Anda di halaman 1dari 10

REVIEW JURNAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAZNAS KABUPATEN


MAGELANG DENGAN PSAK 109

NAMA : ShennySukmana
NIM : 221010502455

Judul Analisis laporan keuangan baznas kabupaten magelang dengan


PSAK 109
Nama jurnal Jurnal akuntansi dan pajak

Volume dan halaman Vol. 20 No. 1 halaman 164-175

Tahun penerbit 2020

Penulis Fuad Yanuar, Yassirly Amriya, Nuwun


Priyono
Permasalahan Di Indonesia Zakat diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat membuat laporan keuangan
yang sesuai standar akuntansi yaitu PSAK 109.

Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi
dan kinerja dalam laporan keuangan BAZNAS dengan PSAK
109
Sumber data Data yang digunakan peneliti data primer dan data
skunder Data Primer :
1. Melakukan wawancara
2. Dokumentasi
3. Study pustaka

Data Skunder :
Laporan keuangan 2018 dan 2020
Metode penelitian Metode Penelitian Deskriptif Kuantitatif karena bertujuan
untuk mencari informasi yang faktual dan dapat diukur dengan
menggunakan rumus-rumus tertentu yang digunakan dalam
menilai kinerja BAZNAS dengan PSAK 109
Hasil penelitian Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis yang telah dilakukan
terhadap laporan keuangan yang telah diperoleh dari BAZNAS
dengan PSAK 109 selama kurun waktu dari tahun 2018 dan 2019
hasilnya sangat baik dan mengalami peningkatan.

Kelebihan penelitian Penelitian sangat mendukung kinerja laporan keuangan sehingga


dengan mudah mengetahui perkembangan kinerja keuangan
BAZNAS Kabupaten Magelang dengan PSAK 109.
Kekurangan penelitian Penelitian ini belum bisa dibilang maksimal dikarenakan beberapa
hal yang harus ditinggkatkan.
Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jap Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (1), 2020, 164-175
Review Laporan Keuangan Baznas Kabupaten Magelang dengan PSAK 109 Fuad Yanuar1) , Yassirly
Amriya2) , Nuwun Priyono3) 1,2Ekonomi Islam, STAI Al-Husain 3FE, Universitas Tidar
*Email korespondensi: fyarc86@gmail.com

Abstract
The National Amil Zakat Agency (BAZNAS) is the official and only body formed by the government based
on Presidential Decree No. 8 of 2001 which has the duties and functions of collecting and distributing zakat,
infaq, and alms (ZIS) at the national level. BAZNAS is declared as a non-structural government institution
that is independent and is responsible to the President through the Minister of Religion. Thus, BAZNAS
together with the Government is responsible for overseeing the management of zakat which is based on:
Islamic law, trust, expediency, justice, legal certainty, integrated and accountability. PSAK 109 is one of the
financial standards set for the amil zakat body which is expected to realize reporting uniformity and simplicity
of recording. So that the public can read the zakat manager's accounting reports and oversee their management
so that muzzaki believes in channeling zakat through the amil zakat body. This condition occurs in BAZNAS
Magelang Regency which has presented the report well. PSAK 109 consists of five components, namely the
cash flow statement report, balance sheet (statement of financial position), report on changes in funds,
statement of assets under management and notes to financial statements. This research uses applied research
with a qualitative approach. This research was conducted in four stages, namely data collection conducted by
interviews and documentation, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this
study indicate that the financial recording system at BAZNAS Magelang Regency is in accordance with PSAK
109.

Keywords: Amil Zakat Institution, BAZNAS, Financial Statements, PSAK 109 Saran sitasi: Yanuar, F.,
Amriya, Y., & Priyono, N. (2020).
Review Laporan Keuangan Baznas Kabupaten Magelang dengan PSAK 109.
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (1), 164-175.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jap.v21i1.1161 DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v21i1.1161

pemerintah untuk mencapai tujuan pengelolaan


PENDAHULUAN zakat adalah membentuk Badan Amil Zakat
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Nasional (BAZNAS). Badan Amil Zakat Nasional
penduduknya beragama Islam. Pada tahun 2020 (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-
penduduk Islam di Indonesia diperkirakan satunya yang dibentuk oleh pemerintah
mencapai 229, 62 juta jiwa. Fakta ini tentu berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun
menyebabkan banyaknya masyarakat muslim 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun
menjalankan syari’ah Islam dalam kehidupan dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS)
sosial-ekonomi. Wujud dari kehidupan sosial- pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang
ekonomi dalam syariat Islam adalah memberikan Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
solusi untuk mengatasi permasalahan kemiskinan semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai
dengan berzakat. Di Indonesia Zakat diatur dalam lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan
Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang zakat secara nasional. Dalam UU tersebut,
Pengelolaan Zakat. Undang-undang tersebut berisi BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
tentang pengelolaan zakat agar terorganisir dengan nonstruktural yang bersifat mandiri dan
baik, transparan dan professional dan dilakukan bertanggung jawab kepada Presiden melalui
oleh amil resmi yang ditunjuk oleh pemerintah, Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS
baik Lembaga Amil Zakat (LAZ) maupun Badan bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk
Amil Zakat (BAZ). BAZ (Badan Amil Zakat) mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan:
merupakan lemabaga pengelola zakat yang syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan,
didirikan atas usul Kementrian Agama dan kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.
disetujui oleh Presiden. Tugas BAZ sendiri hanya Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
untuk mengelola atau mendistribusikan pelaksanaan, dan pengkoordinasian dalam
menyelenggarakan tugas administratif dan teknis pengumpulan, pendistribusian, dan
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat tentunya
zakat, dan menyelenggarakan bimbingan dibidang harus berdasarkan syariat Islam dengan prinsip
pengolahan pengumpulan, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Usaha terintegrasi dan akuntabilitas. Suatu lembaga dapat
dikatakan baik apabila lembaga tersebut memiliki keuangan. Dengan adanya tuntutan untuk
sistem administrasi dan tata kelola lembaga yang menerapkan akuntabilitas dan transparasi
baik. Sebuah tata kelola dapat dikatakan baik menjadikan organisasi pengelola zakat harus
apabila lembaga tersebut bersifat transparan dan membuat laporankeuangan sesuai dengan aturan
akuntabel dalam pengumpulan, penghimpunan yang berlaku. Dalam hal ini yang menjadipedoman
serta pendistribusian dana zakatnya, sehingga akuntansi zakat, dan infak/sedekah adalah PSAK
pelaporan dana zakat yang ada pada lembaga 109. Dengandiberlakukannya PSAK 109 maka
pengelola zakat dapat dipertanggungjawabkan. setiap organisasi pengelolaan zakat akanmemiliki
Hal ini dirasa mampu untuk meningkatkan standar pelaporan yang sama dan bersifat mengikat
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan dana sehingga dapatdilakukan perbandingan antar
zakatnya kepada lembaga tersebut. Laporan lembaga zakat. Dalam PSAK 109 juga memiliki
keuangan seharusnya informatif dan dapat konsep dalam pengakuan, pengukuran , penyajian,
dibandingkan antara laporan keuangan lembaga dan pengungkapan. Konsep-konsep ini akan
pengelola zakat satu dengan lembaga pengelola menjelaskan bagaiamana unsur-unsur laporan
zakat yang lain. Laporan keuangan amil menurut keuangan harus diakui, diukur, disajikan, dan
PSAK 109 adalah laporan posisi keuangan diungkapkan oleh Lembaga Amil Zakat,
(neraca), laporan perubahan dana, laporan Infak/Sedekah.Pengakuan adalah pencatatan suatu
perubahan aset kelolaan, laporan arus kas dan jumlah rupiah (kos) ke dalam sistem akuntansi
catatan atas laporan keuangan. Neraca dan sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi
perubahan dana untuk organisasi zakat, infak, dan suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan.
sedekah ini merupakan gabungan dari dua dana Jadi, pengkauan berhubungan dengan masalah
tersebut, yaitu dana zakat dan dana sedekah, apakah suatu transaski dicatat (dijurnal) atau tidak.
sedangkan laporan perubahan posisi keuangan dan Berdasarkan PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat,
catatan atas laporan keuangan perlu ditambahkan Infak/Sedekah, komponen laporan keuangan amil
sehingga menjadi laporan keuangan yang yang lengkap terdiri dari:
menyeluruh yang menggambarkan kondisi
keuangan organisasi pengelola zakat. Dalam a. Laporan posisi keuangan
catatan ini menjelaskan mengenai kebijakan- Entitas amil menyajikan pos-pos dalam laporan
kebijakan akuntansi dan prosedur yang diterapkan posisi keuangan dengan memperhatikan ketentuan
oleh organisasi yang bersangkutan sehingga dalam PSAK terkait, yang mencakup, tetapi tidak
diperoleh angka-angka dalam laporan keuangan terbatas pada: 1) Aset a) Kas dan setara kas Kas
tersebut. PSAK 109 Tentang Akuntasi Zakat dan dan setara kas adalah uang tunai yang paling likuid
Infak/sedekah diharapkan dapat mewujudkan sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan
keseragaman pelaporan, dan kesederhanaan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah
pencatatan. Sehingga publik dapat membaca seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan
laporan akuntansi pengelola zakat serta mengawasi dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan
pengelolaannya. Selain itu penerapan PSAK 109 saldo rekening giro di bank. Menurut PSAK, setara
ini juga bertujuan memastikan bahwa organisasi kas adalah investasi yang sifatnya likuid,
pengelola zakat telah memakai prinsip-prinsip berjangka pendek, dan dengan cepat dapat
syariah, dan seberapa jauh OPZ memiliki tingkat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
kepatuhan menerapkannya. PSAK 109 yang menghadapi resiko perubahan nilai yang
mengatur akuntansi zakat dan infak/sedekah, di signifikan. b) Piutang Piutang adalah salah satu
dalamnya termuat definisi-definisi, pengakuan dan jenis transaksi akuntansi yang mengurusi
pengukuran, penyajian, serta pengungkapan hal- penagihan konsumen yang berhutang pada
hal yang terkait dengan kebijakan penyaluran seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi
hingga operasionalisasi zakat dan infak/sedekah. untuk barang dan layanan yang telah diberikan
Laporan keuangan merupakan usaha pertanggung kepada konsumen tersebut. Hal ini biasanya
jawaban lembaga atau organisasi yang obyektif, dilakukan dengan membuat tagihan dan
Baznas juga sebagai organisasi yang mengelola mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen
dana zakat infak dan sedekah dari masyarakat yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang
maupun pegawai negeri sudah harus membuat disebut termin kredit pembayaran. c) Aset tetap
laporan keuangan yang sesuai standar akuntansi dan akumulasi penyusutan Aset tetap mempunyai
yaitu PSAK 109. Dalam penyusunan keuangan nilai yang semakin berkurang dari suatu periode ke
harus menaati prinsip akuntasi yang belaku umum periode berikutnya. Dengan demikian nilai aset
saat ini. Prinsip akuntansi yang digunakan tetap akan menjadi turun apabila sudah dipakai
organisasi pengelola zakat yaitu pernyataan atau digunakan dalam periode tertentu. Nilai aktiva
standar akuntansi keuangan (PSAK). PSAK tetap akan menjadi berkurang karena adanya
berfungsi sebagai standar agar dapat dijadikan pemakaian aktiva tetap tersebut sehingga dalam
acuan dan pedoman dalam penyusunan laporan akuntansi dikenal adanya penyusutan aset tetap.
Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian yang pada saat penerimaan diberikan batasan-
harga perolehan dari suatu aset tetap karena adanya batasan tertentu terhadap penggunaan dana
penurunan nilai aset tetap tersebut. 2) Liabilitas a) tersebut. (2) Infak/sedekah tidak terikat
Biaya yang masih harus dibayar Biaya-biaya yang (mutlaqah), yaitu dana infak/sedekah yang pada
harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak saat penerimaan tidak diberikan batasan - batasan
lain atau jasa-jasa yang telah dilakukan oleh pihak terhadap penggunaan dana tersebut. b) Penyaluran
lain demi kepentingan perusahaan. Biaya tersebut dana infak/sedekah: (1) Infak/sedekah terikat
sudah merupakan kewajiban perusahaan untuk (muqayyadah), yaitu penyaluran dana
membayarnya, namun belum dibayarkan oleh infak/sedekah sesuai batasan-batasan yang
perusahaan, sehingga masih merupakan utang atau diberikan pada saat penerimaan dana
kewajiban yang harus ditanggung oleh perusahaan infak/sedekah. (2) Infak/sedekah tidak terikat
untuk melunasinya. b) Kewajiban imbalan kerja (mutlaqah), yaitu penyaluran dana infak/sedekah
Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang tanpa adanya batasan-batasan seperti kepada siapa
diberikan suatu entitas dalam pertukaran atas jasa dana infak/sedekah tersebut harus disalurkan. c)
yang diberikan oleh pekerja atau untuk pemutusan Saldo awal dana infak/sedekah, yaitu jumlah dana
kontrak kerja. Jadi kewajiban imbalan kerja adalah infak/sedekah pada saat awal periode. d) Saldo
kewajiban yang timbul akibat adanya imbalan akhir dana infak/sedekah, yaitu jumlah dana
kerja. c) Saldo dana (1) Dana zakat Saldo dana infak/sedekah pada saat akhir periode. 3) Dana
zakat yaitu jumlah saldo akhir dana zakat untuk amil a) Penerimaan dana amil, yaitu dana yang
