Hamida (12303096)
Abdul wahid (12303030)
Opis (12303032)
Akuntansi syariah sangat penting untuk mendukung kegiatan yang dijalankan sesuai
dengan ketentuan syariah dan kita dapat mengetahui transasksi apa yang nantinya tidak
mencerminkan syariah yang dilaporkan dalam akuntansi syariah tersebut. (Wasilah , 2015)
Pengertian akuntansi syariah dari sudut pandang lughah (bahasa Arab) adalah al
muhasabah. Kata al-muhasabah berasal dari Masdar Hassaba-Yuhasbu yang memiliki arti
menghitung atau mengukur (Prasetyo,2018).
Secara istilah, al-muhasabah memiliki berbagai asal kata yaitu Ahsaba yang berarti
“menjaga” atau “mencoba mendapatkan”, juga berasal dari kata ihtiasaba yang berarti
“mengharapkan pahala di akhirat dengan diterimanya kitab seseorang dari Tuhan”, juga
berarti “menjadikan perhatian” atau “mempertanggungjawabkannya”. Jika kata muhasabah
dikaitkan dengan ihtisab dan citranya dikaitkan pencatatan, maka artinya adalah perbuatan
seseorang secara terus-menerus sampai pada pengadilan akhirat dan melalui timbangan
(mizan) sebagai alat pengukurnya, serta Tuhan sebagai akuntannya.
Selain itu, jika kita cermati surat Al-Baqarah ayat 282 (Zahroh & Muhammad,1999),
Allah Swt. memerintahkan untuk melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi
yang
pernah terjadi selama melakukan muamalah. Dari hasil penulisan tersebut, dapat digunakan
sebagai informasi untuk menentukan apa yang akan diperbuatkan oleh seseorang.
Tujuan utama dari akuntansi (littleton) adalah untuk melaksanan perhitungan periodik
antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi). Accounting Principle Board (APB) mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa, yang fungsinya adalah memberikan informasi
kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih
diantara beberapa alternatif (APB, 1970). Sementara, Amercan Institute of Certified Public
Accountant (AICPA), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadiankejadian yang
umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil hasilnya (AICPA,1970)
1. Jaridah al-Kharaj, yaitu bentuk pembukuan untuk mencatat piutang pada individu atas
zakat tanah, hasil pertanian, sewa hewan ternak yang belum dibayar dan cicilan yang telah
dibayar.
2. Jaridah an-Nafaqat, yaitu bentuk pembukuan yang digunakan untuk mencatat segala
pengeluaran negara.
3. Jaridah al-Mal, yaitu bentuk pembukuan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran dana
zakat.
4. Jaridah al-Musadareen, yaitu bentuk pembukuan untuk mencatat penerimaan denda atau
sitaan dari individu yang tidak sesuai syariah, termasuk dari pejabat yang korupsi.
Sedangkan istilah dalam pelaporan dalam akuntansi dikenal dengan dua nama, yaitu:
1. Al-Khitmah. Laporan akuntansi ini menunjukkan dari jumlah keseluruhan dari pendapatan
dan pengeluaran yang dibuat setiap bulan.
Sedangkan dalam pelaporan yang berkaitan dengan zakat memiliki ruang lingkup
sendiri baik mencatat penerimaan zakat maupun hutang zakat. Pelaporan itu diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu:
Adapun bentuk laporan keuangan yang sering kali diminta oleh The Accounting and Auditing
Organization for Islam ic Financial Institutions (AAOIFI) (Wasilah, 2015), meliputi:
6. Laporan sumber dan pengguna dana zakat serta dana sumbangan; dan
REFRENSI :
AIPCA. (1970). Accounting Principles Board Statement No. 4: Basic Conceps and
Accounting Principles Underlying Finansial Statements of Bussines Enterprises. NewYork.
Zaid, O. A. (2004) . Akuntansi Syari`ah : Kerangka Dasar dan Sejarah Keuangan dalam
Masyarakat Islam. Jakarta :LPFE Trisakti.
B. Akuntansi dan Nilai-nilai Islam
1. Akuntan muslim harus meyakini bahwa Islam sebagai way of life (Q.S. 3: 85).
2. Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, adil, dan dapat dipercaya (Q.S. An-
Nisa: 135).
3. Akuntan bertanggung jawab melaporkan semua transaksi yang terjadi (muamalah) dengan
benar, jujur serta teliti, sesuai dengan syariah Islam (Q.S. Al-Baqarah : 7-8).
4. Dalam penilaian kekayaan (aset), dapat digunakan harga pasar atau harga pokok.
Keakuratan penilaiannya harus dipersaksikan pihak yang kompeten dan independen (AI-
Baqarah : 282).
5. Standar akuntansi yang diterima umum dapat dilaksanakan sepanjang tidak bertentangan
dengan syariah Islam.
6. Transaksi yang tidak sesuai dengan ketentuan syariah, harus dihindari, sebab setiap
aktivitas usaha harus dinilai halal-haramnya. Faktor ekonomi bukan alasan tunggal untuk
menentukan berlangsungnya kegiatan usaha.
(https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/jas)
Salah satu aspek yang paling penting dalam entitas adalah aspek keuangan dan
pencatatan pelaporan keuangan yang memiliki dampak besar terhadap keberlangsungan
entitas
tersebut (Suherman & Pamungkas, 2019). Akuntansi syariah memiliki tiga prinsip yang
didasarkan pada surah Al-Baqarah ayat 282, yaitu prinsip pertanggungjawaban, prinsip
keadilan dan prinsip kebenaran. Setiap individu yang melakukan praktik bisnis harus selalu
mencatat laporan akuntansi dengan asas kejujuran dan sesuai dengan aturan syariah Islam
(Aziz et al., 2021).
1. Akuntansi syariah didasarkan pada hukum syariat yang terintegrasi dalam kehidupan
masyarakat muslim. Yang prosesnya ditangani oleh para akuntan yang
mengombinasikan kemampuan dan kecakapan dengan kejujuran kerja. Sementara
akuntansi konvensional mendasarkan pada logika manusia yang selalu berubah
tergantung kebutuhan dan kultur masyarakat dimana sistem akuntansi diterapkan.
(Djoko Mulyono, Buku Pintar Akuntansi Perbankkan dan Lembaga Keuangan Syari`ah,
(Yogyakarta ,Andi Yogyakarta:2014 ),Hal 40.)
2. Akuntansi syariah memiliki bentuk yang sarat dengan nilai keadilan, kebenaran, dan
pertanggung jawaban.
Adapun perbedaan-perbedaan tersebut akan lebih jelas lagi kalau kita membandingkan
antara pengertian akuntansi syariah tersebut dengan akuntansi konvensional. Akuntansi
syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi yang menyediakan informasi, tidak hanya
informasi keuangan kepada stakeholder dari suatu entitas usaha di mana informasi tersebut
akan meyakinkan mereka bahwa usaha mereka dijalankan sesuai dengan hukum islam serta
tetap mengarah pada tujuan-tujuan sosio-ekonomi. Sedangkan Akuntansi syariah juga
merupakan suatu alat bagi umat islam dalam mengevaluasi tanggung jawab mereka kepada
Allah dalam hal interaksi diantara sesama manusia dan lingkunganya.
KESIMPULAN
AIPCA. (1970). Accounting Principles Board Statement No. 4: Basic Conceps and
Accounting Principles Underlying Finansial Statements of Bussines Enterprises. NewYork.
Zaid, O. A. (2004) . Akuntansi Syari`ah : Kerangka Dasar dan Sejarah Keuangan dalam
Masyarakat Islam. Jakarta :LPFE Trisakti.
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/jas)
Azharsyah Ibrahim , Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam,Vol. 1 No. 1 2009, Hal 2
Djoko Mulyono, Buku Pintar Akuntansi Perbankkan dan Lembaga Keuangan Syari`ah,
(Yogyakarta ,Andi Yogyakarta:2014 ),Hal 40