Anda di halaman 1dari 32

COVID-19

SPREAD &
CONTAGION
• Coronavirus bersifat sensitif terhadap sinar ultraviolet dan
panas. Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak
(lipid solvents) seperti eter, etanol, disinfektan yang
mengandung klorin, proksiasetat dan chloroform.

• Masa inkubasi (dari masuknya virus ke dalam tubuh sampai


munculnya gejala) adalah 1-14 hari, dengan rata-rata gejala
selama 5 hari
WHOA!
• Penularan melalui droplet, partikel air dengan
diameter >5-10µm. Seseorang yang berada jarak
dekat < 1m dengan orang yang bergejala batuk
bersin sehingga droplet berisiko mengenai
mukosa mulut & hidung dan konjungtiva mata.

• Penularan melalui benda dan permukaan yang


terkontaminasi droplet. Virus Covid-19 dapat
bertahan selama 72 jam permukaan plastic dan
stainless steel, 4 jam pada tembaga, 24 jam pada
kardus/kertas.
Situasi terkini
Covid-19

Per 20 Desember 2020


Situasi terkini Covid-19
Berikut perkembangan kasus Coronavirus Disease (COVID-19),
menggunakan sumber data WHO dan PHEOC Kemenkes tanggal 5
Januari 2020

Total kasus konfirmasi COVID-19 global per tanggal 05 Januari 2021


adalah 84,474,195 kasus dengan 1,848,704 kematian (CFR 2,2%) di 221
Negara Terjangkit dan 181 Negara Transmisi lokal.

Daftar negara terjangkit COVID-19 dapat bertambah setiap harinya


mengikuti perkembangan data dan informasi yang didapatkan di Situation
Report WHO.
SITUASI INDONESIA
Apa saja gejala
COVID-19?
 Demam
 Batuk
 Pilek
 Nyeri tenggorokan
 Diare
 Hilang penciuman (Anosmia)
 Hilang pengecapan (Ageusia)
Cara mendiagnosis
COVID-19?
WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler / NAAT ( Nucleic Acid
Amplification Test) seperti RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain
Reaction).

Mendeteksi jejak materi genetik virus yang ada di tiap sel dapat berupa DNA
(deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid) melalui sampel yang diambil
dengan teknik usap hidung atau tenggorokan (swab).
Bagaimana dengan
Rapid Test?
Menurut CDC (Centers for disease control and prevention), tes antigen adalah
immunoassay yang mendeteksi antigen virus tertentu, yang menunjukkan infeksi virus saat
ini. Rapid antigen melalui teknik swab pada hidung atau tenggorokan. Rapid antigen
mendeteksi antigen atau protein yang dikeluarkan oleh virus corona.

Rapid antibody melalui sampel darah yang mendeteksi antibody (kekebalan) IgG dan IgM
dalam tubuh. Rapid test antigen maupun antibody TIDAK UNTUK DIAGNOSIS hanya
bersifat SKRINING karena perbedaan sensitivitasnya sehingga PERLU RT PCR untuk
Konfirmasi Diagnosis Covid-19.
Apakah PCR Positif masih bisa menularkan virus Covid-19 ?
Klasifikasi Kasus
Kasus Suspek
• ISPA + 14 hr sebelum gejala Riwayat ke kota/ Negara terjangkit
• ISPA +14 hr sebelum gejala riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable
covid-19
• ISPA berat/Pneumonia berat, butuh perawatan di RS dan tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan

Kasus Probable : Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/meninggal dengan


gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 dan belum ada hasil RT-PCR

Kasus Konfirmasi : Hasil Lab RT-PCR terkonfirmasi positif


• Dengan gejala (Simptomatik)
• Tanpa Gejala (Asimptomatik)
Klasifikasi Kasus
Kontak erat : memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi Covid-19

Riwayat kontak erat yang dimaksud :


• Tatap muka/berdekatan radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih
• Sentuhan fisik langsung ( bersalaman, dll)
• Memberikan perawatan langsung tanpa menggunakan APD yang sesuai standar

Penemuan kasus kontak erat dengan pasien bergejala dihitung 2 hari sebelum kasusk timbul
gejala hingga 14 hari setelah timbul gejala

Penemuan kasus kontak erat dengan pasien tanpa gejala dihitung 2 hari sebelum dan 14 hari
setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

Pelaku perjalanan : orang yang melakukan perjalanan dalam negeri maupun luar negeri pada
14 hari terakhir.
Klasifikasi Kasus
Discarded : seseorang dengan status suspek dan hasil RT-PCR 2 kali negative
selama 2 hari berturut turut dengan selang waktu>24 jam atau orang dengan
status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari

Selesai isolasi :
• Kasus asimptomatik yang tidak dilakukan follow-up RT-PCR dengan ditambah
10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan specimen diagnosis konfirmasi
• Kasus probable/kasus simptomatik yang tidak melakukan follow-up RT-PCR
dihitung 10 hari sejak tanggal onset ditambah minimal 3 hari bebas gejala
• Kasus probable/kasus simptomatik yang mendapatkan hasil follow-up RT-PCR
1 kali negative dan ditambah minimal 3 hari bebas gejala

Kematian : kasus konfirmasi/probable Covid-19 yang meninggal.


Definisi Kasus
• Tanpa Gejala : pasien positif tidak memiliki gejala
• Ringan : pasien positif disertai salah satu gejala demam,
batuk, lemas, nyeri tenggorokan, diare
• Sedang : pasien positif dengan ISPA + Pneumonia tapi belum
perlu oksigenasi
• Berat : ISPA + Pneumonia berat (Frekuensi nafas > 30x/menit,
Saturasi Oksigen < 93%) / pada anak anak tarikan dinding
dada, nafas cepat <2 bln ≥60x/ menit ; 2-11 bln ≥50x/ menit; 1-
5 th ≥40x/ menit; >5 th ≥30x/ menit.
• Kritis : Pasien gagal nafas, ARDS(Acute Respiratory Distress
Syndrome), Syok sepsis, multiple organ failure
Penatalaksanaan COVID-19 ?
• Tanpa Gejala : Tidak perlu rawat inap + Isolasi Mandiri selama 10 hari sejak pengambilan
specimen diagnosis konfirmasi (Tidak Follow Up PCR)

• Ringan : Tidak perlu rawat inap + Isoman 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari
bebas gejala demam dan gangguan pernafasan + obat simptomatik (Tidak Follow Up
PCR)

• Sedang : Perawatan di RS + Obat simptomatik + Obat komorbid (Tidak Follow Up PCR)

• Berat : Perawatan di RS + Terapi Oksigen + Obat- obatan pendukung lainnya (Follow Up


PCR 1x pada hari ke-7 untuk menilai kesembuhan)

• Kritis : Perawatan di ICU + Oksigen Ventilator + Obat-obatan pendukung lainnya (Follow


up PCR 1x pada hari ke-7 untuk menilai kesembuhan)
Pencegahan
Penularan ?
Apa yang harus dilakukan?
Pencegahan Penularan Covid-19

01 02 03
Membersihkan tangan 40-60 detik dengan Hindari menyentuh mata, Memakai masker yang benar
sabun+ air mengalir/ 20-30 detik dengan hidung dan mulut bila tangan menutupi hidung dan mulut
hand sanitizer tidak bersih

04 05 06
Menjaga jarak minimal 1 meter, Segera mandi dan mengganti PHBS : gizi seimbang, olahraga
hindari kerumunan, minimalisir pakaian sehabis bepergian 30 menit/hari, istirahat cukup
penggunaan transportasi umum
Prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi isoman

01 02 03
Punya ruangan sendiri dengan Minimalisir penggunaan ruangan Anggota keluarga yang
ventilasi baik + kamar mandi bersama (dapur+kamar merawat 1 org yang sehat
sendiri ventilasi baik mandi+ruang keluarga tanpa penyakit komorbid

04 05 06
Cuci tangan sebelum setelah Memakai masker bedah 1x Hindari kontak langsung dengan barang
menyiapkan makanan, sebelum pakai yang sakit maupun yang terkontaminasi seperti alat makan
dan setelah makan, kapanpun bila yang merawat dan jaga dan pakaian, gunakan sarung tangan dan
tangan kotor jarak minimal 1 meter cuci menggunakan sabun /detergen
Perlu diingat dan diterapkan !!!

3 M : Memakai masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak hindari kerumunan

3 M mu melindungiku 3 M ku melindungimu
Bagaimana dengan vaksinasi ?

Imunisasi merupakan proses membuat seseorang resisten terhadap penyakit menular spesifik.

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin, dengan cara disuntikkan / diteteskan ke dalam mulut
untuk meningkatkan produksi antibodi sehingga tubuh dapat menangkal penyakit tertentu.

Maka, dapat disimpulkan vaksinasi adalah tindakan mendapatkan vaksin, sedangkan imunisasi
adalah hasil dari vaksinasi, yakni terbentuknya kekebalan tubuh.

Imunisasi terbagi menjadi dua, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif dilakukan
dengan memberikan antigen dalam vaksin agar menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi
alamiah. Sedangkan imunisasi pasif berarti tubuh diberikan antibodi spesifik dan bukan dipancing
untuk menghasilkan ketahanan tubuh.
Bagaimana cara kerja vaksin ?

Ketika seseorang disuntikan vaksin, kandungan pada vaksin dalam


tubuh menghasilkan respon / reaksi imunitas tubuh untuk
mempersiapkan tubuh melawan serangan infeksi. Sehingga, ketika
orang terinfeksi penyakit yang sama dengan kuman di dalam vaksin,
tubuh akan mengenali dan menghasilkan kekebalan untuk mencegah
perkembangan penyakit tersebut.
Tahapan Uji Klinis Vaksin
Ada Pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai