINIK

15 | P a g e
Bila infeksi disebabkan bakteri maka perjalanan penyakit cepat serta gejala timbul
beberapa jam, gejala ini makin lama makin berat. Endoftalmitis bakteri pasca bedah
dapat dilihat segera (1-3 hari) sesudah pembedahan dengan keluhan utama mata
terasa sakit. Endoftalmitis yang disebabkan kuman yang kurang virulen terlihat
lambat sesudah pembedahan apalagi bila penderita sudah diberi antibiotika. Bila
penyebabnya jamur maka perjalanan penyakit perlhana-lahan, malahan kadang-
kadang gejala mulai beberapa minggu kemudian.
Keluhan berupa kemunduran tajam penglihatan yang disertai dengan rasa sakit
merupakan keluhan yang menonjol pada endoftalmitis. Terdapat edem palpebra,
konjungtiva kemotik dengan kekeruhan kornea yang ringan.
Terdapat kekeruhan di dalam bilik mata yang berupa flare ataupun hipopion. Badan
kaca keruh dan sering terdapat abses di dalam badan kaca. Kekeruhan di dalam
badan kaca akan memberikan refleks berwarna putih pada pupil sehingga gambaran
seperti retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma terutama pada anak-anak. Badan
kaca merupakan tempat peradangan walaupun tempat masuk trauma dari depan.
Pada endoftalmitis bila telah terdapat hipopion maka keadaan Endoftalmitis sudah
berlanjut sehingga prognosisnya sudah buruk. Endoftalmitis memerlukan diagnosis
dini yang cepat untuk menghindari keadaan yang biasanya berakhir dengan
kebutaan. Endoftalmitis yang disebabkan kuman yang kurang virulen tidak terlihat
satu minggu sampai beberapa minggu sesudah trauma atau pembedahan. Demikian
pula infeksi jamur dapat terlihat sesudah beberapa hari atau minggu. Endoftalmitis
akibat jamur berjalan lambat, tidak sakit dan dengan gejala di bagian luar bola mata
yang enteng.2
E. PENGOBATAN
Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya.
Segera setelah diagnosis endoftalmitis ditegakkan, pengobatan dapat diberikan
karena keterlambatan beberapa jam saja dapat membedakan hasil yang diinginkan.
Bila disebabkan oleh bakteri, dan hal ini sudah dikonfirmasikan pemeriksaan
laboratorium, antibiotik dapat dipakai. Antibiotik ini dapat berbentuk tetes mata, per

16 | P a g e
oral (diminum) atau lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat langsung dilakukan
ke dalam mata.4

BACTERIAL ENDOPHTHALMITIS
ANTIBIOTIK TOPIKAL DAN SISTEMIK :
a. Ampisilin 2 gram/hari
b. Kloramfenikol 3 gram/hari, atau pada referensi lain bisa juga diberikan ;5
 1st choice
Vancomycin 1 mg/01ml
+
Ceftaxidime 2.25 mg /01ml
 2nd choice
Vancomycin 1 mg/0.1ml
+
Amikacin 4.00 mgm/0.1ml
 3rd choice
Vancomycin 1mg/0.1ml
+
Gentamycin 200 mg/0.1ml

INTRAVENOUS ANTIBIOTICS
 Vancomycin 1 g iv 12 hrly
 Ciprofloxacin 750 mg oral 12 hrly
 Ceftazidime 2 g iv 8 hrly
 Amikacin 240 mg 8 hrly
 Gentamycin 80 mg 8 hrly
 Ofloxacin 200 mg oral 12 hrly

FUNGAL ENDOPHTHALMITIS

Ketoconazole - 400 mg/hr (2 x 1).

