Anda di halaman 1dari 3

3.

 Prinsip Independensi

Independensi mensyaratkan jurnalis terbebas dari tekanan/pengaruh apapun di


luar kepentingan publik dan hati nurani si jurnalis ketika mencari dan
menyampaikan informasi kepada publik. Sikap independen dapat ditunjukkan
antara lain dengan:

1. Menghindari pengaruh pihak luar redaksi dalam menentukan topik, angle,


narasumber, dan isi berita.
2. Menghindari campur tangan pemilik terhadap isi fakta yang akan
dimuatnya dalam berita.
3. Menghindari pengaruh marketing/iklan dalam menentukan topik, angle,
narasumber dan isi berita.
4. Tidak mencari iklan atau merangkap jabatan di bagian bisnis.
5. Menghindari hubungan sosial yang terlalu akrab dengan nara sumber atau
pihak-pihak yang berpotensi menjadi narasumber, kecuali untuk hubungan
sosial yang lazim (seperti menghadiri undangan resepsi, melayat, dan
semacamnya).
6. Tidak meliput kegiatan bisnis, politik, sosial dan budaya yang dia jalankan.
7. Tidak menjadi pengurus partai politik.
8. Tidak meliput organisasi tempat dia menjadi anggota (kecuali kegiatan
organisasi profesi dan serikat pekerja tidak bertentangan dengan
semangat jurnalisme)

Independensi Mulyadi (2014:26) mengatakan bahwa Independensi berarti sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga
berarti adanya pertimbangan yang objektif dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Menurut
Alvin A. Arens Dkk dalam bukunya berjudul Jasa Audit Dan Assurance (2013:74) mengatakan bahwa
independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian
audit, evaluasi atas bukti audit atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Berdasarkan standar
umum dalam peraturan revisi Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) 2016 menyebutkan bahwa
Independensi adalah suatu sikap dan tindakan dalam melaksanakan pemeriksaan untuk tidak memihak
kepada siapapun dan tidak dipengaruhi oleh siapapun. Seluruh komponen di BPK yang menjalankan
pemeriksaan harus objektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam
melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat
disimpulkaan bahwa Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh
auditor. Independensi berarti bahwa auditor harus jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak
kepentingan siapapun, karena ia melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum.

Independensi Auditor

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak
tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri
auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu :

Independensi sikap mental

Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan
fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam diri akuntan dalam
menyatakan pendapatnya.

Independensi penampilan.

Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak
independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan
masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi
masyarakat terhadap independensi akuntan publik.

Independensi praktisi(practitioner independence)

Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk


mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan
pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga
dimensi, yaitu independensi penyusunan progran, independensi investigatif, dan independensi
pelaporan.

Independensi profesi(profession independence)

Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik.

CONTOHNYA :
Laporan Audit Independen

Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris

PT. Sejahtera Jaya Bahagia

Jl. Cikalang Girang No. 12a

Tasikmalaya

Kami telah mengaudit neraca PT Sejahtera Jaya Bahagia per 31 Desember


2015 dan 2016 dan laporan rugi-laba, perhitungan laba ditahan, dan laporan
arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan
keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab
kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan tersebut
berdasarkan proses audit yang kami lakukan.
Kami melaksanakan auditing berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mewajibkan kami untuk
merencanakan dan melaksanakan auditing agar kami memperloleh
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah jadi
yang material. Suatu proses audit meliputi pemeriksaan atas dasar
pengujian, bahan bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen
perusahaan, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai
untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas tersaji
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Sejahtera
Jaya Bahagia per 31 Desember 2015 dan 2016, dan hasil usaha, serta arus
kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

Kantor Akuntan,

Rolif Fatkur, SE., MMSI

10 Maret 2017

Demikianlah contoh laporan audit independen wajar tanpa pengecualian yang bisa kami
paparkan. Untuk lebih jelasnya, alangkah bijak bila bertanya pada guru masing-masing.
Jadikan postingan ini sebagai referensi dan pembanding.

Anda mungkin juga menyukai