Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
AKUNTANSI SYARIAH 6B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2024
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian orang memberikan pendapat bahwa yang meenyebabkan
kemiskinan ialah kurangnya pemenuhan kebutuhan manusia sehingga
menurut mereka perlu kerja keras untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut ekonomi Islam, masalah utama ekonomi bukan karena kekurangan
produksi, tetapi distribusi. Dalam pandangan Islam, sumber daya alam yang
ada di dunia ini sebenarnya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan semua
makhluk. Hal yang dibutuhkan adalah sistem distribusi yang adil dan
memberikan jaminan kepada setiap individu agar memiliki kesempatan dan
mendapatkan rezeki melalui zakat. Zakat merupakan salah satu instrumen
yang digunakan untuk memastikan bahwa kekayaan tersebut didistribusikan
dengan cara yang adil dan membantu masyarakat yang membutuhkan.
Dengan demikian, zakat menjadi sarana untuk menciptakan kesetaraan
ekonomi serta memperbaiki kondisi sosial dalam masyarakat.
Dalam pandangan Islam, sumber daya alam yang ada di dunia ini
sebenarnya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan semua makhluk. Hal yang
dibutuhkan adalah sistem distribusi yang adil dan memberikan jaminan
kepada setiap individu agar memiliki kesempatan dan mendapatkan rezeki
melalui zakat. Zakat merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
memastikan bahwa kekayaan tersebut didistribusikan dengan cara yang adil
dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Dengan demikian, zakat
menjadi sarana untuk menciptakan kesetaraan ekonomi serta memperbaiki
kondisi sosial dalam masyarakat.
Pada tahun 2011, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor
zakat (OPZ) seperti Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat
4
(LAZ). BAZ merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk
OPZ yang didirikan oleh organisasi kemasyarakatan Islam dengan izin dari
pemerintah.
5
3. Untuk mengetahui model pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat
(LAZ).
4. Untuk mengetahui pengguna dari laporan keuangan OPZ
5. Untuk mengetahui standar pelaporan Organisasi Pengelola Zakat.
6. Untuk mengetahui periode laporan keuangan OPZ
7. Untuk mengetahui keterbatasan dari laporan keuangan OPZ
8. Untuk mengetahui perbedaan dai laporan keuangan lembaga zakat dengan
laporan keuangan komersial syariah.
6
BAB II
PEMBAHASAN
9
C. Model Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi yang mengelola zakat,
dibentuk atas oleh sekelompok masyarakat yang secara rela tanpa mengambil
keuntungan dari sebuah pelayanan tersebut ( Endah, S., & Ali, F, 2022).
Pembentukannya wajib mendapat izin dari Menteri maupun pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri (Fadilah, S., Lesatari, R., & Rosdiana, Y. (2017).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 333 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pemberian Izin Pembentukan LAZ, 2015.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) dibentuk untuk membantu Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) dalam pengkoordinasian pelaksanaan,
perencanaan dalam mendayagunakan, mendistribusikan dan mengumpulkan
zakat. LAZ juga bertujuan untuk membantu BAZNAS meningkatkan
10
pendapatan zakat supaya antara realisasi pendapatan zakat dengan potensi
yang dimiliki Indonesia dapat berimbang. Sehingga penerimaan zakat dapat
digunakan untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan (Endah, S., & Ali, F,
2022).
11
Laporan keuangan memiliki tujuan yakni penyedia gagasan tentang
cakupan harta, kewajiban, dan harta bersih di masa tersebut yang
dipergunakan untuk pengungkapan dan informasi transaksi di laporan
keuangan lainnya. Maka bisa memudahkan pemangku kepentingan umum
pada sumber daya yang tidak menggapai rancangan yang kembali ke pihak
anggota dan kreditor lainnya.
12
2. Laporan Perubahan Saldo Dana
Dalam laporan ini mengandung sama persis di laporan perubahan
ekuitas atau modal yang bertujuan menyajikan hasil penerimaan dan
penyaluran dari hal perzakatan yang dikelola oleh organisasi pengelola
zakat maupun amil yang menggunakannya (Sri Nurhayati dkk, 2019).
13
14
3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan
Laporan ini merupakan rangkuman dari penerimaan, pengeluaran,
serta penyusutan aset Kelolaan pada periode tertentu. Tujuan dari laporan
ini yaitu memberikan informasi berbagai aktivitas pendanaan non kas,
termasuk piutang bergulir. IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan, seorang Amil menyajikan laporan perubahan aset Kelolaan
meliputi aset kelolaan yang termasuk asset lancer dan tidak lancer, serta
akumulasi penyisihan, akumulasi penyusutan, penambahan dan
pengurangan, saldo awal, dan saldo akhir.
15
4. Laporan Arus Kas
Dalam Arus kas dilaporkan ada 3 (tiga) jenis aktivitas, yaitu
aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. PSAK No.2
digunakan untuk standar laporan arus kas yang disajikan oleh Amil (PSAK
No.2: laporan arus kas dan Sak lain yang berlaku).
16
5. Catatan atas Laporan Keuangan
PSAK No.101: Penyajian laporan keuangan syariah dan SAK lain
yang berlaku menjadi acuan Amil dalam menyajikan catatan atas laporan
keuangan. CALK memberikan informasi mengenai pendekatan dalam
penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terperinci/analisis
atas nilai suatu item yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran dan
neraca dengan tujuan untuk memberikan pengungkapan yang memadai.
(Laporan keuangan BPK RI, 2008).
F. Periode Pelaporan
takwim. Namun, ada beberapa situasi dapat dilaporkan untuk periode yang
lebih pendek dari satu tahun takwim. Misalnya, ketika suatu Organisasi
keuangan untuk periode yang lebih pendek untuk menunjukkan kinerja dan
kondisi keuangan mereka sejak awal beroperasi. Selain itu, dalam beberapa
kasus, OPZ juga dapat membuat dua laporan keuangan yaitu dalam tahun
tanggal akhir tahun buku mereka atau ada perubahan signifikan dalam
laporan keuangan.
2. Penting juga untuk dicatat bahwa jika ada penyusunan dua laporan
Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan tidak dapat dibandingkan
diperhatikan.
dan peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Ini berarti bahwa laporan
perkembangan terkini.
kebutuhan informasi dari setiap individu atau entitas karena tidak secara
berbeda.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahun 2011, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor
zakat (OPZ) seperti Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat
OPZ yang didirikan oleh organisasi kemasyarakatan Islam dengan izin dari
pemerintah.
dan Presiden.
kesejahteraan di Indonesia.
21
Dalam hal pembukuan dan pelaporan keuangan OPZ, standar
akuntansi ZIS yang digunakan saat ini adalah PSAK No. 109 yang
perubahan asset kelolaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
22
DATAR PUSTAKA
23
No Nama Tugas
1 Atina Nur Khasanah Materi pengelolaan zakat di LAZ
Materi Pengguna laporan keuangan OPZ
Materi periode pelaporan dan keterbatasan
laporan keuangan
Menyusun makalah
Membuat pendahuluan
Parafrase
Menyusun PPT
Mengerjakan tugas 2
24