Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Editor Dr, Rusdi Maslim.
Jakarta 2003. hal 3-43.
Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang
dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit,
cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak, disfungsi ini dapat primer
seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai
otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak
sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh.
Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Editor Dr, Rusdi Maslim.
Jakarta 2003. hal 3-43.
3. Penyebab GMO?
Etiologi Gangguan Mental Organik:
Etiologi Primer berasal dari suatu penyakit di otak dan suatu cedera atau rudapaksa
otak atau dapat dikatakan disfungsi otak. Sedangkan etiologi sekunder berasal dari
penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau
sistem tubuh.
Istilah organik merupakan sindrom yang diklasifikasikan dapat berkaitan dengan
gangguan/penyakit sistemik/otak yang secara bebas dapat didiagnosis. Sedangkan istilah
simtomatik untuk GMO yang pengaruhnya terhadap otak merupakan akibat sekunder
dari gangguan / penyakit ekstra serebral sitemik seperti zat toksik berpengaruh pada
otak bisa bersifat sesaat/jangka panjang.
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)
Etiologi Delirium:
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala
serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab
utama dapat berasal dari penyakit susunan saraf pusat seperti epilepsi, penyakit
sistemik, intoksikasi atau reaksi, dan putus obat maupun zat toksik. Penyebab delirium
terbanyak terletak di luar sistem pusat, misalnya gagal ginjal dan hati. Neurotransmiter
yang dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat. Area yang
terutama terkena adalah formasio retikularis.
Selain itu diakibatkan juga karena adanya gangguan metabolik/defisiensi vitamin
(thiamin), hipoksia, hipocarbamia, hipoglikemia, gangguan mineral, pasca bedah, kejang,
cedera kepala, ensefalopati hipertensif, gangguan fokal lobus parietal, dan inferomedial
lobus oksipital.
Etiologi Demensia:
Demensia dapat disebabkan oleh penyakit alzheimer dengan kemungkinan 60%,
dapat juga disebabkan karena gangguan neurologis (seperti chorea huntington,
parkinsonism, multiple sklerosis), gangguan toksik metabolik (anemia pernisiosa,
defisiensi asam folat, hipotiroidime, intoksikasi bromida), trauma (cedera kepala), dan
obat toksin (termasuk demensia alkoholik kronis). Demensia yang masih mungkin
disembuhkan (reversible) adalah yang disebabkan oleh gangguan kelebihan atau
kekurangan hormon tiroid, dan vitamin B12 (Depkes, 2001).
GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh Syallmsir Bs,
Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK
5. Macam-macam GMO?
Menurut PPDGJ III, klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut:
Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan demensia pada FOO - F03 sebagai
berikut :
.xO Tanpa gejala tambahan
.xl Gejala lain, terutama waham
.x2 Gejala lain, terutama halusinasi
.x3 Gejala lain, terutama depresi
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)
F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL daD ZAT PSIKOAKTIF
LAlNNYA
FOG GANGGUAN MENTAL LAlNNYA AKIBAT KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK daD
PENYAKIT FISIK
Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr, Rusdi Maslim.1993.
hal 3.
6. Gejala GMO?
Gambaran klinis Delirium:
1. Gambaran mencolok adanya defisit untuk memusatkan, mempertahankan,
memindahkan perhatian
2. Halusinasi visual sering ditemukan
3. Gangguan irama tidur
4. Fluktuasi kesadarandisorientasi, amnesia, tidak kooperatif.
Gejala-gejala Utama :
1. Kesadaran berkabut
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)
yang terjadi pada lobus frontal dan temporal dimungkinan menjadi penyebab
perubahan keperibadian pasien. Pasien jadi lebih mudah marah dan emosinya
meledak-ledak. Pasien demensia juga menunjukkan tertawa atau menangis yang
patologis yaitu, emosi yang ekstrim tanpa penyebab yang terlihat.
4. Psikosis
Diperkirakan 20 -30% pasien demensia tipe Alzheimer mengalami halusinasi, dan 30-
40% mengalami waham, terutama dengan sifat paranoid.
Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK
Diagnosis Demensia:
Table DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Dementia of the Alzheimer's Type
A. The development of multiple cognitive deficits manifested by both
1. memory impairment (impaired ability to learn new information or to
recall previously learned information)
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)
clinical features related to the Alzheimer's disease on Axis I (e.g., Mood disorder due to
Alzheimer's disease, with depressive features, and Personality change due to Alzheimer's
disease, aggressive type).
(From American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association;
copyright 2000, with permission.)
Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK
8. Penatalaksanaan GMO?
Penatalaksanaan Delirium:
Prinsip terapi pada pasien dengan delirium yaitu mengobati gejala-gejala klinis yang
timbul (medikasi) dan melakukan intervensi personal danlingkungan terhadap pasien
agar timbul fungsi kognitif yang optimal.Medikasi yang dapat diberikan antara lain :
1. Neuroleptik (haloperidol,risperidone,olanzapine)
Haloperidol (haldol)
Suatu antipsikosis dengan potensi tinggi. Salah satu antipsikosis efektif untuk
delirium.
Risperidone (risperdal)
Antipsikotik golongan terbaru dengan efek ekstrapiramidal lebih sedikit
dibandingkan dengan haldol. Mengikat reseptor dopamine D2 dengan afinitas 20 kali
lebih rendah daripada 5-ht2-reseptor.
2. Short acting sedative (lorazepam)
Digunakan untuk delirium yang diakibatkan oleh gejala putus obat atau alcohol.
Tidak digunakan benzodiazepine karena dapat mendepresi nafas, terutama pada
pasien dengan usia tua, pasien dengan masalah paru.
3. Vitamin, thiamine (thiamilate) dancyanocobalamine (nascobal, cyomin,
crystamine)
Bahwa defisiensi vitamin B6 dan vitamin B12 dapat menyebabkan delirium maka
untuk mencegahnya diberikan preparat vitamin B per oral.
LBM 4 PERILAKU & JIWA JOKO WIBOWO (012116424)
Penatalaksanaan Demensia:
Bantuan yang baik mereka yang membantu pasien berjuang dengan perasaan bersalah,
berduka, marah, dan kelelahan sebagaimana mereka menyaksian anggota keluarga
mereka sendiri menderita. Pasien yang mendapat dukungan dan psikoterapi edukasional
dimana penyakitnya secara terang dijelaskan. Mereka juga mendapat keuntungan dari
dukungan yang diberikan oleh keluarganya dalam menghadapi penyakit yang membuat
mereka memiliki disfungsi.
Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh
Syallmsir Bs, Psikiater
http://www.scribd.com/doc/130180396/GANGGUAN-MENTAL-ORGANIK
10. Hubungan GMO dengan visual halusinasi? dan mengapa merasa takut?
Idem no. 11
defisiensi substrat tertentu, umumnya karena paparan abnormal glukosa dan oksigen
dalam kadar tertentu. Sayangnya, tidak semua pasien dengan delirium menunjukkan
adanya perlambatan EEG, dan bukti adanya defisiensi substrat tertentu tidak dapat
ditemukan pada sebagian besar kasus. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
mengganggu kemampuan sel saraf untuk menginisiasi aktivitas listrik. Menurunnya
aktivitas listrik antar sel saraf akan menyebabkan melambatnya gelombang EEG.
Delirium menyebabkan variasi yang luas terhadap gangguanstructural dan fisiologik.
Neuropatologi dari delirium telah dipelajari pada pasien dengan hepatic encephalopathy
dan pada pasien dengan putus alkohol. Patogenesis delirium terdiri dari beberapa
transmitter, yaitu :
a. Asetilkolin
Asetilkolin adalah salahsatu dari neurotransmiter yang penting dari pathogenesis
terjadinya delirium. Hal yang mendukung teori ini adalah bahwa obat antikolinergik
diketahui sebagai penyebab keadaan bingung, pada pasien dengan transmisi
kolinergik yang terganggu juga muncul gejala ini. Pada pasien postoperatif delirium
serum antikolinergik juga meningkat.
b. Dopamine
Pada otak, hubungan muncul antara aktivitas kolinergik dan dopaminergik. Pada
delirium muncul aktivitas berlebih dari dopaminergik, pengobatan simptomatis
muncul pada pemberian obat antipsikosis seperti haloperidol dan obat penghambat
dopamine.
c. Neurotransmitter lainnya
Serotonin: terdapat peningkatan serotonin pada pasien dengan encephalopati
hepatikum. GABA (Gamma-Aminobutyric Acid); pada pasien dengan
hepatoencephalopati, peningkatan inhibitor GABA juga ditemukan. Peningkatan
level ammonia terjadi pada pasien hepatoencephalopati, yang menyebabkan
peningkatan pada asam amino glutamat dan glutamine (kedua asam amino ini
merupakan precursor GABA). Penurunan level GABA pada susunan saraf pusat juga
ditemukan pada pasien yang mengalami gejala putus benzodiazepine dan alkohol.