Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS LAPORAN DANA ZAKAT PADA LAZISMU BERDASARKAN

KONSEP AKUNTANSI SYARIAH TAHUN 2020


1
Nadratul Hasanah Lubis, 2Murinanda Amalya Parinduri, 3Hijriyani Damanik
4
Luffy Gaeiya Tanjung

ndrthlbs@gmail.com,molin.parinduri@gmail.com,hijriyani326@gmail.com,lgaeiya@gmail.com

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

ABSTRAK

Objek pada penelitian kali ini yaitu untuk menganalisa bagaimana pengaplikasian
pencatatan laporan keuangan Syariah pada badan penghimpun zakat Lazismu. Seperti yang
diketahui belakangan ini banyak sekali Lembaga penghimpun zakat yang mulai hadir di
Indonesia. Agar memudahkan masyarakat dalam berzakat dan bersedekah. Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskripsi yang meninjau mengenai pelaporan keuangan di
Lazismu dan membandingkannya dengan standard yang berlaku. Dalam laporan keuangan
lazismu tahun 2020 terdapat laporan posisi keuangan, laporan perubahan dana, laporan
perubahan aset kelolaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Kata Kunci: Zakat, Pencatatan Zakat, Lembaga Penghimpunan Zakat

ABSTRACT

The object of this research is to analyze how to apply the recording of Islamic financial
statements to the Lazismu zakat collection agency. As is known recently, many zakat collection
institutions have started to appear in Indonesia. To make it easier for people to pay Zakat and
give alms. This study uses a descriptive analysis method that reviews financial reporting at
Lazismu and compares it with applicable standards. In your typical 2020 financial report, there
are statements of financial position, reports of changes in funds, reports of changes in assets
under management, statements of cash flows and notes to financial statements.

Keywords: Zakat, Financial Reporting of Zaka, Zakat Collection Institution


A. PENDAHULUAN

Saat ini akuntansi syariah telah menjadi salah satu alternatif konsep sebagai pengganti
akuntansi konvensional. Konsep akuntansi syariah tidak hanya mementingkan manajemen
dan pemilik modal saja, tetapi juga mementingkan pihak- pihak lain, seperti konsumen,
masyarakat dan bahkan tanggung jawabnya kepada Tuhan. Triyuwono (2006:347)
memberikan gambaran tentang membangun bisnis yang baik dan mampu memberikan
kontribusi dengan cara membangun entitas yang zakat oriented. Zakat oriented membuat
sebuah entitas dapat dikatakan baik jika dapat memberikan kontribusi zakat yang maksimal,
sehingga zakat oriented tidak hanya memaksimalkan labanya semata melainkan seberapa
besar entitas tersebut membayarkan zakatnya. Tetapi nilai dari zakat tersebut harus
berdasarkan harta atau kekayaan yang dimiliki entitas tersebut didapatkannya secara halal.
Organisasi pengelola zakat, infaq dan sedekah adalah organisasi yang bergerak dalam
bidang penerimaan dan pendistribusian dana zakat infaq dan sedekah. Dana yang dikelola
oleh organisasi ini berasal dari orang Islam yang berkewajiban membayar zakat (Muzakki.)
Tujuan dibentuknya organisasi pengelola zakat, infaq dan sedekah ini tidak lain untuk
membantu sesama umat muslim dan juga sebagai salah satu sarana ibadah untuk lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan. Pengelolaan dana zakat secara professional dibutuhkan
suatu badan khusus yang bertugas sesuai dengan ketentuan syariah mulai dari perhitungan
dan pengumpulan zakat hingga pendistribusiannya.
Semua ketentuan tentang zakat yang diatur dalam syariah Islam, menuntut
pengelolaan zakat harus akuntabel dan transparan. Semua pihak dapat mengawasi dan
mengkontrol secara langsung. Ketidakpercayaan pembayar zakat (Muzakki) disebabkan
belum transparansinya laporan penggunaan dana zakat untuk publik. Karena itu aturan
pelaporan penggunaan dana zakat diperlakukan pada semua Amil di Indonesia
(Nikmatuniayah, 2010).
Berdasarkan Bab III Undang-Undang (UU) No. 38 tahun 1999, Penghimpunan dan
penyaluran zakat dan infak/sedekah di Indonesia diamanahkan kepada organisasi pengelola
zakat (OPZ) yang terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat (pasal 6) yang dibentuk oleh
pemerintah Lembaga Amil Zakat (pasal 7) yang dibentuk oleh masyarakat. Baik Badan Amil
Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) diperinci dalam UU 23 tahun 2011.
Penerapan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah tujuannya yaitu
untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian serta pengungkapan pada transaksi zakat
dan infak/sedekah. PSAK 109 wajib diterapkan oleh Organisasi Pengelola Zakat (OPZ).
PSAK 109 berlaku pada OPZ yang pembentukannya dimaksud guna untuk mengumpulkan
dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah. Pengelolaan dana zakat yang profesional
dibutuhkan suatu badan atau lembaga khusus yang bertugas untuk mengelola zakat sesuai
dengan ketentuan syariah yang telah ditetapkan, mulai dari perhitungan, pengumpulan dan
pendistribusian zakat. Semua pihak dapat mengawasi dan mengontrol secara langsung
tentang ketentuan zakat yang telah diatur oleh syariat Islam. Ketidakpercayaan pembayar
zakat (muzakki) disebabkan karena belum transparansinya laporan penggunaan dana zakat
untuk pubik. Oleh karena itu, pengelolaan zakat harus akuntabel dan transparan serta aturan
pelaporan penggunaan dana zakat harus diberlakukan pada semua amil di Indonesia
(Nikmatuaniyah, 2012).
Pertanggungjawaban yang dimaksud dalam hal ini adalah pembuatan laporan
keuangan yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah diatur dalam standar akuntansi
keuangan PSAK No 109 serta tidak terlepas dari prinsip-prinsip syariah. Karena semakin
baik aturan yang dibuat maka akan semakin baik pula hasil yang akan dicapai. Namun
dewasa ini permasalahan muncul terkait penerapan PSAK 109 pada Badan Amil
Zakat/Lembaga Amil Zakat. Tidak semua Badan Amil Zakat/Lembaga Amil Zakat
memahami pengaplikasian aturan tersebut pada proses pelaporan keuangannya. Diantara
permasalah yang dominan muncul adalah pengakuan akuntansi dengan motode cash basis,
penggabungan dana zakat dan dana non zakat menjadi satu dalam pelaporan keuangannya,
serta tidak dibuatnya laporan keuangan yang lengkap sesuai yang disyaratkan dalam PSAK.
ketidakpahaman Lembaga Amil Zakat/Badan Amil Zakat mengenai pembagian porsi dana
zakat dan dana amil, dan bahkan terdapat Lembaga Amil Zakat/Badan Amil Zakat yang
belum memahami mengenai pelaporan keuangan yang wajib dipublikasikan Cahyadi, (2015).
Salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) nasional di Indonesia yang berperan dalam
pengelolaan dana zakat secara profesional adalah Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqah
Muhamadiyah (LAZISMU). LAZISMU adalah Lembaga zakat tingkat nasional yang
berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana
zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga,
perusahaan dan instansi lainnya. Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002,
selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil
Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002. Dengan telah berlakunya Undang-
undang Zakat nomor 23 tahun 2011, Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2014, dan
Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia nomor 333 tahun 2015. LAZISMU sebagai
lembaga amil zakat nasional telah dikukuhkan kembali melalui SK Mentri Agama Republik
Indonesia nomor 730 tahun 2016.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengamati dan mengkaji lebih jauh
mengenai pengelolaan keuangan dana zakat, infak, dan sedekah di Lembaga Amil Zakat
Muhammadiyah (LAZISMU). Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Laporan Dana Zakat Pada Lazismu Berdasarkan Konsep Akuntansi Syariah
Tahun 2020”.

B. KAJIAN LITERATUR

Laporan Keuangan
Berdasarkan UU No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, bahwa zakat harus
dikelola secara melembaga yang sesuai dengan syariat Islam. Sehingga perlu menjadi bahan
pertimbangan untuk semua lembaga zakat agar mengelola dana zakat sesuai dengan
pelaporan keuangan berstandar. Salah satu standar yang bisa diterapkan untuk mengelola
zakat adalah PSAK 109 yang secara khusus dirancang untuk memudahkan amil dalam
menyusun laporan keuangan. Secara umum, laporan keuangan berisi catatan-catatan
informasi keuangan perusahaan, lembaga, ormas dalam satu periode tertentu yang
menggambarkan tentang posisi keuangan, apakah mengalami keuntungan atau kerugian,
dikelola secara maksimal atau minimal dan apakah laporan keuangan akuntabel atau ada
indikasi kecurangan(Ramadhan and Syamsuddin 2021).
Laporan Keuangan yang valid hendaknya memiliki komponen-komponen yang
lengkap yang akan disajikan kepada pemakai laporan keuangan guna menghindari kebiasan
informasi yang akan diterima oleh pengguna untuk dikonsumsi atau sebagai pedoman
pengambilan keputusan. Adapun komponen- komponen lengkap mengenai Laporan
Keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum secara rinci telah dijelaskan
dengan detail dalam PSAK.
Komponen Laporan Keuangan
Laporan Keuangan yang substantial hendaknya memiliki komponen yang lengkap
yang akan disajikan kepada pemakai laporan keuangan guna menghindari kebiasan informasi
yang akan diterima oleh pengguna untuk digunakan atau sebagai pedoman pengambilan
keputusan. Adapun komponen lengkap mengenai Laporan Keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum secara rinci telah dijelaskan dengan detail dalam
PSAK(Bustamam et al. 2015).
Menurut PSAK No 1 (2009) Komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari
komponen-komponen berikut ini:
 Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
 Laporan laba rugi komprehensif selama periode
 Laporan perubahan ekuitas selama periode;
 laporan arus kas selama periode;
 Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lainnya; dan
 Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya

Zakat
Berdasarkan UU No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, bahwa zakat harus
dikelola secara melembaga yang sesuai dengan syariat Islam. Sehingga perlu menjadi bahan
pertimbangan untuk semua lembaga zakat agar mengelola dana zakat sesuai dengan
pelaporan keuangan berstandar. Salah satu standar yang bisa diterapkan untuk mengelola
zakat adalah PSAK 109 yang secara khusus dirancang untuk memudahkan amil dalam
menyusun laporan keuangan. Secara umum, laporan keuangan berisi catatan-catatan
informasi keuangan perusahaan, lembaga, ormas dalam satu periode tertentu yang
menggambarkan tentang posisi keuangan, apakah mengalami keuntungan atau kerugian,
dikelola secara maksimal atau minimal dan apakah laporan keuangan akuntabel atau ada
indikasi kecurangan(Jannah 2018).

Laporan Keuangan Zakat


Organisasi zakat harus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk menerima
sumbangan. Masyarakat mengharapkan pertanggungjawaban atas penggunaan dana tersebut
oleh distributor utama. Laporan keuangan secara akurat mencerminkan status dan kinerja
perusahaan. Mereka diciptakan untuk kepentingan publik, sehingga mereka akurat dan
tepat(Bustamam et al. 2015).
Cara terbaik untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik adalah dengan menyimpan
catatan yang akurat. Hal ini dapat dicapai melalui praktik akuntansi yang berlaku umum.
Catatan dan akuntansi yang baik sangat penting untuk memberikan informasi yang baik.
Sistem informasi akuntansi zakat dapat membantu pengelolaan zakat dengan baik.
Standar akuntansi zakat sebenarnya memiliki aturannya sendiri Dengan
mempertimbangkan sifat zakat ini, standar akuntansi akan mengikuti bagaimana aset dinilai
dan diukurTanggung jawab lembaga pengelola zakat tampak dalam laporan keuangan, hingga
dikodifikasikan sebagai organisasi resmi, lembaga zakat harus menggunakan sistem
pembukuan yang benar dan siap untuk diaudit oleh akuntan publik. Artinya standar akuntansi
zakat mutlak diperlukan bagi lembaga penyelenggara zakat(Ramadhan and Syamsuddin
2021).
Akuntansi zakat disesuaikan setelah dilakukan penyesuaian oleh dewan standar akuntansi.
Pada tahun 2010, dikeluarkan standar untuk lembaga zakat, yaitu PSAK 109. Standar ini
sebelumnya diterbitkan dalam bentuk Exposed Draft yang disosialisasikan kepada
publik.Standar ini digunakan oleh lembaga pengelola zakat untuk menciptakan proses
akuntansi yang berlaku umum, karena dalam PSAK No 109 akuntansi zakat bertujuan untuk
mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat, infaq dan
sedekah.
Sesuai dengan PSAK 109 (2010) komponen laporan keuangan amil zakat yang lengkap
terdiri dari :
 Laporan posisi keuangan
 Laporan perubahan dana
 Laporan perubahan asset kelolaan
 Laporan arus kas
 Catatan atas laporan keuangan

C. PELAKSAAAN DAN METODE

Metode Pengumpulan Data

Dalam studi ini pengumpulan data memakai cara observasional, di mana peneliti
melakukan peninjauan langsung terhadap subjek yang diteliti, dan melaksanakan wawancara
dengan pihak bagian yang terkait dengan diskusi studi peneliti, dan menjalankan penelitian
sastra yang berkaitan dengan prinsip yang berkaitan dengan topik penelitian.

Objek Penelitian

Objek dari kajian ini adalah laporan dana zakat pada Lazismu di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2020.

Metode Analisis Data

Metode analisa yang dipakai adalah metode Deskriptif Comparatif. Analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitensiskannya, mencari dan
menemukan pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain(Anggriawan, I. G. B. F., Herawati, N. T., AK, S., &
Purnamawati 2017)(Keuangan et al. 2016).

Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan oleh peneliti adalah laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
Lazismu pada tahun 2020 yang terdapat pada web https://lazismu.org

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyusunan Laporan Keuangan Lazismu Pusat


Periode yang diterapkan pada Lembaga pengumpul Zakat Lazismu mengikuti periode
akuntansi satu tahun yang berakhir pada 31 Desember 2020. Mengacu pada PSAK 109
Lazismu membuat beberapa laporan keuangan yaitu :
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Perubahan Dana
 Laporan Perubahan Aset Kelolaan
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan.

Penerapan Laporan Posisi Keuangan PSAK 109 pada Lazismu

Tabel 1.1 Laporan Posisi Keuangan Lazismu Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-
2020

LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH


(LAZISMU)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Satuan Rupiah)
ASET
2020 2019
Aset Lancar
Kas dan setara kas 71.116.558.845 80.238.192.955
Investasi jangka pendek -- 38.190.632
Piutang 8.286.000.081 3.253.189.257
Piutang bergulir 54.382.500 62.197.500
Persediaan 146.126.512 37.291.570
Uang muka program 611.289.018 241.924.281
Biaya dibayar dimuka 16.986.078 181.986.078
Jumlah 80.231.343.034 84.052.972.273
Aset Tidak Lancar
Aset tetap - bersih 4.418.246.111 2.457.215.009
Aset tetap kelolaan - bersih 2.966.723.212 2.737.673.165
Investasi 266.500.000 108.000.000
(Disajikan kembali)

LIABILITAS DAN SALDO DANA


LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha 533.847.339 840.985.554
Titipan dana 4.978.764.682 8.346.409.292
Utang jangka pendek lainnya 7.087.057.309 --
Jumlah
12.599.669.330 9.187.394.846
Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang lainnya 28.000.000 2.795.493.000
JUMLAH LIABILITAS 12.627.669.330 11.982.887.846
Jumlah 7.651.469.323 5.302.888.174
JUMLAH ASET 87.882.812.357 89.355.860.447

Sumber : Data Lazismu Provinsi Sumatera Utara, 2020

Dalam Tabel 1.1 disajikan laporan posisi keuangan yang telah dibuat oleh Lazismu
Kota Medan yang melaporkan posisi aset, liabilitas dan saldo dana tahun 2019-2020.
Pengungkapan 2 tahun laporan dilakukan sebagai dasar perbandingan dan evaluasi.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa:
1. Aset dibagi menjadi 3 yaitu aset lancar (kas dan setara kas, instrumen keuangan
dll), aset tidak lancar (aset tetap, akumulasi penyusutan) dan aset kelolaan. Kas
dan setara kas merupakan total kas awal + total kas masuk – beban operasional.
Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa kas dan setara kas
mengalami peningkatan dari tahun 2019 ke 2020. Hal ini menunjukkan bahwa
Lazismu Kota Medan semakin memiliki kepercayaan ditengah-tengah
masyarakat.
2. Kewajiban/liabilitas Lazismu Kota Medan tidak memiliki catatan sebab sejauh
ini pengelola lazis tidak memiliki utang dari pihak manapun.
3. Saldo dana Lazismu Kota Medan bersumber dari dana zakat, infak/sedekah,
amil, qurban dan dana kelolaan.

Tabel 1.2 Laporan Perubahan Dana Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2020

LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH


MUHAMMADIYAH
(LAZISMU)
LAPORAN PERUBAHAN DANA
PER 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Satuan Rupiah)
Dana Zakat 2020 2019
Penerimaan
Penerimaan zakat fitrah 4.803.840.889 6.952.753.543
Penerimaan zakat profesi 23.126.478.231 13.938.141.511
Penerimaan zakat maal 20.138.844.428 17.468.386.492
Penerimaan zakat perdagangan 698.222.298 5.927.497.252
Penerimaan zakat pertanian 49.094.300 491.000
Penerimaan zakat pertenakan 200.000 100.000
Penerimaan zakat logam mulia 62.690.710 815.000
Penerimaan zakat harta temuan 3.456.250 --
Penerimaan zakat non tunai 18.359.400 410.000
Penerimaan zakat lainnya 895.063.662 7.534.290.378
Jumlah 63.022.250.168 51.867.885.176
Pengeluaran
Penyaluran dana zakat fakir
36.944.230.679 958.095.445
miskin
Penyaluran dana zakat riqab 432.306.860 135.805.680
Penyaluran dana zakat gharim 470.807.445 278.875.100
Penyaluran dana zakat muallaf 139.043.177 250.570.370
Penyaluran dana zakat fi-
17.184.415.181 18.353.479.506
sabilillah
Penyaluran dana zakat ibnu sabil 4.466.964.333 3.684.471.145
Penyaluran dana zakat amil 7.538.948.601 5.436.673.512
Penyaluran dana zakat lainnya 22.475.170 15.355.984
Beban penyusutan aset kelolaan 428.397.463 406.270.371
Jumlah 67.627.588.909 57.519.597.113
Surplus / (Defisit) -4.605.338.741 -5.651.711.937
Saldo Awal 27.411.423.636 23.201.784.269
Saldo Awal Penambahan Entitas 3.499.379.107 9.149.311.393
Saldo Awal Pengurangan Entitas -1.652.571.381 -30.581.252
Koreksi Saldo Dana -1.834.255.959 742.621.163
Saldo Akhir 22.818.636.662 27.411.423.636
Sumber : Data Lazismu Provinsi Sumatera Utara, 2020

Tabel 1.2 merupakan laporan perubahan dana yang telah disusun oleh
Lazismu Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan program/aplikasi excel yang
bersumber dari Lazismu Pusat. Dalam proses penyusunan laporan ini, Lazismu
Provinsi Sumatera Utara mencatat setiap proses pengumpulan bukti penerimaan
(kwitansi, rekening koran) dan penyaluran (dokumentasi kegiatan) setiap saat.
Selanjutnya, setiap bulan dilakukan rekonsiliasi bank untuk mencocokkan dana yang
tersisa dengan dana yang telah digunakan. Berdasarkan data di atas, penerimaan dana
zakat pada tahun 2020 sebesar Rp. 63.022.250.168 sedangkan pada tahun 2019
berjumlah Rp.51.867.885.176. Pengeluaran pada tahun 2020 sebesar Rp.
67.627.588.909 dan di tahun 2019 sebesar Rp. 57.519.597.113. Sehingga saldo akhir
dari laporan perubahan dana pada tahun 2020 menjadi Rp. 22.818.636.662, dan di
tahun 2019 sebesar Rp. 27.411.423.636.

Tabel 1.3 Laporan Arus Kas Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2020
LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH
(LAZISMU)
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Satuan Rupiah)
2020 2019
Arus Kas dari Aktivitas OPERASI
63.022.250.168 51.867.885.176
Penerimaan dana zakat
Penerimaan dana infak dan sedekah 93.888.705.847 64.277.364.143
Penerimaan dana amil 23.830.492.946 20.494.116.858
Penerimaan dana qurban 9.344.849.063 4.880.664.321
Penerimaan dana sosial dan keagamaan
921.981.447 1.080.650.714
lainnya
Penerimaan dana csr 1.068.127.355 --
Penerimaan dana kelolaan 116.164.032 251.603.067
Penerimaan dana non syariah 164.203.651 210.837.764
Penyaluran dana zakat -69.461.844.868 -47.658.245.809
Penyaluran dana infak dan sedekah -92.649.611.395 -37.777.411.500
Penggunaan dana amil -26.348.927.194 -37.546.155.190
Penyaluran dana qurban -8.484.767.385 -4.297.008.812
Penyaluran dana sosial dan keagamaan lainnya -1.132.453.395 -661.428.749
Penyaluran dana csr -895.740.176 107.058.000
Pengeluaran dana kelolaan -106.855.100 -76.210.249
Pengeluaran dana non syariah -49.627.957 -68.805.438
Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas
-6.773.052.961 15.084.914.296
Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI:
(Pembelian)/penjualan aset tetap -1.961.031.102 -1.808.548.345
(Pembelian)/penjualan aset kelolaan -229.050.047 -1.050.208.368
Penempatan Investasi -158.500.000 -108.000.000
Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas
-2.348.581.149 -2.966.756.713
Investasi
Kenaikan (Penurunan) Kas -9.121.634.110 12.118.157.583
Saldo Kas Awal Tahun 80.238.192.955 120.035.372
Saldo Kas Akhir Tahun 71.116.558.845 80.238.192.955
Sumber : Data Lazismu Provinsi Sumatera Utara, 2020

Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa:


1. Arus kas dari aktivitas operasi berasal dari penerimaan dan penyaluran dana
yang berasal dari dana zakat, infak/sedekah, amil, qurban dan dana kelolaan.
2. Arus kas dari aktivitas investasi berasal dari kenaikan/penurunan aset kelolaan
tetap berupa pembelian kendaaran operasional bekas seharga Rp.
2.348.581.149
3. Saldo Kas akhir tahun 2020 berjumlah Rp. 71.116.558.845, dan di tahun 2019
sebesar Rp. 80.238.192.955
Tabel 1.4 Laporan Perubahan Aset Kelolaan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-
2020

LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH


(LAZISMU)
LAPORAN PERUBAHAN ASET KELOLAAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
Saldo Awal Saldo Awal Akumulasi Saldo Akhir
Uraian Penambahan Pengurangan
2020 Entitas Baru Penyusutan 2020
Kendaraan Kapal 1.231.696.550 -- -- -- 985.357.240 246.339.310
2.287.632.28
Kendaraan Mobil 3.810.103.500 688.500.000 1.330.737.900 880.395.000 2.661.314.118
2
Kendaraan Motor 69.544.400 29.931.600 16.000.000 -- 59.604.133 55.871.867
Peralatan 6.500.000 -- -- -- 3.302.083 3.197.917
Penyertaan Modal -- -- -- -- -- --
3.335.895.73
Jumlah 5.117.844.450 718.431.600 1.346.737.900 880.395.000 2.966.723.212
8
Saldo Awal Saldo Awal Akumulasi Saldo Akhir
Uraian Penambahan Pengurangan
2019 Entitas Baru Penyusutan 2019
Kendaraan Kapal 1.231.696.550 -- -- -- 739.017.930 492.678.620
1.659.290.00 1.605.889.43
Kendaraan Mobil 1.374.900.500 775.913.000 -- 2.204.214.065
0 5
Kendaraan Motor 41.800.000 27.744.400 -- -- 33.030.587 36.513.813
Peralatan 600.000 2.500.000 3.400.000 -- 2.233.333 4.266.667
1.689.534.40 2.380.171.28
Jumlah 2.648.997.050 779.313.000 -- 2.737.673.165
0 5
Sumber : Data Lazismu Provinsi Sumatera Utara, 2020

Pada Tabel 1.4 Laporan Perubahan Aset Kelolaan, jumlah saldo awal pada tahun 2020
yaitu sebesar Rp. 5.117.844.450, dan saldo akhir sebesar Rp. 2.966.723.212. Saldo Awal di
tahun 2019 2.648.997.050, dan saldo akhir berjumlah 2.737.673.165. Akumulasi Penyusutan
di Tahun 2020 berjumlah Rp. 3.335.895.738, dan pada tahun 2019 sebesar Rp.
2.380.171.285.

E. PENUTUP

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lazismu telah mengikuti aturan dari pencatatan
akuntansi zakat yang mana terdapat dalam aturan PSAK 109. Mulai dari laporan posisi
keuangan yang terdapat pos dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil, dana qurban, dana
social dan keagamaan lainnya, dana CSR, dana kelolaan dan dana non Syariah. Dana non
Syariah dibedakan dengan lainnya sesuai dengan PSAK 109. Pada dana kelolaan juga
dijelaskan bagaimana terdapat saldo awal, akumulasi penyusutan, saldo akhir. Dan disertai
juga dengan rincian penambahannya. Dan laporan arus kas nya sudah sesuai dengan PSAK
02 yang berisi arus kas operasional, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Lazismu
menyajikan laporan posisi keuangannya berusaha mengikuti PSAK 109. Bagian aset sudah
sesuai dengan PSAK 109, terdiri dari aset lancer dan aset tidak lancar. Pos Liabilitas hanya
terisi 3 jenis hutang jangka pendek yaitu Utang usaha, titipan dana dan utang jangka pendek
lainnya dan hutang jangka Panjang terdiri dari hutang jangka Panjang lainnya. Pada pos dana
juga sudah mengikuti PSAK 109 dimana sudah terdapat dana zakat, dana infak/sedekah, dana
amil, dana qurban, dana social dan keagamaan lainnya, dana CSR, dana kelolaan dan dana
non Syariah. Dana non Syariah dibedakan dengan lainnya sesuai dengan PSAK 109.
Berdasarkan analisa peneliti, pencatatan sudah sesuai dengan PSAK 02 yang dimana ada
arus kas dari operasional, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas
pendanaan. Laporan perubahan aset kelolaan yang dilakukan oleh Lazismu Pusat sudah
sesuai dengan PSAK 109 karena ada sudah terdapat saldo awal, akumulasi penyusutan, saldo
akhir. Dan disertai juga dengan rincian penambahannya.

Saran

Diharapkan Lazismu agar tetap dapat mengikuti aturan pencatatan yang terdapat
dalam PSAK 109 yang memberikan transaparansi dana zakat dan sedekah sehingga dapat
meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadao Lembaga.

F. DAFTAR PUSTAKA

Anggriawan, I. G. B. F., Herawati, N. T., AK, S., & Purnamawati, I. G. A. 2017. “Analisis
Prinsip 5C Dan 7P Dalam Pemberian Kredit Untuk Meminimalisir Kredit Bermasalah
Dan Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus Pada Pt. Bpr Pasar Umum Denpasar -
Bali).” JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) 8(2):12.
Bustamam, Bustamam, Ridwan Ibrahim, and Dedy Saputra. 2015. “Analisis Penyajian
Laporan Keuangan Syariah Pada Baitul Mal Provinsi Aceh.” Jurnal Dinamika
Akuntansi Dan Bisnis 2(1):82–91. doi: 10.24815/jdab.v2i1.3620.
Jannah, Stifani Roikhatul. 2018. “Implementasi Laporan Keuangan Pada LAZISMU PDM
Kota Malang Berdasarkan PSAK 109.”
Keuangan, Laporan, Pada Lembaga, Amil Zakat, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, and
Maulana Malik Ibrahim. 2016. “ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 DALAM
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi
Kasus Pada Baitulmaal Hidayatullah Cabang Malang).”
Ramadhan, Abid, and Sofyan Syamsuddin. 2021. “Analisis Penerapan PSAK 109 Dalam
Penyajian Laporan Keuangan Lazismu.” AKTSAR: Jurnal Akuntansi Syariah 4(2):172.
doi: 10.21043/aktsar.v4i2.11990.

Anda mungkin juga menyukai