Anda di halaman 1dari 11

Analisis Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.

109
Tentang Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) Pada Lembaga
Amil Zakat, Infak, Shadakah Muhammadiah Aceh (LAZISMU)

Aulia Saputra1
1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh

ABSTRAK
Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah Aceh merupakan lembaga swadaya masyarakat yang
bergerak dalam sektor publik non profit. Dalam menjalankan aktifitasnya LAZISMU yang
sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat mengeluarkan laporan keuangan
sebagaimana telah dicontohkan dalam PSAK 109 tentang zakat, sebagai bentuk tanggungjawab
kepada masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana laporan keuangan yang dibuat oleh
LAZISMU mulai dari pengukuran dan pencatatan baik penerimaan maupun penyaluran
sehingga menghasilkan sebuah laporan akhir untuk dipublikasikan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu pengumpulan data dengan kata-kata
bukan angka dengan melakukan wawancara dan pengumpulan dokumentasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa laporan keuangan LAZISMU meliputi laporan posisi
keuangan,laporan arus kas,dan laporan perubahan dana. Namun laporan keuangan yang sesuai
dengan PSAK 109 terdiri dari laporan posisi keuangan,laporan arus kas, laporan perubahan
dana,laporan perubahan aset kelolaan dan catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian
sampai saat ini LAZISMU hanya menggunakan tiga laporan keuangan.

Kata kunci : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 109, Lembaga Amil Zakat, Infaq dan
Sedekah

PENDAHULUAN Salah satu institusi pengelolaan


zakat yang sepenuhnya dibentuk atas
Di Indonesia zakat merupakan salah satu prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat
potensi yang besar selain pajak, oleh sebab yang bergerak di bidang da’wah,
itu pemerintah maupun lembaga pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat
masyarakat terus berupaya memudahkan Islam adalah Lembaga Amil Zakat.
masyarakat dalam menyalurkan zakat Lembaga Amil Zakat dikukuhkan, dibina
sehingga dapat disalurkan kepada yang dan dilindung pemerintah. Salah satu
berhak menerimanya. Satu-satunya badan Lembaga Amil Zakat yang berdiri di Aceh
resmi zakat yang dibentuk oleh pemerintah diantara adalah Lembaga Amil Zakat
berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Muhammadiyah (LAZISMU) yang
Tahun 2001 adalah Badan Amil Zakat merupakan lembaga tingkat nasional yang
Nasional (BAZNAZ) yang memiliki tugas berkhidmat dalam pemberdayaan
dan fungsi menghimpun dan menyalurkan masyarakat melalui zakat, infaq, wakaf dan
zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat kedermawanan lainnya baik dari
nasional. perseorangan, lembaga, perusahaan dan
instansi lainnya. Lembaga Amil Zakat KAJIAN PUSTAKA
Muhammadiyah (LAZISMU) didirikan
oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002, Lembaga Amil Zakat (LAZ)
selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Lembaga Amil Zakat adalah institusi
Agama Republik Indonesia sebagai pengelolaan zakat yang sepenuhnya
Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh
No. 457/21 November 2002. masyarakat yang bergerak di bidang
Terlebih lagi masyarakat Aceh da’wah, pendidikan, sosial dan
pernah dikhawatirkan oleh kasus kemaslahatan umat Islam. Lembaga Amil
penyalahgunaan dana zakat oleh mantan Zakat dikukuhkan, dibina dan dilindung
kepala Baitul Mal Aceh Besar Dr Armiadi pemerintah. Pengukuhan LAZ dilakukan
Musa MA, telah ditetapkan sebagai oleh pemerintah atas usul LAZ yang telah
tersangka kasus penyelewengan dana zakat, memenuhi persyaratan. Pengukuhan
infak, dan sedekah (ZIS) Aceh Besar tahun dilaksanakan setelah terlebih dahulu
2010 dan 2011. Pengungkapan kasus ini dilakukan penelitian persyaratan.
merupakan tindak lanjut dari Laporan Hasil Pengukuhan dapat dibatalkan apabila LAZ
Pemeriksaan (LPH) BPK RI pada tahun tersebut tidak lagi memenuhi persyaratan.
2012 yang menyimpulkan bahwa dana Pemerintah yang dimaksud adalah :
zakat tahun 2011 sebesar Rp 7 miliar yang 1. Di pusat dilakukan oleh Menteri
dihimpun Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Agama.
telah digunakan tanpa mengikuti 2. Di daerah propinsi dilakukan oleh
mekanisme APBK, sesuai Qanun Aceh Gubernur atas usul Kepala Kantor
Nomor 7/2010 tentang Baitul Mal (Serambi Wilayah Departemen Agama Propinsi.
Indonesia, 2014) 3. Di daerah Kabupaten/Kota oleh
Bupati/Wali Kota atas usul Kepala
Pernyataan Standar Akuntansi Kantor Departemen Agama
Keuangan (PSAK) 109: Akuntansi Zakat, Kabupaten/Kota.
Infak dan sedekah akhirnya diterbitkan oleh 4. Di daerah Kecamatan oleh Camat atas
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tertanggal usul Kepala Kantor Urusan Agama
6 April 2010 dan dapat dinikmati publik Kecamatan.
pada September 2011. Tujuannya adalah
untuk memenuhi tuntutan masyarakat Setelah mendapatkan pengukuhan
dalam menjalankan syariat Islam dan untuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki
meningkatkan keseragaman pelaporan kewajiban sebagai berikut :
keuangan pada LAZ dan BAZ di Indonesia. 1. Segera melakukan kegiatan sesuai
Sekaligus untuk memenuhi tuntutan dan program kerja yang telah dibuat.
ketentuan GCG/good govermance yang 2. Menyusun laporan termasuk laporan
meliputi transparancy, responsibility, keuangan.
accountaility, fairness, dan indepency 3. Mempublikasikan laporan keuangan
(Utomo, 2007:14). Ada beberapa yang telah diaudit melalui media massa.
Organisasi Pengelola Zakat yang sudah 4. Menyerahkan laporan kepada
menerapkan PSAK 109, namun ada juga pemerintah.
beberapa diantaranya yang belum
menerapkannya. Lembaga Amil Zakat merupakan institusi
amil zakat yang diatur dalam UU no 38
tahun 1999. Lembaga Amil Zakat harus
sesuai ketentuan :
1. Tidak menerima dana yang tidak halal
2. Setiap dana yang diterima harus dapat
dibedakan apakah zakat atau kewajiban
harta lainnya (infaq, sedekah, hibah, kepada mustahiq. Sedangkan zakat maal
wasiat , kafarat) serta harus jelas bentuk adalah sebagian kekayaan atau harta yang
akadnya apakah mutlaq atau muqoyyad. disisihkan dari hasil usaha untuk diberikan
3. Menyalurkan dana hanya kepada kepada mustahiq.
mustahiq serta menggolongkan
seseorang mustahiq dalam salah satu Infak dan shadaqah
asnaf mustahiq.
4. Tidak mendzolimi masing-masing Infak menurut syara’ yaitu mengeluarkan
asnaf sebagian dari harta atau
5. Wajib mencatat, melaporkan dan pendapatan/penghasilan untuk suatu
mempublikasi laporan penerimaan dan kepentingan yang diperintahkan ajaran
penyaluran. islam (Wahyuddin, 2006). Menurut Daud
Ali infak adalah pengeluaran sukarela yang
Ada beberapa karakteristik khusus yang dilakukan seseorang setiap kali ia
membedakan Lembaga Amil Zakat dengan menerima rezeki sebanyak yang ia
organisasi nirlaba lainnya. Menurut kehendaki sendiri. Sedangkan sedekah
Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan dalam kamus bahasa Indonesia berarti
(2001 : 11) ada tiga Karakteristik khusus dermawankepada orang miskin dan
yang membedakan Lembaga Amil Zakat sebagainya (berdasarkan cinta kasih kepada
(LAZ) dengan organisasi nirlaba lainnya, manusia).
yaitu : Shadaqah dalam syariat Islam
1. Terikat dengan aturan dan prinsip- memiliki arti yang sama dengan infak, akan
prinsip syari’ah Islam. Hal ini tidak tetapi dalam hal cakupan berbeda, jika infak
terlepas dari Keberadaan dana-dana lebih mengarah kepada pengertian materil,
yang menjadi sumber utama Lembaga sedangkan sedekah memiliki cakupan yang
Amil Zakat (LAZ) telah diatur dalam Al- lebih luas menyangkut hal-hal yang bersifat
Qur’an dan hadist. meteril dan imateril (Wahyuddin, 2006).
2. Sumber dana utama adalah dana zakat, Zakat, hibah, wakaf, nafkah kepada
infaq, shadaqah dan wakaq. keluarga juga termasuk dalam infak.
3. Biasanya memiliki Dewan Syari’ah Menurut PSAK NO. 109,
dalam struktur organisasinya infaq/shadaqah adalah harta yang diberikan
secara sukarela oleh pemiliknya baik
Konsep Zakat, Infak dan Shadaqah peruntukannya dibatasi (ditentukan)
Zakat maupun tidak dibatasi. Shadaqah adalah
pemberian harta pada orang-orang fakir
Zakat adalah ibadah wajib yang miskin, orang yang membutuhkan, atau
dikerjakan oleh seorang muslim dengan pihak-pihak lain yang berhak untuk
cara menyisihkan sebagian harta yang menerima shadaqah tanpa disertai imbalan,
dimiliki untuk diserahkan kepada orang- tanpa paksaan, tanpa batasan jumlah, kapan
orang yang berhak menerima sesuai saja dan berapapun jumlahnya (Mu’is, 2011
ketentuan syariah. Orang yang membayar : 23).
zakat disebut muzakki sedangkan
penerimanya disebut dengan mustahiq.
Zakat dibedakan dalam dua jenis Akuntansi Zakat, Infak, dan Shadaqah
yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat
fitrah adalah zakat yang dibayarkan Secara umum dapat disimpulkan
menjelang hari raya idul fitri atas kelebihan bahwa akuntansi zakat adalah proses
dari keperluan harian keluarga. Cara pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
melaksanakan zakat fitrah adalah dengan pengungkapan transaksi zakat,
memberikan sebagian makanan pokok infaq/sedekah sesuai dengan kaedah syariat
Islam untuk memberikan informasi Zakat yang diterima diakui sebagai
pengelolaan zakat, infaq/sedekah oleh Amil dana amil untuk bagian amil dan dana zakat
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah
untuk mencapai good governance yang atau persentase bagian untuk masing-
meliputi transparency, responsibility, masing mustahiq ditentukan oleh amil
accountability, fairness, dan independency. sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan
amil. Jika muzakki menentukan mustahiq
Tujuan akuntansi zakat menurut yang harus menerima penyaluran zakat
Mahmudi (2008) adalah untuk: melalui amil maka aset zakat yang diterima
1. Memberikan informasi yang diperlukan seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika
untuk mengelola secara tepat, efisien, atas jasa tersebut amil mendapatkan
dan efektif atas zakat, infak, sedaqah, ujrah/fee maka diakui sebagai penambah
hibah, dan wakaf yang dipercayakan dana amil.
kepada organisasi atau lembaga
pengelola zakat. Tujuan ini terkait B. Pengukuran Setelah pengakuan Awal
dengan pengendalian manajemen Zakat
(management control) untuk Jika terjadi penurunan nilai aset
kepentingan internal organisasi. zakat nonkas, jumlah kerugian yang
2. Memberikan informasi yang ditanggung harus diperlakukan sebagai
memungkinkan bagi lembaga pengelola pengurang dana zakat atau pengurang dana
zakat (manajemen) untuk melaporkan amil tergantung dari sebab terjadinya
pelaksanaan tanggung jawab dalam kerugian tersebut. Penurunan nilai aset
mengelola secara tepat dan efektif zakat diakui sebagai:
program dan penggunaan zakat, infak, 1. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak
sodaqoh, hibah, dan wakaf yang disebabkan oleh kelalaian amil;
menjadi wewenangnya; dan 2. Kerugian dan pengurang dana amil,
memungkinkan bagi lembaga pengelola jika disebabkan oleh kelalaian amil.
zakat untuk melaporkan kepada publik
(masyarakat) atas hasil operasi dan C. Penyaluran Zakat
penggunaan dana publik. Zakat yang disalurkan kepada
mustahiq diakui sebagai pengurang dana
zakat sebesar:
Perlakuan Akuntansi Zakat, Infak, dan 1. Jumlah yang diserahkan, jika dalam
Shadaqah Menurut PSAK No. 109 bentuk kas;
2. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset
nonkas.
Pengakuan dan Pengukuran Zakat, Infaq,
dan Sedekah D. Pengakuan Awal Infak/Sedekah
Infak/sedekah yang diterima diakui
A. Pengakuan Awal Zakat sebagai dana infak/sedekah terikat atau
Penerimaan zakat diakui pada saat tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi
kas atau aset lainnya diterima. Zakat yang infak/sedekah sebesar:
diterima dari muzakki diakui sebagai 1. Jumlah yang diterima, jika dalam
penambah dana zakat: bentuk kas;
1. Jika dalam bentuk kas maka sebesar 2. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.
jumlah yang diterima;
2. Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar Penentuan nilai wajar aset nonkas
nilai wajar aset nonkas tersebut. yang diterima menggunakan harga pasar
untuk aset nonkas tersebut. Jika harga pasar
tidak tersedia, maka dapat menggunakan
metode penentuan nilai wajar lainnya diakui sebagai penambah dana
sesuai yang diatur dalam PSAK yang infak/sedekah.
relevan.
F. Penyaluran Infak/Sedekah
Penyaluran dana infak/sedekah
E. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal diakui sebagai pengurang dana
Infak/Sedekah infak/sedekah sebesar:
Infak/sedekah yang diterima dapat 1. jumlah yang diserahkan, jika dalam
berupa kas atau aset nonkas. Aset nonkas bentuk kas;
dapat berupa aset lancar atau tidak lancar. 2. nilai tercatat aset yang diserahkan, jika
dalam bentuk aset nonkas.
Aset tidak lancar yang diterima oleh
amil dan diamanahkan untuk dikelola Penyaluran infak/sedekah kepada
dinilai sebesar nilai wajar saat amil lain merupakan penyaluran yang
penerimaannya dan diakui sebagai aset mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang
tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari amil tidak akan menerima kembali aset
aset tersebut diperlakukan sebagai infak/sedekah yang disalurkan tersebut.
pengurang dana infak/sedekah terikat Penyaluran infak/sedekah kepada penerima
apabila penggunaan atau pengelolaan aset akhir dalam skema dana bergulir dicatat
tersebut sudah ditentukan oleh pemberi. sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan
Amil dapat pula menerima aset nonkas tidak mengurangi dana infak/ sedekah.
yang dimaksudkan oleh pemberi untuk
segera disalurkan. Aset seperti ini diakui G. Dana Nonhalal
sebagai aset lancar. Aset ini dapat berupa Penerimaan nonhalal adalah semua
bahan habis pakai, seperti bahan makanan; penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai
atau aset yang memiliki umur ekonomi dengan prinsip syariah, antara lain
panjang, seperti mobil ambulance. penerimaan jasa giro atau bunga yang
berasal dari bank konvensional.
Aset nonkas lancar dinilai sebesar Penerimaan nonhalal pada umumnya
nilai perolehan sedangkan aset nonkas tidak terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi
lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai yang tidak diinginkan oleh entitas syariah
dengan PSAK yang relevan. Penurunan karena secara prinsip dilarang. Penerimaan
nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui nonhalal diakui sebagai dana nonhalal,
sebagai: yang terpisah dari dana zakat, dana infak/
sedekah dan dana amil. Aset nonhalal
1. pengurang dana infak/sedekah, jika
disalurkan sesuai dengan syariah.
terjadi bukan disebabkan oleh kelalaian
amil;
2. kerugian dan pengurang dana amil, jika Komponen Laporan Keuangan Amil Zakat
disebabkan oleh kelalaian amil.
Sesuai PSAK 109, Komponen
Dalam hal amil menerima laporan keuangan yang lengkap dari amil
infak/sedekah dalam bentuk aset (nonkas) terdiri dari:
tidak lancar yang dikelola oleh amil, maka
aset tersebut harus dinilai sesuai dengan 1. Laporan Posisi Keuangan
PSAK yang relevan.
Entitas amil menyajikan pos-pos
Dana infak/sedekah sebelum dalam neraca (laporan posisi keuangan)
disalurkan dapat dikelola dalam jangka dengan memperhatikan ketentuan dalam
waktu sementara untuk mendapatkan hasil PSAK terkait, yang mencakup, tetapi tidak
yang optimal. Hasil dana pengelolaan terbatas pada:
Aset iii) Penerimaan lain
a) Kas dan setara kas b) Penggunaan dana amil
b) Instrumen keuangan c) Saldo awal dana amil
c) Piutang d) Saldo akhir dana amil
d) Aset tetap dan akumulasi
penyusutan 3. Laporan perubahan aset kelolaan
A. Kewajiban
a) Biaya yang masih harus dibayar Amil menyajikan laporan
b) Kewajiban imbalan kerja perubahan aset kelolaan yang mencakup,
B. Saldo dana tetapi tidak terbatas pada :
a) Dana zakat a) Aset kelolaan yang termasuk aset lancar
b) Dana infak/sedekah dan akumulasi penyisihan
c) Dana amil b) Aset kelolaan yang termasuk aset tidak
d) Dana non halal lancar dan akumulasi penyusutan
c) Penambahan dan pengurangan
2. Laporan perubahan dana d) Saldo awal
Amil menyajikan laporan e) Saldo akhir
perubahan dana zakat, dana infak/sedekah,
dan dana amil. Penyajian laporan 4. Laporan arus kas
perubahan dana mencakup, tetapi tidak
terbatas pada pos-pos berikut : Amil menyajikan laporan arus kas
sesuai dengan PSAK 2 : laporan arus kas
Dana zakat dan PSAK yang relevan. Laporan arus kas
a) Penerimaan dana zakat adalah suatu laporan yang menggambarkan
b) Penyaluran dana zakat arus kas masuk dan arus kas keluar pada
i) Amil periode tertentu. Tujuan disusunnya
ii) Mustahiq laporan ini adalah untuk menyajikan
c) Saldo awal dana zakat informasi mengenai penerimaan dan
d) Saldo akhir dana zakat pengeluaran kas organisasi pada suatu
periode tertentu yang dibagi menjadi tiga,
Dana infak/sedekah yaitu arus kas dari aktivitas operasi, dari
aktivitas investasi, dan dari aktivitas
a) Penerimaan dana infak/sedekah: pendanaan.
i) Infak/sedekah terikat
(muqayyadah) 5. Catatan Atas Laporan Keuangan
ii) Infak/sedekah tidak terikat
(mutlaqah) Amil menyajikan catatan atas
b) Penyaluran dana infak/sedekah: laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101
i) Infak/sedekah terikat : penyajian Laporan Keuangan Syariah dan
(muqayyadah) SAK yang relevan.
ii) Infak/sedekah tidak terikat
(mutlaqah)
c) Saldo awal dana infak/sedekah METODE PENELITIAN
d) Saldo akhir dana infak/sedekah
Lokasi Penelitian
Dana Amil Penelitian ini dilakukan Di kantor
a) Penerimaan dana amil: Perwakilan Lembaga Amil Zakat
i) Bagian amil dari dana zakat Muhammadiayah (LAZISMU) Aceh yang
ii) Bagian amil dari dana beralamat di Jl.K.H.A Dahlan No. 7 Banda
infak/sedekah Aceh. Telepon 0651-24840.
Teknik Validasi Data
Jenis Penelitian Dalam memenuhi keabsahan data
pada penelitian ini, maka dilakukan
Penelitian ini menggunakan metode pengujian dengan menggunakan bahan
penelitian kualitatif bersifat komparatif , referensi. Yang dimaksud dengan bahan
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang referensi yaitu adanya pendukung untuk
mendeskripsikan data dengan cara membuktikan data yang telah ditemukan
menyajikan kata-kata bukan rangkuman oleh peneliti. (Sugiyono, 2013: 375).
angka yang disusun dalam bentuk teks yang
diperluas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan wawancara yang
dilakukan dengan Bapak H.M Yamin SE,
1. Wawancara M.Si sebagai Sekretris pada Lembaga Amil
Teknik wawancara yaitu suatu Zakat Muhammadiyah Aceh menerangkan
proses interaksi dan komunikasi untuk bahwa dalam menjalankan aktivitas pada
mendapatkan informasi dengan cara sub bagian keuangan dan program pada
bertanya langsung kepada responden. Lembaga Amil Zakat, Infaq/Sedekah
Teknik ini dilaksanakan untuk mengetahui (LAZISMU) Aceh berkaitan dengan
kondisi internal Lembaga Amil Zakat pengelolaan administrasi dan tata kelola
Muhammadiyah (LAZISMU) dalam keuangan. Meliputi proses akuntansi Zakat,
menerapkan PSAK 109. infak dan sedekah pada LAZISMU dimulai
dari:
2. Dokumentasi
Menurut Sutrisno Hadi (1998:67) 1. Pengakuan
teknik dokumentasi yaitu pengumpulan Pada LAZISMU zakat,
data dengan mengambil data yang sudah infak/sedekah diakui pada saat kas atau aset
tercatat dalam dokumen. Teknik non kas diterima. Zakat yang diterima dari
dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan muzakki diakui sebagai penambah dana
data, mengumpulkan data, mempelajari zakat sebesar jumlah yang diterima jika
dokumen. Laporan Keuangan PSAK No. dalam bentuk kas, dan sebesar nilai wajar
109 Tentang Pelaporan Keuangan jika dalam bentuk nonkas, namun pada
Zakat,Infaq dan Shadaqah. LAZISMU belum ada muzaki yang
memberi zakat dan infak/sedekah dalam
Metode Analisis Data bentuk nonkas, sehingga belum ada
Untuk menjawab rumusan masalah perlakuan akuntansi terhadap hal tersebut.
dalam penelitian ini, dalam Jika muzaki menentukan mustahik
menggambarkan dan menganalisis yang menerima penyaluran zakat, maka
mengenai penerapan PSAK No.109 tentang tidak ada bagian amil atas zakat yang
akuntansi zakat, infaq dan sedekah pada diterima. Amil dapat memperoleh ujrah
Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah atas kegiatan penyaluran tersebut. Ujrah ini
Cabang Aceh, penulis menggunakan teknik berasal dari muzaki, diluar dana zakat.
analisis Deskriptif-Komparatif, yaitu Akan tetapi ujrah ini digunakan sebagai
menggambarkan realita di lapangan dan biaya operasional.
membandingkan dengan teori dari referensi Zakat yang disalurkan kepada
yang ada, serta menarik kesimpulan. mustahik diakui sebagai pengurang dana
zakat begitu juga dengan infak/sedekah.
Dana yang disalurkan kepada amil diakui
sebagai penambah dana amil. Persentase
bagian yang disalurkan kepada mustahik 4. Komponen Laporan Keuangan
disesuaikan dengan fatwa yang ada, namun Komponen laporan keuangan
pada LAZISMU tidak menyalurkan zakat LAZISMU sudah mulai merujuk kepada
dan infak/sedekah kepada riqab, karena standarisasi PSAK 109, yang sampai saat
sudah tidak ada lagi pada zaman sekarang, ini sudah memperlihatkan laporan arus kas,
sehingga persentase bagian untuk riqab laporan perubahan dana serta laporan posisi
dialihkan kepada fakir miskin atau asnaf keuangan.
lainnya. Untuk dana amil disisihkan dari
dana zakat dan infak/sedekah yang
digunakan untuk operasional amil sesuai Pembahasan
dengan persentase yang telah ditentukan.
1. Pengakuan
2. Penyajian Pada LAZISMU zakat,
LAZISMU menyajikan laporan infak/sedekah diakui pada saat kas atau aset
dana zakat, dana infak/sedekah serta dana non kas diterima. Zakat yang diterima dari
amil secara terpisah dalam laporan muzakki diakui sebagai penambah dana
keuangan, artinya masing-masing dana zakat sebesar jumlah yang diterima jika
tersebut memiliki akun tersendiri dalam dalam bentuk kas, dan sebesar nilai wajar
laporan posisi keuangan, dimana dana zakat jika dalam bentuk nonkas. Hal ini sudah
diperuntukkan untuk mustahik yang berhak sesuai dengan PSAK 109 yang menyatakan
menerima zakat, dana infak untuk yang bahwa penerimaan zakat dan infak/sedekah
berhak menerima infak/ sedekah yang diakui pada saat kas atau aset non kas
cakupannya lebih luas dan amil diterima.
diperuntukkan untuk amil. Apabila muzaki menentukan
mustahik yang menerima penyaluran zakat,
3. Pengungkapan maka tidak ada bagian amil atas zakat yang
Pada LAZISMU cara menentukan diterima. Hal ini juga sudah sesuai dengan
skala prioritas penyaluran zakat dan PSAK 109 yang menyatakan bahwa jika
mustahik non amil bersifat kondisional, muzaki menentukan mustahik yang
untuk daerah Aceh setiap penyaluran dana menerima penyaluran zakat melalui amil,
zakat, infak/sedekah selalu memasukkan maka tidak ada bagian amil atas zakat yang
unsur fakir miskin didalamnya. Misalnya diterima. Amil dapat memperoleh ujrah
membantu seseorang untuk modal usaha, atas kegiatan penyaluran tersebut. Ujrah ini
LAZISMU memilih fakir miskin untuk berasal dari muzaki, diluar dana zakat.ujrah
diberikan bantuan modal sebagai prioritas, tersebut diakui sebagai penambah dana
begitu juga dengan fisabilillah, yang dipilih amil.
adalah dari keluarga fakir miskin. Jadi Zakat yang disalurkan kepada
LAZISMU lebih memprioritaskan fakir mustahik diakui sebagai pengurang dana
miskin untuk semua asnaf. zakat begitu juga dengan infak/sedekah.
Metode penentuan nilai wajar Dana yang disalurkan kepada amil diakui
yang digunakan untuk penerimaan zakat sebagai penambah dana amil. Hal ini sudah
dan infak/sedekah berupa aset non kas sesuai dengan PSAK 109 yang menyatakan
adalah berdasarkan harga pasar. bahwa zakat yang disalurkan kepada
Pengungkapan terhadap dana non mustahik termasuk amil diakui sebagai
halal dipisahkan dari dana lainnya, dana pengurang dana zakat sebesar jumlah yang
non halal memiliki akun tersendiri, diserahkan jika dalam bentuk kas, dan
misalnya penerimaan dari bunga bank, jasa jumlah tercatat jika dalam bentuk aset
giro, atau penerimaan dana non halal nonkas.
lainnya, penyaluran dana non halal ini pun
terpisah dari akun lainnya.
2. Penyajian harus diakui, bagaimana mengukurnya,
LAZISMU menyajikan laporan serta bagaimana mengungkapkannya dalam
dana zakat, dana infak/sedekah serta dana laporan keuangan. Tujuan standar
amil secara terpisah dalam laporan akuntansi ini adalah agar laporan keuangan
keuangan. Hal tersebut sudah sesuai dengan bisa lebih mudah dipahami bagi para
PSAK 109 yang menyatakan bahwa amil pengguna laporan, agar tidak terjadi
menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah kesalah pahaman antara penyaji laporan
dan dana amil secara terpisah pada laporan dengan pembaca laporan, serta agar
keuangan. terdapat konsistensi dalam pelaporan
sehingga laporan keuangan dapat memiliki
3. Pelaporan daya banding (comaparability). Dengan
Komponen laporan keuangan adanya standar akuntansi maka dapat
LAZISMU sampai saat ini terdiri dari dilakukan perbandingan kinerja antar kurun
laporan arus kas, laporan perubahan dana waktu dan dengan organisasi sejenis
serta laporan posisi keuangan. Sedangkan lainnya. Standar akuntansi zakat juga
pada PSAK 109 komponen laporan menjadi dasar bagi auditor dalam proses
keuangan syariah terdiri dari laporan posisi audit, karena pada dasarnya audit adalah
keuangan, laporan perubahan dana, laporan memeriksa laporan keuangan yang dibuat
perubahan aset kelolaan, laporan arus kas, oleh manajemen lembaga pengelola zakat
dan catatan atas laporan keuangan. apakah sudah disajikan sesuai dengan
standar akuntansi zakat yang telah
PSAK 109 merupakan pedoman ditetapkan. Kesuaian penyajian laporan
yang mengatur tentang pengakuan, keuangan Lembaga Amil Zakat
pengukuran dan pelaporan keuangan. Muhammadiyah dengan PSAK 109 dapat
PSAK 109 mengatur tentang bagaimana dilihat pada tabel berikut :
suatu transaksi diakui atau dicatat, kapan

Tabel 4.1 Kesesuaian Penyajian Laporan Keuangan LAZISMU Aceh dengan PSAK 109

Pelaporan Keuangan
Pada LAZISMU
No Pelaporan Keuangan menurut PSAK 109
Tidak
Diterapkan
Diterapkan
1 Pengakuan
Penerimaan zakat diakui pada saat kas/aset lainnya diterima √

Kas masuk diakui sebagai penambahan dana zakat dan √


infak/sedekah
jika dalam bentuk kas dicatat sebesar jumlah yang diterima √

jika non kas dicatat berdasarkan nilai wajar √


Kas keluar diakui sebagai pengurang dana zakat dan √
infak/sedekah
Pendapatan fee sebagai penambahan dana amil √
2 Penyajian
amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah dan dana √
amil secara terpisah laporan keuangan.
3 Pengungkapan
Kebijakan penyaluran zakat dan infak/sedekah √
Kebijakan penyaluran zakat dan infak/sedekah untuk amil √
dan mustahik non amil
Metode penentuan nilai wajar √
Rincian jumlah penyaluran dana untuk untuk masing-masing √
mustahik
Keberadaan dana nonhalal √
4 Komponen Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan √
Laporan Perubahan Dana √
Laporan Perubahan Aset kelolaan √
Laporan Arus kas √
Catatan Atas Laporan Keuangan √
Sumber : data diolah

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Saran
1. Kepada Lembaga Amil Zakat,
Berdasarkan hasil penelitian yang Infak/Sedekah Muhammadiyah untuk
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bisa segera menambah komponen
bahwa : laporan keuangan yag terdiri dari laporan
1. Lembaga Amil Zakat, Infak/Sedekah aset kelolaan dan catatan atas laporan
Muhammadiyah dalam aspek keuangan.
pengukuran, penyajian dan 2. Pada bagian dana amil sebaiknya pihak
pengungkapan telah sepenuhnya pengurus Lembaga Amil Zakat,
menerapkan sesuai dengan PSAK No Infak/Sedekah Muhammadiyah
109, dan terus berbenah untuk (LAZISMU) mengambil bagian hak amil
menerapkan PSAK 109 secara lebih untuk dimasukkan sebagai penambah
sempurna. dana amil agar tidak terjadi defisit pada
2. Komponen laporan keuangan Lembaga dana amil.
Amil Zakat, Infak/Sedekah hanya 3. Untuk laporan keuangan yang
menerapkan laporan posisi keuangan, dipublikasikan pada website
laporan perubahan dana dan laporan LAZISMU sebaiknya di publikasikan
arus kas, sedangkan dalam PSAK 109 dengan lebih cepat sebelum memasuki
komponen laporan keuangan Lembaga periode berikutnya, agar memudahkan
Zakat,Infak/Sedekah terdiri dari 2 pihak-pihak yang membutuhkan
laporan lagi yaitu laporan perubahan
aset kelolaan, dan catatan atas laporan
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA p2008.pdf, diakses tanggal 30 April
2017)
Arifin, Gus. 2011. Dalil-Dalil dan
Keutamaan Zakat, Infaq, Sedekah. Mu’is, fahrur.2011. Zakat A-Z Panduan
Jakarta: Elex Media Komputindo Mudah, Lengkap, dan Praktis
tentang Zakat. Solo: Tinta Medina.
Bustamam (2013). Analisis Penyajian
Laporan Keuangan Syariah Pada Nurhayati, Sri, Wasilah. 2009 . Akuntansi
Baitul Mal Provinsi Aceh. Jurnal Syariah di Indonesia (Edisi II).
Dinamika Akuntansi dan Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Universitas Syiah Kuala
Undang-undang republik Indonesia No 38
Departemen Agama Rebublik Indonesia. tahun 1999 tentang pengelolaan zakat,
1971. Al Qur’an dan Jakarta : Fokus media,tt
Terjemahannya. Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Utomo, Setiawan Budi. Edisi No. 2, Tahun I,
Al Qur’an. Oktober, 2007. akuntansi zakat
Sebuah Keharusan. Majalah
Forum Zakat. 2005. Pedoman Akuntansi Akuntan Indonesia, (online),
Organisasi Pengelola Zakat. Jakarta: (http://www.scribd.com/doc/5273462
Forum Zakat. 6/akuntan-indonesia-majalah-edisi-
02, diakses pada 28 April 2017).
Ghozali, Imam (2012). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program Yasin, Ahmad Hadi. 2011. Panduan Zakat
IBM SPSS 20, Badan Penerbit Praktis. www.zakat.or.id diakses
Universitas Diponegoro, Semarang. pada tanggal 25 April 2017.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2017 Pernyataan Zaid, Omar Abdullah. 2004. Akuntnasi
Standar Akuntansi Keuangan No. Syariah: Kerangka Dasar, Sejarah
109 tentang akuntansi Zakat, Keuangan Dalam Masyarakat
Infaq/Sedekah. Jakarta: IAI Islam. Jakarta : LPFE.

Istutik (2013). Analisis Implementasi http://www.aceh.tribunnews.com/2014/01/0


Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah 8/kepala-baitul – mal – tersangka -
(PSAK:109) Pada Lembaga Amil penyelewengan – dana - zakat. Di
Zakat Di Kota Malang. Jurnal akses tanggal 30 April 2017
Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 1,
Januari 2013 http://www.bisniskeuangan.kompas.com/ke-
mana-zakat-kita.di akses tanggal 30
Mahmudi . 2008. pengembangan Sistem April 2017.
Akuntansi Za kat dengan Teknik http://www.dsnmui.or.id/index.php?page=fa
Fund Accounting, (Online), ( twa. Di akses pada tanggal 30 April 2017.
http://idb2.wikispaces.com/file/view/r http://www.Lazismu.org.id. Di akses pada
tanggal 2 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai