Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nimat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi
hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Akuntansi Syariah/Akuntansi islam serta sebagai sarana untuk belajar juga
sebagai sarana mengembangkan opini mahasiswa. Dalam proses penyusunan tugas ini saya
menjumpai hambatan. Namun, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup
baik. Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun sangat saya harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya

Tangerang, 03 Oktober 2017

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Membahas mengenai akuntansi Syariah, tidak akan lepas dengan perhitungan keuangan yang
mesti tertulis secara terperinci dan jelas, agar dapat menghasilkan laporan keungan yang
mudah dipahami oleh semua pihak dan dapat membantu suatu perusahaan dalam
menganalisis keuangannya.
Dalam suatu laporan keuangan akuntansi syariah, ada beberapa faktor yang harus kita pahami
sebelumnya, untuk menunjang laporan-laporan keuangan baik yang masuk maupun yang
keluar dalam suatu perusahaan atau perbankan. Faktor-faktor yang ada akan menjadi acuan
dalam laporan akuntansi adalah : pernyataan posisi keuangan, pernyataan pendapatan,
pernyataan perubahan dalam saham pemilik atau pernyataan saldo laba, pernyataan aliran
kas, pernyataan perubahan dalam investasi terbatas dan setaranya, pernyataan sumber
penggunaan dana zakat serta dana sosial, pernyataan sumber dan penggunaan dana dalam
Qaradh. Faktor-faktor inilah yang akan kita kaji dalam makalah ini untuk membuat kerangka
laporan keuangan syariah secara baik.
Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang di sajikan dalam laporan
keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat di perbandingkan. Akan tetapi,
perlu disadari, bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank karena secara umum laporan
keuangan hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak di
wajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Ada beberapa perbedaan unsur antara laporan keuangan lembaga syariah dan laporan
lembaga keuangan konvensional. Unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan lembaga
syariah antara lain, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas,
laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq
dan shodaqoh, laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan. Sedangkan unsur-unsur
yang ada dalam laporan keuangan lembaga konvensional adalah neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas.

2
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan sejarah penyajian akuntansi syariah berdasarkan
PSAK 101?
2. Apa unsur-unsur dasar laporan keuangan syariah dan karakteristiknya?
3. Siapakah pemakai laporan keuangan syariah?
4. Apa tujuan dari laporan keuangan syariah?
5. Bagaimana prosedur penyajian laporan keuangan syariah?
6. Bagaimana contoh penyajian dalam laporan keuangan syariah?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mengetahui tentang sejarah penyajian laporan keuangan syariah berdasarkan PSAK
101
2. Mengetahui unsur-unsur laporan keuangan syariah serta karakteristiknya
3. Mengetahui siapakah pemakai laporan keuangan syariah
4. Mengetahiu tujuan laporan keuangan syariah
5. Mengetahui tata cara penyajian laporan keuangan syariah
6. Mengetahui contoh penyajian laporan keuangan syariah

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101)


PSAK 101 pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK ini menggantikan ketentuan
terkait penyajian laporan keuangan syariah dalam PSAK 59, Akuntansi Perbankan Syariah
yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002.
Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka
seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan
kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.
Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK 101 mengalami amandemen dan revisi
sebagai berikut :
1. 16 Desember 2011 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1 penyajian laporan
keuangan
2. Dewan Standar Akuntansi Syariah telah menyetujui ED PSAK 101 (revisi 2011)
tentang penyajian laporan keuangan syariah dalam rapat pada tanggal 12 Januari 2011
untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi,
pengurus dan anggota IAI, dan pihak lain. Komponen PSAK 101 (Revisi 2011)
meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber
dan penggunaan dana kebajikan, catatan atas laporan keuangan
3. 15 Oktober 2014 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1 terkait penyajian
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

2.2 Ikhtisar ringkas


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(selanjutnya disebut PSAK 101) menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan
umum untuk entitas syariah. Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan
keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan atas
transaksi syariah

4
PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan syariah,
antara lain terkait : Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK, dasar akrual,
materialitas dan penggabungan, saling hapus, frekuensi pelaporan, informasi komparatif,
konsistensi Penyajian
PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan keuangan syariah,
mencakup : laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.
Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga
syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti
model SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.
SAS ini terdiri dari PSAK 100 sampai dengan PSAK 106 yang mencakup kerangka
konseptual, penyajian laporan keuangan syariah, akuntansi murabahah, akuntansi salam,
akuntansi istishna, akuntansi mudharabah, akuntansi musyarakah

2.3. Unsur-unsur Laporan Keuangan Syariah


1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
7. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
8. Catatan atas laporan keuangan

Empat laporan pertama adalah unsur laporan keuangan yang sudah dikenal selama ini secara
konvensional, sedangkan tiga yang terakhir bersifat khas. Ketiga laporan yang terakhir
muncul akibat perbedaan peran dan fungsi bank syariah, dibandingkan bank konvensional

5
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan entitas syariah
adalah sebagai berikut :
1. laporan posisi keuangan
a. Aset (Assets), adalah sumber daya yang dikuasai entitas syariah masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat eknomi masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas syariah.
b. Liabilitas (Liabilities) adalah utang entitas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber
daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Dana Syirkah Temporer (Temporary Syirkah Funds) DST adalah dana yang diterima
sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di
mana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana
tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan. Contoh DST
adalah investasi mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan Dana syirkah
temporer tidak dapat digolongkan liabilitas karena entitas syariah/pengelola dana
tidak berkewajiban mengembalikan dana jika terjadi kerugian, kecuali kerugian
tersebut karena kelalaian dan wanprestasi entitas syariah/pengelola dana. Sedang
karakter liabilitas adalah kewajiban yang harus dikembalikan baik dalam kondisi
untung atau rugi. Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan ekuitas karena
memiliki jangka waktu/jatuh tempo dan pemilik dana syirkah temporer tidak memilik
hak kepemilikan seperti pemegang saham. Sedang karakter modal adalah tidak
memiliki jatuh tempo dan pemilik modal memiliki hak kepemilikan
d. Ekuitas (Equity) adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua
liabilitas dan dana syirkah temporer
2. laporan laba rugi
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal

6
Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan
(gains). Pendapatan timbul karena aktivitas utama entitas syariah seperti margin
penjualan, ujrah sewa, bagi hasil, dan fee jasa. Sedang keuntungan mencerminkan pos
lainnya yang memenuhi kriteria penghasilan tapi bukan dari aktivitas utama.
b. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer adalah bagian bagi hasil
pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah
dalam suatu periode laporan keuangan. Unsur ini tidak bisa dikelompokkan sebagai
unsur beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi)
c. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.
3. Laporan perubahan ekuitas
Unsur laporan perubahan ekuitas entitas syariah sama dengan laporan perubahan ekuitas pada
umumnya yaitu semua bentuk perubahan komponen modal suatu entitas baik penambahan
ataupun pengurangan.
4. Laporan arus kas
Unsur laporan arus kas entitas syariah juga sama dengan unsur laporan arus kas pada
umumnya yang menggambarkan kenaikan dan penurunan kas dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan
5. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat
Unsur laporan sumber dan penyaluran dana zakat adalah sumber dana zakat dan penyaluran
dana zakat.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
Unsur laporan sumber dan penggunaaan dana kebajikan adalah sumber dana kebajikan dan
penggunaan dana kebajikan.
7. Catatan atas laporan keuangan (CALK)
Catatan atas laporan keuangan (CALK) terdiri dari unsur kebijkan akuntansi dan penjelasan
atas informai keuangan.

7
2.4 Karakteristik kualiatatif informasi keuangan syariah
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu dapat
dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan
a. Dapat dipahami
Maksud karakteristik dapat dipahami adalah pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis dengan ketekunan
yang wajar, namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan
bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu
b. Relevan
Maksud karakteristik relevan adalah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa
kini, atau masa depan dengan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu
c. Andal
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan disajikan secara jujur dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entiitas syariah antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan
secara konsisten untuk entitas syariah tersebut, antarperiode entitas syariah yang
sama, dengan entitas syariah yang berbeda maupun dengan entitas lain

8
Sesuai dengan karakteristiknya, laporan keuangan entitas syariah antara lain meliputi
beberapa komponen :
1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegitan komersial, meliputi
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas
2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial, meliputi
laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan dana
penggunaan dana kebajikan
3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerninkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut

Karakteristik transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial dan non
komersial, transaksi yang bersifat komersial seperti investasi untuk mendapatkan bagi hasil,
jual beli barang untuk medapatkan laba, atau pemberian layanan untuk mendapatkan imbalan
sedangkan transaksi syariah yang bersifat non komersial seperti pemberian pinjaman atau
talangan (Qardh), penghimpunan dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sodaqoh,
wakaf dan hibah, kedua transaksi tersebut harus memenuhi persyaratan syariah agar terbebas
dari yang dilarang

2.5 Pemakai laporan keuangan syariah


Pemakai laporan keuangan syariah meliputi investor sekarang dan investor potensial,
pemilik dana qardh, pemilik dana pembiyaan dana mudharabah, pemilik dana titipan,
pembayar dan penerima zakat, infak, sodaqoh dan wakaf, pengawas syariah, karyawan,
pemasok dan mitra usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, serta lembaga-lembaganya dalam
masyarakat. Para pemaai tersebut memakai laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang berbeda

9
Kebutuhan informasi bagi kebutuhan masing-masing adalah sebagai berikut :
1. Investor sekarang dan investor potensial adalah pihak yang menanamkan dananya
untuk memiliki usaha yang ada atau yang akan dilaksakan. Biasanya, bukti
kepemilikan diwujudkan dalam bentuk surat saham. Investor sekarang adalah orang
atau institusi yang telah memiliki surat saham suatu perusahaan, sedangkan investor
potensial adalah orang atau institusi yang hendak membeli surat saham suatu
perusahaan. Baik investor sekarang atau investor potensial berkepentingan dengan
resiko yang melekat serta hasil dari investasi yang sedang atau akan dilakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
2. Pemberi dana qardh adalah individu atau institusiyang memberika pinjaman kepada
entitas syariah yaitu pinjaman dengan pengembalian sejumlah uang yang sama
dengan yang dipinjam. Pemberi qardh membutuhkan informasi yang memungkinkan
atau menyimpulkan apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo
3. Pemilik dana syirkah temporer adalah individu atau institusi yang menginvestasikan
dananya pada entitas syariah secara temporer dengan menggunakan skema bagi hasil
(nisbah). Pemilik dan syirkah membutuhkan informasi untuk mengetahui tingkat
keamanan dan keuntungan dana yang diinvestasikan dan sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk menarik, mempertahankan atau menambah dana yang diinvestasikan
4. Pemilik dana titipan adalah institusi atau orang yang menitipkan dananya di entitas
syariah dengan skema wadiah atau penitipan tanpa adanya kewajiban yang dititipi
untuk memberikan penambahan bagi penitip. Membutuhkan informasi agar dapat
mengetahui apakah dana titipan dapat diambil setiap saat
5. Pembayar dan penerima zakat, infak, sodaqoh dan wakaf membutuhkan informasi
mengenai sumber dana dan penyaluran dana tersebut
6. Pengawas syariah adalah orang yang ditugaskan oleh dewan syariah nasional untuk
mengawasi kepatuhan suatu entitas syariah terhadap prinsip syariah
7. Karyawan adalah individu yang bekerja pada entitas syariah atau kelompok-
kelompok yang mewakili kepentingan mereka dalam hubungannya dengan entitas
syariah

10
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya membutuhkan informasi agar mereka dapat menilai
apakah jumlah yang terutang akan dibayar ada saat jatuh tempo
9. Pelanggan membutuhkan informasi untuk kelangsungan hidup entitas syariah,
terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
10. Pemerintah berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas entitas syariah,
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas entitas syariah, menetapkan
kebijakan pajak, serta sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan
lainnya.

2.6 Laporan keuangan syariah dan Tujuan laporan keuangan syariah


a. Laporan keuangan syariah
Laporan keuangan syariah adalah serangkaian proses dari pelaporan keuangan syariah.
Laporan keuangan syariah dibuat untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Tujuan laporan
keuangan syariah lebih banyak daripada tujuan laporan keuangan konvensional. hal ini tidak
terlepas dari multifungsi yang diperankan oleh entitas syariah.
b. Tujuan laporan keuangan syariah dibagi menjadi 3 yang utama yaitu :
1. Menyediakan informasi keuangan. Ini merupakan tujuan yang paling pokok dari
laporan keuangan yaitu menyediakan informasi keuangan entitas syariah pada satu
periode akuntansi. Dari informasi keuangan para pengguna dapat menjadikan laporan
keuangan sebagai rujukan atau bahan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti
keputusan investasi oleh investor, keputusan ekspansi oleh manajemen, dll. Informasi
keuangan ini tersaji pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan laporan perubahan ekuitas
2. Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah (sharia compliance).
Selain menyediakan informasi keuangan, laporan keuangan syariah juga menyediakan
informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah. Jadi, dari laporan keuangan syariah
dapat dilihat apakah aktivitas entitas syariah telah sesuai dengan prinsip syariah atau
belum Contoh perlakuan pendapatan bunga yang diperoleh entitas syariah, apakah
diakui sebagai pendapatan bunga atau dana sosial. Informasi ini sangat dibutuhkan
oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk proses pengawasan

11
3. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab sosial Sebagai bentuk
pemenuhan tanggung jawab sosial, entitas syariah juga menyediakan informasi sosial
dalam laporan keuanganya. Informasi ini disajikan pada laporan sumber dan
penyaluran dana zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. Laporan
keuangan syariah wajib menyediakan informasi sosial, walaupun secara pelaksanaan
belum dilakukan Selain itu tujuan lainnya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban. Pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada,
serta bagaimana perolehan dan penggunaannya
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tangggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer serta informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi
sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,
dan wakaf
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas syariah yang meliputi aset, kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas,
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, arus kas, dana zakat dan dana
kebajikan.
Laporan keuangan juga menunujukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
ingin menilai apa yang telah diakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup
misalnya keptusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam entitas syariah atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen

2.7 Penyajian Laporan Keuangan Syariah


12
1) Laporan posisi keuangan (neraca)
Neraca yang kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan, melaporkan aset,
liabilitas, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Laporan keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam
sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya
bersih.
Dengan demikian, neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas di masa depan. Unsur-unsur dari sebuah neraca adalah Aset, liabilitas, dan ekuitas.
Penyajian aset pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan atas aset
yang dibiayai oleh bank sendiri dan aset yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana
investasi tidak terikat, dilakukan secara terpisah
2) Laporan laba dan rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama
periode waktu tertentu. Laporan laba rugi merupakan ukuran kinerja entitas syariah yang
juga merupakan dasar bagi ukura yang lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per
saham serta menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk
membantu mereka memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus
kas masa depan
3) Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyediakan informasi yang relevan mengenai
penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode dan disusun
berdasarkan dengan PSAK terkait
4) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah perubahan ekuitas entitas syariah menggambarkan
peningkatan atau penururnan aset neto atau kekayaan selama periode yang bersangkutan .
suatu entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama
laporan keuangan dalam PSAK 101

Laporan perubahan ekuitas harus menunjukkan hal-hal sebagai berikut :


13
Laba atau rugi neto periode yang bersangkutan
Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang
berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas
Pengaruh kumulatif dari pengaruh kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap
kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait
Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya
Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio serta
cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan
5) Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
6) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
Zakat adalah besarnya zakat yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk periode akuntansi
perhitungan zakat. Aspek zakat hanya muncul pada bahasan tentang laporan dana zakat yang
dikelola oleh entitas syariah sebagai amil zakat.
Dalam literatur akuntansi syariah, kepatuhan entitas syariah dalam menghitung dan
membayar zakat merupakan salah satu bentuk kepatuhan pada entitas syariah islam. Dengan
demikian, dengan adanya kebutuhan untuk mengevaluasi kepatuhan bank syariah dalam
perhitungan dan pembayaran zakat, semestinya rekening zakat yang harus dikeluarkan oleh
bank syariah merupakan rekening utama yang mesti muncul dalam laporan laba rugi bank
syariah. Konsisten dengan konsep akrual basis dalam laporan laba rugi, semestinya zakat
diakui dengan menggunakan dasar akrual dan bukan dasar kas seperti yang pernah
dipraktekan oleh industri perbankan syariah
Entitas syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana zakat sebagai komponen
utama laporan keuangan. Unsur dasar dari laporan sumber dan penggunaan dana zakat
meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo dana zakat
yang menunjukan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu

14
Dana zakat tidak diperkenankan untuk menutup penyisihan kerugian aset produktif, bank
syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat sebagai komponen utama laporan
keuangan menunjukkan :
a. Dana zakat yang berasal dari wajib zakat (Muzakki)
Zakat dari dalam entitas syariah
Zakat dari pihak luar entitas syariah
b. Penggunaan dana zakat melalui lembaga amil zakat untuk:
Fakir
Miskin
Hamba sahaya (riqab)
Orang yang terlilit hutang (gharim)
Orang yang baru masuk Islam (muallaf)
Orang yang berjihad (fisabilillah)
Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil)
Amil
c. Kenaikan dan penurunan sumber dana zakat
d. Saldo awal zakat
e. Saldo akhir zakat
7) Laporan sumber dan pengguna dana kebajikan
Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan (qardhul hasan)
sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan :
a. Sumber dana kebajikan yang berasal dari penerimaan :
Infaq
Shadaqah
Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
Pengembalian dana kebajikan produktif
Denda
Dan pendapatan non halal

15
b. Penggunaan dana kebajikan untuk :
Dana kebajikan produktif
Sumbangan
Penggunaan lainnya untuk umum
Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
Saldo awal dana penggunaan dana kebajikan
Saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan
8) Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan material yang perlu unutuk
menyajikan laporan keuangan tersebut memadai, relevan, dan bisa dipercaya (andal) bagi
para pemakainya. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam laporan keuangan utama.
Catatan atas laporan keuangan suatu entitas syariah harus mengungkapkan hal-hal sebagai
berikut :
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijkan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
Informasi diwajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan
dana zakat dan laporan penggunaan dana zakat
Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secara wajar
Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami laporan keuangan dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas syariah lain, catatan atas laporan
keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut :
Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan
Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos
tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan
keuangan
Pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen, dan pengungkapan keuangan
lainnya serta pengungkapan yang bersifat non keuangan

16
2.8 Contoh laporan keuangan bank muamalat Tbk (Tahun 2016)
1. Laporan posisi keuangan (Neraca)

17
Laporan posisi keuangan(Lanjutan)

Laporan posisi keuangan (Lanjutan)


18
19
Laporan posisi keuangan (Lanjutan)

20
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya

21
3. Laporan perubahan ekuitas

22
4. Laporan arus kas

23
5. Laporan Rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil

24
6. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat

25
7. Laporan sumber dana dan penggunaan dana kebajikan

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu laporan keuangan dapat bermanfaat
apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan,
andal dan dapat dibandingkan. Laporan keuangan juga tidak hanya mencakup pernyataan
mengenai keuangan tetapi juga merupakan sarana komunikasi informasi yang berhubungan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Laporan keuangan juga dapat menggambarkan
keadaan laporan keuangan bank syariah yang menyajikan data periode sekarang dan data
periode yang baru.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/syariah

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-64-psak-101-penyajian-
laporan-keuangan-syariah

28

Anda mungkin juga menyukai