Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENGAUDITAN I
EKA439 - Kelas A4
“Internal Auditor”

Dosen Pengampu:
Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA

Disusul oleh Kelompok 10:


Ni Putu Ayu Sonia Nandita 2207531264
Annisa Virginia Putri 2307531347
Alfina Dwi Amarta 2307531348

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
1. Tanggung Jawab Internal Auditor
Secara umum, internal audit adalah evaluasi independen yang dilakukan di
dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan menilai berbagai kegiatan yang
dilaksanakan dalam perusahaan. Penilaian ini mencakup seluruh aktivitas perusahaan,
termasuk struktur organisasi, rencana-rencana, kebijakan, kinerja karyawan, dan
kepatuhan terhadap prosedur. Menurut Institute of Internal Auditors yang dikutip oleh
Ellok (2010:13), internal audit adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk di
dalam suatu organisasi. Tugas internal audit mencakup melakukan audit terhadap
informasi yang disediakan untuk menilai efektivitas sistem pengendalian internal dan
kualitas pekerjaan di organisasi perusahaan. Oleh karena itu, kepala bagian internal
audit bertanggung jawab untuk menyusun uraian tugas yang komprehensif mengenai
tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab dari bagian internal audit.
Mengingat betapa pentingnya pemahaman auditor tentang pengendalian
internal, maka hal ini dituangkan dalam butir tersendiri dalam standar auditing.
Standar audit (SA 315:12) menyatakan tanggungjawab auditor yang berkaitan dengan
pengendalian internal entitas sebagai berikut:
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yag
relevan dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan
dengan audit kemungkinan berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun
tidak semua pengendaliannya berhubungan dengan pelaporan keuangan
relevan dengan audit.
Tanggung jawab auditor internal dalam perusahaan harus didefinisikan dengan
jelas sesuai dengan penerapan Standar Akuntansi yang mencakup standar umum
kualitas dan profesionalisme auditor, selaras dengan kebijakan manajemen. Menurut
G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquist (2006) seperti yang disebutkan dalam
Ismayati (2009:22), tanggung jawab auditor internal meliputi hal-hal berikut:
a. Memberikan informasi dan nasihat kepada manajemen sesuai dengan etika
profesi, dan menjalankan tanggung jawab ini dengan sesuai.
b. Mengkoordinasikan kegiatan dengan pihak lain untuk mencapai tujuan audit
dan tujuan perusahaan.
Secara prinsip, auditor internal tidak memiliki tanggung jawab langsung maupun
wewenang atas kegiatan-kegiatan perusahaan yang sedang mereka audit. Oleh karena
itu, pemeriksaan dan evaluasi audit internal tidak mengurangi tanggung jawab orang
lain di perusahaan. Tugiman (2006) menyatakan bahwa auditor internal bertanggung
jawab untuk mencegah kecurangan dengan menguji kecukupan efektivitas sistem
pengendalian internal. Jika auditor internal mencurigai tindakan yang berpotensi
merugikan perusahaan, maka auditor internal memiliki tanggung jawab untuk
memberitahukan hal tersebut kepada otoritas yang berwenang. Auditor internal juga
dapat memberikan rekomendasi mengenai tindakan lanjutan yang harus diambil untuk
memperbaiki kerugian atau kecurangan yang telah terjadi di dalam perusahaan.
Internal audit memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan audit
terhadap penyediaan informasi guna mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian
internal dan kualitas pekerjaan di organisasi perusahaan. Karena itu, kepala bagian
internal audit harus menyusun rincian tugas yang komprehensif mengenai tujuan,
wewenang, dan tanggung jawab bagian internal audit. Menurut Hery (2011:30),
auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit dengan
tujuan memastikan apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan yang signifikan,
baik yang disebabkan oleh kealpaan maupun kecurangan.
Dalam konteks ini, penting bagi internal audit untuk melaksanakan tanggung
jawab audit dengan penuh kecermatan. Jika internal audit menjalankan tugasnya
dengan penuh tanggung jawab, hasil audit akan memiliki kualitas dan relevansi yang
baik terhadap objek yang diaudit. Auditor internal atau Satuan Pengawasan Intern
pada BUMN merupakan pihak yang melaksanakan internal audit. Hudri Chandry
(2009:10) menyatakan bahwa wewenang dan tanggung jawab auditor internal di suatu
organisasi juga harus dijelaskan dengan jelas oleh pimpinan. Wewenang tersebut
harus memberikan fleksibilitas kepada auditor internal untuk melakukan audit
terhadap catatan-catatan, aset, operasi, dan pegawai badan usaha. Oleh karena itu,
audit sebaiknya tidak hanya difokuskan pada aspek akuntansi dan keuangan, tetapi
juga meliputi seluruh bagian operasional perusahaan. Dengan demikian, internal audit
yang kompeten akan mampu meninjau pengendalian manajemen pada setiap aktivitas
perusahaan.
2. Profesi Internal Auditor
Audit internal adalah fungsi penelitian yang dibentuk secara bebas dalam
suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas perusahaan sebagai jasa
kepada organisasi. Menurut Mulyadi, audit internal adalah kegiatan penilaian bebas
dalam organisasi suatu perusahaan yang dilakukan dengan cara mengaudit akuntansi,
keuangan, dan kegiatan lain yang bertujuan untuk memberikan jasa kepada
manajemen.
Kualitas Auditor Internal yang diinginkan:

1. Independen, tidak memihak pada auditee.

2. Pendengar dan pengamat yang baik.

3. Pencatat yang baik.

4. Komunikatif dan bijaksana, tidak menyinggung perasaan auditee.

5. Memiliki pemahaman tentang audit dan auditee yang cukup.

Kualitas Auditor Internal yang tidak diharapkan:

1. Mudah diarahkan auditee.

2. Tidak mempersiapkan diri.

3. Tidak konsisten, tidak tegas dalam menyatakan suatu proses bermasalah atau tidak
yang disebabkan minimnya pemahaman

4. Terlalu agresif, menampakkan kesenangan bila menemukan temuan.

5. Cenderung menggunakan pendapat pribadi.

6. Tidak teliti mencatat dan menyimpan catatan.

Lembaga Auditor Internal

Pedoman profesional untuk auditor internal dikembangkan oleh Institute of


Internal Auditors (IIA) untuk menetapkan standar etika dan praktik, memberikan
pelatihan, dan mendorong profesionalisme di antara anggotanya di seluruh dunia.

Prinsip dan kode etik lembaga auditor internal

1. Prinsip etik

a. Integritas, mendapatkan kepercayaan dan menjadi dasar terpercaya untuk


melakukan penilaian.
b. Objektivitas, memberikan objektivitas tertinggi dalam mengumpulkan,
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi mengenai aktivitas yang
diaudit.

c. Kerahasiaan, auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi


yang mereka terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa otorisasi yang
memadai kecuali di wajibkan oleh hukum yang berlaku.

2. Aturan pelaksanaan

a. Integritas

Auditor internal harus melaksanakan pekerjaan dengan jujur, berhati berhati,


dan penuh tanggung jawab. Serta uditor internal harus mengikuti hukum dan
membuat pengungkapan yang disyaratkan oleh hukum profesi.

b. Objektivitasi.

Auditor internal tidak boleh terlibat dalam aktivitas yang mengurangi


peniliaian yang tidak biasa. Dan auditor tidak menerima apapun yang dapat
mengurangi atau dianggap mengurangi penilaian professional.

3. Hubungan dengan Auditor Eksternal


Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal sangat
berbeda dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan
dewan direksi, sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna
laporan keuangan yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor.
Namun auditor internal dan eksternal memiliki banyak kesamaan, seperti:
● Keduanya harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam
menjalankan pekerjaan dan melaporkan hasilnya
● Keduanya menjalankan metodologi yang sama dalam menjalankan audit,
termasuk merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif
● Keduanya mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan
perluasan pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas
materialitas dan risiko mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat
memiliki perbedaan kebutuhan dengan manajemen atau dewan direksi
Auditor eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan model risiko
audit untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal bekerja secara efektif,
maka auditor eksternal dapat mengurangi risiko pengendalian secara signifikan dan
mengurangi pengujian substantif. Akibatnya tagihan atas pembiayaan audit eksternal
akan berkurang secara substansial bila klien menjalankan fungsi audit internalnya
dengan baik. Auditor eksternal biasanya menganggap auditor internal bekerja efektif
bila:
● Independen dari unit operasi yang dievaluasinya
● Kompeten dan telah mendapatkan pelatihan memadai
● Melakukan pengujian audit secara relevan atas pengendalian internal dan
laporan keuangan
PSA 33 (SA 332) juga memperbolehkan auditor eksternal memanfaatkan auditor
internal untuk membantu langsung pelaksanaan audit. Dengan mengandalkan staf
auditor internal dalam melakukan beberapa pengujian audit, auditor eksternal dapat
menghemat waktu dan biaya dalam menyelesaikan auditnya. Jika auditor internal
memberikan bantuan langsung, maka auditor eksternal harus menilai kompetensi dan
objektivitas mereka serta mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan mereka.
Apabila dari hasil evaluasi auditor eksternal dapat menggunakan pekerjaan auditor
internal, selanjutnya mereka diharuskan menentukan bagian mana pekerjaan auditor
internal yang bisa digunakan. Untuk itu, auditor eksternal juga harus
mempertimbangkan strategi dan rencana audit, utamanya dalam mempertimbangkan
penggunaan judgement, menilai risiko salah saji, merancang prosedur, serta bukti
yang perlu dikumpulkan, agar secara agregat pekerjaan auditor internal dan auditor
eksternal dapat mendukung opini audit.
Auditor eksternal juga akan menilai apakah pekerjaan audit internal telah
direncanakan, dilakukan, diawasi, review, dan didokumentasikan dengan baik.
Penilaian juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang memadai telah
diperoleh untuk menjadi dasar bagi auditor internal menarik kesimpulan yang wajar,
serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat auditor internal sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada.
Sasaran auditor internal adalah untuk menelaah efisiensi dan efektivitas operasi,
kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas kontrol internal di perusahaan secara
keseluruhan. Sedangkan sasaran auditor eksternal adalah untuk menyatakan suatu
opini tentang kewajaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Auditor
internal memerhatikan seluruh aspek aktivitas perusahaan/organisasi, baik keuangan
maupun nonkeuangan. Sedangkan auditor eksternal memerhatikan aspek keuangan
perusahaan/organisasi.
Menurut Dobroţeanu, L. & Dobroteanu C.L.(2002) dalam Daryanto (2013),
koordinasi antara aktivitas audit internal dengan audit eksternal perlu dilakukan.
Audit eksternal memandang memiliki kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi
dalam mengaudit laporan keuangan. Sedangkan audit internal merasa terjamin dalam
mengaudit laporan keuangan ditambah informasi yang penting dalam penilaian
kontrol risiko.
Hubungan auditor internal dan auditor eksternal tercermin dalam Standar Perikatan
Audit (SPA) 610 tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal. SPA 610 ini
mengatur tanggung jawab auditor eksternal dalam hubungannya dengan pekerjaan
auditor internal ketika auditor eksternal telah menentukan, berdasarkan SPA 315'.
bahwa fungsi audit internal kemungkinan relevan dengan audit. Fungsi audit internal
entitas kemungkinan relevan dengan audit jika sifat tanggung jawab dan aktivitas
fungsi audit internal terkait dengan pelaporan keuangan entitas, dan auditor berharap
untuk menggunakan pekerjaan auditor internal untuk memodifikasi sifat atau waktu,
atau mengurangi luas, prosedur audit yang akan dilaksanakan.
Tujuan fungsi audit internal ditentukan oleh manajemen dan, jika relevan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola. Sementara tujuan fungsi audit internal dan auditor
eksternal berbeda, beberapa cara yang digunakan oleh fungsi audit internal dan
auditor eksternal dalam mencapai tujuan mereka masing-masing mungkin sama.
Tujuan fungsi audit internal sangat bervariasi dan bergantung pada ukuran dan
struktur entitas dan ketentuan manajemen dan, jika relavan, pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola. Aktivitas fungsi audit internal dapat mencakup satu atau lebih
hal-hal sebagai berikut:
a) Pemantauan pengendalian internal
b) Pemeriksaan atas informasi keuangan dan informasi operasional
c) Perevisian aktivitas operasi
d) Perevisian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
e) Pengelolaan risiko
f) Tata kelola
DAFTAR PUSTAKA
AL. Haryono Jusup, 2014, Auditing Pengauditan Berbasisi ISA Edisi II, STIE YKPN,
Yogyakarta
Arens, Alvin A; Randal J. Elder, Mark S.Beasley dan Amir Abadi Yusuf, (2009), Auditing
and Assurance Services, An Integrated Approach, An Indonesian Adaption, Prentice
Hall-International Edition Inc., Englewood Cliffs, NewJersey

Anda mungkin juga menyukai