Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (KDPPLKS)


Akuntansi Keuangan Syariah Bab 1, 2020

REVIEW BUKU
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Akuntansi Keuangan Syariah
yang dibina oleh Bapak Dr. Aji Dedi Mulawarman

Kelas : Akuntansi Keuangan Syariah CE


Kelompok 5 :
1. Bima Akbar Oktawiandra 205020300111042
2. Qisthin Afifa Fadliana 205020307111026
3. Ghina Evtin Lie Aifa 205020307111034

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
SEPTEMBER 2021
Judul KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
(KDPPLKS)

Modul Akuntansi Keuangan Syariah Edisi Ke-4

Volume & Halaman Bab 1, 1-18

Tahun 2020

Penulis Sri Nurhayati, Ikatan Akuntansi Indonesia

Reviewer 1. Bima Akbar Oktawiandra / 205020300111042


2. Qisthin Afifa Fadliana / 205020307111026
3. Ghina Evtin Lie Aifa / 205020307111034

Tanggal 18 September 2021

Latar Belakang Perbedaan karakteristik transaksi dan pelaporan


keuangan antara entitas syariah dengan konvensional
menjadi salah satu latar belakang diterbitkannya
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS). KDPPLKS
memberikan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi penggunanya serta
memiliki manfaat sebagai dasar konseptual dalam
menanggulangi masalah penafsiran informasi
akuntansi akibat tidak adanya standar yang mengatur.

Tujuan Penelitian Tujuan setelah mempelajari KDPPLKS pada modul


ini adalah peserta dapat menguasai konsep teoritis
secara mendalam tentang :
1. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan berbasis syariah
2. Prinsip-prinsip transaksi syariah
3. Kebijakan dan prinsip-prinsip akuntansi syariah
4. Siklus akuntansi berbasis syariah
5. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan elemen-elemen laporan keuangan
syariah

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode penelitian deskriptif.

Pembahasan A. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian


Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)
1. Tujuan dan Ruang Lingkup
KDPPLKS
KDPPLKS berlaku untuk semua
transaksi syariah yang dilaporkan oleh
entitas syariah maupun entitas
konvensional baik dari sektor publik
maupun swasta yang nantinya akan
menjadi acuan bagi Penyusun Standar
Akuntansi Keuangan Syariah, Penyusun
Laporan Keuangan, Auditor, dan
Pemakai Laporan Keuangan. KDPPLKS
menyajikan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi penggunannya, dimana
memiliki ruang lingkup :
1. Tujuan dari Laporan Keuangan
2. Karakteristik Kualitatif Laporan
Keuangan
3. Definisi, pengakuan dan
pengukuran unsur yang
membentuk laporan keuangan.

2. Pengguna dan Kebutuhan Informasi


Terdapat beberapa jenis pengguna
spesifik yang membutuhkan informasi
laporan keuangan syariah diantaranya
Pemberi dana qardh , Pemilik dana
Syirkah Temporer, Pembayar dan
Penerima Dana Zakat Infaq dan Sedekah
(ZIS) dan Wakaf, dan Pengawas Syariah.
Contoh pengguna dari laporan keuangan
syariah yaitu Investor, Pemberi dana
qardh, Karyawan, Pemerintah, dan lain-
lain yang memiliki kebutuhan informasi
yang berbeda-beda pula.

B. Asas Transaksi Syariah


Asas yang digunakan dalam transaksi syariah
didasari pada beberapa prinsip seperti
Persaudaraan (ukhuwah), Keadilan (‘adalah),
Kemaslahatan (maslahah), Keseimbangan
(tawazun), dan Universalisme (syumuliyah).

Penerapan prinsip keadilan dalam bingkai


muamalah yaitu melarang adanya Riba,
Kezaliman, Maysir (bersifat spekulatif atau
gambling), Gharar (ketidakjelasan, manipulasi,
dan eksploitasi), dan Haram.

C. Karakteristik Transaksi Syariah


Karakteristik transaksi syariah antara lain hanya
dilakukan dalam prinsip saling paham dan saling
ridha, prinsip kebebasan bertransaksi (selama
hal tersebut thayyib), Uang sebagai alat tukar
bukan komoditas, tidak mengandung unsur yang
dilarang dalam muamalah, tidak menganut
prinsip nilai waktu dan uang, dilakukan dengan
perjanjian yang jelas untuk kebaikan semua
pihak, tidak ada najasy maupun ihtikar, dan
tidak mengandung risywah.

D. Laporan Keuangan Syariah


1. Siklus dan Persamaan Akuntansi
Syariah
Alur atau proses akuntansi dari akuntansi
syariah sebenarnya tidak memiliki
perbedaan. Namun, akuntansi syariah
didasari oleh sistem ekonomi islam
sehingga perlu adanya penyesuaian
akun-akun dan akuntansi syariah dan
laporan keuangan syariah.
Persamaan untuk menyusun Laporan
Keuangan Syariah yaitu :

ASET = LIABILITAS + DANA SYIRKAH TEMPORER


+ EKUITAS

Implementasi akun-akun pada akuntansi


syariah antara lain :
1. Kelompok Aset
Meliputi murabahah, salam, dan
istishna’ dan ijarah.
2. Kelompok Liabilitas
Liabilitas pada akuntansi syariah
menggunakan prinsip Wadiah.

2. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan akuntansi
syariah adalah sama dengan tujuan
laporan keuangan akuntansi
konvensional yaitu menyediakan
informasi terkait posisi keuangan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan. Namun
ada beberapa hal yang membedakan
tujuan dari laporan keuangan akuntansi
syariah. Tujuan spesifik dari laporan
keuangan akuntansi syariah yaitu
meningkatkan kepatuhan terhadap
prinsip syariah, memberikan informasi
kepatuhan prinsip syariah, informasi
tentang aset, informasi untuk membantu
pengguna untuk mengevaluasi
pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah, dan informasi terkait tingkat
keuntungan investasi, pemenuhan
kewajiban fungsi sosial entitas syariah.

3. Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang digunakan dalam
laporan keuangan entitas syariah yaitu
dasar akrual dan kelangsungan usaha.
4. Karakteristik Kualitatif Laporan
Keuangan
Ada 5 karakteristik kualitatif laporan
keuangan yaitu dapat dipahami, relevan,
keandalan, dapat dibandingkan, dan
penyajian wajar.
5. Unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan entitas syariah yaitu
kegiatan komersial (LPK, LLR, LAK,
LPE), kegiatan sosial (Laporan sumber
dana dan penggunaan dana zakat serta
dana kebajikan), dan komponen yang
mencerminkan kegiatan dan tanggung
jawab khusus entitas syariah tersebut.
Beberapa Unsur dari laporan keuangan
entitas syariah yaitu kinerja, penghasilan,
beban, dan hak pihak ketiga atas bagi
hasil.

E. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan


Keuangan Syariah
1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Syariah
Pengakuan unsur laporan keuangan
syariah (recognition) merupakan proses
pembentukan suatu pos yang memenuhi
definisi unsur serta kriteria pengakuan.
Berikut ini pengakuan atas unsur laporan
keuangan syariah adalah:
1. Aset diakui dalam laporan posisi
keuangan jika manfaat
ekonominya di masa depan
diperoleh entitas syariah dan aset
tersebut mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur dengan
andal.
2. Liabilitas diakui dalam laporan
posisi keuangan jika pengeluaran
sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban
(obligation) sekarang dan jumlah
yang harus diselesaikan dapat
diukur dengan andal.
3. Dana Syirkah Temporer dapat
diakui pada laporan posisi
keuangan hanya jika entitas
syariah memiliki kewajiban
untuk mengembalikan dana yang
diterima melalui pengeluaran
sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi dan jumlah
yang harus diselesaikan dapat
diukur dengan andal.
4. Ekuitas merupakan hak residual
atas aset entitas syariah setelah
dikurangi semua kewajiban dan
dana syirkah temporer.
5. Penghasilan diakui di laporan
laba rugi komprehensif ketika
terjadi kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang
berkaitan dengan peningkatan
aset atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal.
6. Beban diakui dalam laporan laba
rugi jika terjadi penurunan
manfaat ekonomi masa depan
yang berkaitan dengan penurunan
aset atau kenaikan kewajiban,
pengakuan beban terjadi
bersamaan dengan penurunan
aset atau kenaikan liabilitas.

2. Pengukuran Unsur Laporan


Keuangan Syariah
Pengukuran merupakan proses penetapan
jumlah uang untuk mengakui dan
memasukan setiap unsur laporan
keuangan dalam laporan posisi keuangan
dan laporan laba rugi.
Dasar-dasar pengukuran yaitu :
1. Biaya Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran
kas atau setara kas dan kewajiban
dicatat sebesar jumlah yang
diterima dari penukar kewajiban
sebesar jumlah kas
2. Biaya Kini
Aset dinilai dalam jumlah kas
atau setara kas dan kewajiban
dinyatakan dalam jumlah kas atau
setara kas yang tidak
didiskontokan.
3. Nilai Realisasi/Penyelesaian
Aset dinyatakan dalam jumlah
kas atau setara kas dan kewajiban
dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian, yaitu jumlah kas
atau setara kas yang tidak
didiskontokan.

Kesimpulan Dalam modul ini menjelaskan mengenai perbedaan


karakteristik transaksi dan pelaporan keuangan antara
entitas syariah dengan konvensional. Transaksi syariah
yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas
konvensional baik dari sektor publik maupun swasta
yang nantinya akan menjadi acuan bagi Penyusun
Standar Akuntansi Keuangan Syariah, Penyusun
Laporan Keuangan, Auditor, dan Pemakai Laporan
Keuangan. Selain itu, ada pembahasan terkait Asas
Transaksi, Karakteristik Akuntansi Syariah, dan
Proses pelaporan serta pengungkapan akun-akun pada
akuntansi syariah yang dijelaskan secara komprehensif
dan jelas serta terdapat latihan soal untuk
meningkatkan kompetensi pemahaman peserta
terhadap Akuntansi Keuangan Syariah.

Kelebihan 1. Penjelasan terkait Pengguna dan Kebutuhan


Informasi dijelaskan dan dipaparkan dengan
sangat baik dan komprehensif serta dijelaskan
dalam bentuk tabel sehingga lebih memudahkan
pembaca untuk mengidentifikasi dan
memahaminya.
2. Penjelasan mengenai prinsip dan asas yang
diterapkan dalam muamalah dijelaskan dengan
komprehensif dan jelas.

Kekurangan 1. Penjelasan secara spesifik terkait Tujuan dan


Ruang Lingkup dari KDPPLKS masih terbilang
kurang.
2. Adanya salah informasi pada bagian
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
dimana disebutkan di awal ada 4 karakteristik.
Namun, dalam bagiannya ternyata ada 5
karakteristik.

Anda mungkin juga menyukai