Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

EVALUASI PENGAKUAN DAN PENGUKURAN TRANSAKSI


PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP BAGI HASIL DALAM
KONSEP AKUNTANSI PERBANKAN SYARI’AH
(Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)

RITA ANDINI
Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRACT
The purpose of this study was to evaluate whether the recognition and measurement
principles for the financing transaction with the results in the concept of Sharia banking
accounting is applied in Semarang Branch of Muamalat Indonesia Bank has been in
accordance with PSAK No. 59 or not. Qualitative analysis methods used in this study carried
out by analyzing the recognition and measurement results in a financing transaction for the
accounting concept of Sharia in Semarang Branch of Muamalat Indonesia Tbk and perform the
implementation of comparative evaluation in practice with financial reporting standards in this
regard to PSAK no.59 about sharia banking accounting. Treatment for the execution of
financing transactions between existing implementations on Muamalat Indonesia Tbk in
Semarang Branch with PSAK number 59 of shariah banking accounting was appropriate

Key words: shariah banks, principle of profit sharing, and SFAS No.. 59

PENDAHULUAN maupun negara-negara yang mayoritas


Perkembangan ekonomi Islam penduduknya non-muslim, serta jelas-
(ekonomi syari'ah) menuntut adanya jelas menganut asas kapitalisme dalam
suatu sistem akuntansi yang sesuai perekonomiannya (Adnan, 1999).
dengan prinsip-prinsip ekonomi Mekanisme lembaga keuangan
syari'ah, karena syari'ah berfungsi Islam dengan menggunakan sistem bagi
sebagai referensi etik yang menuntun hasil, nampaknya mulai menjadi salah
penilaian dan pemilihan praktek satu alternatif bagi masyarakat. Hal itu
akuntansi (Triyuwono dan As'udi, dikarenakan krisis moneter dan likuidasi
2000). Menurut Harahap (1999) terhadap bank-bank konvensional yang
mempelajari Akuntansi syari'ah mengakibatkan tumbuhnya rasa
merupakan suatu keharusan dalam ketidakpastian dan was – was dalam diri
menjalankan ekonomi yang semakin masyarakat untuk menjadi nasabah bank
menglobal. Dengan demikian, menjadi konvensional.
sangat signifikan mendalami akuntansi Syariah Islam mensyaratkan
syari’ah, maka tidak berlebihan bila bahwa kemitraan dan nisbah bagi hasil
kecenderungan akuntansi masa depan sharing the risk and profit bersama –
justru akan lebih mempertimbangkan sama. Hal ini merupakan realitas
aspek-aspek yang berkaitan dengan penghargaan Islam terhadap waktu yang
ketentuan syari’ah. diwujudkan dalam sistem bagi hasil,
Sistem ekonomi tanpa bunga mengingat faktor ketidakpastian usaha
menjadi landasan dalam konsep di masa yang akan datang.
akuntansi syari'ah. Akuntansi Syari'ah Keunggulan dari suatu konsep
timbul seiring dengan perkembangan Islam, terutama saat krisis ekonomi
sistem ekonomi Islam, yang ditandai yang pernah terjadi di Indonesia.
dengan lahirnya lembaga keuangan Terbukti ketika banyak bank – bank
syari’ah, baik yang berbentuk bank konvensional runtuh, bank – bank
maupun yang non-bank, baik di negara syari’ah seperti Bank Muamalat
yang mayoritas penduduknya muslim Indonesia tetap kokoh.

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

Saat ini telah terjadi fenomena dana tetapi keduanya juga mempunyai
dimana kompeteisi antar bank Syariah prinsip yang berbeda pula. Prinsip bagi
menajdi semakin ketat. Untuk itu hasil menurut (Antonio, 1999: 88)
dibutuhkan sistem informasi akuntansi adalah :
yang lengkap dan handal serta didukung 1. Penentuan besarnya rasio bagi hasil
oleh sistem akuntansi yang baik dan yang dibuat pada waktu awal akad
lengkap. Sistem akuntansi tersebut harus harus berpedoman bahwa adanya
sesuai dan memenuhi Standar Akuntansi kemungkinan mengalami
Keuangan Indonesia, khususnya keuntungan ataupun kerugian.
akuntansi perbankan syariah. Oleh 2. Besarnya rasio bagi hasil
karenanya, Ikatan Akuntan Indonesia berdasarkan jumlah pendapatan
telah mengeluarkan PSAK no. 59 yang diperoleh.
tentang Standar Akuntansi Keuangan 3. Bagi hasil yang ada tergantung pada
Perbankan Syariah yang mulai berlaku pendapatan proyek yang dijalankan.
efektif 1 Januari 2003. Pernyataan Jika proyek yang dijalankan merugi,
Standar Akuntansi Keuangan No. 59 maka kerugian akan ditanggung
tentang Akuntansi Perbankan Syariah bersama-sama oleh kedua belah
telah memuat Standar Pengakuan dan pihak.
Pengukuran transaksi – transaksi 4. Jumlah nominal bagi hasil akan
perbankan syariah termasuk transaksi meningkat sesuai dengan
pembiayaan yaitu Mudharabah dan peningkatan jumlah pendapatan.
musyarakah.
TELAAH PUSTAKA Laporan Keuangan Bank Syari’ah
Hakekat Akuntansi Dalam Ekonomi Menurut Triyuwono (2000:25)
Islam akuntansi Syari’ah (laporan keuangan)
Konsep Islam dan hakekat diharapkan dapat mengikat individu
akuntansi mempunyai persamaan yang pada suatu jaringan etika dalam rangka
searah dan telah terbuka bahwa menciptakan realitas sosial
akuntansi ada dalam Islam dan bahkan (menjalankan bisnis) yang mengandung
memberikan andil dalam nilai tauhid dan ketundukan pada
perkembangannya (Meidawati 1998, ketentuan Tuhan.
201). Hal ini dapat dilihat bahwa : Jelas kiranya bahwa dalam
1. Yang dicatat akuntansi adalah akuntansi Syari’ah laporan yang
transaksi (muamalah). dihasilkan tidak cukup hanya meliputi
2. Dasar pencatatan transaksi adalah neraca, laporan laba-rugi, dan laporan
bukti (evidence) seperti faktur, cek, arus kas yang hanya disusun
kuintansi, dan lain-lain. berdasarkan standar semata, tetapi
3. Bukti yang menjadi dasar laporan tersebut harus memperhatikan
pencatatan akan klasifikasikan esensi penting dari ekonomi Islam yaitu
secara teratur dengan menggunakan dalam rangka menjalankan ketentuan-
aturan umum yang disebut Standar ketentuan Syari'ah diantara tujuan
Akuntansi Keuangan. Syari'ah tesebut adalah mencapai
maslahah bersama.
Prinsip Bagi Hasil Menurut Sri Yanto, Deputy
Dasar prinsip ini berasal dari Director-Research and Professonal
akad bersyarikat. Islam mendorong Standart The Indonesian Institute of
praktek bagi hasil serta mengharamkan Accountant (KDPPLK Bank Syari'ah)
riba atau bunga. kedua-duanya sama- Sumber didapat dari Bank Muamalat
sama memberi keuntungan bagi pemilik Indonesia Tbk yang mengacu pada

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

PSAK No. 59, menyebutkan tujuan mencampur dana.


laporan keuangan bank syari'ah sama c. Keuntungan atau kerugian
dengan bank umum dengan tambahan sesuai nisbah.
menyediakan : d. Tidak berkewajiban
1. Informasi kepatuhan bank terhadap mengembalikan dana jika rugi
prinsip syari'ah 2. Unsur laporan laba rugi
2. Informasi pendapatan dan beban a. Pada dasarnya sama dengan
tidak sesuai prinsip syari'ah dan cara yang berlaku umum, ditambah
memperoleh serta menggunakannya. alokasi keuntungan/kerugian
3. Informasi untuk mengevaluasi kepada pemilik investasi tidak
pemenuhan bank terhadap : terikat (hak bagi hasil untuk
a. Tanggung jawab amanah pemilik dana investasi tidak
mengamankan dana. terikat).
b. Menginvestasikan pada tingkat b. Tidak dapat diperlakukan
keuntungan rasional. sebagai beban atau pendapatan
4. Informasi tingkat keuntungan
investasi yang diperoleh pemilik Konsep Akuntansi Perbankan
dana investasi terikat. Syari’ah
5. Informasi pemenuhan fungsi sosial Akram (1992) seperti yang
bank, termasuk pengelolaan dan dikutip oleh Harahap (1998)
penyaluran zakat. menjelaskan enam sifat akuntansi Islam
6. Menentukan hak dan kewajiban sebagai berikut :
pihak terkait, sesuai prinsip syria'ah: 1. Penentuan laba rugi yang tepat.
kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan 2. Mempromosikan dan menilai
terhadap nilai-nilai bisnis yang efisiensi kepemimpinan.
Islami. 3. Ketaatan pada hukum Syari'ah.
7. Menyediakan informasi keuangan 4. Keterikatan pada keadilan.
bagi pemakai laporan dalam 5. Melaporkan dengan baik.
pengambilan keputusan. 6. Perubahan dalam praktek akuntansi.
8. Meningkatkan kepatuhan terhadap Konsep akuntansi perbankan syari’ah
prinsip Syari'ah dalam semua menurut PSAK No.59 meliputi :
transaksi dan kegiatan usaha. 1. Kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bank
Unsur Laporan Keuangan Bank syari’ah yang terdiri :
Syari'ah a. Karakteristik bank syari’ah,
Menurut Sri Yapto Deputy menurut PSAK No.59 yaitu
Director-Research and Profession (1) Berdasarkan pada prinsip
Standart The Indonesian Institute Of syari’ah
Accountant sumber didapat dan Bank (2) Mengimplementasikan
Muamalat Indonesia Tbk yang mengacu prinsip ekonomi Islam
pada PSAK No.59, unsur laporan dengan ciri:
keuangan bank syari’ah adalah: (a) Adanya pelarangan riba
1. Unsur Neraca dalam berbagai bentuk.
a. Aktiva = kewajiban + Investasi (b) Tidak mengenal konsep
tidak terikat + Ekuitas. "time value of money".
b. Dana investasi tidak terikat (c) Uang sebagai alat tukar
dengan kriteria bahwa bank bukan komoditi yang
mempunyai hak menggunakan, diperdagangkan.
menginvestasikan dan (3) Beroperasinya kegiatan atas

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

dasar bagi hasil. 3. PSAK-PSAK lain yang tidak


(4) Kegiatan usaha untuk bertentangan dengan syari’ah,
memperoleh imbalan atau seperti :
jasa. PSAK No. 31 tentang Akuntansi
(5) Tidak menggunakan "bunga" Perbankan, tujuan dalam akuntansi
sebagai alat untuk perbankan syari'ah berdasarkan pada
memperoleh pendapatan. tujuan ekonomi Islam, yaitu
(6) Azas utamanya adalah pemerataan kerjasama bagi seluruh
kemitraan, keadilan, umat. Kesejahteraan seharusnya
transparansi, dan universal. didistribusikan kepada seluruh
(7) Tidak membedakan secara masyarakat dan tidak hanya
tegas sektor moneter dan diperuntukkan hanya pada seseorang
sektor riil, dimana dapat atau segolongan orang saja. Oleh
melakukan dua sektor riil. karena itu, Islam menyediakan
b. Pemakai dan kebutuhan sarana untuk pemerataan
informasi kesejahteraan dengan sistem zakat,
Pemakai dan kebutuhan infak, shadaqoh, dan sistem tanpa
informasi sama seperti yang bunga.
dinyatakan dalam kerangka METODE PENELITIAN
dasar akuntansi umum tetapi Objek Penelitian
ditambah dengan pemilik dana Pemilihan lokasi penelitian
investasi, pembayar zakat, infaq, adalah Bank Muamalat Indonesia Tbk
shadaqah, dan dewan pengawas Cabang Semarang yang berlokasi di
syari’ah. jalan Mgr Soegijapranata Semarang.
c. Tujuan laporan keuangan Alasan memilih objek penelitian
d. Asumsi dasar menggunakan tersebut karena Bank Muamalat
asumsi akrual basis. Indonesia Tbk merupakan bank pelopor
Laporan keuangan disusun syari’ah pertama yang operasionalnya
menggunakan dasar akrual basis, berdasarkan syari’ah Islam, bank
dengan dasar ini, pengaruh syari’ah yang datanya sudah
transaksi dan peristiwa lainnya dipublikasikan sehingga memudahkan
dicatat pada saat kejadian (dan penulis dalam penelitian dan penulis
bukan pada saat kas atau setara tertarik untuk mengetahui lebih dalam
kas diterima atau dibayar) serta mengenai perbankan syari’ah yang
dilaporkan pada laporan berbeda dengan perbankan
keuangan periode bersangkutan konvensional.
dan penghitungan pendapatan Dengan alasan tersebut, maka
untuk tujuan bagi hasil penulis memilih Bank Muamalat
menggunakan dasar kas. Indonesia Tbk Cabang Semarang.
2. Pernyataan Standar Akuntansi Sumber dan Jenis Data
Keuangan No. 59 tentang Akuntansi Adapun jenis data yang
Perbankan Syari’ah Terdiri dari: digunakan dalam penelitian ini adalah
Pengakuan dan pengukuran serta data primer dan data sekunder.
Pengungkapan dan penyajian 1. Data primer adalah data yang
Mudharabah, Musyarakah, diperoleh peneliti secara langsung
Murabahah, Salam dan Salam bersangkutan dan tidak melalui
paralel, Istishna dan Istishna paralel, media perantara (Indriantoro dan
Ijarah dan IMB, Wadiah, Qardh, Supomo, 1999). Dalam penelitian
Sharf, Kegiatan berbasis imbalan. ini data diperoleh dari wawancara

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

dengan Account Manager (Divisi Bank Muamalat Indonesia Tbk


Pembiayaan Bank Muamalat Cabang Semarang
Indonesia Tbk Cabang Semarang). HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Sedangkan data sekunder, yaitu data Dalam kegiatan operasionalnya,
yang diperoleh peneliti secara tidak Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang
langsung melalui media perantara Semarang memiliki proses tertentu yang
(diperoleh dan dicatat oleh pihak harus ditempuh oleh calon nasabah agar
lain) (Indriantoro dan Supomo, bisa memperoleh pembiayaan. Adapun
1999) yang berupa : proses pembiayaan terbagi dalam
a. Peraturan perusahaan tentang beberapa tahap, antara lain :
perlakuan transaksi pembiayaan 1. Tahap Permohonan Pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil. Bagi calon nasabah yang
b. Brosur-brosur tentang penentuan ingin memperoleh pembiayaan,
bagi hasil. maka calon nasabah harus datang ke
Metode Analisis kantor Bank Muamalat Indonesia
Berdasarkan data yang ada maka Tbk Cabang Semarang dengan
analisis yang digunakan didalam membawa proposal permohonan
penelitian ini adalah analisis kualitatif, pembiayaan. Pengajuan
yaitu metode analisis data yang permohonan pembiayaan ini, oleh
dilakukan tanpa menggunakan angka- Bank Muamalat Indonesia Tbk
angka dalam penganalisaannya. Metode Cabang Semarang dibagi menjadi
analisa kualitatif yang digunakan dalam beberapa jenis, yaitu :
penelitian ini dilakukan dengan a. Permohonan baru untuk
menganalisis pengakuan dan mendapatkan fasilitas
pengukuran transaksi pembiayaan pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil dalam konsep b. Permohonan tambahan suatu
akuntansi syari’ah yang diterapkan pada pembiayaan yang sedang
Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang berjalan.
Semarang serta menganalisis c. Permohonan perpanjangan atau
perbandingan praktek di Bank pembaharuan masa berlaku
Muamalat Indonesia Tbk dengan pembiayaan yang telah berakhir
standar pelaporan keuangan, dalam hal jangka waktu.
ini PSAK No.59 tentang Akuntansi d. Permohonan lainnya untuk
Perbankan Syari’ah. perubahan syarat-syarat fasilitas
Adapun langkah-langkah metode pembiayaan yang sedang
analisis dalam penelitian ini adalah : berjalan.
1. Melakukan evaluasi implementasi Dalam pengajuan
pelaksanaan Bank Muamalat permohonan pembiayaan, pihak
Indonesia Tbk Cabang Semarang BMI menyediakan formulir surat
dengan dasar PSAK No. 59 tentang perhonan pembiayaan yang
Akuntansi Perbankan Syari’ah, diperuntukkan bagi calon debitur.
mencakup semua transaksi atau Formulir yang telah diisi tersebut
event berkaitan dengan pembiayaan. kemudian dikembalikan kepada
2. Analisis terhadap kontoversi Account Officer. Kemudian A/O
pengakuan pendapatan berdasarkan akan melihat sejauh mana
dasar kas (Cash Basis) dan dasar permohonan tersebut memenuhi
akrual (accrual basis) beserta kasus syarat-syarat pembiayaan bank yang
penghitungan pembiayaan dengan bersangkutan.
prinsip bagi hasil yang ada pada

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

2. Tahap Penelitian Berkas 1) Siklus hidup dari barang


Permohonan serta Penyelidikan yang dipasarkan.
Pembiayaan 2) Berbagai barang subtitusi.
Bagian Account Officer 3) Perusahaan pesaing.
menerima berkas permohonan calon 4) Tingkat kemampuan daya
nasabah dari petugas pembiayaan beli masyarakat.
dan oleh bagian administrasi 5) Program promosi
pembiayaan berkas tersebut diteliti 6) Ruang lingkup pemasaran
dan diselidiki kebenarannya. Tujuan 7) Faktor musim
penelitian dan penyelidikan berkas 8) Manajemen pemasaran
permohonan tersebut adalah untuk calon mudharib
mengetahui berapa jumlah d. Analisis aspek teknis
pembiayaan yang dibutuhkan, untuk Sasaran utama dari analisis ini
keperluan apa pembiayaan tersebut. adalah untuk menilai harga jual
3. Tahap Analisis Pembiayaan dari barang yang akan
Untuk dapat menjawab atau dipasarkan.
mengambil keputusan terhadap e. Analisis aspek komersial
masalah yang dihadapi pihak Analisis terhadap aspek ini, pada
perbankan dalam proses pemberian umumnya mengenai tingkat
pembiayaan, maka diperlukan suatu kesehatan keuangan dari calon
analisis pemberian pembiayaan. debitur atau dengan kata lain
Adapun analisis tersebut meliputi : memeriksa permodalan
a. Analisis Yuridis perusahaan pemohon.
Dalam analisis atas suatu f. Analisis aspek keuangan
permohonan pembiayaan, maka Di dalam aspek ini, analisis
aspek yuridis mempunyai ditujukan agar bank dapat
kedudukan yang strategis dan mengetahui kondisi ekonomi
merupakan aspek terpenting. secara umum dan kondisi
b. Analisis Aspek Jaminan ekonomi dari calon debitur yang
(Collateral) mungkin dapat mempengaruhi
Untuk mengamankan dana usaha debitur. Diharapkan juga
masyarakat yang dikelola oleh dalam penganalisaan ini, dapat
bank, maka pihak bank dapat diketahui dampak positif dan
meminta jaminan kepada negatif dari proyek yang
mudharib. Di dalam praktiknya, dibiayai.
jaminan yang digunakan adalah g. Analisis aspek karakter dan
berupa barang (proyek) dan manajemen (Character)
pihak bank dapat meminta Analisis ini ditujukan agar bank
jaminan tambahan. Dalam mengetahui karakter dan si
menilai suatu jaminan ada dua peminjam juga kebiasaan, sifat-
hal yang menjadi sasaran pokok, sifat pribadi, cara hidup dan
yaitu : keadaan sosial serta
1) Menilai barang jaminan tanggungjawab dan peminjam
secara ekonomis. tersebut baik dalam kehidupan
2) Menilai barang jaminan pribadi maupun bermasyarakat.
secara yuridis. Analisis ini juga ditujukan pada
c. Analisis aspek pemasaran tingkat performance dari
Analisis dalam aspek pemasaran manajemen perusahaan debitur
ini meliputi : dalam mengelola

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

perusahaannya. ke kantor pusat disertai hasil


h. Analisis aspek Syari’ah penilaian, kesimpulan dan usul-usul
Dalam melakukan penilaian yang dapat diterima oleh kantor
terhadap syari’ah ini, semua pusat.
proyek yang akan dibiayai oleh Suatu pembiayaan baik
bank tidak boleh bertentangan keputusan kantor pusat maupun
dengan ketentuan syari’ah. keputusan cabang, harus memuat
Untuk itu, pihak bank telah hal-hal sebagai berikut :
membentuk Dewan Pengawas a. Jenis dan sektor pembiayaan
Syari’ah yang bertugas untuk yang diberikan.
menelaah permasalahan yang b. Jumlah atau batas maksimum
timbul dari transaksi bisnis serta pembiayaan yang diberikan.
permasalahan proyek yang akan c. Sasaran waktu pembiayaan.
dibiayai oleh bank. d. Sasaran yang hendak dicapai.
4. Tahap Keputusan Pembiayaan e. Jaminan dan cara-cara
Setelah melakukan analisis, pengikatannya.
usulan pembiayaan (proposal) f. Syarat-syarat lain yang
tersebut diteruskan kepada panitia diperlukan.
pembiayaan. Panitia pembiayaan Setelah permohonan
akan mengambil keputusan, apakah pembiayaan oleh mudharib
permohonan tersebut disetujui atau diputuskan telah disetujui, maka
ditolak. Keputusan permohonan pihak mudharib dan pihak bank
pembiayaan yang berupa melakukan perjanjian. Perjanjian
persetujuan permohonan antara pihak bank dengan mudharib
pembiayaan yang berupa itu meliputi perjanjian pembiayaan,
persetujuan permohonan perjanjian jaminan disertai dengan
pembiayaan adalah keputusan bank pengecekan kelengkapan dan
untuk mengabulkan sebagian atau persyaratan. Adapun proses
seluruh permohonan tersebut. perjanjian tersebut adalah sebagai
Kemudian pihak bank berikut :
membuat suatu keputusan atas suatu a. Penandatanganan akad perjanjian
permohonan tersebut, bila pembiayaan.
permohonan diterima maka status Sebelum penandatanganan
pemohon beralih menjadi mudharib akad perjanjian dilakukan, maka
dan pihak bank akan membuat surat pihak bank meminta pihak
pemberitahuan kepada mudharib mudharib untuk membaca dan
yang ada dasarnya merupakan surat mempelajari isi dan syarat-syarat
persetujuan prinsip, yaitu surat yang yang tertuang dalam akad perjanjian
dikirim kepada calon mudharib tersebut. Apabila dari pihak
yang isinya menyatakan bahwa mudharib telah menyetujui isi
bank setuju secara prinsip untuk perjanjian, maka dilakukan
memberikan pembiayaan. penandatanganan perjanjian tersebut
Dalam hal wewenang oleh mudharib dan bank sebagai
pengambilan keputusan, apabila shahibul maal.
jumlah permohonan masih dalam b. Penandatangan surat aksep
batas-batas wewenang cabang (batas Selanjutnya mudharib
maksimal 400 juta), maka cabang diharuskan menandatangani surat
diberi wewenang untuk aksep sebesar limit pembiayaannya
memutuskan permohonan tersebut untuk minimal jangka waktu 12

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

bulan. Setelah jatuh tempo Sedangkan pengawasan pasif yaitu


pembiayaan tersebut belum dilunasi pengawasan atas data-data atau
oleh mudharib, maka surat aksep ini laporan yang disampaikan oleh
harus diperbaiki kembali. nasabahnya dan berdasarkan
Pengikatan Jaminan. kegiatan usaha yang ada pada pihak
Pengikatan jaminan ini bank.
berfungsi guna memberi hak dan PENUTUP
kekuasaan bagi shahibul moral Kesimpulan
(bank) untuk memperoleh pelunasan Berdasarkan hasil evaluasi atas
atas barang jaminan, apabila pembiayaan bagi hasil dalam konsep
mudharib melakukan ingkar janji akuntansi syari’ah (studi kasus Bank
atau wanprestasi. Muamalat Indonesia Tbk Cabang
5. Tahap Pencairan Pembiayaan Semarang), maka dapat diambil
Pencairan pembiayaan adalah kesimpulan sebagai berikut:
suatu transaksi untuk menggunakan 1. Perlakuan pelaksanaan transaksi
fasilitas pembiayaan yang telah pembiayaan bagi hasil antara
disetujui oleh bank, Dalam implementasi yang ada pada Bank
praktiknya cara pencairan Muamalat Indonesia Tbk Cabang
pembiayan dapat dilakukan dengan Semarang dengan PSAK No.59
menggunakan alat-alat dan cara-cara tentang Akuntansi Perbankan
yang ditentukan oleh bank, antara Syari’ah sudah sesuai, hal ini dapat
lain pencairan dengan cara menarik ditemukan dalam perbandingan-
cek atau bilyet giro, dengan perbandingan yang ada tetapi ada
kwintansi, dengan dokumen lainnya beberapa transaksi yang tercantum
yang digunakan bank sebagai alat dalam PSAK No.59 tidak terdapat
perintah pembayaran atau dengan dalam pelaksanaan di Bank
pemindahbukukan atau beban Muamalat Indonesia Tbk Cabang
rekening pinjaman nasabahnya. Semarang.
6. Tahap Pengawasan Pembiayaan 2. Didalam PSAK No.59 tentang
Salah satu hal yang sangat Akuntansi Perbankan Syari’ah
penting setelah pembiayaan asumsi dasar yang dipakai pada
diberikan kepada nasabahnya adalah umumnya untuk pengakuan
masalah pengawasan, walaupun pendapatan menggunakan dasar kas
penilaian sewaktu pembiayaan yang (cash basis) dan biaya menggunakan
diberikan telah dilakukan dengan dasar akrual (accrual basis), tetapi
hasil baik, namun pengawasan ini berdasarkan analisis pada
tidak dapat diabaikan. implementasi pada Bank Muamalat
Pengawasan terhadap Indonesia Tbk Cabang Semarang
pembiayaan yang telah diberikan diperoleh hasil bahwa transakasi
dapat dilakukan sejak debitur pembiayaan dengan dasar kas dan
melakukan pencairan pembiayaan. dasar akrual menghasilkan
Dalam pengawasan ini, pihak bank pengakuan dan pengukuran yang
melakukan pengawasan secara aktif sama. Hal ini dikarenakan dengan
maupun secara pasif. dasar akrual pendapatan diakui pada
Adapun secara aktif yaitu saat terjadi atau direalisasi.
berupa pengawasan fisik yang Saran
dilakukan melalui pemeriksan Penggunaan dasar Akrual (accrual
langsung di tempat kegiatan usaha basis) dan dasar kas (cash basis) dalam
yang dijalankan oleh nasabahnya. pengakuran dan pengukuran

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

pendapatan bagi hasil dari pembiayaan


sesungguhnya sama – sama dapat Ananda Fair Chandra, 2001, Penerapan
memberikan informasi yang akurat Konsep Ekonomi Islam, Pusat
dalam implementasi di Bank Muamalt Kajian Ekonomi dan Bisnis
Indoensia Tbk Cabang Semarang. (Centre for Business and
Sehingga penggunaan dasar akrual Economic Islamic) FE-
secara menyeluruh di perbankan UNIBRAW, Malang.
syariah pada umumnya dan Bank
Muamalat Indonesia pada khususnya Antonio, Muhammad Syafi'i, 2001,
tidak perlu diragukan. Bank Syari’ah dari Praktek ke
Teori, Gema Insani, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi'i, 2000, Bank
A'sudi Iwan, Triyuwono Iwan, 2001, Syari’ah Suatu Pengenalan
Akuntansi Syari’ah Umum, Bank Indonesia dan Tazkia
Memformulasikan Konsep Laba Institute, Jakarta.
dalam Konteks Metafora Zakat.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Laporan
Keuangan Perusahaan, Jakarta
Accounting and Auditing Organization
for Islamic Financial Institution Belkaoui, Ahmad, 1997, Teori
(AAOIFI), 1998. Accounting and Akuntansi, Penerbit Erlangga,
Auditing Standards for Islamic Jakarta.
Institution. AAOIFI. Bahrain
Fess, Philip, dan Warren, Carl S, 1989,
Accounting Principles, 15th.
Achsien, Iggi Haruman, 2000. Konsep
Edition, Cincinnati : South Western
dan Praktek Manajemen Portofolio
Publishing.
Pada Rashid Husein Berhard Unit
Trust Management (RHBUTM)
Freeman M. Herbert, et.al, 1973,
Malaysia. Jakarta : FE-UI. Accounting Theory, 4 th. Edition
(terjemahan), : Erlangga, Jakarta.
Adnan, M.Akhyar dan Michael
Gaffikin, 1997, The Syari’ah, Gorys Keraf, 1994, Komposisi, Penerbit
Islamic Bank and Accounting Nusa Indah, Ende Flores.
Concepts and Practices. Sydney
Australia : Proceeding of Hadibroto,S, 1984, Masalah Akuntansi
international conference I on ,Buku Satu-Buku Dua, Lembaga
Accounting, Commerce and Penerbit FEUI, Jakarta.
Finance : The Islamic Perspectiv.
Harahap, Sofyan Syafri, 1998, Analisa
Afdawaiza, 2002. Isu-isu Kontemporer Kritis Atas Laporan Keuangan.
Di Sekitar Perbankan Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Simposium Nasinal Sistem
Ekonomi Islam 1, Pusat Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar
Pengkajian Dan Pengembangan Akuntansi Keuangan Indonesia. :
Ekonomi Islam, Yogyakarta. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Amien, Riawan, 2002. Indepensi
Akuntansi Bank Syari’ah : Mannan, Muhammad Abdul, 1993,
www.Republika.com. Islamic Economics, Theory and

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 2 Nomor 2, Nopember 2011

Practice, (terjemahan), Dana


Bhakti Wakaf, Yogyakarta.

Meidawati, Neni, 1998, Akuntansi Zakat


dan Pengelolaannya di
Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia. Vol 2 No.2

Meigs, Robert F. dan Meigs Walter B,


1993, Accounting The Bassis for
Business Decision, New York:Mc
Graw-Hill.

Nur, Hidayat, 2002, Urgensi Laporan


Keuangan (Akuntansi Syari’ah)
Dalam Praktik Ekonomi Islam,
Simposium Nasinal 1 Sitem
Ekonomi Islam, Yogyakarta

Stoner, James AF, 1992, Management


(terjemahan), Erlangga, Jakarta

Syahatah Husein, 2001, Pokok-pokok


Pikiran Akuntansi Islam, Penerbit:
Media Eka Sarana, Jakarta.

Syarizal, 2001, Perbankan Syari’ah, Bank


Muamalat Indonesia Tbk Cabang
Semarang, Semarang.

Weygant, Keiso, 1992, Akuntansi


Intermediate, Penerbit Binarupa
Aksara, Jakarta:

Evaluasi Pengakuan Dan Pengukuran Transaksi Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Dalam Konsep Akuntansi
Perbankan Syari’ah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Semarang)
Rita Andini

Anda mungkin juga menyukai