A. IDENTIFIKASI PRODUK
KPR iB BCA Syariah bisa untuk pembelian rumah ready stock atau rumah inden (untuk
developer yang sudah bekerjasama dengan BCA Syariah). Selain itu, Bank BCA Syariah juga
ada program Take Over KPR dengan cicilan ringan, pasti tanpa biaya-biaya di muka, juga
dari bank manapun dengan berbagai penawaran yang cukup menarik.
Untuk syarat melakukan Take Over ini sisa jangka waktu pembiayaan minimum 5 tahun
di bank asal (untuk rumah take over), lalu untuk minimum plafond Take Over sebesar Rp400
juta. Selain itu rumah harus sudah atas nama nasabah atau pasangan dan kondisi bangunan
100% terbangun (untuk rumah take over).
KPR iB BCA Syariah dijalankan sesuai dengan prinsip Syariah dengan menggunakan
akad Murabahah, Musyarakah Mutanaqisah (MMQ), atau Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
(IMBT)
Kepastian Angsuran
Dengan margin yang sudah disepakati diawal, nasabah akan mendapatkan angsuran yang
pasti sampai pembiayaan selesai.
BCA Syariah menyediakan angsuran berjenjang sehingga nasabah dapat lebih mudah
membayar angsuran sampai jatuh tempo pembiayaan.
Nikmati pembiayaan dengan jangka waktu s.d 30 tahun. Kemudahan ini membuat
nasabah bisa mendapatkan rumah pilihan yang lebih baik namun dengan angsuran yang
ringan.
Kemudahan take over pembiayaan rumah dari Bank manapun dengan penawaran yang
menarik.
Berikut ini tabel kepastian angsuran sampai dengan 10 tahun untuk KPR iB :
ANGSURAN RATE
*Tenor max 10 tahun, untuk skema margin lainnya tidak ada batas minimal tenor
**Margin berubah di akhir tahun ke 3, 6 dan 9, setelahnya BI7DRR+ 4%
Pada agama islam, KPR ada yang bersifat haram, dan ada juga yang bersifat halal.
KPR sendiri secara umum merupakan produk dengan mekanisme kredit yang diberikan
kepada nasabah untuk mempermudah mereka dalam memiliki rumah. Jadi, selama KPR yang
dilakukan tidak mengandung unsur riba, maka diperbolehkan dalam islam.
Karena pada kredit rumah tanpa riba ada kesepakatan mengenai sejumlah uang yang
harus di bayarkan oleh pembeli sejak awal transaksi. Hal ini menyebabkan adanya kepastian
harga selama periode kredit.
Jenis akad yang dipakai dalam produk KPR iB BCA Syariah yaitu murabahah,
sebagai pengganti transaksi pinjaman uang dengan sistem bunga, maka dari itu digunakanlah
akad jual beli murabahah sebagai salah satu akad KPR syariah yang sering digunakan pada
lembaga perbankan syariah. Majelis Ulama Indonesia melalui DSN, telah menerbitkan dua
fatwa ulama mengenai murabahah, yaitu, fatwa DSN-MUI no. 111 tahun 2017 tentang akad
jual beli murabahah dan fatwa DSN no. 4 tahun 2000 tentang murabahah.
Selanjutnya tentang uang muka yang biasanya dilakukan di produk KPR pada
umumnya. Fatwa MUI tentang KPR rumah berikutnya adalah terkait dengan pembayaran
uang muka pembelian rumah. Pembayaran uang muka atau down payment (DP) sangat lazim
dilakukan dalam transaksi jual beli rumah. Uang muka seringkali digunakan untuk
menunjukkan kesungguhan pembeli dalam transaksi jual beli sekaligus mengikat penjual
untuk tidak memberikan barang jualannya kepada penawar lainnnya. Seperti tertulis dalam
fatwa DSN-MUI no. 13 tahun 2000 tentang uang muka dalam murabahah, para ulama
sepakat bahwa hukum meminta uang muka dalam akad jual beli adalah mubah/boleh.
Selanjutnya yang akan saya bahas yaitu terkait Wanprestasi. Akad yang digunakan
adalah murabahah, akad tersebut dinyatakan bahwa nasabah yang terlambat membayar sesuai
dengan jatuh tempo yang telah ditentukan akan dikenakan sanksi denda berupa ta’widh dari
setiap hari keterlambatan. Sanksi denda yang diberikan kepada nasabah yang melakukan
wanprestasi tersebut kemudian masuk dalam alokasi dana kebajikan atau qardul hasan yang
diwujudkan dalam bentuk kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR). Simpulan terakhir penerapan sanksi terhadap nasabah wanprestasi
pada produk pembiayaan KPR Syariah di Bank Syariah Indonesia dan Bank BCA Syariah
sudah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sanksi Atas
Nasabah Mampu yang menunda-nunda Pembayaran.
Untuk kelebihan dari produk KPR iB BCA Syariah adalah sebagai berikut ;
Kepastian cicilan/ angsuran. Jadi nasabah tidak perlu dipusingkan dengan kenaikan
cicilan.
Tidak terpengaruh fluktuasi suku bunga.
Tidak mengenal istilah value of money sehingga konsumen (debitur) terlambat atau
menunggak pembayaran, tidak akan dikenakan denda. Begitupun jika konsumen ingin
melunasi cicilan sebelum waktunya, margin yang disepakati di awal akad harus tetap
dilunasi.
Imbalan yang tidak didasarkan suku bunga akan lebih stabil, karena memang
semuanya sudah pasti dan fixed di muka, di saat akad dibuat, berbeda dengan suku
bunga yang masih dapat terpengaruh oleh fluktuasi.
Nilai keadilan dari pembiayaan ini juga lebih terjamin, karena alasan pembebanan
imbalan sangat jelas asal dan alasannya.
Terutama yaitu, adanya take over pada KPR iB di BCA Syariah.
Sebenarnya setahu saya untuk produk KPR lainnya dari bank Syariah yang
lain, di BCA Syariah lah yang sudah meng inovasi produknya lebih unggul, dengan
adanya program take over pula. Masukan saya sendiri, mungkin BCA Syariah bisa
menambah fasilitas atau fitur di produk KPR iB ini, yaitu di mana nasabah dapat
mengatur sendiri angsurannya. Angsuran semakin ringan dengan menambah saldo
tabungan. Karena seiring dengan makin bervariasinya produk dan inovasi yang
dilakukan oleh perbankan syariah, kata dia, makin banyak masyarakat yang tertarik
untuk memilih pembiayaan pemilikan rumah atau KPR berbasis Syariah.
https://dsnmui.or.id/