Anda di halaman 1dari 94

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI PENGGUNAAN MASKER


SAAT KELUAR RUMAH DI MASA PANDEMI COVID-19 DI LINGKUNGAN
SOMPU KELURAHAN SOMBALA BELLA KECAMATAN
PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR

OLEH: MUH. HIDAYAT KURNIANSYAH


NIM: 17 CP 1006

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI PENGGUNAAN MASKER


SAAT KELUAR RUMAH DI MASA PANDEMI COVID-19 DI LINGKUNGAN
SOMPU KELURAHAN SOMBALA BELLA KECAMATAN
PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR

OLEH: MUH. HIDAYAT KURNIANSYAH


NIM: 17 CP 1006

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
2021
LEMBAR PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum

Pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai

Jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

Takalar, Oktober 2021

Penulis

MUH. HIDAYAT KURNIANSYAH


NIM. 17 CP 1006
CURICULUM VITAE

Nama : Muh. Hidayat Kurniansyah

Tempat Tgl, Lahir : Takalar, 23 September 1999

Alamat Rumah : Sompu, Sombala Bella

Pekerjaan : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan :

1) SDN 01 Centre Pattallassang : Tahun 2005 - 2011

2) SMP Negeri 2 Takalar : Tahun 2011 - 2014

3) SMA Negeri 2 Takalar : Tahun 2014 - 2017

4) STIKes Tanawali Persada Takalar : Tahun 2017 - Sekarang


LEMBAR PERSEMBAHAN

“Dibalik kesulitan pasti ada

Kemudahan dan kemudahannya

Itu berkah dari-Nya”

Masa lalu adalah pelajaran.. Masa kini adalah perjuangan..

Masa depan adalah harapan

Kupersembahkan karya yang sederhana ini :

1. Untuk keluarga tercinta Mama dan Papa yang telah memberikan kasih sayang,
nasehat dan bantuannya baik moral maupun materi selama menempuh
pendidikan. Sahabat-sahabatku yang selalu ada memberikan support. Serta
Almamater tercinta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIKes Tanawali Persada
Takalar.
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

Penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi

Penggunaan Masker Saat Keluar Rumah Di Masa Pandemi Covid-19 Di

Lingkungan Sompu Kelurahan Sombala Bella Kecamatan Pattallassang

Kabupaten Takalar”.

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan

bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Ir. H. Zainal Abidin Mustari, Selaku Ketua Yayasan Tanawali Persada

Takalar

2. Dr. Patmawati, S.Kp.,M.Kes, Selaku Ketua STIKes Tanawali Persada

Takalar

3. Dr. Salmah Arafah S.Kep,Ns.,M.Kes, Selaku Wakil Ketua I Bidang

Akademik STIKes Tanawali Persada Takalar

4. Dewiyanti S.Kep,Ns.,M.Kep, Selaku Wakil Ketua II Bidang Keuangan

STIKes Tanawali Persada Takalar

5. Wirda S.Kep,Ns.,M.Kep, Selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan

STIKes Tanawali Persada Takalar

6. Suardi, S.Kep,Ns.,M.Kep, Selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan

STIKes Tanawali Persada Takalar sekaligus Pembimbing I yang dengan

penuh perhatian dan kesabaran senantiasa memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.


7. Ernawati, S.Kep,Ns.,M.Kep, Selaku Pembimbing II dengan penuh perhatian

dan kesabaran senantiasa membimbing dan memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Zainuddin, S.Kep,Ns.,M.Kep, Selaku Penguji I yang telah banyak

memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kamriana, S.Kep,Ns.,M.Biomed, Selaku Penguji II yang banyak memberikan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Keluarga, mama dan papa yang telah banyak memberikan kasih sayang,

nasehat dan bantuannya baik berupa moral maupun materi selama menempuh

pendidikan.

11. Rekan-rekan seperjuangan Program S1 Keperawatan Angkatan 2017 STIKes

Tanawali Persada Takalar yang sudah banyak memberikan masukan kepada

Saya.

Penulis berusaha untuk menyelesaikan skripsi ini, dengan sebaik-

baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak untuk menyempurnakannya.

Takalar, Oktober 2021

Muh. Hidayat Kurniansyah


DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Cover dalam ii
Lembar Pernyataan iii
Curiculum vital iv
Halaman persembahan dan motto v
Lembar persetujuan vi
Lembar pengesahan vii
Kata pengantar viii
Daftar isi x
Daftar singkatan xiii
Daftar tabel xiv
Daftar lampiran xv
Abstrak xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.3.1 Tujuan Umum 7
1.3.2 Tujuan Khusus 8
1.4 Manfaat Penelitian 8
1.4.1 Manfaat Teoritis 8
1.4.2 Manfaat Praktis 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1 Tinjauan Umum COVID-19 9
2.1.1 Definisi 9
2.1.2 Etiologi 9
2.1.3 Transmisi 10
2.1.4 Faktor Risiko 12
2.1.5 Manifestasi Klinik 12

x
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang 13
2.1.7 Pencegahan 14
2.2 Tinjauan Umum Pengetahuan 14
2.2.1 Definisi 14
2.2.2 Tingkat pengetahuan 15
2.2.3 Jenis-Jenis Pengetahuan 16
2.2.4 Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Pengetahuan 17
2.3 Tinjauan Umum Motivasi 20
2.3.1 Definisi 20
2.3.2 Jenis Motivasi 21
2.3.3 Faktor-Faktor Motivasi 24
2.3.4 Fungsi dan Tujuan Motivasi 24
2.4 Tinjauan Umum Alat Pelindung Diri (APD) 25
2.4.1 Definisi 25
2.4.2 Jenis APD 26
2.4.3 Prosedur Penanganan APD Bekas Pakai 28
2.4.4 Indikasi Pemakaian 28
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 31
3.1 Kerangka Konsep 31
3.2 Hipotesis Penelitian 32
3.3.1 Hipotesis Alternatif (Ha) 32
3.3.2 Hipotesis Nol (Ho) 32
BAB 4 METODE PENELITIAN 33
4.1 Desain Penelitian 33
4.2 Kerangka Kerja 34
4.3 Identifikasi Variabel 35
4.3.1 Variabel Independen 35
4.3.2 Variabel Depende 35
4.4 Definisi Operasional 36
4.5 Sampling Desain 36
4.5.1 Populasi 36
4.5.2 Sampel 37

xi
4.5.3 Sampling 38
4.6 Pengumpulan dan Analisa Data 38
4.6.1 Tempat dan Waktu Penelitian 38
4.6.2 Pengumpulan Data 39
4.6.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 39
4.6.4 Alat Pengumpulan Data............................................................. 40
4.6.5 Validitas dan Reliabilitas 41
4.6.6 Teknik Pengelolaan Data 45
4.6.7 Analisa Data 46
4.7 Etik dalam Penelitian 47
4.7.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden 47
4.7.2 Anonimity (Tanpa Nama) 48
4.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan) 48
4.7.4 Justice (Keadilan) 48
4.7.5 Benefience (Asas Kemanfaatan) 48
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 49
5.1 Hasil Penelitian 49
5.1.1 Hasil Analisis Univariat 49
5.1.2 Hasil Analisis Bivariat 52
5.2 Pembahasan 53
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 58
6.1 Kesimpulan 58
6.2 Saran 59
Daftar Pustaka 60
Lampiran

xii
DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

COVID-19 : Coronavirus Disease-2019

HIV : Human Immunodeficiency Virus

MERS : Middle east Respiration Syndrome

MERS-CoV : Middle east Respiration Syndrome Coronavirus

PCR : Polymerase Chain Reaction

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

RNA : Ribonucleic Acid

SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome

SARS-CoV2 : Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus 2

WHO : World Health Organization

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item-Item Variabel 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas 52

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,

Pekerjaan, dan Pendidikan 58

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan 59

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi 59

Tabel 5.4 Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi 60

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Kuesioner

xv
ABSTRAK

Hidayat Kurniansyah, 2021 “hubungan pengetahuan dengan motivasi


penggunaan masker saat keluar rumah di masa pandemi Covid-19 di
lingkungan sompu kelurahan sombalabella kecamatan pattallassang
kabupaten takalar” dibimbing oleh Suardi dan Ernawati

Latar Belakang, Pandemi COVID-19 masih berlangsung, Jumlah kasus dan


kematian akibat COVID-19 terus meningkat. Dalam kondisi tersebut, terdapat
upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu, mencuci tangan secara teratur,
memakai masker, menjaga jarak aman antar individu sangat penting untuk
mengurangi risiko infeksi. Pengetahuan seperti penyebab, gejala, transmisi
COVID-19 juga perlu diketahui masyarakat. Tujuan, melihat hubungan antara
pengetahuan dengan motivasi penggunaan masker saat keluar rumah di
Lingkungan Sompu, Kelurahan Sombala Bella, Kecamatan Pattallassang,
Kabupaten Takalar. Metode, Penelitian kali ini adalah deskriptif analitik
dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Hasil, Hasil analisa Fisher’s exact
test didapatkan nilai  = 0,000 dimana nilai ɑ = 0,05 (<0,05). Kesimpulan,
penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi
penggunaan masker saat keluar rumah di masa pandemic covid-19 dilingkungan
sompu, kelurahan sombala bella kecamatan pattallassang.

Kata Kunci: Pengetahuan, Motivasi Penggunaan Masker, COVID-19

Kepustakaan: 46 (2000-2021)

x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Coronavirus ialah sebagian besar dari virus yang menyebabkan

penyakit terhadap makhluk hidup. Penyakit ini mengakibatkan penyakit

pernapasan pada orang, seperti bersin-bersin biasa sampai ke penyakit yang

serius seperti Sindrom Pernafasan Akut Berat atau SARS dan MERS. Sebuah

jenis coronavirus baru yang didapatkan dari orang sedari kejadian luar biasa

yang terjadi saat Desember 2019 yang dinamakan Severe Acute Respiratory

Syndrom Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan mengakibatkan dampak dari

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Dan juga COVID-19 merupakan

suatu sakit yang dapat menyebar dikarenakan oleh suatu coronavirus yang

baru ditemukan. COVID-19 ini menjadi permasalahan dunia yang serius

dengan jumlah kasus yang terus meningkat setiap harinya. Bermula di Kota

Wuhan, Cina saat ditemukannya sebuah wabah pneumonia yang tidak

diketahui penyebabnya (Parr, 2020).

Pandemi COVID-19 menjadi perhatian dunia. COVID-19 kemudian

menyebar ke berbagai negara. Dilansir dari WHO, Tersebarnya corona virus

secara merata, akan terus terusan meningkat dari hari demi hari. Dilangsir

pada tanggal 03 Mei 2021, total kasus yang terdata terkonfirmasi COVID-19

secara global sebanyak 152,534,452 kasus dengan 3,198,528 kematian di 223

negara terpapar dan 183 negara transmisi lokal (WHO, 2021)

1
2

Di Indonesia, kasus bertambah terus dan menyebar di 34 Provinsi.

Virus corona yang terdapat kasus masuk di Indonesia terhitung juga

mengalami kenaikan, misalnya dari jumlah kasus pulih, maupun yang sudah

tiada atau sakaratul maut. Sampai tanggal 3 Mei 2021, kasus positif COVID-

19 naik terus, Sehingga jumlahnya ini hari bertotal 1,682.004 jiwa yang

positif corona. Lain hal nya dengan kasus pulih, terus terusan bertambah dari

hari-hari sebelumnya. Penaikan itu juga dijadikan total orang yang sudah

sembuh menjadi 1,535.491 jiwa. Akan tetapi, orang yang tiada atau sakaratul

maut disebabkan karna infeksi COVID-19 ini juga bertambah terus. Jumlah

orang yang diambil nyawanya kini bertotalkan menjadi 45.949 jiwa

(Kemenkes, 2021)

Informasi terkait sudah masuknya virus COVID-19 di Makassar sudah

ramai dibincangkan. Hingga terupdate pada tanggal 04 Mei 2021, total positif

corona di Sulawesi Selatan mencapai 61.524 jiwa, sementara pasien sembuh

bertambah mencapai 60.289 jiwa. Tercatat angka kematian, sehingga jumlah

orang meninggal dunia akibat COVID-19 menjadi 935 jiwa (Dinas Kesehatan

Sul-Sel, 2021)

Virus corona ini penyebarannya sangat cepat, bahkan beberapa

kabupaten di beberapa provinsi sudah tertular oleh wabah corona ini.

Kabupaten Takalar tak luput dari penyebaran virus corona. Pada tanggal 5

Maret 2021, jumlah kasus yang diberitakan COVID-19 ini sejumlh 879 kasus.