Fluconazole - 200 mg/hr in (4 x 1).6

17 | P a g e
F. PEMBEDAHAN
Eviserasi yaitu mengeluarkan seluruh isi bola mata dan abses dalam bola mata
dilakukan bila dengan obat gagal.
Enukleasi yaitu mengeluarkan bola mata dengan memotong otot penggerak
mata serta saraf optik dilakukan bila keadaan mata sudah tenang atau telah terjadi
ftisis bulbi.
Kadang-kadang dilakukan drainase untuk mengeluarkan nanah.
G. PROGNOSIS
Bila penyebabnya bakteri dan mendapat pengobatan yang tepat, maka hasil
akan baik, sedangkan bila terlambat maka hasilnya sangat tidak memuaskan.2

BAB III
KATARAK

18 | P a g e
A. DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
penambahan cairan di lensa, pemecahan protein lensa, atau kedua-duanya.7

B. PENYEBAB DAN MACAM-MACAM KATARAK

Sebagian besar penyakit katarak terjadi karena unsur faktor usia dan masa
penuaan dini, selain karena faktor tersebut ada faktor lain yang mendukung
terjadinya mata katarak, antara lain :
1. Katarak Traumatic, yakni katarak yang disebabkan oleh rasa trauma atau pernah
mengalami cedera pada mata sebelumnya.
2. Katarak Sekunder, yakni katarak yang disebabkan karena faktor suatu penyakit
atau gangguan metabolisme seperti pernah mengalami peradangan pada mata
atau penyakit diabetes mellitus ( kencing manis ).
3. Katarak yang disebabkan oleh pancaran sinar atau cahaya langsung atau yang
biasa dikenal pancaran karena sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat-obatan medis dalam waktu yang
cukup lama, seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang umum disebabkan oleh faktor keturunan.

Selain karena penyebab dari katarak diatas, penyakit katarak terbagi menjadi
3 macam mata katarak, antara lain ialah :
1. Nuclear
Yakni katarak yang terjadi di tengah lensa mata, pada awal mulanya
timbul gejala adanya perubahan pada kefokusan mata terhadap cahaya. Akan
tetapi katarak jenis ini akan mengalami peningkatan dalam pembiasan cahaya
dan penglihatan masih berjalan normal ketika sedang membaca, namun tak
berlangsung lama karena kemudian penglihatan akan menjadi kuning dan lambat
laun akan terbentuk noda putih pada lensa mata dan penglihatan akan semakin
memburuk sehingga cahaya yang dilihat seperti warna cokelat. Pada kondisi

19 | P a g e
yang lebih parah katarak jenis ini akan sulit membedakan warna seperti warna
biru seperti warna ungu.
2. Cortical
Katarak jenis ini awalnya terjadi secara perlahan akan membentuk sebuah
noda pada lapisan luar mata, kemudian noda putih dapat menjalar ke bagian
tengah lensa dan mengganggu pandangan mata terhadap cahaya pada pusat lensa.
Seseorang yang memiliki katarak jenis ini akan mengalami silau pada ketika
menangkap dan melihat suatu cahaya.
3. Subcapsular
Katarak jenis ini dikategorikan dalam jenis katarak yang cukup parah
karena katarak jenis ini dapat mengganggu serta mengurangi kemampuan mata
dalam melihat, menangkap cahaya, membaca dan melakukan aktivitas lainnya.
Hal ini disebabkan oleh jalannya cahaya ke retina mata jatuh di belakang lensa
sehingga membuat lensa dan penglihatan menjadi buram. Keadaan lebih parah
tidak mampu melihat cahaya dengan jelas pada saat malam hari.

Kemudian selain jenis katarak diatas, ada jenis penyakit katarak lainnya yang
disebabkan oleh proses penuaan pada katarak dewasa, seperti :
1. Katarak immatur
Pada katarak immatur ini, lensa mata akan terlihat keruh sebagian dan
keruhnya pada lensa mata tersebut akan semakin bertambah apabila terjadi
peningkatan tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa
mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi
glaukoma sekunder. Namun katarak dewasa jenis ini, masih memiliki lensa yang
jernih.

2. Katarak matur
Katarak dewasa jenis ini, lensa yang dimilikinya cenderung seluruhnya
keruh. Kemudian pada katarak matur ini jika dibiarkan saja akan menjadi katarak

20 | P a g e
intumesen ( katarak yang memiliki kandungan air berlebih ) dan dapat memblok
pupil sehingga menyebabkan meningkatkan penekanan pada bola mata yang
disebut Glaukoma. Apabila tingkat penekanan pada bola mata semakin tinggi,
sel-sel syaraf mata yang terdapat pada dinding belakang bola mata akan tertekan,
dan kemudian akan berakibat fatal pada kematian atau kelumpuhan sel-sel syaraf
yang dapat mengakibatkan kebutaan.
3. Katarak hipermatur
Katarak hipermatur ini merupakan lanjutan dari proses degeratif yang
menyebabkan lensa mata menjadi lembek atau keras dan mencair. Lensa mata
yang terjadi akibat degeneratif akan menjadi mengecil, berwarna kuning dan
kering. Jika dilakukan pemeriksaan akan terlihat bilik mata dalam dan lipatan
kapsul lensa. Katarak jenis ini terjadi pada bagian permukaan lensa mata yang
sudah merembes atau tembus kerusakan pada bagian kapsul lensa dan dapat
mengakibatkan peradangan pada struktur mata lainnya.
4. Katarak Komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel
lensa faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat iridosikiitis, miopia tinggi, ablasi retina,
dan glaukoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sisternik yang
akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata.
5. Katarak Senil
Katarak senil merupakan katarak yang menyebabkan kekeruhan pada lensa
mata secara menyeluruh yang terjadi pada mereka yang berusia lanjut yakni usia
diatas 50 tahun. Namun penyebab yang menjadi dasar utama belum diketahui
secara pasti, jika dilakukan pemeriksaan di klinik mata, kondisi mata senil ini
dikategorikan dalam penyakit mata katarak stadium 4 yaitu inisipien, imatur,
intumesen, matur, hipermatur dan morgagni.
Para ahli ilmuwan dalam bidang kesehatan mata saat ini belum bisa
menentukan mengapa usia dapat dijadikan salah satu faktor penyebab utama dari
mata katarak yang dapat mempengaruhi perubahan lensa mata. Mereka

21 | P a g e
mengungkapkan salah satu kemungkinan karena rusaknya lensa akibat molekul
pada mata yang tidak stabil yang disebabkan oleh radikal bebas, polusi udara,
radikal bebas dari sinar ultraviolet.
Usia bukanlah menjadi salah satu penyebab utama dari penyakit mata
katarak yang menyebabkan perubahan lensa dan kemampuan mata, penyakit
mata katarak juga dapat disebabkan oleh faktor bawaan ketika lahir atau pada
saat masa kanak-kanak. Hal lain yang mendukung mata katarak kemungkinan
terjadi ketika seorang ibu dalam masa kehamilannya mengalami suatu gangguan
kesehatan atau penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan metabolisme
tubuh yang disebut German measles (rubella ).

C. GEJALA MATA KATARAK


Proses awal katarak tumbuh secara perlahan tanpa menimbulkan rasa sakit,
kemudian sebagian kecil dari bagian lensa mata akan mempengaruhi pandangan
anda sebagian dan saat katarak tumbuh lebih besar dan menutupi lensa mata maka
akan terlihat seperti ada noda putih yang melekat pada lensa mata dan menghalangi
masuknya cahaya ke mata sehingga mata akan semakin kehilangan penglihatannya,
bayangan benda menjadi kabur dan mengalami distorsi. Namun mata katarak
umumnya hanya menyerang satu mata saja.8

Mata tanpa katarak          Mata dengan katarak

Tanda dan gejala katarak antara lain :


• Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram. Bayangan
benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap.
• Kesulitan melihat ketika malam hari

22 | P a g e
• Mata terasa sensitif bila terkena cahaya
• Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran
• Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau beraktifitas
lainnya
• Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak nyaman
menggunakannya
• Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat, misalnya
cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
• Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat ganda

Perbedaan Penglihatan benda


pada mata normal dan mata katarak

D. TATA LAKSANA
Satu-satunya terapi untuk pasien katarak adalah bedah katarak dimana lensa diangkat
dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur intrakapsular atau ekstrakapsular :

Ekstraksi intrakapsular (ICCE). Tehnik ini jarang dilakukan lagi sekarang.

23 | P a g e

Ekstraksi ekstrakapsular (ECCE). Pada tehnik ini, bagian depan kapsul dipotong
dan diangkat, lensa dibuang dari mata, sehingga menyisakan kapsul bagian
belakang. Lensa intraokuler buatan dapat dimasukkan ke dalam kapsul tersebut. 
Kejadian komplikasi setelah operasi lebih kecil kalau kapsul bagian belakang
utuh.

Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi. Merupakan teknik ekstrakapsular yang
menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk mengangkat lensa melalui irisan
yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca-operasi.
Teknik ini kurang efektif pada katarak yang padat.7

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai