Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 3 : Heriyana dkk

Materi UAS *Etika bisnis dan profesi

BAB I
PENDAHULUAN

Para pengambil keputusan memerlukan suatu informasi keuangan sebagai acuan dan
dasar pijakan dalam memutuskan rencana strategi bisnisnya dimasa depan. Gambaran kekuatan
financial, kemampuan menghasilkan keuntungan yang signifikan, seberapa besar sumbangsih
dalam pemasukan negara melalui pajak ataupun pungutan, berapa besar entitas tersebut
menyerap tenaga kerja dan lain sebagainya tersaji dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh
entitas tersebut.
Informasi-informasi keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
ekuitas dihasilkan dari suatu proses akuntansi yang dilakukan oleh pribadi-pribadi profesi yang
tidak bebas dari unsur perilaku. Bisa saja laporan keuangan yang dikeluarkan berbeda sesuai
dengan permintaan kebutuhan pengguna, untuk kebutuhan investor maka laba yang ditonjolkan
sedangkan untuk kebutuhlan laporan ke pemerintah meminimalkan pendapatan untuk menekan
kewajiban pajaknya.
Kewajaran suatu laporan keuangan dinilai dan diperiksa oleh pemeriksa yang mengeluarkan
hasil pemeriksaannya berupa opini atau pendapat. Laporan keuangan yang telah diperiksa dan
memperoleh opini dari kantor akuntan publik pun tidak terbebas dari unsur perilaku.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,
menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003 : 114). Menurut Skinner,
seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:113), merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

2.2Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno.Bentuk tunggal kata etika
yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta ethaberarti adat istiadat atau
kebiasaan. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Ini berarti etika berkaitan
dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang
dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang
lain.
Menurut Keraf dalam buku etika bisnis tuntutan dan relevansinya (2012) etika dapat dirumuskan
sebagai refleksi kritis dan rasionalmengenai (a) nilai dan norma yang menyangkut bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia; dan mengenai (b) masalah-masalah kehidupan
manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma moral yang umum diterima.
Kata etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988 mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

2
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya mengharapkan agar orang bertindak
sesuai dengan nilai dan norma moral yang berlaku karena kesadaran bahwa hal itu memang baik
bagi dirinya dan baik bagi orang lain.
2.3 Pengertian Profesi
Keraf merumuskan profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi
(moral) yang mendalam.Profesi sendiri berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai
dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih
luas menjadi kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang
dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-
norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus
melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi
kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan
ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan
pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah
dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh
kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Ciri-ciri Profesi :
1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus.
2. Adanya komitmen moral yang tinggi.
3. Biasanya orang yang profeional adalah orang yang hidup dari profesinya
4. Pengabdian kepada masyarakat
5. Pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut
6. Kaum professional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi
Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh Profesi Akuntansi sehingga berhak disebut sebagai
salah satu profesi.Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi
maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada.

3
Jenis profesi akuntansi yang ada antara lain :
1. Akuntan Publik
Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang
bersifat independen. Yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian
memberikan pendapat/asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
2. Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di
perusahaan-perusahaan.Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di
perusahaan.
3. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di
lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuah Universitas, atau lembaga pendidikan
lainnya.Akuntan pendidik bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak-pihak
yang membutuhkan.
4. Akuntan Internal
Akuntan internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya
berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
5. Konsultan SIA/SIM
Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan
utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sistem
informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu
menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi
makanan sehari-harinya.Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-
pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.
6. AkuntanPemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang
tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan
oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan
oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan

4
kepada pemerintah.Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah,
namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan
Instansi Pajak.
Peranan Akuntan adalah penasihat bisnis independen.Akuntan dapat menawarkan berbagai
layanan. Akuntan dapat didaftarkan auditor, dapat mengatur sistem akuntansi klien, bisa menjadi
penasihat pada perencanaan pajak, atau detektor penipuan dan penggelapan, dapat melakukan
penganggaran dan analisis laporan keuangan, menyarankan klien pada keputusan pembiayaan,
memberikan pengetahuan khusus dan dapat membantu menjaga etika lingkungan.
2.4Pengertian Akuntansi
Definisi akuntansi seperti yang diberikan oleh Komite Terminologi dari American
Institute of Certified Public Accoutants adalah: Akuntansi adalah suatu seni pencatatan,
pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang,
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang paling tidak sebagian di antaranya, memiliki sifat
keuangan, dan selanjutnya menginterpretasikan hasilnya.
Dari konsep informasi kuantitatif akuntansi didefinisikan sebagai suatu aktivitas jasayang
fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang
bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi,
dan dalam menentukan pilihan diantara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada.
Definisi-definisi di atas menjelaskan akuntansi sebagai suatu seni atau suatu aktivitas jasa
dan mengartikan bahwa akuntansi meliputi beragam teknik yang dianggap berguna untuk
bidang-bidang tertentu. The Handbook of Accounting menegaskan bidang-bidang dimana
akuntansi dapat memberikan manfaatnya: pelaporan keuangan, penentuan dan perecanaan pajak,
audit-audit independen, pemrosesan data dan sistem informasi, akuntansi manajemen dan biaya,
akuntansi laba nasional, dan konsultasi manajemen.
Sifat-sifat baik (virtue) dari praktik akuntansi meliputi:
Kejujuran dari akuntan pada umumnya dan auditor pada khususnya,
Memiliki kepedulian terhadap status ekonomi pihak lain dalam bentuk penyelenggaraaan dan
akuntabilitas,

5
Sensitif terhadap nilai kerja sama dan konflik dengan mengantisipasi terjadinya konflik dan
menciptakan adanya semacam penegakan kerja sama melalui penggunaan teknik-teknik
akuntansi manajemen,
Sifat akuntansi yang komunikatif dengan menceritakan pengalaman-pengalaman ekonomi
melalui dialog-dialog akuntansi,
Penyebaran informasi ekonomi dengan memberikan informasi mengenai ekonomi untuk
pengambilan keputusan.
Tetapi kadang kala realisasi dari sifat-sifat di atas di halangi oleh kendala-kendala seperti:
Dominasi dari imbalan eksternal yang mengancam kebebasan auditor,
Kekuatan institusi yang merusak,
Kegagalan membedakan antara sifat yang baik dan hukum.
Peranan dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku ekonomi yang
diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan dalam lingkungannya yang berguna bagi
penggunanya dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi penting dan strategis .
2.5Pengertian Etika Profesi
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral
dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Dalam buku Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya, Keraf menggambarkan skema etika
sebagai berikut :
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau
lingkup kerja tertentu, contoh : medis/dokter,pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science
dan sebagainya.Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen
(klien atau objek). Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya
dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagisetiap orang yang
mengemban profesi yang bersangkutan.Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan

6
atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh setiap profesi.
Menurut Chua dkk (1994) menyatakan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan
perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi
tertentu. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode
etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral danmengatur tentang perilaku
professional (Agoes, 1996). Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi
adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.
Para pelaku bisnis ini diharapkan memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi (Abdullah dan
Halim, 2002).Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap etika profesi adalah akuntan publik,
penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002).
Menurut International Federation of Accountants (dalam Regar, 2003) yang dimaksud
dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di
bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan
sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan
sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan
konsultan manajemen.
Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya,
misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa
syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi,
mempercayai hasil kerjanya.
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia.Kode
etik ini mengikat para anggota IAI dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan
atau belum menjadi anggota IAI. Kode etik ialah norma perilaku yang mengatur hubungan antara
akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan sejawat, dan antara profesi
denganmasyarakat (Sriwahjoeni,2000). Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika, yang
pada dasarnya bertujuan untuk melindungi kepentingan anggota dan kepentingan masyarakat
yang menggunakan jasa profesi.Terdapat dua sasaran pokok dari kode etik ini yaitu, pertama,
kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik

7
secara sengaja ataupun tidak sengaja dari kaum profesional. Kedua, kode etik juga bertujuan
melindungi keluhuran profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang-orang tertentu yang
mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998)
Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya dengan profesi lain
yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya (Boynton dan Kell, 1996).Kode
etik berkaitan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesi,
terdapat empat prinsip di dalam etika profesi (Keraf, 1998) yaitu :
1. Prinsip tanggung jawab
2. Prinsip keadilan
3. Prinsip otonomi
4. Prinsip integritas moral
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme
tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk
mencapai Tujuan tersebut terdapat 4 (empat) kebutuan dasar yang harus dipenuhi :
Kredibilitas.
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
Profesionalisme.
Diperlukan individu yang denga jelas dapat diindentifikasikan oleh pamakai jasa akuntan sebagai
profesional dibidang akuntansi.
Kualitas Jasa.
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan stndar
kinerja yang tinggi.
Kepercayaan.
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang
melandasi pemebrian jasa oleh akuntan.
Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.Sejalan

8
dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan
sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat
dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua
anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.Satu
ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan
memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri
dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan
keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan
publik.Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang
dilayani anggota secara keseluruhan.Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku
akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
negara.Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham
bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika
yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.Dan semua anggota mengikat dirinya
untuk menghormati kepercayaan publik.Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya,
anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa.Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan

9
pribadi.Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas
dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai
kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi
manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan,
melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di
industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin
masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas
pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi
dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.Hal ini
mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan
konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman.Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki
keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki.
Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat
pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa
dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi
anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada
pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan

10
kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang
diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan
luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai
kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang
diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan
setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku
yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan
2.6Prinsip-Prinsip Umum
Kode Etik Akuntan Profesional (The Code of Ethics for Profesional Accountants)
mengadopsi prinsip-prinsip umum, karena tidak mungkin untuk mengantisipasi setiap
kemungkinan situasi yang akan menimbulkan masalah etika bagi akuntan profesional. Dengan

11
demikian, prinsip-prinsip umum ini akan memberikan dasar untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip-prinsip utama.
Penegakan kode etik profesi akuntansi di Indonesia dilaksanakan oleh sekurang-kurangnya enam
unit organisasi, yaitu : KantorAkuntan Publik, Unit Peer Revier Kompartemen, Akuntan Publik,
IAI, Departemen Keuangan RI dan BPKP. Selain keenam unit organisasi diatas, pengawasan
terhadap kode etik juga dapat dilakukan sendiri oleh para anggota dan pimpinan KAP.
IkatanAkuntan Indonesia untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan
Indonesia padakongresnya tahun 1973, yang kemudian disempurnakan dalam kongres IAI
tahun 1981, 1986, 1994, 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh IAI dalam kongresnya
tahun 1998 diberi nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode Etik IAI dibagi menjadi
empat bagian berikut ini : (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3) Interpretasi Aturan Etika dan
(4) Tanya Jawab. Aturan etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari :
1. Independensi, Integritas dan Obyektivitas
2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
3. Tanggung Jawab kepada Klien
4. Tanggung Jawab kepada Rekan Se-profesi
5. Tanggung Jawab dan Praktik Lain
2.7Aturan dan Interpetasi Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini
dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan
interpretasi baru untuk menggantikannya.
2.8Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat
terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping
itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh
opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh
organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.

12
Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan
pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi
kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
2.9Kode Etik mengandung Ancaman
Umumnya, ancaman muncul akibat dari salah satu sebab berikut.
Kepentingan pribadiketika kepentingan keuangan dari auditor atau kerabatnya terlibat.
Penelaahan pribadiketika seorang auditor menelaah suatu situasi yang merupakan
konsekuensi penilaian sebelumnya atau nasihat dari auditor atau perusahaan tempat sang
auditor bekerja.
Advokasiketika auditor mendukung suatu posisi atau opini yang mengakibatkan
berkurangnya objektivitas auditor tersebut.
Kesepahamanketika seorang auditor menjadi sangat perhatian terhadap kepentingan pihak
lain disebabkan karena hubungan dekat dengan pihak tersebut.
Intimidasiketika tindakan yang akan dilakukan auditor dapat dinegosiasikan dengan
menggunakan ancaman nyata ataupun ancaman palsu.
Kode etik mengidentifikasikan dua kategori pengamanan yang mampu mengurangi ancaman
sampai pada tingkat yang dapat diterima.Berikut ini adalah hal-hal yang terkait dengan
pengamanan.
Profesi, legislasi, dan regulasimencakup pendidikan, pelatihan dan ketentuan pendidikan
profesional berkelanjutan, peraturan tata kelola perusahaan, standar profesi, pengawasan
hukum atau profesi dan penegakan hukum.
Lingkungan kerjasangat bergantung pada kultur dan proses yang diterapkan pada kantor
akuntan publik tersebut.

13
BAB III
KASUS

3.1 KASUS MUZATEK JAYA 2004


Dalam Kode Etik Profesi Akuntan telah diatur bagaimana seharusnya para akuntan
bertindak.Akan tetapi pada kenyataannya, selalu ada penyimpangan- penyimpangan yang
dilakukan oleh para akuntan. Penyimpangan- penyimpangan ini tentunya berdampak kurang baik
terhadap kredibilitas maupun nama baik akuntan di mata masyarakat.
Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul.Menteri Keuangan pun
memberi sanksi pembekuan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan
izin Akuntan Publik (AP) Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs.
Mitra Winata dan Rekan selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007. Kepala Biro
Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers yang diterima
Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin diberikan karena akuntan
publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya
tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga telah
melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum
atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau
sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.
Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum,
review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan juga dilarang menjadi pemimpin
rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah
diberikan, serta wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL). Pembekuan izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003

14
3.2 ANALISIS KASUS PT.MUZATEK JAYA
Dalam kasus tersebut, sanksi pembekuan izin diberikan karena akuntan publik tersebut
melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Berdasarkan etika
profesi akuntansi, auditor tersebut telah melanggar prinsip keempat, yaitu prinsip objektivitas.
Dimana setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya
tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Drs. Petrus Mitra Winata. Selain
itu, Petrus juga telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan
melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan
Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.
Sebagai seorang akuntan publik, Drs. Petrus Mitra Winata seharusnya mematuhi Standar Profesi
Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku.Ketika memang dia harus melakukan jasa audit, maka
audit yang dilakukan pun harus sesuai dengan Standar Auditing (SA) dalam SPAP.
Penelitian terhadap perilaku akuntan telah banyak dilakukan baik di luar negeri maupun di
Indonesia.Penelitian ini dipicu dengan semakin banyaknya pelanggaran etika yang terjadi.Dari
kondisi tersebut banyak peneliti yang ingin mencari tahu mengenai faktor faktor apa saja yang
menjadi penentu atau mempengaruhi pengambilan keputusan tidak etis atau pelanggaran
terhadap etika.
Trevino (1990) menyatakan bahwa terdapat dua pandangan mengenai faktor faktor
yang mempengaruhi tindakan tidak etis yang dibuat oleh seorang individu.Pertama, pandangan
yang berpendapat bahwa tindakan atau pengambilan keputusan tidak etis lebih dipengaruhi oleh
karakter moral individu.Kedua, tindakan tidak etis lebih dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya
sistem reward dan punishment perusahaah, iklim kerja organisasi dan sosialisasi kode etik
profesi oleh organisasi dimana individu tersebut bekerja.
Sementara Volker menyatakan bahwa para akuntan profesional cenderung mengabaikan
persoalan etika dan moral bilamana menemukan masalah yang bersifat teknis, artinya bahwa
para akuntan profesional cenderung berperilaku tidak bermoral apabila dihadapkan dengan suatu
persoalan akuntansi.
Selain itu Finn Etal juga menyatakan bahwa akuntan seringkali dihadapkan pada situasi
adanya dilema yang menyebabkan dan memungkinkan akuntan tidak dapat independen. Akuntan

15
diminta untuk teta independen dari klien, tetapi pada saat yang sama kebutuhan mereka
tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga seringkali akuntan berada dalam
situasi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil temuan auditor tidak sesuai dengan harapan
klien, sehingga menimbulkan konflik audit. Konflik audit ini akan berkembang menjadi sebuah
dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan
independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi atau tekanan di
sisi lainnya.
Situasi dilematis sebagaimana yang digambarkan di atas adalah situasi yang sangat sering
dihadapi oleh auditor.Situasi demikianlah yang menyebabkan terjadinya pelanggaran terhada
etika dan sangat wajarlah apabila ketika para pemakai laporan keuangan seperti investor dan
kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi akuntan sebagai pihak independen yang
menilai kewajaran laporan keuangan.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Etika berhubungan dengan tingkah laku manusia berupa adat istiadat, nilai, tata cara yang
baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sedangkan Profesi suatu
pekerjaan yang dibutuhkannya pelatihan dan keahlian khusus dibidangnya.Etika merupakan
aturan-aturan yang dijadikan pedoman atau dasar bagi seseorang dalam melakukan sesuatu.
Tanpa etika, maka kehidupan manusia akan kacau-balau. Etika profesi adalah aturan-aturan atau
norma-norma yang dijadikan dasar atau pedoman bagi seorang professional dalam melaksanakan
pekerjaannya sehari-hari.
Setiap profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk
aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang
bersangkutan.Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi
tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap
profesi.Etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan
pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia.Kode
etik ini mengikat para anggota IAI dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan
atau belum menjadi anggota IAI.
Meskipun sudah banyak aturan dan kode etik yang disusun baik itu oleh DepKeu dan IAI, tetapi
masih banyak juga kasus pelanggaran yang terjadi yang dilakukan oleh para akuntan terkait
dengan kode etik tersebut. Memang saat ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa
pemberhentian praktek audit oleh dewan kehormatan akibat melanggar kode etik dan standar
profesi akuntan, tetapi bukan berarti seorang akuntan dapat bekerja sekehendaknya. Setiap orang
yang memegang gelar akuntan, wajib menaati kode etik dan standar akuntan, utamanya para
akuntan publik yang sering bersentuhan dengan masyarakat dan kebijakan pemerintah.Etika
yang dijalankan dengan benar menjadikan sebuah profesi menjadi terarah dan jauh dari skandal.
Oleh karena itu, setiap akuntan sewajibnya memegang teguh prinsip prinsip dalam kode etik
profesi akuntansi. Kekuatan dalam kode etik profesi itu terletak pada para pelakunya masing -
masing, yaitu di dalam hati nuraninya. Jika setiap akuntan mempunyai integritas tinggi, dengan

17
sendirinya dia akan menjalankan prinsip kode etik dan standar akuntan dalam setiap tugas dan
pekerjaan yang dilakukannya.
Demikianlah salah satu hal yang membedakan suatu profesi akuntansi adalah penerimaan
tanggungjawab dalam bertindak untuk kepentingan publik.Oleh karena itu tanggungjawab
akuntan profesional bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien atau pemberi kerja,
tetapi bertindak untuk kepentingan publik yang harus menaati dan menerapkan aturan etika dari
kode etik.
Berbagai kasus pelanggaran etika seharusnya tidak terjadi apabila setiap akuntan mempunyai
pengetahuan, pemahaman, dan kemauan untuk menerapkan nilai nilai moral dan etika secara
memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.Oleh karena itu terjadinya berbagai kasus
sebagaimana disebutkan di atas, seharusnya memberi kesadaran kepada setiap akuntan untuk
lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan profesi akuntansi.
Kode etik suatu profesi pada dasarnya bertujuan untuk melindungi kepentingan anggota
dan kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi dengan sasaran
pokokmelindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara sengaja
ataupun tidak sengaja dari kaum professional dan melindungi keluhuran profesi
tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang-orang tertentu yang mengaku dirinya professional.
Etika profesi akuntan tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Kalau semua
tingkah laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang
salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan sangsi
untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sonny Keraf . 2012. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Edisi Baru. Penerbit Kanisius
Hartman, Desjardins. 2008. Etika Bisnis, Penerbit Erlangga
Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis & Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat
http://stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/pena-fokus-vol-2-no-1.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yunitafery-5605-2-babii.pdf
http://melvinaliouz.wordpress.com/2012/03/27/etika-bisnis-dan-perkembangannya/
http://ramadhikaw.blogspot.com/2014/01/perkembangan-terakhir-dalam-etika.html?m=1
http://purnama110393.wordpress.com/2014/01/08/perkembangan-terakhir-dalam-etika-bisnis-
dan-profesi/
http://theaccountantkanta.blogspot.com/2010/11/profesi-akuntan-dan-perkembangannya.html
http://pustakamanajemen.wordpress.com/2012/04/19/etika-bisnis/
http://komang4d1.blogspot.com/2013/09/etika-bisnis-di-indonesia.html
http://icharatnasariadu.blogspot.com/2011/11/kasus-pelanggaran-kode-etika-profesi.html

http://irsan90.wordpress.com/2011/11/04/etika-profesi-akuntansi-dan-contoh-kasus/
http://angeliamitchols-angelia.blogspot.co.id/2013/12/kasus-pelanggaran-kode-etik-profesi.html

19

Anda mungkin juga menyukai