Anda di halaman 1dari 32

AKUNTANSI

MURABAHAH

Nawirah, SE., MSA., Ak


Introduction
 Transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati penjual dan pembeli.
 Bank syariah dapat bertindak sebagai penjual
maupun pembeli.
 Dapat dilakukan berdasarkan pesanan maupun
tanpa pesanan
Akuntansi Penjual

 Pengakuan dan Pengukuran (PSAK 102) dilakukan


pada :
 Saat Aset Murabahah Diperoleh
 Saat Akad Murabahah Terjadi
 Potongan Pelunasan
 Potongan Angsuran
 Uang Muka (Urbun)
Saat Aset Diperoleh
 Pada saat perolehan aset, aset yang diperoleh untuk
dijual kembali dalam murabahah diakui sebagai
asset murabahah sebesar biaya perolehannya.

Tgl Aset Murabahah Rp xx -


Kas - Rp xx
Pengukuran aset murabahah setelah perolehan:
1. Dijual untuk murabahah pesanan mengikat
a. Dinilai sebesar biaya perolehan
b. Jika terjadi penurunan nilai aset karena rusak, usang
atau kondisi lain sebelum diserahkan diakui sebagai
biaya dan mengurangi nilai aset.

Tgl Kerugian Penurunan Nilai Aset Rp xx -


Murbhh - Rp xx
Aset Murabahah
Saat Akad Terjadi
 Saat akad murabahah terjadi, piutang murabahah
diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah
ditambah keuntungan yang disepakati
 Pencatatannya tergantung dari jenis transaksinya,
apakah tunai, tangguh kurang dari satu tahun atau
tangguh lebih dari satu tahun.
 Pengakuan keuntungan (Margin) Murabahah:
1. Jika akad dilakukan secara tunai atau secara tangguh
tidak lebih dari satu tahun  margin diakui saat
penyerahan barang bersamaan dengan pengakuan
timbulnya piutang.

Tgl Piutang Murabahah Rp xx -


Aset Murabahah - Rp xx
Margin Murabahah Rp xx

2. Jika akad dilakukan secara tangguh lebih dari satu


tahun  margin diakui selama periode akad sesuai
dengan tingkat resiko dan upaya merealisasikan
keuntungan keuntungan tersebut. Ada 3 metode yang
bisa dipakai.
 Metode Pengakuan Keuntungan jika transaksi dilakukan
secara tangguh lebih dari satu tahun.
1. Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah 
dipakai jika resiko penagihan dan biaya pengelolaan
piutang relatif kecil.
2. Keuntungan diakui proporsional dengan jumlah kas
yang berhasil ditagih  dipakai jika resiko penagihan
dan biaya pengelolaan piutang relatif besar.
3. Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah
berhasil ditagih  dipakai jika resiko penagihan dan
biaya pengelolaan piutang cukup besar.
 Metode ketiga jarang dipakai karena murabahah biasanya
tidak akan dilaksanakan apabila tidak ada kepastian yang
memadai akan penagihan kas.
Metode 1

Pengakuan Piutang dan pengakuan keuntangan


dilakukan secara bersamaan

Tgl Piutang Murabahah Rp xx -


Aset Murabahah - Rp xx
Pendapatan Margin Rp xx
Murabahah
Metode 2
Pengakuan Piutang
Tgl Piutang Murabahah Rp xx -
Aset Murabahah - Rp xx
Margin Murabahah yang Rp xx
ditangguhkan
Pengakuan Keuntungan

Tgl Margin Murabahah yang ditangguhkan Rp xx -


Pendapatan Margin Murabahah - Rp xx
 Jumlah keuntungan yang diakui dengan
menggunakan metode kedua ini, dihitung dengan
mengalikan persentase keuntungan terhadap
jumlah piutang yang berhasil ditagih.
 Persentase keuntungan dihitung dengan
perbandingan antara margin dan biaya perolehan
aset murabahah.
Contoh Penghitungan Keuntungan secara Proporsional

Jika biaya perolehan asset Rp 800 keuntungan Rp 200


diangsur selama 3 tahun. Maka keuntungan yang diakui
setiap tahun adalah sbb:
Persentase keuntungan = Rp 200/Rp 800 = ¼ = 25%
Tahun Angsuran (Rp) Pokok (Rp) Keuntungan (Rp)
1 500 400 25% x Rp 400 =
Rp 100
2 300 240 25% x Rp 240 =
Rp 60
3 200 160 25% x Rp 160 =
40
Metode 3
Pengakuan Piutang
Tgl Piutang Murabahah Rp xx -
Aset Murabahah - Rp xx
Margin Murabahah yang Rp xx
ditangguhkan
Pengakuan Keuntungan

Tgl Margin Murabahah yang ditangguhkan Rp xx -


Pendapatan Margin Murabahah - Rp xx
Potongan Pelunasan

 Potongan pelunasan piutang murabahah dapat


dilakukan dengan menggunakan salah satu metode
berikut:
1. Diberikan saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi
piutang murabahah dan keuntungan murabahah.
2. Diberikan setelah pelunasan, yaitu saat penjual
menerima pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian
membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.
Metode 1
(Saat Pelunasan)

Tgl Kas Rp xx -
Margin Murabahah yang ditangguhkan Rp xx -
Piutang Murabahah - Rp xx
Pendapatan Margin Murabahah - Rp xx
Metode 2
(Setelah
Pelunasan)

Tgl Kas Rp xx -
Piutang Murabahah - Rp xx
Margin Murabahah yang ditangguhkan Rp xx -
Pendapatan Margin Murabahah - Rp xx
Beban Operasi – Potongan Pelunasan Dini Rp xx -
Kas - Rp xx
Potongan Angsuran

 Potongan angsuran murabahah diakui sbb:


 Diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah 
jika karena dibayar tepat waktu
 Diakui sebagai beban (biaya)  jika disebabkan karena
penurunan kemampuan pembayaran pembeli
Penerimaan Denda
 Denda dikenakan jika pembeli lalai melakukan
kewajiban dan diakui sebagai bagian dari dana
kebajikan.