Kasus aktif corona berjumlah 46 orang, pasien yang sudah sembuh sebanyak

821 orang, dan kasus kematian akibat COVID-19 berjumlah 12 orang

(Diskominfo, 2021)
3

Seperti penyakit pernapasan lainnya, beberapa gejala klinis umum

COVID-19 yakni demam, kelelahan dan batuk kring. Selain itu, biasanya

berhubungan dengan sesak napas yang parah, nyeri otot, keluhan

gastrointestinal seperti diare. Jika ada orang yang melakukan perjalanan ke

lokasi yang terinfeksi kurung waktu 14 hari sejak timbul suatu gejala tersebut,

atau yang pernah merawat ataupun berhubungan langsung penderita COVID-

19, orang tersebut akan diisolasi atau diperiksakan keadaannya. Tetapi

ditemuinya bukti nyata oleh sedikit orang yang terpapar COVID-19 tidak

melihatkan gejala (Yuliana, 2020)

Orang boleh terpapar COVID-19 dari pertemuan sekaligus maupun

tidak sekaligus melalui semprotan. Semprotan yang keluar dari mulut orang

yang terdapat infeksi saat bersin, batuk, atau komunikasi bisa mengakibatkan

langsungnya tertular. Virus boleh masuk dari area mulut, mata, dan hidung

orang yang melakukan pendekatan dengan orang yang terinfeksi. Selain itu,

penularan juga dapat terjadi melalui pertemuan tidak sekaligus, yakni dengan

menggenggam barang atau permukaan yang tertinggali virus lalu memegang

mata, mulut atau hidung dan tidak mensabuni tangan sebelumnya. Pedoman

terbaru WHO menyebutkan penularan virus SARS-Cov-2 dari udara

(airborne) penluran bisa di lokasi yang banyak ornag dengan udara sirkulasi

buruk. Didasarkan pada kehadiran COVID-19 yang luar biasa di tempat yang

banyak orangnya seperti bar dan lainnya (Levani et al., 2021)

Upaya mencegahan yang bisa dilaksanakan yaitu, membasuh tangan

dengan teratur, mengenakan masker apabila menjaga jarak 1 meter dari

orang-orang dan hendak keluar dari rumah, etika diterapkan bersin dan batuk,
4

menunda pertemuan oleh sesama orang, bisa diterapkan oleh pola hidup

bersih dan sehat (PHBS). Kebiasaan misalnya membasuh tangan secara rutin,

menjaga jarak aman antar sesama orang, mengenakan masker sangatlah

penting diterapkan selama pandemi COVID-19 untuk menurunkan hal yang

dapat mengakibatkan infeksi. Pengetahuan seperti gejala, transmisi, penyebab

dan faktor komorbid COVID-19 pelu juga diketahui oleh orang-orang

(Atmojo et al., 2020)

Kepada keadaan pandemi, parlemen memberikan tindakan kilat untuk

kebijakan di rumah aja, tindakan yang dapat mencegah terpaparnya virus

COVID-19 begitu susah dilaksanakan di masyarakat, juga butuh proses

panjang sebelum ditemukan vaksin (Andiraharja, 2020)

Selain membasuh tangan, pengenaan masker di masa pandemi

berperan sangat terhadap pengendalian paparan COVID-19 dari orang yang

satu dengan yang lainnya. Masker kan bisa mengontrol infeksi airborne atau

memblokir jets turbulent terhadap batuk dari orang sekitaran menggunakan

cara menghadang virus partikel. Masker pula menyaring partikel terdapat

virus contoh, droplet seperti virus Covid-19 atau aerosol (Duarsa et al., 2019)

Hasil penelitiannya yang dilakukan Suharno Rusdi (2020) tentang

pengenaan APD COVID-19 yang bagus sekali. Pemeriksaan penggenaan

APD dibedakan menjadi 2 yaitu APD sedang dan APD kuat. Dari 1’274

responden yang mengenakan APD berupa masker, 8% menyatakan enakan

mengenakannya, 35% masker dipakai dan 62% menyatakan tak enak

mengenakannya karena ada kesulitan bernapas, kesulitan ngomong dan yang

lain. Menurut Suharno Rusdi, masker yang bagus atau berkualitas bisa
5

terpengaruhnya penyebaran Covid-19 virus. Dari ini menunjukkan bagusnya

APD diantaranya masker, dimana virus kedalam tubuh yang masuk 75%

melalui hidung, 15% mulut mengakibatkan masker bertindak sebagus

mungkin sebagai pelindung diri dari sesuatu hal yang masuk ke dalam diri

(Rusdi, 2020)

Pengenaan masker dari tiap kalangan mahkluk hidup/orang sangat

beragam jenis tergantung tempat dan kondisi. Tiap orang mengenakan masker

tapi tak menutup hidung dan mulut dengan keseluruhan atau pengenaan

masker dengan jumlahnya lebih dari kapasitas yang diusulkan oleh

aturan pusat, bahkan ada yang dari pengenaan maskernya tak sama sekali.

Orang yang lagi mengenakan masker disarankan agar tak menyentuh wajah

dan bagian luar penutup karena jilbab dapat menjadi kotor dan menyebabkan

infeksi. Meluasnya penggunaan cadar di setiap negara yang terkena dampak

pandemi dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya viktimisasi rasa malu

negatif di daerah yang lebih luas bahwa orang yang menggunakan cadar

adalah tanda-tanda yang memiliki efek samping penyakit, misalnya virus

Corona. Untuk menghilangkan aib tersebut, dibuatlah pedoman yang

mewajibkan setiap orang untuk menggunakan penutup ketika berada di luar

rumah, harus disertai dengan informasi (Wati, 2020)

Menurut hasil dilakukannya penelitian oleh Theopilus (2020), masker

memiliki 2 kemungkinan rencana, 2 bahaya kesiapan, 3 kemungkinan, 2

bahaya penimbunan, dan 1 bahaya pelepasan. Prinsip bahaya sarung tangan

yang perlu dipertimbangkan adalah sarung tangan yang menyentuh wajah

Anda saat bekerja, sarung tangan yang akan luntur saat pertama kali
6

digunakan, dan sarung tangan yang mengotori tangan saat Anda melepasnya.

Semua peluang kebutuhan yang disebutkan di atas sangat besar, namun juga

secara teratur dipenuhi oleh pekerja lepas di lingkungan kerja dan sulit untuk

dijauhkan dari kehidupan sehari-harinya (Theopilus et al., 2020)

Melihat fenomena yang terjadi beberapa kota, terkhusus kota Takalar,

masih banyak masyarakat yang tingkat kepercayaannya terhadap virus corona

itu rendah, sehingga membuat beberapa masyarakat sekitar menjadikan

arahan dari lembaga dihiraukan begitu saja.

Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menggunakan masker di

masa pandemi ini masih sangat kurang. Dapat dilihat dari kebiasaan

masyarakat yang pada saat keluar rumah, mereka tidak mengenakan masker

atau memakai masker yang diletakkan di dagu tanpa menutupi mulut dan

hidung. Peletakan dan penggunaan masker yang tidak tepat dapat

meningkatkan risiko penlaran COVID-19.

Dari hasil wawancara peneliti dilakukan di lingkungan sompu, dari 29

warga yang sempat diwawancara, tingkat pengetahuan tentang penggunaan

masker bervariasi, 11 warga (38%) mengetahui fungsi menggunakan masker

saat keluar rumah pada masa pandemi dan 18 warga (62%) kurang

mengetahui fungsi mengenakan masker saat keluar rumah selama pandemi.

Motivasi mereka untuk menggunakan masker pun masih sangatlah minim.

Sebagian warga yang diwawancara menganggap virus itu tidak akan menular

ketika mereka sering berjemur dipagi hari. Warga yang menggunakan masker

saat diwawancara hanya 1 orang, dari 29 warga yang diwawancara.


7

Melihat fenomena tersebut, peneliti menyimpulkan adanya suatu hal

dari kebiasaan warga sekitar untuk menaati anjuran protokol kesehatan,

seperti pengetahuan dengan motivasi yang masih sangat minim, karena

terhitung juga warga yang menggunakan masker masih sangat minim.

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan pengetahuan dengan motivasi penggunaan masker apabila hendak

keluar rumah di masa pandemi COVID-19 di Lingkungan Sompu, Kelurahan

Sombala Bella, Kecamatan Pattallassang, Kab,Takalar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran pengetahuan penggunaan masker saat keluar

rumah di Lingkungan Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang,

Kab,Takalar?

2. Bagaimana gambaran motivasi penggunaan masker saat keluar rumah di

Lingkungan Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang, Kab,Takalar?

3. Bagaimana hubungan antara pengetahuan dengan motivasi penggunakan

masker saat keluar rumah di Lingkungan Sompu, Kelurahan Sombala

Bella, Kecamatan Pattallassang, Kab,Takalar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan motivasi

penggunaan masker saat keluar rumah di Lingkungan Sompu,

Kelurahan Sombala Bella, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten

Takalar.
8

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran pengetahuan penggunaan masker saat

keluar rumah di Lingkungan Sompu, Kelurahan Sombala Bella,

Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.

2. Diketahuinya gambaran motivasi penggunaan masker saat keluar

rumah di Lingkungan Sompu, Kelurahan Sombala Bella,

Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.

3. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan motivasi

penggunaan masker saat keluar rumah di Lingkungan Sompu,

Kelurahan Sombala Bella, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten

Takalar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Dapat diharapkan hasil penelitian ini dikenakan sebagai bahan

pengetahuan tambahan mengenai hubungan antara pengetahuan

dengan motivasi penggunaan masker, saat keluar rumah di

Ling,Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang, Kab,Takalar

2. Dapat diharapkan hasil penelitian ini dikenakan sebagai sumber

data informasi dan contoh untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat diharapkan hasil penelitian ini dikenakan untuk media

dan bahan acuan/pertimbangan untuk pusat, dan tenaga kerja medis

dalam melakukan komunikasi, dan promkes.


9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum COVID-19

2.1.1 Definisi

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) sebagian besar daripada

virus penyebab sakit ke makhluk hidup. Bagi manusia biasanya

penyakit infeksi saluran kondisi pernapasan asli seperti pneumonia dan

kekecewaan aspirasi. Penyakit ini pertama kali dibedakan pada

Desember 2019 di Kota Wuhan, ibu kota Hubei, China. Coronavirus

diakibatkan dari jenis Covid lain yang dikenal sebagai Sindrom

Pernafasan Akut Parah Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang

kemungkinan luas berawal dari Covid yang ditularkan dari makhluk ke

orang, misalnya SARSCoV yang ada pada tahun 2002 (Ahn, 2020)

Coronavirus adalah penyakit yang tak tertahankan dengan

manifestasi klinis super demam, retas kering, kelelahan, mialgia, dan

dispnea. Di China, beberapa pasien yang mengalami COVID-19 akan

maju ke tahap yang serius, yang digambarkan oleh peristiwa kondisi

gangguan pernapasan yang parah, syok septik, asidosis metabolik yang

sulit diobati, dan masalah pengeringan dan pengentalan darah (Sari,

2020)

2.1.2 Etiologi

Penyebab Covid adalah infeksi RNA tunggal yang ditinggalkan

yang memiliki tempat dengan kelompok Coronaviridae. Karena


10

permukaannya yang seperti mahkota (Corona) dikenal sebagai Covid.

Infeksi lain yang memiliki tempat dengan kelompok serupa adalah

infeksi yang menyebabkan Middle Eastern Respiratory Syndrome

(MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV)

beberapa waktu lalu. Meskipun demikian, Covid Wuhan adalah infeksi

lain yang tidak pernah dibedakan pada manusia. Selanjutnya, infeksi ini

disebut Novel Coronavirus 2019 atau 2019-nCoV. Covids biasanya

ditemukan pada hewan seperti ular, unta, ternak, kelelawar dan kucing.

Orang dapat terkontaminasi dengan infeksi jika mereka pernah

melakukan kontak dengan hewan-hewan ini sebelumnya, misalnya

dengan peternak atau pedagang (Syauqi, 2020)

2.1.3 Transmisi

Naiknya jumlah makhluk hidup yang terkena disebabkan oleh

bagaimana laju virus tersebut menyebar (WHO, 2020). Virus COVID-

19 bisa tersebar melalui:

1. Melalui Droplet

Merupakan cairan atau percikan air yang timbul dari saluran

pernapasan jika orang meretas atau tersedak. Bahaya menular

COVID-19 melalui tetes akan naik drastis jika makhluk hidup/orang

tidak mengenakan masker.

2. Melalui Permukaan yang Terkontaminasi

Penularan infeksi COVID-19 dapat terjadi ketika orang

menyentuh sesuatu yang mungkin telah tercemar oleh butiran manik-

manik orang lain. Kemudian, pada saat itu, infeksi dipindahkan ke


11

hidung, mulut, atau mata dari kontak dengan benda yang

direndahkan.

3. Melalui Kontak Fisik

Misalnya berjabat tangan adalah salah satu media penularan

COVID-19, karena kita tidak pernah tahu jumlah mikroorganisme,

infeksi, atau mikroba pada keempat individu lainnya. Oleh karena

itu, sejauh yang dapat diharapkan, jauhi kontak langsung yang

sebenarnya.

4. Tempat Ramai

Tempat yang penuh dengan orang berada dalam bahaya

tinggi karena dapat memungkinkan sentuhan atau manik-manik

terbang. Menjaga jarak tidak kurang dari 1 meter merupakan langkah

pengamanan yang bisa Anda lakukan saat berada dalam keadaan

padat.

5. Ruangan dengan Ventilasi Buruk

Sebuah ruangan tertutup dengan ventilasi yang tidak berdaya

berubah menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpulnya virus.

