1
Jenis Akad Transaksi Syariah
Akad syariah
Salam Lain-lain
(PSAK 103)
2
2
PSAK 102
AKAD MURABAHAH
(PSAK 102)
Murabahah
4
5
Akuntansi Murabahah – PSAK 102
6
Akuntansi Murabahah – PSAK 102
7
Akuntansi Murabahah – PSAK 102
8
AKUNTANSI PENDAPATAN MURABAHAH
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah • ISAK 101 Pengakuan Pendapatan Murabahah
1. Menggunakan konsep akuntansi penjualan Tangguh Tanpa Risiko Signifikan Terkait Persediaan
2. Menggunakan metode penjualan tunai 1. Menggunakan konsep akuntansi
(atau jika tidak ada unsur pembiayaan pembiayaan berbasis penjualan
signifikan), pendapatan diakui pada saat 2. Menggunakan konsep pendapatan efektif
kendali atas persediaan beralih kepada (konsep anuitas)
pembeli 3. Penjual tidak terpapar dengan risiko terkait
3. Pendapatan diakui dengan menggunakan persediaan
metode proporsional apabila merupakan 4. Dalam laporan keuangan tidak diakui akun
murabahah Tangguh dengan unsur persediaan
pembiayaan signifikan dan penjual memiliki
risiko signifikan terkait persediaan. Tidak
memisahkan unsur penjualan dan
pembiayaan signifikan.
4. Ciri khas: adanya akun ”persediaan” dalam
laporan keuangan
9
10
Penurunan Nilai Piutang Murabahah
11
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 103
AKAD SALAM
(PSAK 103)
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Ruang Lingkup
Salam ?
PSAK 103 – Akuntansi Salam
DEFINISI:
Salam = Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh
penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai
dengan syarat – syarat tertentu
Salam paralel = Entitas bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam
KARAKTERISTIK SALAM:
• Entitas dapat bertindak sebagai pembeli (muslam) dan atau penjual (muslam ilaihi) dalam suatu
transaksi salam
• Syarat salam paralel:
a. akad antara pembeli dan produsen (penjual) terpisah dari akad penjual dan pembeli akhir
b. kedua akad tidak saling bergantung (ta’aluq)
• Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual diawal akad
• Sebagai pembeli dapat meminta jaminan kepada penjual untuk menghindari risiko
• Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis,
kualitas, dan kuantitasnya dan harus disepakati antara penjual dan pembeli, jika salah penjual
bertanggung jawab atas kelalaiannya
• Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat
• Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang
penjual atau penyerahan piutang pembeli
• Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk
memungkinkan produsen memproduksi barang dagangannya
• Transaksi salam selesai pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli
PSAK 103 – Akuntansi Salam
• Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
dialihkan kepada penjual (Par 11)
Dr. Piutang salam xxx
Cr. Kas/bank xxx
• Modal usaha salam dapat berbentuk kas dan aset nonkas. Modal
usaha dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan
Jika nonkas diukur pada nilai wajar, selisih antara nilai wajar dan nilai
tercatat modal usaha nonkas diakui sebagai keuntungan/kerugian
Dr. Piutang salam xxx
Dr/Cr Keuntungan / kerugian xxx
Cr. Aset nonkas xxx
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Akuntansi untuk pembeli (lanjutan):
• Penerimaan barang pesanan (Par 13):
a. Jika barang pesanan sesuai dengan akad, dinilai sesuai nilai yang disepakati:
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) xxx
Cr. Piutang salam xxx
b. Jika barang pesanan tidak sesuai/berbeda kualitasnya
- diakui sebesar nilai akad, jika nilai FV “=“ atau “>” nilai akad
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan/Aset Tetap/Dll) xxx
Cr. Piutang salam xxx
- diakui sebesar nilai FV, jika nilai FV “<” nilai akad selisih diakui sebagai kerugian
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan/Aset Tetap/Dll) xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Piutang salam xxx
c. Jika pembeli tidak menerima seluruhnya/sebagian barang pesanan saat tanggal jatuh tempo pengiriman
- jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) xxx
Cr. Piutang Salam xxx
(Penyesuaian sebesar nilai sebagain barang pesanan yang telah dipenuhi)
- Jika akad salam dibatalkan sebagian/seluruhnya : Piutang berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi penjual
Dr. Piutang kepada penjual xxx
Cr. Piutang salam xxx
- Jika terdapat jaminan atas barang pesanan yang diperoleh dari penjual
Saat penjualan objek jaminan > dari nilai piutang salam maka selisihnya diakui sebagai hak penjual sebagai liabilitas kepada penjual
Dr. Kas dari penjualan jaminan xxx
Cr. Piutang salam xxx
Cr. Liabilitas kepada penjual xxx
Saat penjualan objek jaminan < dari nilai piutang salam maka selisihnya diakui sebagai piutang kepada penjual
Dr. Kas dari penjualan jaminan xxx
D r. Piutang kepada penjual xxx
Cr. Piutang salam xxx
PSAK 103 – Akuntansi Salam
• Denda hanya boleh dikenakan pada penjual yang lalai dengan sengaja tidak menyelesaikan
kewajibannya, meskipun sebetulnya penjual mampu menyelesaikannya.
• Denda tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena
kondisi force majeur yang telah ditentukan dan disepakati dalam akad salam
• Denda yang diterima oleh pembeli diakui sebagai bagian dana kebajikan (Par14)
Dr. Kas dari penerimaan denda xxx
Cr. Dana kebajikan (liabilitas lain-lain) xxx
• Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan dan pada akhir periode
diukur pada nilai terendah antara biaya perolehan atau NRV. Jika NRV< biaya perolehan
maka diakui sebagai kerugian. (Par 16)
Dr. Persediaan xxx
Cr. Piutang salam xxx
Dr. Beban penurunan nilai persediaan xxx
Cr. Persediaan /Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan xxx
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Penyajian: Pengungkapan:
• Pembeli
• Pembeli menyajikan modal usaha salam
- besarnya modal salam baik yang dibiayai sendiri atau
yang diberikan sebagai piutang salam Bersama-sama
• Piutang yang harus dilunasi penjual karena - jenis dan kuantitas barang pesanan
tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam - pengungkapan lain sesuai PSAK 101
transaksi salam disajikan secara terpisah
• Penjual
dari piutang salam - piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel)
• Penjual menyajikan modal usaha salam yang yang memiliki hubungan istimewa
diterima sebagai kewajiban salam - jenis dan kuantitas barang pesanan
- pengungkapan lain sesuai PSAK 101
PSAK 103 – Akuntansi Salam
• PT Bank Syariah ABC (penjual) melakukan transaksi pengadaan produk salam dengan PT XYZ
atas spesifikasi produk sebagai berikut:
- Beras kualitas Super No. 1,
- Kuantitas 1000 ton,
- Harga Rp 1 juta/ton
- Waktu penyerahan 3 bulan sejak tanggal akad
- Agunan berupa tanah bangunan senilai Rp 900 juta
- Syarat pembayaran dilunasi saat akad salam ditandatangani
- Denda karena kelalaian atau kesengajaan 2% dari nilai produk yang belum diserahkan
• Untuk memenuhi permintaan PT XYZ, PT Bank Syariah ABC segera melakukan transkasi
salam paralel (sebagai pembeli) dengan PT Koperasi Unit Desa Tani dengan spesifikasi yang
sama dengan permintaan diatas kecuali harganya disepakati dengan KUD Tani sebesar Rp
700 ribu/ton dengan menyerahkan modal uang tunai Rp 500 juta dan aset nonkas
kendaraan dengan nilai tercatat dan nilai wajar masing-masing sebesar Rp 300 juta dan Rp
200 juta, waktu penyerahan beras adalah 2,5 bulan sejak tanggal akad. PT KUD memberikan
agunan jaminan berupa lahan dengan nilai Rp 700 juta. Denda karena kelalaian atau
kesengajaan 2% dari nilai produk yang belum diserahkan.
• Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan untuk beberapa skenario seperti:
- barang pesanan sesuai vs tidak sesuai
- barang pesanan tidak diterima seluruhnya saat jatuh tempo pengiriman
- terdapat penjualan jaminan dan denda
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Jawab Akuntansi sebagai pembeli:
Saat transaksi salam modal usaha dibayarkan dari PT Syariah Bank ABC kepada KUD Tani:
Dr. Piutang salam Rp 700 juta
Dr. Kerugian Rp 100 juta
Cr. Kendaraan (aset nonkas) Rp 300 juta
Cr. Kas Rp 500 juta
Pada saat penerimaan jaminan lahan Rp 700 juta dari KUD Tani:
*** No Entry****
Pada saat menerima barang pesanan sesuai spesifikasi akad dan sesuai jatuh tempo pengiriman:
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) Rp 700 juta
Cr. Piutang salam Rp 700 juta
- Nilai spesifikasi beras lebih rendah dimana nilai wajar 100 ton beras adalah Rp 650 juta
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) Rp 650 juta
Dr. Kerugian Rp 50 juta
Cr. Piutang salam Rp 700 juta
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Jawab Akuntansi sebagai pembeli (lanjutan):
Saat transaksi salam beras baru diterima 500 ton saat jatuh tempo pengiriman dan spesifikasi sesuai akad,
serta mencatat denda kelalaian 2% dari sisa nilai pesanan yang belum dipenuhi sesuai akad:
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) Rp 350 juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
Dr. Kas dari penerimaan denda Rp 7 juta
Cr. Dana kebajikan (liabilitas lain-lain) Rp 7 Juta (2% x Rp 500 ton x Rp 700 ribu) asumsi
bahwa KUD Tani lalai dan sengaja
Saat sisa 500 ton yang belum dikirim disepakati untuk dibatalkan:
Dr. Piutang kepada penjual Rp 350 juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
Saat sisa 500 ton yang belum dikirim disepakati untuk dibatalkan dan jaminan KUD tani dieksekusi dengan hasil
penjualan Rp 600 juta
Dr. Kas dari penjualan jaminan Rp 600 Juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
Cr. Liabilitas kepada penjual Rp 250 juta
Saat sisa 500 ton yang belum dikirim disepakati untuk dibatalkan dan jaminan KUD tani dieksekusi dengan hasil
penjualan Rp 300 juta
Dr. Kas dari penjualan jaminan Rp 300 Juta
Dr. Piutang kepada penjual Rp 50 juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Jawab Akuntansi sebagai penjual:
Saat menyerahkan 1000 ton barang pesanan sesuai spesifikasi dan sesuai tanggal jatuh tempo pengiriman kepada PT XYZ:
Dr. Liabilitas salam Rp 1 miliar
Cr. Persediaan (barang pesanan salam) Rp 700 juta
Cr. Keuntungan Rp 300 juta
Saat menyerahkan hanya 500 ton barang pesanan sesuai spesifikasi, sisanya dibatalkan dan dikenakan denda :
Dr. Liabilitas salam Rp 1 miliar
Cr. Persediaan (barang pesanan salam) Rp 350 juta
Cr. Keuntungan Rp 150 juta
Cr. Utang kepada pembeli akhir PT XYZ Rp 500 juta
Mencatat denda 2% dari sisa 500 ton yang dibatalkan dan tidak dapat dipenuhi:
Dr. Beban kerugian Rp 10 juta
Cr. Kas/Utang kepada pembeli akhir PT XYZ Rp 10 juta (2% x 500 ton x Rp 1 juta)
Saat menyerahkan hanya 500 ton barang pesanan sesuai spesifikasi, sisanya dibatalkan dan pengembaliannya melalui
eksekusi jaminan tanah bangunan banksyariah yang terjual dengan harga Rp 800 juta
Dr. Liabilitas salam Rp 1 miliar
Dr. Piutang kepada pembeli akhir Rp 300 juta (800 juta dikurangi 500 juta sisa pesanan yang tidak dapat
dipenuhi)
Dr. Rugi penjualan agunan Rp 100 juta (Agunan sebesar Rp 900 juta hanya terjual Rp 800 juta)
Cr. Persediaan (barang pesanan salam) Rp 350 juta
Cr. Keuntungan Rp 150 juta
Cr. Tanah dan bangunan Rp 900 juta
PSAK 104
AKAD ISTISHNA
(PSAK 104)
PSAK 104 – Akuntansi Istishna
Ruang Lingkup
Istishna ?
PSAK 104 – Akuntansi Istishna
KARAKTERISTIK ISTISHNA:
PSAK 104 – Akuntansi Istishna
Potongan tersebut dapat diperlakukan sebagi reimbursement (penggantian) kepada pembeli setelah menerima
pembayaran piutang secara keseluruhan (Par 32b)
Dr. Reimbursement expense xxx (sebesar jumlah potongan)
Cr. Kas/Utang kepada pembeli xxx
PSAK 104 – Akuntansi istishna
• Aset istishna yang diperoleh melalui istishna tangguh > 12 bulan diakui sebesar biaya perolehan tunai,
selisih harga beli dalam istishna Tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna
tangguhan(Par 37)
Dr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
Dr. Beban istishna tangguhan (B/S) xxx
Cr. Utang Istishna xxx
• Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna
(Par 38)
Dr. Beban istishna (P/L) xxx
Cr. Beban istishna tangguhan (B/S) xxx
• Jika terdapat keterlambatan penyerahan barang karena kelalaian penjualan dan mengakibatkan kerugian
pembeli, maka kerugian tersebut akan dikurangi dari garansi penyelesaian yang telah diserahkan penjual.
Jika kerugian melebihi garansi, sisanya akan dicatat sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual (Par 39)
Dr. Kerugian xxx Dr. Kerugian xxx
Cr. Garansi penjual xxx Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Garansi penjual xxx
PSAK 104 – Akuntansi istishna
Akuntansi untuk pembeli:
• Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang
disepakati dan tidak memperoleh kembali uang yang telah dibayarkan, maka jumlah yang belum
diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian piutang (Par 40)
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
• Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang tersebut
diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan, selisihnya diakui sbg
kerugian periode berjalan (Par 41)
Dr. Aset istishna xxx (Aset/persediaan istishna yang telah diturunkan
nilainya)
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
• Dalam istishna paralel, jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi yang disepakati, maka barang tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar dan harga pokok istishna, selisihnya diakui sbg kerugian periode berjalan (Par 42)
Dr. Aset istishna xxx (Aset/persediaan istishna yang telah diturunkan nilainy)
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
PSAK 104 – Akuntansi Istishna
AKAD MUDHARABAH
(PSAK 105)
Mudharabah – PSAK 105
53
Mudharabah
Perbedaan mudharabah
dengan musyarakah:
• Dalam mudharabah,
semua dana berasal dari
satu pihak, yaitu
shohibul maal. Pengelola
sebagai mudharib tidak
setor dana
• Dalam musyarakah, para
pihak sepakat untuk
urun dana
54
Mudharabah – PSAK 105
55
Mudharabah – PSAK 105
56
Mudharabah – PSAK 105
57
Mudharabah – PSAK 105
58
Mudharabah – PSAK 105
59
Catatan atas Praktik Akuntansi Mudharabah
• Ciri khas bagi hasil atau bagi laba adalah pendapatan bersifat fluktuatif.
• Namun sering ditemui praktik mudharabah di lapangan pengakuan pendapatan bagi hasil bagi pemilik
dana adalah “flat” sehingga terasa seperti “murabahah”. Bagi hasil yang fluktuatif akan terjadi apabila
kondisi debitur sedang kesulitan usaha, kadang debitur juga tetap mengembalikan dana meski
mengalami kerugian.
• Kendala karena mudharib tidak memiliki pembukuan atas kegiatan usaha yang didanai dengan akad
mudharabah
• Namun kadang kala, meski mudharib (debitur) memiliki pembukuan, pemilik dana tetap mengakui
pendapatan atas bagi hasil secara “flat”
• Alasan lain adalah debitur setuju dengan penerapan bagi hasil flat
• Bagi bank, pendapatan flat lebih baik karena akan menurunkan risiko fluktuasi pendapatan. Apabila
dengan pendapatan fluktuatif maka target kinerja berisiko tidak tercapai. Apalagi jika pokok dana yang
dikelola tidak Kembali maka akan timbul kerugian sehingga meningkatkan risiko
• Praktik demikian dapat mengurangi pemenuhan aspek syariah sebagai akad mudharabah
60
PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah
PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan PT B sebagai penerbit sejak pengakuan awal sampai akhir dan
buatlah tabel kontraktual dan tabel biaya perolehan diamortisasi !
PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah
“Disajikan
sebagai Dana
Syirkah
Temporer”
Untuk non
Syariah
disajikan
diliabilitas
urutan terakhir
PSAK 106
AKAD MUSYARAKAH
(PSAK 106)
PSAK 106 – Akuntansi Musyarakah
Ruang Lingkup
67
Musyarakah – PSAK 106
68
Musyarakah – PSAK 106
69
Musyarakah – PSAK 106
70
Musyarakah – PSAK 106
71
Musyarakah – PSAK 106
72
Catatan atas Praktik Akuntansi Musyarakah
• Ciri khas bagi hasil atau bagi laba adalah pendapatan bersifat fluktuatif.
• Namun sering ditemui praktik mudharabah di lapangan pengakuan pendapatan bagi hasil bagi pemilik
dana adalah “flat” sehingga terasa seperti “murabahah”. Bagi hasil yang fluktuatif akan terjadi apabila
kondisi debitur sedang kesulitan usaha, kadang debitur juga tetap mengembalikan dana meski mengalami
kerugian.
• Kendala karena mudharib tidak memiliki pembukuan atas kegiatan usaha yang didanai dengan akad
musyarakah
• Namun kadang kala, meski mitra aktif memiliki pembukuan, pemilik dana tetap mengakui pendapatan
atas bagi hasil secara “flat” berdasarkan proyeksi yang dibuat diawal oleh nasabah dan disetujui Bersama.
• Alasan lain adalah debitur setuju dengan penerapan bagi hasil flat
• Bagi bank, pendapatan flat lebih baik karena akan menurunkan risiko fluktuasi pendapatan. Apabila
dengan pendapatan fluktuatif maka target kinerja berisiko tidak tercapai. Apalagi jika pokok dana yang
dikelola tidak Kembali maka akan timbul kerugian sehingga meningkatkan risiko
• Praktik demikian dapat mengurangi pemenuhan aspek syariah sebagai akad musyarakah
73
PSAK 106 – Akuntansi Musyarakah
PSAK 106 – Akuntansi Musyarakah
PSAK 107
AKAD IJARAH
(PSAK 107)
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Ruang Lingkup
Ijarah ?
SUMBER : OJK
IJARAH – PSAK 107
1. Ijarah (Operating Lease)
Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu
sendiri
2. Ijarah muntahiyah bittamlik (operating lease with
selling promise)
Ijarah dengan wa’ad perpindahan kepemilikan obyek ijarah
pada saat tertentu
79
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
DEFINISI:
KARAKTERISTIK IJARAH:
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
• Ijarah kendaraan
• Iajarah tanah dan bangunan
• Ijarah aset berwujud lainnya
• Ijarah atas jasa langsung (Cth: penyelengaraan rumah sakit, biro
perjalanan pariwisata)
• Ijarah jasa secara tidak langsung (Cth: Lembaga Keuangan Syariah)
IJARAH ATAS ASET
BERWUJUD IJARAH ATAS JASA
1. Metode penyusutan, umur manfaat, 1. Biaya dibayar dimuka atas jasa
dan nilai residu mengacu pada aset diamortisasi sesuai dengan jangka
tetap waktu akad
2. Aset ijarah disusutkan selama umur 2. Pendapatan ijarah diakui
manfaat selama masa pelunasan
3. Aset IMBT disusutkan selama masa
ijarah
4. Penurunan nilai atas aset ijarah
jumlah terpulihkan adalah nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
83
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Pendapatan
• Mu’jir mengakui pendapatan ijarah secara merata sejak aset ijarah tersedia untuk mus’tajir (lessee)
sampai akhir akad.
Dr. Kas/Piutang Ijarah xxx
Cr. Pendapatan ijarah xxx (setelah dikurangi insentif yang diberikan mu’jir pada musta’jir Par 14)
(jika besaran ujrah ijarah tidak bersifat tetap/disesuaikan secara berkala selama masa akad, maka
pendapatan ijarah ini akan mengalami penyesuian secara berkala selama masa akad Par 15)
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Perpindahan kepemilikan
• Pada saat perpindahan aset ijarah dari mu’jir kepada musta’jir dalam ijarah muntahiyah bittamlik (finance lease) dengan cara:
- Hibah : Mu’jir mengakui beban atas aset ijarah yang dihibahkan
(Dr. beban xxx Cr. Nilai tercatat aset ijarah xxx)
- Penjualan : Mu’jir mengakui selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagai keuntungan/kerugian
Dr. Kas xxx
Dr/Cr Kerugian / keuntungan xxx
Cr. Nilai tercatat aset ijarah xxx
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Akuntansi untuk Musta’jir (Lessee):
Beban
• Musta’jir mengakui beban ijarah secara merata sejak aset ijarah tersedia untuk mus’tajir (lessee) sampai akhir akad.
Dr. Beban Ijarah xxx
Cr. Kas / Utang Ijarah xxx (setelah memperhitungkan insentif yang diberikan kepada mu’jir Par 21)
(jika besaran ujrah ijarah tidak bersifat tetap/disesuaikan secara berkala selama masa akad, maka beban ijarah ini akan mengalami
penyesuian secara berkala selama masa akad Par 22)
• Musta’jir mengakui kewajiban untuk memberikan kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai beban saat terjadinya
penghentian akad ijarah atas aset (Par 23-24)
Dr. Beban penghentian akad ijarah xxx
Cr. Utang kepada mu’jir xxx
Perpindahan kepemilikan
• Pada saat perpindahan aset ijarah dari mu’jir kepada musta’jir dalam ijarah muntahiyah bittamlik (finance lease) dengan cara:
- Hibah : Musta’jir mengakui aset ijarah yang dihibahkan dan pendapatan sebesar nilai wajar (FV)
(Dr. Aset ijarah xxx Cr. Pendapatan xxx)
- Penjualan : Musta’jir mengakui aset sebesar nilai wajar aset ijarah yang dibeli
Dr. Aset ijarah xxx
Cr. Kas xxx
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Akuntansi untuk Musta’jir (Lessee):
Jual dan Ijarah (Sale and leaseback)
• Transaksi jual dan ijarah harus merupakan transaksi yang terpisah sehingga harga jual dilakukan pada nilai wajar
• Entitas yang melakukan transkasi “jual dan ijarah”, akan mengakui keuntungan/kerugian dari penjualan aset ijarah dan kemudian
menerapkan perlakuan musta’jir (Par 27)
Dr. Kas xxx (sebesar nilai wajar)
Dr/Cr Kerugian (Keuntungan) xxx (tidak dapat diakui sebagai pengurang atau penambah beban ijarah Par 28)
Cr. Nilai tercatat aset ijarah xxx
Dr. Beban Ijarah xxx
Cr. Kas/Utang Ijarah xxx
Input Method (Par 35): actual input relative to budget input seperti : labour cost, labour hour, actual cost, time passage,
machine hour. Jika input yang digunakan merata maka Ajir dapat mengakui pendapatan dengan dasar garis lurus.
Output Method (Par 36) : survei pelaksanaan yang diselesaikan sampai saat ini (BAP), penilaian atas hasil yang dicapai,
milestone, waktu yang berlalu
“Par 39: Entitas mengakui pendapatan ijarah dalam ijarah jasa secara tidak langsung secara neto sebesar selisih antara jumlah
yang ditagihkan kepada musta’jir akhir dan jumlah yang dibayarkan kepada ajir awal”
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Akuntansi untuk Ajir :
Penghentian akad
• Ajir mengakui hak untuk menerima kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai pendapatan (Par 40-41) saat terjadinya
penghentian akad
Dr. Piutang kepada musta’jir xxx
Cr. Pendapatan kompensasi penghentian akad ijarah xxx
• Musta’jir mengakui kewajiban untuk memberikan kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai beban (Par 44-45) saat
terjadinya penghentian akad
Dr. Beban kompensasi penghentian akad ijarah xxx
Cr. Utang kepada Ajir xxx
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan PT A sebagai penerbit sejak pengakuan awal sampai akhir dan
buatlah tabel kontraktual dan tabel biaya perolehan diamortisasi !
PSAK 110 – Akuntansi Sukuk
“Disajikan di
Liabilitas”
PSAK 59
100