Tgl Kas Rp xx -
Rekening Wadiah – Dana Kebajikan - Rp xx
Uang Muka (Urbun)
 Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian
sebesar jumlah yang diterima.
 Jika barang jadi dibeli, uang muka diakui sebagai
pembayaran piutang (merupakan bagian pokok)
 Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang
muka dikembalikan kepada pembeli setelah
diperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
penjual.
Saat uang Muka diterima
Tgl Kas Rp xx -
Uang Muka Pembelian - Rp xx

Saat barang jadi dibeli

Tgl Uang Muka Pembelian Rp xx -


Piutang murabahah - Rp xx

Saat pengembalian urbun karena batal membeli

Tgl Uang Muka Pembelian Rp xx -


Pendapatan Operasional - Rp xx
Kas Rp xx
Pembelian barang
 1 April 2007 atas pesanan pembelian barang Tuan
Amir, Bank Syar’I membeli mobil seharga Rp 110
juta di PT Indomobil.
 Jurnalnya:

Persediaan Murabahah Rp 110 jt


Kas Rp 110 jt
Pengeluaran biaya tambahan

 10 April 2007 sebelum dijual ke nasabah, Bank


Syar’I membayar BBN dan biaya uji coba dan
perbaikan mobil sebesar Rp 5 juta.
 Jurnalnya:

Persediaan Murabahah Rp 5 jt
Kas Rp 5 jt
Penurunan nilai aset sebelum
diserahkan
 30 April 2007 dilakukan penilaian persediaan dan
nilainya turun sebesar Rp 2 juta.
 Jurnalnya:

Kerugian penurunan nilai aset murabhh Rp 2 jt


Persediaan murabahah Rp 2 jt
Potongan harga dari pemasok
 15 Mei 2007 sebelum dilakukan akad jual beli
dengan Tuan Amir, bank mendapat potongan harga
atas pembelian mobil sebesar Rp 3 juta.
 Jurnalnya:

Rekening Supplier / Kas Rp 3 jt


Persediaan Murabahah Rp 3 jt
Uang Muka
 5 Juni 2007, Tuan Amir menyerahkan uang muka
sebesar Rp 10 juta.
 Jurnalnya:

Kas Rp 10 jt
Hutang Uang Muka murabahah Rp 10 jt
Uang Muka Pada Pemasok
 10 Juni 2007, Bank Syar’I membayar uang muka
kepada PT Indomobil sebesar Rp 15 juta.
 Jurnalnya:

Piutang Uang Muka Rp 15 jt


Kas Rp 15 jt
Terjadi kerugian bank
 Karena Tuan Amir membatalkan pesanan
pembelian maka Bank terpaksa membatalkan
pesanan dan dikenai pemotongan uang muka 50%.
 Jurnalnya:

Kas Rp 7,5 jt
Kerugian pemesanan murabahah Rp 7,5 jt
Piutang Uang Muka Rp 15 jt
1). Penggantian Kerugian Bank
 Karena murabahah bersifat pesanan mengikat akibat
kerugian yang diderita bank, bank meminta ganti rugi
kepada Tuan Amir.
 Jurnalnya:

Hutang Uang Muka Rp 10 jt


Piutang Tn Amir Rp 2,5 jt
Kerugian pemesanan murbhh Rp 7,5 jt
Biaya survey Murabahah Rp 5 jt
2). Kerugian yang tidak dapat
digantikan
 Rugi Rp 7,5 juta tidak dapat digantikan oleh
nasabah dan bank harus menanggung kerugian.
 Jurnalnya:
Rekening PT Indomobil Rp 7,5 jt
Kerugian Pemesanan Mrbhh Rp 7,5 jt
Piutang Uang Muka Rp 15 jt
Harga Jual dan margin Murabahah
 Tgl 15 juni disepakati akad murabahah mobil
antara Bank X dengan Tuan Y dengan harga jual
Rp 130 juta dan margin yang disepakati Rp 20
juta.Pembayaran dilakukan secara tangguh selama
10 bulan setiap tanggal 15 dengan cicilan Rp 12
juta. (angsuran pokok Rp 10 jt, margin Rp 2 jt)
 Jurnalnya:
Piutang Murabahah Rp 130 jt
Persediaan Murababah Rp 110 jt
Margin Murabahah ditangguhkan Rp 20 jt

 Tuan X menyerahkan uang muka sebesar Rp 10 jt


Kas Rp 10 jt
Hutang uang muka Rp 10 jt
Pembayaran Angsuran

 15 Juli 2007, tanggal jatuh tempo diterimanya pembayaran


secara tunai angsuran pertama murabahah Tuan X sebesar
Rp 12 juta (Rp 10 jt pokok, Rp 2 jt margin).
 Jurnalnya:

Kas Rp 12 jt
Margin Murabahah ditangguhkan Rp 2 jt
Pendapatan Margin Murabahah Rp 2 jt
Piutang Murabahah Rp 12 jt

Anda mungkin juga menyukai