Infeksi COVID-19 dapat meluas dengan cepat jika seseorang berada

di ruangan dengan ventilasi yang tidak berdaya untuk waktu yang

sangat lama. Untuk mengurangi bahaya penularan, bila berada di

ruangan yang tertutup dan ventilasinya tidak efektif, buka jendela

ruangan dan biarkan udara luar menempati ruangan.


12

2.1.4 Faktor Risiko

Faktor risiko untuk COVID-19 belum sepenuhnya dipahami.

Faktor risiko utama untuk penyakit COVID-19 (Nursastri, 2020)

adapun riwayat perjalanan ke daerah terdampak COVID-19 dan juga

pula kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi COVID-19,

sehingga ada beberapa faktor dapat menaikkan risiko kematian orang

terpapar COVID-19 diantaranya pasien yang mengidap penyakit seperti

HIV, usia yang menginjak kepala 5 keatas (50 tahun), penyakit ganas

seperti kanker paru, hingga wanita mengandung anak (Nursastri, 2020)

2.1.5 Manifestasi Klinik

Setiap orang memiliki jawaban lain dari COVID-19.

Kebanyakan manusia terkena virus ini memiliki tanda ringan sampai

sedang dan sembuh walaupun tidak di inapkan di rumah sakit. Yang

sangat jelas bagi mereka yang terkena adalah batuk kring, demam dan

keletihan. Yang sedikit tak biasa termasuk ketidaknyamanan dan rasa

sakit pada tenggorokan, diare, mata merah, kepala sakit, hilang bau atau

rasa, dan tanda merah di kulit. Parah termasuk kesusahan bernapas atau

sesak dada, sakit dada atau tertekan di dada, dan hilang kemampuan

untuk bergerak/berbicara (Grace, 2020)

Bahkan, tingkat keparahan gejala klinis COVID-19 berkisar dari

sangat ringan hingga berat. Faktanya, beberapa orang memiliki sedikit

atau tanpa gejala. Di sisi lain, seseorang juga bisa mengalami gejala

yang lebih buruk yang berujung pada kematian.


13

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

Ada beberapa tes yang bisa dilaksanakan. Lebih awalnya

merupakan tes swab. Selanjutnya merupakan suatu tes cepat. Keduanya

memiliki berbagai strategi dan komponen dalam menentukan hasil tes

untuk analisis. seperti yang ditunjukkan oleh Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO), tes swab mengenakan PCR diperuntukkan untuk

mendiagnosis Covid-19. Tes ini berperan sangat untuk mengetahui dini

penyebaran infeksi corona ke orang. Berdasarkan diagnosis, rekan

hendak bertanggung jawab atas penanganan Covid-19 bisa tentukan

jalan selanjutnya agar tercegah tertular secara rata (Regina A. Meilinda,

2019)

Satu lagi teknik penilaian yang mungkin ditindaki seperti

radiologi. Teknik ini biasanya menggunakan sinar untuk membuat

gambar organ yang ideal, khususnya untuk COVID-19, sebagian besar

di dada/paru-paru. Contohnya:

1. CT Scan dada

Strategi ini seharusnya ampuh untuk mendiagnosis Covid di

dalam tubuh dengan angka hingga 89.9 persen. Semua hal

dipertimbangkan, strategi ini dapat secara tidak akurat mengenali

lebih dari 38 persen orang yang tidak memiliki COVID-19.

2. USG Paru-Paru

Pemeriksaan dengan ultrasound ke paru-paru juga siap untuk

memastikan COVID-19 memiliki laju 96 persen, hampir


14

mengagumkan. Semua sama, jumlah teknik ini salah mendiagnosis

serangan dari Covid sebanyak 38 persen.

3. Rontgen Dada

Temuan Covid dengan rontgen dada punya tingkat viabilitas

57% hingga 89 persen. Terlebih lagi, beberapa analisis yang tidak

dapat diterima pada individu yang sehat mencapai dari 11% hingga

89 persen.

2.1.7 Pencegahan

Untuk mencegah penyakit dan menahan penularan COVID-19,

anda dapat melakukan upaya berikut (Adhi, 2021)

1. Membasuh tangan yang rutin mengenakan sabun dan air atau

bersihkan khusus pembersih tangan.

2. Atur jarak terhadap orang bersin

3. Jangan memegang bagian muka.

4. Tutup area muka apabila hendak bersin.atau batuk.

5. Stay di rumah saat merasa kurang enakan badan.

2.2.Tinjauan Umum Pengetahuan

2.2.1 Definisi

Pengetahuan ialah sebuah hasil pemahaman setelah orang

mampu mempersepsikan objek. Persepsi timbul dari 5 indera orang.

Sebagian banyak pengetahuan yang didapatkan orang melalui indera

dengar dan lihat (Notoadmojo, 2003)

Informasi adalah data yang dianggap penting dan digabungkan

dengan pengaturan lainnya (Bates, 2005)


15

Informasi adalah hubungan signifikan yang dibuat individu

dengan mereka di antara data dan penerapannya pada aktivitas dalam

pengaturan tertentu (Dixon, 2000)

Jadi, kesimpulan dari pengetahuan adalah hasil dari proses

berfilsafat yang dari pengetahuan di dalamnya terdapat unsur subjek

dan obyek dimana subyek di sini dijelaskan sebagai manusia yang ingin

mengetahui sesuatu (berpikir) sedangkan obyek yang ingin diketahui

dan pada akhirnya dapat dikembangkan menjadi berbagai ilmu.

2.2.2.Tingkat Pengetahuan

Dari (Notoadmojo, 2003) pengetahuan cukup didalam domain

kognitif memiliki enam tingkatan yakni:

1. Know

Tingkat yang sangat berkurang ditandai dengan memikir

kembali sebuah materi yang telah dikonsentrasikan sebelumnya.

Ingat untuk tingkat informasi ini adalah meninjau sesuatu yang

eksplisit dari semua materi yang direnungkan atau peningkatan yang

telah dipertimbangkan diambil.

2. Comprehension

Kemampuan untuk mengklarifikasi tentang hal-hal yang

diketahui dan dapat menguraikan materi secara akurat.

3. Aplication

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

dalam kondisi yang sebenarnya. Penerapan di sini dapat diartikan


16

sebagai penerapan atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analysis

Kemampuan untuk menggambarkan bahan atau item menjadi

bagian-bagian dalam konstruksi hierarkis yang belum diidentifikasi

satu sama lain. Kapasitas ini terlihat dari penggunaan kata-kata

tindakan, misalnya memiliki pilihan untuk menjabarkan, mengenali,

mengisolasi, dan mengelompokkan.

5. Evaluation

Penilaian ini diidentifikasi dengan kapasitas untuk

melegitimasi atau menilai materi atau item. Penilaiannya tergantung

pada model still up in air atau memanfaatkan aturan yang ada.

6. Synthesis

Penggabungan mengacu pada kapasitas untuk menempatkan

atau mengaitkan bagian-bagian ke dalam keseluruhan yang lain.

2.2.3 Jenis-Jenis Pengetahuan

Menurut (Burhanuddin, 2013) ilmu yang dipunyai manusia itu

beragam, diantaranya:

1. Pengetahuan Biasa

Pengetahuan ini adalah sesuatu hal yang diartikan sebagai

akal sehat karena seseorang memiliki sesuatu yang diterimanya

dengan baik. Akal sehat berasal dari kesehariannya, misalnya

makanan saat lapar.


17

2. Pengetahuan Ilmu

Pengetahuan berikut merupakan data penerjemah. Dari artian

yang minim bisa dimaknakan bagi ilmu ditunjukkan bagi ilmu alam,

yang bersifat objektif kuantitatif. Bisa berupa suatu proses pikir

secara fokus, guna untuk mendeskripsikan dan anggota punya makna

terhadap unsur faktual.

3. Pengetahuan Filsafat

Informasi yang diperoleh dari penalaran mendalam dan

spekulatif. Informasi filosofis menggarisbawahi semua inklusivitas

dan kedalaman penyelidikan sesuatu. Jika sains hanya berada dalam

satu bidang informasi yang terbatas dan tidak dapat ditekuk, teori

berbicara tentang hal-hal luas dan lebih mendalam.

4. Pengetahuan Agama

Informasi yang ketat adalah langsung dan harus diterima oleh

murid yang ketat. Informasi mengandung beberapa perhatian utama,

khususnya pelajaran tentang cara terbaik untuk identifikasi diri

terhadap Tuhan, yang sering diartikan makna ke atas dan bagaimana

mengidentifikasi dengan orang-orang tertentu, biasa juga disebut

hubungan datar.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Derajat informasi pada umumnya bisa berubah karena

kemampuan individu untuk mendapatkan, menyimpan dan memulihkan

data yang telah diperoleh. Informasi dipengaruhi oleh beberapa


18

variabel. Dari Fadlil dikutip dari (Lasfeto, 2019) sesuatu yang

dipengaruh adalah dibawah :

1. Faktor Internal

a. Pengalaman

Pengalaman adalah sumber informasi, atau pengalaman

adalah cara memperoleh realitas informasi. Pengalaman individu

juga dapat dimanfaatkan sebagai pekerjaan untuk memperoleh

informasi

b. Usia

Umur pada orang adalah waktu yang telah berlalu sejak

lahir. Misalnya, usia seseorang seharusnya diperkirakan lima

belas tahun sejak ia dilahirkan ke dunia sampai saat usia itu

ditentukan. Dengan demikian, umur diperkirakan dari

perpanjangan masa lahir sampai tahun berjalan.

c. Jenis Kelamin

Individu tertentu menerima bahwa informasi individu

dipengaruhi oleh jenis kelaminnya. Apalagi hal ini sudah dijiwai

sejak masa provinsi. Namun, saat ini, dengan sedikit

memperhatikan jenis kelamin seseorang, jika dia masih berguna,

diajar, atau berpengalaman, dia akan lebih sering memiliki tingkat

informasi yang signifikan.

d. Intelegensi

Wawasan dicirikan sebagai kapasitas untuk belajar dan

berpikir secara dinamis untuk berubah secara intelektual dalam


19

keadaan baru. Pengetahuan merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi hasil dari sistem pembelajaran. Pengetahuan bagi

seorang individu adalah salah satu arus kas untuk berpikir dan

menangani data yang berbeda secara terkoordinasi, sehingga ia

dapat mendominasi iklim.

2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan

Pelatihan adalah gerakan atau interaksi pembelajaran

untuk bekerja pada kapasitasnya, hingga tujuan pengajaran dapat

tetap tunggal. Tingkat dari didikan juga menentukan apakah

seseorang secara efektif menyerap dan memahami informasi yang

mereka peroleh, biasanya, makin tinggi didikan orang, makin baik

wawasannya.

b. Sosial Budaya dan Ekonomi

Seorang individu memperoleh budaya yang sesuai dengan

orang lain, karena hubungan ini individu menghadapi kursus

pembelajaran dan pengadaan informasi. Status moneter individu

akan menentukan aksesibilitas kantor yang diperlukan untuk

latihan tertentu, sehingga status keuangan ini akan memengaruhi

informasi individu.

c. Pekerjaan

Yang pasti, bekerja dengan cara memutar menambah

dampak pada tingkat informasi individu. Ini dengan alasan bahwa

pekerjaan secara erat diidentifikasikan dengan faktor kolaborasi


20

sosial dan sosial, sementara kerja sama sosial dan sosial secara

tegas diidentifikasikan dengan cara paling umum dalam

memperdagangkan data. Terlebih lagi, ini jelas akan

mempengaruhi tingkat informasi seseorang.

2.3 Tinjauan Umum Motivasi

2.3.1 Definisi

Menurut Rianti (2007) yang dikutip oleh (Lasfeto, 2019)

Motivasi memiliki istilah yang berbeda termasuk inspirasi atau alasan,

kebutuhan, desakan, keinginan, dan dorongan. Inspirasi dicirikan

sebagai kondisi dalam karakter individu yang mendorong kerinduan

tunggal untuk melakukan latihan tertentu untuk mencapai tujuan.

Inspirasi jelas datang dari berbagai sumber. Inspirasi dapat didorong

oleh kebutuhan individu yang membingungkan, atau dukungan dari

inspirasi yang persuasif berdampak pada orang lain. Inspirasi adalah

solidaritas (energi) individu yang dapat membangkitkan derajat

kegairahan individu dalam menyelesaikan suatu tindakan, baik yang

dimulai dari dalam singular yang sebenarnya (inherent inspirasi)

maupun dari luar individu (outward inspirasi). Inspirasi dapat diartikan

sebagai sumber yang memberikan penghiburan, yang dapat muncul dari

dalam atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar.

Sumber inspirasi penggerak yang berasal dari dalam diri pada

umumnya akan bergerak dari kecenderungan individu (yang telah

tercipta dengan cara yang membingungkan), sedangkan inspirasi yang


21

sumber penggeraknya berasal dari luar selalu disertai dengan dukungan,

kemampuan, dan kemauan individu.

Mencermati yang di atas, terlihat bahwa gerak nalar adalah

dorongan, keinginan atau minat yang begitu fenomenal dalam diri

seseorang, untuk mencapai suatu kerinduan, tujuan dan sasaran tertentu.