tiap periode. Jumlah tersebut didapatkan dari diperuntukkan untuk amil. (1) Bagian dari dana
penerimaan dana zakat, dikurangi penyaluran dana zakat (2) Bagian dari dana infak/sedekah (3)
zakat dan dijumlahkan dengan saldo awal dana Penerimaan lain b) Penggunaan dana amil, yaitu
zakat. (2) Dana infak/sedekah Saldo dana dana yang digunakan untuk pengelolaan amil. c)
infak/sedekah yaitu jumlah saldo akhir dana Saldo awal dana amil, yaitu jumlah dana amil pada
infak/sedekah untuk tiap periode. Jumlah tersebut saat awal periode. d) Saldo akhir dana amil, yaitu
didapatkan dari penerimaan dana infak/sedekah, jumlah dana amil pada saat akhir periode. 4) Dana
dikurangi penyaluran dana infak/sedekah dan nonhalal a) Penerimaan dana nonhalal (1) Bunga
dijumlahkan dengan saldo awal dana bank, yaitu dana yang didapat dari bunga bank. (2)
infak/sedekah. (3) Dana amil Saldo dana amil yaitu Jasa giro, yaitu dana yang didapat dari jasa giro. (3)
jumlah saldo akhir dana amil untuk tiap periode. Penerimaan nonhalal lainnya b) Penyaluran dana
Jumlah tersebut didapatkan dari penerimaan dana nonhalal c) Saldo awal dana nonhalal d) Saldo
amil, dikurangi penggunaan dana amil dan akhir dana nonhalal.
dijumlahkan dengan saldo awal dana amil. (4)
Dana nonhalal Saldo dana nonhalal yaitu jumlah c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan
saldo akhir dana nonhalal untuk tiap periode. Dalam laporan perubahan aset kelolaan disajikan
Jumlah tersebut didapatkan dari penerimaan dana perubahan jumlah dan nilai aset kelolaan selama
nonhalal, dikurangi penyaluran dana nonhalal dan satu periode. Perubahan saldo aset kelolaan pada
dijumlahkan dengan saldo awal dana nonhalal. laporan perubahan aset kelolaan akan terlihat pada
akun yang tampak pada laporan posisi keuangan
b. Laporan Perubahan Dana dan laporan perubahan dana. Entitas amil
Laporan perubahan dana menggambarkan menyajikan laporan perubahan aset kelolaan yang
peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau mencakup tetapi tidak terbatas pada: 1) Aset
kekayaan selama periode tertentu. Entitas amil kelolaan yang termasuk aset lancar, menunjukkan
menyajikan laporan perubahan dana zakat, dana aset kelolaan yang termasuk aset lancar yang
infak/sedekah, dan dana amil. Penyajian laporan dimiliki amil zakat. Contohnya, piutang bergulir.
perubahan dana mencakup, tetapi tidak terbatas 2) Aset kelolaan yang termasuk tidak lancar dan
pada, pos-pos berikut: 1) Dana Zakat a) akumulasi penyusutan, menunjukkan aset kelolaan
Penerimaan dana zakat Penerimaan dana zakat yang termasuk tidak lancar yang dimiliki amil
yaitu jumlah dana yang diterima dari muzakki, zakat. Contohya, rumah sakit atau sekolah. 3)
baik individu, entitas ataupun UPZ. b) Penyaluran Penambahan dan pengurangan, menunjukkan
dana zakat (1) Amil, yaitu zakat yang disalurkan pengaruh transaksi ataupun peristiwa lainnya
kepada amil apabila digunakan untuk pengelolaan apabila mempengaruhi saldo aset kelolaan. 4)
amil. (2) Mustahiq non amil, penyaluran zakat Saldo awal, menunjukkan jumlah aset kelolaan
untuk non amil. c) Saldo awal dana zakat, yaitu dari periode sebelumnya. 5) Saldo akhir,
jumlah dana zakat pada saat awal periode. d) Saldo menunjukkan jumlah aset kelolaan pada saat akhir
akhir dana zakat, yaitu jumlah dana zakat pada saat periode
akhir periode. 2) Dana infak/sedekah a)
Penerimaan dana infak/sedekah: (1) Infak/sedekah d. Laporan Arus Kas
terikat (muqayyadah), yaitu dana infak/sedekah Laporan arus kas merupakan laporan yang
menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar menganalisis suatu fenomena, aktivitas sosial,
di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan maupun pemikiran seseorang baik secara individu
atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas maupun kelompok. Selain itu penelitian kualitatif
keluar merupakan biaya-biaya yang telah bermaksud untuk memahami fenomena tentang
dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
maupun arus kas keluar dibuat untuk periode perilaku, persepsi, motivasi dan lain sebagainya.
tertentu. Amil menyajikan laporan arus kas sesuai Penelitian mengenai Analisis Penyusunan Laporan
dengan PSAK 2: Laporan arus Kas melaporkan Keuangan Lembaga Amil Zakat Magelang
arus kas selama periode tertentu dan Berdasarkan PSAK 109 dilakukan di BAZNAS
diklasifikasikan menjadi beberapa aktivitas, yaitu : Kabupaten Magelang yang beralamat di
1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Akun-akun JL.Soekarno-Hatta, Kota Mungkid Magelang Jawa
yang disajikan adalah penambahan dan Tengah.
pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan
yang terkait dengan operasional BAZNAS seperti 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendapatan (dana akat dan dana non halal), 3.1. Hasil Penelitian Pedoman PSAK 109
penyaluran program, dan untuk penyaluran pajak. a. Penerimaan Zakat dan Infak/sedekah
