Anda di halaman 1dari 8

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING

Volume 12 No. 2, Oktober 2012 : 102 - 109

EVALUASI ATAS PENERAPAN PERNYATAAN


STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 101
DALAM KAITANNYA DENGAN KEWAJARAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
PADA PT. BANK JABAR BANTEN SYARIAH

Oleh
*Sutarti, * Enjang Tachyan B. dan Adilah Saesar
* Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor

ABSTRACT

Banking industries which run their business based on sharia principles strarted formally in 1992
and growing rapidly until today. Society and all sorts of sides related to sharia banks have a high
trust to sharia banks to carry out their functions and they will require qualified accounting as a
responsibility. In connection with presenting and arranging of qualified and transparent financial
account (financial statement) in business, Indonesia Accountants Union (IAI) has a commitment
to reach it by issuing PSAK No. 101.
The purpose of this study is to evaluate the application of PSAK No. 101 concerning
presentation worthiness of financial account at Sharia Bank. The evaluation was conducted to
find out whether financial account presentation at Sharia Bank is in accordance with applicable
accounting standard, the PSAK No. 101. The study was done at Bogor Branch Office of PT
Bank Jabar Banten Shariah located in Jl. Pajajaran, Bogor. Data used by the author is the
financial account of PT Bank Jabar Banten Shariah 2010.
The result shows that financial accounting presented at PT Bank Jabar Banten Shariah has not
been fully in mutual accord with PSAK No. 101, because no agrrement in using several
terminologies which are not in mutual accord with PSAK 101.

Key words: financial accounts (financial statements); PSAK No. 101

PENDAHULUAN Indonesia. Namun demikian, walaupun


perkembangannya sudah mencapai lebih dari
Industri perbankan yang menjalankan satu dasawarsa, industri perbankan syariah
usahanya berdasarkan prinsip syariah, secara masih dianggap sebagai kegiatan usaha yang
formal dimulai sekitar tahun 1992 dan terus relatif baru di Indonesia dan masih terus
berkembang pesat hingga saat ini. melakukan penyempurnaan dalam
Perkembangan tersebut secara langsung juga infrastuktur pendukungnya. Salah satu bentuk
menambah marak kegiatan usaha yang ada di infrastruktur yang terus disempurnakan
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 2, Oktober 2012

adalah ketentuan yang terkait dengan PERUMUSAN MODEL DAN


akuntansi.
METODE ANALISIS
Sementara itu, jika ditinjau dari
fungsionalnya, bank syariah secara umum
Metode analisis yang digunakan dalam
memiliki fungsi serupa dengan bank
penelitian ini adalah analisis deskriptif
konvensional, yaitu sebagai lembaga
komparatif, yaitu mencoba mengumpulkan
intermediary untuk menghimpun dana dari
data secara teoritis untuk membandingkan
masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan
suatu aplikasi nyata sebagai praktek
menyalurkan dana tersebut kepada
sesungguhnya.
masyarakat yang membutuhkan dana. Hal
utama yang membedakannya dengan bank
konvensional adalah dalam cara menghimpun HASIL DAN PEMBAHASAN
dana dari masyarakat dan kepada masyarakat
harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 1. Penyajian Laporan Keuangan pada PT.
Masyarakat dan berbagai pihak yang terkait Bank Jabar Banten Syariah.
dengan bank syariah memberikan Dalam memenuhi tanggung jawabnya
kepercayaan yang tinggi kepada bank syariah kepada para pemegang saham untuk tujuan
untuk melaksanakan fungsi tersebut dan akan pengambilan keputusan, manajemen PT.
meminta pertanggung jawaban yang Bank Jabar Banten Syariah membuat laporan
diberikannya. Oleh karena itu, untuk keuangan yang disajikan pada akhir periode.
mempertanggung jawabkan kepercayaan yang Namun, untuk mengetahui bagaimana
diberikan oleh masyarakat dan untuk perkembangan kinerja keuangan PT. Bank
pengambilan keputusan dalam rangka Jabar Banten Syariah, laporan keuangan juga
pelaksanaan usahanya, dibutuhkan suatu dibuat dalam jangka waktu triwulan.
sarana antara lain dalam bentuk laporan Dalam menyusun laporan keuangannya,
keuangan bank syariah yang berkualitas. PT. Bank Jabar Banten Syariah mengacu pada
Berkaitan dengan penyajian dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
penyusunan laporan keuangan yang (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan
berkualitas dan transaparansi di dunia usaha, Akuntan Indonesia, yaitu PSAK 101 tentang
Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) memiliki “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”,
komitmen untuk mencapai hal tersebut, PSAK 102 tentang “Akuntansi Murabahah”,
dengan cara mengeluarkan PSAK No. 101 PSAK 104 tentang “Akuntansi Istishna”,
pada tahun 2007. PSAK ini kurang lebih PSAK 105 tentang “Akuntansi Mudharabah”,
membawa semangat yang sama, bahwa PSAK 106 tentang “Akuntansi Musyarakah”,
transparansi keuangan pada bank syariah PSAK 107 tentang “Akuntansi Ijarah” dan
menuntut suatu standar pelaporan yang prinsip-prinsip yang berlaku umum yang
konsisten dan dapat dibandingkan. Dengan ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
penerapan PSAK No.101 bank syariah dapat serta Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
mengelola informasi yang lebih profesional Indonesia (PAPSI) yang diterbitkan atas
serta informasi yang dihasilkan semakin kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia dan
berkualitas. Bank Indonesia pada bulan Juni pada tahun
Penelitian ini bertujuan untuk : 2003 dan praktek-praktek perbankan yang
1. Mengetahui bagaimana penyajian Laporan berlaku umum dan pelaporan yang ditetapkan
Keuangan pada Bank Syariah. otoritas perbankan di Indonesia.
2. Mengetahui apakah Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disusun PT. Bank
pada Bank Syariah sudah sesuai dengan Jabar Banten Syariah telah menggunakan
PSAK 101. konsep akrual (accrual basis) dan dasar harga
perolehan. Namun, untuk menyusun Laporan
Arus Kas, PT. Bank Jabar Banten Syariah
menggunakan konsep penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas (cash basis)
yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas

103
SUTARTI, TACHYAN dan SAESAR, Evaluasi atas Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi

operasi, investasi dan pendanaan dengan basis), kecuali untuk meyusun Laporan Arus
menggunakan metode langsung. Kas yang disusun berdasarkan dasar kas (cash
Laporan keuangan yang disusun oleh PT. basis). Hal tersebut sudah sesuai dengan
Bank Jabar Banten Syariah sudah mengacu PSAK No. 101 tentang “Penyajian Laporan
kepada PSAK 101 tentang “Penyajian Keuangan Syariah” yang tertera pada halaman
Laporan Keuangan Syariah”. Berdasarkan 8 paragraf 25.
PSAK 101 tentang “Penyajian Laporan Adapun laporan keuangan yang disajikan
Keuangan Syariah”, terdapat 9 (sembilan) oleh PT. Bank Jabar Banten Syariah adalah
komponen laporan keuangan bank syariah sebagai berikut :
yang lengkap, yaitu:
1) Neraca ; 1. Neraca
2) Laporan Laba Rugi ; Dalam menyajikan neraca, PT. Bank Jabar
3) Laporan Arus Kas ; Banten Syariah sudah menerapkan PSAK 101
4) Laporan Perubahan Ekuitas ; tentang “Penyajian Laporan Keuangan
5) Laporan Dana Investasi Terikat ; Syariah”. Neraca yang disajikan oleh PT.
6) Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bank Jabar Banten Syariah sudah memuat
Bagi Hasil ; informasi yang sesuai dengan yang tertera
7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam PSAK 101 halaman 15 paragraf 52.
Zakat, Infaq dan Shadaqah ; Neraca yang disusun oleh Bank Jabar Banten
8) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Syariah pun sudah memisahkan informasi
Qardhul Hasan; yang perlu disajikan dalam Neraca ataupun
9) Catatan atas Laporan Keuangan. yang perlu disajikan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
2. Kesesuaian Penyajian Laporan Keuangan PT. Bank Jabar Banten Syariah
PT. Bank Jabar Banten Syariah dengan mengungkapkan rincian dari setiap akun yang
PSAK 101 tentang “Penyajian Laporan terdapat di neraca dalam catatan atas laporan
Keuangan Syariah”. keuangan, seperti yang tertera dalam PSAK
Dalam menjalankan usahanya, suatu 101 halaman 17 paragraf 56 yang tertulis
entitas pasti memerlukan suatu standar. “Entitas syariah harus mengungkapkan, di
Terlebih untuk melakukan kegiatan yang neraca atau di catatan atas laporan keuangan,
berhubungan dengan akuntansi. Untuk subklasifikasi pos-pos yang disajikan,
menyusun laporan keuangan juga diperlukan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai
standar akuntansi yang dapat digunakan dengan operasi syariah. Setiap pos
sebagai acuan suatu entitas untuk menyusun disubklasifikasikan, jika memungkinkan sesuai
laporan keuangan, salah satunya adalah dengan sifatnya; dan jumlah terutang atau
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan piutang pada entitas syariah induk, anak
(PSAK) No. 101 tentang “Penyajian Laporan entitas syariah, entitas syariah asosiasi dan
Keuangan Syariah”. pihak-pihak lain yang memiliki hubungan
Dalam menyusun laporan keuangannya, istimewa lainnya diungkapkan secara
PT. Bank Jabar Banten Syariah sudah terpisah”.
menerapkan PSAK No. 101 tentang Dengan demikian, dapat disimpulkan
“Penyajian Laporan Keuangan Syariah”. Hal bahwa neraca yang disusun oleh PT. Bank
ini dapat dilihat dari opini yang dikemukakan Jabar Banten Syariah sudah sesuai dengan
oleh auditor Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & PSAK No. 101 tentang “Penyajian Laporan
Rekan yang memberi opini “Wajar Tanpa Keuangan”. Hal ini dapat dilihat dari
Pengecualian” untuk laporan keuangan yang penyusunan akun-akun yang termasuk dalam
disajikan oleh PT. Bank Jabar Banten Syariah neraca dan penamaan akun yang termasuk
pada periode 5 Mei 2010 sampai dengan 31 dalam neraca. Selain itu, neraca yang disajikan
Desember 2010. pada PT. Bank Jabar Banten Syariah memuat
Laporan keuangan yang disusun oleh PT. informasi yang sesuai dengan apa yang tertera
Bank Jabar Banten Syariah pun telah disusun dalam PSAK 101 halaman 15 paragraf 52.
dengan menggunakan dasar akrual (accrual Neraca yang disusun oleh PT. Bank Jabar

104
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 2, Oktober 2012

Banten Syariah juga telah memisahkan 3. Laporan Perubahan Ekuitas


informasi yang perlu disajikan di Neraca dan Dalam meyajikan laporan perubahan
informasi yang perlu disajikan dalam Catatan ekuitas, PT. Bank Jabar Banten Syariah sudah
atas Laporan Keuangan, sesuai dengan PSAK menerapkan PSAK 101 tentang “Penyajian
No. 101 halaman 17 paragraf 56. Laporan Keuangan Syariah”.
Menurut PSAK 101 halaman 20 paragraf
2. Laporan Laba Rugi 67 menyatakan bahwa “entitas syariah harus
Dalam menyusun laporan laba rugi, PT. menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
Bank Jabar Banten Syariah sudah mengacu komponen utama laporan keuangan, yang
pada PSAK 101 tentang “Penyajian Laporan menunjukkan :
Keuangan Syariah”. Laporan laba rugi yang 1) Laba atau rugi bersih periode yang
disajikan PT. Bank Jabar Banten Syariah bersangkutan.
sudah memuat informasi yang menonjolkan 2) Setiap pos pendapatan dan beban,
berbagai unsur kinerja keuangan yang keuntungan serta kerugian beserta
diperlukan bagi penyajian secara wajar, jumlahnya yang berdasarkan Pernyataan
sebagaimana tertulis dalam PSAK 101 Standar Akuntansi Keuangan terkait
halaman 18 paragraf 60. diakui secara langsung dalam ekuitas.
PT. Bank Jabar Banten Syariah juga sudah 3) Pengaruh kumulatif dari perubahan
memisahkan antara informasi yang perlu kebijakan akuntansi dan perbaikan
disajikan dalam laporan laba rugi ataupun terhadap kesalahan mendasar sebagaimana
informasi yang perlu disajikan dalam Catatan diatur dalam Pernyataan Standar
atas Laporan Keuangan. PT. Bank Jabar Akuntansi Keuangan terkait.
Banten Syariah menyajikan rincian bebannya 4) Transaksi modal dengan pemilik dan
pada Catatan atas Laporan Keuangan, seperti distribusi kepada pemilik.
yang tertera dalam PSAK 101 halaman 19 5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal
paragraf 63 yang tertulis, “Entitas syariah dan akhir periode dan perubahannya, dan
menyajikan, di Laporan Laba Rugi atau di 6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari
Catatan atas Laporan Keuangan, rincian masing-masing jenis modal saham, agio
beban dengan menggunakan klasifikasi yang dan cadangan pada awal dan akhir periode
didasarkan pada sifat atau fungsi beban di yang mengungkapkan secara terpisah
dalam entitas syariah”. setiap perubahan.”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pada periode 5 Mei 2010 sampai dengan
penyajian Laporan Laba Rugi telah sesuai 31 Desember 2010, PT. Bank Jabar Banten
dengan PSAK No. 101 tentang “Penyajian Syariah tidak terjadi transaksi pemegang
Laporan Keuangan”. Hal ini dapat dilihat dari saham, seperti setoran modal dan pembayaran
penyusunan akun-akun yang termasuk dalam dividen, sehingga laporan perubahan dividen
Laporan Laba Rugi dan penamaan akun yang pada PT. Bank Jabar Banten Syariah hanya
termasuk dalam Laporan Laba Rugi. Selain itu, menggambarkan saldo awal saldo laba bersih
Laporan Laba Rugi yang disajikan pada PT. pada periode berjalan, saldo awal jumlah
Bank Jabar Banten Syariah memuat informasi ekuitas dan saldo akhir jumlah ekuitas.
yang sesuai dengan apa yang tertera dalam Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
PSAK No. 101 halaman 18 paragraf 60. penyajian laporan perubahan ekuitas sudah
Laporan Laba Rugi yang disusun oleh PT. sesuai dengan PSAK No. 101, karena
Bank Jabar Banten Syariah juga telah Laporan Perubahan Ekuitas yang disajikan
memisahkan informasi yang perlu disajikan di pada PT. Bank Jabar Banten Syariah sudah
Laporan Laba Rugi dan informasi yang perlu menggambarkan jumlah keuntungan dan
disajikan dalam Catatan atas Laporan kerugian yang berasal dari kegiatan Bank
Keuangan, sesuai dengan PSAK No. 101 selama periode 5 Mei 2010 sampai dengan 31
halaman 19 paragraf 63. Desember 2010.

105
SUTARTI, TACHYAN dan SAESAR, Evaluasi atas Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi

4. Laporan Arus Kas sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah


Dalam PSAK No. 101 halaman 21 sebagai agen investasi. Pengelolaan dana
paragraf 69 tertulis bahwa “laporan arus kas investasi terikat dapat terjadi pada akad
disusun berdasarkan ketentuan yang telah mudharabah muqayyadah.
ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akad mudharabah muqayyadah
Akuntansi Keuangan terkait”. Yang dimaksud merupakan mudharabah dimana pemilik dana
PSAK terkait tersebut adalah PSAK 2 tentang memberikan batasan kepada pengelola antara
“Laporan Arus Kas”. lain mengenai dana, mengenai lokasi, cara
Dalam menyajikan laporan arus kas, PT. atau objek investasi atau sektor usaha,
Bank Jabar Banten Syariah sudah misalnya tidak mencampurkan dana yang
mengkasifikasikan arus kas yang didapatnya dimiliki oleh pemilik dana dengan dana
ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu arus kas lainnya, tidak menginvestasikan dananya pada
yang didapat dari aktivitas operasi dan arus transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin
kas yang didapat dari aktivitas pendanaan. atau mengharuskan pengelola dana untuk
Sedangkan menurut PSAK 2 halaman 4 melakukan investasi sendiri tanpa melalui
paragraf 09 tertulis bahwa, “laporan arus kas pihak ketiga. Apabila pengelola dana
melaporkan arus kas selama periode tertentu bertindak yang diberikan pemilik dana, maka
dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, pengelola dana harus bertanggung jawab atas
investasi dan pendanaan” konsekuensi-konsekuensi yang
PT. Bank Jabar Banten Syariah tidak ditimbulkannya, termasuk konsekuensi
mengklasifikasikan arus kas yang didapatnya keuangan.
ke dalam aktivitas pendanaan. Arus kas yang Dalam Laporan Perubahan Dana
berasal dari aktivitas pendanaan antara lain Investasi Terikat, tertera bahwa PT. Bank
dapat diperoleh dari penerimaan kas dari Jabar Banten Syariah memiliki 2 portofolio,
penerbitan saham atau instrumen modal lain, yaitu Portofolio A dan Portofolio B.
pembayaran kas kepada pemilik untuk Laporan Perubahan Dana Investasi
menarik atau menebus saham entitas, Terikat yang disajikan oleh PT. Bank Jabar
penerimaan kas dari penerbitan obligasi, Banten Syariah telah memuat informasi yang
pelunasan pinjaman dan pembayaran kas oleh menunjukkan :
lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang 1) Saldo awal investasi terikat
berkaitan dengan sewa pembiayaan. 2) Dana investasi yang diterima
Pada periode 5 Mei 2010 – 31 Desember 3) Penarikan atau pembelian kembali unit
2010, PT. Bank Jabar Banten Syariah tidak penyertaan investasi selama periode
memiliki arus kas yang berasal dari aktivitas pelaporan
pendanaan, karena PT. Bank Jabar Banten 4) Keuntungan (kerugian) dana investasi
Syariah belum menerbitkan saham untuk terikat
diperdagangkan. Pada periode tersebut juga 5) Imbalan bank syariah sebagai agen
tidak terjadi pelunasan untuk transaksi ijarah investasi
(lessee). 6) Beban administrasi dan beban lainnya
Dari penjelasan di atas, maka dapat yang dialokasikan oleh bank syariah ke
disimpulkan bahwa penyajian Laporan Arus dana investasi terikat
Kas telah sesuai dengan PSAK yang terkait, 7) Saldo akhir dana investasi terikat.
yaitu PSAK No. 2 tentang “Laporan Arus Sehingga dapat dikatakan bahwa Laporan
Kas”. Selain itu, informasi yang disajikan Perubahan Dana Investasi Terikat yang
dalam Laporan Arus Kas pada PT. Bank disajikan sudah disusun berdasarkan PSAK
Jabar Banten Syariah pun sudah sesuai No.101 tentang “Penyajian Laporan
dengan PSAK No. 2. Keuangan Syariah”. PT. Bank Jabar Banten
Syariah telah menyajikan informasi .Hal ini
5. Laporan Perubahan Dana Investasi dapat dilihat dari informasi yang disajikan
Terikat. telah sesuai dengan yang tertera dalam PSAK
Investasi terikat adalah investasi yang No. 101 halaman 35 paragraf 7.
berasal dari pemilik dana investasi terikat dan

106
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 2, Oktober 2012

6. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan tidak diperkenankan untuk menutup


dan Bagi Hasil. penyisihan aset produktif.
Dalam menyusun laporan rekonsiliasi Secara garis besar, Laporan Sumber dan
pendapatan dan bagi hasil, PT. Bank Jabar Penggunaan Dana Zakat, PT. Bank Jabar
Banten Syariah sudah menerapkan PSAK 101 Banten Syariah sudah menerapkan PSAK No.
tentang “Penyajian Laporan Keuangan 101 tentang “Penyajian Laporan Keuangan
Syariah”. Laporan rekonsiliasi pendapatan Syariah”. Hal ini dapat dilihat dari informasi –
dan bagi hasil yang disusun oleh PT. Bank informasi yang disajikan sudah sesuai dengan
Jabar Banten Syariah sudah mencantumkan yang tertera dalam PSAK No. 101 halaman
informasi yang sesuai dengan PSAK 101 21 paragraf 70. Informasi yang disajikan
halaman 37 paragraf 15. tersebut adalah :
Bagi Hasil yang sudah didistribusikan 1) Dana zakat yang berasal dari wajib zakat
merupakan bagi hasil yang menjadi hak pihak 2) Penggunaan dana zakat
shahibul maal (pemilik dana) dan sudah 3) Kenaikan (Penurunan) dana zakat
didistibusikan oleh bank. Sedangkan, bagi 4) Saldo awal dana zakat
hasil yang belum didistribusikan merupakan 5) Saldo akhir dana zakat.
bagi hasil yang menjadi hak pihak shahibul Walaupun sudah memerapkan PSAK No.
maal (pemilik dana), tetapi belum 101, masih terdapat beberapa kesalahan yang
didistribusikan kepada pihak pemilik dana dilakukan oleh PT. Bank Jabar Banten Syariah
tersebut. yang perlu di evaluasi. Kesalahan tersebut
Penyajian akun “bagi hasil yang menjadi antara lain adalah :
hak pemilik dana” sudah sesuai dengan PSAK 1) PT. Bank Jabar banten Syariah masih
101 halaman 38 paragraf 15. menyajikan laporan tersebut dengan istilah
PT. Bank Jabar Banten Syariah tidak “Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
menyajikan akun “pendapatan periode Zakat, Infaq dan Shadaqah”. Istilah
sebelumnya yang kasnya diterima pada tersebut hanya digunakan dalam PAPSI
periode berjalan”. Hal ini terjadi karena PT. dan PSAK No. 59. Dalam PSAK No. 101,
Bank Jabar Syariah baru terbentuk pada tidak digunakan lagi dalam PSAK No. 101
Januari 2010 sehingga tidak ada pendapatan dan diganti menjadi istilah “Laporan
yang belum diterima pada periode Sumber dan Penggunaan Dana Zakat”.
sebelumnya. Seharusnya, PT. Bank Jabar Banten
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Syariah sudah tidak menggunakan lagi
penyajian Laporan Rekonsiliasi Pendapatan istilah “Laporan Sumber dan Penggunaan
dan Bagi Hasil yang disajikan oleh PT. Bank Dana Zakat, Infak dan Shadaqah” dan
Jabar Banten Syariah sudah sesuai dengan diganti dengan istilah “Laporan Sumber
PSAK No. 101 tentang “Penyajian Laporan dan Penggunaan Dana Zakat” agar lebih
Keuangan”. sesuai dengan PSAK No. 101.
2) PT. Bank Jabar Banten Syariah juga masih
7. Laporan Sumber dan Penggunaan istilah “Sumber dana ZIS pada periode
Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah. awal” yang seharusnya diganti dengan
Zakat adalah sebagian dari harta yang istilah “Saldo awal dana zakat” dan istilah
wajib dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki) “Sumber dana ZIS periode akhir” yang
untuk diserahkan kepada penerima zakat diganti dengan istilah “Saldo akhir dana
(mustahiq). Pembayaran zakat dilakukan zakat”. Selain itu istilah “Kenaikan
apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari harta (Penurunan) sumber atas penggunaan”
yang memenuhi kriteria wajib zakat. Unsur juga perlu diganti dengan istilah
dasar Laporan Sumber dan Penggunaan Dana “Kenaikan (Penurunan) dana zakat”
Zakat meliputi sumber dana, penggunaan 3) PT. Bank Jabar Banten Syariah
dana, penggunaan dana selama suatu jangka menyajikan akun “Sumber dana ZIS pada
waktu, serta saldo zakat yang belum periode awal” pada bagian awal dalam
disalurkan pada tanggal tertentu. Dana zakat Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Zakat, Infaq dan Shadaqah. Seharusnya,

107
SUTARTI, TACHYAN dan SAESAR, Evaluasi atas Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi

akun tersebut disajikan setelah akun penurunan dana kebajikan”. Begitu pula
“Kenaikan (Penurunan) dana zakat”. dengan akun “sumber dana qardh pada
periode akhir” yang seharusnya tidak
8. Laporan Sumber dan Penggunaan digunakan lagi oleh PT. Bank Jabar Banten
Dana Qardhul Hasan. Syariah, dan diganti dengan istilah “saldo
Secara garis besar, Laporan Sumber dan akhir dana penggunaan dana kebajikan”.
Penggunaan Dana Qardhul Hasan sudah sesuai
dengan PSAK No. 101 tentang penyajian 9. Catatan atas Laporan Keuangan
“Penyajian Laporan Keuangan Syariah”. Hal Catatan atas Laporan Keuangan yang
ini dapat dilihat dari informasi yang disajikan disajikan oleh PT. Bank Jabar Banten Syariah
dalam Laporan Sumber dan Penggunaan pada dasarnya telah mengungkapkan
Dana Qardhul Hasan sudah sesuai dengan informasi-informasi mengenai segala
yang tertera dalam PSAK No. 101 halaman penjelasan tentang laporan keuangan yang
22 paragraf 75. Informasi yang disajikan disusun oleh PT. Bank Jabar Banten Syariah.
tersebut adalah : Setiap informasi yang disajikan telah sesuai
1) Sumber dana Qardh pada periode awal dengan PSAK 101 tentang “Penyajian
2) Sumber dana Qardh Laporan Keuangan Syariah” pada halaman 24
3) Penggunaan Dana Qardh paragraf 80. Dalam hal ini, informasi-
4) Kenaikan (Penurunan) dana Qardh informasi yang harus disajikan oleh PT. Bank
5) Sumber dana Qardh pada periode akhir Jabar Banten Syariah menurut PSAK No.101
Walaupun dalam menyajikan Laporan paragraf 80 antara lain adalah penjelasan
Sumber dan Penggunaan dana Qardul Hasan mengenai dasar penyusunan laporan
PT. Bank Jabar Banten Syariah sudah keuangan, penjelasan singkat mengenai
menerapkan PSAK No. 101, namun ada kebijakan akuntansi, penjelasan mengenai
beberapa kesalahan yang dilakukan PT. Bank informasi tambahan yang tidak disajikan
Jabar Banten Syariah yang perlu di evaluasi. dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Kesalahan tersebut antara lain adalah dalam Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas
hal penggunaan istilah dan penyajian akunnya. dan hal lainnya. Dan setelah disesuaikan
Dalam PSAK No. 101, sudah tidak dengan PSAK No. 101, dapat disimpulkan
terdapat istilah “Laporan Sumber dan bahwa Catatan atas Laporan Keuangan yang
Penggunaan Dana Qardhul Hasan” dan disajikan oleh PT. Bank Jabar Banten Syariah
berganti istilah menjdai “Laporan Sumber dan sudah sesuai dengan PSAK No. 101 halaman
Penggunaan Dana Kebajikan”. Seharusnya, 24 paragraf 80.
PT. Bank Jabar Banten Syariah sudah tidak Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
menggunakan istilah “Laporan Sumber dan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
Penggunaan Dana Qardhul Hasan” dan yang telah disusun oleh PT. Bank Jabar
menggantinya dengan istilah “Laporan Banten Syariah telah sesuai dengan apa yang
Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan” tertera dalam PSAK No. 101 tentang
agar lebih sesuai dengan PSAK No. 101. “Penyajian Laporan Keuangan”.
Kesalahan penggunaan istilah juga terjadi Berdasarkan paparan diatas, maka secara
dalam penamaan akun yang dipakai. PT. Bank keseluruhan penyajian laporan keuangan pada
Jabar Banten Syariah masih menggunakan PT. Bank Jabar Banten Syariah belum
istilah “Sumber Dana Qardh pada periode sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 101
awal”. Dalam PSAK No. 101, istilah tersebut tentang “Penyajian Laporan Keuangan
sudah tidak digunakan lagi dan diganti dengan Syariah”. Hal ini dikarenakan oleh adanya
istilah “Saldo awal dana penggunaan dana ketidak sesuaian dalam penggunaan beberapa
kebajikan”. Selain itu, PT. Bank Jabar Banten istilah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT.
Syariah juga masih menggunakan istilah Bank Jabar Banten Syariah belum sepenuhnya
“Kenaikan (Penurunan) sumber atas menerapkan PSAK No. 101 dalam
penggunaan”. Istilah tersebut sudah tidak penyusunan laporan keuangannya.
digunakan lagi dalam PSAK No. 101 dan
diganti dengan istilah “Kenaikan atau KESIMPULAN

108
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 2, Oktober 2012

Darsono., dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis


Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Memahami Laporan Keuangan, Penerbit
serta pemaparan pada bab-bab sebelumnya, Andi, Yogyakarta.
maka dapat ditarik kesimpulan. Adapun Gupta, Lokesh., Khir, Kamal., Shanmugam,
kesimpulannya adalah sebagai berikut: Bala. 2008. Islamic Banking a Practical
1. Penyajian Laporan Keuangan pada PT. Perspective dalam Perbankan Syariah.
Bank Jabar Banten Syariah belum Sutan Remy Sjahdeini. Jakarta.
sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 101 Heri Sudarsono. 2004. Bank dan Lembaga
tentang “Penyajian Laporan Keuangan Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi.
Syariah”. Edisi 2, Ekonisia, Yogyakarta.
2. PT. Bank Jabar Banten Syariah masih Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Pernyataan
menggunakan istilah “Laporan Sumber Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta.
dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Shadaqah” dan “Laporan Sumber dan Lainnya. Edisi Revisi, Rajawali Pers,
Penggunaan Dana Qardhul Hasan”. Jakarta.
Sedangkan pada PSAK No. 101 tentang Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J.,
“Penyajian Laporan Keuangan Syariah” Warfield, Terry D. 2008. Intermediate
istilah tersebut sudah tidak digunakan lagi. Accounting. Jilid 1, Edisi 12, Erlangga,
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Martono. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Edisi 4, Ekonisia, Yogyakarta.
Adrian Sutedi. 2009. Perbankan Syariah Moh. Ramly Faud dan M. Rustan D.M. 2005.
Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, Akuntansi Perbankan. Edisi Pertama.
Ghalia Indonesia, Bogor. Graha Ilmu. Yogyakarta
Amin Widjaja Tunggal. 2012. Pengantar Reeve, James M., Warren, Carl S., Duchac,
Akuntansi Keuangan, Harvarindo, Jonathan E. 2008. Principle of Accounting
Jakarta. Indonesia Adaptation, Cengage Learning
Amir Machmud., dan Rukmana. 2010. Asia Pte Ltd, Singapore.
Perbankan Syariah Teori, Kebijakan dan Rizal Yaya, dkk,. 2009. Akuntansi Perbankan
Studi Empiris di Indonesia, Erlangga, Syariah, Salemba Empat, Jakarta.
Jakarta. Sri Nurhayati., dan Wasilah. 2009. Akuntansi
Arens, Alvin A., Beasley, Mark S., Elder, Syariah di Indonesia, Salemba Empat,
Randal J. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jakarta.
Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sukrisno Agoes. 2012. Auditing Petunjuk
Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah, Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Rajawali Pers, Jakarta. Akuntan Publik, Salemba Empat,
Bank Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 21 Jakarta.
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Sutan Remy Sjahdeini. 2010. Perbankan Syariah,
http://www.bi.go.id (Diakses 27 Juli PT. Jayakarta Agung Offset, Jakarta.
2010). Tim Penyusun Pedoman Akuntansi
Bank Indonesia. 2012. Peraturan Bank Indonesia Perbankan Syariah Indonesia. 2003.
No. 10/24/PBI/2008 tentang Penilaian Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Kualitas Aktiva Bank Umum yang Indonesia. Bank Indonesia, Jakarta.
Melaksanakan Kegiatan Usaha Winwin Yadiati. 2007. Teori Akuntansi Suatu
Berdasarkan Prinsip Syariah. Pengantar. Kencana, Jakarta.
http://www.bi.go.id (Diakses 14 Mei Zainul Arifin. 2003. Dasar-Dasar Manajemen
2012) Bank Syariah, AlvaBet, Jakarta.
Bank Jabar Banten Syariah. 2010. Laporan
Keuangan tahun 2010.
http://www.bjbsyariah.co.id (Diakses
12 Maret 2012)

109

Anda mungkin juga menyukai