Adanya motivasi akan menyebabkan individu berusaha dengan

sungguh-sungguh untuk mencapai apa yang dibutuhkannya.

Orang yang memiliki inspirasi yang tinggi akan mempengaruhi

kehidupannya dengan baik. Inspirasi yang tinggi akan mengubah

perilaku mereka, untuk mencapai tujuan mereka dan melanjutkan

kehidupan yang unggul (Rangga & Naomi, 2017)

Dengan demikian, setiap orang sebenarnya membutuhkan

inspirasi untuk individu. Berikut, agar Anda merasa down dan tidak

efektif putus asa. Terlebih lagi, bisa cepat bangkit saat menghadapi

kekecewaan.

2.3.2 Jenis Motivasi

Motivasi dapat mengarahkan makhluk hidup untuk

melaksanakan pekerjaan biasa yang sangat populer. Orang lain terasa

maju dengan hal berbeda. Orang-orang menggunakan uang sebagai

faktor motivasi, sementara beberapa orang menyukai rasa hormat dan

termotivasi olehnya. Menurut (Wardayanti, 2016) terbagi sebagai

berikut:
22

1. Motivasi prestasi

Individu dengan inspirasi semacam ini berpusat pada

pencapaian tujuan. Inspirasi ini membingkai alasan untuk kehidupan

yang layak, memberikan inspirasi untuk karakter yang dinamis dan

mandiri. Individu biasanya menetapkan fokus yang layak pada yang

tidak terlalu sulit untuk dicapai. Dengan melakukan ini, mereka

menjamin bahwa mereka melakukan tugas yang dapat mereka capai.

2. Motivasi peningkatan diri

Jika Anda tidak mendapatkan inspirasi dari luar, carilah

inspirasi dari diri Anda sendiri. Inspirasi diri adalah kapasitas untuk

memuaskan keinginan, asumsi, atau tujuan tanpa dipengaruhi oleh

orang lain. Inspirasi diri sangat penting untuk membuat kemajuan

dalam pekerjaan dan kehidupan individu. Seperti yang ditunjukkan

oleh sistem persyaratan progresif Maslow, individu memiliki

kebutuhan manusia yang diatur dalam bangku loncatan lima usaha.

3. Motivasi ekstrinsik

Jenis inspirasi yang menunjukkan dirinya positif sama

negatifnya. Inspirasi positif datang sebagai penghargaan atau

suguhan, dan dapat dikomunikasikan dari perspektif negatif dengan

memeras atau meremehkan. Inspirasi asing menang dalam dua kasus

dan menarik.

4. Motivasi takut

Ketakutan juga menjadi salah satu inspirasi. Kami tidak

berani mengemudi di pinggir jalan yang tidak dapat diterima. Kami


23

ragu-ragu untuk berjalan berlebihan di dekat tepi jurang. Kami takut

zat sintetis berbahaya. Ketakutan ini mendorong kita untuk

menggunakan penilaian yang baik tentang kesejahteraan kita.

Bagaimanapun, jangan biarkan itu berubah menjadi kecenderungan

yang dapat menangani Anda. Jika kita tidak bisa bertarung dengan

tegas, lakukan dengan kreatif.

5. Motivasi investasi

Kontribusikan diri Anda dengan sungguh-sungguh, secara

batiniah, dan secara finansial dalam suatu usaha. Semakin banyak

sumber daya yang dimasukkan ke dalam suatu usaha, semakin besar

kemungkinan dia benar-benar ingin melakukan pekerjaan yang layak

dan lengkap. Misalnya, jika fantasi ingin menjadi vokalis, ia harus

memiliki kewajiban mutlak untuk mencapai tujuan ini. Dia ingin

menekan apa yang harus dia capai.

6. Motivasi sosial

Kemungkinan untuk diakui di antara kumpulan individu

adalah inspirasi untuk mencapai tujuan hidup. Penelitian

menunjukkan bahwa siswa akan lebih sering terpengaruh oleh

inspirasi ramah untuk melakukan upaya tersebut untuk memuaskan

orang-orang yang mereka hargai atau hormati.

7. Motivasi sikap

Pandangan yang menggembirakan membantu Anda

membangun koneksi yang solid dan tetap bersemangat. Jika Anda

memiliki tujuan sebagai prioritas utama namun membutuhkan


24

inspirasi, cobalah untuk memiliki perspektif yang menggembirakan.

Ini akan memperluas inspirasi Anda sendiri.

2.3.3 Faktor-Faktor Motivasi

Berikut adalah beberapa variabel inspirasional yang dipartisi

(Tiyas, 2021) antara lain:

1. Faktor Internal

Variabel dalam adalah elemen inspirasional yang dimulai dari

dalam diri seseorang. Inspirasi batin ini muncul karena keinginan

seseorang untuk memiliki prestasi dan kewajiban dalam

kehidupannya sehari-hari. Beberapa hal yang diingat untuk faktor

dalam adalah harga diri dan prestasi, harapan, kebutuhan, kepuasan

kerja, tanggung jawab

2. Faktor Eksternal

Unsur luar adalah unsur persuasif yang berasal dari luar diri

seseorang. Inspirasi luar ini muncul karena adanya pekerjaan dari

luar. Misalnya: Organisasi yang meminta perilaku individu dalam

melanjutkan hidupnya. Beberapa hal yang diingat untuk faktor luar

adalah jenis serta sifat pekerjaan, hubungan interpersonal, kondisi

kerja, kelompok kerja, keamanan & keselamatan kerja

2.3.4 Fungsi dan Tujuan Motivasi

Secara umum, fungsi motivasi adalah menjadi dorongan atau

daya tarik individu yang ingin bertindak dengan semangat atau

antusiasme yang tinggi.


25

Tapi, ada beberapa fitur motivasi lain yang perlu Anda ketahui,

seperti (Tiyas, 2021)

1. Menentukan Cepat atau Lambatnya Suatu Tindakan

Berfungsi sebagai pemasang iklan, tepatnya mesin penggerak

atau penggerak yang akan memberikan solidaritas kepada seseorang

untuk melakukan suatu kegiatan.

2. Menentukan Arah yang Ingin Diraih

Inspirasi juga dapat berfungsi sebagai pembantu, artinya

inspirasi dapat menggambarkan arah latihan yang dilakukan oleh

seseorang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Menyeleksi Perbuatan

Seseorang yang telah menanamkan inspirasi dalam dirinya

juga akan melakukan upaya-upaya tertentu ketika ia akan bergerak

untuk mencapai hasil yang ideal.

2.4 Tinjauan Umum Alat Pelindung Diri (APD)

2.4.1 Definisi

Dirinci dari WHO, alat pertahanan individu adalah perangkat

keras yang digunakan untuk mengendalikan dan mencegah penyakit.

Perlengkapan ini biasanya terdiri dari pakaian yang dikenakan oleh para

ahli medis untuk mengurangi bahaya keterbukaan. Mulai dari pelindung

wajah hingga penutup yang hanya dipakai sekali.

APD untuk melindungi klien dari penyakit tertentu seperti

penyakit bakteri dan virus. Setiap kali dilakukan dengan tepat,

perlengkapan pertahanan individu dapat mencegah organisme dan


26

kontaminasi memasuki tubuh dari kulit, bagian yang membosankan,

dan mata (Kevin Adrian, 2020)

Alat pelindung diri dirancang untuk memberikan penghadangan

partikel bebas, udara atau cairan dan untuk memeberi perlindungan

kepada orang terhadap penularan infeksi. Penggunaan dari alat

pelindung diri yang baik merupakan penghadang infeksi bakteri dan

virus (Rokom, 2021)

Secara keseluruhan, alat pelindung diri (APD) adalah pakaian

atau perangkat keras luar biasa yang digunakan untuk melindungi diri

dari bahan fisik, senyawa, organik/tidak tertahankan.

Ketika pekerja kesehatan sedang menangani penyakit dengan

tingkat penyakit yang cukup tinggi, seperti Coronavirus, perangkat

perlindungan individu akan ditambahkan. Mulai dari pelindung wajah,

sarung tangan, pakaian pelindung, hingga sepatu bot hujan.

Penggunaan APD yang digunakan di klinik gawat darurat untuk

menghalangi lewatnya partikel, cairan atau udara dan selanjutnya APD

digunakan untuk melindungi pemakainya dari penyebaran kontaminasi

termasuk infeksi SARS-CoV-2.

2.4.2 Jenis APD

Pelaksanaan COVID-19 sangatlah lain dari penyakit yang ada,

maka dari itu perlu alat pelindung diri. Hal tersebut dimaksudkan agar

menjaga seseorang pada infeksi virus yang berkontak langsung (Wieke

Erina Ariestya, 2016). Jenis APD yang sering dikenakan adalah:


27

1. Sarung tangan

Diharapkan untuk melindungi tangan dari kontak dengan

berbagai jenis cairan tubuh, darah, tanah dan barang-barang yang

tercemar oleh orang lain.

2. Pelindung wajah / masker/ kaca mata

Penggunaan pelindung wajah diharapkan dapat

mengamankan lapisan mukosa hidung, mulut, dan mata selama

sistem atau pertimbangan pasien yang dapat menyebabkan percikan

darah dan cairan tubuh lainnya. Jenis perangkat keras yang

digunakan termasuk kerudung, kacamata, atau pelindung wajah

seperti yang ditunjukkan oleh kemungkinan percikan darah selama

aktivitas.

3. Penutup kepala

Alasan memakai tutup kepala adalah untuk mencegah

jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala

petugas terhadap alat/daerah yang bersih serta sebaliknya untuk

mengamankan kepala/rambut petugas dari percikan cairan.

4. Gaun pelindung (baju kerja / celemek)

Alasan mengenakan pakaian pertahanan adalah untuk

melindungi petugas dari kemungkinan genangan air atau percikan

darah dari cairan tubuh lainnya yang dapat menodai pakaian atau

tanda kebesaran. Tanda-tanda untuk mengenakan pakaian pertahanan

seperti saat membersihkan luka, membanjiri, melakukan tindakan


28

rembesan, mengosongkan cairan ke dalam jamban, mengembangkan

balutan, merawat pasien yang sekarat.

5. Sepatu pelindung

Alasan penggunaannya adalah untuk melindungi kaki petugas

dari tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan untuk

mencegah kemungkinan tertembus benda tajam atau peralatan klinis

jatuh. Sepatu harus menutupi seluruh jari kaki dan bagian bawah

kaki dan sepatu atau sepatu terbuka tidak disarankan.

2.4.3 Prosedur Penanganan APD Bekas Pakai

APD sekali pakai dan dapat digunakan kembali harus

ditempatkan dalam kantong plastik khusus setelah digunakan. Saat

menangani APD bekas, hal-hal berikut harus diperhatikan:

1. Jangan sembarangan meletakkan APD bekas permukan seperti meja

atau lantai.

2. Jangan membongkar APD bekas yang dikemas dalam plastik khusus

3. Jangan mengisi kantong plastic khusus APD bekas secara

berlebihan.

4. Mandi atau bersihkan diri apabila selesai menggunakan APD.

2.4.4 Indikasi Pemakaian APD

Tidak harus memakai semua alat pelindung diri secara

bersamaan. Jenis pelindung tubuh yang Anda kenakan tergantung pada

jenis tindakan atau aktivitas tengah dikerjakan (Wieke Erina Ariestya,

2016). Pilih jenis alat pelindung diri yang tepat setiap kali Anda

mengambil tindakan, yakni:


29

1. Resiko rendah

Seperti kontak kulit namun tidak langsung membuka darah.

Misalnya penyakit, oksigenasi, pengobatan luka ringan, mengawasi

tidak adanya rasa sakit, obat tetes mata.

Perangkat pertahanan individu yang harus dipakai adalah

sarung tangan, tetapi itu tidak mendasar.

2. Resiko sedang

Keterbukaan yang bisa dibayangkan terhadap darah namun

tidak ada percikan. Misalnya pemasangan kateter intravena,

pengikatan darah, pengobatan contoh lab, pengobatan luka asli,

tumpahan darah.

Perangkat keras pertahanan individu yang digunakan adalah

sarung tangan, mungkin memerlukan pakaian atau penutup.

3. Resiko tinggi

Keterbukaan yang bisa dibayangkan dan percikan yang bisa

dibayangkan dan kematian yang mengerikan. Misalnya, prosedur

medis yang signifikan, prosedur medis oral, alat angkut pervaginam.

Perangkat keras pertahanan individu menggunakan sarung

tangan, penutup, kacamata pelindung, kerudung.

Maka gunakan alat pelindung diri (APD) individu untuk

menghindari penularan infeksi yang tak tertahankan. Bukan hanya di

rumah sakit atau kalangan tim medis saja, masyarakat juga harus

memakai APD guna untuk menjaga atau melindungi diri dari paparan

virus atau infeksi yang kita sendiri tidak tau dari mana penularannya
30

dan kapan penularannya. Selalu waspada, jaga kesehatan, jaga diri

untuk keluarga.
31

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan pemikiran teoritis yang sudah terurai dari tinjauan

kepustakaan, maka skema yang digambarkan terkait hubungan pengetahuan

dengan motivasi penggunaan masker apabila hendak keluar rumah di masa

pandemi COVID-19 di Lingkungan Sompu, Kelurahan Sombala Bella,

Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.