2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Akun-akun Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset
yang termasuk dalam perkiraan ini adalah semua non kas diterima zakat yang diterima dari muzaki
penerimaan dan pengeluaran yang terkait dengan diakui sebagai penambah dana zakat sebesar : 1)
investasi BAZNAS. 3) Arus Kas dari Aktivitas Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas 2)
Pendanaan Perkiraan yang termasuk dalam Nilai wajar jika dalam bentuk non kas
aktivitas pendanaan adalah perkiraan penerimaan
dari aktivitas pencarian dana. b. Penyaluran Zakat Infak/sedekah
1) Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai
e. Catatan Atas Laporan Keuangan dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar: a)
yang dibuat berkaitan denganlaporan keuangan Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas b)
yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. 2) Zakat
tentang penjelasan yang dianggap perlu atas yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai
laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas pengurang dana zakat sebesar a) Jumlah yang
penyebabnya.Tujuan atas catatan atas laporan diserahkan, jika dalam bentuk kas b) Jumlah
keuangan adalah untuk menyediakan informasi tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas. 3)
bagi para pengguna laporan keuangan mengenai: Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai
1) Gambaran umum amil zakat 2) Ikhtisar pengurang dana infak/sedekah sebesar: a) Jumlah
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam yang diserahkan, jika dalam bentuk kas b) Nilai
penyusunan laporan keuangan 3) Penjelasan atas tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk
pos-pos yang dianggap penting yang terdapat aset nonkas. 4) Efektifitas dan efisiensi
dalam setiap komponen laporan keuangan 4) pengelolaan zakat bergantung pada
Rasio-rasio keuangan 5) Pengungkapan hal-hal profesionalisme amil. Dalam konteks ini amil
penting lainnya yang berguna untuk pengambilan berhak mengambil bagain dari zakat untuk
keputusan. menutup biaya operasional dalam rangka
melaksanakan fungsinya sesuai dengan kaidah
METODE PENELITIAN atau prinsip Syariah dan tata kelola organisasi yang
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam baik 5) Penentuan jumlah atau persentase bagian
penelitian ini adalah penelitian terapan. Penelitian untuk masing-masing mustahik ditentukan oleh
terapan atau applied research merupakan amil sesuai dengan prinsip Syariah, kewajaran,
penelitian yang dilakukan berkenaan dengan etika dan ketentuan yang berlaku yang dituangkan
kenyataankenyataan praktis serta pengembangan dalam kebijakan amil 6) Bagian dana zakat yang
ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian disalurkan untuk amil diakui sebagai penambah
dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan dana amil.
berfungsi untuk mencari solusi tentang masalah-
masalah tertentu. Adapun tujuan utama dari c. Penyajian ZakatInfak/sedekah
penelitian terapan ini adalah memecahkan masalah Amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah,
sehingga hasil penelitian apat dimanfaatkan untuk dana amil, dan dana nonhalal secara terpisah dalam
kepentingan manusia baik secara inividu maupun neraca (laporan posisi keuangan).
kelompok. Penelitian ini menggunakan d. Pengungkapan Zakat Infak/sedekah
pendekatan pendekatan kualitatif. Penelitian 1) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan
kualitatif merupakan suatu penelitian yang skala prioritas penyaluran, dan penerima 2)
ditujukan untuk mendeskripsikan serta Kebijaka pembagian antara dana amil dan dana
nonamil atas penerimaan zakat, seperti persentase BAZNAS Kabupaten Magelang. Saldo bulan
pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan 3) sebelumnya bersumber dari sisa saldo bulan
Metode penentuan nilai wajar yang digunakan sebelumnya yang masih dimiliki oleh BAZNAS
untuk penerimaan zakat berupa aset nonkas 4) Kabupaten Magelang. Penerimaan ZIS bersumber
Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang dari dana zakat, infak/sedekah yang diterima
mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah melalui pegawai daerah, SKPD, pengusaha dan
dana yang diterima langsung mustahik 5) individu yang melakukan pembayaran lewat UPZ
Hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang masing-masing lembaga kemudian di transfer ke
meliputi : sifat hubungan istimewa, jumlah dan rekening BAZNAS melalui bank BAPAS 69
jenis aset yang disalurkan, presentase dari aset ataupun datang langsung ke kantor BAZNAS
yang disalurkan tersebut dari total penyaluran Kabupaten Magelang.Penerimaan dana ZIS pada
selama periode. tahun 2019 adalah Rp 2.452.171.836,- sedangkan
pada tahun 2018 adalah Rp Rp 2.309.209.061,-.
Akuntansi Zakat, Infak/Sedekah Pada Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
BAZNAS Kabupaten Magelang BAZNAS penerimaan dana ZIS meningkat sebesar 8,96%.
Kabupaten Magelang Hal ini merupakan hasil dari kerjasama yang baik
membuat laporan keuangan secara berkala setiap antara pelaksana bidang pengumpulan dan
satu tahun sekali, Dalam pembuatan laporan pendayagunaan serta para muzakki SKPD dan
keuangan BAZNAS Kabupaten Magelang mulai Dinas Instansi Vertikal di Kab. Magelang. Pada
menerapkan PSAK 109 tahun ini Proses akuntansi tahun 2019, BAZNAS Kab. Magelang juga
yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten memperoleh dana APBD sebesar Rp
Magelang : a. Membuat Rencana Kerja Anggaran 250.000.000,-, yang merupakan bentuk perhatian
Tahunan (RKAT) RKAT ini merupakan kumpulan dan dukungan penuh dari pemerintah daerah
dari seluruh program yang ada di BAZNAS Kabupaten Magelang terhadap optimalisasi
Kabupaten Magelang beserta anggarannya. Divisi pengelolaan zakat di Kab. Magelang khususnya di
program adalah divisi yang memiliki kewenangan tahun 2019. Jadi, jumlah penerimaan dana
untuk membuat RKAT ini. Seminggu sebelum BAZNAS Kab. Magelang yang berasal dari dana
program dilaksanakan divisi program akan ZIS dan APBD adalah Rp 2.702.171.836,-.
mengajukan anggaran yang dibutuhkan kepada Penyaluran dan pendayagunaan BAZNAS
bagian keuangan. b. Membuat Buku Kas Zakat menyajikan yang berkaitan dengan penyaluran
Buku kas zakat merupakan catatan transaksi untuk program kerja dan pendayagunaan untuk
sederhana yang menjelaskan penerimaan dan kegiatan BAZNAS.Dana zakat disalurkan untuk
pengeluaran dana zakat. c. Membuat Buku Kas program kerja yang telah dibuat sesuai dengan
Amil Buku kas amil hanya memuat transaksi asnafnya. Asnaf adalah orang yang berhak
terbatas pada amil, seperti gaji karyawan, dan menerima zakat. Pertama asnaf fakir dan miskin,
operasional amil yang mencakup tunjangan disalurkan untuk program bantuan yang bersifat
kesehatan dan acara rekreasi untuk karyawan yang konsumtif, alat kesehatan dan berobat, bantuan
bersifat insidental. Format pada buku kas amil pendidikan, beasiswa, RTLH, bencana alamdan
sama dengan format pada buku kas zakat dan buku bantuan untuk modal usaha serta ketrampilan.
kas infak/sedekah. Pada buku kas amil harus ada Asnaf yang kedua adalah amil. Amil adalah entitas
persetujuan dari ketua LAZIS sebagai bentuk pengelola zakat yang berarti adalah BAZNAS
pertanggungjawaban. Keterangan pada buku kas Kabupaten Magelang. Dana yang disalurkan untuk
amil yaitu gaji pengelola sejumlah akumulasi dari amil dibagi menjadi dua yaitu untuk gaji dan
seluruh gaji karyawan. operasional amil. Asnaf fisabilillah yaitu orang
yang berjuang di jalan Allah. Dana ini disalurkan
Membuat Buku Kas Bank untuk program kerja bantuan sarpras tempat
Format buku kas bank sama dengan buku rekening ibadah, bantuan sarpras lembaga pendidikan,
bank. Transaksi yang biasanya terjadi berupa bantuan sarpras TPQ, Ponpes dan yayasan muslim
penarikan tunai, setoran kliring, setoran cek, dan dan banyuan kegiatan lembaga keagamaan.
setoran tunai. Penyaluran selanjuatnya yaitu kepada muallaf,
dana ini disalurkan untuk program kerja
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana pembekalan agama. Dana yang ditasarufkan
Laporan ini merupakan rekapitulasi dari buku kas selama tahun 2019 adalah Rp 1.937.555.227,-
zakat dan buku kas infak/sedekah yang telah dibuat sedangkan sisa dana ZIS akan diposkan untuk
sebelumnya.Laporan tersebut diterbitkan dalam persiapan pentasarufan pada Bulan Muharram dan
buletin dan dibagikan. Laporan sumber dan Ramadhan selanjutnya. Terdapat 13 kegiatan kerja
penggunaan dana menjelaskan tentang pemasukan, BAZNAS Kab. Magelang yang telah terealisasi
penyaluran, dan pendayagunaan. Pemasukan oleh di tahun 2019, Penerimaan dana ZIS pada
merupakan dana seluruhnya yang didapat oleh tahun 2019 adalah Rp 2.452.171.836, yang artinya
terjadi kenaikan penerimaan dana ZIS tahun 2019 meliputi pengumpulan dan penyaluran zakat.
BAZNAS Kab. Magelang 8,96% apabila
dibandingkan penerimaan ZIS tahun 2018. Adanya Penyajian Akuntansi BAZNAS Kabupaten
hibah APBD dari Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang
Magelang sejumlah Rp 250.000.000,- sebagai BAZNAS Kabupaten Magelang menyajikan
penunjang operasional, Pentasarufan diberikan laporan berupa laporan arus kas, neraca, laporan
kepada 5 asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, perubahan aset kelolaan , laporan perubahan dana
dan sabilillah, Dana ZIS yang ditasarufkan dan laporan aset kelolaan.
BAZNAS Kab. Magelang pada tahun 2019 adalah a. Saldo Desember 2019
Rp 1.937.555.227,- sedangkan sisa dana ZIS akan Saldo Desember 2019 merupakan hasil
diposkan untuk persiapan pentasarufan pada Bulan pengurangan dari pemasukan dan total penyaluran
Muharram dan Ramadhan selanjutnya. dan pendayagunaan pada periode Januari-
Desember 2019. Saldo pada akhir periode sebesar
Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Rp. 1.640.771.339.-
BAZNAS Kabupaten Magelang b. Penerimaan ZIS
Pengakuan dana zakat, infak/sedekah diakui pada Total penerimaan dana zakat, infak/sedekah
saat BAZNAS Kabupaten Magelang menerima kas sebesar Rp 2.452.171.836,-. Hal ini merupakan
dan pada saat mengeluarkan kas. Pada saat hasil dari kerjasama yang baik antara pelaksana
pengakuan dan penyaluran maka pengukuran bidang pengumpulan dan pendayagunaan serta
dapat dilakukan. Penerimaan zakat, infak/sedekah para muzakki SKPD dan Dinas Instansi Vertikal di
merupakan penerimaan dari potongan gaji pegawai Kab. Magelang dengan metode transfer melalui
pemerintah, PNS , pengusaha Kabupaten BAPAS 69 atau datang langsung ke kantor
Magelang. Pemotongan gaji akan dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Magelang.
bagian keuangan masing masing lembaga atau c. Penyaluran Dana ZIS
UPZ kemudian mentransfer ke BAZNAS melalui BAZNAS Kab. Magelang menyalurkan bantuan
rekening BAPAS 69. Dana zakat diberikan untuk kepada orang yang berhak menerima zakat (asnaf).
lima asnaf yang telah diatur dalam hukum zakat Berikut golongan asnaf adalah fakir, miskin, amil,
yaitu : a. Fakir miskin Adapun pentasarufan asnaf muallaf, gharim, riqob, sabilillah, dan ibnu sabil.
Fakir Miskin berdasarkan program BAZNAS Kab. Selain ditasarufkan berdasarkan asnaf, BAZNAS
Magelang yaitu Bantuan yang bersifat Konsumtif, Kab. Magelang juga memiliki program kerja di
Bantuan alat kesehatan dan berobat, Bantuan bidang pendidikan, ekonomi, kemanusiaan,
Pendidikan. Beasiswa pendidikan bagi yatim piatu kesehatan, dan dakwah-advokasi. Jumlah
miskin, Bantuan untuk RTLH, Bantuan Bencana penyaluran dana zakat secara keseluruhan sebesar
Alam, Batuan Modal Usaha dan Keterampilan b. Rp. 1.894.424.248,-
Muallaf Adapun pentasarufan asnaf muallaf Adapun penyaluranya yaitu :
berdasarkan program BAZNAS Kab. Magelang 1) Fakir Miskin
yaitu Pembekalan Agama kepada muallaf. c. Penyaluran untuk fakir miskin yang paling besar
Sabilillah Adapun pentasarufan asnaf sabilillah dibandingkan asnaf lainnya dikarenakan sasaran
berdasarkan program BAZNAS Kab. Magelang BAZNAS Kabupaten Magelang adalah yang tidak
yaitu Bantuan Sarpras tempat ibadah (masjid dan mampu. Total penyaluran untuk asnaf fakir miskin
musola), Bantuan Sarpras lembaga pendidikan sebesar Rp 1.182.785.000,- yang digunakan untuk
(PAUD, TK, MI, MTs), Santunan kepada Imam program: a) Santunan Kepada Fakir Miskin di
Masjid, Bantuan Sarpras TPQ, Ponpes, dan Bulan Ramadhan sebesar Rp.360.600.000 b) Alat
Yayasan Muslim , Bantuan Kegiatan pada Kesehatan dan Berobat sebesar Rp.18.000.000 c)
Lembaga Keagamaan d. Amil Pentasarufan Bantuan untuk Biaya Pendidikan sebesar
operasional amil diatur dalam Perbaznas No. 1 Rp.101.500.000 d) Beasiswa Pendidikan bagi
tahun 2016 pasal 6. Pentasarufan amil berdasarkan Yatim Piatu sebesar Rp.659.500.000 e) Bantuan
fungsi koordinator dan operator. Fungsi untuk Rumah Tidak Layak Huni sebesar
koordinator meliputi kegiatan pelaporan dan Rp.12.000.000 f) Bantuan Bencana Alamsebesar
pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Rp.16.200.000 g) Bantuan Modal Usaha dan
Zakat nasional; pemberian pertimbangan unsur Keterampilan sebesar Rp.14.985.000
pimpinan dan kelembagaan BAZNAS Provinsi
dan BAZNAS Kabupaten/Kota, pemberian 2) Amil
rekomendasi izin pembentukan LAZ dan Total penyaluran dan pendayagunaan untuk asnaf
pembukaan perwakilan LAZ, penyusunan amil sebesar Rp .243.531.727,-yang digunakan
pedoman pengelolaan Zakat nasional, dan untuk keperluan: a) Biaya Rapat Pleno Rutin
pengesahan penggunaan besaran Hak Amil sebesar Rp .38.520.000 b) Biaya Perjalanan Dinas
BAZNAS Provinsi dan BAZNAS sebesar Rp .39.000.000 c) Fotocopy sebesar Rp
Kabupaten/Kota. Sedangkan fungsi operator .3.300.000 d) Pentasarufan Amil sebesar Rp
.87.188.727 e) Kerumahtanggaan sebesar Rp pengukuran infak/sedekah BAZNAS Kabupaten
.2.158.000 f) Transpot dan BBM sebesar Rp Magelang belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK
.14.780.000 g) WiFi sebesar Rp .4.710.000 h) 109. c. Penyajian dan pengungkapan BAZNAS
Biaya Alat Kebersihan sebesar Rp .4.900.000 i) Kabupaten Magelang belum sesuai dengan PSAK
PDAM sebesar Rp .560.000 j) Dana Sosial sebesar 109. Untuk BAZNAS Kabupaten Magelang
Rp .11.050.000 k) Pajak Kendaraan BAZNAS diharapkan pembuatan laporan harian berupa
sebesar Rp .2.690.000 l) ATK sebesar Rp jurnal yang disertai dengan bukti transaksinya dan
.6.125.000 m) Biaya membuat SK tentang kebijakan penyaluran zakat
Seminar/Workshop/Pelatihan/Luar Kota sebesar kepada mustahik berdasarkan pedoman Akuntansi
Rp.5.500.000 n) Pengadaan Seragam BAZNAS yang berlaku yaitu PSAK 109.
sebesar Rp .10.850.000 o) Publikasi sebesar Rp
.2.200.000 REFERENSI
3) Sabilillah Ali, Nuruddin Mhd. Zakat Sebagai Instrumen
Beberapa program ditujukan untuk asnaf ini Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Raja Grafindo
namun program lebih sedikit dibandingkan asnaf Persada, 2006.
fakir miskin. Total penyaluran dan pendayagunaan Arief, Sartika Wati HS, Hendrik Manossoh, and
asnaf fisabilillah sebesar Rp. 348.988.500,- dan Stanly W. Alexander. “Analisis Penerapan Psak
digunakan untuk: a) Bantuan Sarpras tempat No. 109 Tentang Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah
ibadah (masjid dan musola) sebesar Pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Manado.”
Rp.170.000.000 b) Bantuan Sarpras lembaga Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Vol 12
pendidikan (PAUD, TK,MI,MTS) sebesar (2017).
Rp.36.500.000 c) Santunan kepada Imam Masjid Aziz, Abdul, Muhammad Azzam, and Abdul
sebesar Rp.5.500.000 d) Bantuan Sarpras TPQ, Wahab Sayyed Hawwas. Fiqh Ibadah. Jakarta:
Ponpes, dan Yayasan Muslim sebesar amzan, 2010.
Rp.26.000.000 e) Bantuan Kegiatan pada Lembaga “Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi
Keagamaan sebesarRp.110.988.500 Keuangan Akuntansi Zakat Dan Infak/ Sedekah.”
4) Muallaf In Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta: Dewan
Total penyaluran dan pendayagunaan untuk Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
muallaf sebesar Rp.62.250.000 yang digunakan Indonesia, 2008.
untuk Pembekalan Agama kepada Muallaf dan Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian
Bantuan Alat Solat serta Al Qur’an. Modern. Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
Harahap, Sofyan Syafri. Ekonomi Islam. Jakarta:
Pengungkapan Akuntansi BAZNAS Bumi Aksara, 2011.
Kabupaten Magelang Hasan, M. Ali. Zakat, Pajak, Asuransi Dan
Pengungkapan dalam akuntansi dapat dilakukan Lembaga Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
ketika suatu lembaga membuat laporan keuangan Persada, 2000.
secara lengkap. BAZNAS Kabupaten Magelang IAI. Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan 109.
membuat laporan berupa laporan arus kas, neraca, Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2016.
laporan perubahan aset kelolaan, laporan Indonesia, Ikatan Akuntansi. Standar Akuntansi
perubahan dana dan laporan aset kelolaan. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2016.
Dari yang diatas diketahui bahwa penerimaan, Jusuf, Al Haryono. Dasar- Dasar Akuntansi Jilid 2.
penyaluran, penyajian dan pengungkapan dana Yogyakarta, 2001.
zakat di BAZNAS kabupaten magelang belum Kusnandar, Viva Budy. “Indonesia, Negara
sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109. Namun Dengan Penduduk Muslim Terbesar Dunia,” 2019.
BAZNAS Kabupaten Magelang sudah membuat https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/
catatan atas laporan keuangan yang dijelaskan 09/25/indonesia-negara-dengan-
sesuai dengan transaksi yang terjadi dan dijelaskan pendudukmuslim-terbesar-dunia.
mengenai kebijakan-kebijakan dan prosedur dalam Kustiawan, Teten. Pedoman Akuntasi Zakat.
penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana Jakarta: forum zakat, 2012.
infak/sedekah yang diterapkan menejemen dalam Lincolind, Soeratno dan. Metode Penelitian Untuk
laporan keuangan di BAZNAS Kabupaten Ekonomi Dan Bisnis. Yogyakarta: STIM YKPN,
Magelang. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil 1993.
penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif.
maka dapat diambil kesimpulan bahwa BAZNAS Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Kabupaten Magelang belum sepenuhnya sesuai Muhammad. Zakat Profesi Wacana Pemikiran
dengan PSAK 109 dikarenakan : a. Pengakuan dan Dalam Fiqh Kontemporer. Jakarta: Salemba
pengukuran zakat BAZNAS Kabupaten Magelang Diniyah, 2002.
sudah sesuai dengan PSAK 109. b. Pengakuan dan Mursyidi. Akuntansi Zakat Kontemporer.
Bandung: Remaja Rosda karya, 2006.
Nikmatuniyah, and Marliyati. “Akuntabilitas
Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Di Kota
Semarang.” MIMBAR, Vol. 31, N (2015).
Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat, Terj. Salman
Harun Dkk, Cet 7. Bogor: Pustaka Lentera Antar
Nusa, 2004.
Ritonga, Pandapotan. “Analisis Akuntansi Zakat
Berdasarkan Psak No. 109 Pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara.” KITABAH
Volume 1. (2017).
Saifuddin, Zuhri. Zakat Di Era Reformasi :Tata
Kelola Baru. Semarang: Bima Sejati, 2012.
Sawarjuwono, N. H. “Kuntabilitas Pengelolaan
Zakat Melalui Pendekatan Modifikasi Action
Research.” ISSN vol 5 (2013).
Shahnaz, Sabrina. “Penerapan Psak No.109
Tentang Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat,
Infaq/Sedekah Pada Badan Amil Zakat Provinsi
Sulawesi Utara.” Jurnal EMBA Vol.3 No.4 (2015).
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta, 2016.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian
Pendidikan. PT Remaja. Bandung, 2015.
Wibisono, Yusuf. Mengelola Zakat Indonesia:
Dikursus Pengelolaan Zakat Nasional Dari Rezim
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Ke Rezim
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Jakarta,
2015

Anda mungkin juga menyukai