Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan jenis-jenis akad mudharabah!

Mudharabah merupakan akad kerja sama antara Shahibul Maal dan Mudharib (Perbankan
Syariah/LKMS) ketika Shahibul Maal sepenuhnya menanggung modal usaha dan Mudharib
sepenuhnya mengelola dana dengan porsi bagi hasil (nisbah) yang disepakati pada awal akad.
Nisbah yang disepakati tidak dalam bentuk nominal, namun dalam bentuk persentase. Yaitu dengan
Revenue Sharing (bagi pendapatan) atau Profit/Loss Sharing (bagi untung/rugi).
Terdapat dua jenis akad Mudharabah yaitu :
a. Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat)
Akad Investasi ketika pihak Shahibul Maal memberikan batasan kepada Mudharib dalam
menginvestasikan dananya ke sektor yang ditentukan oleh Shahibul Maal. Di mana Mudarib hanya
sebagai perantara/agen investasi yang mendapatkan bagian atas jasanya.
b. Mudharabah Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat)
Akad Investasi ketiak pihak Shahibul Maal tidak memberikan batasan kepada Mudarib
dalam menginvestasikan dananya. Mudarib berhak untuk menggunakan dana Shahibul Maal untuk
membiayai investasi yang dianggap menguntungkan sesuai dengan prinsip Syariah.

2. Bagaimana peran laporan keuangan bagi entitas syariah?

Transaksi Syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial maupun aktivitas
sosial yang bersifat non komersial. Transaksi syariah komersial berupa investasi untuk mendapatkan
bagi hasil ; jual beli barang untuk mendapatkan laba; dan atau pemberian layanan jasa untuk
mendapatkan imbalan (KDPPLKS 2007 : Paragraf 28).
Transaksi syariah non komersial berupa; pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh);
penghimpunan dan penyaluran dana sosial, seperti; zakat, infak, shodaqoh, wakaf, dan hibah
(KDPPLKS 2007 : Paragraf 29).
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, tujuan lainnya adalah :
1) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.
2) Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, kewajiban,
pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana
perolehan serta penggunaannya.
3) Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana menginvestasikannya pada tingkat keuntungan
yang layak, dan
4) Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation)
fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, shodaqoh,
dan wakaf.

Laporan keuangan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyiakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyiakan informasi non
keuangan.

1
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang
ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar
mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk
menahan atau menjual investasi mereka dalam entitas syariah atau keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen.

Sumber :

- BMP EKMA4482, Akuntansi Keuangan Syariah, Modul 2, Hal. 2.9

- BMP EKMA4482, Akuntansi Keuangan Syariah, Modul 3, Hal. 3.12 - 3.14

Anda mungkin juga menyukai