Jelaskan alasannya
Secara definisi Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Menurut Pasal 1 (13) UU No. 10 Tahun 1998 menjelaskan pengertian prinsip syariah sebagai
berikut: “Prinsip syariah adalah aturan perjanjian antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang midal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)”
Menurut Triyuwono, (2006:33), Akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar kata
dimilikinya yakni akuntansi dan syariah. Akuntansi memiliki banyak definisi diantaranya pada tahun
1953, Committee on Accounting Terminology dari American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) menyatakan bahwa akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan
meringkas dalm bentuk yang berarti dan dalam unit uang tentang transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian, yang paling tidak, memilki sifat keuangan, dan menginterpretasikan hasil-hasilnya.
Menurut Adnan (2005), pengembangan standar Akuntansi keuangan Bank Syariah telah
dimulai sejak tahun 1987. Hal ini terjadi karena mulai munculnya berbagai lembaga keuangan yang
mencoba berusaha dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam.
Landasan hukum akuntansi Syariah, meliputi:
1. Q.S. Albaqarah: 282
2. Q.S. Al-Infithaar:10-12
Dalam istilah Islam, akuntansi disebut sebagai Muhasabah. Menurut Zaid, (2004: 57),
Muhasabah yaitu suatu aktivitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transksi,
tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan jumlah-jumlahnya, di
dalam catatan-catatan representatif; serta berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil keuangan
berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut untuk
membantu pengambilan keputusan yang tepat. Secara umum muhasabah memiliki dua (2)
pengertian pokok yaitu:
1. Muhasabah dengan arti Musa'alah (perhitungan),
2. Muhasabah dengan arti Munaqasyah (Perdebatan).
Tujuan Akuntansi dalam Islam, antara lain:
1. Hizful Amwal (memelihara Uang)
2. Eksistensi al-Kitabah (Pencatatan ketika ada perselisihan)
3. Dapat membantu dalam mengambil keputusan
4. Menentukan Hasil-Hasil Usaha yang Akan Dizakatkan
5. Menentukan dan menghitung hak-hak kawan yang berserikat
6. Menentukan Imbalan, Balasan dan Sanksi
Antonio (2001:225) menjelaskan bahwa karena adanya sejumlah perbedaan dalam
pelaksanaan operasional antara bank syariah dan bank konvensional, ketentuan-ketentuan perbankan
1
perlu disesuaikan agar memenuhi ketentuan syariah sehingga bank syariah dapat beroperasi secara
efektif dan efisien. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut:
1. Instrumen yang diperlukan untuk mengatasi masalah likuiditas.
2. Instrumen moneter yang sesuai dengan prinsip syariah untuk keperluan pelaksanaan tugas bank
sentral.
3. Standar akuntansi, audit, dan pelaporan.
4. Ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian, dan sebagainya.
Akuntansi keuangan dalam Islam sangat diperlukan bagi perbankan yakni berguna sebagai
upaya menampilkan penyajian wajar posisi keuangan suatu entitas dan hasil kegiatan usahanya,
dalam hal menggambarkan tentang mana yang halal dan haram. Akuntansi keuangan memainkan
peran penting dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan
Perbankan Syariah serta penilaian terhadap kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Syariah.
2
ditanggung pemilik modal sepanjang bukan merupakan kelalaian penerima
pembiayaan.
b. Pembiayaan Musyarakah, yakni akad kerja sama permodalan usaha antara koperasi
dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai pemilik modal pada usaha tertentu,
untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan,
dengan nisbah pembagian hasil sesuai kesepakatan para pihak, sedangkan kerugian
ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
2. Prinsip Jual Beli.
Prinsip jual beli diimplementasikan ke dalam 3 bentuk pembiayaan, yaitu:
a. Murabahah, adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati antara pihak-pihak terkait.
b. Salam, adalah pembelian barang dengan model pesanan, dalam hal ini perjanjian di
awal telah disepakati barang yang dipesan beserta karakteristik dan sifat-sifatnya.
Pembayaran dalam konsep ini dilakukan di depan serta penyerahan barangnya setelah
barang yang dipesan jadi atau tersedia.
c. Istishna, adalah proses jual beli seperti konsep salam, namun jika terjadi perubahan
harga dari kriteria barang yang dipesan setelah perjanjian ditandatangani maka
seluruh biaya tambahan tetap ditanggung oleh pembeli atau nasabah.
3. Prinsip Sewa (Ujroh).
Prinsip sewa diimplementasikan ke dalam 2 bentuk produk, yakni:
a. Ijarah, merupakan akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership).
b. Ijarah Muntahiyah Bittamlik, merupakan proses sewa, seperti akad ijarah dengan
diikuti opsi beli bagi nasabah setelah akad sewa selesai dilaksanakan.
Sumber :
- BMP EKMA4482, Akuntansi Keuangan Syariah, Modul 1 & 2.
- PPT Inisiasi 1, Ms. powerpoint.
- Materi Inisiasi 1, Ms. word.