Variabel Dependen Variabel Independen

Motivasi
penggunakan
Pengetahuan
masker saat keluar
rumah

Gambar.3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen
32

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Alternatif Hipotesis (Ha)

1. Ada hubungan pengetahuan dengan motivasi penggunaan masker

apabila hendak keluar rumah di masa pandemi COVID-19 di

Lingkungan Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang,

Kab,Takalar.

3.2.2 Nol Hipotesis (Ho)

1. Tak adanya hubungan pengetahuan dengan motivasi penggunaan

masker apabila hendak keluar rumah di masa pandemi COVID-19

di Lingkungan Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang,

Kab,Takalar.
33

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian yang metodenya digunakan deskriptif analitik, dilakukan

menggunakan suatu pendekatan cross sectional, agar dapat mengetahui

apakah adanya hubungan antara pengetahuan (variabel independen) dengan

motivasi penggunaan masker saat keluar rumah (variabel dependen) dengan

pengambilan data pada masyarakat di lingkungan Sompu, Kel,Sombala Bella,

kec,Pattallassang, kab,Takalar.
34

4.2 Kerangka Kerja

Populasi penelitian merupakan komunitas di lingkungan Sompu,


kel,Sombala Bella, kec,Pattallassang, kab,Takalar

Sampel: warga di lingkungan Sompu, kel,Sombala Bella,


kec,Pattallassang, Kab,Takalar

Teknik Sampling

Variabel yang diteliti

Independen Variabel: Dependen Variabel:


Pengetahuan Motivasi penggunaan
masker saat keluar
rumah

Metode pengumpulan data: Observasi & Kuesioner

Data Analisis

Data Tersaji
35

4.3 Identifikasi Variabel

Variabel ialah konsep, pemikiran, gambaran dapat terukur dengan

skala tertentu dimana nilainya dapat berubah-ubah. Suatu hal atau konsep

yang dapat diukur dapat disebut variabel (Yuvalianda, 2020) Variabel

merupakan sifat atau penggelompokn yang pointnya diberikan secara beda

kepada yang lain.

Penelitian ini mengangkat variabel yang terdiri 2 variabel yang sudah

dikelompokkan dibawah

4.3.1 Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen merupakan suatu yang bernilai,

menentukan atau memperdampak suatu yang lain dari variabel.

Variabelnya ialah pengetahuan penggunakan masker saat keluar

rumah di lingkungan Sompu, kelurahan Sombala bella, kecamatan

Pattallassang, kabupaten Takalar.

4.3.2 Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen merupakan sesuatu yang bernilai, ditentukan

oleh suatu yang lain dari variabel.

Variabelnya ialah motivasi penggunakan masker saat keluar

rumah di lingkungan Sompu, kelurahan Sombala Bella, kecamatan

Pattallassang, kanupaten Takalar.


36

4.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Kriteria Objektif Skala Ukur Alat Ukur


1 Pengetahu Pengetahuan  Pengetahuan Oridinal Kuesioner
an merupakan semua hal Cukup: apabila
yang diketahui responden
masyarakat tentang memiliki skor ≥ 8
pentingnya  Pengetahuan
menggunakan masker Kurang: apabila
saat kluar rumah di responden
masa pandemi Covid-19 memiliki skor < 8
di lingkungan Sompu,
kelurahan Sombala
Bella, kecamatan
Pattallassang,
kabupaten Takalar
2 Motivasi Motivasi dorongan dari  Motivasi Baik: jika Oridinal Kuesioner
dalam diri untuk responden
menggunakan masker memiliki skor ≥
saat keluar rumah di 25
lingkungan Sompu,  Motivasi Kurang:
kelurahan Sombala jika responden
Bella, kecamatan memiliki skro <
Pattallassang, 25
kabupaten Takalar

4.5 Sampling Desain

4.5.1 Populasi

Populasi adalah subjek atau objek dimana syarat dari kriteria

terpenuhi, ditetapkan bagi penelitian.


37

Populasi penelitian ini merupakan warga di lingkungan Sompu,

kel,Sombala Bella, kec,Pattallassang, kab,Takalar dengan jumlah 163

kk.

4.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (Susilana, 2015), dia menyebutkan dari

bagian sampel merupakan jumlahnya dan kepribadian populasi yang

dikaitkan. Apabila populasinya luas dan peneliti tak mampu mengamati

dari semua yang ada di populasi, misalnya karna terbatasan sumber

daya, mka peneliti bisa menggunakan sampel di populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian tersebut ialah warga di lingkungan

Sompu, kel,Sombala Bella, kec,Pattallassang, kab,Takalar yang

memenuhi kriteria penelitian.

1. Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi

Kriteria berikut ialah kriteria darimana pemeriksaan objek

merupakan terpenuhinya oleh sampel, persyaratan sebagai

sampel. Diantaranya:

1) Tinggal di lingkungan Sompu

2) Warga yang sering beraktivitas keluar rumah

3) Bersedia menjadi responden

4) Dapat menulis dan membaca

b. kriteria ekslusi
38

Kriteria berikut ini ialah kelompok yang subjek

penelitiannya tidak dapat diwakili sampel lain karna tidak

terpenuhinya syarat untuk contoh dari penelitian. Diantaranya:

1) Orang yang mengisolasikan diri terhadap corona

2) Terpapar virus corona

3) Tidak ada di lokasi

4.5.3 Sampling

Teknik terambilnya contoh dari penelitian merupakan teknik

pengambilan sampel seperti layaknya sampling purposive dengan

pendekatan accidental samplng.

Dari Sugiyono (2017), sampling purpusive adalah teknik

diimputnya contoh bersama pertimbangan tertentu (Aulia & Yulianti,

2017). Sampling Accidentl merupakan pengimputan contoh disebabkan

adanya sampel ketika peneliti memenuhi kriteria pengambilan sampel

(Hidayat & Hayati, 2019)

4.6 Pengumpulan dan Analisa Data

4.6.1 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang sudah dilakukan di lingkungan Sompu,

kel,Sombala Bella, kec,Pattallassang, kab,Takalar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan tanggal 14 Juli – 14 Agustus 2021


39

4.6.2 Pengumpulan Data

1. Data Primer

Primer data yakni suatu olahan yang diambil langsung dari

tempt dan dikumpulkan memakai prosedur berikut:

a. Peneliti memperlihatkan permohonan izin dari institusi STIKes

Tanawali Takalar, untuk melakukan penelitian di Lingkungan

Sompu Kelurahan Sombala Bella Kecamatan Pattallassang

Kabupaten Takalar. Kemudian mengajukan perizinan ke

Kelurahan Sombala Bella dengan menjelaskan tujuan dan

prosedur penelitian. Setelah mendapatkan izin, maka peneliti akan

mendekatkan diri dengan calon responden dan memberikannya

suatu pencerahan terkait penelitian ini. Dan apabila responden ini

menyetujui untuk jadi responden dalam penelitian ini, maka

peneliti mempersilahkan untuk tanda tangan lembar persetujuan.

b. Setelah responden tanda tangan lembar persetujuan, maka lembar

kuesioner di bagikan ke responden, kemudian responden

menjawabnya di waktu yang sama.

2. Data Sekunder

Sekunder data merupakan suatu data yang diambil terhadap

lokasi tmpat penelitian studi di diperlukan.

4.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik pengumpulan jawaban dari lembar kuesioner. Peneliti melakukan

pengumpulan data hanya satu kali. Sebelum dilakukan pengambilan


40

data, peneliti mendatangi warga lingkungan sompu yang terlihat lalu

lalang disekitar rumah atau berada di teras rumahnya. Setelah itu,

peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden sebagai

tanda persetujuan bahwa responden bersedia untuk diikut sertakan

dalam penelitian ini. Sesudah responden mengisi lembar penyetujuan,

dan peneliti menyebar lembar pertanyaan terhadap orang. Lembar

kuesioner terdiri dari 2 variabel, variabel pengetahuan sebanyak 15

kuesioner menggunakan skala guttman, apabila orang jawabannya

benar berarti pointnya “1” dan jika salah pointnya berarti “0” dan

variabel motivasi sebanyak 10 kuesioner memakai skala likert,

terangkai pada 4 jawaban alternatif, yaitu kuesioner dengan pernyataan

yang positif tentang motivasi yaitu pilihan jawabannya, 1 point untuk

sangat tidak setuju (STS), 2 point tidak setuju (TS), 3 point setuju (S),

point sangat setuju (SS). Jadi untuk dinyatakan negative yaitu pilihan

jawabannya, point 1 sangat setuju (SS), 2 setuju (S), 3 point tidak setuju

(TS), 4 dari point sangat tidak setuju (STS). Setelah orang mengisi

seluruh pertanyaan yang diberikan, kemudian peneliti mengumpulkan

kuesioner yang telah terisi.

4.6.4 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

kuesioner. Kuesioner yang digunakan berisikan pertanyaan yang

berhubungan dengan suatu masalah penelitian yang setiap pertanyaan

mempunyai makna untuk menguji hipotesis penelitian. Setelah peneliti

mengumpulkan kuesioner yang telah terisi, peneliti melakukan


41

pengolaan data menggunakan spss versi 24. Data yang dikelola

kemudian dideskripsikan sesuai karakteristik yang tertera di data data

yang penting diliputi umur, kesibukan, gender, pendidikan,

pengetahuan, motivasi penggunaan masker saat keluar rumah.

Kemudian peneliti menganalisis menggenakan uji Chi-squre untuk

mengetahui apakah ada suatu hubungan terkait pengetahuan-motivasi

penggunaan masker saat keluar keluar di masa pandemi pada covid-19

di lingkungan sompu.

4.6.5 Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu tes alat mengukur untuk diketahui

apakah mengukur sesuai dengan tujuan atau tidak. Sebelum

kuisioner dikeluarkan kepada responden, kuisioner tersebut terlebih

dahulu diujikan kepada warga. Uji validitas penelitian dapat

divalidasi jika setiap unsur pertanyaan dalam angket bisa

dipergunakan untuk menyatakan sesuatu yang dihitung dari angket.

Indikator dari dalam pertanyaan dianggap valid jika nilai hitung r

lebih tinggi dari tabel r. Saat menentukan validitas nilai tiap jawaban

saat diberi angket nilai sig, < 0.05, itulah artinya ada korelasi terkait

degan variabel yang terhubungkan. Sebaliknya, apabila nilai sig, >

0.05, dapat pula artinya tidak ada korelasi dengan variabel yang

terhubungkan (Ayunita et al., 2018)


42

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Item-Item Variabel

Indikator hitung r nilai Sig tabel r Ket,


X1 0.542 0.000 0,300 Valid
X2 0.482 0.001 0,300 Valid
X3 0.492 0.001 0,300 Valid
X4 0.439 0.003 0,300 Valid
X5 0.529 0.000 0,300 Valid
X6 0.587 0.002 0,300 Valid
X7 0.537 0.000 0,300 Valid
X8 0.544 0.000 0,300 Valid
X9 0.513 0.000 0,300 Valid
X10 0.573 0.000 0,300 Valid
X11 0.629 0.000 0,300 Valid
X12 0.436 0.003 0,300 Valid
X13 0.447 0.003 0,300 Valid
X14 0.437 0.003 0,300 Valid
X15 0,447 0.003 0,300 Valid
Y1 0.811 0.000 0,300 Valid
Y2 0.713 0.000 0,300 Valid
Y3 0.641 0.000 0,300 Valid
Y4 0,704 0.000 0,300 Valid
Y5 0.716 0.000 0,300 Valid
Y6 0,770 0.000 0,300 Valid
Y7 0.810 0.000 0,300 Valid
Y8 0.838 0.000 0,300 Valid
Y9 0.695 0.000 0,300 Valid
Y10 0.687 0.000 0,300 Valid
Sumber. Data Primer Diolah, 2021
43

Dari hasil pengujian validitas menggunakan pearson product

moment pada tabel yang diatas, 2 variabel dari kuesioner yang

berisikan 25 kuesioner, variabel pengetahuan (X) berjumlah 15

kuesioner sedangkan variabel motivasi (Y) berjumlah 10 kuesioner

diis oleh 43 responden dalam penelitian ini. Agar tahu kuesioner

yang bisa valid dan yang tidak bisa, terlebih dahulu kira mencari r

tabel. Maka rumus untuk tabel r adalah dibawah:

Dimana :  
r   = tabel r
t   = tabel t
df = Derajat yang Bebas

Nilai r tabel didapatkan gunakan rumus tabel t atau tabel

distribusi dengan bantuan aplikasi excel. Rumus yang dipakai adalah

=TINV(tingkat signifikansi,jumlah responden) maka didapatkan:

=TINV(0.05,43)

Hasil yang didapatkan pada rumus t tabel adalah sebesar

2.016. Rumusnya df = N – 2 dimana jumlah responden (N) adalah

43 respinden, maka didapatkan:

df = 43 – 2 = 41

Pada saat nilai t tabel dan nilai df di ketahui. Kemudian pada

rumus r menjelaskan sebagai berikut:


44

2,016
r=
√ 41+2,016 2
Kemudian di olah dengan bantuan aplikasi exel =

=2.016/SQRT(41+2.016^2) maka nilai r tabel didapatkan senilai

0,300. Nilai signifikansi menunjukkan, ketika nilai signifikannya <

0.05, sebab itu ini berarti ada korelasi antara variabel terkait.

Sebaliknya, apabila suatu signifikanya > 0.05, dapat diartikan tidak

adanya variabel yang dihubungkan terkait korelasi yang ada. Dari

hasil perhitungan tabel, r hitung > r tabel dengan nilai signifikansi,

dari 15 kuesioner pengetahuan (X) dan 10 kuesioner motivasi (Y)

dinyatakan valid karena nilai r tabel di atas 0,300 dan nilai

signifikannya < 0,05.

2. Uji Reliablitas

Reliablitas adalah penelitian yang dievaluasi atas dasar

stabilitas, kesetaraan dan homogenitas. Sebelum memberikan

kuesioner kepada responden untuk diteliti, kuesioner tersebut diuji

reliabilitasnya untuk diketahui paten dan kekurangan kuesioner

tersebut sebelum melakukan survei terhadap responden yang

sebenarnya. Reliabel uji untuk penelitian ini dilaksanakan dengan

mengenakan suatu analisis Alpha Cronbach. Apabila ada variabel

mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0.60 jadi bisa disimpulkan

variabel disebutkan reliable atau konsisten dalam pengukuran.


45

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r alpha r kritis Ket,


Pengetahuan (X) 0,733 0,600 Reliabil
Motivasi (Y) 0,775 0,600 Reliabil
Sumber. Data Primer Diolah, 2021

Jumlah dari reliabilitas uji terhadap variabel pengetahan (X)

dengan variabel motivasi (Y) bisa diliat pada tabel 4.2 hasil yang

tertampilkan dari variabl ini menyatakan dari nilai r alpha > 0,60.

Maka hasil sekian bisa disimpulkan bahwa seluruh pernyataan pada

variabel ini dinyatakan bisa dipercaya atau reliabel.

4.6.6 Teknik Pengelolaan Data

Peneliti yang telah mengumpulkan data mentah dapat segera

diolah jika diperlukan. Ilmu computer adalah proses yang tidak dapat

dipecahkan menjadi metode ilmiah karna memungkinkan anda memberi

makna yang kemudia bisa digunakan agar bisa memecah masalah

penelitian. Data mentah yang terkumpul disortir dan dibagi ke dalam

kelompok-kelompok, ditetapkan kategori demi kategori, dan

dimanipulasi sehingga data memiliki makna yang menjawab suatu

masalah dan berguna untuk menguji suatu hipotesis (Putri, 2019).

Beberapa kegiatan yang dilkukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Editing

Sistem yang mengubah adalah memeriksa informasi yang

telah dikumpulkan sebagai daftar pertanyaan, kartu, atau buku

pendaftaran. Sistem mengubah menggabungkan menambahkan dan


46

membuat solusi. Analis menghubungkan jumlah pertanyaan setelah

semua diisi untuk melihat apakah mereka sesuai dengan nomor yang

ditentukan sebelumnya dan memeriksa kembali apakah semua

pertanyaan telah selesai.

2. Coding

Coding adalah pekerjaan untuk menawarkan kode-kode

tertentu terhadap tanggapan responden. Pemberian kode diharapkan

dapat bekerja dengan penanganan informasi.

3. Entry

Entry adalah proses memasukkan data ke dalam tabel

dilakukan dengan program yang ada di komputer. Data kuesioner

yang sudah di coding dimasukkan sesuai dengan tabel SPSS.

4. Cleaning

Cleaning merupakan teknik pembersihan data, data-data yang

tidak sesuai dengan kebutuhan akan terhapus. Penelitian melakukan

kegiatan pengecekan ulang terhadap data yang sudah di entry dalam

program komputer SPSS terdapat kesalahan atau tidak.

4.6.7 Analisa Data

Setelah mendapatkan nilai dari setiap tabel, analisis data dengan

penggunaan komputer.

1. Anaisis Univarit

Analisa univariat adalah sebuah analisis yang memiliki tujuan

untuk menggambarkan atau dijelaskan sifat-sifat dari setiap variabel

pencarian (Hayati, 2020). Penelitian meliputi yaitu data demografi


47

seperti pekerjaan, latar dari pendidiakn, umur, aktivitas, pengetahuan

dengan motivasi penggunakan masker saat keluar rumah,

menggunakan tabel frekuensi distribusi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat termasuk analisis yang dilakukan untuk

mengethui hubungan antar 2 variabel. Dalam analisis ini, dua

pengukuran dilaksanakan untuk setiap pengamatan. Sampel yang

digunakan dapat masing-masing atau berpasangan secara mandiri

dengan perlakuannya sendiri (Yuva, 2020)

Untuk melihat laporan antara variabel tergantung pada uji

Chi-square terkait tingkat signifikansi ɑ = 0.05 yang dilakukan

menggunakan komputer dengan program spss versi 24. Sesudah uji

hipotesa dilakukan, maka penelitian hipotesisi : Ha diterima jika  <

ɑ jika (= 0,05),  > ɑ (= 0,05) Ho ditolak.

4.7 Etik dalam Penelitian

Selama melaksakan suatu uji, peneliti medapat izin dari Kepala

DinKes (Dinas Kesehatan) Kab,Takalar untuk mengadakan prosedur,

khususnya izin dari kelurahan Sombala Bella, lingkungan Sompu. Setlah

menerima izin, penelitian dan identidikasi masalah etika, termasuk:

4.7.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Informed consent ini dikasihkan dan diperjelas pada orang yang

akan diuji, disertai manfaat penelitian dan judul penelitian, sehingga

responden dapat memahami tujuan dan maksud penelitian dan jika

subjek menolak, peneliti tidak menegakkan atau menghormati haknya.


48

4,7,2 Anonimity (Tanpa Nama)

Agar identitas terjaga, subjek peneliti tak mengutanamakan

nama subjek pada lembaran pengumpulan suatu data yang terisi objek

subjek, akan tetapi lembarannya hanya diberi tanda tertentu.

4,7,3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Merahasiakan informasi yang diberikan oleh orang dijamin dari

peneliti, penggolongan suatu data yang tertentu saja yang dilapor untuk

hasil dari pada penelitian.

4,7.4 Justice (Keadilan)

Prinsip terbuka itu di jaga seorang peneliti dengan jujur, rasa

hormat dan hati-hati. Keadilan dalam penelitian ini adalah semua

responden mendapat perlakuan yang sama tanpa membedakan agama,

budaya, kaya, dan miskin.

4.7,5 Benefience (Asas Kemanfaatan)

Penelitian tahu persis manfaat dan risiko yang terlibat.

Penyelidikan dilakukan karena mnafaat yang didapat cukup besar dari

pada dampak negative akan terjadi. Penelitian menjamin kesejahteraan

dan tidak membahayakan manusia. Peneliti sedang meneliti metode

peneliti untuk mendapatkan hasil yang paling berguna bagi peneliti.

Peneliti memulai penelitian dengan keterlibatan orang untuk

memunculkan sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi orang dan

komunitas
49

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Lingkungan Sompu Kel,Sombala Bella

Kec,pattallassang Kab,Takalar dari tanggal 14 Juli - 14 Agustus 2021, dengan

pendekatan Cross Sectional. Pada proses meneliti kali ini, populasi yang

diraih adalah seluruh warga yang berada di Lingkungan Sompu Kel,Sombala

Bella Kec,Pattallassang Kab,Takalar. Sampel pada penelitian adalah sampel

yang memenuhi kriteria inklusi ( Tinggal di lingkungan Sompu, Bersedia

menjadi responden, Bisa membaca dan menulis ) sebanyak 43 makhluk

hidup/orang.

Penelitian memiliki suatu tujuan agar memahami tentang hubungan

pengetahuan dengan motivasi penggunaan masker apabila keluar rumah di

Ling,Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang, Kab,Takalar.

Hasil pengumpulan data selama penelitian, kemudian data dikerjakan

secara deskriptif dan analitik menggunakan bantuan komputer. Hasilnya di

sajikan kedalam bentuk teks dan tabel.

5.1.1 Hasil Analisis Univariat

Hasil pengelolahan data penelitian disajikan kedalam bentuk

dari pada dibawah ini:


50

Tabel 5.1

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,


umur, pekerjaan, pendidikan Di Lingkungan Sompu Kelurahan
Sombala Bella Kecamatan Pattallassang
Kabupaten Takalar
Karakteristik responden Mean (min-max) SD
Jenis Kelamin:
Sumber.
LakiLaki 19 44.2
Data Perempuan 24 55.8
Umur:
Primer, < 45 24 55,8
45-60 16 37,2
2021 > 60 3 7,0
Pekerjaan:
Petani 9 20,9
IRT 15 34,9
Wiraswasta 17 39,5
PNS 1 2,3
Pelajar 1 2,3
Pendidikan:
SMP 13 30.2
SMA 25 58,1
S1 5 11.6
Total 43 100

Dari hasil 5.1 menunjukkan dari 43 responden yang dijadikan sampel,

mayoritas terbanyak berjenis kelamin perempuan (55,8 %). Dari karakteristik

responden berdasarkan umur, mayoritas berumur dibawah 45 tahun (55,8 %).

Adapun responden dengan pekerjaan terbanyak mayoritas bekerja Wiraswasta

(39,5%). Untuk pendidikan mayoritas responden berlatar belakang pendidikan

SMA (58,1 %).

1. Variabel Penelitian

a. Pengetahuan

Tabel 5.2
51

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Di


Lingkungan Sompu Kelurahan Sombala Bella
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar
Pengetahuan n %
Cukup 28 65,1
Kurang 15 34.9
Total 43 100
Sumber. Data Primer, 2021

Dari hasil tabel 5,2 dapat ditahu bahwasanya dari 43

orang, 28 responden (65,1 %) dan 15 responden (34,9 %)

memiliki pengetahuan yang baik tentang penggunaa masker saat

keluar rumah.

b. Motivasi

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Di


Lingkungan Sompu Kelurahan Sombala Bella
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar
Motivasi n %
Baik 29 67,4
Kurang 14 32.6
Jumlah 43 100
Sumber. Data Primer, 2021

Dari hasil tabel 5.3 terlihat bahwasanya dari 43 orang, 29

orang (67.4 %) dan 14 orang (32.6 %) termotivasi untuk

menggunakan masker saat keluar rumah.

5.1.2 Hasil Analisis Bivariat


52

Tabel 5.4

Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi Penggunaan


Masker saat Keluar Rumah Di Lingkungan Sompu Kelurahan
Sombala Bella KecamatanPattallassang
Kabupaten Takalar
Motivasi 
Jumlah
Pengetahuan Baik Kurang
n % n % n %
Cukup 25 58,1 3 7 28 65,1
0,000 *
Kurang 4 9,3 11 25,6 15 34,9
Jumlah 29 67,4 14 32,6 43 100
Sumber : Data Primer, 2021
* fisher exact test
Pada tabel 5.4 penelitian yang dilakukan pada 33 responden

didapatkan 25 orang (58,1 %) responden yang memiliki pengetahuan

cukup dengan motivasi menggunaan masker saat keluar rumah yang

baik, dan terdapat 4 orang (9,3 %) responden memiliki pengetahuan

cukup dengan motivasi menggunakan masker saat keluar rumah yang

kurang. Selanjutnya terdapat 3 orang (7 %) responden memiliki

pengetahuan kurang dengan motivasi menggunakan masker saat keluar

rumah yang baik, dan 11 orang (25,6%) responden yang memiliki

pengetahuan yang kurang dengan motivasi penggunaan masker saat

keluar rumah yang kurang.

Dari hasil analisa Fisher’s exact test didapatkan hasil dengan

nilai  = 0,000 disini, nilainya lebih turun dari nilai = 0.05 (<0,05). Dan

dari itu, hipotesis alternatif (Ha) diambil. Ini, punya suatu hubungan

antar pengetahuan dengan motivasi penggunaan masker apabila keluar

rumah di Ling,Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang,

Kab,Takalar.
53

5.2 Pembahasan

Dari analisis dan hasil penelitian masyarakat di Lingkungan Sompu

Kelurahan Sombala Bella Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar,

menunjukkan bahwa hasil penelitian ini dikemukakan bahwa 11 orang yang

mempunyai tingkat rasa tahunya kurang dengan motivasinya dari penggunaan

masker saat keluar rumah, diantaranya memakai masker. Sebanyak 26

responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan motivasinya yang

baik terhadap penggunaan masker saat keluar rumah, antara lain tak

mengenakan masker. Hingga hasil penelitian ini melukiskan meskipun tingkat

rasa tahu responden tergolong cukup dan baik namun tingkat kesadaran

mereka akan perlu pakai masker masih menurun. Alasan orang tak

mengkenakan masker adalah karena turunnya daya pikir yang dipunya oleh

orang mengenai guna menggunakan masker dan tidak tahunya orang tentang

arti masker itu sendiri. Orang juga sedikit tahunya tentang manfaat masker

karena biasanya orang mengenakan hanya untuk melewati paparan debu-debu

jalanan.

Hasil pemikiran dari wawan & dewi (2010) menyatakan bahwa

pengetahuan ini sendiri terpengaruh dari faktor didikan dari sekolahan.

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, dimana diharapkan

bahwa dari adanya didikan yang lebih atas, seseorang itu sendiri dapat

semakin lebar rasa tahunya. Tetapi, bukan artinya orang yang pendidikan

bawah mutlak memiliki rasa tahu rendah juga. Hal ini menjelaskan bahwa

naiknya rasa tahu tak harusnya didapat di didikan sekolahan saja, akan tetapi

dapat diperoleh melalui home schooling. Pengetahuan orang terkait suatu


54

objek mengandung 2 aspek positif dan negatif, kedua askpek yang bisa

menentukan sikap orang.

Dari hasil analisa Fisher’s exact test didapatkan hasil dengan nilai  =

0,000 dimana nilainya lebih dibawah dari nilai ɑ = 0.05 (< 0.05). Dari

hipotesis penelitian di dapatkan bahwa Ho dikeluarkan, hipotesis alternatif

(Ha) diambil, artinya bahwa ada suatu hubungan antara pengetahuan dengan

motivasi penggunaan masker saat keluar rumah di Lingkungan Sompu,

Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang, Kab,Takalar. Dalam konteks ini

membuktikan bahwa makin baik rasa tahu masyarakat maka akan baik juga

motivasi masyarakat terhadap penggunaan masker saat keluar rumah.

Menurut Notoadmodjo, 2007 dalam (Romadhan & Sudaryanto, 2019)

Rasa tahu ialah area yang perlu agar membentuk perilaku orang. Rasa tahu

dibutuhkan agar bisa menunjang untuk mengembangkan rasa percaya diri,

dan bisa disebutkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang nyata yang

didukung perilaku orang. Dari pengertian di atas, motivasi dapat dijelaskan

sebagai dorongan untuk menggerakkan seorang individu untuk berbuat lebih

baik.

Variabel seperti pengetahuan, didikan, keluarga, dan budaya

lingkungan dapat mengubah minat kelompok untuk keperluan lainnya

(Hamid & Mukzam, 2008)

Motivasi atau dorongan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan

seseorang, sebab pengetahuan itu sendiri akan merubah padangan dan

perilaku dia, akhirnya akan merubah konsep diri terkait kepatuhan

penggunaan alat pelindung diri dasar (handscoon & masker) (Pratiwi, 2016)
55

Dari semua uraian teori di atas dapat dijelaskan bahwa intelektualitas dan

kognitif individu dalam suatu hal dapat mempengaruhi keadaan dalam upaya

tercapainya sasaran.

Penelitian ini mampu membuktikan bahwa adanya keterkaitan

hubungan pengetahuan dengan motivasi penggunaan masker saat keluar

rumah di lingkungan sompu kelurahan sombalabella kecamatan pattallassang

kabupaten takalar sesuai dengan teori Robbin (2006) yang menjelaskan,

pengetahuan sebagai variabel yang mempengaruhi minat dan dorongan

sekelompok kebutuhan individu tertentu. Berdasarkan hasil survei, semakin

banyak pengetahuan maka semakin termotivasi responden.

Hasil penelitian serupa terhadap penelitian lainnya. Penelitian Devi

(Devi Pramita Sari, 2020) mengemukakan hasil analisis p-value yang

diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Penelitian dapat

menyimpulkan jika semakin baik pengetahuan dari orang, akan semakin

tinggi sifat patuh dari pengenaan masker untuk mencegah penularan penyakit

covid-19.

Penelitian Gaby (Natalia, 2021) hasil analisis yang didapat

menggunakan uji statistik chisquare diperoleh nilai 0,02 (p value) maka nilai

p-value kecil dengan 0.05 memperlihatkan antar hubungan yang signifikan,

bermakna diantara dua variable terkait dalm upaya pencegahan covid-19.

Penelitian Indra (Gunawan, 2016) dari 70 sampel, ada hubungan

terkait pengetahuan (p = 0.004) terhadap perilaku pengkenaan APD, dan antar

sikap (p = 0.031) terkait perilaku pengkenaan APD, motivasi (p = 0.022) dan

pengenakan APD Tindakan yang harus dilakukan. Hasil multivariat analisis


56

memperlihatkan bahwa variabel pengetahuan ialah utama variabel yang

beterkaitan dari perilaku penggunaan APD pada pekerja dengan p-value

(0.002).

Peneliti berasumsi bahwa suatu pendidikan yang tinggi tidak

menjamin terbentuknya suatu motivasi atau dorongan yang dimiliki

seseorang terkait penggunaan masker saat mereka berada diluar rumah pada

masa pandemi. Dapat di lihat dari 3 (7 %) responden yang pengetahuannya

cukup dengan motivasi kurang diantaranya sebagian berpendidikan SMA dan

salah satu dari responden berpendidikan S1, dimana pengetahuan mereka

terhadap penggunaan masker di masa pandemi ini cukup baik dapat dilihat

dari nilai responden, akan tetapi mereka tidak memiliki suatu motivasi

Tentang pentingnya penggunaan masker jika diluar rumah di masa seperti ini,

asumsi peneliti diperjelas karena terlihat pada saat membagikan lembar

kuesioner dari 3 responden ini sama sekali tidak menggunakan masker.

Peneliti berasumsi bahwa responden tidak menggunakan masker dikarenakan

ketidakadaannya suatu motivasi yang terbentuk atau suatu dorongan pada diri

padahal responden mengetahui manfaat penggunaan masker di masa

pandemi, itu bisa saja karena responden acuh akan hal tersebut. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa motivasi itu terbentuk dari dorongan diri, bukan karena

tinggi atau rendahnya pendidikan. Sama halnya dengan pengetahuan,

walaupun pengetahuannya kurang tetapi adanya suatu dorongan diri untuk

menggunakan masker, dilihat dari 4 (9,3 %) responden yang menggunakan

masker saat penelitian, yang terdata pengetahuannya kurang diantaranya

berprofesi sebagai seorang petani, wiraswasta dan dominan ibu rumah tangga,
57

terlihat ketika peneliti menghampiri warga dan dijadikan sebagai objek

penelitian, mereka mengambil masker di dalam rumahnya terlebih dahulu dan

menggunakannya sembari menjawab kuesioner yang diberikan oleh peneliti.


58

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan di

Lingkungan Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang, Kab,Takalar,

maka bisa disimpulkan dengan berikut :

1. Diketahui gambaran pengetahuan penggunaan masker saat keluar rumah di

Lingkungan Sompu, Kelurahan Sombala Bella, Kecamatan Pattallassang,

Kabupaten Takalar. Dimana dari 43 responden, pengetahuan penggunaan

masker saat keluar rumah yang baik sejumlah 28 makhluk hidup/orang

(65.1 %) dan yang kurang sejumlah 15 makhluk hidup/orang (34.9 %).

2. Diketahui gambaran motivasi penggunaan masker saat keluar rumah di

Lingkungan Sompu, Kel,Sombala Bella, Kec,Pattallassang, Kab,Takalar.

Berdasarkan dari 43 responden, motivasi penggunaan masker saat keluar

rumah yang baik sebanyak 29 mahkluk hidup/orang (67.4 %) dan yang

dibawah sejumlah 14 makhluk hidup/manusia (32.6 %).

3. Diketahui hubungan antara pengetahuan dengan motivasi penggunaan

masker saat keluar rumah di Lingkungan Sompu, Kelurahan Sombala

Bella, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar. Dimana nilai  =

0.000. Lebih turun dibandingkan nilai ɑ = 0.05 (< 0,05). Hipotesis H0

dikeluarkan dab Ha diambil.


59

6.2 Saran

1. Diharapkan bagi pihak kelurahan dan institusi kesehatan seperti

puskesmas agar dapat lebih bekerja sama dalam meningkatkan promosi

kesehatan terkait tentang wabah pandemi covid-19 dengan pentingnya

menggunakan masker di masa pandemi di lingkungan yang belum terdata

telah dilakukan suatu promosi kesehatan.

2. Diharapkan bagi peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian lanjutan

terkait hubungan pengetahuan dengan motivasi penggunaan masker saat

keluar rumah di masa pandemi dengan desain yang berbeda dan variabel-

variabel yang belum diteliti dalam penelitian yang diduga berhubungan

erat dengan motivasi masyarakat

3. Diharapkan bagi instansi dapat meningkatkan kualitas pendidikan agar

informasi hasil dari pada penelitian ini dapat dipergunakan sebagai

tambahan untuk menambah suatu pengetahuan dari pada referensi ilmu.


60

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, I. S. (2021). 7 Cara Mencegah Penularan Virus Corona Menurut Ahli.


https://health.kompas.com/read/2021/06/24/060500268/7-cara-mencegah-
penularan-virus-corona-varian-baru-menurut-ahli?page=all
Ahn, D. G., Shin, H. J., Kim, M. H., Lee, S., Kim, H. S., Myoung, J., Kim, B. T.,
& Kim, S. J. (2020). Current status of epidemiology, diagnosis, therapeutics,
and vaccines for novel coronavirus disease 2019 (COVID-19). Journal of
Microbiology and Biotechnology, 30(3), 313–324.
https://doi.org/10.4014/jmb.2003.03011
Andiraharja, D. G. (2020). Peran Pemerintah Daerah Pada Penanganan Covid-19.
Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja, 13(1), 52–68.
https://doi.org/10.33701/jppdp.v13i1.1005
Atmojo, J. T., Iswahyuni, S., Rejo, R., Setyorini, C., Puspitasary, K., Ernawati,
H., Syujak, A. R., Nugroho, P., Putra, N. S., Nurrochim, N., Wahyudi, W.,
Setyawan, N., Susanti, R. F., Suwarto, S., Haidar, M., Wahyudi, W.,
Iswahyudi, A., Tofan, M., Bintoro, W. A., … Mubarok, A. S. (2020).
Penggunaan Masker Dalam Pencegahan Dan Penanganan Covid-19:
Rasionalitas, Efektivitas, Dan Isu Terkini. Avicenna : Journal of Health
Research, 3(2), 84–95. https://doi.org/10.36419/avicenna.v3i2.420
Aulia, A., & Yulianti, A. (2017). Pengaruh City Branding “a Land of Harmony”
Terhadap Minat Berkunjung Dan Keputusan Berkunjung Ke Puncak,
Kabupaten Bogor. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)
1,2, 3(3), 70. https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss1.pp67
Ayunita, D., Nurmala, N., & Diponegoro, U. (2018). Modul Uji Validitas dan
Reliabilitas. October.
Bates. (2005). Pengertian Pengetahuan Adalah : Definisi, Jenis, Sumber dan
Manfaat. Jaga.Id. https://jagad.id/pengertian-pengetahuan/
Burhanuddin. (2013). JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/jenis-pengetahuan-dan-
ukuran-kebenaran/
Devi Pramita Sari. (2020). Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Dengan
61

Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Covid-


19 Di Ngronggah. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika
Kesehatan, 10(1), 52–55. https://doi.org/10.47701/infokes.v10i1.850
Dinas Kesehatan Sul-Sel. (2021). DATA COVID-19 DI INDONESIA.
http://dinkes.sulselprov.go.id
Diskominfo. (2021). Statistik COVID-19 Kabupaten Takalar.
Dixon. (2000). Pengertian Pengetahuan Adalah : Definisi, Jenis, Sumber dan
Manfaat. Jaga.Id. https://jagad.id/pengertian-pengetahuan/
Duarsa, A. B. S., Ling, Mardiah, A., Karmila, D., & Wanadiatri, H. (2019).
Desain Dan Pembuatan 1000 Face Shield Sebagai Alat Pelindung Diri Dalam
Mencegah Covid-19. Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(1), 105–111.
Grace, C. (2020). Manifestasi Klinis dan Perjalanan Penyakit pada Pasien Covid-
19. Majority, 9, 49–55.
Gunawan, I. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Dengan
Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Bagian Produksi Pt.
Katingan Indah Utama, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah. Unnes Journal of Public Health, 5(4), 336.
https://doi.org/10.15294/ujph.v5i4.12421
Hamid, D., & Mukzam, M. D. (2008). Pengaruh motivasi kerja dan kemampuan
kerja terhadap kinerja karyawan.
Hayati, R. (2020). Pengertian Analisis Univariat, Rumus, dan Contohnya.
PenelitianIlmiah.Com. https://penelitianilmiah.com/analisis-univariat/
Hidayat, R., & Hayati, H. (2019). Pengaruh Pelaksanaan Sop Perawat Pelaksana
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Di Rawat Inap Rsud Bangkinang.
Jurnal Ners, 53(9), 1689–1699.
Kemenkes. (2021). Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-
19) 3 Mei 2021. https://covid19.go.id/
Kevin Adrian. (2020). Macam-Macam APD dalam Menghadapi Wabah COVID-
19. https://www.alodokter.com/macam-macam-apd-dalam-menghadapi-
wabah-covid-19#:~:text=APD sangat penting digunakan oleh,misalnya
infeksi virus atau bakteri.
62

Lasfeto, J. N. V. E. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


MAHASISWA TINGKAT III SEMESTER V DALAM MENYELESAIKAN
TARGET PASIEN KOMPREHENSIF DI KLINIK PENDIDIKAN JURUSAN
KESEHATAN GIGI KUPANG.
Levani, Y., Prastya, A. D., & ... (2021). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19):
Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 17(1), 44–57.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/6340
Natalia, G. (2021). HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA DENGAN
KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER DALAM UPAYA PENCEGAHAN
COVID-19 DI SMA PERGURUAN ADVENT SALEMBA.
Notoadmojo. (2003). Pengertian Pengetahuan. Harlona.
http://harlona.blogspot.com/2013/04/pengertian-pengetahuan.html
Nursastri, S. A. (2020, April 13). Faktor Risiko Covid-19, dari Usia sampai
Penyakit Bawaan.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/13/200200423/faktor-risiko-
covid-19-dari-usia-sampai-penyakit-bawaan?page=all
Parr, J. (2020). Pneumonia in China: lack of information raises concerns among
Hong Kong health workers. BMJ (Clinical Research Ed.), 368(January),
m56. https://doi.org/10.1136/bmj.m56
Pratiwi, S. (2016). NASKAH PUBLIKASI THE RELATIONSHIP BETWEEN
SELF-CONCEPT WITH MOTIVATION STUDENTS SIXTH SEMESTER
MAJORING SCIENCE OF NURSING IN. 1–16.
Putri, K. (2019). Definisi Pengelolahan Data, Macam-macam Penelitian, tujuan
Pengelolaan Data, Teknik Pengumpulan Data, Penyajian Data.
Duniakumu.Com. https://duniakumu.com/definisi-pengolahan-data-macam-
macam-penelitiantujuan-pengolahan-datateknik-pengumpulan-
datapenyajian-data/
Rangga, M., & Naomi, P. (2017). PENGARUH MOTIVASI DIRI TERHADAP
KINERJA BELAJAR MAHASIWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Universitas Paramadina). Jurnal Psikologi Paramadina, II, 1–8.
Regina A. Meilinda, S. p. (2019). Jenis Pemeriksaan Untuk Diagnosis Covid-19.
63

https://primayahospital.com/covid-19/jenis-pemeriksaan-untuk-diagnosis-
covid-19/
Rokom. (2021). Tingkatan APD bagi Tenaga Medis saat Tangani Covid-19. Drg.
Widyawati, MKM.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200417/0533711/tingkatan
-apd-bagi-tenaga-medis-saat-tangani-covid-19/
Romadhan, F. A., & Sudaryanto, A. (2019). DIABETES MELLITUS DI DESA
DELANGGU. 66–75.
Rusdi, S. (2020). APD Berkualitas Cegah Penyebaran Covid-19. Universitas
Islam Indonesia. https://www.uii.ac.id/apd-berkualitas-cegah-penyebaran-
covid-19/
Sari, V. Y. (2020). Analisis Respons Pemerintah Tiongkok dalam Upaya
Penanganan Covid-19. Jurnal Sentris, 1(2), 173–186.
https://doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4284.173-186
Susilana, R. (2015). Modul Populasi dan Sampel. Modul Praktikum, 3–4.
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/
BBM_6.pdf
Syauqi, A. (2020). Jalan Panjang Covid-19. 1(1), 1–19.
Theopilus, Y., Yogasara, T., Theresia, C., & Octavia, J. R. (2020). Analisis Risiko
Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan COVID-19 untuk
Pekerja Informal di Indonesia. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 9(2), 115–
134. https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4002.115-134
Tiyas. (2021). Pengertian Motivasi. Yuksinau.
https://www.yuksinau.id/pengertian-motivasi/
Wardayanti, T. (2016, November 11). HOME CAREER 7 Jenis Motivasi: Mana
Yang Menginspirasi Anda? Intisari Online.
https://intisari.grid.id/read/0351085/7-jenis-motivasi-mana-yang-
menginspirasi-anda
Wati, N. M. N., Lestari, N. K. Y., Jayanti, D. M. A. D., & Sudarma, N. (2020).
Optimalisasi Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) pada Masyarakat
dalam Rangka Mencegah Penularan Virus COVID-19. Jurnalempathy.Com,
1(1), 1–8. https://doi.org/10.37341/jurnalempathy.v1i1.1
64

WHO. (2020). Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap kewaspadaan


pencegahan infeksi. 1–10.
WHO. (2021). Data Sebaran Covid-19. KPC-PEN. https://covid19.go.id/
Wieke Erina Ariestya, S. K. N. (2016). Fungsi Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Bagi Petugas Kesehatan. http://rsj.babelprov.go.id/content/fungsi-
penggunaan-alat-pelindung-diri-apd-bagi-petugas-kesehatan#:~:text=Tujuan
penggunaan alat pelindung diri,derajat kesehatan dan keselamatan kerja.
Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur.
Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187–192.
https://doi.org/10.30604/well.95212020
Yuva. (2020, November 21). Analisis Bivariat: Pengertian Hingga Contoh
Lengkap. Hybrid Government Employee and Internet Marketing Enthusiast.
https://yuvalianda.com/analisis-bivariat/
Yuvalianda. (2020, April 12). Pengertian Variabel dan Penjelasan Lengkapnya.
https://yuvalianda.com/pengertian-variabel/
Lampiran 1

Permohonan Menjadi Responden

Kepada Yth

Calon Responden

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah selaku Mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan STIKes Tanawali Persada Takalar.

Nama : Muh. Hidayat Kurniansyah

Nim : 17CP1006

Alamat : Takalar

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan

Pengetahuan Dengan Motivasi Penggunaan Masker Saat Keluar Rumah Di

Masa Pandemi Covid-19 Di Lingkungan Sompu Kelurahan Sombala Bella

Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar”.

Sehubungan dengan hal tersebut dan dengan kerendahan hati saya mohon

kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua

informasi dari hasil penelitian akan dijaga kerahasiaannya dan hanya

dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/i bersedia, maka saya

mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan.

Saudara/i tidak perlu khawatir akan jawaban benar atau salah. Namun, berikanlah

jawaban yang jujur sesuai dengan pernyataan yang terlampir.


Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden, saya ucapkan terima

kasih.

Peneliti,

Muh. Hidayat Kurniansyah


17CP1006
Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Kepada

Yth, Responden
Di tempat

Dengan Hormat,

Saya Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Tanawali

Persada Takalar.

Nama : Muh. Hidayat Kurniansyah

Nim : 17CP1006

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Hubungan

Pengetahuan Dengan Motivasi Penggunaan Masker Saat Keluar Rumah Di

Masa Pandemi Covid-19 Di Lingkungan Sompu Kelurahan Sombala Bella

Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar”.

Adapun segala informasi yang saudara/i berikan akan dijamin

kerahasiaannya dan saya bertanggung jawab bilamana informasi yang diberikan

merugikan saudara/i, maka dari itu saudara tidak perlu mencantumkan identitas

lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara/i setuju untuk ikut serta

dalam penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

( ) ( Muh. Hidayat Kurniansyah )


Lampiran 3

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI

PENGGUNAAN MASKER SAAT KELUAR RUMAH DI

LINGKUNGAN SOMPU KEL. SOMBALA BELLA

KEC. PATTALLASSANG KAB. TAKALAR

Nomor Responden :

Tanggal Penelitian :

A. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Tgl Lahir/Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Pekerjaan :

B. Kuesioner Pengetahuan

Petunjuk Pengisian :

Beri tanda () pada jawaban pada salah satu pertanyaan yang dianggap benar

1. Apa pengertian masker di masa pandemi?

a. Masker merupakan alat pelindung diri yang menjadi sarana transmisi atau

penularan virus

b. Masker merupakan alat pelindung diri yang memberikan perlindungan

kepada pemakainya

c. Masker adalah benda yang dipakai di atas wajah


d. Masker merupakan benda yang dapat digunakan untuk menutup mulut

dan hidung saja dan tidak dapat memberikan perlindungan kepada

pemakainya

2. Apa tujuan dari penggunaan masker di masa pandemi?

a. Meningkatkan proses penyembuhan ketika sedang demam

b. Menjaga paru-paru terhindar dari polusi udara

c. Mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat

d. Mencegah wajah terpapar dari sinar matahari langsung

3. Apa manfaat menggunakan masker di tengah pandemi?

a. Terhindar dari asap yang berbahaya

b.Terhindar dari iritasi pada jaringan rongga hidung

c. Melindungi wajah

d. Mencegah penyebaran serta penularan virus atau penyakit

4. Bagaimana cara menggunakan masker dengan benar?

a. Menutup hidung dan mulut sampai ke bawah dagu

b. Menutup mata dan hidung

c. Menutup mulut saja

d. Menutup hidung saja

5. Bagaimana cara melepas masker dengan benar

a. Melepas dengan mengangkat permukaan masker

b. Melepas bagian tali pengikat atau karet telinga tanpa menyentuh

permukaan masker

c. Melepas bagian tali pengikat atau karet telinga dengan menyentuh

permukaan masker
d. Melepas dengan memegang seluruh bagian dari masker

6. Beberapa jenis masker yang dapat mencegah penularan virus Corona,

kecuali...

a. Masker bedah

b. Masker kain

c. Masker wajah

d. Masker N95

7. Salah satu kelebihan masker N95 dibanding masker yang lainnya adalah?

a. Harganya murah dan mudah didapatkan

b. Mampu melindungi diri dari gas dan uap berbahaya

c. Mampu menyaring partikel udara hingga 95 persen

d. Mampu menyaring partikel yang mengandung minyak

8. Kesalahan yang harus diketahui saat memakai masker, kecuali...

a. Tidak mencuci tangan sebelum memakai masker

b. Hanya menutup bagian mulut

c. Menyentuh bagian depan masker

d. Mencuci tangan setelah memakai masker

9. Selain menggunakan masker, cara efektif mencegah risiko infeksi Corona,

kecuali...

a. Berkunjung ke rumah sakit

b. Mengurangi kontak dengan orang sakit

c. Mencuci tangan dengan air sabun atau alkohol

d. Menjaga daya tahan tubuh


10. Mencuci tangan yang paling baik dilakukan dengan menggunakan sabun

pada...

a. Air dalam wadah

b. Air mengalir

c. Air kolam

d. Air hangat

11. Untuk mencegah penyebaran COVID-19 kita menggunakan masker medis

( masker yang tidak dapat dicuci kembali ) selama

a. Satu minggu

b. Beberapa hari

c. Satu hari saja

d. Satu bulan penuh

12. Selain masker medis, masker yang lebih efektif dalam pencegahan

COVID-19 adalah

a. Masker kain yang tidak pernah dicuci

b. Masker kain yang dicuci dengan air saja

c. Masker medis yang dijemur dibawah matahari dapat dipakai berulang

d. Masker kain yang dapat di cuci berulang kali dengan benar

13. Jarak yang aman untuk kamu berada di sekitar orang yang batuk atau

bersin di sekitarmu adalah?

a. 1 meter

b. 30 centimeter

c. 0,5 meter

d. 80 centimeter
14. Agar penggunaan masker lebih efektif, biasanya menggunakan masker

ganda. Cara yang tepat memakai masker ganda adalah?

a. Memakai masker medis dua lapis

b. Memakai masker medis dibawah masker kain

c. Memakai masker kain dua lapis

d. Memakai masker N95 dibawah masker medis

15. Berikut bahaya tidak memakai masker di tempat umum, kecuali...

a. Mudah terpapar virus

b. Menyebarkan virus ke orang lain

c. Mengakibatkan rasa lelah oleh virus

d. Membawa virus ke tubuh


C. Kuesioner Motivasi

Petunjuk Pengisian :

Beri tanda () pada pilihan jawaban yang ada

Keterangan Skor :

1. Sangat Tidak Setuju (STS) (1)

2. Tidak Setuju (TS) (2)

3. Setuju (S) (3)

4. Sangat Setuju (SS) (4)

No Pertanyaan STS TS S SS
Memakai masker saat keluar rumah sangat
1
bermanfaat bagi saya
Bagi saya yang terpenting adalah memakai masker
2
agar terhindar dari resiko penularan virus
Jika saya tidak memiliki masker, saya akan
3
membelinya di apotik atau minimarket terdekat
Saya selalu memakai masker saat berada di
4
kerumunan atau saat berkumpul dengan teman
Saya cukup percaya bahwa dengan menaati
5 protokol kesehatan, kita dapat terhindar dari
resiko penularan virus
Ketika saya sudah menggunakan masker, saya
6
harus tetap menjaga jarak
Saya terasa aman dari virus ketika menggunakan
7
masker
Saya merasa tenang dalam bekerja ketika saya
8 mematuhi protokol kesehatan menggunakan
masker saat beraktivitas keluar rumah
Saya merasa bahwa memakai masker perlu agar
9 virus pandemi yang terjadi sekarang semakin
menurun
Saya selalu mengingatkan orang-orang terdekat
10 saya agar selalu mematuhi protokol kesehatan
memakai masker saat keluar rumah

Anda mungkin juga menyukai