Anda di halaman 1dari 100

AKAD-AKAD SYARIAH

PPL PERBANKAN OJK – IAPI


Reza Mahardhika Putra, SE, AK, SAS, ACPA
Disclaimer:
Substansi dalam materi ini Sebagian besar diambil dari sumber SAK Syariah serta
materi PPL di IAPI. Materi yang sifatnya analisis adalah merupakan pendapat
pribadi narasumber tidak mencerminkan pendapat atau pandangan IAPI sebagai
organisasi profesi. Membaca sumber PSAK dan referensi lain seperti fatwa syariah
sangat dianjurkan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh.

1
Jenis Akad Transaksi Syariah
Akad syariah

Sewa Fee based


Jual beli Kemitraan
menyewa (PSAK 59)

Murabahah Ijarah Mudharabah


(PSAK 102) (PSAK 107) (PSAK 105) Wakalah

Istishna’ Ijarah mumtahiyah Musyarakah Kafalah


(PSAK 104) bittamlik (PSAK 107) (PSAK 106)

Salam Lain-lain
(PSAK 103)

2
2
PSAK 102

AKAD MURABAHAH
(PSAK 102)
Murabahah

4
5
Akuntansi Murabahah – PSAK 102

6
Akuntansi Murabahah – PSAK 102

7
Akuntansi Murabahah – PSAK 102

8
AKUNTANSI PENDAPATAN MURABAHAH
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah • ISAK 101 Pengakuan Pendapatan Murabahah
1. Menggunakan konsep akuntansi penjualan Tangguh Tanpa Risiko Signifikan Terkait Persediaan
2. Menggunakan metode penjualan tunai 1. Menggunakan konsep akuntansi
(atau jika tidak ada unsur pembiayaan pembiayaan berbasis penjualan
signifikan), pendapatan diakui pada saat 2. Menggunakan konsep pendapatan efektif
kendali atas persediaan beralih kepada (konsep anuitas)
pembeli 3. Penjual tidak terpapar dengan risiko terkait
3. Pendapatan diakui dengan menggunakan persediaan
metode proporsional apabila merupakan 4. Dalam laporan keuangan tidak diakui akun
murabahah Tangguh dengan unsur persediaan
pembiayaan signifikan dan penjual memiliki
risiko signifikan terkait persediaan. Tidak
memisahkan unsur penjualan dan
pembiayaan signifikan.
4. Ciri khas: adanya akun ”persediaan” dalam
laporan keuangan

9
10
Penurunan Nilai Piutang Murabahah

11
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
PSAK 103

AKAD SALAM
(PSAK 103)
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Ruang Lingkup

Entitas yang melakukan transaksi salam baik sebagai


Penjual ataupun Pembeli

Tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas


sukuk yang menggunakan akad salam
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Salam ?
PSAK 103 – Akuntansi Salam

DEFINISI:
Salam = Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh
penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai
dengan syarat – syarat tertentu

Salam paralel = Entitas bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam

Nilai tercatat = nilai yang diakui dalam laporan posisi keuangan


Nilai wajar = harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset dalam transaksi teratur
antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (exit price)
PSAK 103 – Akuntansi Salam

KARAKTERISTIK SALAM:
• Entitas dapat bertindak sebagai pembeli (muslam) dan atau penjual (muslam ilaihi) dalam suatu
transaksi salam
• Syarat salam paralel:
a. akad antara pembeli dan produsen (penjual) terpisah dari akad penjual dan pembeli akhir
b. kedua akad tidak saling bergantung (ta’aluq)
• Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual diawal akad
• Sebagai pembeli dapat meminta jaminan kepada penjual untuk menghindari risiko
• Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis,
kualitas, dan kuantitasnya dan harus disepakati antara penjual dan pembeli, jika salah penjual
bertanggung jawab atas kelalaiannya
• Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat
• Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang
penjual atau penyerahan piutang pembeli
• Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk
memungkinkan produsen memproduksi barang dagangannya
• Transaksi salam selesai pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Contoh Transaksi Salam:

• Pembelian suatu barang yang memerlukan waktu untuk


memproduksinya (Misal: biasanya barang hasil pertanian)
• Dimasa modern dimana transaksi jual beli online (catatan:
yang memenuhi karakteristik salam) merupakan termasuk
transaksi salam dimana pembeli melakukan pemesanan
barang dengan karakterisik dan spesifikasi umum yang telah
disepakati dan pembayarannya menggunakan media alat
bayar seperti kas/bank/payment aggregator lainnya dan
pengirimannya sesuai waktu yang telah disepakati
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Akuntansi untuk pembeli:

• Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
dialihkan kepada penjual (Par 11)
Dr. Piutang salam xxx
Cr. Kas/bank xxx
• Modal usaha salam dapat berbentuk kas dan aset nonkas. Modal
usaha dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan
Jika nonkas diukur pada nilai wajar, selisih antara nilai wajar dan nilai
tercatat modal usaha nonkas diakui sebagai keuntungan/kerugian
Dr. Piutang salam xxx
Dr/Cr Keuntungan / kerugian xxx
Cr. Aset nonkas xxx
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Akuntansi untuk pembeli (lanjutan):
• Penerimaan barang pesanan (Par 13):
a. Jika barang pesanan sesuai dengan akad, dinilai sesuai nilai yang disepakati:
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) xxx
Cr. Piutang salam xxx
b. Jika barang pesanan tidak sesuai/berbeda kualitasnya
- diakui sebesar nilai akad, jika nilai FV “=“ atau “>” nilai akad
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan/Aset Tetap/Dll) xxx
Cr. Piutang salam xxx
- diakui sebesar nilai FV, jika nilai FV “<” nilai akad selisih diakui sebagai kerugian
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan/Aset Tetap/Dll) xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Piutang salam xxx
c. Jika pembeli tidak menerima seluruhnya/sebagian barang pesanan saat tanggal jatuh tempo pengiriman
- jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) xxx
Cr. Piutang Salam xxx
(Penyesuaian sebesar nilai sebagain barang pesanan yang telah dipenuhi)
- Jika akad salam dibatalkan sebagian/seluruhnya : Piutang berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi penjual
Dr. Piutang kepada penjual xxx
Cr. Piutang salam xxx
- Jika terdapat jaminan atas barang pesanan yang diperoleh dari penjual
Saat penjualan objek jaminan > dari nilai piutang salam maka selisihnya diakui sebagai hak penjual sebagai liabilitas kepada penjual
Dr. Kas dari penjualan jaminan xxx
Cr. Piutang salam xxx
Cr. Liabilitas kepada penjual xxx
Saat penjualan objek jaminan < dari nilai piutang salam maka selisihnya diakui sebagai piutang kepada penjual
Dr. Kas dari penjualan jaminan xxx
D r. Piutang kepada penjual xxx
Cr. Piutang salam xxx
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Akuntansi untuk pembeli (lanjutan):

• Denda hanya boleh dikenakan pada penjual yang lalai dengan sengaja tidak menyelesaikan
kewajibannya, meskipun sebetulnya penjual mampu menyelesaikannya.
• Denda tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena
kondisi force majeur yang telah ditentukan dan disepakati dalam akad salam
• Denda yang diterima oleh pembeli diakui sebagai bagian dana kebajikan (Par14)
Dr. Kas dari penerimaan denda xxx
Cr. Dana kebajikan (liabilitas lain-lain) xxx
• Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan dan pada akhir periode
diukur pada nilai terendah antara biaya perolehan atau NRV. Jika NRV< biaya perolehan
maka diakui sebagai kerugian. (Par 16)
Dr. Persediaan xxx
Cr. Piutang salam xxx
Dr. Beban penurunan nilai persediaan xxx
Cr. Persediaan /Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan xxx
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Akuntansi untuk penjual:


• Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam sebesar
modal usaha salam yang diterima(Par 17)
Dr. Kas/Bank xxx
Cr. Liabilitas salam xxx
• Modal usaha salam yang diterima dapat berbentuk kas dan aset nonkas. Modal
usaha dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima (Par 18)
Jika nonkas diukur pada nilai wajar:
Dr. Aset nonkas xxx (sebesar nilai wajar)
Cr. Liabilitas salam xxx
• Kewajiban salam dihentikan pengakuannya pada saat penyerahan barang kepada
pembeli DAN
• Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang
dibayar oleh pembeli akhir dan biaya perolehan pesanan barang pesanan diakui
sebagai keuntungan/kerugian pada saat penyerahan barang pesanan oleh penjual
ke pembeli akhir (Par 19)
Dr. Liabilitas salam xxx
Cr. Persediaan barang pesanan salam xxx
Cr. Keuntungan xxx
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Penyajian dan pengungkapan

Penyajian: Pengungkapan:
• Pembeli
• Pembeli menyajikan modal usaha salam
- besarnya modal salam baik yang dibiayai sendiri atau
yang diberikan sebagai piutang salam Bersama-sama
• Piutang yang harus dilunasi penjual karena - jenis dan kuantitas barang pesanan
tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam - pengungkapan lain sesuai PSAK 101
transaksi salam disajikan secara terpisah
• Penjual
dari piutang salam - piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel)
• Penjual menyajikan modal usaha salam yang yang memiliki hubungan istimewa
diterima sebagai kewajiban salam - jenis dan kuantitas barang pesanan
- pengungkapan lain sesuai PSAK 101
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Aspek pengawasan syariah (pemeriksaan aspek Syariah salam oleh auditor) :

• Pemeriksa atau pengawas memastikan barang yang diperjualbelikan


tidak diharamkan oleh syariat Islam
• Memastikan bahwa pembayaran atas barang salam kepada
pemasok telah dilakukan diawal kontrak secara tunai sebesar akad
• Meneliti apakah akad salam karakteristik dan rukunnya sesuai
dengan, PSAK Syariah 103, fatwa DSN MUI No.05/DSN-
MUI/IV/2000 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku
• Meneliti kejelasan akad salam apakah menggunakan salam biasa
atau paralel, jika paralel memastikan bahwa kedua akad tersebut
terpisah dan tidak saling bergantung
• Memeriksa keuntungan entitas Syariah (Cth: Bank Syariah) atas
praktik salam parallel diperoleh dari selisih antara harga beli dari
pemasok dengan harga jual kepada pembeli akhir
PSAK 103 – Akuntansi Salam

Contoh kasus transaksi salam :

• PT Bank Syariah ABC (penjual) melakukan transaksi pengadaan produk salam dengan PT XYZ
atas spesifikasi produk sebagai berikut:
- Beras kualitas Super No. 1,
- Kuantitas 1000 ton,
- Harga Rp 1 juta/ton
- Waktu penyerahan 3 bulan sejak tanggal akad
- Agunan berupa tanah bangunan senilai Rp 900 juta
- Syarat pembayaran dilunasi saat akad salam ditandatangani
- Denda karena kelalaian atau kesengajaan 2% dari nilai produk yang belum diserahkan
• Untuk memenuhi permintaan PT XYZ, PT Bank Syariah ABC segera melakukan transkasi
salam paralel (sebagai pembeli) dengan PT Koperasi Unit Desa Tani dengan spesifikasi yang
sama dengan permintaan diatas kecuali harganya disepakati dengan KUD Tani sebesar Rp
700 ribu/ton dengan menyerahkan modal uang tunai Rp 500 juta dan aset nonkas
kendaraan dengan nilai tercatat dan nilai wajar masing-masing sebesar Rp 300 juta dan Rp
200 juta, waktu penyerahan beras adalah 2,5 bulan sejak tanggal akad. PT KUD memberikan
agunan jaminan berupa lahan dengan nilai Rp 700 juta. Denda karena kelalaian atau
kesengajaan 2% dari nilai produk yang belum diserahkan.
• Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan untuk beberapa skenario seperti:
- barang pesanan sesuai vs tidak sesuai
- barang pesanan tidak diterima seluruhnya saat jatuh tempo pengiriman
- terdapat penjualan jaminan dan denda
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Jawab Akuntansi sebagai pembeli:
Saat transaksi salam modal usaha dibayarkan dari PT Syariah Bank ABC kepada KUD Tani:
Dr. Piutang salam Rp 700 juta
Dr. Kerugian Rp 100 juta
Cr. Kendaraan (aset nonkas) Rp 300 juta
Cr. Kas Rp 500 juta

Pada saat penerimaan jaminan lahan Rp 700 juta dari KUD Tani:
*** No Entry****

Pada saat menerima barang pesanan sesuai spesifikasi akad dan sesuai jatuh tempo pengiriman:
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) Rp 700 juta
Cr. Piutang salam Rp 700 juta

Pada saat menerima barang pesanan tidak sesuai spesifikasi akad:


- Nilai spesifikasi beras lebih tinggi:
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) Rp 700 juta
Cr. Piutang salam Rp 700 juta

- Nilai spesifikasi beras lebih rendah dimana nilai wajar 100 ton beras adalah Rp 650 juta
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) Rp 650 juta
Dr. Kerugian Rp 50 juta
Cr. Piutang salam Rp 700 juta
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Jawab Akuntansi sebagai pembeli (lanjutan):

Saat transaksi salam beras baru diterima 500 ton saat jatuh tempo pengiriman dan spesifikasi sesuai akad,
serta mencatat denda kelalaian 2% dari sisa nilai pesanan yang belum dipenuhi sesuai akad:
Dr. Barang pesanan salam (Persediaan) Rp 350 juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
Dr. Kas dari penerimaan denda Rp 7 juta
Cr. Dana kebajikan (liabilitas lain-lain) Rp 7 Juta (2% x Rp 500 ton x Rp 700 ribu) asumsi
bahwa KUD Tani lalai dan sengaja
Saat sisa 500 ton yang belum dikirim disepakati untuk dibatalkan:
Dr. Piutang kepada penjual Rp 350 juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
Saat sisa 500 ton yang belum dikirim disepakati untuk dibatalkan dan jaminan KUD tani dieksekusi dengan hasil
penjualan Rp 600 juta
Dr. Kas dari penjualan jaminan Rp 600 Juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
Cr. Liabilitas kepada penjual Rp 250 juta
Saat sisa 500 ton yang belum dikirim disepakati untuk dibatalkan dan jaminan KUD tani dieksekusi dengan hasil
penjualan Rp 300 juta
Dr. Kas dari penjualan jaminan Rp 300 Juta
Dr. Piutang kepada penjual Rp 50 juta
Cr. Piutang salam Rp 350 juta
PSAK 103 – Akuntansi Salam
Jawab Akuntansi sebagai penjual:

Saat menerima modal salam dari PT XYZ:


Dr. Kas Rp 1 miliar
Cr. Liabilitas salam Rp 1 miliar (1000 ton x Rp 1 juta)

Saat menyerahkan 1000 ton barang pesanan sesuai spesifikasi dan sesuai tanggal jatuh tempo pengiriman kepada PT XYZ:
Dr. Liabilitas salam Rp 1 miliar
Cr. Persediaan (barang pesanan salam) Rp 700 juta
Cr. Keuntungan Rp 300 juta
Saat menyerahkan hanya 500 ton barang pesanan sesuai spesifikasi, sisanya dibatalkan dan dikenakan denda :
Dr. Liabilitas salam Rp 1 miliar
Cr. Persediaan (barang pesanan salam) Rp 350 juta
Cr. Keuntungan Rp 150 juta
Cr. Utang kepada pembeli akhir PT XYZ Rp 500 juta
Mencatat denda 2% dari sisa 500 ton yang dibatalkan dan tidak dapat dipenuhi:
Dr. Beban kerugian Rp 10 juta
Cr. Kas/Utang kepada pembeli akhir PT XYZ Rp 10 juta (2% x 500 ton x Rp 1 juta)
Saat menyerahkan hanya 500 ton barang pesanan sesuai spesifikasi, sisanya dibatalkan dan pengembaliannya melalui
eksekusi jaminan tanah bangunan banksyariah yang terjual dengan harga Rp 800 juta
Dr. Liabilitas salam Rp 1 miliar
Dr. Piutang kepada pembeli akhir Rp 300 juta (800 juta dikurangi 500 juta sisa pesanan yang tidak dapat
dipenuhi)
Dr. Rugi penjualan agunan Rp 100 juta (Agunan sebesar Rp 900 juta hanya terjual Rp 800 juta)
Cr. Persediaan (barang pesanan salam) Rp 350 juta
Cr. Keuntungan Rp 150 juta
Cr. Tanah dan bangunan Rp 900 juta
PSAK 104

AKAD ISTISHNA
(PSAK 104)
PSAK 104 – Akuntansi Istishna

Ruang Lingkup

Diterapkan untuk Lembaga keuangan Syariah dan


koperasi Syariah yang melakukan transaksi istishna
baik sebagai penjual maupun pembeli

Lembaga keuangan Syariah : perbankan Syariah, nonbank seperti


asuransi, pembiayaan dan dana pensiun serta Lembaga keuangan lain
yang dizinkan peraturan perundang-undangan
PSAK 104 – Akuntansi Istishna

Istishna ?
PSAK 104 – Akuntansi Istishna

DEFINISI: Istishna parallel dapat dilakukan


dengan syarat akad pertama , antara
entitas dan pembeli akhir, tidak
bergantung (mu’allaq) dari akad
kedua, antara entitas dengan pihak
lain”
• Pembayaran Tangguh =
pembayaran yang dilakukan tidak
pada saat barang diserahkan
kepada pembeli tetapi
• Nilai tunai = Jumlah yang harus dibayar apabila transaksi pembayaran dilakukan dalam
dilakukan secara kas bentuk angsuran atau sekaligus
pada waktu tertentu
• Nilai wajar = harga yang akan diterima untuk menjual suatu
aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu
liabilitas dalam transkasi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran
PSAK 104 – Akuntansi Istishna

KARAKTERISTIK ISTISHNA:
PSAK 104 – Akuntansi Istishna

Contoh Transaksi Istishna:


• Jual beli atas suatu barang atas suatu barang yang
memerlukan proses pembuatan dan kustomisasi (barang
bukan produk masal), Cth: pembuatan motor kustom, produk
kustom (mesin, mebel, dll)
• Dimasa modern dimana transaksi jual beli online (catatan:
yang memenuhi karakteristik istishna) merupakan termasuk
transaksi istishna dimana pembeli melakukan pemesanan
barang dengan karakterisik dan spesifikasi berdasarkan
kustomisasi pembeli dan umumnya dilakukan preorder dan
pembayarannya menggunakan media alat bayar seperti
kas/bank/payment aggregator lainnya dan pengirimannya
sesuai waktu yang telah disepakati
PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


Penyatuan dan segmentasi akad Proposal terpisah telah diajukan untuk
setiap aset
Pengakuan setiap aset Setiap aset telah dinegosiasikan secara
“Suatu akad istishna diperlakukan sebagai terpisah, dimana penjual dan pembeli
dapat menerima/menolak bagian yang
mencakup sejumlah berhubungan dengan masing-masing aset
akad terpisah
aset”
Biaya dan pendapatan masing-masing
aset dapat diidentifikasikan
PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


Penyatuan dan segmentasi akad Kelompok akad tersebut dinegosiasikan
sebagai suatu paket
Harus
Akad tersebut berhubungan erat dan
“Suatu kelompok akad Diperlakukan sebagai
sebetulnya merupakan bagian dari akad
istishna dengan satu atau tunggal dengan suatu margi keuntungan,
satu akad istishna dan;
beberapa pembeli”
Akad tersebut dilakukan secara serentak
atau secara berkesinambungan
PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


Penyatuan dan segmentasi akad Aset tambahan berbeda secara signifikan
dengan aset dalam akad istishna awal
dalam desain, teknologi, fungsi atau
“Pemesanan aset Diperlakukan sebagai
tambahan dengan akad
istishna terpisah” Akad yang terpisah
Harga aset tambahan dinegosiasikan
tanpa terkait harga akad istishna awal
PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


Margin keuntungan pembuatan barang
Istishna dengan pembayaran tangguh pesanan yang dihitung apabila istishna
“Jika metode POC & proses dilakukan secara tunai, diakui sesuai
persentase penyelesaian, dan;
Pendapatan dibagi
Pelunasan > 12 bulan
Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada
Setelah penyerahan 2 (dua) bagian saat penyerahan diakui selama periode
barang” pelunasan secara proporsional sesuai dengan
Hubungan antara biaya perolehan, nilai tunai dan nilai akad : jumlah pembayaran (proporsional sesuai PSAK
102 Murabahah)

200 diakui sesuai % POC

400 diakui proporsional sesuai jumlah pembayaran


PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


Istishna dengan pembayaran tangguh Margin keuntungan pembuatan barang
pesanan yang dihitung apabila istishna
dilakukan secara tunai, diakui saat penyerahan
“Jika metode akad selesai PIT & Pendapatan dibagi
barang, dan;
proses Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada
Pelunasan > 12 bulan saat penyerahan diakui selama periode
2 (dua) bagian pelunasan secara proporsional sesuai dengan
Setelah penyerahan barang” jumlah pembayaran (proporsional sesuai PSAK
102 Murabahah)
Hubungan antara biaya perolehan, nilai tunai dan nilai akad :

200 diakui seluruhnya at PIT saat penyerahan barang

400 diakui proporsional sesuai jumlah pembayaran


PSAK 104 – Akuntansi istishna
PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


1. Biaya perolehan barang pesanan
Biaya Perolehan sebesar tagihan produsen atau
“Biaya perolehan istishna kontraktor
2. Biaya tidak langsung : biaya overhead,
paralel” “diakui sebagai aset istishna dalam termasuk biaya akad dan praakad
penyelesaian pada saat diterimanya 3. Semua biaya akibat
tagihan dari produsen/kontraktor sebesar produsen/kontraktor tidak dapat
jumlah tagihan” memenuhi kewajibannya, jika ada

Dr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx


Cr. Kas/Utang kontraktor xxx
PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


Penyelesaian awal
• Pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan potongan, maka potongan
tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna (Par 31)
Dr. Kas xxx (penerimaan pembayaran sebelom jth tempo)
Dr. Pendapatan istishna xxx (potongan diskon)
Cr. Piutang istishna xxx (potongan langsung dikurangkan dari piutang sesuai par 32a)

Potongan tersebut dapat diperlakukan sebagi reimbursement (penggantian) kepada pembeli setelah menerima
pembayaran piutang secara keseluruhan (Par 32b)
Dr. Reimbursement expense xxx (sebesar jumlah potongan)
Cr. Kas/Utang kepada pembeli xxx
PSAK 104 – Akuntansi istishna

Akuntansi untuk penjual:


Perubahan pesanan dan tagihan tambahan
Nilai dan biaya akibat perubahan di + ke
pendapatan istishna dan biaya istishna
Pengakuan, pengukuran
atas pendapatan dan biaya Diperlakukan sbb: Jika kondisi pengenaan tagihan tambahan yang
istishna akibat perubahan disyaratkan dipenuhi, maka akan menambah
pesanan dan tagihan
tambahan jumlah biaya istishna dan pendapatan istishna
berkurang
Par 34: Taksiran rugi: jika besar kemungkinan terjadi Perlakuan keduanya diatas berlaku untuk
bahwa total biaya perolehan istishna akan melebihi istishna paralel
pendapatan istishna , taksiran kerugian harus segera
diakui
PSAK 104 – Akuntansi istishna
Akuntansi untuk pembeli:
• Pembeli mengakui aset istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan
sekaligus mengakui utang istishna kepada penjual (Par 36)
Dr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
Cr. Utang Istishna xxx

• Aset istishna yang diperoleh melalui istishna tangguh > 12 bulan diakui sebesar biaya perolehan tunai,
selisih harga beli dalam istishna Tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna
tangguhan(Par 37)
Dr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
Dr. Beban istishna tangguhan (B/S) xxx
Cr. Utang Istishna xxx
• Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna
(Par 38)
Dr. Beban istishna (P/L) xxx
Cr. Beban istishna tangguhan (B/S) xxx

• Jika terdapat keterlambatan penyerahan barang karena kelalaian penjualan dan mengakibatkan kerugian
pembeli, maka kerugian tersebut akan dikurangi dari garansi penyelesaian yang telah diserahkan penjual.
Jika kerugian melebihi garansi, sisanya akan dicatat sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual (Par 39)
Dr. Kerugian xxx Dr. Kerugian xxx
Cr. Garansi penjual xxx Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Garansi penjual xxx
PSAK 104 – Akuntansi istishna
Akuntansi untuk pembeli:
• Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang
disepakati dan tidak memperoleh kembali uang yang telah dibayarkan, maka jumlah yang belum
diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian piutang (Par 40)
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx

• Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang tersebut
diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan, selisihnya diakui sbg
kerugian periode berjalan (Par 41)
Dr. Aset istishna xxx (Aset/persediaan istishna yang telah diturunkan
nilainya)
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx

• Dalam istishna paralel, jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi yang disepakati, maka barang tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar dan harga pokok istishna, selisihnya diakui sbg kerugian periode berjalan (Par 42)
Dr. Aset istishna xxx (Aset/persediaan istishna yang telah diturunkan nilainy)
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
PSAK 104 – Akuntansi Istishna

Penyajian dan pengungkapan


Penyajian: Pengungkapan:
• Penjual menyajikan piutang istishna sebesar jumlah • Penjual (tidak terbatas pada)
yang belum dilunasi oleh pembeli akhir - metode pengukuran pendapatan istishna
• Termin istishna yang berasal dari transkasi istishna - metode penentuan POC
sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli - rincian piutang istisha berdasarkan jumlah, jk waktu,
akhir kualitas piutang
• Pembeli menyajikan utang istishna sebesar tagihan dari - pengungkapan lain sesuai PSAK 101
produsen /kontraktor yang belum dilunasi
• Aset istishna dalam penyelesaian sebesar % • Pembeli
penyelesaiaan dari nilai kontrak penjualan kepada - rincian utang istishna berdasarkan jumlah dan jk waktu
pembeli akhir (jika istishna paralel) atau kapitalisasi - pengungkapan lain sesuai PSAK 101
biaya perolehan (jika istishna biasa)
PSAK 104 – Akuntansi Istishna

Aspek pengawasan syariah (pemeriksaan aspek Syariah Istishna oleh auditor) :

• Pemeriksa atau pengawas memastikan barang yang diperjualbelikan


tidak diharamkan oleh syariat Islam
• Memastikan bahwa ada objek pesanan yang perlu dibuat berdasarkan
spesifikasi yang disepakati pembeli dengan penjual
• Memastikan bahwa spesifikasinya jelas tidak mengandung gharar dan
karakteristiknya meliputi jenis, teknis, kualitas dna kuantitas
• Meneliti apakah akad istishna karakteristik dan rukunnya sesuai dengan,
PSAK Syariah 104, fatwa DSN MUI dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
yang berlaku
• Meneliti kejelasan akad istihna apakah menggunakan istishna biasa atau
paralel, jika paralel memastikan bahwa kedua akad tersebut terpisah
dan tidak saling bergantung
• Memeriksa metode pencatatan pendapatan bank Syariah serta
pengukurannya, misalnya basis POC nya
PSAK 105

AKAD MUDHARABAH
(PSAK 105)
Mudharabah – PSAK 105

53
Mudharabah
Perbedaan mudharabah
dengan musyarakah:
• Dalam mudharabah,
semua dana berasal dari
satu pihak, yaitu
shohibul maal. Pengelola
sebagai mudharib tidak
setor dana
• Dalam musyarakah, para
pihak sepakat untuk
urun dana

54
Mudharabah – PSAK 105

55
Mudharabah – PSAK 105

56
Mudharabah – PSAK 105

57
Mudharabah – PSAK 105

58
Mudharabah – PSAK 105

59
Catatan atas Praktik Akuntansi Mudharabah
• Ciri khas bagi hasil atau bagi laba adalah pendapatan bersifat fluktuatif.
• Namun sering ditemui praktik mudharabah di lapangan pengakuan pendapatan bagi hasil bagi pemilik
dana adalah “flat” sehingga terasa seperti “murabahah”. Bagi hasil yang fluktuatif akan terjadi apabila
kondisi debitur sedang kesulitan usaha, kadang debitur juga tetap mengembalikan dana meski
mengalami kerugian.
• Kendala karena mudharib tidak memiliki pembukuan atas kegiatan usaha yang didanai dengan akad
mudharabah
• Namun kadang kala, meski mudharib (debitur) memiliki pembukuan, pemilik dana tetap mengakui
pendapatan atas bagi hasil secara “flat”
• Alasan lain adalah debitur setuju dengan penerapan bagi hasil flat
• Bagi bank, pendapatan flat lebih baik karena akan menurunkan risiko fluktuasi pendapatan. Apabila
dengan pendapatan fluktuatif maka target kinerja berisiko tidak tercapai. Apalagi jika pokok dana yang
dikelola tidak Kembali maka akan timbul kerugian sehingga meningkatkan risiko
• Praktik demikian dapat mengurangi pemenuhan aspek syariah sebagai akad mudharabah
60
PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah
PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah

Penerapan pada SUKUK (PSAK 110):


Penyajian (untuk Penerbit):
• Sukuk mudharabah adalah sukuk yang menggunakan akad mudharabah

Perlakuan akuntansi pada Penerbit:


• Sukuk mudharabah diakui sebesar nilai nominal. Biaya transaksi diakui
secara terpisah dari sukuk mudharabah
• Biaya transkasi diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk.
Amortisasinya diakui sebagai beban penerbitan sukuk mudharabah
• Bagi hasil yang menjadi hak pemilik sukuk diakui sebagai pengurang
pendapatan, bukan sebagai beban

Penyajian sukuk mudharabah (Penerbit):


• Sukuk mudharabah disajikan sebagai dana syirkah temporer
• Untuk entitas yang menyajikan dana syirkah temporer secara terpisah dari Aplikasi pada jenis produk lainnya pada Bank Umum
liabilitas dan ekuitas, maka disajikan dalam dana syirkah temporer Syariah: seperti deposito mudharabah, tabungan
• Untuk entitas bukan Syariah yang tidak menyajikan dana syirkah temporer mudharabah, giro mudharabah, Sertifikat SIMA.
secara terpisah dengan liabilitas dan ekuitas, maka disajikan dalam
liabilitas yang terpisah dari liabilitas lain dan disajikan dalam urutan
paling akhir dalam liabilitas
• Biaya transkasi disajikan dalam aset sebagai beban tangguhan, bukan
sebagai pos lawan dari sukuk mudharabah
PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah

Contoh Soal - Akuntansi Penerbit:

• PT B menerbitkan sukuk mudharabah dengan nilai nominal Rp 100.000.000


• Biaya transaksi Rp 1.000.000
• Tenor 5 tahun dan bagi hasil setara 10% pertahun

Buatlah ayat jurnal yang diperlukan PT B sebagai penerbit sejak pengakuan awal sampai akhir dan
buatlah tabel kontraktual dan tabel biaya perolehan diamortisasi !
PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah

Contoh Soal - Akuntansi Penerbit:

“Disajikan
sebagai Dana
Syirkah
Temporer”

Untuk non
Syariah
disajikan
diliabilitas
urutan terakhir
PSAK 106

AKAD MUSYARAKAH
(PSAK 106)
PSAK 106 – Akuntansi Musyarakah

Ruang Lingkup

Diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi


musyarakah

Tidak termasuk Sukuk dengan akad musyarakah, untuk


Sukuk diatur di PSAK 110
Musyarakah – 106
Perbedaan mudharabah
dengan musyarakah:
• Dalam mudharabah,
semua dana berasal
dari satu pihak, yaitu
shohibul maal.
Pengelola sebagai
mudharib tidak setor
dana
• Dalam musyarakah,
para pihak sepakat
untuk urun dana

67
Musyarakah – PSAK 106

68
Musyarakah – PSAK 106

69
Musyarakah – PSAK 106

70
Musyarakah – PSAK 106

71
Musyarakah – PSAK 106

72
Catatan atas Praktik Akuntansi Musyarakah
• Ciri khas bagi hasil atau bagi laba adalah pendapatan bersifat fluktuatif.
• Namun sering ditemui praktik mudharabah di lapangan pengakuan pendapatan bagi hasil bagi pemilik
dana adalah “flat” sehingga terasa seperti “murabahah”. Bagi hasil yang fluktuatif akan terjadi apabila
kondisi debitur sedang kesulitan usaha, kadang debitur juga tetap mengembalikan dana meski mengalami
kerugian.
• Kendala karena mudharib tidak memiliki pembukuan atas kegiatan usaha yang didanai dengan akad
musyarakah
• Namun kadang kala, meski mitra aktif memiliki pembukuan, pemilik dana tetap mengakui pendapatan
atas bagi hasil secara “flat” berdasarkan proyeksi yang dibuat diawal oleh nasabah dan disetujui Bersama.
• Alasan lain adalah debitur setuju dengan penerapan bagi hasil flat
• Bagi bank, pendapatan flat lebih baik karena akan menurunkan risiko fluktuasi pendapatan. Apabila
dengan pendapatan fluktuatif maka target kinerja berisiko tidak tercapai. Apalagi jika pokok dana yang
dikelola tidak Kembali maka akan timbul kerugian sehingga meningkatkan risiko
• Praktik demikian dapat mengurangi pemenuhan aspek syariah sebagai akad musyarakah
73
PSAK 106 – Akuntansi Musyarakah
PSAK 106 – Akuntansi Musyarakah
PSAK 107

AKAD IJARAH
(PSAK 107)
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

Ruang Lingkup

Diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi


ijarah

Mencakup pengaturan untuk pembiayaan multijasa yang


menggunakan akad ijarah, namun tidak mencakup pengaturan
perlakuan akuntansi untuk obligasi Syariah (sukuk) yang
menggunakan akad ijarah
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

Ijarah ?

SUMBER : OJK
IJARAH – PSAK 107
1. Ijarah (Operating Lease)
Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu
sendiri
2. Ijarah muntahiyah bittamlik (operating lease with
selling promise)
Ijarah dengan wa’ad perpindahan kepemilikan obyek ijarah
pada saat tertentu

79
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

DEFINISI:

Sumber : SAK IAI Online


PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

KARAKTERISTIK IJARAH:
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

Contoh Transaksi Ijarah:

• Ijarah kendaraan
• Iajarah tanah dan bangunan
• Ijarah aset berwujud lainnya
• Ijarah atas jasa langsung (Cth: penyelengaraan rumah sakit, biro
perjalanan pariwisata)
• Ijarah jasa secara tidak langsung (Cth: Lembaga Keuangan Syariah)
IJARAH ATAS ASET
BERWUJUD IJARAH ATAS JASA
1. Metode penyusutan, umur manfaat, 1. Biaya dibayar dimuka atas jasa
dan nilai residu mengacu pada aset diamortisasi sesuai dengan jangka
tetap waktu akad
2. Aset ijarah disusutkan selama umur 2. Pendapatan ijarah diakui
manfaat selama masa pelunasan
3. Aset IMBT disusutkan selama masa
ijarah
4. Penurunan nilai atas aset ijarah
jumlah terpulihkan adalah nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual

83
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

Akuntansi untuk Mu’jir (Lessor):


Aset Ijarah
• Aset ijarah diakui sebesar biaya perolehan (jenisnya mengacu PSAK 16 aset berwujud, PSAK 13 property
investasi, PSAK 19 aset takberwujud), penerapannya harus disesuaikan dengan prinsip, karakteristik dan
istilah Syariah.
Dr. Aset ijarah xxx
Cr. Kas/Bank/Utang xxx
• Aset ijarah disusutkan atau diamortisasi (jika aset tersebut dapat disusutkan/diamortisasi), sesuai
kebijakan penyusutan/amortisasi aset sejenis selama umur manfaatnya
Dr. Biaya depresiasi/amortisasi xxx
Cr. Aset ijarah xxx
• Penurunan nilainya mengacu pada PSAK 48
Dr. Beban kerugian penurunan nilai aset ijarah xxx
Cr. Cadangan kerugian penurunan nilai aset ijarah xxx

Pendapatan
• Mu’jir mengakui pendapatan ijarah secara merata sejak aset ijarah tersedia untuk mus’tajir (lessee)
sampai akhir akad.
Dr. Kas/Piutang Ijarah xxx
Cr. Pendapatan ijarah xxx (setelah dikurangi insentif yang diberikan mu’jir pada musta’jir Par 14)
(jika besaran ujrah ijarah tidak bersifat tetap/disesuaikan secara berkala selama masa akad, maka
pendapatan ijarah ini akan mengalami penyesuian secara berkala selama masa akad Par 15)
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

Akuntansi untuk Mu’jir (Lessor):


Pendapatan
• Piutang pendapatan ijarah diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan (Par 16)
• Mu’jir mengakui hak untuk menerima kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai pendapatan saat terjadinya penghentian
akad ijarah atas aset (Par 17-18)
Dr. Piutang kepada musta’jir xxx
Cr. Pendapatan kompensasi penghentian akad ijarah xxx

Perpindahan kepemilikan
• Pada saat perpindahan aset ijarah dari mu’jir kepada musta’jir dalam ijarah muntahiyah bittamlik (finance lease) dengan cara:
- Hibah : Mu’jir mengakui beban atas aset ijarah yang dihibahkan
(Dr. beban xxx Cr. Nilai tercatat aset ijarah xxx)
- Penjualan : Mu’jir mengakui selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagai keuntungan/kerugian
Dr. Kas xxx
Dr/Cr Kerugian / keuntungan xxx
Cr. Nilai tercatat aset ijarah xxx
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Akuntansi untuk Musta’jir (Lessee):
Beban
• Musta’jir mengakui beban ijarah secara merata sejak aset ijarah tersedia untuk mus’tajir (lessee) sampai akhir akad.
Dr. Beban Ijarah xxx
Cr. Kas / Utang Ijarah xxx (setelah memperhitungkan insentif yang diberikan kepada mu’jir Par 21)
(jika besaran ujrah ijarah tidak bersifat tetap/disesuaikan secara berkala selama masa akad, maka beban ijarah ini akan mengalami
penyesuian secara berkala selama masa akad Par 22)

• Musta’jir mengakui kewajiban untuk memberikan kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai beban saat terjadinya
penghentian akad ijarah atas aset (Par 23-24)
Dr. Beban penghentian akad ijarah xxx
Cr. Utang kepada mu’jir xxx

Perpindahan kepemilikan
• Pada saat perpindahan aset ijarah dari mu’jir kepada musta’jir dalam ijarah muntahiyah bittamlik (finance lease) dengan cara:
- Hibah : Musta’jir mengakui aset ijarah yang dihibahkan dan pendapatan sebesar nilai wajar (FV)
(Dr. Aset ijarah xxx Cr. Pendapatan xxx)
- Penjualan : Musta’jir mengakui aset sebesar nilai wajar aset ijarah yang dibeli
Dr. Aset ijarah xxx
Cr. Kas xxx
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Akuntansi untuk Musta’jir (Lessee):
Jual dan Ijarah (Sale and leaseback)
• Transaksi jual dan ijarah harus merupakan transaksi yang terpisah sehingga harga jual dilakukan pada nilai wajar
• Entitas yang melakukan transkasi “jual dan ijarah”, akan mengakui keuntungan/kerugian dari penjualan aset ijarah dan kemudian
menerapkan perlakuan musta’jir (Par 27)
Dr. Kas xxx (sebesar nilai wajar)
Dr/Cr Kerugian (Keuntungan) xxx (tidak dapat diakui sebagai pengurang atau penambah beban ijarah Par 28)
Cr. Nilai tercatat aset ijarah xxx
Dr. Beban Ijarah xxx
Cr. Kas/Utang Ijarah xxx

Ijarah lanjut (Headlease & Sublease)


• Jika entitas mengijarahkan lebih lanjut atas aset yang sebelumnya diijarah dari mu’jir awal maka entitas menerapkan perlakuan
akuntansi mu’jir dan musta’jir
• Dalam konteks ini entitas bertindak sebagai principal yang mengendalikan aset ijarah sebelum diserahkan kepada musta’jir, bukan
sebagai agen dari mu’jir awal maupun must’jir akhir.
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Akuntansi untuk Ajir :
Ijarah atas jasa
• Ijarah atas jasa secara langsung : ijarah atas jasa yang diberikan langsung kepada musta’jir
• Ijarah atas jasa tidak langsung : ijarah atas jasa dimana entitas lain yang memberikan jasa kepada musta’jir

Ijarah atas jasa secara langsung


• Ajir mengakui pendapatan ijarah selama masa pemberian jasa berdasarkan kemajuan yang diberikan
Dr. Piutang Ijarah jasa xxx
Cr. Pendapatan ijarah jasa xxx (metode pengukuran kemajuan dapat menggunakan input atau output)

Input Method (Par 35): actual input relative to budget input seperti : labour cost, labour hour, actual cost, time passage,
machine hour. Jika input yang digunakan merata maka Ajir dapat mengakui pendapatan dengan dasar garis lurus.

Output Method (Par 36) : survei pelaksanaan yang diselesaikan sampai saat ini (BAP), penilaian atas hasil yang dicapai,
milestone, waktu yang berlalu

Ijarah atas jasa secara tidak langsung


Jangka waktu entitas (sbg Ajir) dan musta’jir akhir lebih pendek atau sama dengan jk waktu akad antara entitas (sbg musta’jir)
dan ajir awal, maka entitas mengakui pendapatan ijarah sejak musta’jir akhir menerima jasa dari ajir awal sampai akhir akad
entitas (sbg mustajir) dan ajir awal berdasarkan kemajuan jasa yang diberikan oleh ajir awal

“Par 39: Entitas mengakui pendapatan ijarah dalam ijarah jasa secara tidak langsung secara neto sebesar selisih antara jumlah
yang ditagihkan kepada musta’jir akhir dan jumlah yang dibayarkan kepada ajir awal”
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah
Akuntansi untuk Ajir :
Penghentian akad
• Ajir mengakui hak untuk menerima kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai pendapatan (Par 40-41) saat terjadinya
penghentian akad
Dr. Piutang kepada musta’jir xxx
Cr. Pendapatan kompensasi penghentian akad ijarah xxx

Akuntansi untuk Musta’jir (dalam Ijarah atas Jasa):


• Musta’jir mengakui beban ijarah sejak musta’jir menerima jasa sampai selesainya jasa berdasarkan kemajuan yang diterima
Dr. Beban Ijarah xxx
Cr. Utang Ijarah pada Ajir xxx

• Musta’jir mengakui kewajiban untuk memberikan kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai beban (Par 44-45) saat
terjadinya penghentian akad
Dr. Beban kompensasi penghentian akad ijarah xxx
Cr. Utang kepada Ajir xxx
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

Aspek pengawasan syariah (pemeriksaan aspek Syariah Ijarah oleh auditor) :

• Pemeriksa atau pengawas memastikan objek yang diijarahkan tidak


diharamkan oleh syariat Islam
• Memastikan bahwa perjanjian ijarah tidak mengandung gharar
• Meneliti apakah akad istishna karakteristik dan rukunnya sesuai
dengan, PSAK Syariah 107, fatwa DSN MUI dan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan yang berlaku
• Meneliti variasi dari ijarah seperti jual-ijarah atau ijarah-lanjut atau
ijarah sewa serta perlakuan akuntansinya
• Memeriksa metode pencatatan pendapatan entitas Syariah serta
pengukurannya, misalnya untuk ijarah jasa basis kemajuan jasa
(input/output)
• Memeriksa pembatasan dan agunan (jika ada)
PSAK 107 – Akuntansi Ijarah

Penerapan pada SUKUK (PSAK 110):


Penyajian (untuk Penerbit):
• Sukuk ijarah adalah sukuk yang menggunakan akad ijarah

Perlakuan akuntansi pada Penerbit:


• Sukuk ijarah diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan dengan premium
atau diskonto dan biaya transaksi dengan penerbitannya
• Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda dengan nilai nominal,
maka perbedaan atas premium/diskonto + biaya transkasi tersebut
diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk. Amortisasinya
tidak diakui sebagai beban ijarah melainkan diakui sebagai beban
penerbitan sukuk ijarah Sumber: SAK IAI Online
• Beban ijarah diakui pada saat terutang

Penyajian sukuk mudharabah (Penerbit):


• Sukuk ijarah disajikan sebagai liabilitas
• Untuk entitas yang menyajikan liabilitas menjadi jangka pendek dan jangka
Panjang, maka sukuk ijarah disajikan sesuai dengan klasifikasi liabilitas
tersebut
• Sukuk ijarah disajikan secara neto setelah premium/diskonto dan biaya
transaksi yang belum diamortisasi
PSAK 110 – Akuntansi Sukuk

Contoh Soal 1 - Akuntansi Penerbit:

• PT A menerbitkan sukuk ijarah dengan nilai nominal Rp 100.000.000


• Diskonto Rp 10.000.000 dan biaya transaksi Rp 1.000.000
• Tenor 5 tahun dan beban ijarah setara 10% pertahun

Buatlah ayat jurnal yang diperlukan PT A sebagai penerbit sejak pengakuan awal sampai akhir dan
buatlah tabel kontraktual dan tabel biaya perolehan diamortisasi !
PSAK 110 – Akuntansi Sukuk

Contoh Soal 1 - Akuntansi Penerbit:

“Disajikan di
Liabilitas”
PSAK 59

AKAD FEE BASED


(PSAK 59)
PSAK 59 – AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

• Pada umumnya banyak paragraf yang sudah dicabut mengingat


PSAK Syariah sekarang sudah mengacu ke “transaction base” dari
pada “entity base”
• Yang tersisa hanya tentang :
a. penyisihan kerugian aset produktif
b. pengakuaan dan pengukuran wadiah/dana wadiah
c. pengakuan dan pengukuran pinjaman qardh
d. pengakuan dan pengukuran sharf
e. pengakuan dan pengukuran kegiatan Bank Syariah berbasis
imbalan (ujrah)
Terima kasih

100

Anda mungkin juga menyukai