Anda di halaman 1dari 13

Penerapan Akuntansi Zakat (PSAK No.

109)
Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Lembaga
Manajemen Infaq (LMI) Cabang Sidoarjo Dan
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
Kabupaten Sidoarjo

Imelda D. Rahmawati
Firman Aulia P
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Email : imeldadian@umsida.ac.id; firmann182@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi zakat (PSAK 109) yang menjadi
dasar atau pedoman dalam menyusun laporan keuangan pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Cabang
Sidoarjo dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo, sehingga persyaratan laporan
keuangan yang memiliki akuntabilitas dan transparan terpenuhi, karena nantinya laporan ini menjadi
pertanggungjawaban dari para amil zakat kepada masyarakat atau publik selaku penyalur zakat (muzakki).
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data dikumpulkan
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa BAZNAS Kabupaten Sidoarjo serta LAZ
LMI Cabang Sidoarjo telah menggunakan standar PSAK 109 dalam hal pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan walaupun belum sesempurna seperti yang yang ada pada PSAK 109 dan masih harus
menyesuaikan. Dalam hal penyajian dan pelaporan, dari BAZNAS Kabupaten Sidoarjo maupun LAZ
LMI Cabang Sidoarjo masih jauh dari yang telah distandarkan oleh IAI melalui PSAK 109, walaupun
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo maupun LAZ LMI Cabang Sidoarjo telah membuat laporan setiap bulannya
untuk diterbitkan dan diberikan kepada para muzakkinya sebagai bentuk tanggung jawab dan bentuk
transparan mereka, akan tetapi pembuatan laporannya sangat sederhana dan dibuat secara manual. Padahal
PSAK 109 mengharuskan pada setiap organisasi amil zakat baik itu Badan Amil Zakat (BAZ) maupun
Lembaga Amil Zakat (LAZ) membuat laporan yang sudah diatur didalamnya, yang terdiri dari Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Perubahan Dana, Laporan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, serta Catatan atas
Laporan Keuangan, sehingga memiliki akuntabilitas dan benar-benar transparan dalam pengelolaannya,
serta bisa mendapat kepercayaan yang lebih dari masyarakat untuk hal pengelolaan dana ZIS.
Kata kunci : Zakat, Akuntansi Zakat, PSAK 109, Organisasi Pengelola Zakat.

Pengertian zakat menurut Nurhayati dan ini diyakini merupakan ibadah yang berperan
Wasilah (2013:284) adalah salah satu rukun strategis dalam mendorong pemerataan kemak-
islam yang hukumnya wajib bagi setiap muslim muran penduduk suatu negara. Zakat, Infaq dan
yang merdeka dan memiliki harta kekayaan Shadaqah (ZIS) adalah merupakan asset
sampai dengan jumlah tertentu yang telah berharga umat Islam sebab berfungsi sebagai
mencapai nisab (jumlah minimal yang menye- sumber dana potensial yang dapat dimanfaat-
babkan harta terkena kewajiban zakat). Dan hal kan untuk meningkatkan kesejahateraan

92 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
seluruh masyarakat. Para pakar di bidang masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak
hukum Islam menyatakan bahwa, ZIS dapat di bidang da’wah, pendidikan, sosial dan
berpengaruh dengan pembangunan nasional, kemaslahatan umat Islam. LAZ dikukuhkan,
karena dana ZIS dapat dipergunakan untuk dibina serta dilindungi oleh pemerintah.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khu- Sebagian dari Lembaga Amil Zakat
susnya dalam bidang pengentasan kemiskinan, maupun Badan Amil Zakat yang ada di Indo-
kebodohan dan keterbelakangan serta mengu- nesia masih belum mampu mengoptimalkan
rangi jurang pemisah antara si kaya dengan si potensi zakat bagi kesejahteraan umat, karena
miskin, sekaligus meningkatkan perekonomian kurangnya kejujuran dan amanah yang telah
pedagang kecil yang selalu tertindas oleh pe- diberikan oleh para muzakki. Hal ini sangat
ngusaha besar dan mengentaskan berbagai bertolak belakang dengan ajaran islam yang
persoalan yang berkaitan dengan sosial kema- mana dalam pengelolaan zakat menempatkan
syarakatan dan sosial keagamaan. kejujuran dan amanah sebagai asas utama
Sebagai negara dengan penduduk muslim pelaksanaannya, sehingga dengan kondisi yang
terbesar di Indonesia, maka potensi zakat dapat seperti ini menimbulkan indikasi kekhawatiran
menjadi modal utama dalam pembangunan, di kalangan para muzakki atau pihak pembayar
baik secara fisik maupun mental. Muzakki tidak zakat, apakah zakat yang diserahkan oleh
hanya individu tetapi juga entitas, karena secara mereka telah sampai atau tidak kepada pihak
demografis, mayoritas penduduk Indonesia penerima zakat tersebut (mustahiq). Selain dari
adalah beragama Islam, dan secara kultural kejujuran dan amanah, faktor yang menye-
memiliki kewajiban zakat, berinfaq, dan babkan adanya ketidakpercayaan muzakki
bershadaqah di jalan Allah SWT yang telah terhadap pengelolaan dana zakat pada
mengakar kuat dalam tradisi kehidupan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indone-
masyarakat muslim. sia adalah kurangnya transparansi pada laporan
Di Indonesia, pengelolaan zakat telah keuangan dan akuntabilitas dari pihak OPZ,
diatur dalam Undang-undang No.38 tahun 1999 serta tidak mendapatkan manfaat yang lebih
tentang pengelolaan zakat yang akuntabilitas besar apabila dana zakat tersebut disalurkan
sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan melalui LAZ atau BAZ dibandingkan dengan
efisisiensi dalam pengelolaan zakat yang penyaluran secara langsung. Dalam pasal 7
kemudian digantikan oleh UU No.23 tahun Undang-Undang No.23 tahun 2011, BAZNAS
2011 dengan nama yang sama. Dalam undang- maupun LAZ dalam melakukan tugas atau
undang tersebut (UU No.23 tahun 2011) fungsinya harus meliputi beberapa hal, antara
mengatakan bahwa pengelolaan zakat dapat lain:
dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional 1) Perencanaan pengumpulan, pendistribu-
(BAZNAS), BAZNAS Provinsi dan BAZNAS sian, dan pendayagunaan zakat;
Kabupaten/Kota, Lembaga Amil Zakat (LAZ), 2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribu-
serta Unit Pengelola Zakat (UPZ). Badan Amil sian, dan pendayagunaan zakat;
Zakat (BAZ) adalah organisasi pengelola zakat 3) Pengendalian pengumpulan, pendistribu-
yang dibentuk oleh pemerintah terdiri dari sian, dan pendayagunaan zakat; dan
unsur masyarakat dan pemerintah dengan 4) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelak-
dengan skala nasional. Masa tugas pelak- sanaan pengelolaan zakat.
sanaannya selama tiga tahun. Lembaga Amil
Zakat (LAZ) adalah intitusi pengelolaan zakat Pada fungsi yang keempat, amil zakat
yang sepenunya dibentuk atas prakarsa berkewajiban untuk mencatat setiap setoran
PROSIDING 93
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
zakat dari muzakki baik kuantitas maupun jenis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
zakat, kemudian melaporkan pengelolaan zakat mengetahui penerapan akuntansi zakat (PSAK
tersebut kepada masyarakat dalam bentuk 109) pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI)
laporan keuangan. Ini juga sekaligus untuk Cabang Sidoarjo dan Badan Amil Zakat
memenuhi tuntutan dari kode etik untuk para Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo,
amil zakat. Dalam mengelola zakat harus sehingga persyaratan laporan keuangan yang
memiliki akuntabilitas dan transparansi, karena memiliki akuntabilitas dan transparan terpe-
sebagai lembaga publik amil zakat memerlukan nuhi, karena nantinya laporan ini menjadi
standarisasi pelaporan agar publik dan pe- pertanggungjawaban dari para amil zakat
mangku kepentingan lainnya dapat memantau kepada masyarakat atau publik selaku penyalur
dan menilai kinerja mereka serta memberikan zakat (muzakki).
umpan balik atas pertanggungjawaban pela-
poran tersebut. Hal ini terkait dengan fungsi Pengertian Zakat, Infaq, dan Shadaqah
BAZNAS ataupun LAZ yang keempat. Akan Zakat secara terminologi dalam bukunya
tetapi masih banyak BAZNAS dan LAZ yang Nurhayati (2013:284) berarti aktivitas mem-
belum menyusun laporan keuangannya secara berikan harta tertentu yang diwajibkan Allah
baik untuk setiap transaksinya, terutama amil SWT dalam jumlah dan perhitungan tertentu
zakat yang beroperasi dalam lingkup desa/ untuk diserahkan kepada orang-orang yang
kelurahan atau lembaga amil zakat masjid atau berhak. Menurut PSAK No. 109, zakat adalah
yayasan. Untuk melaksanakan fungsi yang harta yang wajib dikeluarkan oleh muzzaki
keempat pada BAZNAS ataupun LAZ, diper- sesuai dengan ketentuan syariah unt uk
lukan akuntansi. Jadi secara sederhana akun- diberikan kepada yang berhak menerimanya
tansi zakat berfungsi untuk melakukan penca- (mustahiq).
tatan dan pelaporan atas penerimaan dan
pengalokasian zakat. Maka, sehubungan 1. Jenis Zakat
dengan hal tersebut Ikatan Akuntansi Indone-
sia (IAI) telah mengeluarkan exposure draft Ada dua jenis zakat menurut Nurhayati
standar yang mengatur hal ini, yaitu Exposure dan Wasilah (2013:290), yaitu:
Draft Pernyataan Standar Akuntansi a. Zakat jiwa/ zakat fitrah
Keuangan 109 (ED PSAK 109) tentang Adalah zakat yang diwajibkan kepada
Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah. Selan- setiap muslim setelah matahari terbenam
jutnya ED PSAK 109 disahkan menjadi PSAK akhir bulan ramadhan. Lebih utama di
109 dan efektif berlaku untuk tahun buku per 1 bayar sebelum shalat ‘idul fitri, karena jika
Januari 2012, sehingga laporan keuangan dari bayar setelah shalat ied, maka sifatnya
BAZNAS maupun LAZ terstandarisasi, serta seperti sedekah biasa bukan zakat fitrah.
memiliki akuntabilitas dan transparan dalam Sebagaimana sabda Nabi Muhammad
pelaporannya sebagai bentuk pertanggung- SAW: “barang siapa mengeluarkan
jawaban mereka terhadap publik atau masya- setelah shalat ied, maka itu zakat yang
rakat selaku penyalur zakat (muzakki). Inilah diterima. Dan barang siapa yang menge-
akhirnya mengapa para amil zakat yang secara luarkan setelah shalat ied, maka itu
legal ataupun tidak memiliki izin harus ber- termasuk salah satu sedekah dari sedekah-
pedoman atau mengacu pada PSAK 109 dalam sedekah biasa.”(HR. Ibnu Abbas)
menyusun laporan keuangannya. Seorang muslim wajib membayar zakat
fitrah untuk dirinya dan orang-orang yang

94 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
menjadi tanggungannya, seperti istri, anak c. Orang yang mengurus zakat
dan pembantunya yang muslim. Akan Para amil zakat mempunyai berbagai tugas
tetapi boleh bagi seorang istri atau anak dan dan pekerjaan. Semua berhubungan dengan
pembantu membayar zakat sendiri. pengaturan administrasi dan keuangan
Menurut beberapa ulama, syarat wajib zakat. yaitu pendataan orang yang-orang
zakat fitrah bagi fakir adalah adalah apabila yang wajib zakat dan macam-macam zakat
ia memiliki kelebihan makanan pokok dari yang diwajibkan baginya. Juga besar harta
dirinnya sendiri dan orang lain yang yang wajib dizakatinya, kemudian menge-
menjadi tanggungannya di malam dan pada tahui para mustahiq (penerima zakat),
hari rayanya. Kelebihan itu tidak termasuk berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan
rumah, perabotnya dan kebutuhan pokok mereka serta besar biaya yang dapat
lainnya termasuk binatang ternak yang di
mencukupi dan hal-hal lainnya yang perlu
mamfaatkan, buku yang di pelajari ataupun
ditangani misalnya pengadministrasian dan
perhiasan yang dipakainya. Akan tetapi jika
pelaporan sumber dan kegunaan dana
telah melebihi dan memungkinkan untuk
dijual dan dimanfaatkan untuk zakat fitrah, zakat.
maka membayar zakat fitrah hukumnya d. Mualaf
wajib karna ia mampu membayarnya. Mereka yang diharapkan kecenderungan
b. Zakat harta hatinya atau keyakinannya dapat bertam-
Zakat harta adalah zakat yang boleh dibayar bah kepada islam atau niat jahat mereka
pada waktu yang tidak tertentu, mencakup atas kaum muslim atau harapan akan ada
hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, manfaat mereka dalam membela dan
hasil laut, hasil ternak, harta tamuan, emas menolong kaum muslimin dari musuh.
dan perak serta hasil kerja propesi, yang e. Riqab (Budak)
masing-masing memiliki perhitungan sen- Budak yang tidak memiliki harta dan ingin
diri-sendiri dan cukup nisab. memerdekakan dirinya, berhak mendapat
zakat sebagai uang tebusan. Dalam kontek
2. Penerima Zakat yang lebih luas, budak zaman sekarang
Ada delapan golongan (asnaf) yang seperti tenaga kerja yang dianiaya dan
berhak menerima zakat. Nurhayati dan Wasilah diperlakukan tidak manusiawi. Islam
(2013:306) menyebutkan antara lain: mendorong dihapuskannya perbudakan di
a. Fakir dunia ini dengan berbagai cara. Salah
Fakir adalah mereka yang tidak mem- satunya dengan menggunakan dana zakat
punyai harta ataupenghasilan layak dalam untuk memerdekakan budak belian.
memenuhi keperluannya, baik untuk diri Walaupun sekarang perbudakan sudah
sendiri maupun bagi mereka yang menjadi hilang, bukannya tidak mungkin di masa
tanggungannya. Fakir bisa kita anggap or- yang akan datang akan muncul kembali
ang yang tidak memiliki pekerjaan f. Orang yang berhutang (Gharimin)
(pengangguran). Menurut Imam Malik, Syafi’i dan Hambali,
b. Miskin bahwa orang yang memiliki hutang terbagi
Mereka yang memiliki harta atau peng- menjadi dua golongan, yaitu:
hasilan layak dalam memenuhi keper- 1) Orang yang mempunya hutang untuk
luannya dan orang yang menjadi tanggu- kemaslahatan dirinya sendiri, termasuk
ngannya, tetapi tidak sepenuhnya ter- orang yang mengalami bencana seperti
cukupi. terkena banjir, gempa bumi, hartanya
PROSIDING 95
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
terbakar, dan orang yang Adapun oleh Pemerintah dan Lembaga Amil Zakat
syarat orang yang berhutang hendak- (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat sesuai
nya ia mempunyai kebutuhan untuk dengan UU No. 23 tahun 2011 tentang
memiliki harta berutang untuk menaf- Pengelolaan Zakat Bab II pasal 5 dan 17. Tugas
kahi keluarganya yang dapat mem- utama Organisasi Pengelola Zakat adalah untuk
bayar utangnya, orang tersebut ber- memungut dan mengumpulkan zakat, infaq,
hutang dalam melaksanakan ketaatan dan sedekah dari masyarakat, kemudian me-
atau mengerjakan sesuat u yang nyimpannya di Baitul Mall, setelah itu menya-
diperbolehkan syariat, hutangnya harus lurkannya ke masyarakat sesuai dengan
dibayar waktu itu. ketentuan syara’. Organisasi pengelola zakat
2) Orang yang mempunya utang untuk menurut Hertanto dan Teten (2001:6) adalah
kemaslahatan masyarakat, sebagian
institusi yang bergerak di bidang pengelola
ulama Syafi’i berpendapat, bahwa or-
zakat, infaq, dan sedekah. Sedangkan definisi
ang yang berhutang untuk meramaikan
pengelola zakat menurut Undang-undang
masjid, membebaskan tawanan, meng-
hormati tamu hendaknya diberikan nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan
bagian zakat walaupun ia kaya, jika Zakat adalah kegiatan perencanaan, pengor-
kekayaannya itu dengan memiliki ganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
benda yang bergerak buka uang. terhadap pengumpulan, pendistribusian dan
g. Orang yang berjuang dijalan Allah (Fisa- pendayagunaan zakat. Dalam peraturan
bilillah) perundang-undangan diakui adanya dua jenis
Manurut bahasa adalah setiap amal organisasi pengelola zakat di Indonesia, yaitu
perbuatan yang ikhlas dipergunakan untuk Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil
ber-taqarrub kepada Allah SWT. Meliputi Zakat (LAZ).
segala amal kebaikan yang bersifat pribadi
maupun yang bersifat kemaslahatan. 4. Akuntansi Zakat, Infaq, dan Shadaqah.
h. Orang yang melakukan perjalanan (Ibnu Secara umum dapat disimpulkan bahwa
Sabil) akuntansi zakat adalah proses pengakuan,
Manurut Ibnu Zaid: “ibnu sabil adalah pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
musafir, apakah ia kaya atau miskin, transaksi zakat, infaq/sedekah sesuai dengan
apabila mendapat musibah dalam kaidah syariat Islam untuk memberikan
bekalnya atau hartanya sama sekali tidak informasi pengelolaan zakat, infaq/sedekah
ada, atau terkena sesuatu musibah atas oleh Amil kepada pihak-pihak yang berkepen-
hartanya, atau ia sama sekali tidak tingan. Akuntansi zakat terkait dengan tiga hal
memiliki apa-apa, maka keadaan demikian pokok, yaitu penyediaan informasi, pengen-
hanya bersifat pasti”. Islam mendorong dalian manajemen, dan akuntabilitas. Akun-
umatnya untuk bepergian dalam rangka tansi zakat merupakan alat informasi antara
untuk mencari rezeki, mencari ilmu, lembaga pengelola zakat sebagai manajemen
berperang di jalan Allah, dan melaksanakan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
ibadah. dengan informasi tersebut. Bagi manajemen,
informasi akuntansi zakat digunakan dalam
3. Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) proses pengendalian manajemen mulai dari
Organisasi pengelola zakat, infaq, dan perencanaan, pembuatan program, alokasi
sedekah terdiri dari dua kelompok institusi, anggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan
yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk kinerja (Mahmudi, 2008).

96 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Informasi akuntansi bermanfaat untuk suasana yang berlangsung secara wajar atau
pengambilan keputusan, terutama untuk alamiah, bukan dalam kondisi terkendali atau
membantu manajer dalam melakukan alokasi laboratoris. Jenis penelitian kualitatif yang
zakat. Selain itu, informasi akuntansi dapat digunakan pada penelitian ini adalah studi
digunakan untuk membantu dalam pemilihan kasus. Menurut Yin (1996) dalam Muchtar
program yang efektif dan tepat sasaran. (2013:25) metode penelitian ini sangat cocok
Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif, digunakan untuk menjawab pertanyaan “how
dan ekonomis akan sangat membantu dalam atau why”. Penelitian ini memusatkan diri
proses alokasi dana zakat, infak, sedekah, secara intensif pada satu obyek tertentu (pene-
hibah, dan wakaf yang diterima (Mahmudi, rapan akuntani zakat PSAK Syariah 109
2008). Informasi akuntansi zakat juga dapat terhadap LAZ dan BAZNAS) yang mempe-
digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja lajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus
lembaga pengelola zakat. Akuntansi dalam hal dapat diperoleh dari semua pihak yang
ini diperlukan terutama untuk menentukan bersangkutan yang terkait dengan penyusunan
indikator kinerja (performance indicator) laporan keuangan sebagai tanggung jawab dari
sebagai dasar penilaian kinerja. Manajemen LAZ dan BAZNAS terhadap para muzakki­-
akan kesulitan untuk melakukan pengukuran nya, dengan kata lain data dalam studi ini
kinerja apabila tidak ada indikator kinerja yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Sebagai
memadai. Indikator kinerja tersebut dapat sebuah studi kasus maka data yang dikum-
bersifat finansial maupun nonfinansial pulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil
(Mahmudi, 2008). penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang
diselidiki, yaitu sudah menerapkan atau belum
5. Perlakuan Akuntansi Zakat dalam laporan keuangan yang dibuat oleh LAZ
PSAK No.109 maupun BAZNAS t erhadap dasar at au
Perlakuan akuntansi zakat semuanya pedoman PSAK Syariah no.109.
sudah diatur oleh PSAK No.109 yang dibuat Sumber data yang diperlukan pada
oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang penelitian ini adalah data primer dan data
berlaku efektif mulai per Januari 2012. Dalam sekunder. Menurut Muchtar (2013:25) data
PSAK ini sudah diatur mulai dari Pengakuan primer adalah data yang dikumpulkan secara
dan Pengukuran Dana Zakat, Infaq, dan langsung oleh peneliti sendiri. Data primer
Shadaqah, Penyajian Zakat, Infak, dan Shada- merupakan sumber data yang diperoleh
qah, serta Pengungkapan Zakat, Infaq, dan langsung dari sumber asli (tidak melalui me-
Shadaqah. Adapun komponen laporan keua- dia perantara). Sumber data primer yang
ngan yang harus dimiliki amil zakat dalam digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
PSAK No.109 yaitu, Neraca (Laporan Posisi data yang mana akan diperoleh dari wawancara
Keuangan), Laporan Perubahan Dana, Laporan langsung terhadap orang (key informan) yang
Perubahan Aset Kelolaaan, Laporan Arus Kas, terkait dalam penyusunan laporan keuangan
serta Catatan Atas Laporan Keuangan. tersebut. Data sekunder menurut Muchtar
(2013:26) merupakan sumber data penelitian
METODE yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
Penelitian ini menggunakan pendekatan oleh pihak lain). Data sekunder umumnya
kualitatif, hal ini disebabkan karena kualitatif berupa bukti tertulis, catatan atau laporan
berusaha menelaah fenomena sosial dalam historis yang telah tersusun dalam arsip (data
PROSIDING 97
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
dokumenter) yang dipublikasikan dan yang keuangan yang bertujuan untuk menstandartkan
tidak dipublikasikan. Sumber data sekunder bentuk laporan keuangannya, namun kedua
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan belah pihak masih menganggap PSAK tersebut
data sekunder yang berasal dari LAZ LMI sulit untuk dipahami dan diterapkan dalam
Cabang Sidoarjo dan BAZNAS Kabupaten proses pembuatan laporan keuangan mereka,
Sidoarjo itu sendiri yang berupa laporan keua- dan masing-masing baik itu BAZNAS Kabu-
ngan beberapa tahun terakhir serta dokumen- pat en Sidoarjo maupun LAZ Lembaga
dokumen pendukung dalam pembuatan laporan Manajemen Infaq (LMI) Cabang Sidoarjo
keuangan tersebut. Terkait dengan teknik dalam menyusun laporan keuangan mereka
pengumpulan data, yang dilakukan peneliti menggunakan model manual dan sederhana,
adalah: walaupun begitu tetap memenuhi persyaratan
1) Melakukan kegiatan observasi secara mereka sebagai amil zakat, yaitu transparan dan
langsung di LAZ LMI Sidoarjo serta bertanggung jawab atas dana muzakki yang
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo untuk masuk ke amil zakat mereka serta penya-
mendapatkan data dan informasi penting lurannya dan mereka melaporkan setiap bulan
untuk tujuan penelitian serta mengirimkan laporan keuangan tersebut
2) Melakukan wawancara terstruktur dengan dikirimka ke para muzakki yang telah
key informan di LAZ LMI Cabang Sidoarjo berpartisipasi dalam amil zakat mereka.
maupun BAZNAS Kabupaten Sidoarjo Laporan keuangan yang telah dibuat oleh
dengan cara memberikan sejumlah perta- masing-masing baik itu BAZNAS Kabupaten
nyaan untuk mendapatkan data dan Sidoarjo maupun LAZ Lembaga Manajemen
informasi secara lengkap sesuai dengan Infaq (LMI) Cabang Sidoarjo telah diaudit oleh
rumusan masalah pihak internal maupun eksternal, dan laporan
yang telah dibuat dianggap wajar dan cukup
HASIL & PEMBAHASAN baik oleh para auditornya, sehingga para
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo maupun masing-masing pihak menganggap bahwa
LAZ Lembaga Manajemen Infaq (LMI) laporan keuangan mereka bisa diterima dan
Cabang Sidoarjo sebenarnya sudah mengetahui cukup transparan, sehingga memenuhi persya-
adanya PSAK 109 yang telah dikeluarkan oleh ratan mereka sebagai amil zakat yang me-
IAI tentang akuntansi zakat dalam pelaporan ngelola dana ZIS.

98 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
1. Pengakuan dan Pengukuran Pada
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dan LAZ
LMI Cabang Sidoarjo

Tabel 1 Pengakuan Dana ZIS BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, LAZ LMI Cabang Sidoarjo dan
PSAK 109

BAZNAS LAZ LMI Cab. PSAK 109


Kab.Sidoarjo Sidoarjo
1. BAZNAS Sidoarjo 1. LMI Cab. Sidoarjo 1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas
mengakui dana ZIS mengakui dana ZIS atau aset nonkas diterima.
ketika menerima ketika menerima uang 2. Infaq/Sedekah yang diterima diakui
uang dari muzakki. dari muzakki. sebagai penambah dana infaq/sedekah
2. Dana ZIS yang 2. Dana ZIS yang terikat atau tidak terikat sesuai dengan
diterima diakui diterima diakui sebagai tujuan pemberi infaq/sedekah sebesar
sebagai penambah penambah dana ZIS. jumlah yang diterima dan nilai wajar
dana ZIS. 3. Dana ZIS yang jika dalam bentuk nonkas.
3. Dana ZIS yang disalurkan diakui 3. Penyaluran zakat kepada Mustahiq
disalurkan diakui sebagai pengurang dari diakui sebagai pengurang dana zakat.
sebagai pengurang dana ZIS. 4. Penyaluran Infaq/sedekah kepada
dana ZIS. 4. Dana Amil diambil Mustahiq diakui sebagai pengurang
4. Dana Amil yang sesuai dengan dana infaq/sedekah.
dipakai operasional ketentuan syariah 5. ZIS yang diterima yang diterima diakui
BAZNAS tidak untuk operasional dari sebagai dana amil untuk bagian amil,
mengambil dari dana ZIS yang masuk. dan dana ZIS untuk bagian non amil
dana ZIS. atau penerima infaq/sedekah.
(Sumber: Diolah Peneliti)

Berdasarkan hasil analisis data diatas, melayani pembayaran dana ZIS melalui bank.
pengakuan dana ZIS oleh BAZNAS Kabupaten Para muzakki dapat menyetorkan secara tunai
Sidoarjo dilakukan ketika muzakki sudah melalui bank yang digunakan oleh BAZNAS
menyatakan kesediaannya untuk membayar Kabupaten Sidoarjo yaitu Bank Jatim,
zakatnya dengan mengisi form kesediaan kemudian pihak bank dalam setiap bulannya
membayar zakat yang sudah disediakan oleh memberikan rekening koran kepada BAZNAS
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Setelah itu, Kabupaten Sidoarjo yang mana rekening koran
muzakki tersebut menyerahkan sejumlah uang ini adalah pengakuan dana ZIS yang telah
yang akan disumbangkan ke bagian pelaksana ditransfer oleh para muzakki melalui rekening
harian bidang administrasi umum dan pengum- bank tersebut.
pulan, kemudian muzakki akan menerima bukti Pengakuan dana ZIS yang dilakukan oleh
pembayaran ZIS. Pelaksana Harian Bidan LMI Cabang Sidoarjo hampir sama dengan
Administrasi Umum dan Pengumpulan akan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, hanya saja LMI
menyerahkan kuitansi pembayaran dari para Cabang Sidoarjo tidak menggunakan Form
muzakki kepada Pelaksana Harian Bidang Kesedian Membayar Zakat seperti yang
Administrasi Keuangan untuk direkap. Selain dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Sidoarjo.
itu BAZNAS Kabupaten Sidoarjo juga LMI Cabang Sidoarjo hanya menggunakan

PROSIDING 99
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
kuitansi pembayaran dana ZIS, karena LMI mengirimkan rekening korannya kepada
Cabang Sidoarjo menganggap muzakki yang mereka.
datang ke tempatnya pastilah tujuannya untuk Unt uk pengakuan dana amil, pada
menyumbangkan dananya untuk salah satu dari BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dan LMI
ZIS, sehingga tidak perlu menggunakan Form Cabang Sidoarjo berbeda. Hal itu dikarenakan
Kesediaan Membayar Zakat. Dari bukti pem- BAZNAS Kabupaten Sidoarjo untuk dana amil
bayaran yang sudah dilakukan oleh muzakki tidak mengambil sedikitpun dari dana ZIS-nya
yang diterima di bagian frontliner akan untuk operasionalnya, karena mereka men-
diserahkan berikutnya kepada bagian keuangan dapatkan dana dari APBD yang diberikan oleh
yang kemudian akan direkap sebagai peneri- Pemerintah Kabupat en Sidoarjo setiap
maan dana ZIS. Sama halnya dengan BAZNAS tahunnya. Kebijakan yang sudah diambil oleh
Kabupaten Sidoarjo, LMI Cabang Sidoarjo juga BAZNAS Kabupaten Sidoarjo ini sudah
menerima pembayaran dana ZIS-nya melalui dengan Undang-Undang No.23 Tahun 2011
transfer tunai ke rekening Bank BRI Syariah, Tentang Pengelolaan Zakat pada pasal 30
yang mana nantinya Bank BRI Syariah juga dimana disebutkan bahwa untuk melaksanakan
mengirimkan rekening korannya kepada LMI tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan Anggaran
Cabang Sidoarjo, disinilah dana para muzakki Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil.
diakui oleh LMI Cabang Sidoarjo. Berbeda dengan LAZ LMI Cabang Sidoarjo,
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo maupun pada lembaga ini mereka mengambil dana amil
LMI Cabang Sidoarjo telah menerapkan dari dana ZIS yang sudah diterima dari para
standar PSAK 109 dalam hal pengakuan dana muzakki-nya untuk melaksanakan operasio-
ZIS-nya, yaitu mengakui dana ZIS yang telah nalnya, untuk persentase yang diambil tidak
diterima dari para muzakkinya sebagai kas atau disebutkan oleh pihak LMI Cabang Sidoarjo
asset nonkas dan merupakan penambah dana akan tetapi dia menyatakan bahwa yang dana
ZIS. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada ZIS yang mereka ambil sudah sesuai dengan
PSAK 109 pada paragraf 9 dan paragraf 10 ketentuan syariah. Hal ini sudah sesuai dengan
yaitu penerimaan zakat diakui pada saat kas PSAK 109 pada paragraf 12 dan paragraf 20
atau aset lainnya diterima, zakat yang diterima yang mana disebutkan dana ZIS yang diterima
dari muzakki diakui sebagai penambah dana diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan
zakat. Pengakuan dana ZIS yang telah dana ZIS untuk bagian nonamil maupun untuk
dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Sidoarjo bagian penerima infaq/sedekah.
maupun LMI Cabang Sidoarjo menggunakan Pada BAZNAS Kabupaten Sidoarjo
berdasarkan metode Cash Basis, dimana hanya selama operasionalnya belum pernah menerima
mengakui pendapatan yang terkumpul ketika zakat aset nonkas dari para muzakki, seperti
diterima dan biaya yang dibayar ketika dike- wakaf tanah atau bangunan, akan tetapi
luarkan, sehingga benar-benar mencerminkan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo sudah memiliki
posisi saldo dana zakat, infaq, dan sedekah yang pedoman jika menerima pembayaran zakat aset
sebenarnya. Akan tetapi metode ini memiliki nonkas, maka penentuan nilai wajarnya meng-
kekurangan, karena tidak mampu mencer- gunakan harga pasar meskipun belum pernah
minkan besaran kas yang tersedia, hal ini terjadi menerima zakat berupa nonkas, ini sudah sesuai
pada BAZNAS Kabupaten Sidoarjo maupun dengan PSAK 109 pada paragraf 11 yang mana
LMI Cabang Sidoarjo ketika menerima dana disebutkan penentuan nilai wajar aset nonkas
ZIS melalui transfer via bank, karena masing- yang diterima menggunakan harga pasar. Hal
masing mengakui dana ZIS-nya ketika bank yang sama juga terjadi pada LMI Cabang

100 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Sidoarjo, selama operasionalnya lembaga ini Pengungkapan penyaluran dana ZIS,
belum pernah menerima zakat berupa aset BAZNAS Kabupaten Sidoarjo telah menyebut-
nonkas, akan tetapi mereka juga menggunakan kan rincian-rincian pendistribusiannya dana
harga pasar yang berlaku untuk nilai wajarnya zakat baik berupa biaya kehidupan, pendidikan
apabila ada. Sehingga LMI Cabang Sidoarjo atau kesehatan bagi fakir miskin. Selain itu itu
juga sudah menerapkan PSAK 109 pada BAZNAS Kabupaten Sidoarjo setiap tahun
paragraf 11. Untuk pengukuran, karena masing- rutin mengadakan kegiatan sosial semacam
masing pihak belum pernah menerima zakat khitan massal, nikah massal, atau operasi
berupa aset nonkas, sehingga tidak pernah kesehatan gratis bagi para fakir-miskin yang
terjadi dalam hal ini. berada di wilayah Sidoarjo. Penyaluran dana
ZIS ini melalui survey terlebih dahulu oleh
2. Pengungkapan Pada BAZNAS Kabu- pihak BAZNAS Kabupaten Sidoarjo sebelum
paten Sidoarjo dan LAZ LMI Cabang disalurkan kepada para mustahiq. Dalam hal
Sidoarj ini pengungkapan yang dilakukan oleh

Tabel 2
Pengungkapan Dana ZIS BAZNAS Kab.Sidoarjo, LAZ LMI Cab.Sidoarjo dan PSAK 109

BAZNAS LAZ LMI Cab. Sidoarjo PSAK 109


Kab.Sidoarjo
1. BAZNAS Sidoarjo 1. LMI Cab. Sidoarjo sudah 1. Rincian jumlah penyaluran
telah menampilkan menampilkan pos-pos dana ZIS untuk masing-masing
pos-pos tentang tentang penggunaan dana mustahiq.
jumlah penyaluran ZIS yang masuk kepada 2. Kebijakan penyaluran dana ZIS
dana ZIS kepada Mustahiqnya. untuk amil dan nonamil, seperti
Mustahiq dan 2. Penggunaan metode nilai presentase pembagian, alasan,
program-program wajar untuk dana ZIS yang dan konsistensi kebijakan.
sosial. berupa aset nonkas. 3. Metode penentuan nilai wajar
2. Penggunaan metode 3. Kebijakan penyaluran dana yang digunakan untuk
penentuan nilai zakat diprioritaskan kepada penerimaan dana ZIS berupa
wajar dalam Mustahiq yang berhak, aset nonkas.
menerima zakat namun lebih sering ke fakir 4. Kebijakan penyaluran ZIS
berupa aset nonkas. miskin. Untuk dana seperti penentuan skala
3. Kebijakan infaq/sedekah penyaluran di prioritas penyaluran ZIS dan
penyaluran zakat prioritaskan ke program- penerima ZIS.
diprioritaskan program yang sesuai dengan 5. Rincian dana infaq/sedekah
kepada Fakir Miskin, dana yang masuk. berdasarkan peruntukannya,
Ibnu Sabil, Muallaf 4. Kebijakan dana amil sudah terikat dan tidak terikat.
dan Sabilillah. dilakukan diambil dari dana 6. Keberadaan dana
zakat ZIS yang masuk untuk infaq/sedekah yang tidak
operasional sesuai dengan langsung disalurkan, tetapi
ketentuan syariah. dikelola terlebih dahulu, jika
5. Dana Infaq/Sedekah sudah ada, diungkapkan jumlah dan
terbagi menjadi dana infaq presentase dari seluruh
terikat dan tidak terikat penerimaan infaq/sedekah
beserta penyalurannya dari selama periode pelaporan serta
masing-masing dana. alasannya.

(Sumber: Diolah Peneliti)

PROSIDING 101
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo sudah sesuai Dalam hal penyajian maupun pelaporan,
PSAK 109 pada paragraf 35 dan paragraf 36 BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dan LAZ LMI
yang mana isinya menyatakan bahwa amil zakat Cabang Sidoarjo belum menerapkan standar
harus mengungkapkan hal-hal yang terkait yang t elah terdapat dalam PSAK 109.
dengan transaksi zakat, infaq, maupun Pertanggungjawaban atas penyajian dan
shadaqah. Pada LMI Cabang Sidoarjo juga pelaporan oleh BAZNAS Kabupaten Sidoarjo
sudah mengungkapkan rincian-rincian tentang maupun LAZ LMI Cabang Sidoarjo telah
penyaluran dana ZIS-nya melalui program- dilaksanakan, akan tetapi sebatas pelaporan
programnya. Untuk penyaluran, pada LMI yang secara sederhana serta pembuatannya
Cabang Sidoarjo sama halnya dengan dibuat secara manual dan diterbitkan setiap
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, dilakukan sur- bulannya. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dan
vey terlebih dahulu sebelum disalurkan kepada LAZ LMI Cabang Sidoarjo harus menye-
para mustahiq. Untuk pengungkapan, LMI suaikan dengan dana ZIS yang diterimanya. Hal
Cabang Sidoarjo sudah sesuai dengan PSAK ini dilakukan karena masing-masing pihak
109 karena sudah merinci penyaluran dana ZIS tidak memiliki dana ZIS yang berbentuk aset
yang akan disalurkan kelolaan, PSAK 109 mengharuskan membuat
laporan perubahan aset kelolaan jika ada,
3. Penyajian dan Pelaporan Pada BAZ- namun karena masing-masing pihak tidak
NAS Kabupaten Sidoarjo dan LAZ LMI memiliki maka mereka tidak membuat laporan
Cabang Sidoarjo tersebut.

Tabel 3
Penyajian dan Pelaporan Dana ZIS BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, LAZ LMI Cabang Sidoarjo
dan PSAK 109

BAZNAS Kab.Sidoarjo LAZ LMI Cab. Sidoarjo PSAK 109


1. BAZNAS Sidoarjo hanya 1. LMI Cab. Sidoarjo hanya 1. Amil menyajikan dana zakat,
membuat Laporan Hasil membuat Laporan dana infaq/sedekah, dana
Pengumpulan dan Penerimaan dan amil, dan dana non halal
Pendistribusian dana ZIS Penggunaan Dana ZIS secara terpisah dalam neraca
dalam setiap bulannya. dalam setiap bulannya. (laporan posisi keuangan).
2. BAZNAS Sidoarjo tidak 2. LMI Cab. Sidoarjo 2. Komponen laporan keuangan
mengambil bagian untuk mengambil bagian dari amil terdiri dari :
dana amil. dana ZIS yang masuk a. Laporan Posisi Keuangan
untuk dana amil dalam b. Laporan Perubahan Dana
operasionalnya, namun c. Laporan Perubahan Aset
dalam laporannya tidak Kelolaan
dirinci hanya disebutkan d. Laporan Arus Kas
untuk penyaluran e. Catatan atas Laporan
operasional. Keuangan.

(Sumber: Diolah Peneliti)

102 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Pemerintah dan Ikatan Akuntan Indone- Laporan Keuangan, sehingga memiliki akun-
sia (IAI) telah mengeluarkan standar dalam tabilitas dan benar-benar transparan dalam
pembuatan laporan keuangan untuk dijadikan pengelolaannya, serta bisa mendapat keper-
pedoman bagi BAZ maupun LAZ di Indone- cayaan yang lebih dari masyarakat untuk hal
sia. Jadi, sebenarnya sudah menjadi kewajiban pengelolaan dana ZIS.
baik bagi BAZNAS mapun LAZ untuk mene-
rapkan standar dari PSAK 109 untuk menun- Saran
jang aktivitas pengelolaan dana ZIS mereka Saran penulis untuk BAZNAS Kabu-
yang berasal dari masyarakat. Dalam hal ini paten Sidoarjo maupun LAZ Lembaga Mana-
sangat diperlukan pelatihan bagi pegawai jemen Infaq (LMI) Cabang Sidoarjo yaitu:
BAZNAS maupun karyawan LAZ agar mereka a. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo maupun
bisa memahami PSAK 109 tersebut, dan lapo- LAZ Lembaga Manajemen Infaq (LMI)
ran tersebut bisa memiliki akuntabilitas yang Cabang Sidoarjo sebaiknya sudah harus
akurat dan benar-benar transparan. segera menerapkan PSAK 109 tentang
akuntansi zakat yang merupakan pedoman
SIMPULAN DAN SARAN atau standar dalam pembuatan laporan
keuangannya agar memiliki akuntabilitas
SIMPULAN dan benar-benar transparan, serta bisa
Berdasarkan hasil analisis dan pemba- mendapat kepercayaan yang lebih dan
hasan diatas dapat disimpulkan bahwa BAZ- sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
NAS Kabupaten Sidoarjo serta LAZ LMI pengelolaan dana ZIS-nya dari masyarakat.
Cabang Sidoarjo telah menggunakan standar b. Pemberian pelatihan khusus untuk pema-
PSAK 109 dalam hal pengakuan, pengukuran, haman PSAK 109 terhadap para SDM yang
dan pengungkapan walaupun belum sesem- ada baik itu dari BAZNAS Kabupaten
purna seperti yang yang ada pada PSAK 109 Sidoarjo, maupun LAZ Lembaga Mana-
dan masih harus menyesuaikan. Dalam hal jemen Infaq (LMI) Cabang Sidoarjo dalam
penyajian dan pelaporan, dari BAZNAS Kabu- pengelolaan dana ZIS-nya, sehingga bisa
paten Sidoarjo maupun LAZ LMI Cabang segera diterapkan dalam operasionalnya
Sidoarjo masih jauh dari yang telah distan- untuk PSAK 109.
darkan oleh IAI melalui PSAK 109, walaupun
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo maupun LAZ
DAFTAR RUJUKAN
LMI Cabang Sidoarjo telah membuat laporan
setiap bulannya untuk diterbitkan dan diberikan Al-Qur’an. 1978. Al-Qur’an dan Terjemahan.
kepada para muzakkinya sebagai bentuk tang- Yayasan Penyelenggara
gung jawab dan bentuk transparan mereka, Penterjemah atau Penafsiran Al-Qur’an,
akan tetapi pembuatan laporannya sangat Departemen Agama RI.
sederhana dan dibuat secara manual. Padahal Jakarta.
PSAK 109 mengharuskan pada setiap orga- Ari Kristin P dan Umi Khoirotul Umah. 2011.
nisasi amil zakat baik itu Badan Amil Zakat Penerapan Akunt ansi Zakat Pada
(BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) Lembaga Amil Zakat (Studi Pada LAZ
membuat laporan yang sudah diatur didalam- DPU Cabang Semarang), (online), Vol 7,
nya, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, No.2, (http://jurnal.unimus.ac.id/index.
Laporan Perubahan Dana, Laporan Aset php/vadded/art icle/view/698/751,
Kelolaan, Laporan Arus Kas, serta Catatan atas diakses pada 07 November 2014).

PROSIDING 103
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Cantika Rachmawati & Muhammad Yusuf. index.php/vadded/article/view/698/751,
2012. Analisis Penerapan PSAK 109 diakses 22 Desember 2014).
tentang Akuntansi Zakat, Infak/Sedekah Nurhayati, Sari dan Wasilah. 2013. Akuntansi
Pada BAZIS DKI Jakarta, (online), (http:/ Syariah di Indonesia, Salemba Empat.
/thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/ Jakarta.
20 12- 1-0 057 9-AK%2 0Ringk a- Riau Pos. 2011. Zakat dan Pemberantas
san001.pdf, diakses 07 November 2017). Kemiskinan. (Online). (http://www.
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah riaupos.co/opini.php?act=full&id=
Sidoarjo. 2014. Pedoman Penulisan 158&kat=8#.VOLNpuaUeXQ diakses
Skripsi. Muhammadiyah University 11 November 2014).
Press. Sidoarjo. Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar.
IAI. 2013. PSAK Syariah Nomor 109. Ikatan Jakarta: Salemba Empat.
Akuntan Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Mahmudi. 2008. Pengembangan Sistem Kualitatif dan R&D. Alfa Beta. Bandung.
Akuntansi Zakat dengan Teknik Fund Undang-Undang Republik Indonesia No.23
Accounting. Jurnal ilmiah. Seminar Pusat tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Widodo, Hertanto dan Kustiawan, Teten. 2001
Islam (P3EI) FE UII. Yogyakarta. . Akuntansi dan Manajemen
Moleong, J. Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Keuangan Untuk Organisasi Pengelola Zakat.
Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja Institut Manajemen Zakat. Jakarta.
Rosdakarya. Bandung. Widodo, Hertanto. Prinsip-prinsip Operasional
Muis, Fahrur. 2011. ZAKAT A-Z. Solo: Tiga Organisasi Pengelola Zakat.
Serangkai. (Online),(http://www.oocities.org/tarjikh/
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Ar t ik e l/ p r in s ip _ o p e r a s io n al_
Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi org_pengelola_zakat.htm, diakses 28
(GP Press Group). Desember 2014).
Nor Ipansyah, Nispan Rahmi, dan Rahman Zaid, Omar Abdullah. 2004. Akuntansi Syariah:
Helmi. 2013. Studi Penerapan Akuntansi Kerangka Dasar, Sejarah
Zakat pada BAZNAS Provinsi Kalsel dan Keuangan Dalam Masyarakat Islam. LPFE.
BAZNAS Kota Banjarmasin, (online), Jakarta.
Vol 1, No.1, (http://jurnal.unimus.ac.id/

104 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”

Anda mungkin juga menyukai