Anda di halaman 1dari 14

LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

1. Hubungan demam tiphoid dengan gangguan mental organik?


Penyebab Delirium:
Penyakit intrakranial:
1. Epilepsi atau keadaan pasca kejang
2. Trauma otak (terutama gegar otak)
3. Infeksi (meningitis, ensetalitis).
4. Neoplasma.
5. Gangguan vaskular
Penyebab ekstrakranial:
1. Obat-obatan (di telan atau putus),
Obat antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi, Obat antiparkinson. Obat
antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfiram, Insulin, Opiat, Fensiklidine, Fenitoin,
Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan hipnotik, Steroid.
2. Racun
Karbon monoksida, Logam berat dan racun industri lain.
3. Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi)
Hipofisis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid
4. Penyakit organ nonendokrin.
Hati (ensefalopati hepatik), Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik), Paru-
paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), Sistem kardiovaskular (gagal jantung,
aritmia, hipotensi).
5. Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asam folat)
6. Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
7. Ketidakseimbangan elektrolit dengan penyebab apapun
8. Keadaan pasca operatif
9. Trauma (kepala atau seluruh tubuh)
10. Karbohidrat: hipoglikemi.
Infeksi salmonella typhimenyebarsepsisperadangan otakggn mental organik.
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilak Psikiatri Klinis,
Edisi ketujuh, Jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 2010. hal 481-570.
Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid 1. Penerbit Media Aesculapsius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2008. hal 189-192.
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Editor Dr, Rusdi Maslim.
Jakarta 2003. hal 3-43.

2. Apa yang di maksud dengan gangguan mental organik?


Bagian yang disebut Gangguan Mental Organik dalam DSM III-R sekarang disebut
sebagai Delirium, Demensia, Gangguan Amnestik Gangguan Kognitif lain, dan Gangguan
Mental karena suatu kondisi medis umum yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat
lain.
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilak Psikiatri Klinis,
Edisi ketujuh, Jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 2010. hal 481-570.

Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang
dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit,
cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak, disfungsi ini dapat primer
seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai
otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak
sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh.
Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Editor Dr, Rusdi Maslim.
Jakarta 2003. hal 3-43.

3. Penyebab GMO?
Etiologi Gangguan Mental Organik:
Etiologi Primer berasal dari suatu penyakit di otak dan suatu cedera atau rudapaksa
otak atau dapat dikatakan disfungsi otak. Sedangkan etiologi sekunder berasal dari
penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau
sistem tubuh.
Istilah organik merupakan sindrom yang diklasifikasikan dapat berkaitan dengan
gangguan/penyakit sistemik/otak yang secara bebas dapat didiagnosis. Sedangkan istilah
simtomatik untuk GMO yang pengaruhnya terhadap otak merupakan akibat sekunder
dari gangguan / penyakit ekstra serebral sitemik seperti zat toksik berpengaruh pada
otak bisa bersifat sesaat/jangka panjang.
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

Etiologi Delirium:
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala
serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab
utama dapat berasal dari penyakit susunan saraf pusat seperti epilepsi, penyakit
sistemik, intoksikasi atau reaksi, dan putus obat maupun zat toksik. Penyebab delirium
terbanyak terletak di luar sistem pusat, misalnya gagal ginjal dan hati. Neurotransmiter
yang dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat. Area yang
terutama terkena adalah formasio retikularis.
Selain itu diakibatkan juga karena adanya gangguan metabolik/defisiensi vitamin
(thiamin), hipoksia, hipocarbamia, hipoglikemia, gangguan mineral, pasca bedah, kejang,
cedera kepala, ensefalopati hipertensif, gangguan fokal lobus parietal, dan inferomedial
lobus oksipital.

Etiologi Demensia:
Demensia dapat disebabkan oleh penyakit alzheimer dengan kemungkinan 60%,
dapat juga disebabkan karena gangguan neurologis (seperti chorea huntington,
parkinsonism, multiple sklerosis), gangguan toksik metabolik (anemia pernisiosa,
defisiensi asam folat, hipotiroidime, intoksikasi bromida), trauma (cedera kepala), dan
obat toksin (termasuk demensia alkoholik kronis). Demensia yang masih mungkin
disembuhkan (reversible) adalah yang disebabkan oleh gangguan kelebihan atau
kekurangan hormon tiroid, dan vitamin B12 (Depkes, 2001).
GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh Syallmsir Bs,
Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK

4. GMO yang menyebabkan gangguan behavior?


Delirium dan demensia

5. Macam-macam GMO?
Menurut PPDGJ III, klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut:

FOO DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER


LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

FOO.O Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini


FOO.l Demensia pad a penyakit Alzheimer dengan onset lambat
FOO.2 Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran
FOO.9 Demensia pada penyakit Alzheimer YTT

FOI DEMENSIA VASKULAR

FOl.O Demensia vaskular onset akut


FOl.l Demensia multi-infark
FOl.2 Demensia vaskular subkortikal
FOl.3 Demensia vaskular campuran kortikal dan subkortikol
FOl.8 Demensia vaskular lainnya
FOl.9 Demensia vaskular YTT

F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK

F02.0 Demensia pada penyakit Pick


F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob
F02.2 Demensia pada penyakit Huntington
F02.3 Demensia pad a penyakit Parkinson
F02.4 Demensia pada penyakit human immunodeficienci virus [HIV]
F02.8 Demensia pada penyakit lain YDT YDK

F03 DEMENSIA Y'IT

Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan demensia pada FOO - F03 sebagai
berikut :
.xO Tanpa gejala tambahan
.xl Gejala lain, terutama waham
.x2 Gejala lain, terutama halusinasi
.x3 Gejala lain, terutama depresi
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

.x4 Gejala campuran lain

F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL daD ZAT PSIKOAKTIF
LAlNNYA

F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan Zat PSIKOAKTIF LAlNNYA

F05.0 Delirium, tak bertumpangtindih dengan demensia


F05.1 Delirium, bertumpangtindih dengan demensia
F05.8 Delirium lainnya
F05.9 Delirium YTT

FOG GANGGUAN MENTAL LAlNNYA AKIBAT KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK daD
PENYAKIT FISIK

F06.0 Halusinosis organik


F06.1 Gangguan katatonik organik
F06.2 Gangguan waham 'organik (lir-skizofemia)
F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) organ
.30 Gangguan manik organik
.31 Gangguan bipolar organik
.32 Gangguan depresif organik
.33 Gangguan afektif organik campuran
F06.4 Gangguan anxeitas organik
F06.5 Gangguan disosiatif organik
F06.6 Gangguan astenik organik
F06.7 Gangguan kognitif ringan
F06.8 Gangguan mental lain YDK akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
F06.9 Ganguan mental YTI akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik

F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan PERILAKU AKIBAT PENYAKIT, KERUSAKAN dan


DISFUNGSI OTAK
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

F07.0 Gangguan kepribadian organik


F07.1 Sindrom pasca-ensefalitik
F07.2 Sindrom pasca-kontusio
F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku organik lain akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak
F07.9 Gangguan kepribadian dan perilaku organik YTT akibat penyakit, kerusakan dan
disfunsi otak

F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK ATAU SIMTOMATIK

Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr, Rusdi Maslim.1993.
hal 3.

Klasifikasi delirium berdasarkan DSM-IV-TR:


- Delirium karena kondisi medis umum
- Delirium karena intoksikasi zat
- Delirium karena sindrom putus zat
- Delirium karena etiologi yang multiple
- Delirium yang tak terklasifikasikan
Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK

6. Gejala GMO?
Gambaran klinis Delirium:
1. Gambaran mencolok adanya defisit untuk memusatkan, mempertahankan,
memindahkan perhatian
2. Halusinasi visual sering ditemukan
3. Gangguan irama tidur
4. Fluktuasi kesadarandisorientasi, amnesia, tidak kooperatif.
Gejala-gejala Utama :
1. Kesadaran berkabut
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

2. Kesulitan mempertahankan atau mengalihkan perhatian


3. Diorientasi
4. Ilusi
5. Halusinasi
6. Perubahan kesadaran yang berfluktuasi
Gejala sering berfluktuasi dalam satu hari, pada banyak kasus, pada siang hari terjadi
perbaikan, sedangkan pada malam hari tampak sangat terganggu. Siklus tidur-
bangun sering terbalik.
Gejala-gejala neurologis:
1. Disfrasia
2. Disartria
3. Tremor
4. Asteriksis pada ensefalopati hepatikum dan uremia
5. Kelainan motorik

Gambaran klinis Demensia:


1. Gangguan Daya Ingat
Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal don menonjol pada demensia,
khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti demensia tipe Alzheimer.
Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat terjadi secara ringan dan
paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi. Selama perjalanan penyakit demensia,
pasien terganggu dalam orientasi terhadap orang, waktu, maupun tempat. Sebagai
contoh, pasien dengan demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya
setelah pergi ke kamar mandi. Tetapi, pasien tidak menunjukkan gangguan pada
tingkat kesadaran.
2. Gangguan Bahasa
Proses demensia dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. Kesulitan
berbahasa ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, stereotipik tidak tepat, atau
berputar-putar.
3. Perubahan Kepribadian
Perubahan kepribadian merupakan gambaran yang paling mengganggu bagi keluarga
pasien, hal ini dikarenakan pasien demensia mempunyai waham paranoid. Gangguan
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

yang terjadi pada lobus frontal dan temporal dimungkinan menjadi penyebab
perubahan keperibadian pasien. Pasien jadi lebih mudah marah dan emosinya
meledak-ledak. Pasien demensia juga menunjukkan tertawa atau menangis yang
patologis yaitu, emosi yang ekstrim tanpa penyebab yang terlihat.
4. Psikosis
Diperkirakan 20 -30% pasien demensia tipe Alzheimer mengalami halusinasi, dan 30-
40% mengalami waham, terutama dengan sifat paranoid.
Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK

7. Penegakan diagnosis GMO ?kriteria diagnosis?


Diagnosis Delirium:
Kriteria diagnostik yang untuk Delirium karena kondisi medis umum :
1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap
lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk memuaskan,
mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat (biasanya beberapa
jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi selama perjalanan hari).
3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan bahasa) atau
perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia
yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan atau yang sedang timbul.
4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung
dan kondisi medis umum.

Diagnosis Demensia:
Table DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Dementia of the Alzheimer's Type
A. The development of multiple cognitive deficits manifested by both
1. memory impairment (impaired ability to learn new information or to
recall previously learned information)
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

2. one (or more) of the following cognitive disturbances:


a. aphasia (language disturbance)
b. apraxia (impaired ability to carry out motor activities despite
intact motor function)
c. agnosia (failure to recognize or identify objects despite intact
sensory function)
d. disturbance in executive functioning (i.e., planning, organizing,
sequencing, abstracting)
B. The cognitive deficits in Criteria A1 and A2 each cause significant impairment in
social or occupational functioning and represent a significant decline from a
previous level of functioning.
C. The course is characterized by gradual onset and continuing cognitive decline.
D. The cognitive deficits in Criteria A1 and A2 are not due to any of the following:
1. other central nervous system conditions that cause progressive deficits in
memory and cognition (e.g., cerebrovascular disease, Parkinson's disease,
Huntington's disease, subdural hematoma, normal-pressure
hydrocephalus, brain tumor)
2. systemic conditions that are known to cause dementia (e.g.,
hypothyroidism, vitamin B12 or folic acid deficiency, niacin deficiency,
hypercalcemia, neurosyphilis, HIV infection)
3. substance-induced conditions
E. The deficits do not occur exclusively during the course of a delirium.
F. The disturbance is not better accounted for by another Axis I disorder (e.g., major
depressive disorder, schizophrenia).
Code based on presence or absence of a clinically significant behavioral disturbance:
Without behavioral disturbance: if the cognitive disturbance is not accompanied by
any clinically significant behavioral disturbance.
With behavioral disturbance: if the cognitive disturbance is accompanied by a
clinically significant behavioral disturbance (e.g., wandering, agitation).
Specify subtype:
With early onset: if onset is at age 65 years or below
With late onset: if onset is after age 65 years
Coding note: Also code Alzheimer's disease on Axis III. Indicate other prominent
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

clinical features related to the Alzheimer's disease on Axis I (e.g., Mood disorder due to
Alzheimer's disease, with depressive features, and Personality change due to Alzheimer's
disease, aggressive type).
(From American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association;
copyright 2000, with permission.)

Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK

8. Penatalaksanaan GMO?
Penatalaksanaan Delirium:
Prinsip terapi pada pasien dengan delirium yaitu mengobati gejala-gejala klinis yang
timbul (medikasi) dan melakukan intervensi personal danlingkungan terhadap pasien
agar timbul fungsi kognitif yang optimal.Medikasi yang dapat diberikan antara lain :
1. Neuroleptik (haloperidol,risperidone,olanzapine)
Haloperidol (haldol)
Suatu antipsikosis dengan potensi tinggi. Salah satu antipsikosis efektif untuk
delirium.
Risperidone (risperdal)
Antipsikotik golongan terbaru dengan efek ekstrapiramidal lebih sedikit
dibandingkan dengan haldol. Mengikat reseptor dopamine D2 dengan afinitas 20 kali
lebih rendah daripada 5-ht2-reseptor.
2. Short acting sedative (lorazepam)
Digunakan untuk delirium yang diakibatkan oleh gejala putus obat atau alcohol.
Tidak digunakan benzodiazepine karena dapat mendepresi nafas, terutama pada
pasien dengan usia tua, pasien dengan masalah paru.
3. Vitamin, thiamine (thiamilate) dancyanocobalamine (nascobal, cyomin,
crystamine)
Bahwa defisiensi vitamin B6 dan vitamin B12 dapat menyebabkan delirium maka
untuk mencegahnya diberikan preparat vitamin B per oral.
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

4. Terapi Cairan dan Nutrisi


Intervensi personal dan lingkungan terhadap pasien delirium jugasangat berguna
untuk membina hubungan yang erat terhadap pasien dengan lingkungan sekitar
untuk dapat berinteraksi serta dapat mempermudah pasien untuk melakukan ADL
(activity of daily living) sendirinya tanpa tergantung orang lain.

Penatalaksanaan Demensia:
Bantuan yang baik mereka yang membantu pasien berjuang dengan perasaan bersalah,
berduka, marah, dan kelelahan sebagaimana mereka menyaksian anggota keluarga
mereka sendiri menderita. Pasien yang mendapat dukungan dan psikoterapi edukasional
dimana penyakitnya secara terang dijelaskan. Mereka juga mendapat keuntungan dari
dukungan yang diberikan oleh keluarganya dalam menghadapi penyakit yang membuat
mereka memiliki disfungsi.
Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK

9. Hubungan GMO dengan bicara kacau dan agitasi?


Idem no. 11

10. Hubungan GMO dengan visual halusinasi? dan mengapa merasa takut?
Idem no. 11

11. Patofisiologi GMO?


Patogenesis Delirium:
Walaupun patogenesis delirium belum diketahui secara pasti, beberapa teori yang
diungkapkan oleh beberapa pakar tetap penting untuk diperhatikan. Perubahan Electro
Encephalo Graphic (EEG) (-8 kali per detik, lebih lambat dari fungsi sistem saraf pusat
normal) sering terjadi pada delirium yang terkait dengan disfungsi korteks, hal ini
disebabkan karena EEG mengukur aktivitas listrik di korteks. Struktur subkorteks
(formasiretikuler, thalamus) mengendalikan aktivitas listrik di korteks sehingga struktur
ini juga erat kaitannya dengan delirium. Disaritmia korteks mengindikasikan adanya
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

defisiensi substrat tertentu, umumnya karena paparan abnormal glukosa dan oksigen
dalam kadar tertentu. Sayangnya, tidak semua pasien dengan delirium menunjukkan
adanya perlambatan EEG, dan bukti adanya defisiensi substrat tertentu tidak dapat
ditemukan pada sebagian besar kasus. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
mengganggu kemampuan sel saraf untuk menginisiasi aktivitas listrik. Menurunnya
aktivitas listrik antar sel saraf akan menyebabkan melambatnya gelombang EEG.
Delirium menyebabkan variasi yang luas terhadap gangguanstructural dan fisiologik.
Neuropatologi dari delirium telah dipelajari pada pasien dengan hepatic encephalopathy
dan pada pasien dengan putus alkohol. Patogenesis delirium terdiri dari beberapa
transmitter, yaitu :
a. Asetilkolin
Asetilkolin adalah salahsatu dari neurotransmiter yang penting dari pathogenesis
terjadinya delirium. Hal yang mendukung teori ini adalah bahwa obat antikolinergik
diketahui sebagai penyebab keadaan bingung, pada pasien dengan transmisi
kolinergik yang terganggu juga muncul gejala ini. Pada pasien postoperatif delirium
serum antikolinergik juga meningkat.
b. Dopamine
Pada otak, hubungan muncul antara aktivitas kolinergik dan dopaminergik. Pada
delirium muncul aktivitas berlebih dari dopaminergik, pengobatan simptomatis
muncul pada pemberian obat antipsikosis seperti haloperidol dan obat penghambat
dopamine.
c. Neurotransmitter lainnya
Serotonin: terdapat peningkatan serotonin pada pasien dengan encephalopati
hepatikum. GABA (Gamma-Aminobutyric Acid); pada pasien dengan
hepatoencephalopati, peningkatan inhibitor GABA juga ditemukan. Peningkatan
level ammonia terjadi pada pasien hepatoencephalopati, yang menyebabkan
peningkatan pada asam amino glutamat dan glutamine (kedua asam amino ini
merupakan precursor GABA). Penurunan level GABA pada susunan saraf pusat juga
ditemukan pada pasien yang mengalami gejala putus benzodiazepine dan alkohol.

Perjalanan Penyakit Demensia:


Stadium Awal
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

Perilaku berubah dapat diamati keluargasemangat & kemauan, dorongan


untuk melakukan aktifitas rutin sehari-hari, tak mampu melakukan aktifitas
multipel, depresi ringan.
Stadium Menengah: Gangguan memori & kognitif
Deteriorasi intelektual : orientasi, memori, berhitung, percakapan kurang efisien,
pemahaman misinterpretasi
Penderita murung, menarik diri, menjauhi teman lama
Obsesi, kebiasaan pramorbid
Daya nilai menurun.
Stadium Lanjut : Kemunduran psikologik & perilaku
Apatis
Gangguan kepribadian menyeluruhmengurus diri (-)
Tak mampu mengingat, komunikasi
Gejala neurologikafasia, apraksia, agnosia, buta kortikal
Pasien meninggal 2-5 tahun, komplikasi terbanyak karena infeksi.

Prognosis dan Patogenesis Demensia:


Pada umumnya demensia dimulai pada umur 50 sampai 60 tahun dengan deteriorasi
selam 5-10 tahun yang berujung kematian. Onset dan kecepatan dari deteriorasi
berbeda pada tiap jenis dementia dan kategori diagnosis individu. Rata-rata tingkat
survival expectation untuk pasien demensia dengan tipe alzheimer adalah 8 tahun dari
range 1-20 tahun. Data menunjukkan bahwa orang yang memiliki onset lebih awal atau
memiliki latar belakang keluarga yang mungkin pernah memiliki dementia akan
memiliki perjalanan penyakit yang lebih cepat. Segera setelah demensia di diagnosis,
pasien harus menjalani tes medis dan neuropsikologis karena 10-15% dari seluruh
pasien dengan demensia memiliki potensi reversibel jika treatment diberikan sebelum
munculnya kerusakan otak secara permanen.
Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)

12. Mengapa tingkah laku aneh setelah mengalami panas tinggi?


Idem no. 1.

Anda mungkin juga menyukai