Anda di halaman 1dari 5

-

Nama : Dwi Kresna Bayu


NIM : 21080304042
Resume Materi Akuntansi Syariah Kelompok 1
Instrumen Laporan Keuangan Syariah
Menurut Sri Nurhayati & Wasilah (2009), instrumen keuangan syariah dapat
dikelompokkan sebagai berikut
a. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty
contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut :
 Mudharabah, yaitu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih, dimana
pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola untuk
melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuntungan
yang diperoleh menurut kesepakatan di muka.
 Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik
modal untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara
bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal.
 Sukuk adalah surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah.
 Saham syariah produknya harus sesuai syariah.
b. Akad jual beli / sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan
bentuk certainty contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut :
 Murahabah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya
perolehan dan keuntungan yang disepakati antara penjual dan pembeli.
 Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan
belum ada.
 Istishna memiliki system yang mirip dengan salam, namun dalam istishna
pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali atau
ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu.
 Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan
penyewa untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.
c. Akad lainnya
Jenis – jenis akad lainnya adalah ;
 Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.
-

 Sharf: perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.


 Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang / barang
kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan
diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang /
barang titipan tersebut.
 Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya
imbalan.
 Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak ke pihak lain.
 Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggugan atas
pembayaran utang satu pihak pada pihak lain.
 Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama kepada
pihak lain atas dasar saling mempercayai.

d. dAkad derivatif Derivatif adalah kontrak yang nilainya berasal dari nilai aset
lain, seperti saham, obligasi, mata uang, atau komoditas. Jenis-jenis akad
derivatif adalah sebagai berikut :
 Bai as-Sarf adalah jual beli mata uang asing dengan mata uang lain.
 Bai al-Dayn adalah jual beli piutang.
 Bai al-Dayn adalah jual beli piutang.
 Bai al-Rahn adalah gadai barang.
 Bai al-Salam adalah jual beli barang yang belum ada dengan pembayaran di
muka.
Karakteristik Transaksi Syariah
Transaksi syariah memiliki karakteristik yang unik dan membedakan dengan
transaksi konvensional, yaitu sebagai berikut:
a. Persyaratan transaksi
Aplikasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas syariah harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Transaksi boleh dilakukan dengan berpedoman pada prinsip saling
menyadari, memahami dan ridha.
 Asas kebebasan untuk melakukan transaksi diakui sejauh objeknya halal dan
baik atau thayyib.
-

 Perlu dipahami bahwa uang hanya berfungsi untuk alat tukar dan satuan
pengukur nilai, bukan sebagai komoditas yang diperjual belikan.
 Tidak melibatkan atau bersentuhan dengan komponen riba.
 Transaksi yang dijalankan tidak mengandung elemen kezaliman.
b. Jenis Aktivitas Transaksi Syariah
Transaksi Syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial
maupun aktivitas sosial yang bersifat nonkomersial. Transaksi Syariah
komersial dilakukan, antara lain:
 Investasi untuk memperoleh pembagian keuntungan dengan sistem bagi
hasil
 Jual beli barang untuk memperoleh keuntungan
 Penyediaan layanan jasa untuk mendapatkan pendapatan berupa imbalan.

c. Transaksi Non ProfitJenis transaksi syariah non-komersial yang dilakukan,


antara lain:
 Memberikan dana utang atau talangan (qardh)
 Penghimpunan dan penyaluran dana sosial, seperti zakat, infak, sedekah,
wakaf dan hibah, baik dari perorangan maupun institusi.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH


a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial
Yaitu laporan keuangan yang menyediakan informasi aktivitas bisnis untuk
menghasilkan profit suatu entitas syariah. Bank Syariah, Asuransi Syariah,
Koperasi Syariah, dan lembaga bisnis syariah lainnya sama seperti perusahaan
pada umumnya yang didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan,
sehingga diperlukan laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial
entitas syariah.
Komponen ini sama dengan laporan keuangan pada umumnya namun
memiliki perbedaan dari sisi unsur laporan posisi keuangan dan laporan laba
rugi, sedangkan unsur laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas sama.
Terdiri dari:
-

 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


 Laporan Laba Rugi
 Laporan Arus Kas
 Laporan Perubahan Ekuitas

b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial


Selain tujuan profit, entitas syariah juga dituntut untuk menjalankan fungsi
sosial berupa mengelola dana zakat, infak, sedekah, wakaf, dan dana sosial
lainnya. Tanggungjawab Sosial menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari
entitas syariah, karena selain adanya tuntunan regulasi, ajaran agama Islam juga
sangat menjunjung tinggi nilai sosial baik bagi individu maupun badan usaha.
Kegiatan ini memunculkan laporan keuangan aspek sosial yang wajib
disajikan oleh entitas syariah, jenis laporan keuangan ini tidak ditemukan pada
jenis laporan keuangan perusahaan pada umumnya, hanya terdapat pada laporan
keuangan entitas syariah. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
sosial terdiri dari:
 Laporan sumber dan penyaluran dana zakat; dan
 Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
c. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiataan dan tanggung
jawab khusus entitas syariah tersebut.
Laporan keuangan ini menggambarkan transaksi syariah yang khas
digunakan oleh entitas syariah, khususnya pada bank syariah dan asuransi
syariah, berikut ini penjelasannya:
A. Bank Syariah.
Berdasarkan asumsi dasar akuntansi syariah, bank syariah menggunakan dasar
akrual (acrual basis) dalam penyusunan laporan keuangan, termasuk pengakuan
pendapatan pengelolaan Dana Pihak Ketiga.
B. Asuransi Syariah.
Salah satu perbedaan mendasar asuransi syariah dengan asuransi konvensional
adalah pemisahan dana perusahaan asuransi sebagai pengelola dengan dana peserta
asuransi yang digunakan untuk klaim peserta. Prinsip ini mengharuskan
-

perusahaan asuransi syariah untuk menyajikan laporan keuangan tambahan yang


merepresentasikan dana peserta yaitu Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru'.

Anda mungkin juga menyukai