Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip
operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip
wadi’ah dan mudharabah.
A. PRINSIP WADIAH
1. Pengertian Wadi’ah
Di dalam ensiklopedi hokum islam mengenai wadi’ah secara bahasa bias dimaknai
meninggalkan atau meletakkan, yaitu meninggalkan atau meletakkan sesuatu kepada
orang lain untuk menjaganya dengan baik. Sedangkan menurut istilah ialah
memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada orang lain untuk menjaga barangnya
dengan cara terang-tengan kepada si pemilik barang tersebut. Jadi, wadi’ah dapat
diartikan sebagai akad yang dilakukan oleh kedua belah pihak orang yang
menitipkan barang kepada orang lain agar dijaga dengan baik.
2. Jenis-Jenis Al-Wadiah
a. Wadi’ah Yad Al-Amanah
Secara umum wadi’ah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi’) yang
mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpanan (mustawda) yang diberi amanah
atau kepercayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang
dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan
dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki.
3. Tabungan Al-Wadiah
Simpanan dari nasabah yang dapat ditarik sebagian atau seluruh saldo
simpanannya sewaktu-waktu, sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
Tipe rekening:
Rekening perorangan.
Rekening bersama (dua orang atau lebih).
Rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak berbadan hukum.
Rekening perwakilan (yang dioperasikan oleh orang tua atau wali dari pemegang
rekening)
Rekening jaminan.
Teknik Bagi Hasil Prinsip Wadi’ah
Pada prinsipnya, teknik perhitungan bonus wadi’ah dihitung dari saldo terenda dalam
satu bulan. Namun demikian, bonus wadi’ah dapat diberikan kepada giran sebagai
berikut :
· Saldo terendah dalam satu bulah takwin diatas Rp.1.000.000, (bagi rekening yang
bonus wadi’ahnya dihitung dari saldo terendah).
· Saldo rata-rata harian dalam satu bulah takwin diatas Rp.1.000.000, (bagi rekening
yang bonus gironya dihitung dari saldo rata-rata harian).
· Saldo harian diatas Rp.1000.000, (bagi rekining yang bonus wadi’ahnya dihitung
dari saldo harian)
b) Rumus yang digunakan dalam perhitungan bonus giro wadi’ah adalah sebagai
berikut :
- Bonus wadi’ah atas dasar terendah, yakni tali bonus wadi’ah dikalikan dengan
saldo terendah bulan yang bersangkutan.
- Tarif wadi’ah x saldo terendah bulan yang bersangkutan.
- Bonus wadi’ah atas dasar saldo dasar-dasar harian, yakni tarif bonus wadi’ah
dikalikan dengan saldo rata-rata harian bulan yang bersangkutan.
- Tarif wadi’ah x saldo rata-rata harian bulah ybs
- Bonus wadi’ah atas dasar saldo harian, yakni tarif bonus wadi’ah dikalikan dengan
saldo harian yang bersangkutan dikali hari efektif.
- Tarif wadi’ah x saldo harian ybs x hari efektif
Dalam hal bank berkeinginan untuk memberikan bonus wadi’ah, beberapa metode yang
dapat dilakukan sebagai berikut
d) Rumus yag digunakan dalam memperhitungkan rumus tabungan wadi’ah adalah sebagai
berikut :
- Bonus wadi’ah atas dasar terendah, yakni tali bonus wadi’ah dikalikan dengan
saldo terendah bulan yang bersangkutan.
- Bonus wadi’ah atas dasar saldo dasar-dasar harian, yakni tarif bonus wadi’ah
dikalikan dengan saldo rata-rata harian bulan yang bersangkutan
- Tarif bonus wadi’ah x saldo rata-rata harian bulah ybs
- Bonus wadi’ah atas dasar saldo harian, yakni tarif bonus wadi’ah dikalikan dengan
saldo harian yang bersangkutan dikali hari efektif.
Tn, Basri memiliki rekening giro wadi’ah di Bank Muamalat Sungailiat dengan saldo rata-rata
bulan Mei 2002 adalah Rp.1000.000, Bonus yang diberikan Bank Muamalat Sungailiat kepada
nasabah adalah 30% dengan saldo rata-rata minimal Rp.5000.00, Diasumsikan total dana giro
wadi’ah di Bank Muamalat Sungailiat adalah Rp.500.000.000,-. Pendapatan Bank Muamalat
Sungailiat dari penggunaan giro wadi’ah adalah Rp.20.000.000,-, Berapa bonus yang diterima
oleh Tn. Basri pada akhir Mei 2002.
Penyelesaian:
= Rp 12.000
· Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank,
sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank
dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai sua¬tu insentif untuk menarik
dana masyarakat namun tidak boleh diperjanjikan di muka.
· Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin penyaluran
dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Khusus bagi pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku cek, bilyet
giro, dan debit card.
· Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi
untuk sekedar menutupi biaya yang benar-benar terjadi.
· Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan tabungan tetap berlaku
selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
A. PRINSIP MUDHARABAH
1. Pengertian Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atau berjalan. Pengertian
memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan
kakinya dalam menjalankan usaha, artinya berjalan di bumi untuk mencari karunia
Allah yaitu rizeki. Mudharabah adalah salah satu bentuk kerjasama antara pemilik
modal dengan seorang pakar dalam berdagang dalam perjanjian yang telah disepakati
bersama.
2. Perhitungan bagi hasil deposito mudharabah.
Dilakukan setiap setiap akhir bulan (sama dengan tutup buku bank syariah) atau awal
bulan berikutnya Perhitungan bagi hasil dilakukan sampai dengan akhir bulan ini
berbeda dengan perhitungan bagi hasil setiap ulang tanggal. Dalam perhitungan ini
hanya dibayarkan bagi hasil untuk periode tanggal pembukaan deposito sampai
tanggal tutup buku saja.
3. Contoh
Perhitungan bagi hasil untuk bulan April, dilakukan untuk periode 25 April sampai
tanggal 30 April (tutup buku April) dengan indikasi rate sebesar 10% (return yang
dihasilkan dalam perhitungan pembagian hasil usaha tutup buku bulan april). Begitu
juga perhitungan bagi hasil untuk bulan Mei, dilakukan untuk periode 1 Mei sampai
31 Mei dengan indikasi rate sebesar 6% (return perhitungan tutup buku bulan mei)
Pada saat deposito mudharabah jatuh tempo pada tanggal 25 Juli oleh bank syariah
hanya dikembalikan / dibayar sebesar pokok deposito mudharabah nya saja,
sedangkan bagi hasil untuk periode 1 Juli sampai 25 Juli, baru akan diperhitungkan
dan dibayarkan setelah perhitungan pembagian hasil usaha tutup buku bulan Juli.
Pada saat jatuh tempo deosito mudharabah bank syariah belum bisa membayar bagi
hasil karena pada saat tersebut bank syariah belum melakukan perhitungan distribusi
hasil usaha sehingga belum diketahui besarnya bagi hasil yang harus dibayarkan.
Besarnya bagi hasil baru dapat diketahui setelah melakukan perhitungan distribusi
hasil usaha pada akhir bulan yang bersangkutan.[10]
a. Tabungan Mudharabah
Tabungan Mudharabah (TABAH) adalah simpanan pihak ketiga di Bank islam yang
penarikanya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kalli sesuai dengan perjanjian.
Dalam hal ini bank islam sebagai Mudharib dan deposan sebagai shohibul mal. Bank
sebagai mudharib akan membagi keuntungan kepada shohibul mal sesuai dengan nis
yang telah disetujui bersaama. Pembagian keuntungan dapat di lakukan setiap bulan
berdasarkan Saldo minimal yang mengendap selama periode tersebut
Penyelesaian:
Rp 100.000.000
b. Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga ( perseroan
atau badan Usaha) yang penarikanya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu jatuh tempo, dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.
Imbalan dibagi dalam bentuk berbagai pendaptan atas penggunaan dan tersebut secara
syariah dengan proporsi pembagian katakanlah 70: 30, 70% untuk deposan dan 30%
untuk bank. Sedangkan jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan dan 12 Bulan
Penyelesaian:
Rp 250.000.000
Jawab: