LANDASAN TEORI
dibentuknya Badan Amil Zakat Nasional adalah dalam rangka pengelolaan zakat
14
Gustian djuanda, Aji sugiarto, dkk. Zakat pengurang pajak penghasilan (jakarta, PT.
Rajagrafindo persada, 2006), 1-4
secara lebih berdaya guna dan berhasil guna serta dapat dipertanggungjawabkan.
Secara struktural Badan Amil Zakat, merupakan organisasi pengelola zakat yang
kecamatan
15
Undang-Undang Ri No.23 Th 2011.
dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial, dan
Dilihat dari sejarah pendirian LAZ ini terbagi menjadi empat kelompok
LAZ didirikan dengan basis masjid seperti: LAZ Rumah Amal Salman
(masjid Salman ITB); LAZ Al Azhar Peduli (masjid Al Azhar); dan LAZ DPU-
DT (masjid Daarut Tauhid). Umumnya, pendirian LAZ ini sebagai akibat dari
(termasuk dana ZIS oleh DKM masjid). Selanjutnya adanya dana yang besar
harus dikelola lebih profesional melalui pendirian LAZ sebagai bentuk tangung
jawab pengelola dan untuk meningkatkan peran masjid kepada masyarakat, baik
LAZ pada kelompok ini, didirikan dengan basis organisasi masa (ormas)
seperti LAZ Pusat Zakat Ummat (Ormas Persis), LAZ NU (Ormas NU), dan LAZ
masyarakat luas.
Indonesia); Baitul Maal BRI (Bank BRI); Baitul Maal Pupuk Kujang (PT. Pupuk
Kijang Cikampek). Umumnya pendirian LAZ ini, sebagai bagian dari program
CSR perusahaan yang besar, perlu lembaga yang profesional, diantaranya dengan
program CSR perusahaan akan lebih terarah, bersifat sistematis dan berdampak
(OPZ). LAZ dalam kelompok ini seperti: LMI (Lembaga Manajemen Infaq), LAZ
Rumah Zakat Indonesia; LAZ Dompet Dhuafa; LAZ Rumah Yatim Arrohman.
Alasan pendirian LAZ ini, sebagai bentuk partisipasi masyarakat (civil society)
karakteristik seperti organisasi nirlaba lainnya. Seperti sember daya (baik dana
seperti lazimnya pada organisasi bisnis. Biasanya terdapat pendiri, yaitu orang
b. Sumber dana utama adalah dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf.
Tahap kedua, meliputi menyiapkan SDM dan sistem operasi yang mampu
18
Gustian Djuanda, Aji Sugiarto, Dkk. Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, 10
utamanya dalam mengelola dan menyosialisasikan visi dan misi organisasi zakat,
database yaitu mereka yang memenuhi kriteria muzakki utama, yang aka menjadi
efisien, melakukan proses komunikasi secara tepat dan teratur seperti komunikasi
dengan tetap mengacu pada segmen dan target muzakki pertama sehingga dapat
disusun pelayanan yang lebih tepat untuk mereka. Pelayanan secara individu
dimana individu yang bersangkutan membayar zakat via ATM atau melalui
jemput bayar zakat. Peningkatan pelayanan melalui pelatihan SDM dan pelatihan
jenis dana. Dengan demikian, di organisasi pengelola zakat terdapat berbagai jenis
19
Mohammad Dan Abu Bakar, Manajemen Organisasi Zakat, (Malang: Madani, 2011), 99-100
dana, antara lain: dana zakat, dana infaq/shadaqah, dana wakaf, dan dana
pengelola.
a. Dana Zakat
Pengertian zakat dapat ditinjau dari dua segi, yaitu menurut bahasa
dan istilah. Dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkah,
b. Dana infaq/shadaqah
Secara garis besar shadaqah sama dengan infaq. Hanya saja, shadaqah
memiliki artian yang lebih luas dari sekedar material, karena hal ini
kebaikan.
d. Dana Pengelola
Dana pengelola yang dimaksud disini adalah dana hak Amil yang
dari:
(mustahiq).20
20
Gustian Djuanda, Aji Sugiarto, Dkk. Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, 10-12.
B. Pendayagunaan
Pendayagunaan berasal dari kata “daya” dan “guna” yang berarti usaha
pendayagunaan adalah suatu usaha untuk mendatangkan hasil atau manfaat yang
lebih besar dan lebih baik dengan mamanfaatkan segala sumber daya dan potensi
pengumpulan dana ZIS. Konsep dasar pendayagunaan zakat, infak sedekah adalah
Menurut Widodo yang dikutip dari buku Lili Bariadi dan kawak-kawan,
a. Hibah, zakat pada asalnya harus diberikan berupa hibah artinya tidak ada
b. Dana bergulir, zakat dapat diberikan berupa dana bergulir oleh pengelola
kepada mustahiq dengan catatan harus qardhul hasan, artinya tidak boleh
ada kelebihan yang harus diberikan oleh mustahiq kepada pengelola ketika
usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari
penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat
22
Ibid, 5.
itu disyariatkan.23 Kalau berbicara tentang kemaslahatan, senantiasa berkembang
prioritas ini dapat di pakai sebagai alat yang efektif untuk melaksanakan fungsi
ambil contoh salah satu asnaf yang menerima zakat ibnu sabil, ibnu sabil
mempunyai pengertian yang secara bahasa berarti anak jalanan atau musafir yang
kehabisan bekal, tetapi juga untuk keperluan pengungsi, bencana alam dan
sejenisnya.24
berikut:
23
Didin Hafidhuddin, Manajemen Zakat Indonesia, (Jakarta Selatan: Forum Zakat, 2012), 124.
24
Ibid, 125.
c. Tujuan program: yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil
sebelumnya.
pelanggan.25
1. Zakat
yang telah dizakati dari bahaya sekaligus dapat membersihkan harta dan
Ditnjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar)
dari kata zakat yang berarti sedekah, tumbuh, bersih, baik 26, ash-shalahu
(keberesan)27. Menurut Lisan Al-Arab arti dasar dari kata zakat ditinjau dari
kata bahasa adalah suci, berkah, dan terpuji, semuanya digunakan dalam Al-
Quran dan Al-hadis. Tetapi yang terkuat menurut Wahidi dan lain-lain, kata
dasar zakat berarti bertambah dan tumbuh. Sehingga bisa dikatakan tanaman
25
Ni Wayan Budiani, “Efektifitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna EKA
BAKTI Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar”, Input Jurnal
Ekonomi Dan Sosial Volume 2 Nomor 1, Bali : Universitas Udayana, 2007, 53.
26
Yusuf Qardhowi, Hukum Zakat, (Bogor: PT Pustaka Litera Antar Nusa), 34.
27
Didin Hafidhuddun, Zakat Dalam Perekonomian Moderen, (Jakarta; Gema Insani Press,
2002),7.
itu zaka artinya tumbuh, sedangkan tiap sesuatu yang bertambah disebut zaka
artinya bertambah, bila satu tanaman tumbuh tanpa cacat maka zaka disini
berarti bersih.28
َ َِت ِ عن ۗ ۚ إِ َّن ِ ف ِس.ُ َ ق ِّد موا ِلَِْن.ُوآتُوا ۚ ۚ وما ت َّ َ وَأقِي ُماو ال
ْ َ ُ ََ َ
ِخ ُدوهُ د ا َّلل ُك م م اَّلَزكا َة صَل
َ ْ
ي ْن َة
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi
Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”( Q.S
al-Baqarah ayat 110). 29
harta (dalam batas tertentu) yang dikeluarkan dari jenis harta tertentu, dengan
utama mukmin yang akan mendapat rahmat dan pertolongan Allah SWT.
untuk membersihkan diri dan jiwanya dari berbagai sifat buruk, seperti
28
Qardhowi , Hukum Zakat., 34.
29
Daparteman Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan., 30.
30
Masykur M Khoir,. Risalah Zakat, (Kediri: Duta Karya Mandiri 2006), 8.
bakhil, egois, rakus dan tamak, sekaligus berkeinginan untuk selalu
bagi orang yang memiliki sejumlah kekayaan tertentu. Dengan kata lain,
dikeluarkan. Karena itu, zakat diwajibkan bagi para pemilik harta yang
zakat dan penerimaan atau pembagian zakat. Yang merupakan unsur mutlak
pembayaran zakat. Hal ini berarti suatu dorongan yang kuat dari ajaran Islam,
supaya umatnya yang baik berusaha keras untuk menjadi pembayar zakat.
Dengan kata lain harus mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta
31
Mas’udi, F. Masdar. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS. (Jakarta: PIRAMEDIA 2004), 164.
2. Infaq.
yang diperintahkan ajaran Islam. Secara Istilah, infaq adalah sebagian harta
memperhatikan nishab dan haulnya. Infaq dapat dikeluarkan oleh orang yang
beriman baik yang berpenghasilan tinggi atau rendah, dalam keadaan lapang
ataupun sempit.
dalam kebaikan. Allah telah menjanjikan surga yang luas seluas langit dan
bumi, bagi orang-orang yang berinfaq di jalan Allah, baik dalam keadaan
senang maupun susah. Allah SWT juga menjelaskan bahwa orang yang benar-
32
Gustian Djuanda, S.E. Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006), 11.
mengharapkan ridha Allah. Mereka tidak berinfaq demi nafsu, atau tujuan
apapun. Mereka berinfaq hanya karena Allah. Oleh karena itu, mereka merasa
tenang jika Allah menerima shadaqah mereka, merasa tenang karena berkah
yang diberikan Allah dalam harta mereka dan merasa tenang dengan pahala
3. Shadaqah.
Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang
mempunyai pengertian yang luas dibanding infaq, tidak hanya berasal dari
menyingkirkan duri dari jalan termasuk shadaqah. Jika zakat sesuatu yang
dikeluarkan dari jenis harta tertentu, dengan syarat tertentu dan diberikan
merupakan bahasa Qur’ani yang sifatnya umum, yakni segala sesuatu yang
diberikan kepada pihak lain tanpa menyalahi aturan syara’ Masih membekas
makna pembiasan, bahwa shadaqah dilakukan ketika ada harta lebih. Padahal
aturan syari’atnya, shadaqah tidak harus menunggu kaya. Seruan Allah agar
33
Syaikh M. Abdul Athi Buhairi. Kepemimpinan Islam dan Dakwah, (Jakarta: Sinar Grafita
Offset,2005), 104.
34
M. Masykur Khoir. Risalah Zakat, (Kediri: Duta Karya Mandiri, 2006), 8.
bershadaqah dimulai ketika kondisi masih sempit dan susah, dan
Mereka yakin, Allah akan memberikan balasan yang berlipat ganda. Bagi
hartanya, karena perbuatan itu dapat menyakiti hati mustahiq dan juga dapat
D. Kesejahteraan
Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa
dan makmur dan dapat berarti selamat terlepas dari gangguan. Sedangkan
rakyat yaitu untuk manjamin dan memajukan kesejahteraan umum. Hal ini secara
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
35
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 343.
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
tujuan Negara Indonesia adalah melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah
menjadi lahiriyah atau fisik dan batiniyah. Kesejahteraan yang bersifat lahir yang
kesejahteraan batin. Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua
1. Walter A. Fridlander
36
Ibid, 346.
37
Qodri Azizy, “Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Berkembangnya
Ekonomi Islam)”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 148-149.
38
Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Moder: Instrumen pemberdayaan ekonomi umat,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 127.
kesehatan yang memuaskan serta untuk mencapai relasi perseorangan dan
2. Arthur Dunham
hubungan sosial.39
a. Keluarga pra sejahtera, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah
satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga
sejahtera tahap I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, sandang,
pangan, papan, dan kesehatan;
39
Kesi widjajanti, Model Pemberdayaan Masyarakat, ekonomi pembangunan, vol. 12 no. 1. (juni
2011), 12-27.
40
BKKBN, Pedoman Tata Cara Pencatatan Dan Pelaporan Pendataan Keluarga, JATIM: badan
koordinasi keluarga berencana nasional.
1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut.
5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawa ke
sarana/petugas kesehatan;
4. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni
rumah.
9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur
memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil);
e. Keluarga sejahtera tahap III plus, yaitu keluarga yang dapat memenuhi
kriteria 1 sampai 21 dan dapat pula memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria
pengembangan keluarganya yaitu:
kepada para mustahik dalam bentuk modal usaha. Istilah pendayagunaan dalam
konteks ini mengandung makna pemberian dana ZIS kepada para mustahik
hakikatnya merupakan hal yang mudah, tetapi perlu kesungguhan dan kehati-
hatian. Dalam hal ini jika tidak hati-hati mustahik zakat akan semakin bertambah
dan pendistribusian dana ZIS akan menciptakan generasi yang pemalas. Padahal
harapan dari konsep dana ZIS adalah terciptanya kesejahteraan masyarakat dan
nasib mustahik tidak selamanya ketergantungan pada dana ZIS, karena itu untuk
Undang No. 11 Tahun 2009 dan menurut Badan Pusat Statistik Indonesia tahun
2000:
41
Muhammad Hasan, Manajemen Zakat: model penglolaan yang efektif, (Yogyakarta: Idea Press,
2011), hal.71.
a. Undang-Undang No 11 Tahun 2009
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
Tabel 2.1
KONSEP INDIKATOR
sang pencipta
guna melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa
42
Hamid Abidin, Reinterprestasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta: Piramedia, 2004), hal. 115.
2) Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan
Tabel 2.2
KONSEP INDIKATOR
43
Badan Pusat Statistik, Indikator sosial ekonomi indonesia.. (Jakarta: Badan Pusat Statistik
Indonesia, 2000), hal. 13