C. Defenisi Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin
sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social,
Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai
penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim
(uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan
abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal
bayi yang dikandung itu). Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran
kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun
tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa
kehamilan).
Sementara dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa
dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan
bentuk dari tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan
medis tertentu.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu untuk
menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang sangat
rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan/Alamiah (Abortus spontan) berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma
2. Aborsi Buatan/Sengaja (Abortus provocatus criminalis) adalah pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini
dokter, bidan atau dukun beranak).
3. Aborsi Terapeutik / Medis (abortus provocatus therapeuticus/medicinalis) adalah
pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh,
calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau
penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin
yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak
tergesa-gesa.
D. Pelaku Aborsi
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi
gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam
buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes, Phd:
Para wanita pelaku aborsi adalah:
Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia dibawah 25
tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun.
Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi. Jadi,
para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih
membunuh anaknya sendiri. Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena
didalam adat Timur, kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu
tragedi yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.
Waktu Aborsi
Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut data statistik yang ada di
Amerika, aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada berbagai usia janin.
E. Alasan Aborsi
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang belum
menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-alasan
yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung
jawab lain (75%)
Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil
di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang
menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak
tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan
geliatan anak dalam kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba
meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam kandungannya adalah boleh
dan benar. Semua alasan-alasan ini tidak berdasar. Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya
menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita, yang hanya memikirkan kepentingan dirinya
sendiri.
Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998)
yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan
intim satu darah), 3% karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3% karena janin akan
bertumbuh dengan cacat tubuh yang serius. Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena
alasan-alasan yang sifatnya untuk kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu
membiayai, takut dikucilkan, malu atau gengsi.
Semua dampak itu terutama pihak wanita yang merasakannya, sementara pihak laki-
laki yang bertanggung jawab hampir selalu tidak terkena dampak negatipnya.
F. Tindakan Aborsi
Ada 2 macam tindakan aborsi, yaitu:
1. Aborsi dilakukan sendiri
2. Aborsi dilakukan orang lain
Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang dan
menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki
dampak yang sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia,
bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa
yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32)
Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang
yang cukup atau takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih
belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk
menggugurkan kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan
akan firman Allah yang bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena
takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (QS 17:31)
Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al-
Quran menyatakan:”Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah
dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.”(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal
Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam proses aborsi.
Pertama : Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki
nyawa.
Kej 16:11 dan Kej 25:21-26. Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu kepadanya:
“Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya
Ismael, sebab Tuhan telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Berdoalah Ishak kepada
Tuhan untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; Tuhan mengabulkan doanya, sehingga
Ribka, isterinya itu, mengandung. Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya
dan ia berkata: “Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?” Dan ia pergi meminta petunjuk
kepada Tuhan. Firman Tuhan kepadanya: “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua
suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari
yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.” Setelah genap
harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. Keluarlah yang
pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub.
Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
Yer 1:5 “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku
telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Ketiga : Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Yoh 9:1-3 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri
atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga
orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Alah harus dinyatakan di dalam dia…”
Yes 45:9-12 Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain
dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: “Apakah yang
kaubuat?” atau yang telah dibuatnya: “Engkau tidak punya tangan!” Celakalah orang yang
berkata kepada ayahnya: “Apakah yang kauperanakkan?” dan kepada ibunya: “Apakah yang
kaulahirkan?” Beginilah Perkataan Tuhan, Yang Mahakudus, Alah dan Pembentuk Israel;
“Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepadaKu mengenai anak-anakKu, atau memberi
perintah kepadaKu mengenai yang dibuat tanganKu? Akulah yang menjadikan bumi dan
yang menciptakan manusia di atasnya; tanganKulah yang membentangkan langit, dan Akulah
yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.
Keempat : Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak dibenarkan Tuhan.
Kej 19:36-38 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih
tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang
sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben
Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Kej 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Alah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang
ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.