Abstrak
Penggunaan dasar akrual merupakan bentuk dari penerapan asumsi yang ada dalam
penyusunan laporan keuangan. Model dasar akrual mengakui pendapatan dan biaya sebagai
sesuai yang dimiliki meskipun belum diterima maupun dikeluarkan secara kas. Seperti halnya
akuntansi pada umumnya, asumsi dasar pada akuntansi syariah juga mempergunakan dasar
akrual, hal tersebut ditunjukkan pada perlakan akuntansi syariah dalam transaksi dengan akad
syariah. Hal tersebut diatur pada ketentuan menyangkut penerapan akuntansi syariah pada
lembaga keuangan syariah. Berdasarkan penerapan tersebut penggunaan dasar akrual terletak
pada pengakuan keuntungan dari transaksi syariah. Pengakuan keuntungan transaksi sewa dan
syirkah dilakukan terhadap keuntungan yang diperoleh dalam penyerahan aset non kas sebagai
bagian dari kesepakatan. Sedangkan pada transaksi jual beli pengakuan keuntungan dilakukan
saat serah terima barang dari lembaga keuangan syariah kepada pemesan sebagai pembeli.
Pengakuan dasar akrual pada akad jual beli dengan pengakuan keuntungan di awal memiliki
resiko yang besar saat piutang tidak tertagih. Untuk menghindari itu lembaga keuangan syariah
yang sebaiknya menghindari pengakuan keuntungan di awal terhadap piutang murabah}ah,
dengan memilih alternatif metode pengakuan keuntungan lainnya.
Kata kunci : Dasar akrual, Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah.
Abstract
The use of accrual basic is one of applying the assumptions contained in the
preparation of financial statements. The accrual basic model recognizes income and expenses as
recorded altought not yet received or issued in cash. Same with accounting in general,
assumptions basic on sharia accounting also use accruals basic, it is shown in sharia accounting
treatment in sharia transaction. The accrual basic reatment is arranged in the provisions of
sharia accounting in Islamic financial institutions. Based on these provisions, the use of accrual
basic done in the recognition of the benefits of sharia transactions. Recognition of profit lease
and shirkah transactions is made to the profits derived in the transfer of non-cash assets as part
of the agreement. Despite of that sale and purchase transactions recognition of profits made
when the handover of goods from Islamic financial institutions to consumer. The treatment of
accrual basic on the sale and purchase agreement with the recognition of early profits has a
great risk when receivables are not collectible. To avoid that Islamic financial institutions should
avoid early profits recognition of murabah}ah receivables, by choosing alternative methods of
recognition of other profits.
Key words : accrual basic, sharia financial institution accounting
239
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
240
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
241
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
menekankan pada sisi kebutuhan praktis Islam. Keberadaan unsur laporan tersebut
dari sebuah pencatatan bagi lembaga- terkait dengan bentuk dan jenis dana yang
lembaga keuangan syariah. ada pada sistem keuangan syariah, pada
Akuntansi syariah praktis itu akuntansi syariah terdapat pemisahan
sendiri tertuang pada PSAK Syariah yang antara dana pada transaksi keuangan yang
menjadi pedoman bagi setiap lembaga dilakukan dengan dana di luar transaksi
keuangan syariah atau lembaga keuangan keuangan yang dilakukan. Dana zakat dan
yang menjalankan bisnis syariah, agar dana kebajikan bukan merupakan dana
terdapat kesamaan dan kesesuaian bentuk yang dihasilkan atau diperoleh dari
laporan keuangan. Generalisasi ini transaksi keuangan syariah serta memiliki
dimaksudkan untuk mempermudah siapa alokasi distribusi yang berbeda, keduanya
pun yang ingin mendapatkan informasi dari merupakan dana yang bersifat sosial dalam
laporan keuangan yang dihasilkan oleh penggunaannya.
lembaga keuangan, dengan adanya standar Laporan keuangan syariah memiliki
baku laporan keuangan, akan dua asumsi dasar yang dipergunakannya
mempermudah akses bagi pihak dan tidak jauh berbeda dengan akuntansi
berkepentingan untuk membandingkan pada umunya yaitu going concern dan
antara satu laporan keuangan dengan acrual basis. Berdasarkan asumsi going
laporan lainnya. Hal tersebut seusuai concern menjelaskan laporan keuangan
dengan empat karaketeristik kualitatif syariah disusun berdasarkan asumsi bahwa
laporan keuangan yaitu pertama dapat lembaga keuangan syariah akan
dipahami dengan segera dan mudah menjalankan usahanya secara berkelanjutan
informasi keuangan yang disampaikan, dengan tidak menampak maksud untuk
kedua relevan untuk memenuhi kebutuhan mengurang skala usahanya, sedangkan
pengguna dalam proses pengambilan asumsi acrual basis menjelaskan bahwa
keputusan, ketiga bebas dari pengertian kegiatan transaksi yang dilakukan oleh
yang menyesatkan, kesalahan material, dan lembaga keuangan syariah tidak hanya
dapat diandalkan oleh penggunanya, dan melibatkan penerimaan dan pengeluaran
keempat dapat dibandingkan informasinya kas pada transaksi masa lalu tetapi juga
antar periode maupun dibandingkan dengan melibatkan kewajiban pembayaran dan
informasi dari lembaga keuangan lainnya.6 pendapatan penerimaan yang
Laporan keuangan yang ada pada merepresentasikan kas pada masa yang
akuntansi syariah setidaknya terdiri dari akan datang.7 Kedua asumsi tersebut
laporan posisi keuangan atau neraca, merupakan landasan asumsi yang
laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan dipergunakan dalam penyusunan laporan
perubahan ekuitas, laporan sumber dan keuangan, dengan asumsi tersbut
penggunaan dana zakat, laporan sumber menunjukan dapat keberlangsungan usaha
dan penggunaan dana kebajikan, serta yang dijalankan oleh lembaga keuangan
laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi syariah.
hasil. Di antara unsur-unsur laporan
tersebut, laporan dana zakat, dana Pembahasan
kebajikan serta pendapatan dan bagi hasil Asumsi Dasar Pencatatan Akuntansi
merupakan ciri khas dari laporan keuangan
6 7
Nurhayati, Sri. Wasilah. 2013. Akuntansi Salman, Kautsar Riza. 2012. Akuntansi
Syariah di Indonesi. Jakarta : Salemba Empat. Perbankan Syariah berbasis PSAK Syariah.
hal. 100-104. Padang : Akademia. hal. 101.
242
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
243
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
244
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
245
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
saat penyerahan lebih besar dari nilai saat pembelian aset tersebut dan
tercatatnya.16 Pengakuan keuntungan keuntungan muncul seiring adanya selisih
tangguhan dilakukan amortisasi setiap positif antara harga perolehan dengan harga
periodenya di sesuaikan dengan jumlah wajar saat penyerahan aset syirkah.
atau lama periode yang disepakati keuntungan tersebut akan diakui secara
dalam transaksi. amortisasi per periode sesuai dengan lama
Perlakuan dasar akrual pada laporan periode akad syirkah yang disepakati. Hal
keuangan lebih relevan dibandingkan dasar tersebut berbeda dengan akad jual beli
kas, karena dengan menerapkan pengakuan murabah}ah yang pengakuan keuntungan
saat ini pada sistem penerimaan kas di tangguhannya disandarkan kepada arus kas
masa yang akan datang akan memudahkan yang belum diterima.
setiap pengguna laporan untuk mengukur Penggunaan cadangan kerugian
kondisi keuangan dan kinerja. Kondisi tidak selamanya dapat menutup kerugian
tersebut akan menyebabkan terjadi yang mungkin akan ditimbulkan akibat
kebergantungan terhadap nilai arus kas di tidak terealisasinya arus kas tersebut. Pada
masa yang akan datang. Padahal penilaian akad transaksi murabah}ah akun cadangan
terhadap kehidupan perusahaan tidak kerugian dibentuk sebagai antisipasi jika
selamanya disandarkan pada arus kas di terjadi kredit macet pada piutang
masa yang akan datang, keberadaan arus murabah}ah. Risiko kredit macet dapat
kas di masa yang akan datang menunjukkan menyebabkan tidak terealisasinya arus kas
seberapa besar peluang laba yang akan keuntungan yang telah diperkirakan akan
diperoleh. diperoleh pada awal transaksi. Solusinya
Kebergantungan terhadap arus kas adalah dibentuknya cadangan kerugian atau
di masa yang akan datang setidaknya meminta jaminan atas transaksi yang telah
memunculkan risiko seandainya arus kas disepakati. Piutang murabah}ah itu sendiri
tersebut tidak dapat terealisasi dengan muncul dari transaksi penyerahan barang
sempurna. Pada akuntansi syariah kepada pemesan, sebagai bentuk hak atas
sebagaimana yang telah dijelaskan kas dari konsumen yang telah membeli aset
sebelumnya pengakuan kuntungan dengan cara kredit.
tangguhan dipergunakan pada akad jual Pengakuan keuntungan atas
beli dan akad syirkah. Dari kedua akad transaksi murabah}ah akan dipilih sesuai
tersebut potensi kerugian akibat kredit dengan risiko macet dari arus kas piutang
macet terdapat pada akad jual beli, dan dan beban yang akan muncul, ketika risiko
untuk akad syirkah tidak terdapat potensi diperkirakan relatif kecil maka pengakuan
riil dari kerugian kecuali aset non kas dari keuntungan akan dilakukan di awal sedang
barang tersebut tidak kembali. Pada akad untuk risiko yang relatif sedang pengakuan
syirkah tingkat keuntungan yang dilakukan secara proporsional dan untuk
dtangguhkan disandarkan kepada selisih risiko relatif besar maka pengakuan
harga wajar dengan harga perolehan dari keuntungan dilakukan saat seluruh piutang
aset yang menjadi bagian modal transaksi berhasil ditagih. Hal tersebut berlaku juga
syirkah. Dengan kata lain, arus kas dari pada akad istis}na namun yang
pengeluaran aset syirkah telah dilakukan membedakan akad istis}na hanya memiliki
dua pendekatan yaitu secara proporsional
16 (cicilan) atau sekaligus diakhir.
Nilai tercatat merupakan nilai atau harga yang
harus dikeluarkan pada saat memperoleh suatu Seandainya dilihat lebih lanjut,
barang, nilai tercatat biasa dikenal juga dengan sebenarnya peluang kerugian terbesar
nilai perolehan.
246
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
berada pada metode pengakuan keuntungan modern namun masih tetap terdapat
di awal, pertimbangan survey dan analisis peluang untuk tidak teratasi. Hal tersebut
yang matang sebenarnya mampu menjawab dikarenakan force majeur termasuk
pilihan tersebut. Namun jika mengacu merupakan kejadian di luar nalar dari
kepada prinsip kehati-hatian hal tersebut manusia.
seharusnya ditinggalkan, dalam hal ini Dampak yang mungkin terjadi
risiko hanya terdapat pada akad transaksi terkait dengan pihak stakehloder
murabah}ah karena pada akad istis}na merupakan hal yang harus dihindari akibat
tidak terdapat metode pengakuan gagal bayar tersebut. Risiko pada
keuntungan di awal. Risiko pembiayaan pembiayaan murabah}ah adalah adanya
atau risiko kredit merupakan hal yang kemungkinan risiko tidak bersaingnya bagi
sering terjadi terkait dengan macetnya arus hasil kepada dana pihak ketiga.18 Kondisi
kas angsuran dari nasabah. Risiko tersebut akan berpengaruh kepada risiko-
pembiayaan itu mengacu kepada potensi risiko lainnya seperti sebuah efek domino,
kerugian yang akan dihadapi bank ketika ketika kerdit pembiayaan macet maka
pembiayaan yang diberikannya macet, risiko likuiditas, risiko profitabilitas dan
dalam hal ini debitur mengalami kondisi risiko reputasi akan ikut muncul seiring
tidak mampu memenuhi kewajiban dengan terkendalanya aliran kas. Teknik
pengembalian modal dari perbankan, pengendalian risiko menjelaskan bahwa
termasuk porsi keuntungan yang telah terdapat beberapa pilihan dalam
diperjanjikan di awal yang seharusnya meminimalisir sebuah resiko yaitu dengan
dapat diperoleh perbankan.17 penghindaran risiko ( Risk avoidance),
Istilah risiko yang sering muncul pengendalian risiko (Risk control),
dalam hal ini adalah risiko gagal bayar baik penanggungan atau penahanan risiko (Risk
yang terjadi akibat faktor internal maupun retention) dan pengalihan risiko (Risk
karena faktor eksternal. Risiko gagal bayar transfer).19
sebenarnya dapat diatasi melalui proses Pilihan dalam memanajemen risko
survey dan pengkajian yang mendalam tersebut dilakukan berdasarkan tingkat
terhadap sebuah akad transaksi kesulitan risiko yang ada, ketika risiko
murabah}ah yang akan dijalankan. Proses tersebut dapat ditiadakan dengan cara
tersebut setidaknya dapat menghindarinya maka pilihan yang tepat
mengklasifikasikan beberapa pembiayaan untuk risiko tersebu adalah penghindaran
berdasar akad murabah}ah yang berpotensi risiko. Kasus yang terdapat dalam
macet dan lancar. Klasifikasi dari risiko itu pengakuan keuntungan pada akuntansi
sendiri terdiri dari faktor internal yaitu murabah}ah memungkinkan untuk
kelalaian dari pihak nasabah dan faktor menghindari risiko tidak lancarnya arus kas
eksternal sperti force majeur yang tidak keuntungan akibat kredit macet, pilihan
diinginkan. Faktor kelalaian dapat diatasi yang tepat dalam pengakuan keuntungan
melalui pengawasan dan peninjauan secara pada transaksi piutang murabah}ah adalah
berkesinambungan terhadap nasabah, dengan pengakuan secara proporsional dan
sedangkan faktor ekstenal merupakan pengakuan diakhir saat pelunanasan
sesuatu yang tidak dapat diprediksi dengan
mudah, meskipun untuk saat ini dapat 18
diperkirakan melalui beberapa metode Rustam, Bambang Rianto. 2013. Manajemen
Risiko Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta :
Salemba Empat. hal. 56.
17 19
Wahyudi, Imam dkk. 2013. Manajemen Risiko Hanafi, Mamduh M. 2012. Manajemen Risiko.
Bank Islam. Jakarta : Salemba Empat. hal. 90. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. hal. 246.
247
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
piutang. Untuk kedua pengakuan uji untuk menjamin adanya aliran kas
keuntungan tersebut tetap mempergunakan masuk, namun konsekuensi yang diterima
metode akuntansi dasar akrual, hanya yang tetap terdapat kemungkinan untuk tidak
membedakan penyesuaian terhadap dapat dihindari. Adanya faktor eksternal
pengakuan aliran kas disesuaikan dengan dari penyebab kredit macet yang dapat
masuknya aliran kas, sedangkan untuk menyebabkan peluang aliran kas tidak
pengakuan pada awal transaksi lancar.
murabah}ah tidak memperhatikan aliran Dari sini dapat disimpulkan bahwa
kas karena telah diasumsikan bahwa aliran bagi lembaga keuangan syariah yang
kas akan berjalan dengan baik. mempergunakan akad transaksi
Risiko yang dapat terjadi akibat murabah}ah sebaiknya menghindari
pengakuan di awal pada laporan keuangan pengakuan keuntungan di awal terhadap
adalah ketika kredit terjadi kemacetan piutang murabah}ah, dan lebih dianjurkan
sehingga keuntungan yang telah diakui untuk memilih mempergunakan metode
tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada pengakuan keuntungan secara proporsional
pihak yang berkepentingan. Efek yang atau pengakuan di akhir akad.
timbul tersebut akan berdampak secara
tidak baik pada asumsi kelangsungan usaha
entitas. Pilihan yang tidak berisiko pada Daftar Pustaka
laporan keuangan lembaga keuangan
syariah adalah penggunaan pengakuan Hanafi, Mamduh M. 2012. Manajemen Risiko.
keuntungan murabah}ah tangguhan secara Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
proporsional dan pengakuan keuntungan
pada akhir akad (saat pelunasan piutang Kartikahadi, Hans dkk. 2016. Akuntansi
murabah}ah). Keduanya menggunakan Keuangan berdasarkan SAK berbasis
asumsi akrual namun pengakuan dilakukan IFRS. Jakarta : Ikatan Akuntan
saat aliran kas masuk. Indonesia.
248
Al Amwal, Vol 9, No 2, 2017
249