Disusun Oleh :
UNIVERSITAS Dr.SOETOMO
SURABAYA
2019
Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia
Akuntansi syariah bukan lagi hal baru dalam kehidupan sehari-hari. Basis syariah sudah
merambat dalam banyak segi kehidupan, tak terkecuali pada lembaga keuangan baik perbankan
maupun non perbankan. Akuntansi syariah digunakan sebagai tonggak pencatatan transaksi,
penyusunan laporan, sampai pengambilan keputusan untuk perusahaan berbasis syariah. Ada
beberapa prinsip yang mendasari perusahaan dan akuntansi syariah digunakan. Prinsip-prinsip
tersebut kerap kali tidak dijadikan pedoman bagi organisasi maupun perusahaan dengan basis
non syariah.
Definisi lain yang menggambarkan istilah Akuntansi Syariah menurut Sofyan S. Harahap
(Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam:56) adalah penggunaan akuntansi untuk
menjalankan syariah Islam secara nyata yang sudah diterapkan sejak era Nabi Muhammad SAW,
Khulaurrasyidiin, serta pemerintah Islam lainnya.
Definisi baku dari Akuntansi Syariah sendiri masih belum ada sampai saat ini. Namun
jika bisa diambil kesimpulan dari banyaknya para ahli yang memberikan definisi masing-masing
tentang istilah ini, Akuntansi Syariah bisa dipahami sebagai proses akuntansi yang didasarkan
pada prinsip syariah, mulai dari cara membuat jurnal umum, proses identifikasi, pengukuran,
hingga pelaporan informasi yang mendukung proses penilaian dan pengambil keputusan.
Seperti apa prinsip-prinsip syariah yang dimaksud hingga Akuntansi Syariah maupun lembaga
keuangan perbankan yang kini banyak berbasis syariah begitu patuh? Pengertian prinsip syariah
sendiri adalah aturan tentang perjanjian berdasarkan hukum Islam di antara bank dan pihak lain
guna menyimpan dana, pembiayaan usaha, serta berbagai kegiatan lain yang dinyatakan telah
sesuai dengan prinsip syariah. Sedangkan prinsip-prinsip syariah tersebut antara lain:
Pertama kali istilah akuntansi dikenal adalah pada sekitar tahun 1960-an. Akuntansi ini
pun masih merupakan akuntansi konvensional, mengacu pada berbagai literatur yang
menyebutkan bahwa pertama kali ilmu ini berkembang di negara Italia. Kepercayaan ini seolah-
olah menutupi cerita detil perkembangan akuntansi yang dipengaruhi oleh kondisi peradaban
sebelumnya.
Bank syariah merupakan lembaga keuangan dengan asar hukum dan prinsip operasional
yang sedikit berbeda dari bank-bank konvensional. Bukan hanya tunduk pada hukum normal
yang berlaku di Indonesia, bank syariah juga mematuhi pedoman dan aturan yang didasarkan
pada Kitab Suci Al-Quran. Hal ini termasuk dengan kepercayaan bahwa riba bukan sebuah hal
yang baik sehingga proses pembagian untung akan melalui proses perjanjian antara pihak bank
dengan nasabah.
Dikarenakan prosesnya yang berbeda ini, akhirnya muncul banyak kesulitan terutama
dalam pelaporan operasional yang harus seturut dengan pedoman-pedoman yang berlaku. Tentu
menjadi masalah baru, bagaimana menyusun laporan keuangan yang harus dipublikasikan dan di
saat bersamaan juga menyusun berdasarkan aturan-aturan operasional yang diperbolehkan. Maka
dari itu, sekitar tahun 2002, muncul pemikiran untuk menggunakan sistem Akuntansi Syariah di
lembaga keuangan perbankan.
Sistem ini digunakan baik secara pengetahuan umum maupun penggunaan secara teknis.
Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI akhirnya juga turun tangan membentuk Komite Akuntansi
Syariah di Indonesia pada tahun 2005. Tugas komite ini adalah merumuskan standar akuntansi
syariah.
Permasalahan pertama yang muncul adalah perbedaan prinsip antara Akuntansi Syariah
dengan Akuntansi Konvensional yang mengacu pada standar internasional IFRS. Standar IFRS
memiliki perbedaan dengan standar yang digunakan untuk Akuntansi Syariah. Akuntansi Syariah
dikenal lebih memiliki orientasi dan pertanggung jawaban sosial. Maka dari itu, pengintegrasian
standar IFRS dengan standar pada Akuntansi Syariah tidak bisa sempurna.
Satu masalah ini akhirnya merembet ke hampir seluruh lini yang berkaitan dengan
Akuntansi Syariah di Indonesia. Selain masalah prinsip yang mencakup banyak sekali aturan
yang berbeda di antara keduanya, masalah lain muncul karena perbedaan antara Akuntansi
Syariah dan Akuntansi Konvensional.