Memasuki abad 21 ini, ekonomi Syariah telah tumbuh dan berkembang secara pesat baik di
tingkat nasional maupun tingkat internasional. Banyak pelaku ekonomi yang mulai menjawab tantangan
tersebut dengan menghadirkan berbagai lini baru maupun produk berbasis prinsip syariah. Namun tak
hanya bidang keuangan saja, tetapi bidang Pendidikan pula yang ikut merespon fenomena tersebut.
Hal ini dapat terlihat dari banyaknya institusi Pendidikan tinggi yang menghadirkan program
studi yang berbasis ekonomi Syariah seperti ekonomi Syariah, perbankan Syariah, akuntansi Syariah dan
sebagainya. Seperti di Ma’soem University, terdapat jurusan Perbankan Syariah (S1) memiliki kurikulum
yang mampu mencetak lulusan yang siap menjadi praktisi keuangan, perbankan dan pasar modal Syariah.
Salah satu cara menunjang target tersebut dengan dihadirkannya mata kuliah akuntansi Syariah.
Urgensi akuntansi syariah tidak bisa dipisahkan dari perkembangan ekonomi syariah di
Indonesia. Hal ini terbukti dengan diaturnya standar akuntansi keuangan berbasis syariah yang dirancang
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang Menyusun fatwa
pendukung. Lalu apa yang membedakan akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional?
Sebagai pengantar, akuntansi syariah adalah akuntansi yang mengikuti prinsip syariah. Dengan
kata lain seluruh bentuk pencatatan dan pelaporan keuangan yang diperbolehkan menurut syariah.
Adapun dalam Bahasa arab, kata akuntansi berasal dari kata Muhasabah yang berarti hisab yaitu
menghitung atau menimbang secara teliti untuk dicatat dalam pembukuan. Dasar ayat yang berhubungan
dengan pencatatan terdapat pada QS. Al-Baqarah ayat 282 yang menjadi ayat terpanjang di dalam Al
Qur’an.
Akuntansi syariah memiliki 3 prinsip yang didasarkan pada surah Al-Baqarah ayat 282, yaitu
prinsip pertanggungjawaban, prinsip keadilan dan prinsip kebenaran. Setiap individu yang melakukan
praktik bisnis harus selalu mencatat laporan akuntansi dengan asas kejujuran dan sesuai dengan aturan
syariah Islam. Ini diperlukan agar menciptakan keadilan yang dapat dipertanggungjawabkan.