Anda di halaman 1dari 14

Standar akuntansi keuangan syariah

Indonesia

Cepi Juniar Prayoga,SE.,M.Ak


Pengertian standar akuntansi syariah Indonesia
Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah
Pernyataan standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Syariah yang di tunjukan Untuk entitas yang
melakukan transaksi Syariah baik entitas
Lembaga Syariah maupun Lembaga non Syariah.
Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti
model SAK umum namun berbasis Syariah
dengan mengacu kepada fatwa MUI.
PENERBITAN PSAK SYARIA’AH INDONESIA

01
Indonesia dikenal sebagai negara yang sebagian besar
penduduknya beragama islam.

Penerapan model perbankan yang selama ini berlaku

02 menunjukan hasil yang tidak menggembirakan terutama


dengan gagalnya distribusi ekonomi di berbagai lapisan
masyarakat.

03
Keisis ekonomi dan keuangan global yang telah melanda
dan masih berpelung besar terjadi di masa-masa
mendatang jika sistem ekonomi yang selama ini berlaku
tidak di ubah kearah yang benar.
Berdasarkan hasil review dan persetujuan Dewan Syari’ah
Nasional Mejlis Ulama Indonesia( DSN MUI),tahun 2007
DSAK menerbitkan beberapa PSAK Syari’ah, yaitu:

1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah


2. PSAK 101: Penyajian Laporan keuangan Syaria’ah
3. PSAK 102: Akuntansi Murabahah
4. PSAK 103: Akuntansi Salam
5. PSAK 104: Akuntansi Istishna
6. PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
7. PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
Tujuan dan Peranan KDPPLK Syari’ah

Pihak Urgensi Penggunaan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan


Keuangan Syari’ah
a. Penyusunan PSAK Acuan untuk pelaksanaan tugas.
Syari’ah
a. Penyusunan Laporan Acuan untuk menanggulangi masalah akuntansi syari’ah yang belum diatur
Keuangan Syari’ah dalam standar akuntansi keuangan syari’ah.

a. Auditor Acuan dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan


syari’ah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syari’ah yang berlaku
umum.

a. Para Pengguna Laporan Acuan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
Keuangan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan syari’ah.
Paradigma Transaksi Syari’ah
Mengutip pernyataan di KDPPLK Syari’ah
(DSAK,2007) “Tansaksi syaria’ah berlandaskan pada
paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta Tuhan
sebagai amanah (kepercayaan illai) dan sarana
kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk
mecapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al-falah).” Paradigma kesejahteraan hakiki
adalah “… setiap aktivitas manusia memiliki
akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan
perangkat syari’ah dan akhlak sebagai parameter baik
dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha.”
Asas dan Karakteristik Transaksi Syari’ah

Menurut KDPPLK Syari’ah, transaksi syari’ah berasaskan pada lima (5)


asas atau prinsip sebagai berikut (DSAK,2007) :
1.Persaudaraan (ukhuwah);
2.Keadilan (‘adalah);
3.Kemashlahatan (maslahah);
4.Keseimbangan (tawazun);
5.Universalisme (syumuliyah);
 
Asumsi Dasar
Laporan keuangan syaria’ah mendasarkan diri pada dua asumsi

01 02
Asumsi pertama, Menggunakan Asumsi kedua yang digunakan dilaporan
basis akrual maka pengakuan keuangan syari’ah adalah kelangsungan
pendapat dan biaya diakui pada saat usaha; entitas syari’ah diasumsikan akan
keterjadian, bukan pada saat kas atau terus melanjutkan usaha sampai dengan
setara kas diterima atau dibayar, dan masa depan yang dapat dipresiksikan,
dilaporkan dalam laporan keuangan dan tidak bermaksud atau berkeinginan
pada periode terjadinya pendapatan melikuidasi atau mengurangi secara
atau biaya. signifikan skala usahanya
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Untuk menjadikan laporan keuangan syari’ah bermanfaat bagi para


penggunanya, KDPPLK Syari’ah menetapkan karakteristik kualitatif
yang seharusnya dipenuhi. Terdapat 4 karakteristik pokok, yaitu
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
Tujuan Laporan Keuangan Syariah (KDPPLK
Syari’ah – DSAK,2007)

1. Menyajikan informasi tentang posisi keuangan;


2. Menyajikan informasi tentang kinerja keuangan;
3. Menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan;
4. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syari’ah dalam semua transaksi
dan kegiatan usaha;
5. Menyajikan informasi tentang sumber pemerolehan dan penggunaan dana
yang diperoleh dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syari’ah.
6. Menyajikan informasi keuangan untuk membantu mengevaluasi
pemenuhan tanggungjawab entitas syari’ah terhadap amanah dalam
mengamankan dan menginvestasikan dana, dan
7. Menyajikan informasi keuangan mengenai tingkat investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syari’ah temporer, dan informasi tentang
pemenuhan kewaiban fungsu sosial entitas syari’ah.
Jenis Laporan Keuangan Syari’ah
Laporan keuangan syari’ah meliputi 2 jenis laporan keuangan

1.Laporan Keuangan kegiatan komersial meliputi:

Neraca Laporan laba rugi Laporan perubahan Catatan dan laporan


posisi keuangan lain

2. Laporan keuangan atas kegiatan sosial meliputi antara lain:

Laporan sumber dan Laporan sumber dan


penggunaan dana zakat; penggunaan dana kebijakan;
Unsur – Unsur Laporan Keuangan Syari’ah
KDPPLK Syari’ah menyebut elemen persamaan akuntansi sebagai
“unsur”. Terdapat 6 unsur dilaporan keuangan syari’ah (DSAK,2007):
1. 1.Aset;
2. 2.Kewaiban (buku ini menyebutnya sebagai utang);
3. 3.Dana syirkah temporer;
4. 4.Ekuitas
5. 5.Penghasilan (buku ini menyebutnya sebagai pendapatan)
6. 6.Beban (buku ini menyebutnya sebagai biaya)
 
Unsur / elemen diatas dapat dituliskan dalam bentuk per
syari’ah sebagai berikut :
Aset + Biaya = Utang + Dana Syirkah Temporer + Ek

Elemen dana syirkah temporer merupakan salah satu su


Elemen syirkah temporer ini tidak dapat digolongkan se
utang karena entitas syari’ah tidak berkewaiban, ketik
untuk mengembalikan jumlah dana awal dari pemi
kelalaian atau kesalahan entitas syari’ah. Elemen dan
tidak dapat digolongkan sebagai elemen ekuitas karena
mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana t
kepemilikan yang sama dengan pemega
 
Any Quations?

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai